BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Pengertian
Struktur
modal
menurut
Sjahrial
(2008:179)
adalah
perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen dan utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Menurut Weston dan Copeland (1986:68), bahwa capital structure or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long term debt, preferred stock and shareholder’s equity atau dapat diartikan bahwa struktur modal merupakan gambaran dari proporsi keuangan perusahaan yaitu antara modal yang bersumber dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal sendiri. Struktur modal yang optimum menurut Brigham dan Houston (2001:45) adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham Perusahaan. Sedangkan menurut Astuti (2004:138), struktur modal yang optimal pada
suatu
perusahaan
adalah
struktur
modal
yang
mengoptimalkan
keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Harga saham yang maksimum akan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:7) merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin
8
9
tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Menurut Keown (2000:849) terdapat beberapa alternatif untuk menilai perusahaan di antaranya adalah: 1.
Price Book Value Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi Price Book Value maka akan menunjukkan semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut. Rasio Price Book Value dihitung dengan membagi nilai pasar dari saham dengan nilai buku saham tersebut.
2.
Nilai Buku Nilai Buku dapat digunakan sebagai titik permulaan untuk analisa kondisi Perusahaan walau tidak menghitung nilai pasar dari suatu perusahaan secara keseluruhan. Rasio Nilai Buku dihitung dengan membagi total asset setelah dikurangi total hutang dengan jumlah saham yang beredar.
3.
Enterprise Value Enterprise Value atau Firm Value merupakan penilaian dengan memperhitungkan hutang dan kas sebagai alat ukur kewajaran nilai perusahaan. Rasio Enterprise Value dihitung dengan menjumlahkan kapitalisasi pasar dengan hutang setelah dikurangi kas. Kapitalisasi pasar merupakan perkalian harga pasar saham dengan jumlah pasar saham yang beredar.
4.
Price Earning Ratio Method Alternatif ini memerlukan informasi mengenai proyeksi futures earning Perusahaan, expected return for equity investment, expected return on investment dan historical price earning ratio. Informasi-informasi tersebut digunakan untuk menentukan target price earning ratio dan kemudian dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
5.
Discounted Cashflow Approach Melalui cara ini penilai akan mendiskontokan expected cashflow dan membandingkannya dengan market value perusahaan.
6.
Nilai Appraisal Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat saat digunakan dalam hubungannya dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi.
10
7.
Nilai Pasar Saham Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Pendekatan nilai ini adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar dan sering juga digunakan untuk menentukan harga perusahaan
8.
Nilai Chop-Shop Pendekatan chop-shop pertama kali diperkenalkan oleh Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Management dengan menekankan identifikasi Perusahaan multi industri yang berada di bawah nilai dan akan bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan chopshop menekankan nilai perusahaan dengan berbagai segmen bisnis mereka.
Penelitian ini menggunakan rasio Price Book Value untuk menentukan nilai perusahaan.
2.1.2 Agency Theory Agency theory dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 2005). Teori ini menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dengan tingkat modal pinjaman. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga sangat kecil kemungkinan perusahaan untuk memiliki biaya modal. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas.
2.1.3 Signalling Theory Signalling theory adalah teori yang menerangkan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk pada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba
11
menghindari penjualan modal penyertaan dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara yang lain termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya, perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung menawarkan modal penyertaanya.
2.1.4 Pecking Order Theory Konsep pecking order theory pertama kali disampaikan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1961 dengan penelitian yang berjudul Corporote Debt Capacity: A Study of Corporate Debt Policy and Determination of Corporate Debt Capacity.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa penerbitan utang
(obligasi) dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengeliminir biaya penerbitan yang melekat pada pendanaan eksternal. Pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers (2001) menggunakan dasar pemikiran bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat utangnya rendah karena perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.
2.2.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
2.2.1. Struktur Aset. Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of asets). Perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap (Riyanto, 1995). Hal ini bisa dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial
12
konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen sedangkan perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan hutang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aset terhadap struktur modal suatu perusahaan. Struktur aset diukur dengan didasarkan pada rasio aset tetap terhadap total aset. Penggunaan rasio aset tetap terhadap total aset dikarenakan aset tetap memberikan gambaran mengenai jaminan kemampuan Perusahaan dalam melunasi modal pinjaman. Menurut Riyanto (1995), terdapat hubungan positif antara struktur aset dan struktur modal. Semakin tinggi rasio struktur aset yang berarti semakin besar jumlah aset tetap maka semakin besar pula kemampuan perusahaan memberikan jaminan dalam melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan leverage perusahaan.
2.2.2. Pertumbuhan Perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yaitu peluang perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan dan merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dengan tingkat modal pinjaman.
Perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan
tinggi
memiliki
kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga sangat kecil kemungkinan perusahaan untuk memiliki biaya modal. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin rendah pula rasio hutang
13
terhadap ekuitas. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan peluang dalam berinvestasi pada investasi yang menguntungkan (Chen and Jiang, 2001).
