BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dapat mendorong kemajuan di bidang industri. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya mesin dan bahan baku baru untuk menghasilkan produk yang baru pula. Akan tetapi, bahan baku, produk, serta hasil samping yang dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang dapat menimbulkan keadaan darurat. Salah satu bentuk permasalahan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan adalah terjadinya keadaan darurat. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya peningkatan kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan. K3 menjadi salah satu bagian yang paling penting untuk diperhatikan dewasa ini. Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Terjadinya kecelakaan industri dapat menyebabkan terhambatnya produksi yang akan berdampak pada penurunan produksi serta kerugian perbaikan maupun pengobatan. Oleh karena itu K3 harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan keuangan serta fungsi penting perusahaan lainnya. Melihat bahan pendukung dari proses produksi yang digunakan PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant menggunakan bahan kimia, sehingga mempunyai potensi bahaya dan sewaktu-waktu dapat terjadi keadaan 1
2
darurat seperti kebocoran gas amoniak dan klorin. Amoniak adalah senyawa gabungan nitrogen dan hidrogen dengan formula NH3. Amoniak adalah gas yang tidak berwarna dengan ciri khas bau yang menyengat hidung. mudah sekali larut dalam air, bersifat basa lemah dan kaustik. Amoniak dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan (Bronchitis & Asma), iritasi mata dan kulit, dapat menyebabkan mata dan hidung berair, batuk, sesak nafas dan bahkan kematian. Klorin adalah bahan kimia penting dalam pemurnian air, dalam desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin bersifat sangat reaktif. Klorin berbahaya ketika memasuki tubuh saat terhirup bersama dengan udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi. Menghirup uap klorin bisa merugikan sistem pernapasan. Keluhan akan bervariasi mulai dari batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru. Selain dapat mengancam kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan jiwa tenaga kerja serta lingkungan sekitar perusahaan. Untuk itu diperlukan sistem tanggap darurat guna mengantisipasi berbagai kemungkinan seperti kecelakaan, kebakaran, ledakan, kebocoran bahan kimia atau pencemaran (Soehatman, 2010). Kelengkapan
sarana
dan
fasilitas
untuk
pencegahan
dan
penanggulangan kebocoran gas amoniak dan klorin diperlukan untuk mengantisipasi penyebaran area kebocoran di perusahaan, dengan adanya Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dan memadai, pelatihan kepada karyawan atau operator, serta dilaksanakannya prosedur penanggulangan keadaan
3
darurat agar pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan secara tepat, cepat dan aman. Sistem tanggap darurat didukung dengan adanya pelaksanaan simulasi keadaan darurat secara rutin yang sesuai dengan prosedur tanggap darurat. Perlunya dilakukan simulasi secara rutin sebagai media pelatihan kepada seluruh
karyawan
dalam
menghadapi
keadaan
darurat,
memastikan
perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan aset perusahaan, juga mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Dengan hal ini diharapkan karyawan dapat mengerti dan memahami kegunaan dari prosedur tanggap darurat, rencana menghadapi keadaan darurat, serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan penanggulangan keadaan darurat. Dengan adanya latar belakang permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan simulasi tanggap darurat kobocoran gas atau bahan kimia apabila terjadi keadaan darurat di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Penerapan Simulasi Tanggap Darurat Kebocoran Gas Amoniak dan Klorin di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Penerapan Simulasi Tanggap Darurat Kebocoran Gas Amoniak dan Klorin di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant?”
4
C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan simulasi tanggap darurat kebocoran gas amoniak dan klorin di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant, meliputi : 1. Prosedur sistem tanggap darurat. 2. Tim tanggap darurat. 3. Sarana dan fasilitas tanggap darurat. 4. Simulasi kebocoran gas amoniak dan klorin. 5. Evaluasi simulasi kebocoran gas amoniak dan klorin.
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant dapat member manfaat antara lain : 1. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dapat melaksanakan jadwal simulasi tahun 2016, terutama untuk simulasi kebocoran amoniak dan gas atau bahan kimia. b. Perusahaan
melibatkan
mahasiswa
magang
untuk
membantu
menyelesaikan tugas-tugas kantor atau kebutuhan unit kantor kerja. c. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa magang dalam pelaksanaan program K3 di perusahaan. d. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara perusahaan/institusi tempat magang dengan Program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret.
5
2. Bagi Program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja a. Sebagai sarana pengembangan keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi peserta program melalui tambahan refrensi khususnya Sistem Tanggap Darurat guna meningkatkan kualitas mahasiswa dalam penerapan ilmu K3 di perusahaan. b. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan mempratekkan di dunia kerja. c. Sebgai sarana untuk membina kerja sama dengan institusi lain dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. 3. Bagi Mahasiswa a. Dapat menerapkan keilmuan K3 yang diperoleh di bangku kuliah khususnya mengenai simulasi tanggap darurat kebocoran gas dalam kondisi yang sebenarnya. b. Dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja dalam keilmuan K3 yang diperoleh pada prateknya di kondisi kerja nyata. c. Sebagai sarana untuk memperdalam dan menambah ilmu pengetahuan penulis tentang program pelaksanaan simulasi tanggap darurat kebocoran gas. d. Dapat mengetahui persiapan dan langkah-langkah mengahadapi keadaan darurat di suatu perusahaan khususnya kebocoran gas di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant.