Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
B A B
I
PENDAHULUAN A. Dasar Pembentukan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan berdasarkan : a. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembegian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. b. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. c.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah;
d. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 46 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.
B. Aspek Strategis Organisasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 (Psl. 7 ayat 2), urusan pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan urusan wajib. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur merupakan lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas
membantu
Gubernur
dalam
rangka
pelaksanaan
penyusunan
kebijakan daerah dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa. Aspek strategis Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, mencakup : a. Pengembangan kapasitas masyarakat beserta kelembagannya, seperti Lembaga
Pemberdayaan
Masyarakat/LPM,
Pemberdayaan
dan
Kesejahteraan Keluarga/PKK, Pos Pelayanan Terpadu/Posyandu, dan lembaga adat.
1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
b. Pengembangan lembaga dan usaha ekonomi masyarakat, seperti Badan Usaha Milik Desa/BUMDes., Lumbung Pangan Masyarakat Desa/LPMD, Pasar Desa, Badan Perkreditan Desa, dan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam/UED-SP. c.
Pengembangan sarana teknologi tepat guna.
d. Pengembangan kapasitas aparatur desa/kelurahan guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan yang baik, bersih dan berwibawa. e. Pengembangan koordinasi lintas sektor, termasuk koordinasi bidang penanggulangan kemiskinan.
C.
Permasalahan Utama (Isu Strategis)
Isu stretegis merupakan permasalahan pokok yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan
memiliki
dampak
jangka
panjang
bagi
berkelanjutan
pelaksanaan
pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Timur, yaitu:
1.
Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca;
2.
Rencana pembangunan Pan Borneo Higway;
3.
Kecenderungan harga minyak mentah yang kian tinggi;
4.
Mainstreaming ekonomi hijau dalam perencanaan pembangunan;
5.
Pentingnya pengembangan industri agribisnis di masa depan;
6.
Kelangkaan BBM dan daya listrik yang tak kunjung terpecahkan;
7.
Pencapaian MDG's;
8.
Pencapaian MP3EI;
9.
Komitmen atas pemberantasan dan pencegahan korupsi; dan
10. Koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengendalian ijin eksploitasi.
2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan hasil telaahan, maka dirumuskan isu strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut : 1.
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Desa
dan
Kelurahan
belum
optimal. 2.
Belum optimalnya lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3.
Belum optimalnya pemanfaatan potensi perekonomian desa.
4.
Rendahnya pendayagunaan dan penerapan teknologi tepat guna yang berbasis sumberdaya lokal.
5.
Belum optimalnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program pemberdayaan masyarakat
dan pemerintahan desa/kelurahan
Tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
D.
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok :
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
dibidang
pemberdayaan
masyarakat
dan
pemberdayaan
masyarakat
dan
pemerintahan desa. Fungsi a. Perumusan
: kebijakan
bidang
pemerintahan desa sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah; b. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa; c.
Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang ketahanan dan sosial budaya masyarakat;
d. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang ekonomi masyarakat; e. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang teknologi tepat guna; f.
Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang pemerintahan desa;
3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan; h. Pembinaan kelompok Jabatan Fungsional; i.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
E. Struktur Organisasi
Kepala
Sekretariat, membawahi :
-
Sub Bagian Perencanaan Program
-
Sub Bagian Keuangan
-
Sub Bagian Umum
Bidang Ketahanan dan Sosial Budaya Masyarakat, membawahi : -
Sub Bidang Pengembangan Masyarakat
-
Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat
Bidang Ekonomi Masyarakat, membawahi : -
Sub Bidang Pembangunan Masyarakat
-
Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat
Bidang Teknologi Tepat Guna, membawahi : -
Sub Bidang Penerapan dan Kerjasama Teknologi Tepat Guna.
-
Sub Bidang Prasarana dan Sarana Teknologi Tepat Guna.
Bidang Pemerintahan Desa, membawahi : -
Sub Bidang Pengembangan dan Administrasi Desa
-
Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas Desa.
F. Sumber Daya Manusia Dalam
melaksanakan
tugas
pokok
dan
fungsinya,
Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur didukung oleh 54 pegawai yang terdiri dari : a. Pegawai Negeri Sipil Daerah
:
54 orang
b. Pegawai Tidak Tetap (PTT)
:
0 orang
c.
:
30 orang
Non PTT
4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Rincian Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) per Desember 2015 : No 1
Jumlah PNS Menurut Pangkat/Golongan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
2
Jumlah (orang)
Pembina Utama Madya ( golongan IV/d ) Pembina Tingkat I ( golongan IV/b ) Pembina ( golongan IV/a ) Penata Tingkat I ( golongan III/d ) Penata ( golongan III/c ) Penata Muda Tingkat I ( golongan III/b ) Penata Muda (golongan III/a ) Pengatur Tingkat I (golongan II/d ) Pengatur ( golongan II/c ) Pengatur Muda Tingkat I (gol. II/b ) Pengatur Muda ( golongan II/a ) Juru Tk.I (golongan I/d) Jumlah
Orang Orang Orang
Menurut Tingkat Pendidikan a. b. c. d. e. f.
Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Sarjana Muda (D3) SLTA SLTP SD Jumlah
3
1= 1 4= 4 6= 6 18Orang 4 10 5 2 3 0 0 1 54
14 26 1 12 1 0 54
Menurut Gender a. b.
Laki-Laki Perempuan
28 26 Jumlah
54
5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
B A B
II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
I.
RENCANA STRATEGIS Untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa telah menyusun dan menetapkan rencana kinerja secara matang dan terukur. Penjabaran dari penetapan kinerja tersebut adalah sebagai berikut : A.
Visi ” Terwujudnya Masyarakat Desa dan Kelurahan di Kalimantan Timur
yang Mandiri dan Sejahtera ” Kata Kemandirian : mengandung makna bahwa membangun masyarakat Kalimantan Timur diarahkan pada upaya untuk menjadikan suatu kondisi dinamis yang memungkinkan masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya berdasarkan potensi, kebutuhan, aspirasi dan kewenangan yang ada pada masyarakat sendiri, dengan difasilitasi oleh pemerintah dan seluruh stakeholders pemberdayaan masyarakat.
B.
Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur menetapkan misi sebagai berikut: 1.
Mewujudkan
tatakelola
pemerintahan
yang
baik
di
desa
dan
kelurahan secara optimal. 2.
Meningkatkan kualitas kemasyarakatan di desa dan kelurahan.
3.
Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi perekonomian desa/kelurahan secara optimal.
6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
4.
Mewujudkan
masyarakat
desa
dan
kelurahan
yang
mampu
mengelola potensi sumberdaya alam local dengan memanfaatkan TTG berwawasan lingkungan. 5.
Mewujudkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan.
C.
Tujuan 1.
Menurunkan tingkat kemiskinan.
2.
Meningkatkan kualitas SDM Aparatur Desa/Kelurahan masyarakat Kalimantan Timur.
3.
Meningkatkan
kualitas
lembaga
kemasyarakatan
partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. 4.
Mengembangkan
usaha
ekonomi
masyarakat
dan
penguatan
Lembaga Ekonomi. 5.
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan pendayagunaan teknologi tepat guna berwawasan lingkungan.
6.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan Desa dan Kelurahan.
7.
Meningkatkan pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat.
8.
Meningkatkan
koordinasi,
integrasi
dan
sinkronisasi
program
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. D.
Sasaran 1.
Meningkatnya usaha ekonomi masyarakat miskin perdesaan yang mandiri
melalui
Pemanfaatan
Teknologi
Tepat
Guna
(TTG),
Penguatan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat dan Program PNPM Mandiri Perdesaan. 2.
Meningkatnya
Kualitas
SDM
Aparatur
Desa/Kelurahan
dan
Masyarakat Kalimantan Timur. 3.
Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin perdesaan dalam proses pembangunan.
4.
Meningkatnya Kualitas Kelembagaan masyarakat perdesaan dan kelurahan.
5.
Meningkatnya Usaha Ekonomi Masyarakat.
6.
Meningkatnya Kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat.
7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
7.
Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna.
8.
Pengembangan Prasaraa dan Sarana Perdesaan.
9.
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan.
10. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam membangun Desa. 11. Meningkatnya
Ketahanan
Keluarga
dan
pelestarian
nilai-nilai
kegotong-royongan. 12. Meningkatnya Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. 13. Meningkatnya Usaha Ekonomi Keluarga. 14. Meningkatnya hidup sehat keluarga yang ramah lingkungan. 15. Keterpaduan Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. 16. Meningkatnya Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah. 17. Terpenuhinya Kebutuhan dan Pelayanan Administrasi perkantoran. 18. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Aparatur. 19. Meningkatnya Disiplin Aparatur. 20. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur BPMPD. 21. Meningkatnya Kualitas Perencanaan dan Pelaporan Kinerja BPMPD.
E.
Indikator Kinerja. Indikator Kinerja Utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur TA.2015 adalah sebagai berikut: -
Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima.
-
Persentase Desa dan Keluarahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan.
-
Jumlah Lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif: o
Jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) aktif
o
Jumlah Pasar Desa aktif
o
Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Desa (CPPD) aktif
-
Jumlah Kelembagaan Posyantek/Wartek yang aktif.
-
Jumlah
Kelompok
Masyarakat
yang
Berhasil
Memanfaatkan
Teknologi Tepat Guna. -
Jumlah masyarakat miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPMMPd
8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
F.
Strategi 1.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin dalam upaya meningkatkan produktivitas.
2.
Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan Desa/Keluarahan.
3.
Peningkatan peran, partisipasi dan swadaya masyarakat.
4.
Peningkatn pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kemandirian bekerja dan berusaha serta berperan aktif dalam pembangunan.
5.
Pemantapan dan peningkatan
peran lemaga usaha ekonomi
masyarakat. 6.
Penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi dan Warung Teknologi.
7.
Peningkatan
keterampilan
masyarakat
dalam
pemanfaatan
Teknologi Tepat Guna. 8.
Meningkatkan
kualitas
koordinasi,
integrasi
dan
sinkronisasi
program pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa dan kelurahan. 9.
Meningkatkan kualitas SDM perencana.
10.
Meningkatkan pelayanan admiistrasi perkantoran.
11.
Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana aparatur BPMPD secara optimal.
12.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM aparatur BPMPD.
13.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampila pengelola keuangan BPMPD.
14.
Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
G.
Kebijakan 1.
Peningkatan pembinaan dalam pengembangan dan pengelolaan teknologi tepat guna.
2.
Peningkatan peran kelembagaan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan secara partisipatif.
3.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja dan berusaha.
4.
Peningkatan perran lembaga ekonomi masyarakat.
5.
Peningkatan pembinaan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi dan Warung Teknologi Perdesaan dan Kelurahan.
6.
Peningkatan
pembinaan
aparatur
pemerintahan
desa
dan
pemerintah kelurahan. 7.
Meningkatkan pembinaan dan pelatihan masyarakat miskin secara berkelanjutan.
8.
Meningkatkan
intensitas
koordinasi
perencanaan
program
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan. 9.
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan SDM perencana.
10.
Meningkatkan kemampuan tenaga administrasi kantor.
11.
Mengadakan sarana dan prasarana aparatur sesuai kebutuhan.
12.
Meningkatkan
pembinaan,
pengembangan
serta
memberikan
peluang bagi pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. 13.
Meningkatkan pembinaan, memotivasi serta memberikan peluang bagi tenaga pengelola keuangan untuk pendidikan dan pelatihan.
10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
H.
Program dan Kegiatan
Administrasi Perkantoran 1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. 1.
Penyediaan jasa surat menyurat.
2.
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
3.
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional.
4.
Penyediaan jasa kebersihan kantor.
5.
Penyediaan alat tulis kantor.
6.
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan.
7.
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.
8.
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor.
9.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang –undangan.
10. Penyediaan makanan dan minuman. 11. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. 12. Rapat – rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan ke dalam daerah. 13. Pengamanan Aset, Kantor dan Rumah Jabatan 2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 1.
Pengadaan perlengkapan gedung kantor.
2.
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.
3.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor.
4.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.
5.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
3). Program Peningkatan Disiplin Aparatur. 1.
Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya.
2.
Pengadaan Pakaian KORPRI.
3.
Pengadaan Pakaian Khusus hari-hari Tertentu.
4). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. 1.
Sosialisasi peraturan perundang-undangan
2.
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
5). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan. 1.
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja
&
Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD.
Pembangunan 1). Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan. 1.
Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan.
2.
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat.
3.
Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Desa
4.
Fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
5.
Penguatan
Kapasitas
Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (TKPK-D). 2). Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan. 1.
Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa.
2.
Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro kecil dan menengah di perdesaan.
3.
Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat.
12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
3). Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 1.
Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan Daerah.
4). Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa 1.
Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan Desa.
2.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
5). Program Peningkatan kapasitas aparatur Pemerintahan Desa 1.
Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang pengelolaan keuangan daerah.
2.
Pelatihan
aparatur
pemerintahan
desa
dalam
bidang
manajemen pemerintahan desa.
6). Program Pengembangan dan Keserasian kebijakan Pemberdayaan Masyarakat 1.
Sinkronisasi
dan
penyerasian
kebijakan
dan
program
pemberdayaan masyarakat. 7). Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna 1.
Permasyarakatan
dan
pengembangan
penerapan
Teknologi
Tepat Guna. 2.
Pengembangan Prasarana dan sarana Perdesaan.
8). Program Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat. 1.
Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Pelestarian Nilai – Nilai Kegotong – royongan.
2.
Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
3.
Peningkatan Usaha Ekonomi Keluarga.
4.
Pembinaan Hidup Sehat Keluarga yang Ramah Lingkungan.
9). Program
Penanggulangan
Kemiskinan
bidang
Pemberdayaan
Masyarakat 1.
Peningkatan pengembangan usaha ekonomi masyarakat miskin melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.
II. RENCANA KINERJA TAHUNAN
Tahun 2015 No
1
2.
Sasaran
Indikator
Strategis
Kinerja
Target
Program/
Anggaran
Kegiatan
Meningkatnya Pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan
Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima
5%
Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan
4%
Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
400.000.000
1. Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 1. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan 2. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat
980.450.000
350.000.000
3.160.950.000
3. Fasilitas Program Nasional
14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa 1. Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa
480.400.000
201.200.000
1.154.400.000
2. Monitoring, evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat 1. Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Pelestarian Nilainilai kegotong royongan
230.000.000
230.000.000
230.000.000
2. Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga 3. Peningkatan Usaha Ekonomi Keluarga 4. Pembinaan Hidup Sehat Keluarga yang Ramah Lingkungan
15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
3.
Meningkatnya Kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat
JumlahLembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif: Presentase BUMDes. Aktif Jumlah Pasar Desa Aktif Jumlah CPPD Aktif
16 unit 15 unit 20 unit
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan 1. Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan 2. Pelatihan Keterampilan Manajemen Usaha
400.000.000
482.900.000
400.000.000
Milik Desa 3. Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat
495.000.000
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 1. Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) 4.
Meningkatnya Kualitas Lembaga Pos Pelayanan Teknologi/Warung Teknologi Perdesaan
Jumlah Kelembagaan Posyantek / Wartek yang aktif
17 unit
Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna 1. Pemasyarakatan dan
1.596.800.000
Pengembangan Penerapan Teknologi Tepat Guna
16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
5.
Meningkatnya
Jumlah
18
Program
Kemampuan
Kelompok
Kelompok
Masyarakat
Pendayagunaan
Masyarakat
yang berhasil
Teknologi Tepat
dalam
Memanfaatkan
Guna
Pemanfaatan
Teknologi
Teknologi Tepat
Tepat Guna
Pokmas Peningkatan
1. Pengembangan Prasarana dan
Guna
528.000.000
Sarana Perdesaan
6.
Program
Jumlah
Penanggulangan masyarakat
3.888 jiwa
Program Penanggulangan
Kemiskinan
miskin yang
Kemiskinan bidang
bidang
mandiri
Pemberdayaan
Pemberdayaan
memiliki
Masyarakat
Masyarakat
kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan
1. Peningkatan pengembangan
1.000.000.000
usaha ekonomi masyarakat miskin melalui pemanfaatn teknologi tepat guna
desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd
17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
III. PERJANJIAN KINERJA
No.
1 1
2
3
Sasaran
2 Meningkatnya pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan
Indikator Kinerja
3
Satuan
Target Tahun 2015
4
5
-
Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan
-
Meningkatnya kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat
-
Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima
%
Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan
%
5
4
Persentase Lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif : - Persentase BUMDesa aktif - Persentase Pasar Desa aktif - Persentase CPPD aktif
% % %
1.9 1.7 2.3
4
Meningkatnya kualitas lembaga Pos Pelayanan Teknologi / Warung Teknologi Perdesaan
-
Jumlah Kelembagaan Posyantek/ Wartek yang aktif
unit
18
5
Meningkatnya kemampuan kelompok Masyarakat dalam pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
-
Jumlah Kelompok Masyarakat yang
unit
17
Meningkatnya masyarakat miskin perdesaan yang mandiri melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan Desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd
-
jiwa
3888
6
berhasil memanfaatkan Teknologi Tepat Guna
Jumlah masyarakt miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd
18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
BAB
III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.
Pengukuran Capaian Kinerja Capaian indikator kinerja utama diukur melalui hasil output dan outcome atas program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Penjelasan atas capaian indikator kinerja utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015 dapat dijelaskan melalui tabel seperti berikut ini : CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
Persentase
1.
Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima
Persen
5
11.14
222.8
2.
Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan
Persen
4
5.14
128.5
3.
Jumlah Lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif: - Jumlah BUMDes aktif - Jumlah Pasar Desa aktif - Jumlah CPPD aktif
Persen Persen Persen
1.9 1.7 2.3
1.9 1.7 4.1
100 100 178.26
4.
Jumlah Kelembagan Posyantek/Wartek yang aktif
unit
18
18
100
5.
Jumlah Kelompok Masyarakat yang berhasil memanfaatkan Teknologi Tepat Guna
Unit
17
17
100
6.
Jumlah masyarakat miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd
jiwa
3.888
3.152
81.07
19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
B.
Analisis Capaian Kinerja
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan
No.
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
1.
Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan prima
5%
11.14%
222.8
Sasaran ini dicapai melalui Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan, yang tertuang pada kegiatan
Pelatihan
Aparatur
Pemerintah
Desa
dalam
Bidang
Manajemen Pemerintahan Desa. Dengan indikator Kinerja Utama yaitu “Presentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima” dengan sasaran kinerja “meningkatnya pelayanan prima aparatur Desa dan Kelurahan”. Target untuk indikator kinerja utama Presentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima adalah 5 % per tahun. Untuk mencapai sasaran kinerja “Meningkatnya pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan”, untuk tahun 2015 Bidang Pemerintahan Desa melalui Sub Bidang Kelembagaan dan Kapasitas Desa/Kelurahan
melaksanakan
Program
Prioritas
Peningkatan
Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan Kegiatan Pelatihan Aparatur
Pemerintahan
Desa
dalam
Bidang
Manajemen
Pemerintahan Desa. Kegiatan Pelatihan Aparatur Pemerintahan Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa dilaksanakan melalui penguatan manajemen kelurahan Se- Kalimantan Timur dan penguatan
kapasitas
Kalimantan
Timur.
Badan
Untuk
Permusawatan
Tahun
2015
Desa
(BPD)
pelaksanaan
Se-
kegiatan
penguatan manajemen Kelurahan di targetkan diikuti oleh 80 (delapan puluh) Lurah dari 196 Kelurahan Se-Kalimantan Timur yang hadir sebanyak 57 (lima puluh tujuh) orang dan Penguatan kapasitas BPD di targetkan diikuti oleh 60 (enam puluh) orang dari 836 Desa Se-Kalimantan Timur diikuti sebanyak 58 (lima puluh delapan) orang.
20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Penguatan Manajemen Kelurahan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemerintah pelayanan
kinerja
pemerintah
Kelurahan yang
lebih
diberikan
Kelurahan,
dekat
dengan
kepada
harapan
masyarakat
menjadi semakin
baik
(the
dan closer
goverment, the better it serves). Kelurahan merupakan unsur pelaksana lini/pelaksana kewilayahan mampu memberikan kinerja yang optimal dalam menjalankan fungsi utamanya memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat di wilayahnya. Dengan adanya penguatan manajemen Kelurahan diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin baik ditandai dengan adanya standar pelayanan pada Kelurahan yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan telah disiapkan survey
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
yang
mengacu
pada
Permenpan Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2014. Sedangkan Penguatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis dalam mewakili masyarakat terutama dalam hal menampung dan menyalurkan aspirasi masayarakat desa serta merumuskan kebijakan ke dalam Peraturan Desa/Kampung sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang
berlaku
yang
bertujuan
untuk
memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Penguatan manajemen kelurahan dan penguatan kapasitas BPD dilaksanakan untuk mendukung Indikator Kinerja Utama “Presentase Kelurahan dan Desa yang memiliki Pelayanan Prima” dimana berdasarkan data diatas capaian kinerja untuk tahun 2015 adalah sebesar 11,14% meningkat dari tahun 2014 yaitu 7,3%. Pemberian pelayanan publik
yang terukur, cepat, tepat,
efektif dan efisien serta tidak dipungut biaya merupakan harapan masyarakat
merupakan
perwujudan
Misi
Keempat
Provinsi
Kalimantan Timur “mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional mendukung
dan Misi
beroreintasi Keempat
pada
pelayanan
tersebut,
Badan
publik”.
untuk
Pemberdayaaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi telah mencanangkan untuk mewujudkan “Desa dan Kelurahan Mandiri Menuju Kaltim Maju 2018” ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mensejahterakan masyarakatnya.
21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Mewujudkan dari
Visi
Desa dan Kelurahan mandiri merupakan salah satu
dan
Misi
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan timur yang bertujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel dengan hasil akhir aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Untuk
pelaksanaan
program
diatas,
tidak
ditemui
permasalahan dan kendala yang berarti, hanya saja Program peningkatan kapasitas aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan perlu didukung oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota Se-Kalimantan Timur dalam singkronisasi program dan kegiatan sehingga tujuan pemberian pelayanan prima kepada masyarakat dapat tercapai.
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Partisipasi
Masyarakat
dalam Pembangunan
No. 1
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
4%
5.14%
128.
Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil
5%
dalam melaksanakan Pembangunan Tabel diatas menggambarkan bahwa realisasi dari sasaran “Meningkatnya
partisipasi
Masyarakat
dalam
Pembangunan”
dengan indikator “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan” target 4% atau 42 profil desa dan realisasi 5.14% atau 53 profil desa. Melihat realisasi indikator ini dapat dikatan berhasil. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 yaitu 4.9% atau 50 profil desa, dapat dikatakan tahun ini capaian kinerja meningkat. Sasaran ini diungkit melalui 2 program dan 4 kegiatan dengan uraian sebagai berikut: 1. Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Perdesaan, yang terlaksana dengan 3 kegiatan sebagai berikut:
22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
a. Pemberdayaan
Lembaga
dan
Organisasi
Masyarakat
Perdesaan. b. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat. c. Fasilitas
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd). Uraiann
untuk
masing-masing
kegiatan
diatas
adalah
sebagai berikut: Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan. Capaian
indikator
peningkatan
kapasitas
utama
terkait
kelembagaan
dengan
kegiatan
masyarakat
dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang telah dibina dari target 203 lembaga realisasinya sebesar 203, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100% 2. Lembaga Adat yang telah dibina dari target 203 lembaga realisasinya
sebesar
203,
sehingga
capaian
pada
akhir
kegiatan sebesar 100% 3. Posyandu
yang
realisasinya
telah
sebesar
dibina
950,
dari
sehingga
target
950
capaian
lembaga
pada
akhir
kegiatan sebesar 100% 4. PKK yang telah dibina dari target 203 lembaga realisasinya sebesar 203, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100% 5. Pembinaan PMT-AS terbaik yang telah dibina dari target 3 Kab/Kota realisasinya 2 Kab/Kota, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 66% 6. Pelaksana PMT-AS terbaik yang telah dibina dari target 3 Sekolah realisasinya 2 Sekolah, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 66% 7. Desa/Kampung dan Kelurahan berhasil dalam pembangunan yang telah dibina dari target 6 Desa/Kampung dan Kelurahan realisasi 6 Desa/Kampung dan Kelurahan, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100% 8. Kades/Kepala Kampung dan Lurah Berprestasi yang telah dibina dari target 6 Orang realisasinya 0 Orang, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 0%. Dikarenakan hampir semua kades/kepala kampung dan lurah yang menjabat pada
23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Desa/Kampung dan Kelurahan Juara dari Kabupaten dan Kota yang dikutsertakan dalam Penilaian Kades/Kepala Kampung dan
Lurah
Berprestasi
penilaiannya terdapat
tidak
dikarenakan
beberapa
Kades
memenuhi syarat
masih
selaku
/Kepala
dalam
Penjabat
Kampung
dan
dan Lurah
Berprestasi tersebut masa jabatan kerja belum mencapai 2 tahun sehingga belum bisa dinilai kinerjanya. 9. Pembinaan Desa/Kampung dan Kelurahan pelaksana terbaik Gotong Royong Masyarakat yang telah dibina dari target 6 Desa/Kampung dan Kelurahan realisasinya 5 Desa/Kampung dan Kelurahan, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 83% Target dan realisasi pada hakekatnya menunjukkan hasil sasaran yang akan dicapai sub bidang Kelembagaan pada tahun anggaran
2015
masyarakat persentase
adalah
dalam Desa
”Meningkatnya
pembangunan”,
dan
Kelurahan
yang
Partisipasi
dengan
indikator
berhasil
dalam
melaksanakan pembangunan. Untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat di Perdesaan. Penguatan
pembinaan
desa
dan
kelurahan
lebih
menekankan pada pemahaman fungsi dan peran lembaga kemasyarakatan. Penguatan lembaga masyarakat yang ada di desa dan kelurahan menjadi prioritas dalam pembangunan desa, dimana lembaga masyarakat desa merupakan unsur yang sangat menunjang pemerintahan desa dan kelurahan dalam menyusun perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembangunan . Penekanan program tersebut telah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana jangka panjang menengah daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 – 2018, yaitu ”peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja serta peningkatan peran lembaga masyarakat desa ”. Keberhasilan
pembangunan
desa
dan
kelurahan
mempunyai peran yang penting dalam menopang pelaksanaan pembangunan
nasional
secara
keseluruhan.
Keberhasilan
pembangunan desa tidak terlepas dari dukungan lembagalembaga masyarakat yang ada di pedesaan, oleh karena itu diharapkan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan agar mampu mendukung secara terus menerus proses pembangunan
24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
di desa dan kelurahan sehingga kehidupan warga masyarakat terselenggara semakin baik. Pembangunan
desa
dan
kelurahan
dibangun
dengan
semangat kebersamaan yang telah mengakar dan melembaga dalam kehidupan masyarakat Indonesia senantiasa menjadikan masyarakat hidup rukun dan damai serta mampu membangun kehidupan
bersama
dalam
suasana
penuh
kekeluargaan,
kekerabatan dan gotong royong. Nilai-nilai gotong royong yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai bagian dari system nilai budaya bangsa, perlu dilestarikan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperkuat integrasi sosial masyarakat di desa dan kelurahan
serta
memperkokoh
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia. Untuk mendukung pelaksanaan pelestarian nilai-nilai gotong royong
melalui
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan, perlu dilaksanakan kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat yang mengikutsertakan seluruh komponen bangsa termasuk unsur departemen, dan lembaga pemerintah non departemen. LPM maupun Lembaga Adat merupakan mitra Pemerintah
mempunyai
peran
yang
cukup
penting
dalam
menggelorakan semangat gotong royong dan menumbuhkan swadaya masyarakat. Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat merupakan kegiatan kerjasama masyarakat dalam berbagai bidang
pembangunan
yang
diarahkan
kepada
penguatan
persatuan dan kesatuan masyarakat serta peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan. Dalam rangka kesinambungan program gotong royong masyarakat
Tahun
perkembangan
2015,
pelaksanaan
Pemerintah
akan
gotong
royong
mengapresiasi dan
tingkat
keswadayaan masyarakat dalam pembangunan dengan menilai program/kegiatan kegotongroyongan masyarakat selama kurun waktu 2 (dua) tahun mulai Tahun 2013 dan 2014 secara berjenjang dari Tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi sampai tingkat Nasional.
