BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup orang telah banyak berubah. Penerapan desain yang canggih sudah mulai merasuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Keindahan ruang secara keseluruhan pun menjadi perhatian, pemilihan furnitur serta pernak-pernik dan aksesori yang sesuai menjadi pilihan yang mendatangkan kepuasan bagi pemilik rumah.
Semuanya dapat diciptakan sesuai
dengan selera penghuni rumah. Dengan demikian, gaya interior rumah secara keseluruhan dapat mengekpresikan gaya hidup penghuninya. Furnitur yang juga merupakan perabot rumah tangga yang dirancang sedemikian rupa agar dapat menambah estetika ruangan dan memberikan kesan yang nyaman bagi orang yang tinggal di dalam ruangan tersebut. Dewasa ini, furnitur yang digunakan menjadi perhatian utama bagi penghuni rumah tersebut. Seperti pepatah yang tersirat yakni ”rumahku istanaku”, membuat manusia tidak pernah puas untuk memenuhi kepuasaannya dari segi furnitur yang digunakan agar dapat menambah kesan nyaman bagi penghuninya. Menurut Menteri Perindustrian Fahmi Idris dalam acara launching perdana
International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) di Jakarta (pada 17 Juli 2008 lalu), saat ini perkembangan industri furnitur di Indonesia sangat menggembirakan. Furnitur yang dihasilkan di Indonesia merupakan hasil budaya dan merupakan produk andalan daerah. IFFINA merupakan satu-satunya pameran telah memiliki pasar khusus dan menunjang nilai ekspor dari Indonesia, akan berlangsung di JIExpo Kemayoran
1
2
Jakarta, pada tanggal 11-15 Maret 2009 mendatang. Yang mana menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, bahwa di IFFINA para pembeli yang datang adalah para importir kelas dunia. (http://www.ideaonline.co.id/article.php?name=/iffina-digelar-tahun2009&channel=berita) Di sisi lain, menurut data yang diperoleh dari Bank Ekspor Indonesia, bahwa Pemerintah juga telah mengupayakan untuk mengembangkan industri mebel. Apalagi sektor ini telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari 10 komoditas unggulan ekspor Tanah Air. Dengan kata lain, ekspor mebel masih bisa menjadi primadona untuk menghasilkan devisa negara. Selama tahun 2005 saja, ekspor mebel dan kerajinan Indonesia telah mencapai sebesar US$ 1,8 miliar. Skala itu meningkat di tahun 2006 menjadi US$ 2,2 miliar. Bahkan di tahun ini, nilai ekspor mebel dan kerajinan ditargetkan mencapai US$ 2,9 miliar. Dan, jika tak ada hambatan, pada 2010 pemerintah menargetkan ekspor mebel nasional bisa menembus US$ 5 miliar. (http://www.bexi.co.id/images/_res/Opini-Potensi%20Devisa%20Dari%20Mebel.pdf) Sebuah target yang bukan mustahil terwujud. Apalagi, perdagangan mebel di pasar dunia saat ini trennya juga cenderung terus membaik. Buktinya, selama tahun 2005, nilai perdagangan mebel dunia baru mencapai US$ 76 miliar. Namun, pada tahun 2006 angkanya telah melonjak naik menjadi US$ 80 miliar. Selama ini Eropa merupakan pasar terbesar produk mebel dan kerajinan Indonesia, yakni sekitar 45%. Sisanya dikonsumsi oleh Amerika Serikat (36%), Timur Tengah (6%), dan Australia (4%). Dengan trend perdagangan furnitur yang cenderung terus membaik membuat banyak perusahaan yang bergerak di industri furnitur berlomba-lomba untuk memenuhi kepuasaan konsumennya. Terlebih lagi dengan banyaknya produk furnitur / mebel yang berasal dari Negeri Tirai Bambu, yang telah banyak membanjiri Indonesia, yang mana produk tersebut tidak hanya bersifat woodbase, tetapi juga non-woodbase pun sudah
3
meraja rela seperti kursi plastik dan meja tamu (coffee table) yang dibuat dari perpaduan besi dan kaca, ataupun perpaduan komponen woodbase dengan besi. Secara spesifik Tanangga Karim selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), mensinyalir derasnya furnitur (mebel) China yang masuk ke Indonesia adalah karena harga mebel China 20% lebih murah dari mebel Indonesia. Sehingga ia menemukan tiga hal yang perlu dicermati. Pertama, produk mebel China sangat modern dan futuristik yang mana mampu menyerap selera pasar dunia dengan mengadaptasi desain-desain mebel favorit. Kedua, China berani memberikan harga sangat murah bila dibandingkan dengan harga produk sejenis yang bersumber dari negeri asalnya di Eropa, sehingga hal ini memicu para pengusaha atau spekulan
