BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan yang merupan faktor penentu status kesehatan seseorang. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, apabila keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal juga. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan serta lingkungan. Perilaku menjaga kesehatan bagi manusia dapat dilihat dari perilaku terhadap kesehatan lingkungannya, Perilaku menjaga kesehatan lingkungan salah satunya mecakup perilaku terhadap sampah dan pengelolaannya (Notoatmodjo,2003). Bertambahnya
penduduk
dan
berubahnya
pola
konsumsi
masyarakat
menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah termasuk kantong plastik. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah (Suwerda, 2012). Kantong plastik atau lebih dikenal sebagai kantong kresek terutama yang berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di masyarakat dengan masa pakai yang singkat atau sering dibuang begitu saja setelah sekali pemakaian. Penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang biasa terjadi. Hal ini karena kantong plastik mempunyai keunggulan dibanding bahan lain, sifatnya yang ringan, tembus pandang, praktis, murah dan kedap terhadap air. Selain itu, meningkatya penggunaan kantong plastik di masyarakat disebabkan oleh kemudahan untuk mendapatkannya. Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
memperoleh kantong plastik dari pasar tradisional, supermarket, minimarket, warung, toko, atau tempat- tempat yang melakukan kegiatan jual beli lainnya. Kantong plastik tidak terdegradasi secara sempurna dalam waktu singkat seperti sampah organik lainnya. Situasi seperti ini akan menyebabkan sampah-sampah kantong plastik terus menumpuk dari tahun ke tahun jika kita tidak mulai mengurangi penggunaannya dari sekarang (Wijaya, 2009). Penggunaan kantong plastik yang berlebihan dapat berdampak buruk baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Secara kesehatan, kantong plastik ada yang mengandung dioxin yang bersifat karsinogenik. Jika dibakar, akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioxin dan sangat berbahaya bila terhirup manusia. Secara lingkungan, kantong plastik memiliki tekstur dan sifat yang tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air dalam tanah. Jika dibuang ke sungai, sampah kantong plastik dapat menyumbat aliran air yang berakibat pada pendangkalan sungai sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya
banjir.
Dibutuhkan waktu 500-1000 tahun bagi sampah plastik untuk dapat terdegradasi dengan sempurna oleh mikroorganisme tanah. (Yustia, 2013). Pembeli merupakan seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang dan jasa. Pedagang merupakan orang yang berperan penting dalam aktifitas di pasar. Interaksi antara pedagang dan pembeli di pasar tradisional merupakan aktifitas utama. Pedagang merupakan orang yang melakukan aktifitas jualbeli barang dagangannya untuk mendapatkan keuntungan. Dengan kondisi ramainya pengunjung setiap hari, maka banyak pula kantong plastik yang digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
keperluan membungkus barang kebutuhan yang diperdagangkan. Kantong plastik tersebut akan menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan (Amhariputra dkk, 2014). Pasar tradisional adalah tempat terjadinya kegiatan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar tradisional merupakan tempat yang ramai akan pedagang dengan bermacam-macam barang dagangannya. Pasar tradisional menjual barang kebutuhan sehari- hari seperti sayuran, lauk-pauk, beras, serta kebutuhan pokok rumah tangga lainnya. Keadaan lingkungan di pasar tradisional kurang terjaga kebersihannya, karena adanya sampah yang dihasilkan oleh pedagang dari barang-barang dagangan. Penggunaan kantong plastik di kawasan ini sangat mudah dijumpai karena kegiatan jual beli dan kemudahan untuk mendapatkan kantong plastik dari pedagang yang menjual barang dagangannya (Rosidafatma, 2011) Dunia bisa menghasilkan sampah plastik dalam satu hari dengan jumlah yang sangat besar. Konsumsi plastik di dunia sekitar 1 trilyun kantong plastik dalam satu tahunnya. Data dunia pada tahun 2004, tingkat konsumsi plastik tertinggi di dunia adalah Eropa Barat (14,1 kg per kapita) dan Amerika Serikat (15,5 kg per kapita). Menurut data kelautan research foundation, ribuan ton sampah plastik yang berasal dari AS mengapung di Samudera Pasifik, sampah-sampah plastik ini membunuh ribuan ton ikan dan merusak biota laut. Ribuan ton sampah plastik menjadi polutan yang mengancam pencemaran lingkungan di dunia (Silitonga, 2008) Beberapa negara sudah mempunyai dan melakukan usaha untuk mengurangi penggunaan kantong plastik diantaranya, Denmark menerapkan pajak kepada usaha ritel sejak tahun 1994. Taiwan melarang penggunaan kantong plastik serta memberlakukan pajak kantong plastik sejak tahun 2003 dan menerapkan standar
Universitas Sumatera Utara
produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan. Jepang pada tahun 2006, mampu memeningkatkan pemanfaatan tingkat efektifitas sebanyak 72% sampah plastik diolah dengan dengan baik, 20% dari sampah plastik dikelola dengan mendaur ulang sedangkan 52% di bakar untuk tujuan pemulihan energi yaitu pembangkit listrik atau pembangkit tenaga panas. Hongkong mengkampanyekan ”No Plastic Bag Day” atau ”Hari Tanpa Kantong Plastik” sejak 2006. Singapura mengkampanyekan ”Bring Your Own Bag” atau ”Bawa Kantong Anda Sendiri” sejak April 2007, konsumen harus mengeluarkan biaya tambahan jika menggunakan kantong plastik sehingga menurunnya konsumsi kantong plastik sampai dengan 60%. Belanda hanya memperbolehkan toko ritel non makanan yang memberikan kantong plastik secara gratis sedangkan untuk toko ritel makanan harus mengenakan biaya ekstra bagi konsumen yang menginginkan kantong plastik. Belgia menerapkan pajak kepada usaha ritel atas kantong plastik sejak tahun 2007. China mengenakan sanksi kepada usaha ritel yang memberikan kantong plastik secara gratis sejak bulan Juni 2008. India menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik serta penerapan pajak kantong plastik pada usaha ritel sejak januari 2009 serta kriteria standar untuk produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan (Amhariputra, 2014). Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyatakan konsumsi plastik penduduk Indonesia setiap harinya mencapai 26.500 ton/hari. Menurut survey yang dilakukan tahun 2008 komposisi sampah non organik termasuk sampah plastik sudah meningkat 35%, pasar tradisional menyumbang 70% sampah plastik yang tersebar di seluruh Indonesia artinya, sebagian besar sampah plastik yang sudah jelas berbahaya terhadap lingkungan itu berasal dari pasar tradisional. Pada bulan Mei 2008, pemerintah mengeluarkan UU No 18/2008 tentang pengelolaan sampah. Undang –undang ini mengharapkan agar masyarakat dan
Universitas Sumatera Utara
produsen mendaur ulang sampah sehingga lingkungan menjadi bersih serta mengatur pengusaha ritel untuk membatasi penggunaan tas plastik. Sejalan dengan peraturan tersebut, upaya pengurangan kantong plastik telah dilakukan di berbagai ritel dan pusat perbelanjaan seperti Carrefour, Superindo, Giant, dan Indomaret. Strategi yang digunakan adalah disediakannya produk pengganti kantong plastik yaitu tas kain, tas kertas dan tas plastik biodegradable yang lebih ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian Sya’diyah (2014) tentang pengetahuan konsumen tentang prinsip reduce dan reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014, hasil yang di dapat yaitu partisipasi responden yang
menggunakan tas belanja masih rendah
sebanyak 7 orang (8,2%) dari 85 responden. Menurut data yang di peroleh dari Dinas Kebersihan kota Medan rata-rata jumlah sampah yang terangkut setiap tahunnya di Tahun 2013 adalah 500.910,19 ton/tahun, Sedangkan jumlah sampah per bulan adalah 45.537.29 ton/bulan atau 1.517.91 ton/hari. Berdasarkan data BPS Kota Medan tahun 2010 terdapat 3 kecamatan yang padat penduduk yaitu : Kecamatan Medan Perjuangan 22.974 km2, Kecamatan Medan Tembung 18.866 km2 dan Kecamatan Medan Area 17.462 km2. Pasar Tradisional Firdaus merupakan salah satu pasar Tradisional yang terletak di Kecamatan Medan Tembung yang merupakan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari dan selalu ramai pengunjung terutama para ibu, selain itu pasar Firdaus mulai melakukan aktifitas pasar sejak pagi hinga sore, sehingga besar peluang ibu rumah tangga berbelanja ke pasar.Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dalam waktu 5 hari, hanya 32 orang yang menggunakan keranjang dari sekian banyak pembeli yang berbelanja di pasar tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014. 1.2
Rumusan Masalah Penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat dikalangan masyarakat
terutama dikalangan pembeli dapat menghasilkan ratusan sampah plastik yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014. 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui karakteristik pada responden (meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
2.
Mengetahui tingkat pengetahuan pada responden di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
3.
Mengetahui sikap responden di di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
4.
Mengetahui hubungan karakteristik pada responden (meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
5.
Mengetahui hubungan Pengetahuan pada responden dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
6.
Mengetahui hubungan sikap pada responden dengan penggunaan kantong di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Pengurus Pasar Tradisional Firdaus, sebagai data yang diperlukan untuk kegiatan membina partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik.
2.
Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan, sebagai masukan untuk membuat kebijakan tentang larangan penggunaan kantong plastik untuk meningkatkan kelestarian lingkungan.
3.
Sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat khususnya pembeli dan pedagang tentang penggunaan penggunaan kantong plastik .
4.
Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
5.
Sebagai bahan referensi ilmiah untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara