36
B A B II ALAT GERAK
Standar Kompetensi: Setelah mengikuti mata kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan II
ini,
mahasiswa
diharapkan
dapat
memahami
konsep
Struktur
Perkembangan Hewan Vertebrata. Kompetensi Dasar: Setelah
mengikuti
pokok
bahasan
ini
mahasiswa
diharapkan
memahami dan menjelaskan alat gerak vertebrata. Deskripsi Singkat Pokok bahasan ini membahas tentang skeleton vertebrata, penutup tubuh, skeleton dan otot tubuh, jaringan penyokong serta pola badan.
Pokok Bahasan II : Alat Gerak A.
SISTEM RANGKA Rangka berfungsi sebagai penunjang tubuh dan pelindung organ-organ vital, bersama otot lurik membangun alat gerak dan sebagai
tempat
deposit
kalsium.
Vertebrata
mempunyai
endoskeleton. Endoskeleton dibagi menjadi rangka sumbu, rangka anggota dan tulang heterotrofik. Rangka sumbu terdiri atas 1. tengkorak (cranium); 2. rangkaian ruas tulang belakang (columna vertebrata);
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
37
3. rusuk (costae); 4. tulang dada (sternum). Rangka anggota terdiri dari 1. gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota depan; 2. gelang panggul (gelang pelvic) dengan rangka anggota belakang. Tulang heterotrofik Merupakan tulang yang tumbuh di jantung, kelopak mata dan organ lain. 1.
RANGKA SUMBU a.
Tengkorak (cranium) Fungsi utama tengkorak adalah untuk melindungi otak dan organ sensoris utama yaitu hidung, mata, teling dan saraf-sarafnya. Rahang bawah berartikulasi (terdapat persendian) dengan rahang atas sehingga mulut dapat dibuka/ditutup makanan.
dan
Rahang
melakukan atas
tumbuh
gerakan
menguyah
menyatu
dengan
tengkorak, tetapi ada yang membentuk artikulasi dengan tengkorak. Tengkorak dibangun oleh tiga komponen struktural dan fungsional yaitu neurokranium, dermatokranium dan splankrnokranium. 1)
Neurokranium Neurokranium merupakan bagian tengkorak yang melindungi otak dan organ sensoris hidung, mata, telinga.
Kelompok tulang-tulang ini semula adalah
jaringan rawan yang kemudian diganti oleh jaringan tulang.
Termasuk dalam kelompok neurokranium
adalah tulang basi-oksipital, 2 tulang eks oksipital, 1
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
38
tulang supra-oksipital; tulang basi-sfenoid dan pre sfenoid, tulang orbito-sfenoid dan pleuro-sfenoid; cribriform
plate,
conchae,
mes-etmoid,
etmoid;
tulang pro-otik, opis-otik dan epi-otik. Pada mamalia tulang
basioksipital,
eksosipital,
supraoksipital
menyatu menjadi tulang oksipital. Pada permukaan bawah (ventral) tulang oksipital atau basioksipital, ada
sepasang
bonggol
yang
disebut
kondilus
oksipitalis., yaitu tempat persendian dengan atlas (vertebra servikalis pertama).
Pada aves dan
mamalia tulang prootik, episotik, epiotik menyatu menjadi tulang peri-otik atau tulang petrosal. Tulang petrosal dapat menyatu dengan tulang squamosal menjadi tulang temporal. 2)
Dermatokranium Dermatokranium merupakan bagian tengkorak yang terdapat di bagian dorsal dan lateral otak maupun neurokranium. Kelompok tulang-tulang ini semula
adalah
jaringan
mesoderm sewaktu
ikat
biasa
(kelompok
masa embrio) yang kemudian
mengalami diferensiasi menjadi jaringan tulang, maka disebut tulang derma. Kelompok tulang ini adalah sebagai berikut: 1. tulang langit-langit primer yang terdiri dari: tulang vomer, para-sfenoid, palatinum dan pterigoid; 2. tulang langit-langit sekunder merupakan keping
dengan
posisi
horizontal
yang
membagi rongga mulut primitif (yang hanya beratapkan langit-langit primer) menjadi
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
39
rongga hidung sebagai jalur pernafasan terpisah secara sempurna dari rongga mulut sebagai jalur pencernaan; 3. tulang penutup terdiri dari tulang nasal, frontal, parietal, postparietal; 4. tulang
sirkumorbital
terdiri
dari
tulang
lakrimal, prefrontal, postfrontal, postorbital dan supraorbital; 5. tulang
rahang
atas
terdiri
dari
tulng
premaksila, maksilajugal, kuadrojugal. 3)
Splanknokranium Splanknokranium merupakan rangka lengkung faring. Pada pisces merupakan rangka rahang dan lengkung
insang.
Pada
tetrapoda
mengalami
modifikasi yang disesuaikan dengan kehidupan di darat.
Asal jaringan splanknokranium adalah dari
sel-sel
pial
neural
(neural
crest
cells)
yang
berdiferensiasi menjadi jaringan rawan, kemudian digantikan oleh jaringan tulang. Lengkung pertama disebut
lengkung
mandibula
palatokuadratum dan meckel.
yang
terdiri
dari
Lengkung kedua
disebut lengkung hyoid terdiri dari hyomandibula di bagian dorsal, seratolnyal di sisi lateral dan basihyal di bagian basal. b.
Rangkaian
Ruas
Tulang
Belakang
(columna
vetebralis) Tulang belakang dibangun oleh rangkaian ruas-ruas tulanng belakang (ruas-ruas vertebra) yang terentang dari tengkorak sampai ujung ekor dan berfungsi juga untuk
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
40
melindungi
sumsum
tulang
belakang
(medulla
spinalis/spinal cord) yang merupakan bagian sraf pusat. Umumnya setiap ruas vertebra mempunyai struktur anatomis yang terdiri dari badan vertebra (sentrum/corpus vertebrae), lengkung (arcus) dan taju (processus) 1.
badan vertebra (sentrum/corpus vertebra) badan
vertebra
menggantikan
notokorda.
Badan ini mempunyai dua permukaan persendian yang disebut fasies terminalis anterior dan fasies terminalis posterior. Antara satu ruas dengan ruas berikutnya terdapat diskus intervertebralis (keping antar ruas tulang belakang) yang berstruktur rawan serabut. Bila terjadi fusi antar ruas, maka struktur rawan ini digantikan oleh struktur tulang. Berdasarkan bentuk fasies terminalis tersebut, dikenal lima macam badan vertebra.
Amfisel bila
kedua fasies terminalis cekung pada pisces dan umumnya amfibia.
Prosel bila fasies terminalis
anterior cekung dan yang posterior cembungg pada anura dan umumnya reptilia.
Opistosel bila fasies
terminalis anterior cembung sementara posterior cekung pada urodela dan vertebra wilayah leher ungulata. Amfiplati bila kedua fasies terminalis datar pada mamalia. Heterosel bila kedua fasies terminalis berbentuk seperti pelana, hanya pada vertebra wilayah leher aves.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
41
2.
Lengkung (arcus) Ada dua macam lengkung yaitu lengkung neural (arcus
neuralis)
dan
lengkung
hemal
(arcus
haemalis). Lengkung neural dibentuk oleh dua buah keping tulang
yang
bertemu
di
bagian
medio-dorsal,
sehingga membentuk rongga yang disebut dengan foramen vertebra. juga
berarti
membentuk
Rangkaian ruas tulang belakan
rangkaian saluran
foramen disebut
vertebra dengan
yang kanalis
vertebralis yang berfungsi sebagai tempat/untuk melindungimedullan spinalis. Lengkung hemal dibentuk oleh dua buah keping tulang
yang
bertemu
di
bagian
medio-ventral
berfungsi melindungi arteri dan vena kaudalis. 3.
Taju (processus) Taju
neural
(processus
neuralis/processus
spinosus) merupakan taju yang berasal dari lengkung neural. Taju hemal (processus haemalis) merupakan taju yang berasal lengkung dan taju hemal. Contoh Ruas Tulang Belakang Vertebra a)
Pisces Ikan sebagai hewan di air, struktur vertebra terdiri dari vertebra trunkus dan vertebra caudalis.
Pada jenis ikan tertentu taju neural
sangat penting, dari bahan vertebra maupun lengkung neural muncul sebagai taju.
Pada
vertebra caudalis ada lengkung dan taju hemal.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
42
b)
Tetrapoda Untuk
menyesuaikan
kehidupan
di
darat,
gerakan kepala terpisah dari gerakan tulang belakang.
Umumnya mempunyai dua pasang
anggota tubuh; sehingga struktur vertebra mengalami modifikasi sebagai berikut.
Pada
umumnya tetrapoda mempunyai vertebra yang terdiri dari vertebra wilayah leher disebut vertebra servicalis, wilayah punggung disebut vertebra toracalis, wilayah pinggang disebut vertebra lumbalis, wilayah selangkang disebut vertebra sakralis dan wilayah ekor disebut vertebra caudalis. Setiap spesies tetrapoda dari kelas
yang
berbeda
mempunyai
vertebra
dengan ciri-khas masing-masing, demikian pula vertebra dari setiap wilayah tubuh. -
vertebra anura Berdasarkan struktur morfologi, leher anura tampak sangat pendek, ternyata hewan ini hanya mempunyai satu ruas vertebra punggung
servicalis. ditunjang
Pada oleh
wilayah
enam
ruas
vertebra dorsalis, kemudian satu ruas vertebra sacralis. urostyl
Dan mempunyai satu
(menempati
posisi
vertebra
caudalis, merupakan suatu ciri khas bahwa hewan ini tidak mempunyai ekor.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
43
-
Vertebra aves Sebagai contoh aves adalah Columba livia , mempunyai 12- 14 ruas vertebra servicalis, lima vertebra torakalis, enam vertebra lumbalis, dua vertebra sakralis dan 15 vertebra caudalis.
Vertebra aves
mempunyai ciri kahs yang disebut dengan sinsakrum. Yang bersifat kaku, sebagai hasil fusi satu verterbra torakalis, enam vertebra lumbalis, dua vertebra sacralis dan lima vertebra caudalis. -
Vertebra mamalia Struktur
setiap
wilayah
vertebra
mempunyai ciri khas, sebagai contoh adalah vertebra homo sapiens.
Vertebra
servicalis ada tujuh ruas, ruas pertamanya disebut dengan atlas dan ruas kedua disebut dengan aksis (epistrofus), istilah khusus ini karena ada struktur yang istimewa,
hal
ini
juga
dimiliki
oleh
tetrapoda yang lain bila hewan itu dapat menggerakkan kepalanya. Atlas tidak mempunyai centrum dan taju neural, tetapi atlas mempunyai beberapa ciri khas sebagai berikut:
fasies artikularis superior berupa lekukan tempat
persendian
dengan
aksipitalis;
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
condilus
44
fasies artikularis inferior berupa daratan tempat
persendian
dengan
fasies
artikularis superior milik aksis;
fovia dentis merupakan bagian dalam arkus anterior tempat persendian dengan dens epistrofeus. Aksis mempunyai centrum yang menonjol
disebut dens epistrofeus. bertindak
sebagai
Struktur khas ini
poros
terhadap
atlas,
sehingga kepala dapat ditegakkan. Ciri
umum
mempunyai (processus
vertebra
sepasang
servicalis taju
transversus)
yang
adalah
transversal tumbuh
lengkung neural ke arah lateral.
dari
Pada taju
transversal terdapat sepasang lubang yang disebut
dengan
foramen
tranversus.
Serangkaian foramen transversus membangun saluran sebagai tempat arteri dan vena yang menuju dan kembali ke/dari otak.
Selain itu
vertebra servicalis yang lain centrum dan taju neural. Vertebra torakalis ada 12 ruas dengan ciri khas
mempunyai
taju
panjang dan kokoh; paling lebar.
neural
yang paling
taju transversal yang
Pada bagian lateral lengkung
neural
terdapat
dengan
rusuk,
tempat yang
untuk
sisi
persendian
dorsal
disebut
diapophysis dan yang sisi ventral disebut paraphyta (parapofisis). Vertebra lumbalis dan 5 ruas, garis tengah centrumnya lebih lebar dibandingkan dengan
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
45
verebra toracalis.
Sedangkan taju neural dan
taju transversalnya lebih kecil daripada vertebra toracalis.
Antara taju transversal denga taju
neural terdapat tonjolan kecil yang disebut processus mamilaris (taju mamilaris). Vertebra sacralis ada 5 ruas.
Ruas
pertama adalah yang paling besar dan secara bertahap semakin ke arah posterior menjadi lebih kecil.
Vertebra ini pada yang dewasa
mengalami fusi dan menjadi sebuah tulang sakrum. Pada sisi lateral tulang ini mempunyai permukaan persendian dengan tulang ilium bagian gelang pelvik. Vertebra caudalis atau koksiks ada 4 ruas. Koksiks ini merupakan vertebra yang paling kecil di antara yang lainnya. pada
yang
dewasa
Vertebra inipun
mengalami
fusi
dan
membentuk persendian dengan sakrum. c.
Rusuk (iga atau costae) Rusuk berartikulasi di sisi medio-dorsal dengan vertebra dan meluas ke arah lateral ke dalam dinding tubuh.
Pada pisces semua vertebra tubuh mempunyai
rusuk.
Ada 2 jenis rusuk berdasarkan posisinya yaitu
rusuk dorsal dan ventral. Rusuk dorsal tumbuh ke arah lateral di dalam septum horizontal dan rusuk ventral melengkung ke arah ventral di dalam miosepta.
Pada
beberapa spesies ikan, rusuk ventral di wilayah ekor bertemu di bagian ujung ventral dan membentuk lengkung hemal. Rusuk pada tetrapoda hanya satu jenis, khas berkepala dua (bicipital).
