BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak prasekolah merupakan anak dengan rentang usia tiga sampai enam tahun (Wong, 2009). Anak di usia ini mempunyai ciri perkembangan seperti anak mulai cerewet, banyak bertanya, dan rasa ingin tahu yang disebabkan perkembangan kognitif anak (Hidayat, 2009). Apabila rasa ingin tahu ini mendapat tanggapan yang baik dari orang tuanya, anak akan berkembang dengan kepercayaan diri dan memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap dunia sekitar (Hidayat, 2009). Tingkah laku atau perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri, apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung dan tidak langsung (Notoatmodjo, 2003). Tingkah laku dapat muncul karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar diri manusia tersebut (Purwanto, 2003). Masa prasekolah, anak mulai mengalami perubahan sikap atau perilaku seiring dengan perkembangan kognitifnya dimana di satu sisi anak membutuhkan orang tua, tapi di sisi lain mulai tumbuh sikap keakuannya, dan terlihat arah perkembangan anak berubah dari sikap otonomi ke inisiatif, yang sering ditandai dengan timbulnya keinginan-keinginan baru dan mengikuti keinginannya sendiri. Anak sering membantah sehingga masa prasekolah disebut sebagai masa negativistis (Hidayat, 2009).
1
2
Pada anak rangsangan pertama kali diperoleh dari keluarga, terutama ibu. Lingkungan keluarga terutama orang tua memberi pengaruh terbesar dalam pembentukan perilaku pada anak (Olweus, 2003 dalam Anisa, 2012). Ibu memiliki peran sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Ibu memiliki tanggung jawab lebih dalam mengasuh dan memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologis anak. Dengan adanya emansipasi wanita, para wanita mulai mengembangkan dirinya dengan meniti karir dan bekerja di luar rumah sehingga waktu untuk keluarga terutama anak menjadi berkurang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat secara signifikan. Selama Agustus 2006 – Agustus 2007 jumlah pekerja perempuan bertambah 3,3 juta orang. Ibu
yang bekerja di luar rumah harus membagi waktunya dalam
mengasuh anak dan meniti karirnya. Biasanya ibu yang bekerja melimpahkan tugas mengasuh anak kepada inang pengasuh ataupun kepada anggota keluarga yang lain. Dengan memberikan tanggung jawab pengasuhan anak kepada orang lain sering sekali menimbulkan penyimpangan tingkahlaku anak seperti suka jahil, iri hati, mencela, rewel, agresif, gagap, takut, protes dan malas belajar yang membuat orang tua marah dengan tingkah laku anak yang seperti ini. Karena semua orang tua tentu berharap anak mereka dapat menunjukkan perilaku yang manis, patuh, cerdas, mampu berempati, mampu menyesuaikan diri, tidak banyak menuntut, punya pengertian, mandiri, kreatif, punya sikap hormat dan ramah (Surya, 2004 dalam Purba, 2011).
3
Hasil penelitian Hikmah (2005) diperoleh hasil, 4,20% responden menunjukkan pola asuh anak usia balita mempengaruhi perkembangan tingkah laku anak. Pembentukan watak anak juga sangat dipengaruhi oleh peran ibu meskipun ibu bekerja di luar rumah, karena bagaimanapun juga ibu adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap anak meski anak telah diasuh oleh orang lain (Hurlock, 2007). Pola asuh yang diberikan ibu kepada anak akan mempengaruhi tingkah laku anak di dalam keluarga atau di luar keluarga. Anak yang kurang mendapat perhatian orang tua kebanyakan menjadi anak pemurung, pembantah dan daya tangkapnya kurang baik (Purwanto, 2003). Selain itu anak yang kurang perhatian dari orang tua khususnya ibu biasanya mengalami keterlambatan, seperti keterampilan berbahasa. Hasil penelitian Munir.M (2012) hubungan antara pola asuh ibu terhadap perkembangan bahasa anak usia toddler (1-3 tahun) diperoleh data dengan karakteristik perkembangan bahasanya baik dengan pola asuh demokratis sebanyak 36 (75,0 %), otoriter sebanyak 6 (12,5 %), permisif sebanyak 2 (4,2 %). Responden yang karakteristik perkembangan bahasanya baik dengan pola asuh demokratis sebanyak 3 (20,0 %), otoriter sebanyak 1 (6,7 %), permisif sebanyak 6 (40%), menunjukkan adanya pola asuh ibu yang kurang baik menyebabkan keterlambatan berbahasa pada anak. Penelitian epedemiologi di beberapa Negara seperti di Kanada, Queensland, dan Selandia Baru menunjukkan sekitar 5-7 % anak-anak mengalami gangguan perilaku (Grainger, 2003). Di Indonesia sendiri, walaupun belum ada angka yang pasti, namun dari jumlah anak
4
yang terlibat kejahatan hukum dan kenakalan dapat diprediksikan bahwa cukup banyak anak yang mengalami gangguan perilaku. Peran orang tua khususnya ibu sebagai orang terdekat anak memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola tingkah laku anak serta kepribadian anak yang akan membangun sebuah perilaku sosial diluar keluarga. Ibu tidak akan terlepas dari tugas utamanya mengasuh anak walaupun ibu bekerja di luar rumah. Dengan meningkatnya jumlah ibu yang bekerja perlu dikaji dampak positif dan negatif dari ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap tingkah laku anak. Oleh karena itu peneliti mengambil judul perbedaan tingkah laku anak prasekolah dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. 2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana tingkah laku anak prasekolah dengan ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. 3. Tujuan penelitian 3.1 Tujuan umum: Untuk mengetahui perbedaan tingkah laku anak dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. 3.2 Tujuan khusus: a. Untuk mengetahui karakteristik responden. b. Untuk mengetahui tingkah laku anak masa prasekolah dengan ibu bekerja.
5
c. Untuk mengetahui tingkah laku anak masa prasekolah dengan ibu tidak bekerja. d. Untuk menguji perbedaan tingkah laku anak prasekolah dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. 4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi orang tua Memberikan informasi kepada orang tua khususnya ibu tentang perbedaan tingkah laku anak usia prasekolah dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. 4.2 Bagi pendidikan keperawatan Sebagai pengembangan ilmu, khususnya bidang keperawatan anak tentang tingkah laku anak prasekolah dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. 4.3 Bagi pelayanan keperawatan Memberikan informasi tentang perbedaan tingkah laku anak usia prasekolah dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. 4.4 Bagi penelitian Hasil penelitian digunakan sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian tentang perbedaan tingkah laku anak prasekolah dengan ibu bekerja dan tidak bekerja.