25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Pelaksana Terbaik Gotong Royong Masyarakat Tingkat Provinsi
Kalimantan
Timur
Tahun
2015
untuk
kategori
Desa/Kampung adalah : 1. Juara I
:
Desa Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak,
Kabupaten Kutai Kartanegara 2. Juara II : Kampung Suko Mulyo, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat 3. Juara III : Kampung Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau. Pelaksana Terbaik Gotong Royong Masyarakat Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 untuk kategori Kelurahan hanya ada 2 (Dua) Kelurahan adalah : 1. Juara I
:
Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Balikpapan
Tengah, Kota Balikpapan 2. Juara II :
Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga,
Kabupaten Kutai Kartanegara Pembangunan dalam arti luas, pada dasarnya menjadi tanggung jawab bersama antara seluruh warga masyarakat, kelompok yang berkepentingan dan pemerintah. Interaksi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan sedemikian rupa dapat berinteraksi
secara
terpadu
sehingga
mampu
menggugah
partisipasi, swadaya dan keterlibatan seluruh unsur masyarakat dalam tiap tahapan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian kepentingan masyarakat tentunya akan menjadi pertaruhan, pembahasan hangat, dan bahkan akan selalu bergulir sebagai prioritas utama dalam pencapaian mufakat pada forum-forum perencanaan pembangunan. Secara etis dan sosiologis, partisipasi masyarakat tersebut sangat penting artinya dalam tahap dan proses pembangunan yang sustainable (berkelanjutan). Secara etis, pembangunan harus memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi sebagai pelaku
pembangunan
bukan
hanya
obyek
pembangunan.
Sedangkan secara sosiologis, keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan akan ditentukan oleh keterlibatan masyarakat dengan segenap sumberdayanya. Partisipasi dapat diartikan
26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
sebagai keikutsertaan dalam sesuatu kegiatan pembangunan. Berdasarkan berbagai
pengertian
macam
ini,
faktor
maka
akan
dapat
terlibat
difahami
dan
bahwa
mempengaruhi
eksistensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut. Beberapa
faktor
mempengaruhi
penting
tingkat
yang
partisipasi
terindikasi masyarakat
dapat dalam
pembangunan antara lain, latar belakang pendidikan, komunikasi dengan dunia
luar
dan
kepercayaan masyarakat terhadap
implementasi regulasi dan kebijakan pembangunan. Pendidikan akan membuat orang berpandangan lebih luas, berpikir dan bertindak
secara
rasional
dan
akan
membentuk
skill
(ketrampilan) yang dapat diandalkan. Dengan demikian, latar belakang
pendidikan
seseorang
akan
menentukan
dan
mempengaruhi jangkauannya ke masa depan. Wawasan ke masa depan inilah yang pada hakekatnya akan mempengaruhi tingkat partisipasinya dalam pembangunan, yang dianggapnya mampu memperbaiki keadaan daerahnya di masa yang akan datang. Kepercayaan masyarakat terhadap implementasi regulasi kebijakan pembangunan menjadi modal dasar yang sangat penting dalam menentukan tingkat partisipasi. Kepercayaan masyarakat ini bisa muncul setelah melakukan observasi atas bukti-bukti
nyata
atau
karena
keyakinan
terhadap
aparat
pelaksana kebijakan atau juga keyakinan atas para pengambil kebijakan
pembangunan
di
wilayahnya.
Dengan
demikian
pandangan masyarakat terhadap segenap tingkah polah aparat pemerintah
akan menjadi kunci penting bagi peningkatan
partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Sebagai upaya dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dilaksanakan berbagai upaya melalui penguatan kelembagaan desa dan kelurahan, peningkatan partisipasi dan swadaya masyarakat di desa serta kelurahan. Salah satu upaya yang
dilakukan
pemerintah
dalam
mendorong
usaha
pembangunan masyarakat yang bertumpu pada usaha dan kemampuan sendiri dan sekaligus dalam rangka mengevaluasi keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam pembangunan desa
27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
dan kelurahan adalah dengan menggelar event Perlombaan Desa dan Kelurahan. Perlombaan Desa dan Kelurahan secara teoritik, bertujuan untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan di Desa dan Kelurahan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
terakhir
dengan
melihat
pada
orisinalitas
gagasan,
kreatifitas, aktifitas, motivasi, serta semangat swadaya gotong royong masyarakat. Adapun
evaluasi
keberhasilan
usaha-usaha
masyarakat
dalam pembangunan desa dan kelurahan dinilai dari lonjakan perkembangan beberapa aspek vital kehidupan masyarakat, antara lain : Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Keamanan dan Ketertiban, Partisipasi Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Kelembagaan Masyarakat dan PKK. Peserta Perlombaan Desa Tk. Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 adalah : 1. Kelurahan Margo Mulyo Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan 2. Kelurahan Bontang Kuala Kec. Bontang Utara Kota Bontang; 3. Kelurahan
Karang
Anyar
Kec.
Sungai
Kunjang
Kota
Samarinda; 4. Kelurahan
Muara Kembang Kec. Muara Jawa Kabupaten
Kutai Kartanegara; 5. Kelurahan Teluk Bayur Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau; 6. Kelurahan Maridan Kecamatan Penajam Kabupaten PPU; 7. Kampung Pantai Harapan Kecamatan Biduk -Biduk Kabupaten Berau; 8. Desa
Suatang
Kecamatan
Paser
Balengkong
Kabupaten
Paser; 9. Desa Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara;
28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
10.Kampung Tukuq Kecamatan Bentian Besar Kabupaten Kutai Barat. 11.Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU.
Pemenang Juara Lomba Desa Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 adalah : 1. Juara
I
Desa
Suatang
Kecamatan
Paser
Balengkong
Kabupaten Paser; 2. Juara
II
Desa
Loa
Janan
Ulu
Kecamatan
Loa
Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara. 3. Juara III Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU. Pemenang
Juara
Lomba
Kelurahan
Tingkat
Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2015 adalah : 1. Juara I Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang;. 2. Juara II Kelurahan Margo Mulyo Kecamatan Balikpapan Barat kota Balikpapan; . 3. Juara III Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan yang dibawah tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan bagian dari
Pemerintah
Provinsi
Kalimantan
Timur,
untuk
itu
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur selalu memfasilitasi dan memotivasi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya
di
Pemerintah
Desa
dan
Pemerintah
Kelurahan yaitu salah satu diantaranya melalui Penilaian Kepala Desa dan Lurah Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Penilaian Kepala Desa/Kepala Kampung dan Lurah Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur, diharapkan dapat memacu semangat kerja Kepala Desa dan Lurah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya untuk meningkatkan kinerja selaku Kepala Desa perilaku
dan Lurah yang membawa perubahan sikap dan
kearah
lebih
baik
sehingga
dapat
meningkatkan
29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk membangun Desa/Kampung dan Kelurahan menjadi lebih baik. Pembinaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 2007 menekankan pada tugas - tugas perencanaan pembangunan dan memberdayakan masyarakat. Lembaga ini sebagai mitra kerja Pemerintah Desa/ Kampung dan Kelurahan,
Kecamatan,
Kabupaten
Kota,
dan
Provinsi
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: Dari hasil pemantauan di lapangan, menunjukkan bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang ada di tingkat kelurahan
sebagian
sementara
untuk
besar
LPM
di
kinerjanya tingkat
sudah
pedesaan
cukup masih
baik, belum
maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain gedung sekretariatnya belum ada, pengurusnya masih belum lengkap dan kebanyakan disibukkan oleh pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan
sehari-hari,
disisi
lain
juga
belum
ditunjang dengan penyediaan dana operasionalnya. Kegiatan koordinasi dan pembinaan lembaga pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas LPM telah dilaksanakan secara
koordinasi
pembinaan
dengan
instansi/lembaga
pembenahan data
terkait
203 LPM Kab/Kota.
serta
Dengan
diterapkannya Undang undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa, serta telah terbitnya Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2014, pengganti Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tahun 2014
tentang Desa,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114
tahun 2014, maka Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) mempunyai peran sangat strategis dalam pembangunan desa, sebagaimana tertuang dalam Permendagri No. 114 Tahun 2015 pada Paragraf 2 tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa. Adat
Istiadat
dan
Nilai
Sosial
Budaya
Masyarakat
merupakan salah satu modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka
pelaksanaan
pembangunan
sehingga
perlu
dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan sesuai dengan
30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
karakteristik dari masyarakat adat.
Aparat Pemerintah pada
semua tingkatan mempunyai kewajiban untuk membina dan mengembangkan adat istiadat yang hidup dan bermanfaat dalam pembangunan di Kalimantan Timur. Lembaga Adat berfungsi bersama
pemerintah
merencanakan,
mengarahkan,
mensinergikan program pembangunan agar sesuai dengan tata nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat demi terwujudnya keselarasan, keserasian, keseimbangan,
keadilan
Lembaga
selaku
Adat
dan mitra
kesejahteraan kerja
masyarakat.
Pemerintah
membantu
pemerintah dalam kelancaran dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang terutama dalam bidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan, melaksanakan hukum adat dan istiadat dalam desa adatnya,memberikan kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan hubungan sosial dan keagamaan. Pembinaan Lembaga Adat seperti yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 52 Tahun 2007 lebih menekankan pada peran dan fungsi lembaga adat. Pembinaan
Lembaga
melaksanakan
Adat
dilaksanakan
ceramah-ceramah
dengan
pembinaan
pola
penyuluhan,
terhadap Tokoh Adat, yang pada dasarnya bertujuan untuk mencapai ,
melestarikan
mewujudkan
kesejahteraan
hubungan
manusia
masyarakat,
dengan
manusia
dan
sesama
makhluk ciptaan Tuhan. Selain itu pembinaan lembaga adat sebagai usaha melestarikan adat istiadat serta memperkaya khasanah
kebudayaan
menjalankan
fungsinya
masyarakat. mengelola
Lembaga
hak-hak
adat
telah
dan/atau
harta
kekayaan adat untuk meningkatkan kemajuan dan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik, menyelesaikan perselisihan yang menyangkut perkara adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dengan
sepanjang
peraturan
penyelesaiannya
tidak
perundang-undangan
bertentangan
yang
berlaku,
memusyawarahkan berbagai hal yang menyangkut masalahmasalah adat dan agama, sebagai penengah dalam kasus-kasus adat
yang
membantu
tidak
dapat
di
penyelenggaraan
selesaikan upacara
pada
tingkat
keagamaan,
desa,
menjadi
31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
fasilitator dan mediator dalam penyelesaian perselisihan yang menyangkut adat istiadat dan kebiasaan masyarakat. Suasana terpeliharanya kebhinekaan masyarakat adat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari budaya nasional akan memperkokoh persatuan bangsa. Program Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT – AS ) adalah merupakan Program Nasional yang terkait Lintas Sektor dan melibatkan berbagai pihak baik pemerintahan maupun masyarakat, sehingga dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara kordinatif untuk keterpaduan program tersebut.
Upaya
peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah adalah satu wujud partisipasi masyarakat secara langsung dan nyata untuk membantu anak sekolah terutama Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), Pesantren di Desa / Kelurahan yang masyarakatnya miskin seperti diamanatkan Permendagri Nomor 18 Tahun 2011. Dalam Pelaksanaan Program PMT – AS di Daerah kebijakan Pemerintah Kabupaten
/
Kota
hendaknya
berfungsi
sebagai
pelayan,
fasilitator dan sebagai pendorong peran serta masyarakat, dalam upaya
penanggulangan
lingkungannya
masalah
termasuk
–
pemenuhan
masalah
sosial
kebutuhan
di
makanan
tambahan bagi anak sekolah. Dengan demikian PMT – AS benar –
benar
dapat
penanggulangan
berfungsi
kemiskinan,
sebagai selanjutnya
alat
pendukung
terwujud
generasi
penerus yang kuat, sehat dan cerdas. Kegiatan PMT – AS di Kalimantan Timur yang telah dilakukan
di
tahun
2015
Rapat
Koordinasi
dengan
instansi/lembaga terkait Kabupaten/Kota dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan PMT-AS Tahun 2015. Dalam rangka mendorong masyaraat untuk menerapkan perilaku sehat bagi anak-anak agar menjadi generasi yang sehat, cerdas dan berbudi, melalui pemberian asupan gizi berupa makanan tambahan
pada
waktu
disekolah.
Untuk
meningkatkan
pelaksanaan PMT-AS dan sebagai bagian dari upaya pembinaan akan dilaksanakan pemberian penghargaan bagi pelaksanaan
32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
PMT-AS
di
daerah.
Oleh
karena
itu
Pemerintah
Provinsi
Kalimantan Timur melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan Penilaian Pelaksana Terbaik PMT-AS Tahun 2015. Penghargaan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pelaksana PMT-AS di sekolah.
Penilaian PMT-AS dilakukan melalui
mekanisme pengusulan nama Kabupaten/Kota dan Sekolah Pelaksana PMT-AS yang disertai dengan dokumen dan foto pelaksanaan PMT-AS yang dikirim ke Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015.
Berdasarkan hasil penilaian tim penilai pelaksana
Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur menetapkan bahwa Juara I Pelaksana Terbaik PMT-AS kepada SDN 015 Balikpapan
Utara,
Kota
Balikpapan
dan
sebagai
Juara
II
Pelaksana Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur adalah SDN 001 Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau. Anggaran pelaksanaan
yang
dialokasikan
PMT-AS
986.000.000,-
Tahun
Kota
2015
Balikpapan
adalah
diperuntukkan bagi 3.081 siswa.
untuk
sebesar
Rp.
Berdasarkan
hasil penilaian Tim Penilai Pelaksana Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 menetapkan bahwa Juara
I
Pelaksana
Kabupaten/Kota
Terbaik
adalah
PMT-AS
SDN
015
kategori
Balikpapan
sekolah
dan
Utara,
Kota
Balikpapan. Anggaran yang telah dialokasikan untuk pelaksanaan PMTAS tahun 2015 di Kabupaten Berau yang bersumber dari dana APBD II melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Berau sebesar Rp 1.392.552.000,- untuk 7.368 siswa, berdasarkan hasil penilaian tim
penilai
Pelaksana
Terbaik
PMT-AS
Tingkat
Provinsi
Kalimantan Timur menetapkan bahwa Juara II Pelaksana Terbaik PMT-AS kategori sekolah dan kabupaten/kota adalah SDN 001 Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau. Kabupaten/Kota
lainnya
yang
tidak
menganggarkan
Untuk dana
pelaksanaan PMT-AS disebabkan Kabupaten/Kota bersangkutan mengalami defisit anggaran.
