15
BAB II KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori 1. Pengertian Struktur Modal Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara hutang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal1. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan return : a. Penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, misal risiko insolvabilitas, kenaikan suku bunga dan financial distress. b. Penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi return atas ekuitas menjadi lebih tinggi. Misalnya adanya penghematan pajak karena bunga yang akhirnya dapat meningkatkan earning per share dan return on equity. Menurut
RodonidanIndoyamastruktur
modal
adalahsesuatu
yang
berkaitandenganyang terdiriatashutangjangkapanjangdan modal sendiri2.Yang menjadipermasalahanadalahbagaimanaperusahaandengancepatmemadukankom posisidanapermanen
yang
digunakannyadenganmencaripaduandana
1 n.
yang
( ).Sri Dwi Ari Ambarwati, Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm.1
2 n.
( ).RodonidanIndoyama, ModulManajemenKeuangan. Jakarta, 2007), hlm.45
15
16
dapatmeminimumkanbiaya
modal
perusahaan.Dan
dapatmemaksimalkanhargasaham.Hal ini yang menjaditujuanakhirdaristruktur modal,
yaknimembuatkomposisisumberpembiayaan
yang
optimal.3Sedangkanmenurut Bambang Riyanto mengatakan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan tercermin keseluruhan pasiva dalam neraca, yaitu keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dan jumlah modal sendiri.4 Dan Syafaruddin Alwi mengatakan bahwa stuktur modal merupakan masalah yang penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan, karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan tentang capital budgeting
dan
harga pasar.5 Menurut Brealey dan Myers dalam David Sukardi dan Chrtistian Herdinata struktur modal perusahaan terpusat pada kombinasi antara hutang dan modal. Pilihan struktur modal secara fundamental merupakan masalah marketting. Lebih lanjut dijelaskan, perusahaan dapat menerbitkan beberapa saham yang berbeda dengan berbagai kombinasi. Namun perusahaan berusaha pula untuk menemukan kombinasi yang mampu mengoptimalkan nilai pasar. Struktur modal yang optimal adalah salah satu hal yang dapat memaksimalkan nilai pasar saham perusahaan yang beredar. Jika kombinasi ideal ini dapat
3 n.
( ).Ahmad RodonidanHerni Ali, ManajemenKeuangan,(EdisiPertama.Jakarta :MitraWacana Media 2010), hlm.138
4 n.
( ).Bambang Riyanto,Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan, (Edisikeempat. Yogyakarta : BPFE 2010), hlm.22
5 n.
( ).Syafaruddin Alwi, Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan, (Edisi Revisi.Yogyakarta:Andi Offset, 1994), hlm.329
17
diciptakan, maka saham perusahaan akan mencapai harga maksimal dan struktur modal yang digunakan merupakan struktur modal yang optimal.6 Keputusan pendanaan (struktur modal) akan menyangkut penentuan kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, 1) yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini tampak pada debt to equity ratio perusahaan tersebut. 2) yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah penentuan kebijakan deviden yang digambarkan melalui devidend payout ratio.7 Dengan demikian struktur modal memiliki beberapa unsur penting yang dapat diambil berdasarkan pendapat di atas, yaitu (1) bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari perimbangan antara modal sendiri dengan modal asing, (2) sehingga dapat dikatakan merupakan cerminan keseluruhan pasiva dalam neraca dan (3) masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan, karena secara langsung berakibat terhadap keuangan perusahaan. 2. Teori Struktur Modal Untukmencapaistruktur
modal
yang
optimal,
adabeberapateori
yangmenjelaskantentangstruktur
6 n.
( ).David Sukardi dan Chrtistian Herdinata, Manajemen Keuangan based on Empirical Research. Surabaya : Graha Ilmu, 2009), hlm.19
7 n.
( ).Moeljadi, Manajemen Keuangan.(Malang : Bayu Media Publishing, 2006), hlm.237
18
modal.Kegunaanmempelajariteoritersebutadalahuntukmengasahperspektifdan memudahkanperumusansuatukebijakanstruktur modal yang baik. 3. TeoriStruktur Modal Tradisional MenurutDarmawanSjahrialbahwateoristruktur
modal
dibagimenjaditigakelompokbesar, yaitu:8 a.