Indonesia
untuk
meraup keuntungan
besar
dengan
berlomba-lomba
mengimpor produk yang belum ada beredar di pasar Indonesia (masih eksklusif). Ketiga, mebel China sangat fleksibel, terutama menyangkut desain, warna, maupun kategorisasi. Ketiga point inilah yang berpadu menjadi satu kesatuan dan menjadi kekuatan bagi produk China masuk ke pasar International. Yang mana faktor kualitas memang bukan menjadi prioritas utamanya. Konsep ini pun sangat berbeda dengan Indonesia, dimana pembuatan mebel diharapkan akan mempunyai kualitas yang baik sehingga mempunyai daya tahan selama mungkin dan bila perlu dapat diwariskan kepada anak cucu, dengan konsekuensi tentunya dengan harga yang relatif mahal. (http://mer-online.co.id/newsdetail.asp?id=6&newscode=1000042) Dengan adanya serbuan produk China ke Indonesia membuat para pengusaha furnitur dalam negeri terus berlomba-lomba dalam mengejar ketertinggalannya. Produk yang diciptakan pun didasarkan pada kebutuhan konsumen, baik dari segi desain, mutu, serta harga. Yang mana salah satunya adalah Perusahaan Dagang Success Furniture. PD. Success Furniture yang berpusat di Jakarta ini merupakan perusahaan yang memproduksi furnitur dengan berbahan dasar besi yang mengutamakan mutu dari
4
produk yang ditawarkan. Adapun produk PD. Success Furniture antara lain terdiri dari Ranjang Pipa, Ranjang Tempa, Ranjang Susun Pipa, Meja Rias, Nakas, Meja Makan, dan Kursi Makan yang semuanya berbahan dasar besi dan mulai menggunakan pelengkap dari sentuhan kayu pada beberapa produknya. Menurut data yang diperoleh dari perusahaan, produknya dirancang dengan memperhatikan konstruksi yang kokoh, desain menarik, memakai bahan metal yang terpilih dan didukung dengan pengecatan
powder coating system, serta dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman. Serta dengan menggunakan sistem knock-down yang dipadukan dengan setuhan rasa seni tinggi, serta kualitas yang terjamin menjadikan PD. Success Furniture memiliki banyak jaringan distribusi. PD. Success Furniture produknya tersebar di toko-toko furnitur hampir di seluruh wilayah Indonesia (kecuali Indonesia bagian Timur). Sehingga untuk memudahkan dalam hal pendistribusian produk, menyebabkan PD. Success Furniture mendirikan beberapa cabang, antara lain berada di: Surabaya, Semarang, Makassar, dan Palembang dan di Jakarta sendiri yang menjadi pabrik sekaligus kantor pusat yang mengalokasikan pengiriman ke berbagai cabangnya. Yang mana masing-masing cabang berfungsi sebagai gudang tempat penyimpanan barang yang didatangkan dari pabrik yang berlokasi di Jakarta dan sebagai kantor tempat pemasaran untuk daerah tersebut, sehingga dapat memudahkan pendistribusian produk ke toko-toko furnitur di sekitar kantor cabang di daerah tersebut, serta sebagai sarana dalam memperluas pangsa pasarnya di daerah yang bersangkutan. Dimana dalam perkembangannya PD. Success Furniture menghadapi banyak persaingan yang bergerak di industri yang sama. Banyaknya pesaing di industri furnitur ini tidak membuat PD. Success Furnitur gentar karena inovasi produk yang terus-menerus dilakukan, yang terlihat dari penggunaan material berbahan dasar kayu sebagai pelengkap dari ranjang tempa besinya dan upaya memperluas produknya dengan membuka kantor cabang di kota-
5
kota besar, yang mana merupakan daerah yang sedang berkembang dan dapat dimasuki oleh industri furnitur. Ancaman barang pengganti (subsitusi) bagi PD. Success Furniture adalah ranjang springbed, produk yang berbahan dasar kayu dan plastik yang harganya lebih murah. Serta banyaknya pesaing, diantaranya: Silent (anak perusahaan dari Olympic Furniture), Cahaya Abadi furniture, Siantano furniture, Aloha furniture, dan Era baru, yang merupakan pesaing sejenis dengan harga yang sedikit lebih murah. Selain itu, mengenai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada umumnya terdiri dari beberapa pemasok, hal ini ditentukan dari kualitas dan harga yang ditawarkan oleh masing-masing pemasok berbeda. Akan tetapi kekuatan tawarmenawar pemasok rendah, ini dikarenakan oleh tingginya harga bahan baku (terutama besi). Pembelian produk PD. Success Furniture dapat dilakukan melalui sales atau melalui telepon untuk toko-toko furniture yang menjadi distributor. Yang