BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan adanya persoalan yang melibatkan dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan metode belajar tertentu, menduga kemampuan kerja seseorang berdasarkan daya motivasi, dan lain sebagainya. Untuk menjawab hal-hal seperti yang dicontohkan tersebut, perlu dibahas mengenai hubungan yang ada atau yang diperkirakan ada antara variabel tersebut. Bentuk hubungan ini dikenal dengan nama regresi (Sudjana,2002). Pada kenyataannya tidak semua variabel yang ingin diduga atau diperkirakan berupa skala numerik. Ada kalanya variabel tersebut berupa kategori atau atribut. Untuk memperkirakan variabel seperti ini, regresi linear kurang tepat untuk digunakan. Oleh karena itu, cara yang tepat untuk menjawab persoalan tersebut adalah dengan regresi logistik. Regresi ini pun dibedakan berdasarkan jumlah kategori pada variabel yang bersangkutan. Pada persoalan dimana variabel terdiri dari dua kategori maka disebut dengan regresi logistik binomial atau dikotomus. Misalnya akan diperkirakan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung atau tidak. Jika terkena penyakit jantung maka akan diberi nilai 1, jika tidak terkena penyakit jantung maka akan diberi nilai 0. Berdasarkan variabel-variabel bebas yang ada, maka dapat diperkirakan bagaimana kemungkinan untuk terkena penyakit jantung tersebut. Namun tidak semua persoalan hanya memiliki dua kategori atau atribut. Ada kalanya variabel tersebut terdiri lebih dari dua katergori.
2 Untuk persoalan seperti ini maka dapat digunakan regresi logistik multinomial atau polytomous. Regresi logistik multinomial digunakan dalan berbagai bidang. Misalnya dalam bidang bisnis. Seorang peneliti ingin memperkirakan komitmen karyawan. Komitmen tidak dapat dihitung berdasarkan angka. Pada perusahaan tersebut komitmen dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu large, moderate, dan small. Kemudian untuk memperkirakan komitmen digunakanlah beberapa variabel independen seperti ukuran perusahaan, jenis industri, kualitas menejemen, dan beberapa variabel lain yang memungkinkan dan sesuai dengan apa yang ingin diteliti. Variabel independen ini dapat berupa skala numerik, ordinal, maupun nominal. Regresi logisitk multinomial juga dapat digunakan untuk permasalahan dalam bidang lain. Untuk penelitian ini, penulis akan membahas penggunaan regresi logistik multinomial dalam bidang kesehatan, atau lebih spesifiknya untuk memperkirakan status gizi anak.
Status gizi anak berkaitan dengan pertumbuhan anak. Pertumbuhan
merupakan salah satu ciri khas yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dalam diri seorang anak. Hal inilah yang membedakan anak dengan orang dewasa sehingga tidak dapat dikatakan bahwa anak adalah dewasa dalam ukuran dan bentuk yang lebih kecil (Narendra, et.al, 2002, p1). Mengacu pada pendapat Ikatan Dokter Anak Indonesia (2002) bahwa status gizi berkaitan dengan pertumbuhan anak, oleh karena itu penelitian dan pemantauan pertumbuhan anak secara medis maupun statistik sangat diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh secara normal atau tidak.
3 Banyak orang tua yang kurang mengetahui bagaimana status gizi anaknya atau mungkin ada pula orang tua yang kurang peduli dengan gizi anaknya. Ada pula orang tua yang tahu indikator yang perlu dipantau untuk mengetahui status gizi anak, namun orang tua tidak melakukan pemantauan secara rutin. Hal ini
dapat menyebabkan
terabaikannya pertumbuhan anak itu sendiri dan berdampak pada permasalahan gizi. Pertumbuhan sering dipandang sebagai ukuran fisik yang bertambah besar saja. Mengapa pertumbuhan harus diukur dan dipantau? Pada dasarnya laju pertumbuhan merupakan parameter sederhana untuk menilai normal tidaknya status kesehatan seorang anak dan berkaitan pula dengan status gizi anak tersebut. Misalnya, laju pertumbuhan dapat terganggu bila anak menderita suatu penyakit, infeksi kronis, asupan nutrisi yang salah, atau terjadinya kelainan organ yang mengganggu metabolisme tubuh. Sering pula timbul kesalahpahaman dalam diri orang tua bahwa anak yang gemuk identik dengan lucu dan anak yang kurus sering dikatakan mengalami kekurangan gizi. Penulis mengambil topik ini dikarenakan penulis sangat dekat dengan dunia anakanak dan penulis berharap agar orang tua dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi status gizi anak, bagaimana peluang anak untuk mendapatkan status gizi tersebut, dan diharapkan orang tua akan lebih peduli untuk memantau pertumbuhan anak-anak. Hal ini guna mendeteksi sejak dini adanya gangguan pada pertumbuhan anak yang dapat berdampak negatif bagi anak yang bersangkutan. Beberapa penelitian telah dilakukan, baik yang berhubungan dengan pertumbuhan anak, status gizi, maupun yang merupakan pemanfaatan dari regresi logistik. Pada tahun 2009 terdapat penelitian untuk memantau pertumbuhan balita di Surabaya berdasarkan data yang terdapat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) balita. Model pertumbuhan ini