2.2.3. Profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan selama periode tertentu. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada Perusahaan dengan profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif dengan leverage perusahaan. Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
2.2.4. Leverage Operasi. Menurut Sartono (2001:257), leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari biaya tetap yang timbul akibat penggunaan aset tetap dan sumber dana yang diterima.
Leverage yang berkaitan dengan penggunaan aset disebut leverage
14
operasi. Menurut Hanafi (2004:327), leverage operasi bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Leverage operasi merupakan salah satu yang mempengaruhi risiko bisnis. Semakin besar tingkat leverage operasi maka semakin besar risiko bisnis perusahaan sehingga perusahaan berusaha mempertahankan struktur modal agar dapat meminimalisir penggunaan utang. Leverage digunakan untuk menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset dan sumber daya untuk memperbesar hasil pengembalian kepada pemiliknya. Perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak. Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba operasi perusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage operasi maka akan semakin rendah tingkat utang dan juga struktur modal perusahaan atau disebut juga memiliki hubungan negatif
2.3
Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: Nugroho (2006) meneliti dengan dengan judul “Analisis Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Property yang Go Public di Bursa Efek Jakarta untuk Periode 1994 - 2004”. Penelitian ini menguji pengaruh variabel operating leverage, likuiditas, struktur akitva, pertumbuhan perusahaan, price earning ratio dan return on asset terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menyatakan operating leverage, likuiditas, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, price earning ratio dan return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
15
Harjanti dan Tandelilin (2007) meneliti dengan judul “Pengaruh Firm Size, Tangible Aset, Growth Opportunity, Profitability dan Business Risk Pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Penelitian ini menguji pengaruh firm size, tangible aset, growth opportunity, profitability dan business risk terhadap Struktur Modal. Hasil penelitian ini menyatakan firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage. Tangible aset, growth opportunity, business risk tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Profitability berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage. Westgaard, Eidet, Frydenberg dan Grosas (2008) meneliti dengan judul “Investigating the Capital Structure of UK Real Estate Companies”. Penelitian ini menguji pengaruh profitability, firm size, growth, assets tangibility, asset turnover dan earnings variability terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menyatakan profitability, firm size, dan growth berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan asset turnover dan earnings variability berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Kesuma (2009) meneliti dengan dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menguji pengaruh variabel pertumbuhan penjualan, struktur akitva, profitabilitas dan rasio hutang terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal dan berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap struktur modal dan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga sahm. Rasio hutang berpengaruh positif signifikan
16
terhadap struktur modal dan tidak berpengaruh signifkan terhadap harga saham. Struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap harga saham. Struktur modal berpengaruh tidak signifikan dengan harga saham. Baharuddin, Khamis, Wan Mahmood dan Dollah (2011) meneliti dengan judul “Determinants of Capital Structure for Listed Construction in Malaysia”. Penelitian ini menguji pengaruh profitability, firm size, growth dan assets tangibility terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menyatakan profitability berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal sedangkan firm size, growth dan assets tangibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal Lim, Zhao dan Chai (2012) meneliti dengan judul “Capital Structure of Real Estate Firms in Chinese Stock Market”. Penelitian ini menguji pengaruh profitability, growth, tangibility, liquidity, non-debt tax shield, firm size, dan noncirculating shares terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menyatakan profitability, growth, tangibility, liquidity, dan non-debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal sedangkan firm size, dan non-circulating shares berpengaruh positif terhadap struktur modal. Indriyatni (2012) meneliti dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahan dengan Struktur Modal sebagai Mediasi pada Perusahaan Development Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007 2010”.