Kepala yang dorsal disebut
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
46
tuberculum dan bersendi dengan diapofisis, sementara yang ventral disebut capitulum dan bersendi dengan parapofisi.
Ada tetrapoda yang mempunyai rusuk yang
bersendi dengan vertebra servicalis.
Rusuk demikian
disebut rusuk leher, biasanya pendek dan kepala rusuk umumnya tumbuh menjadi satu. Sementara rusuk yang paling umum adalah rusuk yang bersendi dengan vertebra toracalis, disebut rusuk toraks.
Pada amniota, rusuk toraks dibagi menjadi 2
bagian, yaitu bagian dorsal yang berstruktur jaringan tulang dan bagian ventral yang berstruktur jaringan rawan. Rusuk toraks aves dan beberapa jenis lacertilia, mempunyai
taju
pipih
disebut
processus
uncinatus
(uncinate processus). Rusuk toraks homo sapiens ada 12 pasang, 7 pasang yang pertama pada bagian ventral langsung melekat pada sternum dengan perantaraan rawan kosta (berstruktur rawan hyalin), yang demikian disebut rusuk sejati (costae verae). Sementara yang ke 810, rawan kosta melekat ke rusuk yang ke 7, maka disebut rusuk palsu (costae spurium). Sedangkan yang ke 11-12
bagian
ventralnya
tidak
melekat/melayang,
sehingga disebut rusuk melayang (costae fluctulans). Mamalia yang lain juga mempunyai iga macam rusuk toraks tetapi jumlahnya berbeda. d.
Tulang Dada (sternum) Sternum atau tulang dada merupakan struktur yang khas pada tetrapoda.
Tidak dijumpai pada caecilia,
urodela (proteus, amphiuma), ular, kadal tanpa kaki dan kura-kura.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
47
Pada anura terdiri dari segmen yang terletak anterior dan posterior terhadap gelang pektoral.
Segmen yang
anterior terdiri dari 2 bagian, yaitu episternum dan omosternum. Segmen yang posterior juga ada 2 bagian yaitu
sternum
dan
xifisternum.
Sternum
reptil
berartikulasi dengan gelang pektoral dan sejumlah rusuk. Aves
yang
dapat
terbang,
di
bagian
medioventral
sternumnya tumbuh suatu struktur yang disebut carina sterni,
berbentuk
pipih
yang
tegak
lurus
terhadap
sternum, sebagai tempat melekat otot dada yang tebal (otot terbang).
Sternum mamallia terdiri dari segmen
yang disebut sternebra, yang paling anterior disebut manubrium, yang bagian tengah disebut badan sternum dan bagian paling posterior yang berstruktur rawan hyalin disebut processus xifoid (processus xiphoideus). 2.
RANGKA ANGGOTA (appendikular) Rangka appendikular diabangun oleh gelang bahu (gelang pektoral), gelang panggul (gelang pelvic) dan rangka anggota (rangka ekstrimitas). Gelang pektoral yang terdapat pada semua vertebra merupakan modifikasi dari suatu pola dasar pada telestoi dini, yang terdiri dari 3 pasang tulang endokondral, yaitu tulang korakoid, skapula dan supraskapula; dan tulang derma yang terdiri dari klavikula, kleitrum, suprakleitrum dan posttemporal. Gelang pektoral teleostei yang sekarang, tulang korakoid dan skapula menyatu menjadi tulang korakoskapula, sementara tulang kleitrum menjadi tulang utama pada gelang pektoral. Gelang pektoral tetrapoda dini seperti pola dasar, kecuali terdapat tulang interklavikula di bagian medioventral. Gelang pektoral tidak berhubungan dengan tengkorak. Gelang pektoral
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
48
anura terdiri dari skapula, supraskapula, klavikula, korakoid dan epikorakoid. Gelang pektoral aves terdiri dari tulang klavikula, interklavikula, korakoid dan skapula. Gelang pektoral mamalia terdiri dari tualng skapula, korakoid yang sudah tereduksi menjadi taju korakoid dan klavikula. Antara tulang skapula dan korakoid terdapat lekukan yang disebut fossa glenoidales yang merupakan tempat berartikulasi tulang humerus. Tulang pelvic ikan tidak berhubungan dengan bagian rangka yang lain, sedangkan pada tetrapoda gelang pelvic berartikulasi dengan tulang belakang pada wilayah vertebra sakralis. Semua tulang yang membangun gelang pelvic adalah tulang endokondral. Gelang pelviv pisces terdiri dari sepasang plat rawan atau tulang iskiopubis (oschiopubis) yang bertemu di bagian medioventral sebagai simfasis pelvic.
Sirip pelvic (sirip
belakang) berartikulasi dengan gelang ini.
Gelang pelvic
tetrapoda disusun oleh tiga buah komponen tulang pada tiap sisi lateral.
Di bagian ventro-anterior adalah pubis, bagian
posterior adalah iskium (ischium) dan bagian dorsal adalah ilium.
Asetabulum merupakan tempat berartikulasi dengan
femur, terletak pada pertemuan ketiga tulang tersebut. Pada kebanyakan tetrapoda tulang pubis dan iskium bertemu di bagian
medioventral
membentuk
simfisis
iskiopubis
(ischiopubis). Bila hanya tulang pubis bertemu disebut simfisis pubis. Melalui tulang ilium, gelang pelvic berartikulasi dengan taju transversal vertebra sakralis. Jumlah elemen tulang yang membangun gelang pelvic tetap, namun bentuknya bervariasi akibat modifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing spesies.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
49
Rangka Anggota Tetrapoda Tetrapoda berarti mempunyai empat/dua pasang anggota, sepasang anggota depan/anterior dan sepasang anggota belakanng/posterior, ternyata ada perkecualian pada beberapa spesies, ada yang hanya dua/sepasang anggota, bahkan tidak beranggotakan.
Anggota
depan
mengalami
modifikasi
digunakan untuk fungsi yang berbeda, seperti berjalan, merangkak, berenang, meloncat, memanjat, melayang, terbang dan menggali. Rangka anggota tetrapoda terdiri dari lima segmen, yaitu propodium (humerus atau femur), epipodium (radius dan ulna atau tibia dan fibula), mesopodium (karpalia atau tarsalia), metapodium (metakarpalia atau metatarsalia) dan falang. B.
SISTEM OTOT Sistem otot yang dijelaskan terbatas pada otot rangka (otot lurik) berdasarkan struktur histologisnya. Hampir semua otot jenis ini melekat pada tulang yang membangun rangka tubuh. Otot lurik bersama dengan rangka disebut juga sebagai alat gerak tubuh. 1.
Jenis Otot Otot rangka mempunyai origo, yaitu tempat melekat otot dan bagian ini relatif tidak bergerak bila otot berkontraksi, insertio, yaitu tempat otot melekat dan bagian ini merupakan bagian yang bergerak/pindah posisi bila otot berkontraksi. Penamaan otot rangka dapat berdasarkan arah serabut otot (rektus, obliqus), posisi (torakik, superfisial), jumlah bonggol/kepala
(beceps,
triceps),
bentuk
(deltoid,
teres,
serratus), origo dan/atau insertio (xiphihumeralis, stapedius), fungsi, ukuran (major, longissimus).
