BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada sekitar pertengahan dasawarsa delapan puluhan, saat komputer mulai dipopulerkan di Indonesia, banyak berdiri kursus-kursus komputer. Kursus-kursus ini pada umumnya memberikan pelajaran mengenai perangkat lunak, mulai dari tingkat pemula hingga tingkat mahir. Beberapa modul yang diajarkan dan dipraktekkan di antaranya: pengenalan komputer, pengolah kata, lembar kerja elektronik, basis data, diagram alur, pemrograman, program-program utility, serta analisis dan perancangan sistem. Sasaran pasar atau target market kursus-kursus ini terutama adalah pelajar Sekolah Menengah Pertama, pelajar Sekolah Menengah Umum (dahulu Sekolah Menengah Atas), lulusan Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan, mahasiswa, penggemar komputer, bahkan ibu rumah tangga. Adapun manfaat (benefit) yang ditawarkan kursus komputer antara lain: menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan perusahaan, memberi bekal pengetahuan/keterampilan seorang pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaannya, menunjang pelajaran siswa di sekolah, menyalurkan bakat dan kreativitas penggemar 1
komputer, merupakan sarana untuk mengejar ketinggalan
1
2 di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengisi waktu luang.
1.2. Masalah Pokok dan Perumusannya Ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju berkembang sangat pesat sehingga banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, tertinggal. Untuk dapat mengejar ketinggalannya diperlukan berbagai sarana dan prasarana, di antaranya adalah melalui teknologi informasi. Karena tidak mungkin seluruh penduduk suatu negara menikmati pendidikan formal sampai perguruan tinggi, maka diperlukan pendidikan non-formal. Salah satu bentuk pendidikan non-formal adalah adalah kursus, sehingga kursus merupakan salah satu alternatif dari sistem pendidikan yang ada di suatu negara. Jenis kursus sangatlah banyak, dan satu di antaranya adalah kursus komputer, yang merupakan salah satu cara menguasai teknologi informasi secara non-formal. Namun, saat ini, kursus-kursus itu mulai kurang terdengar gaungnya. Sejumlah kursus komputer yang sempat populer pada masa lalu, kini sudah tutup dan tidak terdengar lagi, walaupun “pasar” dan “permintaan” untuk kursus komputer sebagai salah satu alternatif sistem pendidikan masih tetap ada. Mungkin banyak faktor yang menyebabkan hal itu, tetapi tulisan ini tidak bermaksud mencari penyebabnya. Tulisan ini berusaha membahas bagaimana kursus komputer di Jakarta dapat mempertahankan eksistensinya melalui daya tariknya di tengah tajamnya persaingan.
3 1.3. Tujuan dan Manfaat Tulisan ini bermaksud meneliti sejauh mana faktor-faktor produk, promosi, lokasi, dan harga berkaitan erat dengan daya tarik kursus-kursus komputer. Hasil penelitian diharapkan mempunyai manfaat bagi para pengelola kursus komputer pada umumnya. Manfaat tersebut berbentuk kemampuan untuk lebih meningkatkan daya tarik kursus komputer, daya saingnya, dan pada akhirnya “kesejahteraan” intern dan “keberadaan” kursus tersebut. Kursus komputer yang bermutu tentu dapat memberi nilai tambah bagi karyawan-karyawan perusahaan dalam hal pengetahuan dan keterampilan komputer, membekali pencari kerja dengan pengetahuan dan keterampilan komputer, memudahkan siswa sekolah menengah dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya, menyalurkan bakat dan kreativitas para penggemar komputer, mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengisi waktu luang. Kursus komputer yang bermutu juga akan membuat siswa-siswanya memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajar, lebih produktif dan lebih efisien. Penguasaan teknologi informasi yang baik juga merupakan jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini banyak diinformasikan melalui perangkat telekomunikasi.
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan Yang dimaksud dengan kursus komputer adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang jasa, yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan,
4 khususnya di bidang komputer. Pendidikan dan pelatihan kursus bersifat non-formal, sehingga merupakan program non-gelar. Pada umumnya, kursus komputer dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah kursus komputer reguler, yang menyelenggarakan pendidikannya secara teratur dalam kelas-kelas di suatu lokasi tertentu. Jenis kedua adalah kursus in-house training/ing-griya yang menyelenggarakan pendidikannya di tempat pelanggan, yakni di perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga yang meminta jasa kursus komputer bagi karyawannya. Adapun yang dimaksud dengan kursus komputer dalam tulisan ini adalah jenis yang pertama (reguler). Walaupun ada sekian banyak faktor yang mempengaruhi daya tarik suatu kursus komputer, tetapi tesis ini hanya mencoba melihat hubungan daya tarik tersebut dengan marketing mix: (1)produk, (2)promosi, (3)lokasi, dan (4)harga (price). Dalam industri jasa, secara implisit marketing mix tersebut mencakup (5)bukti fisik (physical evidence), (6)faktor manusia (people), serta (7)proses (processes) kursus tersebut. Unsur produk yang dimaksud di sini mencakup: 1.
Perangkat keras, yakni jumlah komputer (CPU dan monitor), jumlah jaringan (LAN atau WAN), dan perangkat telekomunikasi (saluran telpon, saluran fax, dan modem).
2.
Feature produk, yakni jenis prosesor yang digunakan.
3.
Perangkat lunak adalah program-program aplikasi yang berbasis DOS,
5 Window, atau sistem operasi lainnya. Unsur promosi mencakup (a) advertensi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, buku telpon, selebaran, spanduk, brosur, poster, direct mail, internet, dan (b) pameran, pemberian diskon dan hadiah, serta beasiswa. Biaya untuk promosi adalah biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan untuk promosi per tahun dikaitkan dengan omset (penghasilan) per tahun. Adapun “lokasi” yang dimaksudkan dalam judul tulisan ini adalah lokasi geografis di mana kursus komputer itu berada, dihubungkan dengan arti strategisnya. Kategori lokasi adalah kompleks perumahan, sekitar sekolah/ perguruan tinggi, ruko/rukan, pertokoaan, atau lainnya. “Harga” dalam judul tulisan ini adalah besarnya biaya rata-rata yang dikeluarkan seorang siswa untuk mengambil satu paket perangkat lunak. Bukti fisik yang dimaksud adalah prasarana, simbol/citra, dan garansi/umur kursus komputer. Prasarana yang dimaksud dalam hal ini adalah prasarana belajar maupun prasarana pendukung; sedangkan simbol/citra kursus komputer adalah status kursus tersebut (independen, unit organisasi, atau franchise). Faktor Manusia dalam tulisan ini adalah tenaga pengajar/instruktur dan karyawan administrasi, serta siswa kursus komputer tersebut. Proses kursus komputer yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan serta kualitas pendidikan dan pelatihan kursus tersebut. Penelitian hubungan tersebut dibatasi pada kursus-kursus komputer yang ada
6 di DKI Jakarta, dan dilakukan pada sekitar akhir tahun 1997.
1.5. Sistematika Penulisan •
Bab pertama berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, masalah pokok dan perumusannya, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, serta sistematika penulisan.
•
Bab kedua berisi landasan teoritis, terdiri dari kerangka teori yang mendukung analisis penelitian, hipotesis, serta model yang digunakan dalam penelitian ini.
•
Bab ketiga berisi metode penelitian, yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, variabel-variabel yang digunakan, dan metode analisis.
•
Bab keempat berisi hasil dan pembahasan penelitian, yang terdiri dari hasil pengolahan data dan deskripsinya, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
•
Bab kelima berisi kesimpulan atas penelitian ini dan saran-saran yang dapat diajukan, bagi pemilik/pimpinan kursus, maupun bagi penelitian selanjutnya.