83 83
B A B I V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Partai GOLKAR Sejarah Partai GOLKAR bermula pada tahun 1964 dengan berdirinya Sekber GOLKAR di masa akhir pemerintahan Presiden Soekamo. Sekber GOLKAR didirikan oleh golongan militer, khususnya perwira Angkatan Darat (seperti Letkol Suhardiman dari SOKSI) menghimpun berpuluh-puluh organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan dalam Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber GOLKAR). Sekber GOLKAR didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber GOLKAR ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya, dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat.
Sekber
GOLKAR
fungsional/golongan karya murni
ini
merupakan
wadah
dari
golongan
yang tidak berada dibawah pengaruh politik
tertentu. Terpilih sebagai Ketua Pertama Sekber GOLKAR adalah Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono sebelum digantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965. Jumlah anggota Sekber GOLKAR ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber GOLKAR dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber GOLKAR adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula
83
84
anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu: 1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO) 2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) 3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) 4. Organisasi Profesi 5. Ormas Pertahanan Kemanan (HANKAM) 6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI) 7. Gerakan Pembangunan
4.1.2. Paradigma Baru Partai GOLKAR Pada masa orde baru, GOLKAR sebagai kekuatan politik ditentukan antara lain (1) Dukungan militer (langsung atau tidak langsung) dan birokrasi (ada jalur "ABG"di GOLKAR). (2) Dukungan dari berbagai katangan masyarakat, seperti kelompok-kelompok independent intelektual/cendekiawan, akademisi, pembaru, dan katangan profesional yang tidak lagi tertarik dengan politik aliran ; (3) UU Parpol dan GOLKAR yang kondusif bagi GOLKAR; (4) kebanyakan politik massa mengambang; (5) kompetitor politik yang terbatas (hanya ada, tiga kontestan pemilu); (6) insfrastruktur GOLKAR yang nyata dan kuat dari pusat hingga daerah-daerah; (7) kader-kader yang memiliki dedikasi dan loyalitas pada, organisasi, (8) GOLKAR hanya diposisikan sebagai "the party of the ruler"(Partainya pemerintah/penguasa), bukan "the rolling Party (Partai yang memerintah/ berkuasa).
85
Pada era reformasi Partai GOLKAR dihadapkan pada adanya perubahan Sistem politik secara mendasar. Konsekuensinya: (1) Partai GOLKAR tidak lagi di dukung jalur A dan B, karena institusi TNI/POLRI dan birokrasi/PNS menerapkan asas netralitas politik; (2) Jumlah Partai politik semakin banyak, sehingga tidak memungkinkan GOLKAR di posisikan lagi secara ekslusif, tetapi harus menjadi Partai politik yang sejajar dan harus bersaing dengan yang lain dalam pemilu; (4) Tidak ada lagi kebijakan massa mengambang dan aturan-aturan politik yang menguntungkan Partai GOLKAR; (5) Partai GOLKAR berjuang untuk dapat menjadi "the rulling party Secara internal Partai GOLKAR dengan Paradigma baru, ditandai dengan penghapusan lembaga Dewan Pembina (yang sebelumnya sangat menentukan dan cenderung menghambat demokrasi internal), serta pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis dan bersifat bottom -up berdasarkan aspirasi dan bawah. Dalam Paradigma baru Partai GOLKAR ditegaskan bahwa: a. Partai GOLKAR adalah Partai Mandiri yang merupakan organisasi kekuatan sosial politik yang mampu mengambil setiap keputusan politik dan kebijakan organisasi tanpa campur tangan atau intervensi dari pihak manapun. b. Partai GOLKAR adalah Partai Demokratis yang yang senantiasa, baik secara internal maupun eksternal, betul-betul menjadi pelopor tegaknya kehidupan politik yang demokratis dan terbuka. c. Partai GOLKAR adalah Partai yang responsif yang senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi dan kepentingan rakyat, serta konsisten untuk memperjuangkannya menjadi keputusan politik yang bersifat publik dan
86
menguntungkan seluruh rakyat. d. Partai GOLKAR adalah Partai terbuka (inklusif) bagi segenap golongan lapisan masyarakat tanpa membedakan Latar belakang agama, suku, bahasa, dan status sosial ekonomi. e. Partai GOLKAR adalah Partai Moderat yang senantiasa mengutamakan posisi tengah (moderat) dan tidak berorientasi ke "kiri"atau ke "kanan"secara ekstrem. f. Partai GOLKAR adalah Partai yang Solid yang secara utuh dan kukuh senantiasa berupaya mendayagunakan segenap potensi yang dimilikinya secara sinergis. g. Partai GOLKAR adalah Partai yang mengakar yang senant iasa mengupayakan agar para anggota dan kadernya tumbuh dan berkembang dari bawah berdasarkan alas prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT).
4.1.3. Tujuan Partai GOLKAR 1. Mempertahankan dam mengamalkan Pancasila Serta menegakkan UUD 1945; 2. Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945; 3. Menciptakan masyarakat adil dan makmur, merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
87
4. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi, yang menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan, hukum, dan Hak Asasi Manusia.