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
50
2.
Klasifikasi Otot Berdasarkan Fungsi a.
Fleksor menyebabkan struktur berkas otot menekuk saat kontraksi,
dan
ekstensor
yang
menyebabkan
lururs
kembali; b.
Aduktor yang membawa suatu struktur ke arah sumbu tubuh dan abduktor yang menyebabkan menjauhi tubuh;
c.
Protraktor
yang menyebabkan
suatu
struktur dapat
dijulurkan (lidah) dan retraktor adalah gerak yang menarik kembali; d.
Levator gerakan mengangkat suatu berkas otot dan depresor yang mengembalikan ke posisi semula;
e.
Rotator menyebabkan gerakan memutar pada sumbunya;
f.
Supinator gerakan telapak tangan diputar menghadap ke atas (tengadah) dan Pronator adalah gerakan yang sebaliknya (menelungkupkan).
3.
Fungsi Otot Polos a.
konstriktor menyebabkan pemampatan lumen visera, contoh kandung kemih dan pembuluh darah;
b.
sfinkter menyebabkan suatu lubang (contoh pangkal oesofagus) menyempit;
c.
dilator
menyebabkan
suatu
lubang
ataupun
lumen
membuka. 4.
Sistem Otot pada Kodok a.
otot epaksial merupakan otot-otot yang membengkokkan badan ke arah dorsal dan menguatkan kolumna vertebralis terhadap sakrum.
Kelompok otot ini terdiri dari:
(Musculus = M) 1)
M. intertransversii, otot pendek pada sisi dorsal di antara vertebra;
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
51
2)
M. longissimus dorsi, lapisan otot yang letaknya latero-dorsal terhadap intetransversarii , merupakan serabut otot yang longitudinal;
3)
M. koksigeosakralis, bentuk seperti pita dan terbagi oleh
tendo-tendo
yang
melintang,
letaknya
di
sebelah lateral M. longissimus dorsii; 4)
M. koksigeoilikus, terletak posterior terhadap M. koksigeosakralis;
5)
M. rhomboideus, berbentuk seperti jajaran genjang, serabut-serabut terletak serong (oblik) terhadap sumbu longitudinal tubuh;
6)
M. kukularis merupakan otot yang kecil (sempit) terletak
di
sebelah
ventro-lateral
dari
M.
rhomboideus; 7)
M. depressor mandibulae, berbentuk lebar dan menciut di lateralnya, terdapat di wilayah posterior kepala.
b.
otot hepaksial, yaitu otot yanng membengkokkan badan ke arah ventral 1)
M. obliqus eksternus merupakan lapisan otot yang tipis terletak pada tepi badan sebelah luar, serabutserabutnya oblik terhadap sumbu longitudinal tubuh ke arah caudo-ventral;
2)
M. obliqus internus erupakan lapisan otot yang tipis terletak
di
sebelah
dalam,
serabut-serabutnya
berlawanan arah terhadap M. obliqus eksternus; 3)
M. transversus abdominis merupakan lapisan otot yang tipis, terletak di antara M. obliqus eksternus dan internus. Posisi serabutnya tegak lurus terhadap sumbu longitudinal tubuh;
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
52
4)
M. rectus abdominis merupakan lapisan otot yang terletak pada medio-ventral dinding tubuh sebelah ventral di posterior sternum. Akar serabutnya adalah antero-ventral, di bagian tengah pada garis medoventral terdapat linea alba.
c.
Di bagian anterior otot-otot hipaksial terdapat otot-otot sebagai berikut: 1)
M.
submaksilaris merupakan otot tipis dan lebar
yang terentang di antara mandibula; 2)
M. subhioideus merupakan otot tipis dan sempit yang terentang di antara mandibula di sebelah posterior M. submaksilaris;
3)
M. sternohioideus merupakan sambungan di bagian anterior M. rektus abdominalis, terletak di sebelah kiri dan kanan, untuk melihat otot ini sternum di bagian anterior harus diangkat.
d.
Otot-otot ventral anggota depan terdiri dari M. pektoralis, M. korako-radialis, M. korako-brachialis, M. brachio-radialis atau M. biceps brachii;
e.
Otot-otot dorsal anggota depan terdiri dari M. dorsalisskapulae, M. latissimus dorsi, M. ankonius atau M. triceps brachii;
f.
Otot-otot ventral anggota belakang terdiri dari M. aduktor magnus, M. aduktor longus, M. sartorius, M. grasilis mayor, M. grasilis minor, M. kruralis, M. tibialis anterior longus;
g.
Otot-otot
dorsal
anggota
belakang
terdiri
dari
M.
semimembranosus, M. senti-tendonosus, M. ilio-fibularis,
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
53
M. gluteus, M. tensor fascia latae, M. peroneus, M. gastrok-nemius atau M. plantrais longus. C.
JARINGAN PENYOKONG Suatu tanda yang berkarakateristik bagi hewan adalah gerakan yang aktif, yang hanya dapat dilakukan dengan adanya jaringanjaringan khusus.
Antara lain jaringan penyokong yang meliputi
jaringan pengikat dan jaringan tulang 1.
Jaringan Pengikat Selalu
mempunyai
interselulernya.
fibra
di
dalam
substansia
Jaringan ini berasal dari sel-sel mesenkim
embrional yang mempunyai processus protoplasmik. Jaringanjaringan di dalam kelompok ini kemudian menjadi bermacam bentuk dan beberapa di antaranya yang membentuk serabutserabut dan substansia interseluler yang lain, sel satunya menjadi kurang nyata.
Oleh karena substansia dan sel-sel
mempunyai bermacam-macam variasi maka tipe jaringan ini dibagi
menjadi
berbagai
kategori.
Pembagian
inipun
sesungguhnya sukar dan tidak meyakinkan, oleh karena masih ada bentuk-bentuk peralihan. Bahkan pada organisme dewasa, suatu tipe jaringan pengikat dapat berubah secara langsung menjadi tipe lain. Komponen-komponen fibrosa dari jaringan pengikat tubuh biasanya tersusun irreguler. Tergantung apakah fibra tersusun longgar atau padat, seringan diadakan pembedaan antara jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat padat. Pada tendo dan membrana fibrosa serta lamella jaringan pengikat dan beberapa organ, fibra tersusun reguler, artinya disebut juga jaringan pengikat reguler.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
54
a.
Jaringan Pengikat Longgar Jaringan
pengikat
longgar
merupakan
median
penyokong dan yang mengelilingi elemen-elemen dari jaringan-jaringan lain.
