BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan profesional
kedudukan guru sebagai tenaga pendidik
dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan
guru sertifikasi. Untuk menjadi guru sertifikasi harus melalui uji kompetensi. Uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seorang guru sebagai pendidik profesional. Sedangkan untuk proses uji kompetensi disebut dengan sertifikasi (Mulyasa 2009:34). Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Undang- Undang tersebut merupakan kebijakan pemerintah dalam
upaya
meningkatkan kualitas
sebagai tenaga profesional dan agen pembelajaran yang
guru
dapat meningkatkan
martabat dan peran guru serta mutu pendidikan nasional (UU No 14 tahun 2005). Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dengan penilaian portofolio. Penilaian portofolio yaitu; penilaian yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen
portofolio yang mencakup pencapaian prestasi, pengalaman kerja atau pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti sebelumnya. Bagi mereka yang lulus penilaian portofolio langsung mendapatkan sertifikat pendidik profesional. Sementara bagi guru yang belum lulus portofolio diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru. PLPG adalah pendidikan dan pelatihan profesi guru yang dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 9 hari dengan bobot jam pertemuan 90 jam dengan alokasi 30 jam teori dan 60 jam praktik membuat perangkat pembelajaran dan praktik mengajar atau praktik layanan bimbingan konseling (Permendiknas No 18 tahun 2007). Adapun tujuan sertifikasi guru sebagai pendidik profesional menurut (Payong 2011:76) adalah untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya dikatakan bahwa sertifikasi guru dilakukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, untuk meningkatkan martabat guru dan meningkatkan profesionalisme guru (Payong 2011:76). Dengan demikian sertifikasi guru sebagai pendidik professional diharapkan akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran di kelas dan mutu pendidikan nasional secara berkelanjutan.
Meningkatnya mutu pendidikan nasional dan mutu pembelajaran di kelas akan dicapai apabila guru-guru
profesional menerapkan kompetensi pedagogik dalam
proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Proses belajar mengajar di kelas akan sangat mempengaruhi kualitas hasil pendidikan bagi peserta didik. Oleh karena itu kompetensi pedagogik guru akan sangat menentukan bagi peningkatan kualitas pendidikan secara nasional.
Kompetensi pedagogik guru menjadi faktor utama dalam peningkatan kualitas peserta didik secara intelektual, kepribadian, mental spiritual, dan keterampilan. Guru mempunyai pengaruh yang sangat tinggi pada diri peserta didik. Menurut Willem Sterm tokoh teori Konvergensi
bahwa selaian faktor bawaan faktor
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam hal ini faktor lingkungan sekolah yang paling dekat dengan peserta didik adalah guru, oleh karena itu guru sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan diri peserta didik karena gurulah
yang secara langsung dan rutin
berhadapan dan
berproses setiap harinya bersama peserta didik. Demikian juga dengan (Driyarkara) seorang filsuf sekaligus tokoh pendidikan dalam teori Humanisasi mendidik adalah proses memanusiakan manusia muda sedemikian rupa sehingga mereka mampu mandiri, dewasa dan berbudaya. (Driyarkara 2006:364)
Berdasarkan upaya-upaya guru sebagai pendidik tersebut di atas maka sangatlah tepat bagi pemerintah yang telah mengambil
kebijakan
dengan
semakin
memberikan perhatian dan penghargaan kepada profesi guru karena sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam mendidik anak-anak bangsa tidaklah ringan. Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru terkait dengan pembelajaran di kelas maka guru harus memiliki sepuluh
standar kompetensi pedagogik. Kesepuluh
standar kompetensi pedagogik guru secara inti yang melekat dalam guru mata pelajaran itu adalah sebagai berikut: Standar (1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) Guru memahami dan mengembangkan prinsip- prinsip dan komponen-komponen rancangan pembelajaran; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Permendiknas No 16 tahun 2007). Standar inti
kompetensi pedagogik guru yang disampaikan di atas mau
mengatakan bahwa dalam pembelajaran
guru mampu mengenal
siswa secara
personal baik fisik, kemampuan intelektual, kebaikan hati maupun kenakalan-
kenakalan, hidup rohani keagamaan, dan latar belakang keluargaserta sosial ekonomi orangtua. Guru juga memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran. Selanjutnya guru juga memahami prinsip- prinsip pengembangan kurikulum antara lain; menentukan tujuan pembelajaran, menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran, memilih dan menata materi pembelajaran serta pendekatan yang akan digunakan
sesuai dengan mata pelajaran
yang sedang didalami,
mengembangkan indikator dan istrumen penilaian. Pengembangan kompetensi pedagogik guru professional juga menuntut guru mampu menyusun rencana pembelajaran yang lengkap baik untuk kegiatan dalam kelas maupun, laboratorium, lapangan, dengan menggunakan media pembelajaran seperti lap top, LCD, power point dan mengakses internet untuk mencari sumber bahan pelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik siswa dan pelajaran yang diajarkan. Guru memiliki kemampuan memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun secara lisan, tulisan atau bentuk lain. misalnya ajakkan kepada siswa untuk ambil bagian dalam bermain peran, tanya jawab, diskusi kelompok. Guru memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, mengembangkan instrument dan menganalisis hasil belajar.
