BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang tingkat penduduknya sangat padat, kepadatan tersebut diimbangi dengan tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang beredar dimasyarakat. Dahulu tidak semua orang mempunyai kendaraan bermotor karena faktor ekonomi, tetapi sekarang kendaraan bermotor sudah sangat umum dan tidak menjadi barang yang istimewa. Kendaraan bermotor paling banyak beredar di wilayah kota-kota besar seperti Jakarta. Berdasarkan data Direktur Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, jumlah total kendaraan di wilayah Jadetabeka (Jakarta Depok Tangerang Bekasi dan Karawang) mencapai 13.347.802 unit yang beroperasi pada 2011. Jumlah kendaraan tersebut, terdiri atas mobil penumpang sebanyak 2.541.351, mobil muatan beban mencapai 581.290, bus sekitar 363.710 dan sepeda motor berjumlah 9.861.451. Jumlah pengendara sepeda motor lebih dominan di banding pengguna mobil pribadi. Hal tersebut karena kepadatan lalulintas dan kemacetan yang selalu ada di setiap waktu. Dengan tinggi nya angka kendaraan yang berlalulalang di Jakarta, membuat kota Jakarta semakin padat dan kemacetan tidak dapat di antisipasi. Dinas perhubungan DKI Jakarta tahun 2010 menaksir biaya kemacetan mencapai Rp 45,2 triliun pertahun. Biaya ini termasuk konsumsi bahan bakar minyak, oprasional kendaraan, kerugian ekonomi, dan pencemaran udara. Kendaraan pribadi merupakan penyalur kemacetan yang terjadi di ibukota Negara Indonesia ini. Dalam survey Jabodetabek Urban Transportation Policy Intergration tercatat ada 48,7 persen pengguna sepeda motor dan 13,5 persen
1
2 pemakai mobil. Yang artinya 62,2 persen perjalanan di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Fakta kemacetan mobilitas ke Jakarta meningkat 1,5 kali. Kendaraan yang berasal dari daerah Tangerang sejumlah 344.444 kendaraan. Kendaraan yang berasal dari Bekasi sejumlah 423.000 kendaraan. Dan kendaraan yang berasal dari kota Depok dan Bogor sebesar 338.000 kendaraan. (Kompas, 2012:1) Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di Jakarta membuat konsumsi penggunaan bahan bakar minyak sangat tinggi. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan suatu kebutuhan pokok bagi semua orang yang memiliki kendaraan bermotor. Jenis-jenis BBM banyak sekali variannya, diantaranya adalah premium, pertamax, solar, dan pertamax plus. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, kenaikan harga premium harus mengikuti harga minyak bumi yang semakin lama semakin meningkat yang menyebabkan harga bahan pokok semakin tinggi. Mahalnya pengolahan dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi dan menjadi bahan matang merupakan salah satu faktor kenaikan harga premium. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini premium sudah mengalami kenaikan beberapa kali, selama tahun 2003 dan 2004 harga premium Rp. 1.810 per liter, pada satu Maret 2005 menjadi Rp. 2.400, kemudian pada satu Oktober 2005 menjadi Rp.4.500 naik tinggi dari harga sebelumnya Maret 2005. Harga kembali naik menjadi Rp.6.000 pada 24 Mei 2008. Dan pemerintah lalu menurunkan harga premium secara bertahap dan pada 29 Januari 2009 sampai sekarang harga bbm tetap menjadi Rp. 4.500. Pada tahun 2012 rencana kenaikan bahan bakar sangat berpengaruh pada banyak hal, misalnya kenaikan harga sembako dan tarif angkutan umum. Kenaikan harga
3 sembako dikarenakan biaya transportasi dari petani menuju pasar mahal, maka dari itu biaya melonjak tinggi. Kenaikan harga sembako sangat meresahkan ibu-ibu rumah tangga sehingga mereka harus menambahkan extra biaya untuk keperluan dapur mereka. Dalam kenaikan tarif angkutan umum juga memberatkan sopir dan pengguna, pasalnya tarif angkutan umum sekarang sudah lumayan mahal serta berkurangnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum. Jika kenaikan BBM ini benar-benar terjadi, sangat memberatkan masyarakat kecil. Rencananya pembatasan BBM bersubsidi dijadwalkan berlangsung pada 1 April 2012. Terdapat tiga opsi yang disiapkan pemerintah , yakni menaikan harga BBM bersubsidi, mengalihkan penggunaan BBM ke BBG, dan mengharuskan mobil pribadi memakai BBM nonsubsidi, seperti pertamax. Alasan pemerintah menaikan BBM bersubsidi adalah situasi perekonomian Indonesia yang memburuk. Rencana kenaikan harga BBM sangat meresahkan masyarakat. Banyak elemen masyarakat yang melakukan demo untuk mengagalkan keinginan pemerintah tersebut. Karena banyaknya pihak yang menolak untuk menaikan harga BBM maka pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dengan dilarangnya menggunakan premium untuk mobil pribadi yang mempunyai kapasitas mesin diatas 1500cc. Pemerintah membataskan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi pada awal bulan Mei agar penggunaan BBM jenis premium dapat dimaksimalkan untuk masyarakat kurang mampu. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik adalah “kendaraan roda empat bermesin dibawah 1500cc masih diperbolehkan memakai BBM bersubsidi, sedangkan mobil yang lebih dari 1500cc harus menggunakan BBM nonsubsidi.” Rencana pembatasan dilakukan setelah opsi kenaikan BBM bersubsidi gagal dilakukan. Pemerintah menilai, jika subsidi
4 BBM tidak dibatasi, maka APBN-P 2012 akan jebol karena lonjakan konsumsi BBM bersubsidi melebihi kuota. Pemerintah mematok kuota konsumsi BBM bersubsidi maksimal 40 juta kiloliter. Tahun lalu realisasi konsumsi BBM bersubsidi membengkak menjadi 41.6 juta kiloliter. (Indonesia, 2012:1) Dengan permasalahan yang ada, masyarakat disudutkan dengan dua pilihan, yakni tetap menggunakan kendaraan pribadi atau beralih menggunakan angkutan umum. Penggunaan angkutan umum di Jakarta tidak berjalan sesuai harapan pemerintah. Kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum karena fasilitas dan kenyamanan diluar harapan masyarakat. Tingkat kriminalitas dan pelecehan seksual membuat pengguna angkutan umum khususnya para wanita enggan menggunakan jasa tersebut. Peran angkutan umum dalam menanggulangi kemacetan di ibukota sangat besar karena daya angkut yang begitu banyak dan mobilitas yang sangat tinggi. Banyak orang yang mengeluhkan keamanan pengguna angkutan umum kurang diperhatikan. Misalnya Busway merupakan angkutan umum yang pada saat ini sangat membantu masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari dalam transportasi. Penggunaan busway tidak seluruhnya berhasil, karena keamanan dan kenyamanan membuat penumpang merasa trauma dan tidak menggunakan busway lagi. Masyarakat pengguna busway mengeluhkan tentang armada yang lama dan keadaan bus yang semakin tidak terawat. Dengan demikian pemerintah berusaha untuk dapat mengoptimalkan peran transportasi massal di Jakarta untuk menanggulangi kemacetan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan Penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Pembatasan Penggunaan Bahan Bakar Minyak Jenis Premium Terhadap Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan
5 Pengguna Kendaraan Pribadi Periode April – Mei 2012 ( Studi Kasus Warga Jatibening Baru Blok Felesia ) “ 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang Penelitian di atas dapat dirumuskan suatu pokok masalah, yakni : Apakah Perilaku Konsumen terdapat hubungan dan pengaruh dalam Pengambilan Keputusan Pengguna Kendaraan Pribadi dalam kasus pembatasan penggunaan bahan bakar minyak jenis premium? 1.3 Ruang Lingkup Dalam Penelitian ini akan membahas Pengaruh Pembatasan Penggunaan Bahan Bakar Minyak Jenis Premium Dalam Perilaku Konsumen terhadap Pengambilan Keputusan Penggunaan Kendaraan Pribadi. Oleh sebab itu penulis menetapkan batasanbatasan yang akan di bahas dan yang akan di uji lebih jauh dari Penelitian ini. Batasanbatasan tersebut antara lain : 1. Menetapkan warga Jatibening II blok Felesia sebagai responden Penelitian. 2. Waktu pelaksanaan Penelitian yang dilakukan penulis adalah `mulai dari bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012.
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan : 1. Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan penulis dalam menempuh jenjang pendidikan strata satu jurusan Marketing Komunikasi Fakultas Ekonomi dan Komunikasi.
6
Manfaat akademis : 1. Untuk menambah pengetahuan dan referensi mahasiwa komunikasi dimasa yang akan datang dan mengenai sejauh mana perilaku konsumen dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Manfaat Praktis : 1. Hasil dari Penelitian ini sebagai bahan perbandingan dan Penelitian antara teori-teori komunikasi dengan penerapannya sebagai bahan studi bagi yang mempelajari ilmu komunikasi khususnya kajian publik relasi. Manfaat Teoritis : 1. Sesuai dengan pembelajaran Consumer Behavior pada perkuliahan, dapat di jabarkan bahwa perilaku konsumen itu merupakan salah satu sikap untuk menentukan sesuatu kondisi yang menguntungkan untuk orang itu sendiri. 1.5 Hipotesis Hipotesis yang di dapatkan dari Penelitian ini adalah : Ho :
Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Pembatasan Penggunaan Bahan
Bakar Minyak Jenis Premium dalam Prilaku Konsumen terhadap Pengambilan Keputusan Pengguna Kendaraan Pribadi Ha :
Ada hubungan dan pengaruh dari Pembatasan Penggunaan Bahan Bakar
Minyak Jenis Premium dalam Prilaku Konsumen terhadap Pengambilan Keputusan Pengguna Kendaraan Pribadi.
7
1.6 Metodologi Metodologi yang dipakai dalam penulisan ini dengan kuantitatif yaitu menggunakan populasi dan sampel Penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan pengambilan data asli yang langsung diteliti dari penulis berdasarkan dari hasil Penelitian yang dikumpulkan dari observasi dan hasil pendukung lainnya. Data primer yang digunakan di Penelitian ini adalah kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyusun pertanyaan untuk diberikan kepada respoden. Objek Penelitian adalah warga Jatibening II Blok Felesia dan lokasi Penelitian di wilayah perumahan.. Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber-sumber bantuan yang sudah mempunyai hasil dan dikembangkan lagi oleh penulis. Data sekunder diperoleh dari buku, internet, dan sumber-sumber yang berhubungan atau mendukung dengan Penelitian. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri dari lima bab dan disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari tujuh bagian yang berisi latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, hipotesis, metodologi, dan Sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI
8 Berisikan teori-teori yang menjadi dasar pemikiran yang membantu pembahasan topic ini. Landasan teori yang berisikan tinjauan umum mengenai pengertian, model, unsur, proses, tujuan, sifat, dan fungsi dari komunikasi dan komunikasi antar budaya. Serta teori-teori khusus mengenai judul Penelitian Perilaku Konsumen dan Pengambilan Keputusan. BAB III : OBYEK PENELITIAN Dalam bab ini dibahas mengenai teknik Penelitian dengan kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data yakni dengan penyebaran kuisioner, penghitungan SPSS, dan lain-lain. BAB IV : HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas hasil Penelitian yang terdiri dari gambaran obyek yang diteliti dan hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan menggunakan program SPSS. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari penulis mengenai judul yang diambil serta manfaat dan kegunaan-nya bagi kita.