mana terdapat differensiasi harga untuk produknya di setiap daerah yang berbeda pulau, ini disebabkan oleh biaya pengiriman produk ke setiap daerah berbeda-beda. Kekuatan tawar-menawar pembeli pun terlihat dengan jelas, karena untuk pembeli yang membeli dalam jumlah yang lebih besar mendapat diskon yang lebih besar pula (hal ini berlaku juga untuk pembeli dengan jatuh tempo pembayaran singkat dan tunai). Hal ini membuat PD. Success Furniture selalu berinovasi dalam produk yang diproduksinya dengan mengutamakan mutu dari produk tersebut, sehingga dapat menjadi lebih unggul dari pesaingnya yang sejenis. Tetapi dalam upaya mengembangkan usahanya, PD. Success Furniture dihadapi oleh beberapa kendala yang menjadi masalah dari perusahaan tersebut. Masalahnya antara lain adalah pendistribusian produk ke beberapa daerah terhambat, karena terdapat penundaan pengiriman ke daerah-daerah tertentu apabila permintaan di daerah tersebut sedikit, sehingga apabila tetap dilakukan pengiriman dengan kuantitas
6
produk yang kurang memenuhi target pengiriman, sering kali perusahaan harus mengeluarkan biaya pengiriman yang lebih besar dibandingkan dengan biasanya. Namun setiap permasalahan yang dihadapi pasti terdapat solusinya. Apabila masalah ini dibiarkan terus-menerus tentunya akan berdampak negatif bagi perkembangan usaha yang akan dilakukan. Hal ini juga akan berdampak pada pemenuhan produk ke konsumen atau distributor terganggu serta menurunnya omzet penjualan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan produk akan suatu daerah tertentu dan memperluas jaringan pemasaran produk di daerah tersebut.
450 400 350 Ranjang Pipa
300
Ranjang Tempa
250
Meja Rias
200
Nakas
150
Meja Makan
100
Kursi Makan
50 0
2004
2005
2006
2007
2008
Sumber Gambar: Data dari Perusahaan (2008)
Gambar 1.1 Permintaan untuk Daerah Pekan Baru dan sekitarnya
7
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Ranjang Pipa Ranjang Tempa Meja Rias Nakas Meja Makan Kursi Makan
2004
2005
2006
2007
2008
Sumber Gambar: Data dari Perusahaan (2008)
Gambar 1.2 Permintaan untuk Daerah Kalimantan (Banjarmasin dan sekitarnya) Seiring dengan perkembangan permintaan konsumen akan produk Success Furniture di daerah Pekan Baru dan sekitarnya, serta di daerah kalimantan (Banjarmasin) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun (seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2). Maka perusahaan ini sendiri berencana untuk memperluas pangsa pasarnya di daerah yang bersangkutan, yakni di daerah Banjarmasin atau Pekan Baru. Akan tetapi kendala yang dihadapi adalah memerlukan dana relatif besar yang harus dikeluarkan dalam melakukan pengembangan usaha di lokasi yang baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih salah satu daerah di antara dua daerah yang menjadi rencana perusahaan tersebut untuk terlebih dahulu dikembangkan. Menurut data yang diperoleh dari perusahaan, untuk daerah Pekan Baru perusahaan telah memiliki sekitar tiga pelanggan tetap, yang mana dua toko diantaranya merupakan pelanggan rutin dengan pemesanan dapat mencapai dua kali pemesanan dalam satu bulannya. Hal ini sedikit berbeda dengan pelanggan (toko) di daerah Banjarmasin, yang mana muatannya dapat mencapai satu kontainer untuk sekali pengiriman, pelanggan (toko) di daerah Pekan Baru dan sekitarnya mempunyai
8
frekuensi pemesanan yang lebih besar dibandingkan dengan di daerah Banjarmasin, tetapi dengan jumlah pemesanan (kuantitas produk) lebih sedikit. Dan dalam satu kali pemesanan untuk daerah Pekan Baru ini dapat mencapai omzet sekitar Rp 15.000.000,. Demikian pula untuk wilayah Padang dan sekitarnya juga memiliki penjualan yang tergolong baik di mata perusahaan, dengan terdapat tujuh pelanggan (toko), yang mana tiga diantaranya melakukan pemesanan secara rutin sekitar dua kali dalam sebulan dengan omzet yang juga hampir sama dengan daerah Pekan Baru. Dan apabila untuk daerah Pekan Baru dapat didirikan kantor cabang yang juga berfungsi sebagai gudang dan tempat pemasaran produk untuk di daerah sekitarnya, perusahaan mengharapkan dapat juga memperluas pasarnya baik untuk sekitar daerah Pekan Baru sendiri dan juga untuk daerah Padang (Sumatera Barat) dan sekitarnya, seperti Paya Kumbuh dan juga di Bukit Tinggi. Untuk