33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Upaya pencapaian RPJMD Kaltim untuk mengurangi tingkat kematian
anak
dan
RPJMD
Kaltim
untuk
meningkatkan
kesehatan ibu di Indonesia sampai saat ini masih berat. Banyak hambatan baik dari segi teknis program maupun dari faktor pembiayaan kesehatan yang mempengaruhi upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan. Sistem desentralisasi kesehatan yang
telah
diterapkan
selama
bertahun-tahun
memberi
kesempatan daerah untuk lebih berperan dalam merencanakan dan
melaksanakan
program
kesehatan
khususnya
untuk
kesehatan ibu dan anak, namun di dalam pelaksanaannya banyak menghadapi kendala. Rasio tenaga medis yang ada pada rumah sakit di Provinsi Kalimantan Timur tertinggi mencapai 28 dokter berbanding satu rumah sakit yaitu pada Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Angka paramedis yang ada belum tersebar secara merata pada kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan masih mengalami kekurangan pada angka tenaga dokter spesialis dasar dan tenaga ahli kesehatan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membantu upaya peningkatan pelayanan Puskesmas 24 jam yang kini berada di 10 Kabupaten/kota dan 10 puskesmas 24 jam di daerah perbatasan. Pembinaan Pokjanal Posyandu diperoleh data posyandu aktif sebanyak 950 posyandu yang tersebar di 10 kabko dimana posyandu tersebut sangat berperan ditengahtengan masyarakat dan sebagian besar sudah terintegrasi serta memiliki
peranan
penyelenggaraan
yang
sangat
pelayanan
penting
kesehatan
dalam
sistem
dasar
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara dini serta merupakan lini terdepan dari deteksi dini di bidang kesehatan yang dilakukan dilakukan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, Posyandu tersebut juga merupakan rujukan kesehatan yang pertama dari masyarakat sehingga Posyandu mempunyai daya ungkit yang sangat besar terhadap penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (Akbal), Angka Kematian Ibu Hamil (Akbumil).
34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Kondisi keluarga sebagai unit terkecil dalam mempunyai arti yang besar dalam proses
masyarakat
pembangunan,
karena kondisi keluarga dapat merupakan barometer bagi kesejahteraan masyarakat
untuk dapat membina keluarga
secara langsung dan menjangkau sasaran sebanyak mungkin, dibentuk Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,
yang
mekanisme gerakannya dikelola dan dilaksanakan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan
suatu Keluarga
(TP. PKK) di setiap jenjang. Peran aktif segenap lapisan masyarakat
dalam
pembangunan
harus
lebih
ditingkatkan,
merata dan berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab pembangunan, maupun dalam menerima kembali hasil pembangunan itu sendiri. Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mekanisme
pembinaan
dan
pengembangan
operasional
program/kegiatan dan merupakan fungsi melekat yang sangat diperlukan dalam suatu proses administrasi dan managemen, sehingga pelaksanaan program/kegiatan dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan monitoring dimaksud untuk mengamati pelaksanaan program/kegiatan yang sedang
berlangsung.
Kegiatan
evaluasi
untuk
menilai
perkembangan pelaksanaan program/kegiatan yang sudah dan sedang berjalan, dan kegiatan pelaporan untuk mengetahui informasi
tentang
organisasi
PKK
hasil
baik
pelaksanaan
Tingkat
kegiatan
Kabupaten
Kota,
pembinaan Kecamatan
maupun Tingkat Desa / Kampung dan Kelurahan di Kalimantan Timur.
35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Adapun Rekapitulasi banyaknya Lembaga dan Organisasi Masyarakat se Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
Data TP PKK Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
KAB / KOTA
Kutai Kartanegara Kutai Barat Kutai timur Berau Paser Penajam Paser Utara Balikpapan Samarinda Bontang Jumlah keseluruhan
BULAN
Januari Februari Maret Mei Juni Juli Agustus September Oktober
JUMLAH TP PKK DESA, KAMPUNG DAN KELURAHAN YANG DI MONITORING 36 25 27 26 16 10 20 28 15 203
KETERANGAN
Data LPM Desa/ Kampung dan Kelurahan Terbina NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KAB / KOTA
Paser Penajam Paser Utara Balikpapan Samarinda Kutai Kartanegara Bontang Kutai Barat Berau Kutai Timur Jumlah keseluruhan :
BULAN
JUMLAH DESA, KAMPUNG DAN KELURAHAN
Januari Februari Maret Mei Juni juli Agustus September Oktober
25 15 27 25 29 15 20 25 22
KETERANGAN
203
Data Lembaga Adat Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KAB / KOTA
Paser Penajam Paser Utara Balikpapan Samarinda Kutai Kartanegara Bontang Kutai Barat Berau Kutai Timur Kutai Kartanegara Jumlah keseluruhan
BULAN
Januari Februari Maret Mei Juni juli Agustus September Oktober November
JUMLAH LEMBAGA ADAT DESA, KAMPUNG DAN KELURAHAN YANG DI MONITORING 18 14 10 19 20 10 31 28 31 22 205
36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
KET
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Data Posyandu Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina KAB / KOTA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
POSYANDU DESA/ KAMPUNG DAN KELURAHAN YANG DI MONITORING 35 91 293 168 131 15 26 36 104 51 950
Paser Penajam Paser Utara Balikpapan Samarinda Kutai Kartanegara Bontang Kutai Barat Berau Kutai Timur Mahulu JUMLAH
KETERANGAN
Adapun permasalahan-permasalahan pencapaian indikator kinerja utama melalui
kegiatan
Pemberdayaan
Lembaga
dan
Organisasi
masyarakat
Perdesaan ini adalah sebagai berikut: - Gotong Royong Masyarakat a.
Belum adanya konsistensi waktu pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Tahun 2015 baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Daerah sesuai dengan Permendagri No. 42 Tahun 2005 Bab 2 Pasal 2 ayat 2 bahwa Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat pada Bulan Mei
setiap tahun diselenggarakan selama satu bulan.
Tetapi dalam pelaksanaan waktunya masih belum bersamaan. b.
Tidak tersedianya dana sosialisasi dan monitoring dari Provinsi ke Kabupaten/Kota baik untuk persiapan maupun pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat sehingga terjadi penafsiran yang berbeda tentang teknis pelaksanaannya.
c.
Belum semua Kabupaten/Kota membuat laporan sesuai dengan format
yang
telah
ditetapkan
sehingga
tidak
sistematis
dan
terlambatnya pembuatan laporan pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat. d.
Ada beberapa Kabupaten/Kota mengalokasikan anggaran yang sangat terbatas sehingga kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat
tidak
memberikan
dampak
yang
nyata
bagi
pembangunan terutama di perdesaan.
37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
- Posyandu a. Masih tingginya angka kematian ibu, akibat perdarahan persalinan. b. Kurangnya pendidikan dan rendahnya informasi tentang kehamilan dan persalinan. c. Faktor ekonomi, sehingga masih banyak ibu yang melahirkan di dukun, karena mahalnya biaya persalinan di rumah sakit. d. Faktor geografis, yaitu jauhnya layanan kesehatan, sehingga ibu dan keluarga terlambat mendapatkan penganan yang tepat. e. Faktor budaya,nilai dan kepercayaan, yaitu adanya keyakinan terhadap mitos-mitos tertentu, seperti seorang ibu hamil tidak boleh makan terlalu banyak dan ibu postpartum tidak boleh makan telur, daging, dll. f. Belum
maksimalnya
kader/pokjanal/petugas
puskesmas
terkait
perelengkapan administrasi dalam kegiatan posyandu. g. Kurang maksimalnya pembinaan lintas program dan sector terkait. h. Masih minimnya kemampuan dan keterampilan kader posyandu. i. Masih ditemukan beberapa posyandu yang belum terintegrasi dengan program lain, seperti BKB, Desa Siaga, PAUD, dll.
-
Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMT-AS) a. Kurangnya dukungan Pemerintah Daerah dalam Program PMT – AS karena masih mempunyai pandangan bahwa PMT – AS merupakan Program Nasional yang hanya didukung dana APBN seperti sebelum Otonomi Daerah. b. Belum berperannya Forum Komunikasi PMT – AS yang merupakan wadah pembinaan PMT – AS secara lintas sektor karena dana yang dialokasikan pada Instansi terkait
tidak dimanfaatkan untuk
menunjang PMT – AS. c. Keterbatasan Dana Pembinaan dan Sosialisasi Program PMT – AS Provinsi belum memadai untuk dilaksanakan pada 10 Kabupaten / Kota di Kalimantan Timur, sehingga Pemerintah Kabupaten / Kota belum
mengalokasikan
anggaran
Program
PMT
–
AS
secara
keseluruhan di Kabupaten / Kota.
38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
-
Penyelenggaraan Perlombaan Desa/Kelurahan a. Kurang
terkoordinirnya
Desa/Kampung Masyarakat
dan
dan
Anggaran
Kelurahan
Pemerintahan
Tim
pada Desa
Penilai Badan
sebagai
Perlombaan
Pemberdayaan Leading
Sector
Pelaksanaan Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. b. Belum sinkronnya waktu yang telah dijadwalkan Tim Penilai dengan Lembaga/Instansi terkait dalam mengikuti Pelaksanaan Penilaian Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan. c. Keterlambatan Kelurahan
pada
pelaksanaan
Perlombaan
beberapa
Kabupaten/Kota
Desa/Kampung sehingga
dan
merubah
Jadwal Penilaian Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. d. Proses perencanaan pembangunan belum berjalan sesuai yang diharapkan. e. Perencanaan Pembangunan desa/kampung dan kelurahan masih didominasi melalui pendekatan Top Down. f. Proses
musrenbangdes/kel
belum
mampu
mengakomodasi
kebutuhan riel masyarakat mengingat proses penganggaran masih didominasi oleh SKPD diberbagai lintas sektor.
-
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga a. Peran dan fungsi PKK yang ada di desa kampung/kelurahan dan kecamatan
maupun
tingkat kabupaten / kota masih belum
maksimal, hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung. b. Terbatasnya Sumber Daya Manusia ( SDM )
yang sesuai dengan
kompetensinya, sehingga penyelenggaraan 10 Program Pokok PKK masih belum maksimal. c. Masih belum maksimalnya dukungan anggaran untuk menunjang program/kegiatan yang berbasis pemberdayaan Keluarga melalui Gerakan PKK.
39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Solusi dan pemecahan masalah pencapaian indikator kinerja utama melalui kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi masyarakat Perdesaan
dalam
melaksanakan
kegitan-kegiatan
tersebut
adalah
sebagai berikut: -
Gotong Royong Masyarakat a. Perlu adanya keseragaman waktu pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat untuk tahun-tahun mendatang baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Daerah dilaksanakan secara serentak. b. Perlunya
dukungan
dana
untuk
sosialisasi
dan
monitoring
pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat baik Provinsi maupun
Kabupaten/Kota
dan
sampai
tingkat
pelaksanaan
di
Desa/Kampung/Kelurahan. c. Perlunya keseragaman dan tepat waktu pelaporan pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat sesuai format yang telah ditentukan. -
Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah a. Perlu adanya sosialisasi ke Kabupaten / Kota di Kalimantan Timur tentang pentingnya Program PMT – AS dengan dukungan dan APBD Kabupaten / Kota karena anggaran pembangunan sudah berada di Daerah bukan lagi terpusat dari APBN. b. Perlu Fasilitas dari Pembinaan PMT – AS Provinsi untuk Kabupaten / Kota dalam pembentukan dan aktivitas Forum Komunikasi PMT – AS (FK PMT – AS) di Kabupaten/Kota. c. Perlu dukungan dana pembinaan dan pelaksanaan Program PMT – AS yang memadai sesuai kebutuhan baik untuk Tingkat Provinsi maupun Tingkat Kabupaten/Kota.
-
Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan a. Perlu
perencanaan
secara
terpadu
jadwal
Penilaian
Penilaian
Desa/Kampung dan Kelurahan dengan Dinas/Instansi terkait karena adanya kegiatan yang sama metode penilaiannya dengan lombalomba lainnya. b. Perlu ketegasan jadwal penilaian Kabupaten/Kota dan Provinsi sesuai
Permendagri
Nomor
13
Tahun
2007
tentang
Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan.
40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
c. Perlu tambahan dukungan dana dan keterpaduan dana Tim Penilai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagai Leading Sector dan Instansi terkait sebagai Tim Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. d. Proses
musrenbangdes/kel
dan
musrenbang
kecamatan
dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan didesa/kelurahan termasuk pihak ketiga. e. Usulan
masyarakat
yang
disampaikan
dalam
musrenbang
Kabupaten/Kota benar-benar prioritas kebutuhan masyarakat. f. Bappeda dalam merumuskan RKP Kabupaten/Kota mengakomodir usulan
masyarakat
yang
disampaikan
dalam
musrenbang
Kabupaten/Kota. g. Musrenbang Kecamatan dihadiri oleh seluruh stake holder antara lain Pemdes/kel, LPM, SKPD terkait termasuk anggota DPRD dari Kecamatan daerah pemilihan masing-masing. -
Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (PKK) a. Bergesernya peran lembaga kemasyarakatan dalam musyawarah pembangunan desa. Dalam undang-undang 6 tahun 2014, lembaga kemasyarakatan tidak lagi sebagai penyelenggara musrenbangdes akan
tetapi
ikut
serta
dalam
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembangunan desa. b. Dibutuhkan strategi serta komitmen dari pemerintah, pemerintah daerah maupun lembaga non pemerintah agar memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan setempat seperti PKK dalam melaksanakan programnya di desa maupun Kelurahan. c. Perlu dimaksimalkan koordinasi antara pemerintah desa/kelurahan dengan lembaga kemasyarakatan. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan diatas adalah sebagai berikut: - Gotong Royong Masyarakat a. Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat baik tempat pencanangan maupun penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2015 sesuai dengan kesepakatan Rapat LPM Kabupaten/Kota se Kaltim Tahun 2014 yaitu pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XII dan HKGPKK ke 43 Tahun 2015 dilaksanakan di Kabupaten Kutai Barat
41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
sedangkan penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XII Tahun 2015 dilaksanakan di Kota Balikpapan. b. Dana
pelaksanaan
kegiatan
Bulan
Bhakti
Gotong
Royong
Masyarakat tingkat Provinsi baik pencanangan dan penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat berasal dari Kabupaten/Kota terkait. c. Hasil kesepakatan rapat TP. PKK dan LPM Kabupaten/Kota seKaltim Tahun 2015 di Kabupaten Kutai Barat menetapkan bahwa Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XIII dan HKG-PKK ke 44 Tahun 2016 bertempat di Kabupaten Paser dan Penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XIII Tahun 2016 bertempat di Kabupaten Kutai Kartanegara. - Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah Dalam pelaksanaan PMT-AS di Provinsi Kalimantan Timur ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut : a. Penyediaan
makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) adalah
sebagai salah satu upaya pembangunan SDM sejak dini maka Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) menjadi kegiatan prioritas Pembangunan. b. Pelaksanaan PMT-AS Desa/Kampung dan Kelurahan melibatkan Pemerintah Desa/Kampung dan Kelurahan, TK/RA, SD/MI, Komite Sekolah/Madrasah, PKK dan Masyarakat yang didasarkan pada hasil kesepakatan unsur-unsur tersebut. c. PMT-AS
salah
kemiskinan
satu
dengan
kegiatan
dari
pendekatan
program
penanggulangan
pemberdayaan
masyarakat
sehingga pelaksanaannya dapat integrasikan dan program sektoral yang
sedang
dilaksanakan
diwilayah
masing-masing
seperti
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MP), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan program terkait lainnya.
42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan
-
Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan adalah upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat yang meliputi aspek ekonomi,
sosial, budaya,
politik dan lingkungan hidup melalui
penguatan Pemerintahan Desa/Kelurahan, Lembaga Kemasyarakatan dan upaya Penguatan Kapasitas Masyarakat, sehingga masyarakat mampu memberdayakan serta membangun diri dan lingkungan secara mandiri. Pembangunan Desa/Kampung dan Kelurahan merupakan seluruh kegiatan
pembangunan
yang
berlangsung
di
Desa/Kampung
dan
Kelurahan yang dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong masyarakat. Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan di Provinsi Kalimantan Timur
dilaksanakan
sebagai
evaluasi
dan
penilaian
perkembangan
pembangunan atas usaha pemerintah dan pemerintah daerah, bersama masyarakat desa/kampung dan kelurahan di Provinsi Kalimantan Timur. Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kampung dan
kelurahan,
hasil
memberdayakan
pengembangan
Iptek
masyarakat untuk
dengan
ekonomi
menerapkan
dan pertanian,
meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat desa/kampung dan kelurahan
melalui
pendidikan,
pelatihan
dan
Pemberdayaan
masyarakat
dilaksanakan
penyuluhan
maupun
sosialisasi.
dalam
perencanaan
pelaksanaan
dan
dengan
pemantauan
pendampingan (monitoring)
menjadikan desa dan kelurahan sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sebagai mana sesuai visi dan misi pembangunan nasional yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. -
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga a. Salah satu lembaga kemasyarakatan yaitu PKK sebagai mitra kerja pemerintah desa/kelurahan memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan partisipasi masyarakat
serta meningkatkan
kesejahteraan keluarga dalam pembangunan.
43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
b. Melalui pola pembangunan partisipatif, PKK
lebih agar dilibatkan
dalam setiap proses perencanaannya, pembangunan di Desa dan Kelurahan
serta pelaksanaan pembangunan khususnya dalam
pemberdayaan Perempuan. Dari analisa permasalahan dan solusi yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pencapaian indikator kinerja utama melalui Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan diatas, saran sebagai berikut: - Gotong Royong Masyarakat a. Pelaksanaan Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat di Tingkat Provinsi Kalimantan Timur perlu dilaksanakan tiap tahunnya. b. Perlu dialokasikan dana untuk pelaksanaan BBGRM Tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang akan datang. - Posyandu a. Meningkatkan koordinasi melalui Pokjanal Posyandu Provinsi dan Kabupaten Kota, agar lebih berperan aktif dalam melaksanakan sosialisasi
tentang kesehatan ibu dan anak di masyarakat secara
luas. b. Melaksanakan Lomba Posyandu untuk memotivasi peningkatan daya kunjung pasien. c. Revitalisasi Posyandu secara integral di tiap Kabupaten/Kota secara bertahap. d. Melaksanakan pelatihan ulang aplikasi posyandu (SIP) bagi daerah pemekaran baik kecamatan, kelurahan dan desa. e. Meningkatkan sapras pendukung posyandu. - Pemberian Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah a. PMT-AS merupakan program prioritas pembangunan yang layak dilanjutkan
dan
ditingkatkan
koordinasi dan terpadu
sehingga
diperlukan
kerjasama,
secara berkelanjutan antar SKPD Provinsi
dan Kabupaten/Kota. b. Pemerintah daerah dan DPRD perlu membuat komitmen bersama terhadap pelaksanaan PMT-AS.
44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
c. Melakukan penguatan kelembagaan Tim Koordinasi PMT-AS sebagai forum komunikasi disetiap jenjang Pemerintahan. d. Kabupaten/Kota perlu meningkatkan alokasi dana PMT-AS yang bersumber dari dana APBD, namun penyelenggaraan PMT-AS secara swadana perlu terus didorong sehingga PMT-AS di tahun yang akan datang bisa dilakukan atas kemampuan masyarakat sendiri. e. Mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha dan stakeholder masing-masing pemerintahan. f. Rakor
PMT-AS
perlu
dilaksanakan
rutin
dan
berjenjang
menghadirkan unsur-unsur utama instansi/lembaga yang terkait dalam Tim Koordinasi PMT-AS dan DPRD. Rakor Teknis PMT-AS di daerah merupakan forum evaluasi dan perencanaan tahunan. g. Melaporkan hasil pelaksanaan PMT-AS secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
sekali
kepada
Pemberdayaan
Gubernur
Masyarakat
Kalimantan
dan
Timur
Pemerintahan
cq.
Desa
Badan Provinsi
Kalimantan Timur selaku Koordinator pelaksanaan PMT-AS Tingkat Provinsi.
-
Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Untuk mendukung pelaksanaan Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan perlu adanya Peningkatan Alokasi dana untuk kegiatan tersebut yang memadai dalam APBD II maupun APBD I baik Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi. Perlu melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait
yang
terpadu dalam Pelaksanakan Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan di masing-masing tataran. -
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota agar melakukan pembinaan lebih intensif pada setiap jenjang. Perlu
Penganggaran
Pengembangan
Pokja
yang
sehingga
proporsional dapat
untuk
menunjang
kegiatan
kesejahteraan
masyarakat.
45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd).
Guna mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan” juga diungkit dari kegiatan Fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, dengan indikator kinerja sebagai berikut:
No
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1.
Persentase capaian PNPM-MPd sesuai regulasi program
84 Kecamatan
80 Kecamatan
2.
Cakupan lokasi PNPM-MPd yang berhasil difasilitasi
84 Kecamatan
80 Kecamatan
3.
Jumlah penduduk miskin yang terlibat dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif
90.750 orang
291.155 orang
Visi Pembangunan Nasional untuk tahun 2015-2019 yang dijabarkan dalam
Peraturan
Presiden
Nomor
2
Tahun
2015
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 adalah: “Terwujudnya
Indonesia
yang
Berdaulat,
Mandiri,
dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-Royong”. Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, dan agenda prioritas ketiga adalah “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan”. Salah satu upaya mewujudkan agenda prioritas ketiga dimaksud adalah mengurangi kesenjangan antara desa dan kota yang dilakukan dengan mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun keterkaitan ekonomi
lokal
antara
desa
dan
kota
melalui
pembangunan
kawasan
perdesaan.
46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Arah
kebijakan
dan
strategi
dalam
pembangunan
desa
dan
pembangunan kawasan perdesaan adalah pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan pendampingan dengan strategi antara lain memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa. Sebagai konsekuensi logis dari pengaturan dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun
2015
–
2019,
maka
berbagai
pengaturan
tentang
pembangunan desa yang sudah ada harus disesuaikan dengan UU Desa. Berdasarkan arah kebijakan pembangunan Indonesia Tahun 2015 – 2019, pengaturan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) sebagai salah satu program nasional penanggulangan kemiskinan yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif harus diintegrasikan dengan pengaturan UU Desa. Demikian pula hasil-hasil pelaksanaan PNPM MPd maupun program-program sejenis yang sudah berakhir harus ditata dan dipastikan kepemilikan asetnya berdasarkan pengaturan dalam UU Desa. Salah satu langkah strategis pengintegrasian PNPM MPd ke dalam UU Desa
yang
sudah dietapkan
adalah
mengkonsolidasikan
dana
bantuan
langsung masyarakat (dana BLM) PNPM MPd menjadi dana desa yang disalurkan secara langsung ke desa melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Pengintegrasian dana BLM PNPM MPd menjadi dana
desa,
pada
hakikatnya
menegaskan
konsolidasi
konsep
”Desa
Membangun”. Berdasarkan Kementerian
Peraturan
Desa,
Presiden
Pembangunan
Nomor
Daerah
12
Tahun
Tertinggal
2015
dan
tentang
Transmigrasi
(Kemendesa - PDTT), telah ditetapkan bahwa Kemendesa PDTT merupakan kementerian
yang
pemerintahan
di
berwewenang
bidang
untuk
pembangunan
desa
menyelenggarakan dan
kawasan
urusan
perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi dalam rangka membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Berdasarkan wewenang Kemendesa PDTT dimaksud, dan berdasarkan kebijakan pengkonsolidasian dana BLM PNPM MPd menjadi dana desa, maka pelaksanaan PNPM MPd dinyatakan berakhir sejak Desember tahun 2015.
47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Selanjutnya, dalam rangka untuk membantu pengakhiran pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan T.A. 2014 dan penataan, pengalihan kepemilikan aset sarana prasarana di desa serta penataan lembaga pengelola dana bergulir sekaligus melaksanakan sosialisasi tentang UU Desa Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui dana APBD Provinsi Kalimantan Timur pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa pada tahun 2015 telah melaksanakan
beberapa
kegiatan
untuk
memfasilitasi
pengakhiran
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan antara lain : Pada kegiatan Pengakhiran PNPM MPd Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2015 ada pada 3 kegiatan yang harus di akhiri, yaitu PNPM-MPd, PNPM-MP SPP-SPPN integrasi, dan
Percepatan
Pengurangan
Kemiskinan
(MP3KI).
Lokasi
sasaran
Pengakhiran PNPM Mandiri Perdesaan di T.A. 2014 berjumlah 80 kecamatan di 7 kabupaten, untuk alokasi BLM di lokasi PNPM Mandiri perdesaan yang reguler jumlah alokasi BLM sebesar Rp.130.474.966.400,- yang terdiri dari APBD Rp. 61.360.586.400,- dan APBN Rp.69.114.380.000,-. Dari dana tersebut menghasilkan kegiatan sebanyak 559 Kegiatan Dengan jumlah pemanfaat program sebanyak 291.155 Orang Secara umum hasil kegiatan tahapan kegiatan Pengakhiran PNPM-MPd sampai pada bulan Desember ini di semua lokasi kabupaten di provinsi Kalimantan Timur telah selesai melaksanakan tahapan pengakhiran dan sampai pada akhir bulan Desember 2015 ini sudah diserah terimakan secara dokumen kepada pemerintah daerah. Selain itu juga Pemerintah Provinsi melalui dana Dana APBD melakukan kegiatan pengakhiran PNPM Mandiri Perdesaan antara lain : 1. Rapat
Koordinasi
PNPM
Mandiri
Perdesaan
dalam
rangka
Evaluasi
pelaksanaan dan Persiapan Pengakhiran PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Kalimantan Timur. 2. Fasilitasi Pelatihan Paving Block bagi kelompok usaha ekonomi masyarakat (SPP) binaan PNPM Mandiri Perdesaan di 5 Kabupaten yaitu Kutai Timur, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Kabupaten Berau 3. Fasilitasi Pelatihan Tempurung Kelapa bagi kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan di 3 Kabupaten yaitu Paser, Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. 4. Fasilitasi Pelatihan Bagi Pengurus SPP Untuk Kabupaten Kutai Barat dalam rangka pendataan aset dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan
48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
5. Road Show Tim Koordinasi dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi
Kalimantan
Timur
dalam
rangka
Supervisi
dan
Monitoring
pengakhiran PNPM Mandiri Perdesaan dan Pembinaan Dana Desa di 3 Kabupaten yaitu Kutai Kartanegara , Kutai Timur dan Kabupaten Berau. Adapun hasil dari Road Show ini adalah sebagai berikut : a. Diketahuinya capaian kinerja tahapan kegiatan selama pengakhiran, dan kinerja anggaran yang masih rendah. b. Diketahuinya masalah dan kendala implementasi program selama pengakhiran serta status penanganan masalah. c. Diketahuinya strategi dan langkah tindak lanjut penanganan masalah tunggakan di masing-masing desa. d. Memberi penguatan kepada kelembagaan BKAD untuk manajemen pengendalian kegiatan dengan skala kawasan. e. Perlunya regulasi daerah untuk advokasi kelanjutan dana bergulir. f. Diketahuinya permasalahan dalam pengelolaan Dana Desa. 6. Penyebarluasan Informasi dan Publikasi melalui kegiatan Jambore UPK, Pameran GKPM Tingkat Nasional , Pameran Expo Hut Proklamasi. Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
melaksanakan
kegiatan
pencapaian indicator kinerja melalui Fasilitasi PNPM-MPd ini adalah sebagai berikut : 1. System perencanaan yang dilaksanakan oleh PNPM Mandiri Perdesaan seharusnya nasional
bersamaan
(SPPN)
dengan
Musrenbang
system
perencanaan
Desa-Musrenbang
pembangunan
Kab,
akan
tetapi
pelaksanaan yang dijumpai dilokasi masih terdapat perencaan yang belum bersamaan, hal ini menyebabkan pelaksanan kegiatan PNPM sering terhambat,
sebagai
contoh
di
tahun
pertama
PNPM
melaksanakan
perencanaan dan diakhir tahun baru memulai pekerjaan fisik. 2. Permasalahan pada point 1 tersebut berdampak dengan keterlambatan penyerapan dana. 3. Berdasarkan surat Kementerian Negeri melalui Dirjen Pemberdayaan Masyarakat
bahwa
per
tanggal
31
Desember
2014,
PNPM
Mandiri
Perdesaan dinyatakan berakhir. Berdasarkan surat tersebut, seluruh Pemerintah
Provinsi
dan
Kabupaten
mengalami
kesulitan
terkait
keberlanjutan penyelesaian kegiatan yang belum terselesaikan.