Jaringan ini merupakan material
penyusun dan mengisi ruangan-ruangan organ-organ. Dengan adanya fibra kolagen memungkinkan suatu pergerakan tertentu pada bagian-bagian yang saling dihubungkannya. Jaringan ini juga berperanan di dalam penyediaan nutrisi bagi elemen dari jaringan lain yang diselaputinya. Peranan tiap selnya dalam fungsi ini kurang jelas, tetapi hanya jelas bahwa semua substansia yang diterima sel dan jaringan tersebut dari darah, maupun semua hasil metabolisme dan air yang dikembalikannya ke dalam darah, harus melewati suatu lapisan jaringan pengikat. Beberapa sel diantaranya diduga mempunyai fungsi endokrin, tetapi hal ini belum jelas terbukti.
Jaringan
pengikat longgar terbentuk dari mesenkim yang tetap ada seterusnya adalah semua tipe jaringan pengikat terbentuk. Jaringan ini mengandung hampir semua elemen seluler dan interseluler yang juga terdapat di dalam jenis jaringan pengikat
yang
lain
dan
berperanan
sebagai
suatu
prototipe jaringan pengikat pada umumnya. Jaringan ini mempunyai massa yang ulet keputihan, terdapat dalam ruangan antara organ dan bersama-sama saluran darah memasuki bagian dalam dari organ tersebut. Pada organ yang dipisahkan satu sama lain, jaringan ini terbentang di antaranya dalam bentuk-bentuk membran dan benangbenang, yang berisi rongga-rongga potensi yang sangat banyak, yang dapat berisi cairan atau hawa.
Rongga-
rongga inilah yang oleh para ahli anatomi pertama-tama
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
55
dianggap sel dan jaringan ini kadang dinamakan jaringan areoler. Jaringan pengikat longgar, pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian: 1)
Substansia interseluller a)
Serabut-serabut kolagen Terdapat pengikat
pada
sebagai
berkarakteristik,
semua elemen
merupakan
jenis
jaringan
yang
paling
benang-benang
atau pita-pita yang lurus ataupun bergelombang dengan tebal 1 – 12 mikron. Serabut ini berjalan ke semua arah dan ujungnya sukar ditemukan.
Serabut ini tidak
berwarna, mempunyai garis longitudinal, yang dalam
penampang
melintangnya
tampak
granuler. b)
Serabut-serabut elastik Jarang terdapat dalam jaringan Pengikat longgar.
Serabut ini panjang, berjalan dalam
berbagai arah; merupakan benang silindris atau benang-benang pipih yang tampak mengkilat, jauh lebih pipih dibanding serabut kolagen. Serabut-serabut
tidak
fibriller,
biasanya
homogen, bercabang, anastomase lepas dan membentuk anyaman yang longgar.
Kedaan
aslinya lurus tetapi dalam preparat tampak bergelombang atau spiral. mengandung
banyak
Jaringan yang
serabut-serabut
akan tampak kuning.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
elasik
56
c)
Serabut-serabu retikular Serabut ini sangat tipis terdapat jaringan pengikat yang ada di dekat jaringan lain. Serabut-serabut ini sangat bercabang-cabang dan pada membrana basalis membetnuk suatu anyaman
yang
padat
yang
memisahkan
epithellium dari jaringan pengikat. semacam
ini
juga
terbentuk
Anyaman di
sekitar
pembuluh-pembuluh darah terutama kapiler, fibra, otot, fibra saraf, sel lemak dan dalam pars respiratoris
pulmonalis.
Serabut
retikular
berlanjut dengan serabut kolagen dan ada peralihan yang berangsur antara keduanya. Beberapa ahli berpendapat bahwa serabut retikuler merupakan serabut kolagen immatura, sehingga disebut sebagai serabut prekolagen. d)
Substansia dasar Baik serabut kolagen, retikular dan elastik serta sel jaringan pengikat, terdapat di dalam suatu material homogen yang dibentuk oleh selsel jaringan pengikat dan merupakan suatu campuran
yang
kompleks
dari
protein,
karbohidrat, lipid dan air. Bagian-bagian berhubungan dengan cairan jaringan yang berasal dari plasma darah dan merupakan medium untuk pertukaran metabolit di antara darah yang beredar dan sel jaringan. Viskositasnya beubah-ubah dari bentuk cair ke bentuk gel, dipengaruhi oleh hyaluronidase. Apabila
substansia
dasar
tersebut
mengelilingi struktur-struktur tertentu seperti
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
57
otot-otot dan kapiel-kapiler atau terdapat pada basis
dari
substansia
struktur
epithellium
tersebut
begitu
tertentu,
termodifikasi
sehingga bersama-sama dengan seraut retikuler di
dekatnya
akan
membentuk
membrana
basalis. Perubahan
substansia
dasar
ini
dipengaruhi oleh umur, aktifitas dan kondisi patologis
tertentu.
Diduga
pembentukan
substansia dasar dipengaruhi oleh hormonhormon relaxin, adrenocotropin dan cortison. Diduga substansia ini berperanan dalam fusi
nutrien
dalam
ruangan
ekstraseluler,
permeabilitas kapiler, pertumbuhan organ dan tumor tertentu, pembengkakan dan resorbsi kartilago serta cacificatio. 2)
Elemen-elemen seluler a)
Fibroblast Merupakan interseluler. menyerupai
sel
penghasil
serabut
Elemen ini panjang dan pipih, kumparan
yang
ramping
atau
berbentuk panjang dengan beberapa prosesi runcing.
Sel ini biasanya
terdapat dekat
permukaan berkas-berkas kolagen, mempunyai nukleus
yang
besar
berbentuk
oval,
sitoplasmanya jarang mengandung inclusionus. b)
Sel mesenkim yang belum terdiferensiasi Bentuknya kurang lebh sama dengan fibroblast, hanya lebih kecil dan biasanya terdapat di sepanjang pembuluh darah terutam
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
58
kapiler.
Hal ini membuktikan bahwa sel
tersebut merupakan sel yang belum mengalami diferensiasi dikarenakan ada pengaruh tertentu misalnya kultur jaringan, suntikan obat tertentu. Sel tersebut akan berkembang menjadi tipe baru.
Kadang tandanya menyerupai sel-sel
retikuler primitif. c)
Makrofag Jumlahnya lebih kurang sama banyak dengan fibroblast dan biasanya berlebihan di tempat yang banyak mengalami valkularisasi. Sel-sel ini dalam keadaan normal biasanya terbentang tetapi dalam keadaan teransang akan membulat dan bersifat motil, aktif. Makrofag dari jaringan longgar sering disebut
juga
sebagai
clasmotocyt,
sel-sel
rhagiocrin, histiosit dan resting wondering cel. Makrofag
di
sepanjang
bersama
dengan
pembuluh
sel-sel
yang
darah, belum
terdiferensiasi di bagian perivascular disebut juga sel-sel adventitial. d)
Lympoid – wandering cell Mempunyai bermacam bentuk dan ukuran, terdapat pada bagian yang tidak tertentu daripada jaringan pengikat longgar.
