BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang By product adalah Suatu hasil sampingan yang diperoleh dari suatu proses produksi selain dari yang dihasilkan oleh suatu produk utamanya ataupun hasil sampingan dari suatu jenis produk pangan yang bukan merupakan hasil utamanya. Misalnya pada produk tanaman pisang yang menjadi produk utamanya adalah buah pisang yang paling sering dikonsumsi sampai saat ini tetapi selain buah pisang itu sendiri ada bagian bagian dari tanaman pisang yang masih dapat dimanfaatkan yakni jantung pisang, dahan pisang, kulit pisang, batang pisang, akar pisang, bonggol pisang dan lain sebagainya, bagian bagian inilah yang menjadi by produk tanaman pisang yang masih dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah jantung pisang, pemanfaatan jantung pisang dalam pengolahan dapat dijadikan abon nabati. Abon nabati yang berbahan baku jantung pisang ini diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual serta manfaat kesehatan. Karena jantung pisang itu sendiri memiliki jumlah serat yang cukup tinggi. Bahkan menurut Beberapa penelitian menunjukkan, serat pangan sangat bermanfaat untuk 1) memperlambat kecepatan pencernaan dalam usus, sehingga aliran energi ke dalam tubuh menjadi tetap, 2) memberikan perasaan kenyang yang lebih lama, 3) memperlambat kemunculan gula darah (glukosa), sehingga insulin yang dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi energi semakin sedikit. 4) membantu mengendalikan berat badan dengan memperlambat munculnya rasa
1
1
lapar, 5) meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dengan cara meningkatkan pergerakan usus besar, 6) mengurangi risiko penyakit jantung, 7) mengikat lemak dan kolesterol kemudian dikeluarkan melalui feses (proses buang air besar). Dengan keunggulan serat yang dimiliki oleh abon nabati yang berbahan baku jantung pisang ini dapat berperan sebagai pangan fungsional pada produk pangan yang dihasilkan. Pangan fungsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Pangan fungsional merupakan pangan alami (sebagai contoh, buah-buahan dan sayur-sayuran) atau pangan olahan yang mengandung komponen bioaktif sehingga dapat memberikan dampak positif pada fungsi metabolisme manusia. Dalam dokumen konsensus “Scientific Concepts of Functional Foods in Europe” yang dikeluarkan oleh European Commission Concerted Action on Functional Food Science in Europe (FUFOSE) mendefinisikan pangan dapat dikatakan memiliki sifat fungsional jika terbukti dapat memberikan satu atau lebih manfaat terhadap target fungsi tubuh (selain fungsi gizi normalnya) dengan cara yang relevan dapat memperbaiki status kesehatan dan kebugaran serta menurunkan risiko penyakit. Konsep pangan fungsional pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1984 dengan istilah FOSHU yang merupakan singkatan dalam bahasa Inggris Food for Special Healthy Uses yang berarti pangan yang dikhususkan untuk diet tertentu. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya populasi orang tua di Jepang yang berpotensi terhadap peningkatan penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, osteoporosis, dan kanker. Berlatar 2
belakang hal tersebut, maka Kementerian Pendidikan Jepang pada tahun 1984 mencanangkan proyek pengembangan dan penelitian yang memfokuskan pada sifat fungsional pada pangan. Proyek tersebut merupakan proyek penelitian mengenai pangan fungsional yang pertama kali di dunia dengan melibatkan berbagai peneliti dari latar belakang disiplin ilmu seperti ilmu gizi, farmakologi, psikologi, dan kedokteran. Jumlah produk pangan yang disetujui untuk mendapatkan klaim dan logo FOSHU oleh Kementerian Kesehatan, Pekerjaan, dan Kesejahteraan di Jepang. Hingga akhir tahun 2007, Jepang sudah memberikan label FOSHU pada 755 produk pangan. Klaim kesehatan untuk produk FOSHU di Jepang diklasifikasikan menjadi delapan kelompok yang memberikan efek kesehatan untuk kondisi IG (Indeks Glikemik), tekanan darah, serum kolesterol, glukosa darah, absorpsi mineral, kesehatan gigi, lemak netral pada darah, serta kesehatan tulang. Abon yang kita kenal selama ini merupakan produk olahan yang berasal dari hewani baik berupa ikan, ayam maupun daging. Abon jantung pisang merupakan produk olahan yang berasal dari bahan nabati, yang dapat dijadikan sebagai substitusi dari abon berbahan dasar hewani. Untuk itu pengembangan abon berbahan dasar nabati dalam hal ini abon jantung pisang perlu dilakukan mengingat keinginan konsumen terhadap produk produk olahan yang berbahan dasar nabati. Abon nabati berbahan baku jantung pisang dapat dikonsumsi bagi konsumen yang tidak memakan daging dagingan atau biasa disebut vegetarian. Bahkan abon nabati berbahan baku jantung pisang ini dapat dikonsumsi bagi
3
konsumen yang melakukan program diet karena abon nabati ini mengandung serat pangan yang tinggi sehingga dapat membatu selama proses diet. Dalam kelompok masyarakat tertentu yakni komunitas masyarakat vegetarian telah banyak bermunculan, dan bahkan untuk masyarakat vegetarian itu sendiri sudah ada organisasi yang menaunginya. Indonesia Vegetarian Society (IVS) adalah merupakan suatu organisasi masyarakat, dimana orang orang yang berada dalam organisasi ini merupakan vegetarian (tidak mengkonsumi daging). Saat sekarang ini, konsumen mulai berpikir tentang bagaimana cara hidup sehat yakni dengan berolah raga dengan teratur serta lebih banyak mengkonsumsi bahan pangan yang berasal dari nabati. Jadi produsen dituntut untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menciptakan produk produk olahan pangan yang berasal dari nabati. Dalam kaitannya dengan abon jantung pisang adalah merupakan salah satu produk olahan pangan yang berasal dari nabati yang dapat dikembangkan menjadi suatu industri produk olahan nabati dan sebagai salah satu pilihan yang baik bagi para pengusaha yang ingin berinvestasi dalam produk pangan olahan nabati. 1.2 Perumuasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, kebutuhan konsumen terhadap produk olahan nabati semakin dibutuhkan mengingat pola pikir konsumen sekarang ini sudah mengarah kepada pola hidup sehat. Sehingga produsen diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada saat sekarang ini.
4
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah digunakan untuk menyederhanakan ruang lingkup penelitian sehingga penelitian yang dilakukan lebih efektif dan sesuai dengan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Produk yang menjadi fokus dalam penelitian adalah abon nabati berbahan baku jantung pisang. 2. Pengembangan produk dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan Value Engineering (rekayasa nilai). 3. Permasalahan-permasalahan yang akan diteliti terbatas pada aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial secara kuantitaif yaitu berdasarkan pada jumlah dan banyaknya. 4. Aspek pasar meliputi besarnya peluang pasar terhadap penerimaan produk abon berbahan baku abon jantung pisang. Aspek teknis meliputi pengembangan produk dan proses produksi abon berbahan baku jantung pisang. Aspek finansial meliputi aliran kas dan biaya investasi serta analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya investasi, kenaikan suku bunga, kenaikan total cost dan penurunan pendapatan. 5. Biaya dalam perhitungan nilai (value) hanya terbatas pada biaya bahan baku produk abon berbahan baku jantung pisang.
5
1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kebutuhan konsumen terhadap atribut produk abon nabati berbahan baku jantung pisang. 2. Menghasilkan rumusan konsep dan rancangan produk abon nabati berbahan baku jantung pisang. 3. Memperoleh parameter proses terbaik produksi abon nabati berbahan baku jantung pisang sesuai kebutuhan konsumen. 4. Mengetahui tingkat kelayakan finansial agroindustri abon nabati berbahan baku jantung pisang. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan konsep dan perancangan produk abon nabati berbahan baku jantung pisang berbasis kebutuhan konsumen.
2.
Dapat digunakan sebagai alternatif realisasi pengembangan produk abon nabati berbahan baku jantung pisang berbasis kebutuhan konsumen.
3.
Dapat diguanakan sebagai dasar atau panduan tata cara proses produksi abon nabati berbahan baku jantung pisang
4.
Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan usaha agroindusti abon nabati berbahan baku jantung pisang.
6