BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Penelitian Kemampuan untuk mengatur (manage) arus pertukaran informasi dengan cepat, tepat, dan akurat sangat dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan dalam menunjang pengelolaan suatu kegiatan di era globalisasi ini. Kemampuan arus pertukaran Informasi yang seperti itu dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja pengelolaan kegiatan khususnya di Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian). Kegiatan di Kemenko Perekonomian mempunyai ciri khusus yaitu adanya pengelompokan didalam masing-masing pengelola kegiatan dengan memiliki otonomi sendiri sesuai Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi) lembaga tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan meningkatkan sistem pengolahan dan penyimpanan data di media penyimpanan serta membangun suatu sistem informasi yang terstruktur. Semakin berkembangnya suatu instansi atau organisasi, maka semakin banyak pula data yang harus ditangani. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan perkembangan Sistem Informasi Management (SIM) yang mampu memberi solusi dalam masalah penyimpanan maupun pengolahan data instansi, khususnya di Kemenko Perekonomian. Adapun latar belakang dan keuntungan penggunaan SIM adalah untuk membuat pengolahan data kegiatan menjadi lebih terstruktur, sehingga meminimalisasi kesalahan saat memproses data secara terintegrasi sehingga menjadi suatu bahan acuan dalam penetapan kebijakan. Kemenko Perekonomian Republik Indonesia merupakan badan instansi pemerintahan yang dibentuk pada 25 Juli 1966 yang bertujuan melaksanakan tugas sinkronisasi
(synchronize) program stabilisasi dan rehabilitasi yang berkonsentrasi pengendalian inflasi, pencukupan kehidupan pangan serta energi, rehabilitasi prasarana, percepatan pembangunan nasional, dan mempunyai tugas membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan dibidang perekonomian. Lemahnya koordinasi SIM antar lembaga terkait, terlihat dari jurnal terpadu Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) pada tahun 2007 bahwa di Indonesia terdapat 70.000 desa, dimana 45% diantaranya merupakan desa yang tertinggal. Salah satu kegiatan Kemenko perekonomian terkait percepatan pembangunan nasional dibidang pencukupan kebutuhan energi pedesaan ialah Kepres No. 10 Tahun 2006 yang berisikan tentang Pembentukan Tim Nasional Pengembangan DME (DME). Tim ini bertugas mempercepat pembangunan kemandirian desa terhadap energi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan wirausaha berbasis energi terbarukan. Realisasi program DME saat ini belum memenuhi sasaran seperti yang telah ditargetkan sebelumnya . Salah satu penyebab hal ini adalah lemahnya koordinasi SIM antar anggota tim dan lembaga negara yang terkait. Peningkatan kinerja Kemenko Perekonomian dan koordinasi antar lembaga negara akan terjadi jika didukung oleh SIM yang saling terintegritas (World Bank,2010). World Bank menyarankan Kemenko perekonomian melakukan pengelolaan Sumber Daya dan organisasi yang baik, melakukan implementasi pemerintahan yang baik (good governance), dan melakukan pengelolaan informasi yang baik guna membuat kinerja sesuai dengan target yang ditentukan. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka Kemenko Perekonomian perlu meningkatkan kemampuan dalam mengakses data dan informasi terkini secara cepat, tepat, dan akurat untuk dijadikan bahan rapat koordinasi implementasi kebijakan DME. Saat ini pengelolaan
bahan rapat koordinasi dilakukan melalui pendekatan
file based yang mengakibatkan
kesulitan dalam mengakses data dan informasi untuk dijadikan sebagai bahan rapat koordinasi dan sinkronisasi kegiatan DME. Kesulitan ini disebabkan
karena
data dan
informasi masih tersebar di Kementerian atau Lembaga Pemerintahan daerah yang terlibat dalam program DME, serta terdapatnya dupilikasi data yang bergantung pada program yang digunakan lembaga pengelola dengan format data tidak sama, dan masih ada risiko kesalahan manusia. Mengacu kepada African journal of business management , IT governance is the responsibility of executives and the board of directors, and consists of the leadership, organisational structures and processes that ensure that the enterprise’s IT sustains and extends the organisation’s strategies and objectives(African Journal of Business Management,2012) yang berarti bahwa TI pemerintahan merupakan suatu bentuk tanggung jawab eksekutif , direktorat dewan pengurus , dan terdiri dari kepemimpinan struktur organisasional proses yang menjamin keberlangsungan strategi serta objektifitas dari kegiatan TI organisasi tersebut. TI yang terintegrasi dengan baik secara tidak langsung akan menjamin dan mendukung proses objek bisnis dari instansi tersebut. Pentingnya TI dalam suatu instansi dipertegas dalam e-journal yang berjudul “Strategic Information Systems Planning (SISP) : An Empirical Evaluation of Its Dimensions” menurut Carla L. Wilkin1, Narciso Cerpa (2012) bahwa mekanisme yang digunakan untuk merencanakan penerapan TI dapat memberikan suatu manfaat bagi instansi terkait. Kebutuhan mengenai pengaturan sistem informasi dan keselarasan strategis memiliki suatu peran utama dalam menjalankan suatu instansi. Dimensi yang digunakan yaitu melalui suatu analisis hubungan dimana informasi dan keputusan strategis saling berkaitan.
Berdasarkan uraian tentang permasalahan tersebut, maka akan dilakukan kajian informasi dan data tentang penyelesaian masalah dalam menghimpun informasi dan data sebagai bahan rapat koordinasi dan sinkronisasi kebijakan DME di Kementerian Koordinasi Bidang Perekionomian melalui pengembangan suatu sistem informasi manajemen dengan mengambil judul “Sistem Informasi Manajemen kegiatan DME pada Kemenko Perekonomian RI“ . 1.2
Ruang lingkup Berdasarkan uraian pada latar belakang dan topik skrpisi ini mengenai perencanaan strategis sistem informasi , maka batasan-batasan yang ditentukan dalam perumusan ruang lingkup skripsi ini sebagai berikut: a.
Penelitian akan dilakukan secara metode Fact Finding untuk menetapkan kebutuhan informasi apa saja yang perlu pengaturan (manage) kegiatan DME di Kemenko Perekonomian secara optimal dengan merealisasikan sasaran proyek.
b.
Bedasarkan hasil Fact Finding yang dihimpun maka langkah selanjutnya ialah perencanaan sistem informasi manajemen DME
(SIM DME) yang mncakup
analisis dan perancangan spesifikasi sistem dengan pendekatan berbasis objek (Object Oriented Approach). c.
Perencanaan sistem informasi mencakup pembuatan perencanaan strategis dengan pendekatan SWOT untuk mengatasi resistensi implementasi sistem yang diusulkan , proses komunikasi hasil dengan pihak Kememenko Perekonomian dan respon pegawai Kemenko Perekonomian terhadap implementasi sistem yang diusulkan.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan Identifikasi masalah diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Instansi : a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menyediakan dan melengkapi fasilitas teknologi informasi yang sudah ada. b. Penelitian ini akan membantu instansi dalam pengembangan sistem informasi manajemen desa mandiri pada kemenko perekonomian. Sistem ini menjadi suatu alat bantu (tool) yang akan digunakan untuk pemantauan dan evaluasi kegiatan Desa Mandiri Energi (DME) agar lebih terarah, tepat sasaran , dan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan oleh Kemenko Perekonomian. Hal ini bertujuan agar memudahkan pejabat terkait dalam nmelaksanakan fungsi pengendalian tersebut. 2. Bagi peneliti : a. Penelitian ini memberikan sebuah pengalaman yang bernilai bagi peneliti dalam hal pengembangan kemampuan menganalisis sistem informasi manajemen. b. Penelitian ini sangat berguna, karena secara ilmu teori studi sistem informasi manajemen yang dipelajari semasa kuliah dapat langsung diterapkan secara nyata di lapangan.
3. Bagi pembaca : a) Dapat mengetahui teori dan teori apa saja yang bisa digunakan untuk melakukan studi sistem informasi manajemen disektor pemerintahan.
1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan Identifikasi masalah diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 4. Bagi Instansi : c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menyediakan dan melengkapi fasilitas teknologi informasi yang sudah ada. d. Penelitian ini akan membantu instansi dalam pengembangan sistem informasi manajemen desa mandiri pada kemenko perekonomian. 5. Bagi peneliti : c. Penelitian ini memberikan sebuah pengalaman yang bernilai bagi peneliti dalam hal pengembangan kemampuan menganalisis sistem informasi manajemen. d. Penelitian ini sangat berguna, karena secara ilmu teori studi sistem informasi manajemen yang dipelajari semasa kuliah dapat langsung diterapkan secara nyata di lapangan. 6. Bagi pembaca : b) Dapat mengetahui teori dan teori apa saja yang bisa digunakan untuk melakukan studi sistem informasi manajemen disektor pemerintahan.
1.5
Metode penelitian
1.5.a
Metode Penetapan Kebutuhan Sistem Metode penetapan kebutuhan SIM DME dengan menggunakan pendekatan metode Fact
Finding Conolly (2010). 1.5.b
Metode Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Metode analisis kebutuhan dan tujuan Sistem informasi manajemen DME pada Kemenko Perekonomian ialah dengan menggunakan pendekatan pengembangan berbasis objek (Object Oriented Approach Satzhinger). 1.5.c
Metode Penetapan strategi aplikasi sistem Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dalam penetapan strategi untuk
meminimalisasi resistensi terhadap aplikasi dengan metoda Analisis SWOT. Menurut Kotler (2012), Analisis SWOT merupakan suatu analisis yang sangat diperlukan bagi suatu organisasi atau instansi jika menginginkan sesuatu kebijakan baru mendapat dukungan oleh seluruh pegawai. 1.5.d
Metode Penetapan Estimasi Biaya Software Metode estimasi analisis pembiayaan dari implementasi software SIM DME dengan
metode COCOMO. 1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang pengertian dan teori-teori yang mendukung dan mendasari penulisan skripsi database ini seperti : teori umum ( pengertian SIM ) , teori khusus ( pengertian teori DME , Internet , metode pengembangan SIM object oriented approach, dan SWOT ) , serta kerangka pikiran . BAB 3 : ANALISIS SISTEM BERJALAN
Pada bab ini membahas mengenai sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah dan analisa solusi pemecahan masalah, yaitu : perumusan objek penelitian skripsi, penentuan fakta kebutuhan tujuan sistem dengan metode pendekatan objek (object oriented approach) Satzinger, dan penetapan strategi keberhasilan penerapan sistem yang diusulkan dengan analisis SWOT. BAB 4 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas mengenai perancangan sistem apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan instansi, seperti : sistem yang diusulkan ( class diagram yang diusulkan, usecase sistem yang diusulkan, dan usecase description yang diusulkan). BAB 5 :
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai simpulan dan saran yang berkenaan dengan tujuan pada BAB 1.