Sel-sel
lymfoid ini dianggap identik dengan leukosit nongranuler, tetapi kebanyakan berasal dari sel mesenkim embryonal dan tetap ada di situ serta selalu mungkin memasuki sirkulasi.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
59
e)
Mast sel Biasa terdapat di sekitar pembuluh darah, dalam pengelompokan, sitoplasmanya granuler. Pada tikus, mast cells besar dan polihedral, pada
mamalia
lainnya
termasuk
manusia
biasanya lebih kecil dan selnya pipih atau oval tak teratur. f)
Sel eosinofil Pada manusia jaringan
insidentil
sel ini terdapat dalam dari
beberapa
kelenjar,
terutama kelenjar susu dan paru-paru. Dalam keadaan patologis, sel ini mengelompok dalam jumlah besar.
Sel ini banyak terdapat dalam
jaringan pengikat longgar tikus dan marmut. g)
Sel plasma Biasanya sangat jarang terdapat di dalam jaringan pengikat tetapi banyak terdapat di dalam membrasa serosa dan jaringan limfatik. Besarnya kurang lebih sama dengan limfosit, bentuknya sphaeris atau kadang pipih, tampak jernih
dan
homogen.
Kadang-kadang
pergerakan yang lambat dapat terlihat pada sel ini.
Nukleusnya kecil, bulat dan agak oval,
berposisi eksentrik.
Sitoplasmanya homogen,
membentuk suatu lapisan yang luas di dalam badan sel, di tengahnya terdapat suatu area yang bulat dan pucat di dekat nukleus disebut dengan cytocentrum.
Plasma
sel dapat
terbentuk sebagai perubahan sepenuhnya dari lymfosit, sel retikuler dan haemotoblast. Sel-sel ini juga dapat membentuk antibodi.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
60
h)
Sel pigment Jarang terdapat di dalam jaringan pengikat longgar,
berupa
sel
memanjang
tonjolan pendek dan irreguler.
dengan
Sitoplasmanya
mengandung granula melanin yang kecil-kecil. i)
Jaringan pengikat lemak Merupakan sel khusus yang berfungsi untuk menimbun lemak, tersebar pada jaringan pengikat longgar, sendiri maupun berkelompok, terutama
di
sepanjang
pembuluh
darah.
Apabila sel ini berakumulasi dalam jumlah besar dan menyelubungi sel-sel lainnya, jaringannya akan diubah menjadi jaringan adiposum
Macam – macam Jaringan Pengikat Longgar Jaringan pengikat longgar yang menyokong tubuh terbagi menjadi jaringan pengikat mukosa, jaringan pengikat lemak, jaringan pengikat retikuler, jaringan pengikat lemak dan jaringan pengikat pigment. 1)
Jaringan Pengikat Mukosa Biasanya embryo,
terdapat
selnya
makrofag,
besar
pada
berbagai
terdiri
lymfoid-wandering
dari
cells.
bagian
fibroblast, Substansia
interselulernya lunak seperti jelly dan homogen dalam
keadaan
segarnya.
Jaringan
ini
akan
mengandung serabut-serabut kolagen tipis yang akan bertambah banyak dengan bertambahnya usia. 2)
Jaringan Pengikat Elastik Jaringan elastik sangat mudah terentang tetapi juga mudah kembali.
Di sini yang predominan
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
61
adalah serabut-serabut elastik sehingga jaringan berwarna kuning.
Jaringan ini merupakan suatu
untaian serabut paralel, di mana serabut elastiknya tebal, refrinogen, bulat atau memipih, seringkali bercabang dan bersatu dalam suatu ujungnya.
Di
antara pengelompokan serabut-serabut itu terdapat ruangan-ruangan yang ditempati oleh anyamananyaman serabut kolagen dan beberapa fibroblast. 3)
Jaringan Pengikat Retikuler Elemen-elemen fibrosa dari beberapa macam jaringan pengikat adalah serabut-serabut retikuler. Jenis-jenis sel yang biasanya berhubungan dengan serabut-serabut retikuler dari retikulum ini adalah sel-sel primitif dan sel-sel retikuler fagositik atau makrofag.
Dalam hal ini terdapat banyak bentuk-
bentuk peralihan dari suatu tipe-tipe yang lain. 4)
Jaringan Pengikat Lemak (adiposum) Bagian pokok dari jaringan ini adalah kelompok sel lemak yang tersusun rapat dan ruangan yang terdapat di antaranya ditempati sel-sel fibroblast dan lymfoid yang memadat dan mast cell yang menyebar. Juga terdapat serabut kolagen dan anyaman serabut-serabut elastik dalam berbagai arah di antara sel lemak tersebut.
Jaringan lemak juga selalu
mengandung anyaman kapiler darah yang sangat banyak.
Jaringan lemak yang telah terbentuk
sepenuhnya biasanya terbagi oleh jaringan-jarinan pengikat fibrosa menjadi globuli berbagai ukuran dan bentuk. Fungsi yang terpenting dari jaringan lemak adalah menimbun lemak netral yang berupa titik-titik
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
62
lemak cair sehingga jaringan ini membentuk buntalan yang lunak dan elastik di antara berbagai
organ
tubuh tersebut. 5)
Jaringan Pengikat Pigmen Disebut juga melanosit, yaitu sel-sel yang mengandung granula pigment.
b.
Jaringan Pengikat Padat Jaringan ini terutama terdapat pada lapisan dermis kulit, lamina submukosa intestinum dan traktus urinarius. Elemen-elemen yang terkandung adalah sama dengan pada jaringan pengikat longgar, tetapi berkas-berkas serabut kolagen lebih tebal dan tersusun kompak serta selain itu ada juga serabut-serabut elastik.
Substansia
dasar yang amorph di sini lebih sedikit dan ada juga sel mesenkim
yang
belum
terdiferensiasi
yang
banyak
terdapat di sepanjang kapiler-kapiler. c.
Jaringan Pengikat Reguler 1)
Tendo Serabut-serabut
suatu
jaringan
fleksibel yang resisten terhadap tarikan.
Struktur
makrokopisnya
membentuk
adalah
fibrosa,
berwarna
putih
mengkilat. Konstituen penyusun dasar tendo adalah berkas kolagen yang tebal, tersusun padat dan paralel dan di antaranya terdapat jaringan-jaringan elastik.
Satu-satunya macam sel yang terdapat di
sini adalah fibroblast, tersusun dalam baris paralel di antara berkas-berkas kolagen.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
63
2)
Ligamentum Elemen-elemen
penyusunnya
adalah
sama
dengan tendo, hanya susunannya kuranng teratur. 3)
Membrana Fibrosa Jaringan
dari
kelompok
ini
membentuk
membran yang menyelubungi berbagai organ dan ada pula tampak putih mengkilat seperti tendo, di mana susunan fibrilernya paralel, ada yang tampak putih opaque di masa fibrillernya kurang teratur dan ada
juga
yang
tampak
transparan.
Antara
membrana fibrosa dengan jaringan pengikat longgar tidak ada perbedaan yang pasti. 4)
Jaringan Pengikat Lamella Terdapat pada organ-organ atau bagian-bagian organ yang biasanya berbentuk silindris, merupakan selubung protektif yang resisten lunak dan tipis. Jaringan ini dianggap sebagai hasil kondensasi jaringan pengikat longgar pada permukaan organ silindris
ini
dipisahkan
dan
elemen-elemen
benar-benar
dari
tidak
jaringan
dapat
pengikat
longgar. 2.