Penelitian
ini
menguji
pengaruh
profitabilitas,
struktur
akitva,
pertumbuhan penjualan, risiko keuangan dan struktur modal terhadap nilai Perusahaan dengan struktur modal sebagai variable mediasi. Hasil penelitian ini menyatakan
profitabilitas,
struktur
aktiva
dan
pertumbuhan
penjualan
17
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal sedangkan risiko keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, risiko keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal merupakan varaibel mediasi bagi struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, risiko keuangan namun tidak memediasi profitabilitas Agustia (2012) meneliti dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variable intervening. Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan dan bukan merupakan variabel intervening bagi profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan Hermuningsih (2012) meneliti dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Size Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, size terhadap nilai Perusahaan dengan struktur modal sebagai variable intervening. Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas
dan size berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan
18
merupakan variabel intervening bagi profitabilitas dan size yang mempengaruhi nilai Perusahaan. Wulandari (2013) meneliti dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Intervening”. Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, operating leverage, likuiditas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening. Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas dan operating leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas dan operating leverage berpengaruh terhadap struktur modal. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Profitabilitas, operating leverage dan likuiditas tidak dapat dimediasi oleh struktur modal terhadap nilai perusahaan.. Nurmadi (2013) meneliti dengan judul “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur”. Penelitian ini menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan, struktur asset dan risiko bisnis terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menyatakan risiko bisnis, struktur kepemilikan, leverage operasi, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal sedangkan ukuran perusahaan dan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Berikut disajikan ringkasan peneliti terdahulu beserta hasil penelitian dalam bentuk matriks pada Tabel 2.1 berikut ini:
19
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu No 1
2
3
4
Nama Peneliti /Tahun Nugroho (2006)
Judul Penelitian Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Property yang Go Public di Bursa Efek Jakarta untuk Periode 1994 2004
Harjanti dan Pengaruh Firm Tandelilin Size, Tangible (2007) Aset, Growth Opportunity, Profitability, dan Business Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Indonesia : Studi Kasus di BEJ Westgaard, Investigating Eidet, the Capital Frydenberg Structure of UK dan Grosas Real Estate (2008) Companies
Kesuma (2009)
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
Variabel Penelitian Dependen: Struktur Modal Independen: Operating Leverage, Likuiditas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Price Earning Ratio, Return on Asset Dependen: Struktur Modal Independen: Firm Size,Tangible Aset, Growth Opportunity, Profitability, Business Risk
Dependen: Struktur Modal Independen: Profitability, Firm Size, Assets Tangibility, Asset Turnover, Earnings Variability Dependen: Struktur Modal, Harga Saham Independen: Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Rasio Hutang .
Hasil Penelitian Operating leverage, Likuiditas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Price Earning Ratio dan Return on Asset berpengaruh positif signifikan terhadap Struktur modal perusahaan
Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Leverage. Tangible Aset, Growth Opportunity, Business Risk tidak berpengaruh signifikan terhadap Leverage. Profitability berpengaruh negatif signifikan terhadap Leverage
Profitability, Firm Size, Assets Tangibility berpengaruh positif pada Struktur Modal, sedangkan Asset Turnover, Earnings Variability berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal dan berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap struktur modal dan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Rasio hutang berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dan tidak berpengaruh signifkan terhadap harga saham.
20
5
6
7
8
Baharuddin, Khamis, Wan Mahmood dan Dollah (2011)
Determinants of Capital Structure for Listed Construction Companies in Malaysia
Lim, Zhao dan Capital Chai (2012) Structure of Real Estate Firms in Chinese Stock Market
Indriyatni (2012)
Agustia (2012)
Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahan dengan Struktur Modal sebagai Mediasi pada Perusahaan Development Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007 - 2010
Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Nilai
Dependen: Struktur Modal Independen: Profitability, Firm Size, Growth, Assets Tangibility Dependen: Struktur Modal Independen: Profitability, Growth, Tangibility, Liquidity, Nondebt Tax Shield, Firm Size, Noncirculating Shares Dependen: Nilai Perusahaan Intervening: Struktur Modal Independen: Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Risiko Keuangan
Dependen: Nilai Perusahaan Intervening:
Struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap harga saham. Struktur modal berpengaruh tidak signifikan dengan harga saham. Profitability berpengaruh negatif signifikan pada Struktur Modal, sedangkan Firm Size, Growth, Assets Tangibility berpengaruh positif signifikan terhadap Struktur Modal
Profitability, Growth, Tangibility, Liquidity, Non-debt Tax Shield berpengaruh negatif pada Struktur Modal, sedangkan Firm Size, Non-circulating Shares berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap Struktur Modal sedangkan Risiko Keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap Struktur Modal. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Risiko Keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap Nilai Perusahaan sedangkan Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Struktur Modal merupakan varaibel mediasi bagi Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Risiko Keuangan namun tidak memediasi Profitabilitas Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal, Likuiditas berpengaruh
21
9
10
11
Hermuningsih (2012)
Wulandari (2013)
Nurmadi (2013)
Perusahan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening
Struktur Modal
Pengaruh Profitabilitas, Size terhadap Nilai Perusahan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening
Dependen: Nilai Perusahaan
Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas terhadap Nilai Perusahan dengan Struktur Modal sebagai Intervening
Dependen: Nilai Perusahaan
Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
Dependen: Struktur Modal
Independen: Profitabilitas, Likuiditas
Intervening: Struktur Modal Independen: Profitabilitas, Size
Intervening: Struktur Modal Independen: Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas
Independen: Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikan, Struktur Aset dan Risiko Bisnis
signifikan terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan dan bukan merupakan variabel intervening bagi Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas dan Size berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan dan merupakan variabel intervening bagi Profitabilitas dan Size terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas dan Operating leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Profitabilitas dan Operating leverage berpengaruh terhadap Struktur Modal. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal. Profitabilitas, Operating Leverage dan Likuiditas tidak dapat dimediasi oleh struktur modal terhadap Nilai Perusahaan. Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset berpengaruh positif signifikan terhadap Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikant dan Risiko Bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal