1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang Di zaman yang semakin canggih ini, kemajuan teknologi juga semakin pesat
berkembang. Kebutuhan manusia juga semakin banyak yang bergantung dengan teknologi, khususnya dibidang pertanian. Sampai saat ini teknologi yang membantu manusia dipertanian sangat kurang berkembang. Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu. Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP) agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/beras. (Pedoman Penanganan Pasca Panen Padi) Pengolahan benih merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi benih padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap
2
peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu benih sesuai persyaratan mutu. Pemanenan padi harus dilakukan menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis, serta menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutuhasil yang rendah. Pada tahap ini,kehilangan hasil dapat mencapai 9,52% apabila pemanen padi dilakukan secara tidak tepat. (Pedoman Penanganan Pasca Panen Padi) Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a) 90 – 95 % gabah dari malai tampak kuning. (b) Mulai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga merata. (c) Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan moisture tester. Oleh sebab itu penulis berusaha membantu para petani dengan membuat alat berupa ”Mesin Perontok dan Pengarung Padi”, dimana alat ini berfungsi untuk membantu proses memanen padi, sehingga dapat meringankan dan mempercepat para petani dalam memanen padi. Sampai saat ini para petani masih menggunakan cara tradisional untuk memanen padi, namun cara ini semakin lama semakin tidak efisien, karena petani akan kehilangan banyak waktu saat melakukan panen. Namun ada beberapa petani yang telah menggunakan alat sederhana untuk membantu kerja mereka saat panen padi, tetapi alat yang digunakan masih sederhana dari segi teknologi..
3
Pembuatan alat ini ditunjukkan untuk petani berskala besar. Hal ini dikarenakan agar dalam satu tahun bisa menghasilkan empat kali panen. Harapan kami dengan adanya alat ini dapat menghasilkan barang-barang dengan teknologi canggih yang lebih berguna bagi masyarakat luas agar bangsa Indonesia tidak lagi tertinggal dengan negaranegara maju dalam sektor teknologi khususnya dibidang pertanian. 1.2.
Ruang Lingkup Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai
menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Dengan demikian, kegiatan penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pemanenan, penumpukan dan pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengangkutan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan, serta penggilingan. Gabah adalah hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara perontokkan, dikeringkan, dan dibersihkan. Dari proses/tahap-tahap penanganan pasca panen yang telah dijelaskan diatas, penulis hanya akan fokus terhadap proses mulai dari pemanenan padi sampai pengakutan. Penulis akan membuat sebuah rancangan atau sebuah alat dengan konsep sebagai berikut : 1. Padi mulai masuk ke dalam power thresher. 2. Setelah padi dirontokkon atau dipisahkan dari jeraminya, padi mulai masuk ke dalam karung yang telah ditempatkan/disediakan. 3. Setelah karung yang telah terisi penuh oleh butiran padi, karung akan berpindah secara otomatis.
4
1.3. i.
Tujuan dan Manfaat Tujuan ¾ Menganalisis dan merancang fungsi mesin perontok dan pengarung padi dalam aplikasinya bagi para petani ¾ Mewujudkan program empat kali panen dalam setahun, dimana pada saat ini hanya terjadi tiga kali dalam setahun
ii. Manfaat ¾ Membantu petani memanen padi agar menjadi lebih ringan dan efisien. ¾ Mengurangi tenaga kerja ¾ Untuk pengarungan padi secara otomatis
1.4.
Metodologi Penelitian
1. Studi kepustakaan Pada tahap ini, penelitian dilandaskan atas dasar teori dari berbagai berbagai sumber yang berhubugan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti membaca literature, jurnal, informasi-informasi dari internet, dan data sheet yang berhubungan dengan skripsi yang dibuat. 2. Studi Laboratorium Pada tahap ini, akan dilakukan ujicoba untuk melihat hasil dari sebuah alat yang dinamakan power tresher dan akan diambil beberapa data untuk dianalisis kembali.
5
1.5.
Sistematika Penulisan
1. BAB 1: Pendahuluan Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. 2. BAB 2: Landasan Teori Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan alat skripsi yang akan dibuat 3. BAB 3: Analisis dan Perancangan Sistem Bab ini menjelaskan tentang perancangan perangkat keras, perancangan perangkat lunak, rancang bangun dan metode pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 4. BAB 4: Evaluasi Sistem Bab ini menjelaskan tentang evaluasi terhadap data yang dikumpulkan dari bab sebelumnya. 5. BAB 5: Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisikan kesimpulan yang diambil dari bab-bab sebelumnya dan ditambahkan dengan beberapa saran.