Jaringan Tulang Rawan (Cartilago) Jaringan tulang rawan mempunyai matriks yang keras tetapi elastis yang disebut dengan chondrin yang dihasilkan oleh kelompok kecil sel kartilago yang berbentuk bulat yang terdapat di dalamnya.
Jaringan tulang rawan ini diselubungi
oleh perikondrium yang tipis. a.
Kartilago Hyalin Warnanya putih kebiruan, jernih dan homogen. Kartilago ini terdapat pada permulaan persendian, ujung-
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
64
ujung tulang rusuk, hidung dan annulus trachealis (cincin tulang
rawan
yang
menyusun
saluran
pernafasan).
Kartilago hyalin merupakan kartilago skelet pada embryo. Semua vertebrae, ada yang tetap sampai dewasa misalnya pada Sualus dan Raya. Jaringan ini dapat diinfiltrasi dan dipadati oleh garam-garam Ca tetapi tiak akan berubah menjadi tulang. b.
Kartilago Elastik Mengandung banyak serabut elastik berwarna kuning terdapat misalnya pada cuping telinga mammalia
c.
Kartilago Fibrosa Sebagian besar terdiri dari serabut-serabut sehingga sel-sel maupun matriksnya hanya sedikit.
Kartilago ini
terdapat misalnya sebagai bantalan-bantalan di antara vertebrae mammalia. 3.
Jaringan Tulang (Osseum) Jaringan tulang terdapat pada skeleton ikan bertulang keras dan vertebrata yang hidup di darat lainnya. Tulang terdiri dari suatu matriks organis yang padat dengan endapan mineral yang terutama berupa trikalsium phosphat (Ca3(PO4)2) dan kalsium karbonat (CaCO3), kira-kira 65% dari berat seluruhnya. Pembentukan tulang ada dua macam, yaitu: -
sebagai pengganti kartilago yang sudah terbentuk lebih dahulu, disebut juga tulang kartilagineus;
-
berasal dari sel-sel mesenkim embrional disebut tulang membranaceus.
Kedua macam tulang tersebut di atas dibentuk oleh sel-sel tulang yang disebut osteoblast. Sel-sel ini terpisah satu sama lain tetapi masih saling berhubungan dengan perantaraan
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
65
tonjolan-tonjolan
protoplasmatis
yang
halus
yang
berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah.
juga
Dengan
demikian, tulang merupakan jaringan hidup yang dapat direarbsorbsi sebagian atau diubah komposisinya.
Dalam
kehidupan sesuatu individu, keseimbangan mineral dengan perlahan-lahan bertambah dan keseimbangan material organis berkurang sehingga tulang pada waktu muda bersifat lenting dan makin tua makin rapuh. Selubung terluar sebuah tulang disebut denan periostium yang terdiri dari jaringan pengikat fibrosa yang tipis yang merupakan tempat perlekatan otot-otot dan tendo-tendo. Substansia-substansia mineral diserap dalam lapisan tipis disebut dengan lamillae, yaitu lapisan-lapisan yang terdapat di dalam periostium, sejajar dengan permukaan tulang. Di bagian dalamnya terutama pada tulang-tulang yang panjang terdapat banyak lamella konsentris tubuli yang kecil-kecil, membentuk sistem harvest berbentuk silindris yang dindingnya berupa beberapa lamellae seperti itu dengan suatu canalis sentralis atau kanalis harvst. Sistem
tersebut
sebagin
besar
longitudinal
dan
di
antaranya terdapat beberapa hubungan melintang berupa saluran yanng dilalui oleh pembuluh darah dan saraf yang berjalan dari periostium ke dalam rongga sumsum di bagian dalam tulang. Sel-sel tulang (=osteosit) terdapat di dalam ruanganruangan kecil yang disebut dengan lakuna, yang terdapat di antara lamellae yang saling berhubungan satu sama lain dengan
perantaraan
canaliculli
radiale
yang
dilalui
oleh
processus protoplasmatik. Pada tulang yang pipih, misalnya pada tengkorak, bagian dalamnya tidak mempunyai sistem semacam itu, sifatnya lebih
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
66
spongeous. berwarna
Rongga tengah suatu tulang berisi sumsum kuning
yang
lunak
dari
spongeous
karena
mengandung banyak lemak, sedang rongga tulang yang lain berisi sumsum merah yang merupakan penghasil sel-sel darah
Gambar 2.1 Kerangka Aves Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Gambar 2.2 Tungkai Depan Aves Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
67
Gambar 2.3 Morfologi Kerangka Aves (tampak lateral) Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Gambar 2.4 Kerangka Mammalia Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
68
Gambar 2.5 Kerangka Mammalia Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Gambar 2.6 Kerangka Mammalia Sumber : http://www.geauga4h.org/rabbits/rabbit_skeleton_labeled.gif
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
69
Gambar 2.7 Kerangka Pisces Sumber : http://visual.merriam-webster.com/images/animal-kingdom/marine-mammals/dolphin/skeleton-dolphin.jpg
Gambar 2.8 Fisiologi Pisces Sumber : http://media-2.web.britannica.com/eb-media/60/100860-004-2BD3FAC6.gif
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
70
Gambar 2.9 Kerangka Mammalia Sumber : http://elkenhealth.com/blog/wp-content/uploads/2008/12/cal1.bmp
Gambar 2.10 Kerangka Reptilia Sumber : http://image.tutorvista.com/content/animal-morphology/rat-skeletal-system.jpeg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
71
D.
POLA BADAN Perihal pola badan dan symetri dipelajari sebagai promorfologi (pro=asli, dasar ; morphe = bentuk), yaitu suatu ilmu yang mempelajari bentuk dasar atau bentuk asli suatu organisme. 1.
Asymetri Asymetri adalah suatu keadaan yang menunjukkan tidak adanya kesamaan antara satu sisi dengn sisi lainnya pada suatu tubuh
atau
alat
organisme.
Keadaan
asymetri
dapat
ditunjukkan dengan jelas apabila ada suatu pembagi yang membagi tubuh atau alat menjadi dua bagian kemudian beagian tersebut dibandingkan.
Misalnya pada seekor ikan,
dapat dibayangkan adanya suatu garis khayalan yang berjalan melalui titik tengah tubuh.
Dengan garis ini disebut sebagai
sumbu,ikan tersbut dapat diputar. Sumbu atau axis dapat dibagi menjadi tiga macam a.
axis longitudinal merupakan sumbu memanjan tubuh ikan, dari kepala sampai ke ekor, sehingga disebut juga craniocaudalis (cranium = kepala ; cauda = ekor), atau lebih dari arah depan
ke
belakang,
sehingga
disebut
juga
axis
anteroposterior (anterior = depan; posterior = belakang). b.
axis dorsoventral merupakan sumbu tegak (vertikal) tubuh ikan, dari arah punggung (dorsum) ke pertu (venter) yang juga disebut dengan axis ventrikalis.
c.
axis transversalis merupakan sumbu yang dibuat dari arah kanan ke kiri, mebentuk sudut 90o dengan axis longitudinalis maupun axis vertikalis (dexter = kanan; sinister = kiri).