4 menggunakan Spline Polynomial Truncated. Kesimpulan yang didapat adalah pertumbuhan balita di Surabaya lebih rendah daripada standar yang dikeluarkan oleh World Health Organization. Standar evaluator yang dipakai sekarang tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia yang rata-rata berat badannya lebih kecil daripada berat badan di Amerika Serikat (Syauqi, 2009). Pada tahun 2009 di kelurahan Palmerah didapati bahwa 43,4% koresponden belum jelas tentang pengetahuan gizi yang baik dan benar dan hanya 27,1% koresponden yang beranggapan penting untuk memenuhi gizi anak yang baik dan benar. Hal ini menunjukkan masyarakat masih belum sadar akan pentingnya gizi yang sehat (Wilbar, 2009). Regresi logistik ordinal pernah digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita nelayan Kecamatan Bulak, Surabaya. Dalam penelitian tersebut didapati bahwa status gizi balita nelayan secara signifikan dipengaruhi faktor-faktor pendidikan ibu, kelengkapan imunisasi, dan penghasilan rumah tangga (Megahardiyani, 2010). Penelitian dengan menggunakan regresi logistik multinomial pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dalam investasi saham dengan peluang resiko tinggi antara 0,75 sampai dengan 1 memiliki kejadian paling banyak, sehingga reksa dana saham yang telah dianalisis memiliki peluang resiko yang tidak kecil (Nugroho, 2009). Penelitian untuk mengestimasi model pertumbuhan anak sekolah dasar di Makasar bedasarkan indeks antropometri pernah dilakukan dan didapati kesimpulan bahwa model pertumbuhan anak yang terbaik berdasarkan indeks antropometri adalah indeks berat badan (Y) menurut tinggi badan (X) baik untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan (Sanusi, 2009). Penelitian menggunakan regresi logistik binomial pernah dilakukan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi kejadian hilangnya gigi pada pasien Rumah Sakit Mulya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa usia, status merokok, gizi, frekuensi menyikat gigi
5 berpengaruh secara signifikan terhadap kehilangan gigi pada pasien. Sementara jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan (Setyadi, 2011). Pertumbuhan anak dipantau berdasarkan indeks antropometri. Pemantauan pertumbuhan ini nantinya dapat menentukan status gizi anak. Lima indeks antropometri tersebut adalah berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, dan lipatan kulit. Sementara penentuan status gizi anak dilakukan bersadarkan pengukuran berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, dan tinggi badan menurut berat badan.
1.2. Perumusan Masalah Sebelum menentukan faktor-faktor yang mempengeruhi status gizi anak dan peluang anak untuk memperoleh status gizi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan variabel-variabel yang berhubungan dalam penelitian ini. Variabelvariabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, status keluarga, dan tinggi badan anak. Rumusan masalah yang dibuat untuk penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana karakteristik status gizi anak di kelurahan Karang Kitri?
2.
Bagaimana model regresi logistik multinomial untuk status gizi anak di kelurahan Karang Kitri?
3.
Apakah umur, jenis kelamin, status keluarga, dan tinggi badan berpengaruh secara signifikan terhadap status gizi anak berdasarkan berat badan menurut umur?
4.
Bagaimanakah peluang status gizi seorang anak?
6 1.3. Ruang Lingkup Masalah Agar pembahasan pada penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran, maka perlu adanya ruang lingkup masalah. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ruang lingkup tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian menggunakan indeks antropometri berupa tinggi badan sebagai variabel independen.
2.
Faktor lain yang digunakan sebagai variabel independen adalah umur, jenis kelamin, dan status keluarga.
3.
Status gizi yang digunakan berdasarkan berat badan menurut umur.
4.
Objek penelitian adalah anak berusia 0 sampai 60 bulan di kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur.
5.
Data yang digunakan adalah hasil pengukuran pertumbuhan anak pada Agustus 2011.
6.
Penelitian menggunakan metode regresi logistik multinomial.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian tentunya harus memiliki tujuan supaya jelas apa yang hendak dicapai melalui penelitian tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
7 1.
Mengetahui gambaran umum status gizi anak di Kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur.
2.
Mengetahui bagaimana model regresi logistik multinomial untuk status gizi anak di Kelurahan Karang Kitri, Bekasi Timur.
3.
Mengetahui apakah umur, jenis kelamin, status keluarga, dan tinggi badan berpengaruh secara signifikan terhadap status gizi anak.
4.
Mengetahui peluang status gizi seorang anak. Penelitian harus memiliki manfaat, baik bagi peneliti itu sendiri maupun bagi
orang banyak. Penelitian ini memiliki manfaat bagi peneliti, masyarakat, pembaca, dan bagi pemerintah khususnya yang menangani masalah gizi anak. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi peneliti bermanfaat untuk mempelajari tentang regresi logistik multinomial serta pemanfaatannya, yaitu untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap status gizi anak dan bagaimana peluang status gizi seorang anak. Penelitian ini juga akan menambah wawasan peneliti tentang pertumbuhan dan gizi anak.
2.
Bagi masyarakat khususnya yang telah mempunyai anak, penelitian ini bermanfaat mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap status gizi anak, mengetahui peluang status gizi anak sehingga dapat mendeteksi sejak dini kemungkinan adanya kelainan pada pertumbuhan anak yang bersangkutan.
8 Bagi pemerintah yang menangani pertumbuhan dan gizi anak, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan status gizi anak-anak yang ada di wilayah tersebut. Dengan demikian, diharapkan dapat menjadi acuan mengambil tindakan lebih lanjut jika anak tersebut memiliki status gizi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga anak tersebut dapat diberikan penanganan sejak dini agar pertumbuhan anak tidak semakin terganggu mengingat pentingnya pertumbuhan anak.