Guru menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar dan kualitas pembelajaran dan yang juga sangat penting namun sering dilalaikan guru adalah melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memanfaatkan untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Implementasi kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik professional dalam penerapan pada KBM
sangat membantu
para peserta didik
dalam
penguasaan materi pelajaran dan pengembangan kepribadian diri peserta didik. Pelaksanaan atau sering juga disebut Implementasi adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan (Mulyasa 2012:77). Implementasi kompetensi pedagogik yang diterapkan dalam KBM bagi guru sendiri dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai guru profesional
dan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Demikian juga bagi sekolah merupakan peluang untuk meningkatkan kualitas prestasi sekolah dengan guru-guru yang handal dan kompeten dalam pembeajarannya mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang berdampak pada hasil kelulusan sekolah (Permendiknas No 16 tahun 2007). Kebijakan demi kebijakan
dalam pendidikan dibuat pemerintah dengan
perubahan kurikulum dari waktu ke waktu hingga kurikulum 2013, peningkatan
kualitas guru melalui kualifikasi dan sertifiksi serta bantuan sarana dan prasarana yang begitu melimpah pada sekolah merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara integral. Oleh karena itu harapan pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan secara nasional dapat terwujud melalui implementasi kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik profesional di seluruh Indonesia. Dengan demikian ada dampak positif dari pengakuan dan penghargaan pemerintah terhadap guru-guru sesuai dengan UndangUndaang Republik Indonesia yang dicita-citakan,
sehingga
kedudukan guru
sebagai tenaga profesional yang bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional dapat tercapai (UU No 14 tahun 2005). Dalam kenyataan di lapangan ada kesenjangan antara kebijakan sertifikasi guru dengan
dengan implementsi kompetensi pedagogik
Guru sertifikasi atau guru
bersertifikat pendidik profesional. Guru belum sepenuhnya menerapkan kompetensi peagogik
dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM)
sesuai dengan acuan dan
ketentuan yang diberlakukan pemerintah. Meski demikian belum ada penelitian yang dapat dijadikan sebagai dasar bahwa dengan pelaksanaan kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik profesional dalam penerapannya kegiatan belajar
mengajar (KBM) terdapat peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa khususnya di SMAK Yos Sudarso Kepanjen.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti mencoba mengkaji dan mendiskripsikan tentang fenomena yang ada yaitu kesenjangan antara harapan pemerintah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Harapan pemerintah dengan membuat kebijakan memberlakukan sertifikasi guru ada dampak positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dalam kegiatan beljar mengajar di kelas dan berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Hal itu dimulai dari profesionalisme guru yang melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan
meningkatkan martabat guru.
Kenyataan yang terjadi guru bersertifikat pendidik profesional (guru sertifikasi) belum sepenuhnya melaksanakan kompetensi pedagogik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sepuluh standar kompetensi sebagaimana mengacu pada permendiknas No 16 tahun 2007. Berdasarkan kesenjangan yang terjadi antara harapan pemerintah dengan kenyataan yang ada penelitian ini adalah sebagai berikut:
maka rumusan masalah pada
1. Bagaimana implementasi kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik profesional dalam penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAK Yos Sudarso Kepanjen ? 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru bersertifikat pendidik profesional menerapkan
kompetensi
pedagogik
dalam KBM
di SMAK Yos Sudarso
Kepanjen ? 3. Solusi apa yang telah dilakukan guru bersertifikat pendidik profesional dalam mengatasi kendala menerapkan kompetensi pedagogik dalam KBM di SMAK Yos Sudarso Kepanjen? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah 1.
Mengetahui
bagaimana
mengimplementasikan
cara
guru
bersertifikat
kompetensi pedagogik
pendidik
professional
dalam penerapan kegiatan
belajar mengajar (KBM) di SMAK Yos Sudarso Kepanjen. Apakah penerapan kompetensi pedagogik tersebut mengacu pada indikator sepuluh
standar
kompetensi inti guru yang melekat pada guru mata pelajaran yang diampu sesuai dengan permendiknas No 16 tahun 2007. Apakah guru bersertifikat pendidik professional
menerapkan
kompetensi pedagogik dengan sepuluh
standar kompetensi secara menyeluruh dalam satu tatap muka pada kegiatan belajar mengajar di kelas. 2.
Dengan penelitian ini akan diketahui juga apakah guru bersertifikat pendidik profesional
menghadapi kendala-kendala
dalam menerapkan
kompetensi
pedagogik kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAK Yos Sudarso Kepanjen dengan sepuluh standar kompetensi. Kendala bisa berasal dri dalam diri guru itu sendiri. Tapi juga kendala bisa berasal dari luar diri guru. 3.
