BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Sistem informasi sebagai pendukung kegiatan manajemen merupakan suatu metode formal yang dapat menyediakan informasi bagi pihak manajemen yang akurat serta tepat waktu yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan, memungkinkan perencanaan dan pengawasan, serta fungsi-fungsi operasional dilaksanakan secara efektif.1 Teknologi informasi dimaksudkan untuk melakukan otomatisasi berbagai proses administrasi yang berlangsung dalam kegiatan operasional perumahsakitan
dan juga
sebagai sarana untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengambilan keputusan, penilaian, serta pengendalian.2 Informasi yang dipergunakan secara optimal serta sistem informasi yang terencana dengan baik, merupakan pendukung keberhasilan manajemen rumah sakit sehingga pihak manajemen RS dapat bertindak tepat dalam pengambilan keputusan.3 Sistem informasi manajemen berbasis komputer sudah merupakan sarana pendukung yang mutlak diperlukan untuk operasional rumah sakit.4 Secara garis besar, ada 5 komponen yang mendasari pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), hardware, software, data, dan jaringan (Local Area Network).2,5 Dalam pelaksanaan SIMRS, banyak ditemukan permasalahan pada komponen tersebut yang pada akhirnya akan menghambat jalannya SIMRS, misalnya keterbatasan pada jumlah, kemampuan serta komitmen SDM, keterbatasan pada program software maupun keterbatasan teknis lainnya.6
Universitas Sumatera Utara
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit kelas B milik Pemerintah Kota Medan dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes RI No.433/Menkes/SK/IV/2007, dimana rumah sakit ini diharuskan mutlak melaksanakan SIMRS. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, rumah sakit ini telah membentuk organisasi dan tata kerja instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang menjalankan program SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) pada RSU Dr. Pirngadi Medan adalah suatu program yang berbasis penggunaan komputer yang menggunakan Local Area Network (LAN) yang melakukan kegiatan pengumpulan data, penyajian data, informasi data, analisa dan menyimpulkan data, serta menyampaikan informasi data yang tersimpan dalam sistem hardware data dan menggunakan tujuh belas modul. Modul-modul tersebut berperan sebagai prosedur tetap dalam kegiatan SIMRS di tiap unit yang terkait. Namun dalam pelaksanaan di lapangan belum semua modul telah berfungsi sebagaimana mestinya. Manfaat program SIMRS bagi pihak manajemen adalah memberikan informasi khusus tentang sistem keuangan yang transparan dan akurat yang dapat dipergunakan pihak manajemen RSU Dr. Pirngadi Medan untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang efektif. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit RSU Dr. Pirngadi sejak tahun 2007 telah terkait pada seluruh jaringan, namun semua unit-unit tersebut belumlah terintegrasi secara menyeluruh. Hanya beberapa unit yang aktif menjalankan modul SIMRS, yaitu unit TPP (Tempat Pendaftaran Pertama) rawat jalan, poliklinik terkait SIMRS (poli gigi, poli anak sehat-sakit, poli bedah digestif, poli mata, dan poli kulit dan kelamin), IDT (Instalasi Diagnostik Terpadu), penunjang medis (PK, PA, Radiologi), billing (kasir), sedangkan
Universitas Sumatera Utara