PendekatanLabaBersih (Net Income Approach) Pendekatan
laba
bersih
mengasumsikan
bahwa
investor
mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan
tingkat
biaya
hutang
yang
konstan
pula.Karenatingkatkapitalisasidanbiayahutangkonstanmakasemakinbesarju mlahhutang
yang
digunakanperusahaan,
biaya
modal
tertimbangsemakinkecilsebagaiakibatpenggunaanhutang
rata-rata yang
semakinbesar b. PendekatanLabaOperasiBersih(NetOperating Income Approach) Pendekatanlabaoperasibersihberlawanandenganpendekatanlababersi h,
karenamenurutlabaoperasibersih,
biayahutangbersifattetapatautidakberubahwalaupunleverage bertambah.Dalampendekatanlabaoperasidiasumsikanbahwa
investor
akanmemintapremikarenaadanyaresikokeuanganakibatadanyapenambahan leveragesehinggamengakibatkantingkatkapitalisasiakannaiksecaraproporsi onaldengankenaikanleverage. 8 n.
( ).DarmawanSjahrial, ManajemenKeuangan,(EdisiKedua. Jakarta :MitraWacana Media, 2008), hlm.179
19
Artinyapenambahanhutangkarenabiayanyamurahdanpengurangansahamka renabiayanyamahaltidakberpengaruhterhadapbiaya tertimbang,
modal
rata-rata
walaupunadaefek
yang
menguntungkandalampenambahanhutangakantetapiakandiimbangiolehken aikantingatkapitalisasi. Nilai
total
perusahaantidakberubahwalaupunadanyatambahanleveragesehinggadalam pendekataninidapatdikatakantidakadastruktur
modal
yang
optimal,
berapapunpenggunaanleveragetidakakanmengubahnilaiperusahaan. c. PendekatanTradisional Pendekataninimengasumsikanbahwatingkatleverage resikoperusahaantidakmengalamiperubahan.
tertentu,
Sehinggabaikbiaya
modal
sendirimaupunbiayahutangrelativekonstan.Namun, demikiansetelahleveragerasiohutangtertentu, biayahutangdanbiaya modal sendirimeningkat.Peningkatanbiaya
modal
sendiriiniakansemakinbesarbahkanakanlebihbesardaripadapenurunanbiaya karenapenggunaanhutang yang lebihmurah. Akibatnya, biaya modal ratarata
tertimbang
yang
padaawalnyamenurun,
setelahleverage
tertentuakanmeningkat. Olehkarenaitunilaiperusahaanmulamulameningkatdanakanmenurunsebagaiakibatdaripenggunaanhutang yang semakinbesar.
Dengandemikianmenurutpendekatanini,
terdapatstruktur
modal optimal untuksetiapperusahaan.Struktur modal yang optimal
20
terjadipadasaatnilaiperusahaanmaksimumataustruktur
modal
yang
mengakibatkanbiaya modal rata-rata tertimbang minimum.
4. TeoriStruktur Modal Modern a. Modigliani dan Miller (MM) Menurut Modigliani dan Miller, dalam David Sukardi Kodrat dan Christian
Herdinata
melalui
teori
capital
structure
irrelevance
menyimpulkan bahwa financial leverage tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Hal ini terjadi karena
penggunaan hutang tidak merubah
weighted average cost of capital. Biaya hutang lebih kecil dibandingkan biaya modal sendiri. Namun semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula risikonya sehingga biaya modal sendiri akan bertambah. Artinya kenaikan penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang lebih kecil ditutup dengan naiknya biaya modal sendiri. Teori ini didasarkan pada asumsi yang mencakup pasar modal yang sempurna, investor memiliki ekspektasi tentang aliran laba perusahaan yang sama, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan perusahaan hanya dapat menerbitkan dua jenis sekuritas yaitu risk equity dan risk-free debt.9 Modigliani dan Miller, melanjutkan hasil penelitiannya dengan mengubah asumsi tidak adanya pajak menjadi adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan sebagai penentu struktur modal perusahaan. 9 n.
( ).David Sukardi Kodrat dan Christian Herdinata,Manajemen Keuangan based on Empirical Research.(Surabaya : Graha Ilmu, 2009), hlm.109
21
Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Namun di sisi lain, penggunaan hutang akan menimbulkan biaya kesulitan keuangan10. b. Trade-off Theory Murdika Alamsyah mengemukakan trade off theory memang tidak dapat digunakan untuk menentukan struktur modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan.11 Tetapi melalui model ini dapat memberikan tiga masukan penting: 1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki profitabilitas financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan sedikit hutang. 2) Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva tetap yang tidak nampak dan kesempatan berkembang akan kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang. 3) Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai sedikit pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah). c.
Balancing Theory
10 n.
( ).David Sukardi Kodrat,Manajemen Keuangan based on Empirical Research.( Surabaya : Graha Ilmu, 2009), hlm.110
11 n.
( ).Murdika Alamsyah, 2006,Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi Struktur Modal (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta).(Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen Unri. Vol. 6 No. 6 November 2006), hlm.6
22
Model struktur modal dalam lingkup Balancing theories Myers dan Bayles and Diltz dalam Suad Husnan disebut sebagai teori keseimbangan yaitu menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Teori ini pada intinya yaitu menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih besar,hutang
akan
ditambah.
