BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Penyajian informasi yang akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan (users). Terutama bagi perusahaan–perusahaan go public yang menyajikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan keuangan tersebut memiliki informasi keuangan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi para pengguna laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan sangat bergantung pada laporan keuangan yang sudah diaudit, dalam hal melakukan penilaian dan evaluasi kinerja perusahaan. Dengan adanya opini audit tersebut dalam laporan keuangan auditan, maka akan meningkatkan keandalan laporan keuangan dan membuat pengguna dapat menginterpretasikan informasi laporan keuangan dengan tepat atas dasar laporan keuangan yang sudah diverifikasi oleh auditor (FASB, Concepts Statement 2, 1979). Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Transparansi merupakan komponen yang sangat penting dari pelaporan keuangan. Perusahaan harus mengungkapkan segala sesuatu yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan investasi. Salah satu aspek transparansi yaitu ketepatan waktu. Ketepatan waktu laporan keuangan adalah salah satu aspek penting atas laporan keuangan terkait relevansinya. 1
Ketepatan waktu (timeliness) merupakan atribut kualitatif penting atas suatu laporan keuangan, yang menghendaki suatu informasi harus tersedia bagi para pengguna laporan keuangan secepat mungkin (Ahmad dan Kamarudin, 2003) sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan (Shukeri dan Nelson, 2011). Ketepatan waktu juga dapat dilihat sebagai suatu cara untuk mengurangi informasi asimetri dan mengurangi kesempatan beredarnya desas–desus mengenai kesehatan keuangan dan kinerja suatu perusahaan (Al Ajmi, 2008). Sehingga suatu laporan keuangan yang tepat waktu sangat penting, karena akan menentukan tindak lanjut yang akan diambil oleh para pengguna laporan keuangan. Berdasarkan tuntutan atas ketepatan waktu tersebut, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Pada tahun 1996 Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan
laporan
keuangan
tahunan
perusahaan
dan
laporan
auditor
independennya kepada Bapepam selambat–lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Tetapi sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam-LK semakin memperketat peraturan dengan mengeluarkan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan
2
disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Kemudian karena adanya program konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke International Financial Reporting Standards (IFRS) sebagai bentuk penyempurnaan peraturan Nomor X.K.2 sebelumnya, maka dikeluarkanlah draft awal Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan Publik. Namun batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan tidak berubah. Ketentuan yang diatur dalam peraturan Nomor X.K.2 yang baru ini terkait dengan laporan keuangan lengkap yang wajib disampaikan ke Bapepam dan LK, dimana sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009) yang terdiri dari: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan penambahan laporan posisi keuangan yang menunjukkan saldo awal pada awal periode komparatif dalam hal adanya reklasifikasi atau penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif. Dalam peraturan itu juga ditambahkan satu ketentuan yang mengatur mengenai penyampaian laporan keuangan berkala bagi emiten atau perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek di negara lain (dual listing). Dengan
demikian
ketepatan
waktu
sangat
mempengaruhi
ketepatan
pengambilan keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan keuangan. Carslaw dan Kaplan (1991) percaya bahwa terdapat hubungan kuat antara ketepatan waktu informasi 3
yang dikeluarkan dengan keputusan investor berdasarkan laporan keuangan yang diaudit. Givoly dan Palmon (1982) menemukan bahwa pasar bereaksi positif terhadap pengumuman laba yang lebih awal atas adanya suatu good news. Informasi harus dapat dipercaya, relevan dan tepat waktu agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengguna (Lawrence dan Glover, 1998). Banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan isu ketepatan waktu di berbagai negara, seperti: di Australia (Dyer dan McHugh, 1975; Davies dan Whittred, 1980; Whittred dan Zimmer,1984; dan Simnett, 1995), di New Zealand (Courtis, 1976; Gilling, 1977 dan 1983; dan Carslaw dan Kaplan, 1991), di Amerika (Garsombke, 1977; Givoly dan Palmon, 1982; Kross dan Schroeder, 1984; Chambers dan Penman, 1984; Ashton et al., 1987; Williams dan Dirsmith, 1988; Kinney dan McDaniel,1993; Bamber et al., 1993; Schwartz dan Soo, 1996; Lawrence dan Glover, 1998; Knechel dan Payne, 2001; dan Payne dan Jensen, 2002), di Kanada (Ashton et al., 1989; Newton dan Ashton, 1989; ), di Hongkong (Ng dan Tai, 1994 dan Jaggi dan Tsui, 1999), di Bahrain (Abdulla, 1996; Al Ajmi, 2008), di China (McGee dan Yuan, 2008), di Bangladesh (Karim et al., 2006), di Zimbabwe (Owusu Ansah, 2000), di Perancis (Soltani, 2002), di Saudi Arabia (AlSehali dan Spear, 2004) dan di Yunani (Leventis dan Weetman, 2004), di Malaysia (Shukeri dan Nelson, 2011; Mohd Naimi et al., 2010; Yaacob dan Che-Ahmad, 2011; dan Ahmad dan Kamarudin, 2003), di Mesir (Afify, 2009), di Indonesia (Rachmawati, 2008; Margaretta, 2011; Subekti dan Widiyanti, 2004; dan Prabandari dan Rustiana, 2007; Aryati dan Theresia, 2005), di Singapura (Sharma et al., 2007). Dengan banyaknya penelitian tersebut, menunjukkan bahwa pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan menjadi perhatian besar bagi negara maju dan 4
berkembang. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji lebih lanjut penelitian dari Margaretta (2011) terkait mengenai keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penerapan IFRS, opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, ukuran perusahaan, solvabilitas, dan kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011. Hal ini dikarenakan tahun 2011 merupakan tahap persiapan akhir bagi Indonesia berupa penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS. Penerapan IFRS di Indonesia menjadi topik hangat bagi akuntansi, manajemen level atas perusahaan-perusahaan yang sudah go public dan para akademisi serta para auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut dalam pelaporan keuangannya. Implikasinya dengan mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global. Namun, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang cukup banyak. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk menerapkan IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan, karena penerapan IFRS dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan. Sehingga dibutuhkan pemahaman dan penguasaan dalam menerapkan IFRS, dimana dalam IFRS ini berdasarkan pada principle based yang didalamnya terdapat konsep fair value dan diperlukannya professional judgement. Sehingga dengan adanya kompleksitas 5
atas penerapan IFRS tersebut kemungkinan juga dapat membuat suatu perusahaan kesulitan untuk melaporkan keuangannya dengan tepat waktu, sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan kepada publik yang membuat informasi menjadi tidak relevan lagi untuk pengambilan keputusan ekonomi dengan tepat. Studi
mengenai
keterlambatan
penyampaian
laporan
keuangan
yang
menggunakan variabel IFRS masih sedikit yang di lakukan di Indonesia. Sehingga hal tersebut mendorong penulis untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh penerapan IFRS terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya, karena hanya menggunakan tahun 2011 saja, dimana tahun 2011 merupakan tahap persiapan akhir bagi perusahaan go public di Indonesia dalam hal penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS dan di tahun ini pula banyak perusahaan go public yang menerapkan PSAK yang sudah berbasis IFRS tersebut. Dan penelitian ini juga menggunakan variabel seperti penerapan IFRS, opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, ukuran perusahaan, solvabilitas, dan kinerja perusahaan yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Sehingga berdasarkan penelitian sebelumnya dan pembahasan tersebut di atas, disini penulis ingin menganalisis lebih lanjut terkait dengan kesiapan akhir perusahaan terhadap penerapan IFRS selama tahun 2011, guna menilai dan mengkaji apakah dengan adanya penerapan IFRS tersebut membuat perusahaan kesulitan dalam melaporkan keuangannya dengan tepat waktu atau sebaliknya. Sehingga penelitian ini berjudul “ANALISIS PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN
LAPORAN
KEUANGAN:
STUDI
EMPIRIS
PADA 6
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011” .
I.2 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasan dan penelitiannya pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011. Kegiatan analisis penelitian difokuskan kepada variabel-variabel yang diteliti yaitu variabel penerapan IFRS dan variabel keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Selain itu, penulis juga akan membahas beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi keterlambatan penyampaian laporan keuangan, yaitu: opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, ukuran perusahaan, solvabilitas, dan kinerja perusahaan.
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh penerapan standar IFRS tahun 2011 terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. 2. Menganalisis pengaruh opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, ukuran
perusahaan,
solvabilitas,
dan
kinerja
perusahaan
terhadap
keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
7
I.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagi akademisi: dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kesiapan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terkait dengan pengaruh penerapan IFRS selama tahun 2011 terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari penulis diperkuliahan. 2. Bagi auditor: dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja yang berdampak pada tepatnya waktu pelaporan keuangan. 3. Bagi regulator: memberikan informasi terkait kesiapan perusahaan go public dalam tahap persiapan akhir untuk menerapkan secara bertahap beberapa PSAK berbasis
IFRS
apakah terdapat kendala atau tidak dalam
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.
I.4 Ringkasan Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan riset pengujian hipotesis yang menggunakan data historis yaitu berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh melalui JSX database Financial Report dan situs www.idx.co.id. Riset yang dilakukan bersifat kausal, guna menentukan hubungan dari suatu sebab akibat atas suatu hal, seperti bagaimana penerapan IFRS, opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, ukuran perusahaan, solvabilitas, dan kinerja perusahaan terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini 8
menggunakan pengujian statistik berbantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.
I.5 Sistematika Pembahasan Penelitian ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bab ini membahas mengenai landasan teori dan pengembangan hipotesis. Pada bagian landasan teori akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk membahas permasalahan dan mendukung analisis penelitian ini, serta diuraikan pula mengenai penelitian-penelitian terdahulu. Sedangkan pada bagian pengembangan hipotesis akan dijelaskan mengenai jawaban sementara atas penelitian yang dilakukan oleh penulis, hipotesis tersebut akan diungkapkan ke dalam hipotesis alternatif (Ha).
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel, proses pemilihan sampel, metode analisis data, dan operasionalisasi variabel. 9
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan analisis statistik deskriptif, hasil pengujian hipotesis, dan diskusi hasil penelitian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menguraikan simpulan, saran, serta keterbatasan dari penelitian.
10