BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem yang tumbuh di daerah Asia, dan Afrika bagian timur, Pasific.
Di
Indonesia sendiri, Buah pinang banyak terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Indonesia termasuk dalam negara yang bisa dikatakan sebagai negara pengekspor pinang terbesar di dunia dengan volume ekspor mencapai seratus sepuluh ribu ton pada tahun 2007 dan meningkat pada tahun-tahun selanjutnya, 80% kebutuhan pinang di dunia berasal dari Indonesia. Di negara-negara maju seperti Belgia, Belanda, Jerman, Korea Selatan, dan China pinang dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, akan tetapi di Indonesia pemanfaatan buah pinang masih sangat minim. Di Indonesia, Buah pinang bukan merupakan bahan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat, hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia mengkonsumsi pinang, biasanya digunakan sebagai bahan campuran sirih (Arianto, 2007) . Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin(C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine, dan isoguvasine, tannin erkondensasi, tanin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap, dan tidak menguap, serta garam (Wang,1996). Selain itu disini yang juga berperan penting dalam proses antiinflamasi dan sebagai inhibitor oksidasi adalah proantosianidin.
1
2
Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin. Proantosianidin adalah suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, antialergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000). Aterosklerosis adalah kondisi pada arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag di seluruh ke dalaman tunika intima (lapisan sel endotel) dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri arteri serebral. Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis dimulai dengan disfungsi lapisan sel endotel lumen arteri. Kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel endotel atau dari stimulus lain (Corwin, 2009). Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan kolesterol dan ester kolesteril dari lipoprotein plasma ke dinding arteri. Penyakit yang menyebabkan peningkatan berkepanjangan kadar VLDL, LDL, sisa kilomikron dan IDL (mis. DM, hiperlipidemia,dsb) sering disertai aterosklerosis yang bersifat premature dan lebih parah (Meyes, 2006). LDL (Low Density lipoprotein) adalah suatu lipoprotein yang berfungsi membawa lemak masuk ke sel tubuh, termasuk sel endotel arteri. Kadar LDL yang tinggi dalam sirkulasi dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Resiko utama aterosklerosis adalah individu
3
yang membawa defek protein E apolipoprotein spesifik yang normalnya terlibat dalam ambilan partikel lipoprotein hati secara efisien merangsang pengeluaran kolesterol pada lesi aterosklerosis, dan pengaturan respon imun serta inflamasi. Oksidasi kolesterol dan TG menyebabkan pembentukan radikal bebas yang nantinya akan merusak sel endotel. Selsel darah putih yang melekat pada lapisan endotel oleh molekul adesif inilah yang selanjutnya merangsang oksidasi LDL. Pada akhirnya monosit bergerak masuk ke dinding arteri dan mengubah LDL menjadi sel buih (Corwin, 2009). LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL teroksidasi akan memacu terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan menarik monosit menembus lapisan endotel dan masuk ke dalam intima. Disamping itu LDL teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Sementara itu LDL teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap ke dua menjadi LDL teroksidasi yang sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa (Septiana et al, 2006). Rangkuman dari penyebab aterosklerosis adalah akibat dari disfungsi endotel yang melapisi arteri. Aterosklerosis mengaktifkan reaksi inflamasi dan banyak kasus menghasilkan radikal bebas. Kerusakan dapat terjadi akibat cedera fisik, seperti hipertensi, atau cedera kimia, seperti peningkatan LDL, infeksi, pajanan logam berat, atau pajanan kimia
4
(Corwin, 2009). Oksidasi LDL merupakan penyebab inflamasi yang kuat. Oksidasi LDL merangsang sinyal inflamasi oleh sel endotel, melepaskan protein chemotactic seperti MCP1 (monosit chemotactic Protein-1) dan faktor pertumbuhan seperti mCSF (monosit Colony Stimulating Factor), yang membantu dalam perekrutan monosit ke dinding arteri (Catapano et al, 2000). Di Indonesia sendiri berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 penderita hipertensi mencapai 30% populasi. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah terutama hipertensi di indonesia sebesar 26,3%. Data lain menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke (Marliani, 2007). Melihat tingginya penderita yang mengalami hipertensi yang berkomplikasi
ke
penyakit
lainnya
dimana
menandakan
bahwa
meningkatnya juga kejadian aterosklerosis di Indonesia, dan di sisi lain Indonesia adalah penghasil buah pinang terbesar, maka adanya penelitian tentang efek buah pinang sebagai antioksidan pada tikus yang mengidap aterosklerosis dirasa penting untuk dilakukan. Maka dari itu penulis mengajukan proposal tentang “Hubungan Antara Proantocianidin pada Ekstrak Buah Pinang(Areca catechu)sebagai Inhibitor Oksidasi LDL Melalui Penurunan LDL Plasma terhadap Tikus Putih(Rattus strain winstar)yang Mengalami Aterosklerosis” , dimana bertujuan untuk
5
memberikan solusi terhadap tingginya tingkat kejadian aterosklerosis yang semakin tahun tingkat kejadiannya akan semakin meningkat, serta mengubah
pola
pemikiran
masyarakat
Indonesia
untuk
dapat
memanfaatkan potensi yang dimiliki buah pinang dengan sebaik-baiknya. 1.2
Rumusan Masalah Adakah pengaruh ekstrak buah pinang (Areca catechu) sebagai inhibitor oksidasi LDL melalui penurunan kadar LDL plasma pada tikus putih (Rattus novergicus strain winstar) jantan yang mengalami aterosklerotik ?
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Membuktikan bahwa ekstrak buah pinang (Areca catechu) bisa digunakan sebagai inhibitor oksidasi LDL melalui penurunan kadar LDL plasma pada tikus putih (Rattus novergicus strain winstar) jantan yang mengalami aterosklerotik.
1.3.2
Tujuan Khusus Menentukan dosis ekstrak biji pinang yang paling efektif dalam menurunkan kadar LDL plasma pada tikus putih (Rattus novergicus strain winstar) jantan yang mengalami aterosklerotik.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Akademik Digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
6
1.4.2
Manfaat Klinis Sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan tentang pengaruh ekstrak buah pinang (Areca catechu) sebagai inhibitor oksidasi LDL melalui penurunan kadar LDL plasma.
1.4.3
Manfaat Masyarakat Wacana baru tentang manfaat ekstrak biji pinang (Areca catechu) dalam menurunkan resiko penyakit vaskuler akibat aterosklerosis