untuk rawat inap dan lainnya, SIMRS belum terlaksana. Hal ini terjadi karena ditemukannya berbagai kendala yang dihadapi oleh masing-masing unit. Dalam pelaksanaannya SIMRS di RSU Dr. Pirngadi tidak berjalan maksimal dikarenakan adanya permasalahan di masing-masing unit, misalnya kurangnya tenaga operator, adanya kelalaian operator di unit TPP sehingga masih terjadi kasus rujukan dan karcis yang double, di unit radiologi dan PK (Patologi Klinik) yang sering terjadi perubahan tarif mengakibatkan adanya perbedaan tarif yang terakses. Secara umum hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SIMRS ini adalah yang ditemukan pada komponen SDM, biasanya hanya berupa hambatan psikologis saja, dimana hambatan tersebut dapat berasal dari semua jenjang mulai dari dewan direksi sampai kepada pihak pelaksana. Misalnya dewan direksi takut melakukan investasi yang relatif besar tanpa adanya kepastian.2 Hal ini didukung oleh penelitian tentang penerapan SIMRS di RSUP Haji Adam Malik Medan yang dilakukan oleh Sitepu Roslenni (2004), dimana beliau menyimpulkan bahwa faktor penghambat yang utama dari pelaksanaan SIMRS di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah komponen sumber daya manusia.7 Hambatan dan segala keterbatasan dalam sistem yang memanfaatkan teknologi komputerisasi ini tentunya dapat diatasi dengan penanganan yang baik. Misalnya dalam hal keterbatasan operator, dimana penanggulangannya yakni:6 1. Operator sebagai pengguna SIMRS haruslah terlatih, karena bila salah mengisi maka keluaran yang dihasilkan akan salah pula. 2. Melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap operator yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Universitas Sumatera Utara
3. Penanganan lebih lanjut lagi yakni dengan menyediakan cadangan petugas yang dapat menggantikan jika operator utama berhalangan. Menurut Hari Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996, menyampaikan beberapa alasan mengapa SIMRS belum berkembang pesat, antara lain:8 1) konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas; 2) manajer belum betul-betul memahami perlunya SIMRS; 3) keasingan terhadap teknologi informasi; 4) kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIMRS; 5) kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer, dan pengelola SIMRS. Pengembangan sistem informasi yang tidak tertata akan menyebabkan ketinggalan teknologi tanpa sempat diantisipasi, under utilize dimana perangkat komputer hanya sebagai pengganti mesin ketik dan kalkulator saja, organisasi hanya mendapat nama tetapi membebani organisasi, manajer dan karyawan tidak merasa ada kemajuan dalam proses manajemen sehingga pelaksanaan keputusan menjadi terlantar bahkan ditinggalkan.9 Peneliti mengasumsikan bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSU Dr. Pirngadi Medan belum berjalan dengan maksimal, dimana terdapat berbagai hambatan pada komponen utama di tiap unit yang menyebabkan program SIMRS ini tidak berjalan sepenuhnya. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui dan mencoba menggambarkan hambatan-hambatan tersebut, terutama hambatan pada tiap komponen SIMRS, agar dapat menjadi masukan untuk perbaikan kegiatan ini bagi rumah sakit sehingga program SIMRS tidak dirasakan sia-sia.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Sejauhmanakah pelaksanaan SIMRS pada unit TPP, poliklinik, dan billing di RSU Dr. Pirngadi Medan sejak tahun 2007 sampai sekarang (tahun 2009)? 2. Apa saja hambatan-hambatan yang ditemukan pada SDM, hardware, software, data dan Local Area Network (LAN) dalam pelaksanaan SIMRS RSU Dr. Pirngadi Medan?
1. 3 Tujuan penelitian 1. Mengetahui sejauhmana pelaksanaan SIMRS pada unit TPP, poliklinik, dan billing RSU Dr. Pirngadi Medan sejak tahun 2007 sampai sekarang (tahun 2009). 2. Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan pada SDM, hardware, software, data dan Local Area Network (LAN) dalam pelaksanaan SIMRS di RSU Dr. Pirngadi Medan.
1. 4 Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini memberikan gambaran tentang sejauhmana SIMRS di RSU Dr. Pirngadi dilaksanakan sehingga data yang diperoleh dapat menjadi salah satu masukan dalam penyempurnaan pelaksanaannya di masa mendatang. 2. Memberikan paradigma baru bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat terutama dalam SIMRS dan sebagai masukan bagi peneliti yang akan datang melakukan penelitian mengenai konsep ekonominya.
Universitas Sumatera Utara