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
72
Untuk menentukan letak alat-alat, badan ikan tersebut dapat dibagi oleh bidang-bidang, yaitu: a.
bidang median merupakan
bidang
yang
dibentuk
melalui
axis
longitudinalis dan axis dorsoventralis dan di sini axis longitudinalis disebut juga dengan lenea mediana. b.
bidang saggital merupakan bidang yang sejajar dengan bidang median yang dibuat di kanan dan di kiri linea mediana.
c.
bidang frontal merupakan bidang yang dibentuk melalui linea mediana atau axis tranversalis sehingga berbentuk tegak lurus pada bidang median dengan arah craniocaudal.
d.
bidang transversal merupakan
bidang
yang
dibentuk
melalui
axis
dorsoventralis dan axis transversalis sehingga membentuk bidang yang tegak lurus pada bidang frontal arah dextrasinister. 2.
homaxoni merupakan suatu keadaan pada tubuh hewan yang apabila padanya dibentuk suatu axis, maka bagaimanapun arah sumbu tersebut, panjangnya tetap sama.
Dengan demikian
organisme yang mempunyai keadaan homaxoni tentulah suatu organisme yang bulat atau berbentuk bulat.
Misalnya pada
Volvox dan Actinosphaerium. 3.
heteraxoni merupakan suatu keadaan pada suatu tubuh hewan yang mempunyai sumbu-sumbu yang tidak sama panjangnya. Keadaan ini terdapat misalnya pada kebanyakan anggota
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
73
vertebrata yang mempunyai axis longitudinalis yang lebih panjang daripada axis dorsoventralisnya. 4.
monaxoni merupakan suatu keadaan pada suatu tubuh hewan yang pada suatu bidang tertentu dapat dibuat satu sumbu saja. Misalnya pada ikan tawas, hanya terdapat satu sumbu memanjang atau axis craniocaudalis.
5.
segmentasi pada tubuh Lumbricus terretris, bagian-bagian tubuhnya yang memanjang arah craniocaudalis terdiri dari susunan yang berulang yang dari luar tampak sebagai cincin sehingga hewan ini dielompokkan dalam filum annelida (annelus = cincin kecil; eids = bentuk). Keadaan berulang dari susunan tubuh ini disebut dengan metameri. Pada annelida, metameri terjadi baik pada bagian luar maupun bagian dalam tubuhnya.
Dengan demikian
metameri adalah keadaan ulangan berturut-turut menurut axis memanjang, pada alat-alat atau bagian tubuh suatu hewan. Bagian yang berulang disebut dengan metamer, segmen atau somit. segment
Pada Lumbricus, oleh karena banyak
sama
bentuknya,
keadaan
ini
segment-
disebut
dengan
metameri homonom, sedang pada crustacea atau insecta misalnya, somit-somit pada umumnya tidak sama sehingga keadaan ini disebut dengan metameri heteronom.
Pada
vertebrata, misalnya manusia, metameri tidak nampak dari luar, tetapi di dalam tubuh ternyata ada metameri pada columna vertebralis,
nervis
spinalis,
pembentukan
otot-otot
stadium embryo.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
pada
74
6.
symetri Symetri adalah suatu keadaan pada tubuh atau alat yang apabila dibagi oleh suatu bidang tertentu, maka
kedua
belahannya yang satu merupakan bayangan cermin yang lain.
Gambar 2.11 Symetri Bilateral pada Manusia dan Tikus a.
symetri bilateral apabila dibuat suatu bidang pembagi dengan arah craniocaudal (bidang median) tubuh, maka kedua belahan yang dihasilkan merupakan bayangan cermin dari yang lainnya.
Symetri bilateral kebanyakan terdapat pada
hewan-hewan yang bergerak maju yang mempunyai tanda-tanda khas, yaitu bagian anterior merupakan bagian kepala yang mempunyai alat-alat indera, susunan saraf pusat, mulut atau hewan yang merayap sehingga hewan-
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
75
hewan dengan symetri bilateral juga mempunyai bagianbagian dorsal, ventral, anterior dan posterior.
Misalnya
pada manusia, tetrapoda, ikan, kupu-kupu dan cacing pipih. b.
symetri radial keadaan ini terdapat pada hewan yang beberapa bagian tubuhnya tersusun sedemikian rupa mengelilingi suatu axis tertentu seperti jari-jari suatu roda. Melalui axis medial tubuh hewan-hewan ini dapat dibuat bidangbidang yang membagi tubuhnya menjadi sektor-sektor radial atau bagian tubuh menurut jari-jari yang disebut dengan antima. Symetri radial biasanya terdapat pada hewan yang tidak aktif berpindah-pindah tempat misalnya hydra dan ubur-ubur.
Pada hewan ini bagian-bagian tubuh hanya
dapat dibedakan menjadi atas dan bawah. c.
symetri spherik keadaan ini terdapat pada hewan yang bentuk tubuhnya bulat seperti bola namun kebanyakan terdapat pada protozoa, khususnya pada kelompok protozoa homaxoni, misalnya Notiluca militris dan Actinosphaerium.
d.
symetri biradial keadaan ini merupakan kombinasi antara symetri bilateral dan symetri radial, oleh karena bentuk badannya bulat dan dapat dibagi menurut jari-jari dan dibelah dua, misalnya Asterias.
Dilihat dari madreporitnya, Asterias
mempunyai sistem bilateral, sedang dilihat dari adanya lengan-lengan radier, mempunyai symetri radial.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
76
Gambar 2.12 Penampang Symetri Radial dan Bilateral
Rangkuman Pergerakan vertebrata ditunjang oleh adanya skeleton dan otot. Skeleton mempunyai fungsi lainnya yaitu sebagai sokongan tubuh, perlindungan bagi tubuh dan perlekatan otot. Skeleton dibedakan menjadi skeleton axiale, skeleton visceral dan skeleton appendiculare.
Jaringan
penyokong merupakan karakteristik bagi hewan yang bergerak aktif dan hanya dapat dilakukan
dengan adanya jaringan-jaringan khusus.
Jaringan khusus tersebut terdiri dari jaringan pengikat longgar, jaringan pengikat padat dan jaringan pengikat regular.
Pola badan dipelajari
sebagai promorfologi yaitu ilmu yang mempelajari bantuk dasar atau bentuk asli suatu organisme.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si
77
Soal Latihan 1. Jelaskan pengertian skeleton! 2. Jelaskan fungsi skeleton! 3. Jelaskan macam-macam jaringan penyokong! 4. Jelaskan pengertian pola badan! 5. Jelaskan macam-macam pola badan!
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan II Edward Alfin, M.Si