BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan melakukan
perluasan
usaha
agar
terus
dapat
bertahan
dan
bersaing.
Pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut tetap mengacu pada tujuan utama dari perusahaan Pada dasarnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan dan juga memaksimumkan kemakmuran dari pemiliknya. Pada era globalisasi ini, sub sektor industri telekomunikasi juga mengalami perkembangan yang semakin pesat seiring dengan pertumbuhan dari jumlah pelanggan selulernya. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan yang meningkat sehingga perusahaan telekomunikasi (provider) secara tidak langsung melakukan inovasi terhadap kualitas dari produknya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Di samping itu, meningkatnya aktivitas promo – promo yang dilakukan oleh masing – masing operator juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dari jumlah pelanggan seluler. Saat ini di Indonesia beroperasi 7 operator seluler (provider) dengan teknologi GSM (Global System for Mobile) dan juga 4 operator seluler (provider) CDMA (Code Division Multiple Access), dimana operator GSM mendominasi
1
2
95% pasar selular dan sisanya merupakan pasar CDMA 5%. Di bawah ini akan disajikan data pertumbuhan jumlah pelanggan perusahaan operator seluler GSM dan CDMA terbesar di Indonesia tahun 2007 – 2011 Tabel 1 Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Perusahaan Operator Seluler GSM dan CDMA Terbesar di Indonesia Tahun 2007-2011
PT. Telekomunikasi Selular 47,8 juta
GSM PT. Indosat Tbk 18,02 juta
PT. XL Axiata Tbk 15,4 juta
Menaik/Menurun
-
-
-
-
-
Persentase (%)
-
-
-
-
-
Pelanggan
65,3 juta
35 juta
26 juta
7,3 juta
4,2 juta
Menaik/Menurun
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Persentase (%)
36,6%
94,2%
68,8%
92%
31,2%
Pelanggan
82 juta
33,1 juta
31,4 juta
11,38 juta
5 juta
Kenaikan
Penurunan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
25,6%
5,4%
20,8%
55,9%
19%
Pelanggan
100 juta
39,1 juta
40,1 juta
13 juta
6,2 juta
Menaik/Menurun
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
21,9%
18,1%
33,8%
14,2%
24%
Pelanggan
107 juta
52,1 juta
46,5 juta
14,4 juta
7 juta
Menaik/Menurun
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
7%
13%
16%
10,8%
16%
Tahun Pelanggan 2007
2008
2009
Menaik/Menurun Persentase (%)
2010
Persentase (%) 2011
Persentase
CDMA PT. Bakrie PT. Telecom Smartfren Tbk Tbk 3,8 juta 3,2 juta
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi_seluler_di_Indonesia Berdasarkan tabel pertumbuhan jumlah pelanggan di atas nampak bahwa kelima perusahaan telekomunikasi di atas mengalami peningkatan jumlah pelanggan dari tahun 2007 hingga tahun 2011, kecuali PT. Indosat yang mengalami penurunan pelanngan pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,4% dari tahun sebelumnya. Meskipun jumlah pelanggan dari kelima provider tersebut cenderung
3
terlihat mengalami kenaikan. Namun, jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya, industri telekomunikasi sedang mengalami penurunan. Tingkat pertumbuhan tersebut diperoleh dari selisih antara jumlah pelanggan tahun yang diamati dengan jumlah pelanggan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya persaingan yang ketat di bidang industri telekomunikasi. Meskipun demikian, situasi persaingan yang sangat ketat tersebut tidak membuat perjalanan bisnis dari suatu perusahaan selalu menunjukkan perkembangan usaha, tetapi pada suatu ketika ada saatnya perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Salah satu indikator dari kinerja perusahaan dapat dilihat dari pendapatan operasionalnya. Di bawah ini akan disajikan grafik pendapatan operasional dari kelima perusahaan telekomunikasi (provider) tersebut selama tahun 2007 hingga tahun 2011. 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 2007
2008
2009
2010
2011
(5,000,000) PT. Telekomunikasi Selular PT. XL Axiata Tbk PT. Smartfren Tbk
PT. Indosat Tbk PT. Bakrie Telecom Tbk
Sumber dari : data sekunder tahun 2007 – 2011 yang telah diolah Gambar 1 Total Pendapatan Operasional 5 Perusahaan Telekomunikasi Utama Di Indonesia
4
