BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan kebudayaan/peradaban sebuah bangsa dan lebih khusus lagi meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai cakupan yang sangat luas dan untuk mengenyam pendidikan, tidak lepas juga dari faktor daya jangkau masyarakat. Perbedaan ini dikarenakan tidak semua masyarakat mempunyai akses yang sama dalam pendidikan yang umumnya dilatar belakangi kemampuan ekonomi. Mengingat hal tersebut, maka dapat dikatakan perlu ada peran aktif masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan tiap individu, yang dapat dilakukan secara formal maupun informal. Perpustakaan adalah salah satu lembaga yang dapat memfasilitasi proses belajar secara formal maupun informal dan mendukung kelancaran pembangunan dalam bidang pendidikan. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, peranan perpustakaan begitu terasa. Ini banyak dipengaruhi oleh salah satu citranya sebagai Kota Pelajar. Pendidikan merupakan suatu sektor yang menyolok keberlangsungannya di daerah ini. Menurut SUSENAS tahun 2005 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah penduduk yang mengenyam bangku pendidikan mempunyai perbandingan yang lebih besar daripada kebalikannya. Di kota Yogyakarta sendiri mencapai 96.67% penduduk. Fakta tersebut ditunjukkan melalui statistik tabel 1 pada lampiran. Selain itu, perbandingan lain yang yang menandakan aktifnya pendidikan di provinsi ini adalah jumlah penduduk yang dapat membaca. Setiap tahunnya presentasi penduduk melek huruf sangat tinggi dan terus mengalami peningkatan1. 1
Statistik disertakan pada lampiran-tabel 2 dan 3
1
Perpustakaan sangat lekat dalam dunia pendidikan oleh karena itu, tiap lembaga pendidikan
umumnya
mempunyai
perpustakaan
yang
menunjang
proses
pembelajaran. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah perpustakaan dapat dikatakan minimal sebanyak jumlah lembaga-lembaga pendidikan tersebut yakni sekitar 2771 buah dengan mengasumsikan, tiap lembaga memiliki –minimal- 1 unit perpustakaan.2 Jumlah tersebut belum termasuk perpustakaan di lembaga dan perkantoran lain yang juga menyediakan perpustakaan atau perpustakaanperpustakaan pribadi yang sifatnya lebih tertutup. Untuk keperluan pemakaian perpustakaan bagi publik, disediakan beberapa perpustakaan umum untuk cakupan D.I.Y. Salah satunya adalah Perpustakaan Umum Malioboro yang secara resmi dikenal dengan nama “Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Unit Malioboro”. Perpustakaan Umum unit Malioboro ini dikhususkan untuk menampung koleksi buku bahasa, sejarah, sastra, budaya, ketrampilan, olah raga, koran, dan majalah. Dengan kondisinya yang berada di daerah yang padat dan ramai saat ini, perpustakaan ini tidak lagi memberikan suasana yang nyaman dan kondusif bagi kegiatan yang terjadi di dalamnya yaitu kegiatan membaca dan belajar. Letaknya yang langsung bersinggungan dengan jalan raya menjadikan suasana di dalamnya cukup bising. Hal ini belum lagi ditambah masalah pencahayaan, peruangan dan fasilitas yang kurang lengkap, serta masalah penghawaan ruang yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan di dalamnya. Selain poin-poin di atas, posisinya yang sejajar dalam barisan pertokoan, menjadikan perhatian kepada perpustakaan ini seolah tenggelam ditutup signage dan tampilan bangunan-bangunan komersial yang menyolok di sekitarnya. Terdapat berbagai kekurangan fisik pada perpustakaan yang perlu diperbaiki. Permasalahan fisik yang ada dapat diselesaikan dengan memberikan alternatif desain bangunan yang baru pada lokasi yang sama. Ini didasari pertimbangan 2
Tabel 2 lampiran
2
mempertahankan keunggulan site yang strategis dan unik, sehingga dapat menunjang dan memberikan suasana nyaman bagi kegiatan di perpustakaan tersebut. Penyelesaian masalah perpustakaan ini diselesaikan juga dengan usaha menampilkan bangunan yang mempunyai karakter dan citra serta memenuhi standar fisik perpustakaan. Usaha menghadirkan citra kepada perpustakaan ini dilakukan dengan memberi gaya pada bangunan. Arsitektur Art deco merupakan langgam arsitektur modern yang mampu beradaptasi dengan kondisi suatu masa dan daerah tertentu. Oleh karena itu, arsitektur Art Deco dipilih sebagai acuan gaya bangunan pada usulan karena efektif dalam desain suatu fungsi namun tetap mempunyai karakter yang dibentuk dari pengadopsian berbagai unsur-unsur lokal, sejarah, budaya dan sebagainya. 1. 2. Rumusan Masalah Bagaimana meredesain Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengacu pada Arsitektur Art Deco. 1. 3. Tujuan Meredesain Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan memperhatikan desain yang mengacu pada Arsitektur Art Deco. 1. 4. Sasaran -
Mengadakan studi tentang redesain.
-
Melakukan studi tentang Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Melakukan studi tentang Yogyakarta terutama arsitektur pada kawasan.
-
Melakukan studi tentang prinsip arsitektural sebuah perpustakaan.
-
Melakukan studi tentang Art Deco.
3
1. 5. Lingkup -
Perpustakaan tingkat provinsi atau yang setara.
-
Art deco dibatasi pada arsitektur art deco.
-
Yogyakarta dibatasi pada studi tentang letak lokasi dan penduduk yang aktif menggunakan perpustakaan.
-
Prinsip-prinsip arsitektural dibatasi pada prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kenyamanan dalam perpustakaan.
1. 6. Metode Mencari Data -
Wawancara. Wawancara ditujuan kepada Badan Perpustakaan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Studi pustaka/literatur. Mempelajari buku-buku tentang perpustakaan dan Arsitektur Art Deco.
-
Observasi. Melakukan observasi di Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Unit Malioboro.
1. 7. Metode Menganalisis Data Kuantatif: jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan menurut buku tamu. Kualitatif: sejarah berdirinya perpustakaan tersebut, gambaran keadaan suasana di Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Unit Malioboro. 1. 8. Metode Perancangan Menggunakan prinsip perancangan Arsitektur Art Deco yang dipengaruhi budaya /gaya pada
4
lingkungan setempat dan fungsi utama perpustakaan serta melakukan abstraksi bentuk. 1. 9. Sistimatika penulisan Bab I. Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode,dan sistimatika penulisan. Bab II. Tinjauan Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Unit Malioboro Mengungkapkan kondisi, penggunaan, pemanfaatan serta identifikasi permasalahan arsitektural di Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab III. Tinjauan teori Mengungkapkan teori-teori dan prinsip-prinsip arsitektural dalam desain sebuah perpustakaan serta membahas Arsitektur Art Deco.
Bab IV. Analisis Dan Pendekatan Konsep Desain Mengungkapkan analisis konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam bentuk-bentuk arsitektural. Bab V. Konsep Perancangan Mengungkapkan konsep yang akan dipakai dalam usulan redesain.
5