Tetapi
bila
pengorbanan
karena
menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak lagi ditambah. Pengorbanan karena menggunakan hutang tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) dan biaya keagenan (agency cost). Biaya kebangkrutan antara lain terdiri dari legal fee yaitu biaya yang harus dibayar kepada ahli hukum untuk menyelesaikan klaim dan distress price yaitu kekayaan perusahaan yang terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu perusahaan dianggap bangkrut. Semakin besar kemungkinan terjadi kebangkrutan dan semakin besar biaya kebangkrutan, semakin tidak menarik menggunakan hutang. Hal ini disebabkan karena adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan naik dengan tingkat yang makin cepat. Sebagai akibatnya, meskipun memperoleh manfaat penghematan pajak dari penggunaan hutang yang besar berdampak oleh kenaikan biaya modal sendiri yang tajam, sehingga berakhir dengan menaikkan biaya perusahaan.12 d.
12 n.
Pecking Order Theory
( ).Suad Husnan, ManajemenKeuanganTeoridanPenerapan (KeputusanJangkaPanjang),(Buku 1, EdisiKeempat. Yogyakarta : BPFE, 2000), hlm.300
23
Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf dalam Suad Husnan danPudjiastuti. Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas. Teori ini menyatakan bahwa:13 1) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). 2) Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis. 3) Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, mesikpun pada kesempatan lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. 4) Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling aman terlebih dulu. Yaitu dengan penerbitan
obligasi,
kemudian
diikuti
oleh
sekuritas
yang
berkarateristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
13 n.
( ).Suad Husnan danPudjiastuti, Dasar-dasarManajemenKeuangan, Yogyakarta : UPP AMP YPKN, 2004)hlm.324
(EdisiKeempat.
24
Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu (i) dana intenal tidak cukup dan (ii) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. e. Asymetric Information Theory Teori ini diajukan oleh Gordon Donaldson dari Harvard University dalam Darmawan Sjahrial tentang informasi yang tidak simetris. Asymetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asymetric information, manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimukan nilai untuk pemegang saham saat ini, bukan pemegang saham baru, ada kecenderungan bahwa:14 1) Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan (supaya prospek cerah tersebut dinikmati pemegang saham saat ini). 2) Jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana (ini akan menguntungkan pemegang saham saat ini karena tanggung jawab mereka berkurang). 14 n.
( ).Darmawan Sjahrial,ManajemenKeuangan, (EdisiKedua. Jakarta :MitraWacana Media, 2008), hlm.207
25
Masalahnya adalah para investor tahu kecenderungan ini sehingga mereka melihat penawaran saham baru sebagai pertanda berita buruk sehingga harga saham perusahaan cenderung turun jika saham baru diterbitkan. Ini menyebabkan biaya modal sendiri menjadi tinggi. Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) semakin tinggi dan nilai perusahaan cenderung turun. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi atau berhutang daripada menerbitkan saham baru. Sehingga Gordon Donaldson menyimpulkan bahwa perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan : a) Laba ditahan dan dana depresiasi b) Hutang c) Penjualan saham baru f. Signalling Theory Isyaratatausinyaladalahsuatutindakan diambilmanajemenperusahaan
yang
tentangprospekperusahaan.Perusahaan
yang
member
petunjukbagi
denganprospek
investor yang
menguntungkanakanmencobamenghindaripenjualansahamdanmengusahaka nsetiap
modal
baru
yang
diperlukandengancara-cara
lain,
termasukpenggunaanhutang yang melebihi target struktur modal yang normal.
Perusahaan
denganprospek
yang
kurangmenguntungkanakancenderunguntukmenjualsahamnya. Pengumumanemisisahamolehsuatuperusahaanumumnyamerupakansuatuisy aratbahwamanajemenmemandangprospekperusahaantersebutsuram.Apabilas
26
uatuperusahaanmenawarkanpenjualansahambaru,
lebihseringdaribiasanya,
makahargasahamnyaakanmenurunkarenamenerbitkansahambaruberartimem berikanisyaratnegatif
yang
kemudiandapatmenekanhargasahamsekalipunprospekperusahaancerah.15 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dapat dibedakan menjadi :16 a.
Stabilitas Penjualan Suatu perusahaan yang mempunyai earning yang relatif stabil akan dapat
memenuhi
kewajiban
keuangannya
dibandingkan
dengan
perusahaan yang tidak stabil pendapatannya, perusahaan yang mempunyai pendapatan yang relatif tidak stabil dan tidak dapat diprediksi akan menanggung resiko tidak dapat membayar angsuran-angsuran hutangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk. Untuk perusahaan public utilities,
dimana relatif mempunyai penjualan yang stabil akan
mempunyai kesempatan lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing dibandingkan dengan perusahan industri barangbarang mewah. b. Ukuran Perusahaan Perusahaan yang besar maka setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya 15 n.