Gambar Grafik di atas menggambarkan adanya persaingan yang sangat ketat dalam dunia industri telekomunikasi saat ini, perusahaan yang tidak mampu mempertahankan kinerjanya lambat laun akan tersisih dari para pesaingnya dan dikhawatirkan perusahaan tersebut akan menuju ke arah kebangkrutan. Kondisi kebangkrutan dari sebuah perusahaan dapat diteliti sebelum hal tersebut terjadi. Semakin awal tanda – tanda kebangkrutan itu ditemukan, maka semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen dapat melakukan perbaikan sejak awal. Oleh karena itu, perusahaan perlu menganalisa untuk dapat memprediksi potensi kebangkrutan yang akan terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil langkah – langkah penanggulangan dan perbaikan yang tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan adalah Metode Altman Z-Score. Metode ini mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan menjadi model prediksi dengan teknik statistik. Metode ini juga dikenal dengan Multiple Descriminant Analysis. Seiring dengan perkembangan zaman, dan juga perubahan kondisi ekonomi, serta perilaku pasar, maka Altman memodifikasi formula
Z-Score dengan
mengubah beberapa nilai koefisien dan variabelnya. Variabel yang digunakan yaitu Net Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, dan Book Value of Equity to Book Value of Debt. Hal ini dilakukan oleh Altman karena Analisis Z-Score yang pertama kali dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968 tersebut dinilai kurang relevan karena ada kalanya terdapat hasil yang berbeda jika kita menggunakan obyek penelitian yang berbeda.
5
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul sebagai berikut : “Analisis Tingkat Financial Distress dengan Pendekatan Modifikasi Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Telekomunikasi”.
1.2 Rumusan Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan kondisi ekonomi saat ini, muncullah pendekatan model Altman Z-Score modifikasi (Z”-Score). Formula tersebut dibentuk untuk menyempurnakan formula dari metode Z-Score sebelumnya dalam menganalisis tingkat financial distress sehingga model dari Z”-Score diharapkan dapat memberikan informasi untuk memprediksi potensi kebangkrutan pada suatu perusahaan secara lebih akurat. Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1.
Apakah kondisi financial dari perusahaan telekomunikasi setelah dianalisis dengan metode Altman Z”-Score termasuk dalam kategori sehat, rawan ataukah financiaal distress ?
2.
Apakah variabel Net Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, dan Book Value of Equity to Book Value of Debt berpengaruh signifikan terhadap financial distress ?
6
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti pada penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui kategori (sehat, rawan ataukah financiaal distress) dari keadaan keuangan pada perusahaan telekomunikasi setelah menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode Altman Z”Score. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Net Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, dan Book Value of Equity to Book Value of Debt berpengaruh signifikan terhadap financial distress 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi, diantaranya yaitu ; 1.4.1 Kontribusi Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan juga dapat dijadikan sebagai alat ukur oleh perusahaan dalam memprediksi potensi kebangkrutan yang terjadi di masa akan datang dilihat dari prediksi model Altman Z-Score modifikasi. 1.4.2 Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang mengkaji topik yang serupa ataupun yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
7
1.4.3 Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan telekomunikasi dalam menentukan kebijakan, salah satunya yaitu kebijakan dalam menetapkan batasan minimum modal kerja bersih yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajiban terutama kewajiban jangka pendek.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membuat bahasan yang sesuai dengan kemampuan penulis dalam menganalisa masalah dan juga mencegah agar penelitian ini tidak terlalu luas dan menuju ke arah yang tidak jelas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada analisis tingkat financial distress untuk memprediksi potensi terjadinya kebangkrutan pada perusahaan telekomunikasi dengan menggunakan metode Altman Z”-Score.