Selanjutnya apakah guru bersertifikat pendidik profesional memiliki kreativitas melakukan solusi-solusi sebagai upaya mengatasi kendala dalam menerapkan kompetensi
pedagogik
kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAK Yos
Sudarso Kepanjen dengan sepuluh indikator standar kompetensi. Guru yang kreative akan berupaya sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi kesulitan yang ada sebagai upaya mengatasi kendala dalam menerapkan kompetensi pedagogi pada kegiatan belajar menhajar di kelas. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan implimentasi kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik profesional
dalam penerapan
kegiatan belajar mengajar (KBM) dikelas dengan indikator
sepuluh standar kompetensi. Selanjutnya dapat juga dipakai sebagai wacana bagi guru bersertifikat pendidik profesional dalam upaya peningkatan kualitas dirinya sebagai tenaga pendidik profesional yang memiliki tanggung jawab memajukan dan mengembangkan
pendidikan
secara nasional. Bagi para
peneliti, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian lanjutan di bidang pengembangan kebijakan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru profesional bersertifikat pendidik profesional. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi dinas pendidikan terkait dan pengambil kebijakan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran tentang implimentasi
kompetensi pedagogik
guru profesional bersertifikat pendidik profesional dalam penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Sebagai gambaran tentang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dalam menerapkan kompetensi pedagogik dalam penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. 2. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai landasan bagi guruguru yang telah mendapat penghargaan dan pengakuan sertifikasi, agar mengimplementasikan kompetensi pedagogik dalam penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagai pendidik profesional. Guru- guru sertifikasi
lebih menunjukkan kualitasnya sebagai guru-guru profesional dalam pembelajaran di kelas. Data tersebut selanjtunya bisa dipergunakan sebagai acuan untuk menetapkan program pengembangan berkelanjutan bagi guru baik yang non-sertifikasi maupun yang sudah bersertifikat pendidik. 3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk memacu diri agar selalu meningkatkan kinerja sebagai pendidik profesianal dalam mewujudkan tanggungjawab moral dan tanggung jawab profesi terhadap penghargaan dan pengakuan profesi guru profesional. Menambah wawasan dan pengalaman baru secara langsung belajar dari pengalaman orang lain dalam menerapkan kompetensi pedagogik dengan indikator sepuluh standar kompetensi secara nasional. Memotivasi diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan lebih baik di masa mendatang. E. Penegasan Istilah Kesalahan pemahaman dan penafsiran ganda sering terjadi ketika membaca suatu istilah. Oleh karena itu, penulis memberikan batasan-batasan dalam bentuk definisi operasional untuk istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagaimana teruari di bawah ini: 1. Analisis Implementasi merupakan penyelidikan terhadap suatu penerapan
suatu hal yang telah disepakati untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab musabab dan duduk perkaranya (KBBI 2005). Dikatakan juga bahwa Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Dalam penelitian ini, analisis implementasi merupakan proses penerapan kompetensi pedagogik dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar (KBM) dari guru-guru SMAK Yos Sudarso Kepanjen yang sudah bersertifikat pendidik profesional sehingga memiliki dampak positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, dan kualitas hasil belajar peserta didik. 2. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial kultural emosional dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Memanfaatkan teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
kepentingan
pembelajaran.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif,
empatik dan
santun dengan peserta didik, membuat
penilaian serta melakukan tindakan
reflektif dalam setiap pembelajaran (UU No 16 Tahun 2007). 3. Guru bersertifikat pendidik profesional adalah pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah dengan pembuktian pemberian sertifikat pendidik (UU No 14 th 2005) 4. Kendala adalah keadaan yang menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran. (KBBI2005:543) dalam penelitian ini dimaksudkan adalah keterbatasanketerbatasan guru untuk selalu kembali pada kebiasaan lama, proses pembelajaran berpusat pada guru bukan pada peserta didik, dengan metode pembelajaran yang kurang menarik,
mengajar model lama dengan selalu
menggunakan metode ceramah yang membosankan dan monoton. Pembelajaran yang demikian membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak menyenangkan sehingga kurang memberikan dampak positif terhadap kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa . 5. Solusi
adalah jalan keluar dalam mengatasi persoalan (KBBI 2005:1082).
Dalam penelitian ini dimaksudkan adalah upaya-upaya guru berkompetensi
pedagogik profesional yang dalam penerapan pembelajarannya di kelas selalu mengatasi dirinya untuk maju, berkembang dan inovatif. Baik pendekatan kepada peserta didik maupun metode-metode yang dipakai dalam pembelajaranya di kelas menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, menggunakan media pembelajaran sesuai materi ajar untuk mendukung pencapaian tujuan, serta melakukan penilaian objektif. Dengan demikian implementasi
kompetensi pedagogik dalam penerapan
belajar mengajar (KBM) bagi guru bersertifikat pendidik profesional
kegiatan dapat
terlaksana dan membawa dampak pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan hasil belajar peserta didik.