BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian pelayanan kesehatan yang menuntut peran perawat yang lebih sejajar untuk berkolaborasi dengan dokter. Pada kenyataannya profesi keperawatan masih kurang berkembang dibanding dengan profesi yang berdampingan erat dan sejalan yaitu profesi kedokteran. Kerjasama dan kolaborasi dengan dokter perlu pengetahuan, kemauan dan keterampilan, maupun sikap yang profesional mulai dari komunikasi, cara kerjasama dengan pasien maupun dengan mitra kerjanya, sampai pada keterampilan dalam mengambil keputusan. Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah kelancaran komunikasi antar petugas kesehatan termasuk dokter dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada komunikasi sebagai media kolaborasi komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan. Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu. Banyak pengertian yang dikemukakan dengan beragam sudut pandang namun
Universitas Sumatera Utara
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagai tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefenisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision,1997 yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleksnya kolaborasi dalam konteks perawatan kesehatan. Association Medical American (AMA), 1994, mendefenisikan istilah kolaborasi sebagai proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat. Kolaborasi
merupakan
proses
kebutuhan
yang
komplek
yang
membutuhkan sharing pengetahuan dan tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerjasama dalam kesetaraan adalah esensi dasar kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter. Tentunya ada konsekuensi dibalik kesetaraan yang dimaksud. Dapat kemungkinan kesetaraan terlibat jika individu yang merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien. Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter sangat komplek. Tanggung
Universitas Sumatera Utara
jawab hukum juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan. Yaitu, malpraktik medis, dan mal praktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan. Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter di IRNA Non Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr.Mohammad Husin Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan menggunakan tehnik sample nonprobability sampling maka didapat jumlah sampel sebanyak 26 0rang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik (51,3%) dan frekuensi 13,3. Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi professional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter sangat komplek. Tanggung jawab hukum yang akan terpisah untuk masing-masing kesalahan. Yaitu, malpraktik medis dam malpraktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun pihak rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh mengenai trend dan isu mengenai pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter, mengingat bahwa kerjasama antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
1.2. Tujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam pelayanan kesehatan.
1.3. Pertanyaan Penelitian Bagaimana kolaborasi antara perawat dan dokter dapat tercapai dengan baik?
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat berupa: 1.4.1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pegawai/perawat Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien. 1.4.2. Bagi institusi pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi yang berkaitan dengan kolaborasi antara perawat dengan dokter. b. Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di instansi pendidikan tentang kolaborasi antara perawat dengan dokter. 1.4.3. Bagi Penelitian selanjutnya: Sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara