BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai lingkungan di Indonesia saat ini menjadi perhatian tersendiri, terlebih lagi mengenai dampak yang diakibatkan oleh kegiatan operasional suatu perusahaan yang tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem di sekitar perusahaan. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak terlepas dari lingkungan dan masyarakat sekitar, maka dari itu perusahaan mengharapkan respon yang baik dari lingkungan dan masyarakat sekitar. John Elkington (1197) dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang kemudian saat ini dihadapi oleh banyak perusahaan, yaitu profit, people, dan planet, sehingga perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengejar laba (profit) yang maksimal semata, tetapi juga harus memperhatikan lingkungan (planet) dan masyarakat sekitar (people). Perilaku perusahaan seperti ini disebut juga sebagai tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibility yang selanjutnya akan disingkat menjadi CSR. Hadi (2011: 21) menyatakan bahwa keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila orientasi perusahaan seharusnya bergeser dari yang diorientasikan untuk shareholder (shareholder orientation) dengan berititik tolak pada ukuran kinerja ekonomi (economic orientation) semata, ke arah keseimbangan lingkungan dan masyarakat (community) dengan memperhitungkan dampak sosial (stakeholder orientation). Tuntutan akan pelaksanaan CSR ini tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi juga di dunia bisnis global. Indonesia telah mengatur pelaksanaan CSR
ini dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dalam pasal 74 ayat 1 yang menyatakan bahwa PT yang menjalankan dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 pasal 15 b tentang Penanaman Modal yang menyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Pemerintah sebagai salah satu stakeholders, menuntut perusahaan untuk ikut andil dalam pengelolaan lingkungan dan masyarakat setelah diterbitkannya peraturan tersebut. Penelitian ini dimotivasi oleh faktor-faktor, yang pertama adalah dengan semakin banyak munculnya tren bagi perusahaan untuk berperilaku lebih etis dengan lebih memperhatikan faktor lingkungan dan sosial. Penelitian ini akan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas ungkapan CSR. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu pada variabel yang digunakan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia (2013: 36), menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dan ukuran dewan komisaris sebagai karakteristik perusahaan sedangkan karakteristik perusahaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profil perusahaan, profitabilitas, leverage, dan likuiditas. Keempat karakteristik tersebut
yaitu ukuran
perusahaan, profil perusahaan, dan
profitabilitas merupakan sebagian karakteristik perusahaan yang digunakan oleh Sembiring (2005: 381) sebagai variabel penelitian, sedangkan satu karakteristik lainnya yaitu likuiditas merupakan salah satu karakteristik yang digunakan oleh Kamil dan Herusetya (2012: 3) sebagai variabel penelitian.
Ukuran perusahaan digunakan unttuk menentukan apakah perusahaan dikategorikan ke dalam perusahaan berskala kecil atau berskala besar. Perusahaan berskala besar cenderung lebih banyak mengungkapan CSR daripada perusahaan berskala kecil. Selain itu, perusahaan berskala besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab perusahaan (Sembiring, 2005: 381). Profil perusahaan digunakan untuk membedakan apakah perusahaan termasuk ke dalam perusahaan high-profile atau low-profile, karena, perusahaan high-profile pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas (Sari, 2012: 128). Menurut Heinze (1976) dalam Anggraini (2006: 10), profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen
menjadi
bebas
dan
fleksibel
untuk
mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Oleh sebab itu, profitabilitas digunakan sebagai salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Anggraini (2006: 3) menyatakan bahwa keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan diikuti oleh meningkatnya pengeluaran
yang
pada
akhirnya
menurunkan
pendapatan.
Peningkatan
pengeluaran menyebabkan perusahaan akan membutuhkan lebih banyak dana. Dana tersebut dapat berasal dari hutang atau pinjaman kepada debtholders. Apabila dengan teori agensi maka manajemen dengan tingkat leverage tinggi akan
mengurangi pengungkapan- pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan para debtholders. Oleh sebab itu, leverage digunakan sebagai salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Likuiditas digunakan sebagai salah satu variabel penelitian ini karena menurut Kamil dan Herustya (2012: 3) perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan yang lain bahwa mereka lebih baik daripada perusahaan lain dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan. Kedua, penelitian ini dimotivasi karena adanya penelitian sebelumnya yang terkait dengan ungkapan CSR yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang berhasil menemukan hubungan variabel ukuran perusahaan dengan luas ungkapan CSR antara lain Hasibuan (2001: 72) dan Sembiring (2005: 386), sedangkan Anggraini (2006: 14) tidak menemukan hubungan kedua variabel tersebut. Juholin (2004) dalam Yuliana et al., (2008: 253) membuktikan bahwa ada hubungan antara profil perusahaan dengan luas ungkapan CSR, sedangkan Hackston dan Milne (1996) dalam Sari (2012: 125) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh profil perusahaan terhadap luas ungkapan CSR. Lebih lanjut Fahrizqi (2010: 68) menemukan adanya hubungan antara profitabilitas dengan luas ungkapan CSR, sebaliknya Sembiring (2005: 386), Anggraini (2006: 14), serta Purwanto (2011: 27) tidak menemukan bukti adanya pengaruh profitabilitas terhadap luas ungkapan CSR. Variabel leverage dalam penelitian Cahya (2010: 58) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap luas ungkapan CSR, sedangkan penelitian oleh Sembiring (2005: 387) dan Anggraini (2006: 14) menunjukkan leverage tidak
memiliki pengaruh terhadap luas ungkapan CSR. Bukti bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh dengan luas ungkapan CSR ditunjukkan oleh Kamil dan Herusetya (2012: 10) dan Sutomo (2004: 65), berbeda dengan Syahrir dan Suhendara (2010: 14) yang menemukan adanya pengaruh likuiditas terhadap luas ungkapan CSR. Perbedaan hasil penelitian mungkin dapat dikarenakan oleh perbedaan periode, perbedaan objek penelitian, dan perbedaan proksi pengukuran variabel. Hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan, profil perusahaan, profitabilitas, leverage, dan likuiditas sebagai proksi dari karakteristik perusahaan dengan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 sebagai obyek penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas ungkapan CSR? 2. Apakah profil perusahaan berpengaruh terhadap luas ungkapan CSR? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap luas ungkapan CSR ? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap luas ungkapan CSR? 5. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap luas ungkapan CSR?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah : 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap luas ungkapan CSR. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profil perusahaan terhadap luas ungkapan CSR. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap luas ungkapan CSR. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh leverage terhadap luas ungkapan CSR. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap luas ungkapan CSR. 1.4 Manfaat Penelitian Dari segi teoretis atau akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kajian akademik tentang analisis karakteristik perusahaan dalam memprediksi luas ungkapan CSR, terutama untuk akademik yang terkonsentrasi pada bidang keuangan. Sedangkan dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana kepada manajer perusahaan dalam upaya
memaksimalkan nilai
perusahaan
bagi
shareholders
dan
stakeholders melalui pengungkapan CSR dengan memperhatikan karakteristik perusahaan, selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah wujud transparansi dan akuntabilitas perusahaan kepada stakeholders terkait masalah lingkungan dan sosial.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan ruang lingkup yang jelas diperlukan untuk menghindari pembahasan terlalu luas dan tidak terarah agar penelitian ini dapat tersaji sesuai dengan apa yang ingin disajikan oleh penulis. Bukti empiris yang tidak konsisten masih banyak dihasilkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purwanto (2011: 23) yang sebelumnya meneliti apakah tipe atau profil perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2009. Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia (2013: 36 yang meneliti pengaruh karakteristik perusahaan yang terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dan ukuran dewan komisaris terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure di BEI. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini mengembangkan variabel penelitian yang masuk ke dalam karakteristik
perusahaan,
diantaranya
adalah
ukuran
perusahaan,
profil
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan likuiditas serta periode pada penelitian ini dimulai dari tahun 2010 hingga tahun 2012 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan pengukuran ukuran perusahaan dengan melihat dari total aset perusahaan, pengukuran profil perusahaan dengan melihat apakah perusahaan tersebut termasuk kategori perusahaan high-profile atau low-profile, pengukuran profitabilitas dengan melihat rasio Return On Asset (ROA) perusahaan, pengukuran leverage dengan melihat rasio Debt to Equity Ratio
(DER) perusahaan, dan pengukuran likuiditas dengan melihat Current Ratio perusahaan.