( ).Brigham dan Houston,ManajemenKeuangan,(Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta : Erlangga, 2001), hlm.36
16 n.
( ).Brigham dan Houston ,2001,ManajemenKeuangan,(Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta : Erlangga,2001), hlm.39
27
atau tergesernya pengendalian dari dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga akan lebih berani untuk mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil. c. Struktur Aset Struktur aset perusahaan yang fleksibel akan mudah diperjual-belikan cenderung akan menggunakan leverage yang lebih besar dari pada perusahaan dengan struktur aset yang tidak fleksibel. Dalam suatu perusahaan, struktur aset akan mempunyai pengaruh terhadap sumber pembelanjaan dengan beberapa cara, pertama, bagi perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Ketika hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Hal ini cukup menjadi alasan karena perusahaan berkemungkinan dihadapkan oleh adanya biaya emisi saham biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya pengeluaran obligasi. e. Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian lebih tinggi atas invetasinya lebih cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil, karena perusahaan dianggap telah
28
mampu menyediakan dana yang cukup dari laba ditahan atau dana yang dihasilkan internal. Moeljadi mengemukakan bahwa penentuan struktur modal juga perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:17 1) Tujuan perusahaan Jika tujuan manajer adalah memaksimumkan kekayaan para pemegang saham, maka struktur modal yang optimal adalah yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan. Sedangkan apabila tujuan para manajer memaksimumkan keamanan pekerjaannya, maka struktur modal yang optimal terletak pada leverage rata-rata perusahaan lain dalam satu industri. 2) Tingkat Leverage Perusahaan yang sama dalam satu industri. 3) Kemampuan dana Internal Penentu pendapatan.
utama Tingkat
dana
intern
adalah
pertumbuhan
tingkat
pendapatan
pertumbuhan yang
tinggi
memungkinkan manajemen memperoleh dana yang lebih besar daripada laba ditahan yang akan mengurangi dana pinjaman. Dengan demikian, kemampuan dana intern ini bukan hanya dipengaruhi oleh rate of growth, tetapi juga oleh kebijakan pembagian laba. 4) Pemusatan Pemilikan dan Pengendalian Suara
17 n.
( ).Moeljadi, Manajemen Keuangan. (Malang : Bayu Media Publishing2006), hlm.274
29
Apabila saham yang ada dalam perusahaan hanya dimiliki oleh sejumlah kecil pemilik, maka manajer akan segan untuk mengeluarkan saham baru. 5) Batas Kredit Usaha manajemen untuk menyesuaikan struktur modal dengan yang lain diinginkan dipengaruhi oleh sikap kreditor terhadap perusahaan tersebut. 6) Besarnya Perusahaan Suatu perusahaan yang berukuran besar lenih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan perusahaan kecil. 6. Profitabilitas Profitabilitasmenunjukkankemampuanperusahaandalammemperoleh laba.Profitabilitasadalahkemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan
penjualan,
total
aktiva,
maupun
modal
sendiri.18Profitabilitas adalah untuk mengukur pendapatan menurut laporan laba rugi dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas kemudian dapat dibandingkan dengan rasio yang sama dengan rasio korporasi lainnya pada tahun-tahun sebelumnya atau sering disebut sebagai rasio rata-rata industri.19 MenurutKasmirprofitabilitasmerupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
18 n.
( ).Agus sartono, Manajemen Keuangan dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE, 2001), hlm.130
19 n.
( ).Tampubolon, Manahan P. ,Manajemen Keuangan Konseptual Problem dan Studi Kasus. (Bogor : Galih Indonesia,2005) hlm.39
30
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi, intinya adalah bahwa rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.20 Menurut Brigham dan Houston, mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan internal.21 Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen.Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijakan dan keputusan-keputusan operasional perusahaan.Secara umum rasio profiabilitas dihitung dengan membagi laba dengan modal. Maka dalam penelitian ini menggunakan cara pengukuran Return on Asset (ROA). 7. Struktur Aktiva Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah asset yang dapat dijadikan jaminan. Brigham dan Gapenski menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan.22Teori ini juga konsisten dengan Lukas Setia Atmajayang menyatakan bahwa
20 n.
( ).Kasmir,Pengantar Manajemen Keuangan.(Jakarta : Kencana, 2010) hlm.115
21 n.
( ).Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel., Manajemen Keuangan,(Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta : Erlangga, 2001), hlm.40
22 n.
( ).Brigham, Eugene F and Louis C. Gapenski, Financial Management Theoru and Practice, Edisi Kesembilan,(New York : The Dryden Press, 1999) hlm.119
31
perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagi agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif besar.23 Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka perusahaan tersebut akan menggunakan pembiayaan hutang hitpotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup hutangnya.Sebaliknya,
perusahaan
yang
sebagian
besar
aktiva
yang
dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang nilainya sangat tergantung pada
kelanggengan
tingkat
profitabilitas(penjualan)
masing-masing
perusahaan, sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan hutang jangka pendek.24 Menurut Bambang Riyanto, kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang horisontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.25
23 n.
( ).Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan.(Yogyakarta : Andi Offset, 1999) hlm.56
24 n.
( ).Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan,(Edisi Kesembilan, Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara, 1997), hlm.363
25 n.
( ).Riyanto, Bambang,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE, 2001), hlm.298
32
8. Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang segera dibayar.Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan perputaran kurang darisatu tahun, karena lebih mudah dicairkan daripada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun.26 Dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahunpajak yang harus dibayar dan biaya lain yang masih harus dibayar terutama gaji dan upah.27 Dalam penelitian ini menggunakan rasio lancar, perhitungan rasio ini didasarkan pada perbandingan sederhana total aktiva lancar dan kewajiban lancar. Aktiva lancar ini merupakan jumlah aktiva likuid, misalnya kas yang tersedia untuk bisnis. Sementara kewajiban lancar memberikan indikasi kebutuhan akan kas dimasa depan.28 9. Keterkaitan Antara Variabel Independent Terhadap Variabel Dependent a. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
26 n.
( ).Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Edisi 9. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.301
27 n.
( ).Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan,(Edisi Kesembilan, Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara,1995), hlm.282
28 n.
( ).Walsh, Ciaran, Key Management Ratio, (Edisi Ketiga. Erlangga,2003), hlm.106
33
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil dan tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Tingkat pengembaliannya yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif variabel profitabilitas terhadap struktur modal.29 Hasil penelitian yang dilakukan oleh L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli dan Ramana V. Lellapalli (2010) diketahui bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009), Christina dan Johan Halim (2008) dan Murdika Alamsyah Hasan (2010) diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif antara profitabilitas terhadap struktur modal. b. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar .30. Menurut Bambang Riyanto kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sifatnya sebagai pelengkap. Sehingga dapat
29 n.
( ).Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel., Manajemen Keuangan,(Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta : Erlangga,2001), hlm.140
30 n.
( ).Lukas Setia atmaja, Manajemen Keuangan.(Yogyakarta : Andi Offset, 1999), hlm.273
34
disimpulkan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.31 Hasil penelitian yang dilakukan Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan oleh Ali Kesuma (2009) dan Bram Hadianto dan Christian Tayana (2010) mengatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. c. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal Posisi likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek.32 Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang atau menerbitkan saham baru. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dengan urutan pertama laba ditahan, kemudian hutang dan terakhir penjualan saham baru.Meskipun secara teoritis sumber modal biayanya paling murah adalah hutang. Pertimbangan lain karena biaya langsung untuk pembiayaan dari dalam yaitu yang ditahan lebih murah dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari penerbitan emisi saham baru. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga
31 n.
( ).Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE, 2001), hlm.65
32 n.
( ).Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Lanjut. Graha Ilmu, 2004), hlm.31
35
cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Maka dapat dikatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.33 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Seftiane dan Ratih Handayani (2011) menunjukkan bahwa likuiditas tidak mempengaruhi struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. B. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan.Komponen modal terdiri dari setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba dan lainnya34.Menurut S. Munawirmodal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada sisi kanan neraca perusahaan yaitu pada pos modal saham atau laba ditahan.Sedangkan modal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Perimbangan antara seluruh modal asing dan modal sendiri disebut struktur keuangan, sedangkan perimbangan antara modal asing dan modal sendiri yang bersifat jangka panjang akan membentuk struktur permodalan.35 Bambang Riyantomengemukakan modal adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut.Dalam perkembangannya,
33 n.
( ).Darmawan Sjahrial, Manajemen Keuangan, (Edisi Kedua. Jakarta : Mitra Wacana Media,2008), hlm.205
34 n.
( ).Pengantar Manajemen Keuangan. (Jakarta : Kencana), hlm. 81
35 n.