daerah Banjarmasin, perusahaan telah memiliki beberapa pelanggan tetap untuk daerah Banjarmasin yakni terdapat tiga buah toko yang mana dua diantaranya melakukan pemesanan barang secara rutin sekitar kurang lebih dua bulan. Yang mana pengiriman barang yang dilakukan pun dapat mencapai satu kontainer dalam sekali pengiriman, dengan omzet penjualan berkisar Rp. 200.000.000,. Perusahaan meramalkan untuk kedepannya daerah ini dapat menghasilkan potensi yang lebih besar lagi, hal ini dapat dilihat dari dua dari tiga toko untuk daerah Banjarmasin ini berfungsi sebagai pengecer dan distributor untuk toko-toko furnitur/mebel kecil yang ada di sekitarnya. Dengan kondisi keuangan perusahaan yang mulai stabil dari tahun ke tahun, perusahaan mengharapkan dengan dapat dibukanya salah satu cabang dari 2 pilihan lokasi tersebut, dapat membuat perusahaan meraih pangsa pasar untuk produknya di daerah yang bersangkutan. Karena kekhawatiran mengenai harga jual yang jatuh ke tangan konsumen akhir pun dapat lebih tinggi dari yang perusahaan tetapkan. Hal ini
9
pun sudah terjadi sebelumnya, seperti pada cabang-cabang yang baru didirikan (di Palembang dan Makassar misalnya). Hal ini konsumen akhir (pemakai akhir), mendapatkan harga produk Success Furniture dengan harga yang relatif lebih tinggi, karena selain biaya transportasi yang tinggi, pelanggan (toko) yang bertindak sebagai distributor ke toko-toko lainnya juga menawarkan dengan harga yang tinggi, sehingga dengan besarnya laba yang diinginkan oleh penjual akhir, maka harga jual produk ke konsumen akhir pun lebih tinggi daripada yang perusahaan harapkan. Dari permasalahan yang terjadi, maka pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah dengan menggunakan pendekatan manajemen operasional. Karena ingin mengetahui di wilayah mana yang paling cocok bagi PD. Success Furniture untuk mengembangan usahanya, yakni pilihan lokasi yang paling tepat untuk dipilih dalam waktu dekat ini, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif terhadap kemajuan perusahaan tersebut. Dari penelitian tentang ”Analisis Komparatif untuk Penentuan Lokasi Bisnis dengan Decision Tree Model (Studi Kasus pada PD. Success Furniture)”, diharapkan dapat memperoleh hasil yang dapat digunakan oleh PD. Success Furniture sebagai alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam memilih lokasi antara wilayah Banjarmasin atau wilayah Pekan Baru untuk pengembangan usaha yang akan dilakukan selanjutnya.
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Pekan Baru?
10
2. Bagaimana kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Banjarmasin? 3. Lokasi manakah yang sebaiknya dipilih oleh PD. Success Furniture dalam mengembangkan usahanya dengan menggunakan pendekatan decision tree?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Pekan Baru. (T – 1) 2. Untuk mengetahui kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Banjarmasin. (T – 2) 3. Untuk mengetahui lokasi yang sebaiknya dipilih oleh PD. Success Furniture dalam mengembangkan usahanya dengan menggunakan pendekatan decision tree. (T – 3)
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penetian ini adalah: a. Bagi PD. Success Furniture: -
Mengetahui kelayakan bisnis di lokasi Banjarmasin dan Pekan Baru yang nantinya akan dipilih dalam melakukan pengembangan usaha perusahaan, demi untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.
-
Sebagai usulan atau bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan Success Furniture
untuk
menggunakan
metode
Decision
Tree
Model
dalam
mengembangkan usahanya, dari beberapa alternatif yang ada. -
Membantu perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai kemajuan perusahaan.
11
b. Bagi Penelitian Selanjutnya: -
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti mengenai studi kelayakan bisnis suatu usaha.
-
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti dengan menggunakan metode Decision Tree Model, untuk membantu mengambil keputusan dari berbagai alternatif keputusan yang ada.
c. Bagi Pembaca: -
Sebagai ilmu yang dapat menambah wawasan bagi seorang entrepreneur.
-
Sumber informasi tambahan untuk pembaca mengenai metode yang dilakukan untuk menentukan lokasi yang baik bagi pengembangan suatu usaha terutama furnitur.