BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan raya yang merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan ekonomi yang terpusat di kota Jakarta semakin hari semakin berkembang, maka muncul banyak kendaraan-kendaraan berat yang melintas di jalan raya. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan mutu dan kuantitas jalan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Di Indonesia, campuran beraspal panas untuk perkerasan lentur dirancang dengan menggunakan metode Marshall. Metode tersebut dapat diterapkan untuk kondisi lalu lintas berat dengan melakukan pemadatan benda uji sebanyak 2x75 tumbukan, dengan batasan rongga campuran antara 3 – 5%. Hasil dari pengujian pengendalian mutu menunjukkan bahwa kesesuaian parameter kontrol di lapangan seringkali tidak terpenuhi untuk mencapai persyaratan dalam spesifikasi. Selain itu rongga dalam campuran beraspal dapat mengalami perubahan setelah dilalui lalu lintas dalam kurun waktu beberapa tahun, sehingga rongga dalam campuran tersebut menjadi kurang dari batasan yang telah ditentukan, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan bentuk plastis dari perkerasan lentur tersebut. Salah satu solusi untuk memperbaiki 1
2 kondisi itu adalah dengan melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut terkait dengan inovasi menggunakan material tambahan baru pada campuran beraspal sehingga dapat meningkatkan mutu lapis perkerasan, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan jalan itu sendiri. Dalam upaya meningkatkan kekuatan struktur perkerasan jalan, pemilihan jenis material yang akan digunakan sangatlah penting. Selain aspal, agregat kasar dan agregat halus, filler adalah salah satu komponen penting dalam campuran beraspal. Persentase filler telah ditentukan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga adalah sebesar 1 – 2% dari total berat campuran beraspal. Dimana persentase tersebut disesuaikan dengan rencana lalu lintas harian. Semen Portland adalah salah satu material yang sering digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan konstruksi, sehingga penggunaan semen Portland memberikan peluang alternatif sebagai salah satu material penyusun campuran beraspal. Material tersebut adalah bahan non plastis yang telah disetujui oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai filler pada campuran beraspal panas. Selain itu keberadaan semen Portland banyak dijumpai di tempat penjualan material bangunan, sehingga untuk mendapatkan semen Portland tersebut relatif lebih mudah dibandingkan dengan material lainnya. Adapun material fly ash sering digunakan dalam struktur bangunan untuk mendapatkan beton dengan kekuatan yang cukup tinggi. Oleh karena itu ada kemungkinan jika material fly ash digunakan sebagai salah satu bahan campuran
3 beraspal panas, maka parameter-parameter yang terdapat pada campuran beraspal tersebut akan meningkat. Semua material campuran yang dirancang dalam spesifikasi tersebut untuk memenuhi kadar aspal yang cocok, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan dari campuran beraspal tersebut. Salah satu jenis dari campuran beraspal tersebut adalah Laston Lapis Aus Permukaan (AC-WC).
1.2
Identifikasi Masalah Jakarta merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk dan curah hujan yang cukup tinggi. Kedua hal tersebut menyebabkan ikatan antar agregat dengan aspal seringkali menjadi berkurang dikarenakan pengaruh dari air dan repetisi beban lalu lintas itu sendiri. Oleh sebab itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi masalah tersebut sehingga campuran beraspal memiliki stabilitas, kepadatan dan ikatan yang lebih baik.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penilitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan semen Portland dengan fly ash sebagai filler dalam campuran beraspal ditinjau dari stabilitas dan kepadatan yang akan dihasilkan dari campuran-campuran tersebut. Manfaat penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman dan menambah wawasan mengenai pengaruh penggunaan semen Portland dengan fly ash sebagai filler dalam campuran beraspal panas, khususnya AC-WC sebagai
4 lapis aus ke-2 permukaan perkerasan lentur ditinjau terhadap sifat Marshall (stability, flow, Void in Mineral Aggregate (VMA), Void in the Mix (VIM), Void Filled with Asphalt (VFA) dan Marshall Quotient).
1.4
Lingkup Penelitian Dalam penelitian kali ini, batasan masalah yang akan digunakan adalah : Agregat kasar dan agregat halus yang akan digunakan berasal dari Sudamanik dan digunakan pada Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Subur Brothers Jakarta. Bahan pengisi campuran (filler) dengan kadar 1,5% berupa semen Portland dengan fly ash. Bahan aspal menggunakan aspal PERTAMINA dengan penetrasi 60/70 Pencampuran menggunakan spesifikasi yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum, dalam “Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas”, Ditjen Bina Marga 2008. Penelitian benda uji variasi kadar filler semen Portland dan fly ash adalah 100% semen Portland, 50% semen Portland + 50% fly ash, 60% semen Portland + 40% fly ash, 40% semen Portland + 60% fly ash, 100% fly ash. Variasi kadar aspal yang digunakan 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% Metoda pengujian menggunakan metoda Marshall dengan 2x75 kali tumbukan.
5 1.5
Sistematika Penulisan Penelitian yang akan dilakukan terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut : 1) BAB 1 PENDAHULUAN Berisi tentang informasi secara umum dari penelitian ini yang menyangkut latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 2) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab 2 ini akan diuraikan landasan-landasan teori yang terkait dengan topik penelitian. Diantaranya adalah perkerasan lentur, material yang akan digunakan dalam campuran beraspal, serta metode pengujian laboratorium yang akan digunakan. 3) BAB 3 METODOLOGI Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, teknik analisa data, dan diagram alir penelitian. 4) BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang perhitungan dengan menggunakan metoda Marshall. Kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapatkan. 5) BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini menyajikan kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian dan saran untuk pengembangan penilitian selanjutnya.