( ).S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Edisi 10. Yogyakarta : Liberti, 2001), hlm.19
36
kemudian pengertian modal modal dinilai pada nilai, daya beli, atau kekuasaaan memakai atau menggunakan hal-hal yang terkandung dalam barang-barang modal36.Sedangkan menurut Brigham modal adalah jumlah dari hutang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham biasa atau mungkin pos-pos tersebut plus hutang jangka pendek yang dikenakan bunga. Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa modal digunakan sebagai hal penting dalam kegiatan produksi sebuah perusahaan. Modal dapat berasal dari modal sendiri, modal asing maupun perpaduan antara modal sendiri dengan modal asing yang kemudian disebut dengan struktur keuangan. a. Sumber modal Menurut Bambang Rianto dilihat dari asalnya sumber modal terdiri dari37 1) Sumber internal Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana internal yaitu, dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga, dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan dan biaya pemakaian relatif murah. Sumber
36 n.
( ).Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm.12
37 n.
( ).Bambang Rianto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi keempat. BPFE, 2001), hlm.156
Yogyakarta :
37
internal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi). 2) Sumber eksternal Modal yang berasal dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana eksternal adalah jumlah dana yang digunakan tidak terbatas, dapat dicari dari berbagai sumber dan dapat bersifat fleksibel. Yang merupakan sumber dana eksternal adalah sebagai berikut: a) Supplier Supplier merupakan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik jangka pendek (kurang dari satu tahun), maupun jangka menengah (lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun). Penjualan kredit dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier kepada langganan. Pabrik sering menjual mesin atau peralatan lain kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun. b) Bank Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancarlalulintas pembayaran. c) Pasar modal Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya
38
saling mengisi, yaitu calon pemodal dan emiten yang membutuhkan dana. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang defisit tabungan. b. Jenis-jenis modal 1) Modal asing Dalam pasal 1 angka 8. UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal asing juga telah ditentukan pengertian modal asing, yaitu modal yang dimiliki oleh Negara asing perorangan warga Negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Modal asing dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka menengah dan hutang jangka panjang. Adapun jenis-jenis hutang jangka pendek antara lain kredit rekening koran, kredit dari penjualan, kredit dari pembeli dan kredit wesel, dengan jangka waktunya paling lama satu tahun. Hutang jangka menengah terdiri dari term loan dan leasing, dengan waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.Sedangkan hutang jangka panjang jangka waktunya lebih dari 10 tahun, umumnya digunakan untuk membelanjakan perluasan perusahaan atau memodernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan
39
modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.Adapun jenis dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.38
38 n.
( ).Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE, 2005), hlm.171
40
2) Modal sendiri Modal sendiri atau ekuitas (laba ditahan dan dana yang diperoleh dari penjualan saham). Biaya laba ditahan perusahaan mencerminkan biaya kesempatan pengembalian yang diperoleh para pemegang saham jika mereka menerima laba dalam bentuk deviden dan menginvestasikan dana itu sendiri. Biaya ekuitas baru perusahaan juga mencerminkan biaya kesempatan, pengembalian diperoleh para pemegang modal baru jika mereka menginvestasikan dananya dalam bentuk lain, bukan dalam perusahaan.Biaya ini lebih tinggi daripada biaya laba ditahan karena juga mencakup beban yang terkait penjualan saham baru atau biaya mengambang39.Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo. Menurut Erich A. Helfertada dua sumber utama dari modal sendiri, yaitu:40 a) Modal
saham
preferen,
bentuk
kepemilikan
ekuitas
ini
secarakonseptual berada pada titik tengah antara hutang dan saham biasa. Walaupun berada pada peringkat
yang lebih rendah
dibandingkan sebagai kreditor perusahaan, pemegang saham preferen mempunyai klaim terhadap laba perusahaan dengan peringkat lebih tinggi daripada posisi pemegang saham biasa. Dalam hal likuiditas, 39 n.
( ).Jeff Madura, Keangan Perusahaan International, (Buku 2. Jakarta : Salemba Empat, 2006), hlm.239
40 n.
( ).Erich A. Helfert, Teknik Analisis Keuangan, (Edisi 8. Jakarta:PT Glora Aksara, 1997), hlm.242
41
klaim pemegang saham preferen dipenuhi sebelum klaim tersisa untuk pemegang saham biasa. b) Modal
saham
biasa,
pemegang
saham
biasa
sebagai
pemilikdalamurutanterakhir dari perusahaan (klaim saham biasa berlaku untuk semua aktiva dan laba yang tidak dituntut oleh kalim sebelumnya) memberikan dana jangka panjang dengan harapan memperoleh imbalan dari peningkatan nilai ekonomi saham. Nilai tambahan ini terdiri dari dampak pertumbuhan laba dan pertumbuhan deviden yang diterima pada nilai pasar, yang selanjutnya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan risiko tertentu dalam industri dan perusahaan 2. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian dari Arief Rahman hakim yang berjudul “ Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007- 2012)”. Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian Dimas Lusangaji yang berjudul “Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal, Dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel independent bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal, dan secara parsial berperan signifikan mempengaruhi struktur modal.
42
Penelitian Prayudhi Nugraha yang berjudul Pengaruh struktur aktiva, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Jurnal Fakultas Ekonomi Tahun 2012,Dengan menggunakan metode regresi linier berganda, Hasil penelitian variabel independen yang berpengaruh signifikan yaitu Struktur Aktiva sedangkan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian Devi verena (2013) ”Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia tahun 2008-2010“ Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variable ROE, Ukuran perusahaan dan likuditas berpengaruh terhadap struktur modal.Sedangkan variabel pertumbuhan asset dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. 41 Hasa Nurrohim KP (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia menyatakan bahwa profitabilitas dan kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan fixed asset ratio dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Bambang Supeno (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor
41 n.
( ).Devi Verena, Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia tahun 2008-2010, (Semarang: Fakultas ekonomi UNDIP 2013).
43
Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Jakarta, menyatakan bahwa dari pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa dari lima variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal, yaitu ukuran perusahaan, likuiditas dan non debt tax sedangkan variabel pembagian deviden dan perubahan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009) dalam penelitiannya yang berjudulEmpirical Research of the Capital Structure Influencing Factors of Electric Power Listed Companies, menyatakan bahwa dari lima variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal, yaitu profitabilitas dan fluidity, sedangkan pertumbuhan perusahaan, non-debt tax shield dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Murdika Alamsyah Hasan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) menyatakan bahwa variabel operating leverage, struktur aktiva, tingkat pertumbuhan, tidak mempengaruhi struktur modal sedangkan variabel devidend payments,tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan mempengaruhi sturktur modal. Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Impact of Firm Specific Factors on Capital Structure Decision : an Empirical Study of Bangladesh Companies terdapat lima variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal yaitu profitabilitas, non debt tax shield, likuiditas,
44
struktur aktiva dan kepemilikan manajerial. Sedangkan empat variabel lain yaitu pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, volatilitas penjualan dan pembayaran deviden tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
44
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti/Tahun Arief Rahman Hakim (2007-2012)
Penelitian Pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap struktur modal
Variabel Struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
2.
Dumas Lusangaji (2005-2011)
Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal
Ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis Metode Analisis: Regresi linier berganda Sampel: Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2007-2012 Metode Analisis: Regresi linier berganda Sampel: Perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di BEI
Hasil variabelindependent bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal, dan secara parsial berperan signifikan mempengaruhi struktur modal.
variabel independent bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal, dan secara parsial berperan signifikan mempengaruhi struktur modal
46
No 3.
4.
5.
Peneliti/Tahun Prayudhi Nugraha(2009-2011)
Devi Verena Sari (2013)
Hasa Nurrohim KP (2008)
Penelitian Pengaruh struktur aktiva, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Jurnal Fakultas Ekonomi Tahun 2012
Variabel Struktur aktiva, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis Metode Analisis: Regresi linier berganda
Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur modal
Profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aktiva, likuiditas sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis: Regresi linier berganda
Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva
Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan, Struktur Aktiva sebagai variabel independent,
Sampel: Perusahaan manufaktur ( food and beverage ) di Bursa Efek Indonesia Th 2009-2011
Sampel: Perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia tahun 2008-2010 Metode Analisis: Regresi linier berganda Sampel:
Hasil variabel independen yang berpengaruh signifikan yaitu Struktur Aktiva sedangkan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Ada pengaruh antara masing-masing variabel X dan Y
profitabilitas dan kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan fixed asset ratio dan struktur aktiva
47
No
6.
7.
8.
Peneliti/Tahun
Bambang Supeno (2009)
Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009)
Murdika Alamsyah Hasan (2010)
Penelitian terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Jakarta.
Variabel Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Hasil tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Non Debt Tax, Pembagian Deviden, Perubahan Aset sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis: Regresi linier berganda
Empirical Research of the Capital Structure Influencing Factors of Electric Power Listed Companies.
Profitabilitas, Fluidity,Pertumbuhan Perusahaan, Non-debt Tax Shield, Ukuran perusahaan sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
Analisis Faktorfaktor yang
Devidend Payments, Tingkat Profitabilitas,
terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal, yaitu ukuran perusahaan, likuiditas dan non debt tax sedangkan variabel pembagian deviden dan perubahan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal, yaitu profitabilitas dan fluidity, sedangkan pertumbuhan perusahaan, non-debt tax shield dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. bahwa variabel operating leverage, struktur aktiva,
Sampel: Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Jakarta. Metode Analisis: Regresi linier berganda Sampel: Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
Metode Analisis: Regresi linier
48
No
9.