49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
4. Pengelolaan
dana
bergulir
khususnya
untuk
meningkatkan
roda
perekonomian di desa akan mengalami kemunduruan, hal ini disebabkan tidak adanya petunjuk teknis yang jelas tentang pengelolaan dana bergulir tersebut, 5. Upaya pemerintah Provinsi melalui dana APBD hanya sebatas fasilitasi pembekalan dan penguatan para pelaku pengelola dana PNPM dan supervisi monitoring. 6. Pemerintah Kabupaten dirasa kurang responship terkait pengakhiran Program PNPM Mandiri Perdesaan. 7. Kurangnya SDM di tingkat Kabupaten untuk mengawal pelaksnaaan program, sehingga dikala pendamping atau fasilitator dinyatakan tidak lagi bertugas
mengawal
program,
maka
Kabupaten
tersebut
stagnan
pendampingannya. 8. Belum optimalnya peran Pemerintah Kecamatan dan Desa dalam mengawal program. 9. Jangkaun lokasi sasaran program yang sangat luas di tambah lagi dengan biaya yang sangat mahal, hal tersebut sangat menyulitkan tenaga pendamping maupun Pemerintah Provinsi untuk melakukan pembinaan. Solusi dan Rencana tindak lanjut adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah
Pusat
seharusnya
membuat
aturan
yang
baku
tentang
pengakhiran PNPM Mandiri Perdesaan, sehingga pemerintah Provinsi dan Kabupaten dapat melanjutkan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. 2. Perlunya aturan khusus tentang pengelolaan dana bergulir, sehingga aset yang ada di rekening UPK dapat dimanfaatkan atau disalurkan kepada masyarakat yang memerlukan. 3. Sesuai dengan amanat undang – undang no 6 tahun 2014 tentang desa, pemerintah
provinsi
dan
pemerintah
kabupaten
diminta
untuk
mengalokasikan dana untuk pembangunan di desa, baik melalui dana bantuan keuangan desa atau kegiatan pembangunan kawasan perdesaan. 4. Pemerintah Provinsi mendorong Pemerintah Kabupaten untuk membuat regulasi tentang keberlanjutan program PNPM Mandiri Perdesaan. 5. Pemerintah pelaksanaan
Provinsi PNPM
dan
Kabupaten
Mandiri
diharapkan
Perdesaan
ke
dapat
dalam
menduplikasi
Program
Daerah
Pemberdayaan Masyarakat.
50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
6. Pemerintah Kabupaten diminta untuk memberikan pelatihan pembekalan kepada aparatur Kecamatan tentang konsep desa membangun dan membangun desa. 7. Perlunya pelatihan kepada aparatur desa tentang menyusun perencanaan pembangunan di desa yang sesuai dengan aturan SPPN. 8. Pemerintah Kabupaten perlu memperhatikan lokasi lokasi yang extrem untuk memberikan bantuan operasional bagi pelaku.
2. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa,
yang
terlaksana
dengan
beberapa
kegiatan
Pembinaan
Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa. Pada kegiatan ini dalam rangka mengungkit tercapainya sasaran “meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan”
dengan
indikator kinerja “persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan” tahun anggaran 2015 dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembinaan kelompok penyusun RPJMDes dengan dengan realisasi pelaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut: No. 1
Uraian
Satuan
Target
Realisasi
%
org
40
40
100
Kegiatan Pembinaan Penyusunan RPJMDes
RPJMDes merupakan dokumen yang memuat arah kebijkan keuangan desa, kebijakan umum dan program SKPD,lintas SKPD dan program prioritas kewilayahan diserta dengan Rencana Kerja (RK).Diharapkan pelatihan ini dapat membantu perangkat desa dalam melaksanakan pembangunan yang lebih baik dan menyesuaikan proses penyelenggaraan Pemerintahan Desa seiring dengan perkembangan kebijakan Pemerintah. Beberapa masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan penyusunan RPJMDesa yaitu: a.
Kurangnya jumlah jam pelajaran
b.
Tidak tersedianya anggaran yang cukup untuk pelaksanaan sesuai rencana program yang ada pada Renstra 2013-2018
51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Saran dan solusi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran lebih ditekankan pada diskusi kelompok dalam pembuatan penyusunan RPJMDesa. b. Perlunya perhatian khusus dalam penganggaran pelaksanaan Pembinaan Penyusunan RPJMDesa untuk tahun – tahun yang akan datang. Kesimpulan
hasil
“Meningkatnya
analisa
partisipasi
pencapaian masyarakat
indikator
dalam
Sasaran
pembangunan”
sebagai berikut : Sasaran strategis 2 “ Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan” dengan indikator kinerja Utama “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan” sbb: No.
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
1
Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan
4%
5,14 %
128.5
Indikator ini dicapai melalui 2 program dan 4 kegiatan dimana dapat disimpulkan kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan dalam rangka meningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan capaian kinerja diatas 100%. Realisasi indikator kinerja Utama “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan” dapat kita lihat dari data jumlah Desa/Kelurahan yang membuat data profil Desa/Kelurahan dikarenkan pengelolaan data yang valid dan reliable dapat dijadikan sebagai acuan dan standar dalam pendayagunaan data untuk menjamin data profil Desa/Kampung dan Kelurahan yang sistemik di tingkat dusun/lingkungan.Data yang valid dan reliable menjadi standar perumusan kebijakan program yang tepat untuk perbaikan kualitas manusia yang meningkat baik dalam bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, pendapatan, akses infrastruktur maupun moral dan etika. % Desa dan Kelurahan Yg berhasil melaksanakan
=
Jumlah Profil Desa/Kel Jumlah Desa/Kel
=
53 profil 1032 Desa/Kel
=
5.14 %
x 100%
52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Substansi Profil Desa dan Kelurahan Substansi profil desa dan kelurahan mencakup 3 (tiga) hal yaitu: (1)
Data dasar keluarga, yaitu data yang berisikan profil
keluarga yang meliputi data SDM, aset ekonomi dan sosial, kualitas hidup dalam bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan serta
peranserta
kemasyarakatan
sebagai dan
warga
berbagai
negara,
anggota
permasalahan
lembaga
kesejahteraan
keluarga dan sosial yang secara nyata terjadi di setiap keluarga. Data dasar keluarga ini adalah untuk menyediakan data base kualitas hidup manusia Indonesia pada tingkat keluarga, RT, RW, Dusun dan Lingkungan. Melalui data ini diharapkan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (HDI) dapat diukur dengan data yang valid dan reliabel serta menjangkau setiap orang di setiap keluarga. (2)
Data potensi desa/kelurahan, mencakup segala
potensi yang dimiliki desa, yaitu: sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan dan sumber daya prasarana dan sarana. Adanya data potensi ini akan diketahui tipologi
dari
masing-masing
desa
dan
potensi
yang
akan
dikembangkan. (3)
Data
tingkat
perkembangan
desa/kelurahan,
berisikan tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan kelurahan yang dilakukan selama satu tahun dan selama lima tahun. Dari hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan selama satu tahun, akan diperoleh status perkembangan desa yaitu: cepat berkembang,
berkembang,
lamban
berkembang,
dan
kurang berkembang. Sedangkan untuk (5) lima tahun akan diperoleh
klasifikasi
desa
Swadaya,
Swakarya
dan
Swasembada.
53 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Untuk mengukur tingkat Perkembangan Desa, variabel yang digunakan adalah: (1)
perkembangan kependudukan
(2)
ekonomi masyarakat;
(3)
pendidikan masyarakat;
(4)
kesehatan masyarakat;
(5)
keamanan dan ketertiban;
(6)
kedaulatan politik masyarakat;
(7)
peranserta masyarakat dalam pembangunan;
(8)
lembaga kemasyarakatan;
(9)
kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan
(10) pembinaan dan pengawasan. Untuk klasifikasi tingkat perkembangan desa tahunan: (1)
Kurang Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut kurang dari 30% dari skor maksimal
(2)
Lamban Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut mencapai 30%-60% dari skor maksimal
(3)
Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 60%-90% dari skor maksimal
(4)
Cepat Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 90% dari skor maksimal
Desa/Kelurahan
yang
telah
mampu
menyajikan
data
profil
Desa/Kelurahan dianggap sebagai Desa/Kelurahan yang mampu dan berhasil dalam melaksanakan pembangunan. Dari data yang tahun anggaran 2014 realisasi Desa/Kelurahan yang membuat Data Profil Desa/Kelurahan adalah 53 Desa/Kelurahan atau 5,14 % dari total 1032 Desa/Kelurahan, yang artinya capaian kinerja untuk IKU ini adalah 128.5%.
54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat No.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Utama 1
Jumlah lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif :
BUMDes
1.9 %
1.9 %
100
Pasar Desa
1.7 %
1.7 %
100
CPPD
2.3 %
4.1 %
178.26
Capaian sasaran meningkatnya kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat dicapai
melalui program pengembangan lembaga
ekonomi pedesaan,yang dicapai melalui kegiatan sebagai berikut: - Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan. - Pelatihan Keterampilan Manajemen Usaha Milik Desa. - Penguatan
Kapasitas
Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (TKPKD). Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran.
Sasaran yang ingin dicapai Sub
Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat pada tahun anggaran 2015 adalah
”Meningkatnya
masyarakat”,
dengan
kualitas indikator
lembaga
ekonomi
”Persentase
lembaga
ekonomi masyarakat yang aktif, mencakup : Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebanyak 1,9 % (16 unit),
dan
Pasar Desa sebanyak 1,7 % (15 unit)”. Untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui Program pengembangan
lembaga
ekonomi
pedesaan
dan
kegiatan
Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa; kegiatan Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro, kecil dan menengah di perdesaan, dan Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat. Pembinaan usaha ekonomi masyarakat perdesaan lebih menekankan pada penguatan fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), Pasar Desa, dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat perdesaan. Penekanan tersebut telah sesuai dengan arah
kebijakan
Pemerintah
Provinsi
Kalimantan
Timur
55 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018, yaitu ”Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”; dan kebijakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur yaitu ”Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja dan berusaha ” serta ”Peningkatan peran lembaga ekonomi masyarakat”. Keberhasilan
pembangunan
ekonomi
di
perdesaan
mempunyai peran penting dalam menopang kokohnya ekonomi nasional. Artinya pembangunan ekonomi nasional dikatakan berhasil ketika masyarakat perdesaan sudah merasakan hakekat hidup yang sebenarnya yaitu hidup sejahtera lahir dan bathin. Tanpa berlebihan, Kalimantan Timur yang ditopang dengan 836
Desa
tentunya
mampu
memberikan
kontribusi
besar
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan ekonomi nasional, jika
seluruh
masyarakat
yang
tinggal
di
Desa
tersebut
mempunyai kemampuan dalam mengelola potensi desa, baik mampu
dalam
aspek
pembiayaan,
mampu
dalam
aspek
manajerial, dan mampu dalam aspek pemasaran. Kehadiran Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa yang dijamin keberadaannya oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa; serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa; telah memberi ruang yang seluas-luasnya bagi Pemerintah Desa dan Masyarakat perdesaan untuk mengembangkan usaha ekonomi perdesaan sesuai kondisi dan potensi lokal yang dimiliki. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh Pemerintah Desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat; dan Pasar Desa adalah pasar tradisional yang berkedudukan di Desa dan dikelola serta dikembangkan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.
56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Pembinaan BUM Desa dan Pasar Desa, secara bertahap telah memberikan warna dan corak masyarakat dalam berfikir. Masyarakat merasa dihargai dan merasa mendapatkan secercah harapan ketika diajak berdialog, berdiskusi, dan bertukar pikiran tentang pola dan cara mengembangkan usaha. Hasil monitoring dan evaluasi dilapangan menggambarkan bahwa Desa-Desa yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur rata-rata mempunyai potensi unggulan lokal. Dari sisi manfaat, potensi unggulan lokal ini telah dikelola tetapi hasilnya belum optimal. Hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan, antara lain keterbatasan kemampuan SDM dan keterbatasan sumber permodalan. Melihat kondisi ini, maka kompetensi sumber daya manusia di perdesaan menjadi modal penting yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Sebuah
keniscayaan,
suatu
usaha
akan
dapat
berhasil dengan baik tanpa didukung dengan kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu pembinaan usaha ekonomi masyarakat yang dilakukan dari waktu ke waktu lebih mengedepankan pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya lokal, dengan tujuan agar konsep yang ditawarkan dapat sejalan dan mampu merubah cara pandang masyarakat lokal untuk menuju masyarakat yang lebih maju dan sejahtera. Hasil
pembinaan
tahun
2015
secara
bertahap
telah
merubah pola pikir (mind set) masyarakat yaitu dari yang semula mereka hanya sebagai obyek yang selalu didominasi, diatur dan dikontrol, sekarang menjadi masyarakat sebagai subyek yang mampu mengatur, merencanakan, dan melaksanakan sesuai kebutuhan
serta
keinginannya
sendiri
untuk
menuju
pada
kemandirian ekonomi. Dengan demikian keberadaan Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli desa, meskipun masih relatif kecil. Untuk menuju pada kemandirian ekonomi perdesaan, penguatan Badan Usaha Milik Desa dan Pasar
Desa
perlu
didorong
terus
sehingga
masyarakat
mempunyai kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan usaha ekonominya. Kemandirian ekonomi merupakan suatu totalitas yang tidak saja hanya terfokus pada kekuatan sosial, budaya, ekonomi, dan politik, tetapi juga pada kekuatan mental, spiritual, dan pikiran untuk meningkatkan derajat, martabat, dan posisi politiknya.
57 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Pembinaan Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa tahun anggaran 2015 dilakukan sesuai target yang telah direncanakan, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 Data Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Hasil BinaanTahun 2015 Kabupaten Kutai Timur
Kutai Kartanegara Paser
Kecamatan
Swarga Bara
Swarga Mitra Mandiri
Bengalon
Sekerat
Sekerat Jaya Mandiri
Keraitan
Keraitan Jaya Mandiri
Rantau Pulung
Rama Mandiri
Tanjung Labu
Tenggarong Seberang
Bukit Pariaman
Pariaman Sejahtera
Embalut
Sinar Rezeki
Paser Belengkong Bekoso
Sepaku
Babulu Kutai Barat
Nama BUM Desa
Sangatta Utara
Tanah Grogot Penajam Paser Utara
Desa/Kampung
Damai
Singaraja
Lempesu
Paser Pematang
Janju
Mekar Sari
Klempang Sari
Sari Rizki
Semoi Dua
Karya Harapan
Karang Jinawi
Harapan Bersama
Gunung Mulia
Sidomulyo
Rintik
Rintik Jaya
Mandika
BUMK Kamp. Mendika BUMK Kampung Lumpat Dahuq
Lumpat Dahuq
58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 5 Data Pasar Desa Hasil Binaan Tahun 2015
Kabupaten
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Paser
Desa/Kampung
Kecamatan
Pengelola Pasar Desa
Kongbeng
Makmur Jaya
Pemerintah Desa
Muara Wahau
Margamulya Wanasari
Pemerintah Desa Pemerintah Desa
Karya Bhakti
Pemerintah Desa
Tenggarong Seberang
Embalut
Pemerintah Desa
Buana Jaya
Pemerintah Desa
Sebulu
Sebulu Ilir
Pemerintah Desa
Loa Janan
Loa Duri Ilir
Pemerintah Desa
Tanah Grogot
Janju
Pemerintah Desa
Tepian Batang
Pemerintah Desa
Rawa Mulya
Pemerintah Desa
Gunung Mulya
Pemerintah Desa
Babulu Kutai Barat
Melak
Melak Ulu
Pemerintah Kampung
Berau
Sambaliung
Pegat Bukur
Pemerintah Kampung
Pulau Derawan
Tanjung Batu
Pemerintah Kampung
Untuk mencapai realisasi dalam mencapai CPPD aktif dilakukan melalui Program Pembinaan dan Sosialisasi serta melaksanakan Rapat Koordinasi CPPD. Penekanan tersebut telah sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018, yaitu ”Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”
dan
kebijakan
Pemerintahan
Desa
pengetahuan
dan
Provinsi
Badan
Pemberdayaan
Kalimantan
ketrampilan
Timur
masyarakat
Masyarakat
yaitu
melalui
dan
”Peningkatan
pengembangan
kemampuan kerja dan berusaha” serta ”Peningkatan peran lembaga ekonomi masyarakat”.
59 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Keberhasilan pembangunan ekonomi di perdesaan mempunyai peran penting
dalam
menopang
kokohnya
ekonomi
nasional.
Artinya
pembangunan ekonomi Nasional dikatakan berhasil ketika masyarakat perdesaan sudah merasakan hakekat hidup yang sebenarnya yaitu hidup sejahtera lahir dan bathin. Tabel Data Cadangan Pangan Pemerintah Desa Hasil Pembinaan dan Monitoring Tahun 2015 Kabupaten Kutai Timur
Kecamatan Kaubun
Desa/Kampung Cipta Graha
Nama Lumbung Lumbung Bina Mandiri
Bumi Ropak
Lumbung Subur
Kongbeng
Miro Batu
Lumbung Lepau Parei
Kaliorang
Citra Manunggal
Lumbung Lestari Jaya
Jaya Kutai
Tenggarong
Rapak Lembur
Kartanegara
Lumbung Rapak Lembur
Bendang Raya
Lumbung Bendang Raya
Tenggarong
Bukit Biru
Lumbung Bukit Biru
Bangun Rejo
Lumbung Bangun
Seberang Paser
LongKali
Rejo Petiku
Lumbung Pelita Jaya
Sebakung Taka
Lumbung Panca Usaha Tani
Olung
Lumbung KTNA Long Ikis
Penajam Paser
Sepaku
Utara Babulu
Wonosari
Lumbung Wonosari
Sukaraja
Lumbung Sukaraja
Gunung Mulia
Lumbung Gunung Mulia
Sebakung Jaya
Lumbung Sebakung Jaya
Kutai Barat
Penajam
Sidorejo
Lumbung Sidorejo
Bongan
Jambuk Makmur
Lumbung Catur Manunggal Jaya
Linggang Bigung
Linggang Amer
Lumbung Maju Bersama
Berau
Gunung Tabur
Merancang Ilir II
Lumbung Merancang Ilir II
Sambaliung
Bebanir Bangun
Lumbung Bebanir Bangun
60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Permasalahan dan Solusi Permasalahan 1).
Permasalahan bidang SDM Aparatur Kualitas
SDM
aparatur
pengelola
program/kegiatan
belum
optimal, seperti : rendahnya kemampuan dalam membuat konsep baik administratif maupun
teknis; dan
belum mempunyai
motivasi untuk belajar. 2).
Permasalahan Teknis. a. Sebagian besar aparatur Desa dan masyarakat belum memahami tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). b. Belum optimalnya aparatur Desa dalam memahami tentang teknis penyusunan Peraturan Desa. c. Terbatasnya sumber penyertaan modal untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa.
d. Rendahnya dukungan anggaran dari Pemerintah Daerah Kabupaten untuk pengembangan lembaga Badan Usaha Milik Desa, Pasar Desa dan usaha ekonomi masyarakat perdesaandan dalam pengelolaan LPMD. e. Pelaksanaan program dekonsentrasi waktunya sangat terbatas. f. Rendahnya kemampuan aparat pengelola kegiatan LPMD untuk memenuhi cadangan pangan. g. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keberadaan LPMD. Solusi a.
Memberikan
bimbingan/pembinaan
terhadap
staf/pelaksana
secara berkelanjutan. b.
Meningkatkan pembinaan dan sosialisasi Badan Usaha Milik Desa, Pasar Desa, serta pengembangan usaha ekonomi desa.
c.
Menyampaikan rekomendasi usulan penambahan anggaran, serta mendorong kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar dapat meningkatkan alokasi anggaran pembinaan BUMDesa, Pasar Desa dan usaha ekonomi masyarakat perdesaan.
d.
Merekomendasikan
ke
Pemerintah
Pusat
agar
program
dekonsentrasi dapat dilaksanakan diawal tahun anggaran. e.
Pemerintah
Kabupaten
segera
mengalokasikan
data
untuk
mendukung terbentuknya LPMD.
61 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kualitas Lembaga Pos Pelayanan Teknologi/Warung Teknologi Perdesaan No.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
18 unit
18 unit
100
Utama 1
Jumlah Kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek)/ Wartek yang aktif
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Bidang Teknologi Tepat Guna sub bidang penerapan dan kerjasama TTG Program
kegiatan
pada
tahun
anggaran
2015
”Meningkatnya
kualitas
Lembaga
Pos
Teknologi/warung
Teknologi
Perdesaan”,
dengan
”Jumlah
kelembagaan
Pos
adalah
Pelayanan
Pelayanan
indikator Teknologi
(Posyantek)/Wartek yang aktif” dengan target 18 unit dan realisasi 18 unit atau indikator ini dapat dikatakan tercapai. Tahun 2014 realisasi dari indikator ini adalah 30 unit ditahun 2015 target mengalami penurunan menjadi 18 unit sesuai dengan target di Renstra BPM-PD Prov.Kaltim 2013-2018, hal tersebut juga diakibatkan penurunannya pagu anggaran pada Tahun 2015 yang cukup signifikan. Posyantek sebagai Lembaga di Tingkat Kecamatan yang berfungsi
sebagai
Pusat
Informasi,
Fasilitasi,
dan
Promosi
Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi masyarakat saat ini masih belum banyak diketahui keberadaannya, bahkan dapat bikatakan sebagian besar tidak berfungsi. Posyantek adalah lembaga yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan usaha dan kualitas hidup masyarakat. Di Provinsi Kalimantan Timur
Pembentukan
Umum
Pengelolaan
(POSYANTEKDES)
Posyantek
berdasarkan
Pos
Pelayanan
Tahun
2009.
pada
Teknologi Dalam
Pedoman
Tepat
rangka
Guna upaya
mempercepat berfungsinya Posyantek di Provinsi Kalimantan Timur maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
62 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Desa Provinsi Kalimantan Timur Pada Tahun 2010 pertama kali membentuk beberapa Posyantek di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur. Untuk perkembangan Posyantek selanjutnya maka sangat diperlukan
dukungan
moral
dan
material
dari
para
Walikota/Bupati dan Camat dalam bentuk Fasilitasi Tempat, Sarana Kerja, dan Promosi kepada Masyarakat, yang pada tahapan selanjutnya dapat dilakukan dengan melibatkan pihak swasta. Forum Komunikasi Posyantek Tingkat Provinsi Kalimantan Timur sebagai wadah Pengembangan dan Pendayagunaan TTG di Kecamatan
diharapkan
dapat
berjalan
secara
optimal.
Pengembangan dan Penciptaan Teknologi Tepat Guna yang baru dengan
tingkat
harga
yang
terjangkau
dan
mudah
pengoperasiannya diharapkan juga semakin meningkat di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga mampu bersaing di Tingkat Nasional. Gelar TTG Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 di Kabupaten Kutai Timur, Sangatta diharapkan juga semakin meningkatkan upaya Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur melalui SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Provinsi dengan
Koordinator
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur untuk pembinaan dan mengawal TTG yang telah diciptakan dan dikembangkan sehingga
dapat
bermanfaat
bagi
masyarakat
secara
luas
termasuk dalam pengurusan hak paten dan alokasi dana untuk pengembangan lebih lanjut. Dengan demikian Gelar TTG Tingkat Provinsi Kalimantan Timur ke 3 Tahun 2015 juga semakin meningkatkan semangat Kabupaten/Kota
se
Kalimantan
Timur
untuk
melakukan
pembinaan, monitoring, evaluasi dan alokasi dana pendukung pemberdayaan
masyarakat
melalui
Pengembangan
dan
Pendayagunaan TTG.
63 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kemampuan Kelompok Masyarakat dalam Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna No.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
17 unit
17 unit
100
Utama 1
Jumlah Kelompok Masyarakat yang Berhasil Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Bidang Teknologi Tepat Guna sub bidang penerapan dan kerjasama TTG Program
kegiatan
”Meningkatnya
pada
kemampuan
tahun
anggaran
kelompok
2015
adalah
masyarakat
dalam
pemanfaatan Teknologi tepat Guna”, dengan indikator ”Jumlah kelompok masyarakat yang berhasil memanfaatkan Teknologi Tepat Guna” dengan target 17 unit dan realisasi 17 unit atau indicator ini dapat dikatakan tercapai. Pemanfaatan TTG secara optimal oleh masyarakat mampu mewujudkan usaha yang dapat mengefisienkan ongkos produksi, memperbaiki proses kualitas produk, meningkatkan kapasitas, dan nilai tambah produk sehingga dapat mengangkat taraf hidup masyarakat. Dalam proses alih teknologi khususnya TTG kepada masyarakat,
diperlukan
akselerasinya
karena
campur adanya
tangan sejumlah
pemerintah
untuk
faktor,
seperti
kesenjangan akses informasi, keterbatasan modal, dan kendala geografi untuk menuju ke masyarakat perdesaan. Sebagai upaya memeratakan
dan
meningkatkan
pembangunan
di
seluruh
Indonesia, maka pembangunan masyarakat perlu ditingkatkan sehingga dapat mencapai mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang adil dan sejahtera. Kegiatan ini juga bisa menunjang revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri dan agribisnis, meningkatkan kualitas teknologi tepat guna yang digunakan masyarakat dengan
64 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
mendayagunakan sumberdaya lingkungan sekitar, meningkatkan partisipasi
masyarakat
perencanaan,
dalam
pelaksanaan,
identifikasi
pelestarian,
dan
potensi
lokal,
pengembangan
kegiatan pemanfaatan TTG bagi masyarakat perdesaan. Sementara manfaat langsung yang ingin dicapai adalah menumbuhkan,
menguatkan
dan
memandirikan
fungsi
kelembagaan TTG, dan memperluas pemanfaatan TTG sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Manfaat langsung lainnya adalah harus dapat meningkatkan kualitas teknologi perdesaan yang dimanfaatkan masyarakat, melakukan kerja sama TTG dengan berbagai pihak melalui pemberdayaan masyarakat secara efektif, efisien, terarah, terpadu, dan berkelanjutan. Begitu hebatnya teknologi terapan yang bisa diakses hingga warga desa yang belum memiliki listrik, maka peran pemerintah sangat diharpkan untuk mendorong para pelaku dan pegiat teknologi agar terus berinovasi yang disesuaikan dengan budaya dan kearifian lokal. Pembinaan
Posyantek,
KPP,
dan
Masyarakat
yang
memanfaatkan TTG tahun anggaran 2015 dilakukan sesuai target yang telah direncanakan, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 6 Data Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Tahun 2015 Kabupaten Kutai Kartanegara
Kutai Barat Kutai Timur Penajam Paser Utara Paser
Berau
Kecamatan Samboja Kota Bangun Muara Badak Tenggarong Sebrang Mook Manaar Bulatn Jempang Penyinggahan Teluk Pandan Telen Sepaku Babulu Tana Grogot Paser Belengkong Batu Engau Long Ikis Batu Sopang Pulau Derawan
Nama Posyantek Samboja Sri Bangun Mandiri Kumala Mook Manaar Bulatn Jempang Penyinggahan Sahabat Karya Sejarah Hidup Sepaku Babulu Harapan Kita Mitra Taka Sinar Bangau Taka Bekerai Gawi Taka Dapaguyuban
65 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Teluk Bayur Balikpapan Timur Balikpapan Barat Loa Janan Ilir Samarinda Utara Sambutan Bontang Utara
Balikpapan Samarinda Bontang
Teluk Bayur Berdikari Kencana Loa Janan Ilir Samarinda Utara Sambutan Bontang Utara
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya masyarakat miskin perdesaan yang mandiri melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat dan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
No.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
3.888 jiwa
3.152 jiwa
81.07
Utama 1
Jumlah Masyarakat Miskin Yang Mandiri Memiliki Kemampuan Melalui Pemanfaatan TTG, Penguatan Kelembagaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat Dan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Bidang Teknologi Tepat Guna sub bidang penerapan dan kerjasama TTG Program
kegiatan
”Meningkatnya
pada
masyarakat
tahun
anggaran
miskin
yang
2015
mandiri
adalah memiliki
kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan
Program
PNPM-MPD”,
dengan
indikator
”Persentase
66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
masyarakat miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan Program PNPM-MPD”, dengan target 3.888 jiwa dan realisasi 3.152 jiwa atau 81.07 %. Kegiatan ini baru dilaksanakan di Tahun Anggaran 2015 dan kegiatan ini tertuang dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dengan sasaran “Menurunnya Tingkat Kemiskinan” melalui
Program
Pemberdayaan
Penanggulangan
Masyarakat.
