BAB 1 PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janindan uri ), yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain ( Mochtar, 1998 ). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir.Luka pada jalan lahir biasanya ringan tetapi kadang – kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya (Wiknjosastro, 2005). Proses kelahiran merupakan peristiwa yang penting dan mulia, namun sangat menguras tenaga maupun emosi ibu. Kejadiannya penuh ketegangan dan sangat melelahkan.Bagi sebagian orang bahkan kelelahan ini dapat berlangsung lebih lama, hingga beberapa bulan pasca persalinan.Bidan atau perawat perlu mengingatkan wanita yang “baru” pertama kalinya menjadi ibu bahwa kelelahan tersebut merupakan reaksi normal dari tubuh.Apalagi dalam waktu bersamaan, ibu juga dituntut untuk memberikan perhatian yang besar terhadap bayi yang baru dilahirkannya. Untuk itu, bidan/perawat perlu mewaspadai adanya sindrom baby blues pada ibu yang baru melahirkan. Apabila kondisi ibu telah pulih atau kelelahan telah teratasi, maka sekitar enam jam pasca persalinan sebaiknya ibu segera bangun dari tempat tidur dan bergerak agar merasa lebih kuat dan lebih baik. Bagi ibu yang mengalami episiotomi, bidan/perawat perlu mengajarkan cara merawat luka episiotomi tersebut agar luka bekas jahitan dijaga agar tetap kering (Maryunani, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Pada paska persalinan dapat terjadi masalah kesehatan di antaranya infeksi nifas yang dapat menyebabkan kematian. Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari perlukaan jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman. Hal ini bisa diakibatkan oleh daya tahan tubuh ibu yang rendahsetelah melahirkan, perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang terjaga (B K K B N, 2004). Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya.Diperkirakan bahwa 60% kamatian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006). Kematian ibu dapat disebabkan oleh masalah pengetahuan ibu tentang pra dan paskah persalinan, faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor gizi.Dan faktor penyebab kematian ibu nifas diantaranya sepsis puerperalis, perdarahan, Gestosis, Perlukaan jalan lahir, Trombo embolismus(Wiknjosastro, 2005). Beberapa penelitian menunjukan bahwa banyak ibu di Indonesia yang masih tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong persalinan terlatih untuk memberikan asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi, serta masih banyak ibu yang belum mempunyai kesadaran untuk merawat luka perineum dengan baik. Sebagian dari mereka memberi alasan bahwa penolong persalinan terlatih tidah benar-benar memperhatikan kebutuhan atau kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu dalam persalinan dan kelahiran bayinya(Depkes Jakarta, 2004). Berbagai studi menunjukkan bahwa robekan kecil pada perinium jarang memerlukan penjahitan. Trauma yang dialami ibu bersalin akibat penjahitan dapat lebih berbahaya dibanding robekan kecil itu. Bila robekan tidak mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
perdarahan hebat atau hanya ditemukan robekan kecil, biarkan robekan tersebut tanpa jahitan, luka akan segera sembuh tanpa efek yang merugikan terhadap pemulihan perinium (Depkes RI, 2001: 32). Nyeri yang dirasakan ibu post partum berasal dari luka yang terdapat dari robekan perinium (Kasdu, 2003). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Tingkat dan keparahan nyeri pasca persalinan tergantung pada fisiologis dan psikologis individu dan toleransi yang ditimbulkan nyeri (Brunner dan Suddart, 2002). Berdasarkan data yang diperoleh penulis pada saat studi pendahuluan didapatkan pada September tahun 2010 dari 25 persalinan di BPS (Bidan Praktek Swasta) Ninik Artiningsih Dusun Tergilis Kecamatan Prajulit Kulon Mojokerto terdapat 20 orang (80%) yang mengalami jahitan luka perinium. Dari jumlah tersebut 6 orang (30%) luka jahitannya sembuh pada hari ke 4, dan 14 orang (70%) luka jahitan sembuh pada hari ke 12. Untuk penyembuhan luka perinium di BPS Ninik Artiningsih masih menggunakan jenis terapi farmakologi yaitu penggunaan seperti analgesik dan antibiotik. Pendidikan kesehatan diajukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengeatahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakat. Di samping itu, dalam konteks ini promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang tradisi, kepercayaan masyarakat, dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk pendidikan ini antara lain penyuluhan kesehatan, pemeran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, spanduk, billboard, dan sebagainya(Notoatmodjo, 2007). Masa nifas merupakan kesempatan baik untuk memberikan penyuluhan, tetapi hal ini harus disampaikan dengan hati-hati, ramah dan peka terhadap adat
Universitas Sumatera Utara
setempat.Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyediaan asuhan masa nifas (Wijono, 2003). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara perawatan luka perineumdengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian apakah ada hubungan antara perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas? 3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum Mengetahui
hubungan
antara
perawatan
luka
perineum
dengan
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. 3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi perawatan luka perineum pada ibu nifas. b. Mengidentifikasi penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. c. Mengidentifikasi ada tidaknya hubungan perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.
4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi ibu nifas dalam rangka meningkatkan perawatan luka perineum untuk mempercepat penyembuhan luka perineum.
Universitas Sumatera Utara
4.2
Bagi Masyarakat Diharapkan dapat menambah informasi bagi masyarakat dalam melakukan perawatan luka perineum.
4.3
Bagi Peneliti Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti dalam memahami Ilmu Metode Penelitian serta untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dan manambah pengetahuan peneliti tentang perawatan luka perineum.
Universitas Sumatera Utara