Peneliti/Tahun
Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012)
Penelitian Mempengaruhi Struktur Modal (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Variabel Ukuran Perusahaan, Operating Leverage, Struktur aktiva, Tingkat pertumbuhan sebagai variabel independent, Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis berganda
Impact of Firm Specific Factors on Capital Structure Decision : an Empirical Study of Bangladesh Companies
Profitabilitas, Non Debt Tax Shield, Likuiditas, Struktur Aktiva, Kepemilikan Manajerial, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Volatilitas Penjualan, Pembayaran Dividen sebagai variabel independent Struktur modal sebagai variabel dependent
Metode Analisis: Regresi linier berganda
Sampel: Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta
Sampel: an Empirical Study of Bangladesh Companies
Hasil tingkat pertumbuhan, tidak mempengaruhi struktur modal sedangkan variabel devidend payments,tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan mempengaruhi sturktur modal. lima variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal yaitu profitabilitas, non debt tax shield, likuiditas, struktur aktiva dan kepemilikan manajerial. Sedangkan empat variabel lain yaitu pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, volatilitas penjualan dan pembayaran deviden tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
49
C. Kerangka Berpikir Setiap badan usaha memerlukan dana untuk melakukan kegiatan usaha dana untuk menjamin keberlanjutan usahanya. Pemenuhan tersebut dapat berasal dari sumber internal dan sumber eksternal. Setiap keputusan perusahaan dalam menentukan darimana kebutuhan modalnya dipenuhi akan berpengaruh pada komposisi struktur modal perusahaan. Struktur modal menunjukan komposisi perbandingan antara sumber dana dari modal asing dengan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai investasinya. Keputusan
mengenai
komposisi
struktur
modal
perusahaan
harus
berdasarkan aturan struktur financial konservatif vertical yang memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri. Aturan financial tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001:23). Dalam hal penetapan komposisi struktur modal perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut diantaranya profitabilitas dan struktur aktiva. Bertitik tolak uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal. Karena apabila jumlah aktiva tetap tidak dapat ditutup dengan modal sendiri perusahaan, maka dana yang digunakan untuk menutup aktiva tersebut berasal dari modal asing (hutang). Hal tersebut akan meningkatkan struktur modal perusahaan.
50
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.42 Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi menggunakan hutang yang relativ kecil, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk menggunakan sumber pendanaan dari sumber intern perusahaan yaitu, laba ditahan. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pengembalian yang kecil akan lebih banyak menggunakan modal asing dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dengan demikian tingkat profitabilitas mempengaruhi struktur modal, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin rendah pula perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaanya, penggunaan hutang yang rendah akan menurunkan struktur modal perusahaan Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (Fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya struktur finansial konservatif yang horisontal menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Sedangkan perusahaan sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek.
42 n.
( ).Brigham dan Houston, Manajemen Keuangan,(Erlangga, Jakarta, 2001), hlm.40
51
Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk menggunakan sumber pendanaan dari sumber intern perusahaan sendiri yaitu laba ditahan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pengembalian yang kecil akan lebih banyak menggunakan modal asing dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dengan demikian, tingkat profitabilitas mempengaruhi struktur modal, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin rendah pula perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaanya, penggunaan hutang yang rendah akan menurunkan struktur modal perusahaan. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan dana dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat suatu kerangka berpikir pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur modal secara sistematis pada gambar berikut: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Profitabilitas (X1)
Struktur Aktiva (X2)
Likuiditas (X3)
Struktur Modal (Y)
52
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas dan dapat diuji. Berdasarkankerangka pemikiran diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : Ho1 : Profitabilitas secara parsial tidakberpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktursektorindustri makanandanminuman yang terdaftar di Jakarta Islamic index. Ha1 : Profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktursektorindustri
makanandanminuman
yang
terdaftar di Jakarta Islamic index. Ho2 : Struktur aktiva secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktursektorindustri makanandanminuman yang terdaftar di Jakarta Islamic index. Ha2 : Struktur aktiva secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktursektorindustri makanandanminuman yang terdaftar di Jakarta Islamic index. Ho3 : Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktursektorindustri
makanandanminuman
yang
terdaftar di Jakarta Islamic index. Ha3 : Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktursektorindustri makanandanminuman yang terdaftar di Jakarta Islamic index.
53
Ho4 : Profitabilitas, Struktur aktiva, dan Likuiditas secara simultan tidak berpengaruh
terhadap
struktur
modal
pada
perusahaan
manufaktursektorindustri makanandanminuman yang terdaftar di Jakarta Islamic index. Ha4 : Profitabilitas, berpengaruh
Struktur terhadap
aktiva,
dan
struktur
Likuiditas modal
secara
pada
simultan perusahaan
manufaktursektorindustri makanandanminuman yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.