Tolok
ukur
Kemiskinan kegiatan
ini
bidang adalah
masyarakat miskin perdesaan yang mandiri melalui pemanfaatan Teknologi Tepat Guna, Penguatan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat dan Program PNPM Mandiri Perdesaan. Target yang
akan dicapai adalah 3.888 jiwa masyarakat
miskin melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Miskin, Pelatihan Ketrampilan Posyantek dan Pilot Project Dana Stimulan Posyantek Percontohan untuk 15 Posyantek se Kalimantan Timur yaitu : 1.
Posyantek Samarinda Utara, Kec. Samarinda Utara,
Kota
Samarinda 2.
Posyantek Sahabat, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur
3.
Posyantek Teluk Bayur,
Kecamatan
Teluk
Bayur,
Kabupaten Berau 4.
Posyantek
Bontang
Utara,
Kecamatan
Bontang
Utara,
Kota Bontang 5.
Posyantek Mook Manaar Bulatn
, Kecamatan Mook Manaar
Bulatn, Kabupaten Kutai Barat. 6.
Posyantek Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara
7.
Posyantek Berdikari, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan
8.
Posyantek
Kencana,Kecamatan
Balikpapan
Barat,
Kota
Balikpapan 9.
Posyantek Sri Bangun, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara
67 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
10.
Posyantek Mandiri Bersama, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara
11.
Posyantek Samboja, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara
12.
Posyantek
Taka
Bekerai,
Kecamatan
Long
Ikis,
Kabupaten Paser 13.
Posyantek Mitra Taka,
Kecamatan
Paser
Belengkong,
Kabupaten Paser 14.
Posyantek
Sinar
Bangau,
Kecamatan
Batu
Engau,
Kabupaten Paser 15.
Posyantek Gawi Taka,
Kecamatan
Batu
Sopang,
Kabupaten Paser. Dalam rangka pencapaian target kegiatan Penanngulangan Kemiskinan tersebut berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain : 1.
Keberadaan dan manfaat Posyantek belum diketahui oleh masyarakat.
2.
Jumlah
Posyantek
yang
terbentuk
baru
sebanyak
53
kelompok yang berkedudukan di Kecamatan. 3.
Pada saat ini sasaran yang dicapai baru sebanyak 15 Posyantek
4.
Kurangnya
Pembinaan
Kelembagaan
Posyantek
dari
Kabupaten/Kota. 5.
Kurangnya
Pelaksanaan
Pelatihan
Bimbingan
Teknis
terhadap Anggota Posyantek. Solusi yang bisa direkomendasikan sebagai tindak lanjut adalah : 1.
Memberikan sosialisasi keberadaan pemanfaatan Posyantek untuk masyarakat, SKPD terkait serta pemerhati TTG.
2.
Memberikan pembinaan mengenai kelembagaan Posyantek kepada Kabupaten/Kota.
3.
Melaksanakan penyelenggaraan Bimtek terhadap anggota Posyantek bersama SKPD terkait lainnya.
68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
4.
Mengaktifkan
Forum
Komunikasi
Posyantek
Tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota maupun Kecamatan. 5.
Perlu
dukungan
anggaran
dari
APBD
Provinsi
untuk
pengembangan Posyantek dan mencapai 103 Posyantek 103 Kecamatan se Kalimantan Timur.
C.
Realisasi Anggaran Jumlah belanja APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2015 yang
dialokasikan
Pemerintahan
Desa
pada
Badan
Provinsi
Pemberdayaan
Kalimantan
Timur
Masyarakat
dan
sebesar
Rp.
26.453.805.841,15,- (Dua puluh enam milyar empat ratus lima puluh tiga juta delapan ratus lima ribu delapan ratus empat puluh satu rupiah). Dengan realisasi sebesar Rp.25.185.098.336,- atau sebesar 95.20 %. Realisasi atas penggunaan dana tersebut, dapat dijelaskan melalui tabel seperti tersebut dibawah ini :
69 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
Tabel REALISASI DANA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015
PENYERAPAN ANGGARAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA TAHUN 2015
Jumlah Dana (Rp) NO.
BELANJA / PROGRAM / KEGIATAN
1
2 TOTAL BELANJA APBD PROVINSI KALTIM
3
Realisasi (Rp)
4
Persenta se (%)
Sisa Dana
5
6
26.453.805.841,15
25.185.098.336,00
95.20
1.268.707.505,15
6.871.745.841,15
6.529.427.525,00
95.02
342.318.216,15
19.582.060.000,00
18.655.670.811,00
95.27
926.389.189,00
1.766.050.000,00
1.729.899.498,00
97.95
36.150.502,00
17.500.000,00
11.294.740,00
64.54
6.205.260,00
390.000.000,00
386.972.560,00
99.22
3.027.440,00
35.000.000,00
28.733.100,00
82.09
6.266.900,00
200.000.000,00
199.218.200,00
99.61
781.800,00
62.400.000,00
62.335.200,00
99.90
64.800,00
101.150.000,00
101.009.000,00
99.86
141.000,00
- Penyediaan komponen instalasi listrik/penerang an bangunan kantor
25.000.000,00
24.807.000,00
99.23
193.000,00
- Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
20.000.000,00
19.879.500,00
99.40
120.500,00
- Penyediaan bahan bacaan dan peraturan per-
30.000.000,00
18.232.000,00
60.77
11.768.000,00
65.000.000,00
64.411.700,00
99.09
588.300,00
300.000.000,00
298.462.909,00
99.49
1.537.091,00
400.000.000,00
399.043.589,00
99.76
956.411,00
120.000.000,00
115.500.000,00
96.25
4.500.000,00
A.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
B.
BELANJA LANGSUNG
1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Penyediaan jasa surat menyurat - Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. - Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas / operasional. - Penyediaan jasa kebersihan kantor. - Penyediaan alat tulis kantor. - Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
undang-undangan. - Penyediaan makanan dan minuman. - Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah. - Rapat-rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan kedalam daerah. - Pengamanan Aset, Kantor dan Rumah Jabatan
70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
2.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
984.810.000,00
927.730.913,00
94.20
57.079.087,00
- Pengadaan perlengkapan gedung kantor
161.250.000,00
155.694.500,00
96.55
5.555.500,00
- Pengadaan peralatan gedung kantor.
283.650.000,00
276.134.500,00
97.35
7.515.500,00
- Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor.
251.410.000,00
242.464.400,00
96.44
8.945.600,00
- Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas
100.000.000,00
99.573.113,00
99.57
426.887,00
188.500.000,00
153.864.400,00
81.63
34.635.600,00
177.000.000,00
177.000.000,00
100
0
68.800.000,00
68.800.000,00
100
0
- Pengadaan pakaian KORPRI
33.100.000,00
33.100.000,00
100
0
- Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
75.100.000,00
75.100.000,00
100
0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
287.400.000,00
279.274.700,00
97.17
8.125.300,00
- Sosialisasi peraturan perundang-undangan
100.000.000,00
94.915.000,00
94.91
5.085.000,00
- Bimbingan teknis implementasi peraturan
187.400.000,00
184.359.700,00
98.38
3.040.300,00
322.700.000,00
319.793.600,00
99.10
2.906.400,00
322.700.000,00
319.793.600,00
99.10
2.906.400,00
5.293.800.000,00
4.951.710.556,00
93.54
342.089.444,00
980.450.000,00
959.718.519,00
93.76
20.731.481,00
350.000.000,00
328.170.000,00
93.76
21.830.000,00
307.400.000,00
298.900.000,00
97.23
8.500.000,00
3.160.950.000,00
2.874.290.342,00
90.93
286.659.658,00
Aparatur.
operasional - Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 3.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur - Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
4.
Aparatur.
Perundang-undangan
5.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. - Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
6.
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan. - Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan. - Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat. - Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Desa - Fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
71 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
- Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPK-D)
7.
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
495.000.000,00
490.631.695,00
99.12
4.368.305,00
1.282.900.000,00
1.226.619.470,00
95.61
56.280.530,00
482.900.000,00
463.706.620,00
96.03
19.193.380,00
400.000.000,00
376.537.550,00
94.13
23.462.450,00
400.000.000,00
386.375.300,00
96.59
13.624.700,00
340.600.000,00
340.600.000,00
100
0
340.600.000,00
340.600.000,00
100
0
1.041.600.000,00
998.085.259,00
95.82
43.514.741,00
855.400.000,00
811.959.659,00
94.92
43.440.341,00
186.200.000,00
186.125.600,00
99.96
74.400,00
1.507.000.000,00
1.300.895.585,00
86.32
206.104.415,00
649.000.000,00
562.634.575,00
86.69
86.365.425,00
858.000.000,00
738.261.010,00
85.96
119.738.990,00
434.200.000,00
420.096.127,00
96.75
14.103.873,00
434.200.000,00
420.096.127,00
96.75
14.103.873,00
Pedesaan. - Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa. - Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro kecil menengah di perdesaan - Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat
8.
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah - Kegiatan Peningkatan Manajemen Pengelolaan keuangan daerah.
9.
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa. - Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa. - Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
10.
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa - Kegiatan pelatihan aparatur pemerintahan desa dalam bidang pengelolaan keuangan daerah - Kegiatan pelatihan aparatur pemerintahan desa dalam bidang manajemen pemerintahan desa
11.
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat. - Sinkronisasi dan penyerasian kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat.
72 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
12
2.131.600.000,00
2.100.128.810,00
98.52
31.471.190,00
1.603.600.000,00
1.584.518.450,00
98.81
19.081.550,00
528.000.000,00
515.610.360,00
97.65
12.389.640,00
3.012.400.000,00
2.885.389.971,00
95.78
127.010.029,00
1.905.700.000,00
1.825.282.931,00
95.78
80.417.069,00
464.300.000,00
450.513.230,00
97.03
13.786.770,00
- Peningkatan Usaha Ekonomi Keluarga
412.400.000,00
392.407.710,00
95.15
19.992.290,00
- Pembinaan Hidup Sehat Keluarga yang Ramah
230.000.000,00
217.186.100,00
64.43
12.813.900,00
Program Penanggulangan Kemiskinan bidang Pemberdayaan Masyarakat
1.000.000.000,00
998.446.322,00
99.84
1.553.678,00
- Peningkatan usaha ekonomi masyarakat
1.000.000.000,00
998.446.322,00
99.84
1.553.678,00
Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna - Pemasyarakatan dan Pengembangan Penerapan Teknologi Tepat Guna - Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdesaan
13
Program Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat
- Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Pelestarian Nilai-nilai Kegotong-royongan - Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
Lingkungan
14
Miskin melalui pemanfaatan teknologi tepat guna
73 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur, merupakan bagian dari pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa tahun 2015. Tahun
anggaran
2015
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Pemerintahan Desa menargetkan 6 (enam) sasaran strategis yang harus dicapai. Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan melalui 7 (tujuh) program dan 12 (dua belas) kegiatan , yaitu : a.
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan - Kegiatan
Pelatihan
Aparatur
Pemerintah
Desa
dalam
Bidang
Manajemen Pemerintahan Desa b.
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan - Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan - Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat - Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan - Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
74 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
c.
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun Desa - Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa
d.
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan - Fasilitasi Permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan - Pelatihan Keterampilan Manajemen Usaha Milik Desa - Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat
e. Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna - Pemasyarakatan dan pengembangan penerapan teknologi tapat guna. f.
Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna - Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdesaan
g.
Program
Penanggulangan
Kemiskinan
bidang
Pemberdayaan
Masyarakat - Peningkatan pengembangan usaha ekonomi masyarakat miskin melalui pemanfaatan teknologi tepat guna Secara umum capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2015 diatas 100%.
75 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur
B. Saran
1.
Dalam
rangka
pencapaian
target
dari
Indikator
yang
sudah
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja setiap tahunnya perlu adanya perbaikan data-data pendukung. 2.
Untuk mendapatkan realisasi dan perhitungan yang akurat perlu dibuat Standar Pelayanan (SPP) dan membuat quetioner dalam rangka penyusunan indeks kepuasan masyarakat.
3.
Perlunya pembinaan bagi seluruh pejabat eselon III dan IV khususnya dalam rangka membangun pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan.
KEPALA
MOH. JAUHAR EFENDI NIP. 19611216 198603 1 014
76 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Realisasi Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian
1
2
3
4
5
6
%
5
%
4
- Jumlah BUMDesa aktif
unit
16
- Jumlah Pasar Desa aktif
unit
15
1
-
Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima
2
-
Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan
3
-
Jumlah Lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif :
Realisasi tahun 2013
Realisasi Tahun 2014 dan 2013
7
8
2,5
4
-
- Jumlah CPPD aktif
unit
20
Jumlah Kelembagaan Posyantek/
unit
30
pokmas
30
%
90
%
100
oang
30
Wartek yang aktif
5
-
Jumlah Kelompok Masyarakat yang berhasil memanfaatkan Teknologi Tepat Guna
6
-
Persentase Program Pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Desa dan Kelurahan Kabupaten/Kota yang selaras dengan Provinsi
7
8
9
-
Persentase bantuan PNPM-MP yang tepat sasaran
-
Jumlah peserta TOT yang bersertifikat
-
Persentase Rekomendasi kebijakan bidang penanggulangan kemiskinan
% 2,5
yang ditindak lanjuti
10
-
Jumlah lembaga kemasyarakat yang
lembaga
dibina
281
dan dilatih
11
-
Jumlah Desa/Kelurahan yang berhasil meraih peringkat perlombaan desa/kelurahan
12
-
Jumlah lembaga perekonomian perdesaan
Desa/Kel
6
yang aktif : - UMKM
lembaga
13
-
Jumlah Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) yang dibentuk
kelompok
65
14
-
Jumlah aparatur desa yang dilatih menyusun perencanaan pembangunan desa
orang
160
15
-
Jumlah aparatur desa/kelurahan yang dilatih manajemen pemerintahan
orang
40
16
-
Rumusan hasil koordinasi dan konsultasi program pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa
pelaporan
1