4.1.4. Fungsi Partai GOLKAR : 1. Menghimpun Persamaan sikap politik dan kehendak untuk mencapai cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; 2. Mempertahankan, mengemban, mengamalkan, dan membela Pancasila serta berorientasi pada program pembangunan di segala bidang tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan; 3. Menyerap, menampung, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi rakyat, serta meningkatkan kesadaran politik rakyat dan menyiapkan kader-kader dengan memperhatikan kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4.1.5. Ikrar Partai GOLKAR Partai GOLKAR mempunyai ikrar yang disebut Panca Bhakti, Panca Bhakti adalah penegasan kebulatan tekad sebagai pertanggung jawaban doktrin untuk mewujudkan tujuan Partai GOLKAR Panca Bhakti merupakan pendorong dan penggugah semangat dalam melaksanakan perjuangan Partai GOLKAR. ikrar Panca Bhakti berbunyi sebagai berikut :
88
1.
Kami Partai Golongan Karya adalah insan yang percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.
Kami warga Partai Golongan Karya adalah pejuang dan pelaksana untuk mewujudkan cita-cita Proklamsi 1945, pembela Serta pengamal Pancasila;
3.
Kami warga Partai Golongan Karya adalah Pembina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak setia kawan;
4.
Kami warga Partai Golongan Karya bertekad bulat melaksanakan amanat penderitaan rakyat untuk membangun masyarakat adil, makmur, aman, tertib, dan sentosa;
5.
Kami warga Partai Golongan Karya setia kepada Undang Undang Dasar 1945, mengutamakan kerja keras, jujur, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembaharuan dan pembangunan.
4.1.6. Lambang, Motto,Visi dan Misi Partai GOLKAR
Motto Partai GOLKAR adalah "Suara GOLKAR Suara Rakyat", dengan harapan seluruh kader Partai GOLKAR rajin menemui rakyat. Karenanya poskoposko aspirasi rakyat harus didirikan di DPD II, karena rakyatlah yang akan menentukan berhasil tidaknya GOLKAR kedepan.
89
Pengertian visi adalah gambaran tujuan atau cita-cita masa depan yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Berdasarkan Keputusan Munas VIII Partai GOLKAR
Nomor.
VII/MUNAS-VIII/GOLKAR/2009.
Visi
partai
GOLKAR adalah: Terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat maju, modern, damai, adil, makmur, beriman dan berakhlak mulia, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan bermatabat dalam tata pergaulan Dunia. Pengertian misi adalah rumusan-rumusan utama sebagai penjabaran dan iniplementasi visi organisasi. Berdasarkan keputusan Munas VIII Partai GOLKAR Nomor: II/MUNAS-VIII/GOLKAR/2009, Misi Partai GOLKAR adalah: a. Menegakkan, mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai
dasar dan ideologi bangsa demi memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Mewujudkan
cita-cita
Proklamasi
melalui
pelaksanaan
pembangunan
nasional di segala bidang untuk mereasilasikan masyarakat yang demokratis dan berdaulat, hukum dan menghormati hak asasi manusia, Serta terwujudnya ketertiban dan perdamaian Dunia. c. Mewujudkan pemerintahan yang efektif dengan tata pemerintahan yang
baik, bersih, berwibawa dan demokratis.
90
4.1.7. Struktur Organisasi Partai GOLKAR Struktur Organisasi Partai GOLKAR terdiri atas tingkat Pusat, tingkat Provinsi, tingkat Kabupat en Kota, tingkat
Kecamatan, dan
t i n g k a t Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya, yang masing -masing berturut-turut dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Provinsi, Dewan Pimpinan Daerah kabupaten Kota, Pimpinan Kecamatan dan Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain. Pengurus DPP GOLKAR 1.
Ketua Umum, H. Aburizal Bakrie
2.
Sekretariat Jenderal Idrus Marham
3.
Bendahara Umum Drs. Setya Novanto
Pengurus DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan 1.
Ketua Buchori Samsi
2.
Sekretaris Ahmad Ridwan
3.
Bendahara Ilham Arief Sirajuddin
4.2. Hasil Penelitian Dalam Komunikasi politik, komunikator politik memainkan peran sosial yang utama, khususnya dalam proses pembentukan opini publik. Komunikator politik sebagai pelaku atau diidentifikasi sebagai pemimpin yang memiliki potensi dan kompetensi di atas rata-rata dibandingkan warga negara pada umumnya dalam hal menyampaikan pikiran atau gagasan di mana pun dia berada. Upaya
91
untuk menyatakan dirinya sebagai komunikator politik, meliputi; politisi, komunikator profesional, dan aktivis, maka yang dituntut adalah mempunyai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi mempunyai makna bahwa seorang yang mampu dan cerdas dalam menyampaikan argumen, gagasan, dan pemikiran kepada publik, di mama pun dia berada. artinya, di mana pun dia berada setiap statement mampu mempengaruhi dalam setiap apa yang diucapkan. Komunikator
politik
sebaiknya
memiliki
kapasitas
sebagai
pemimpin. Orang yang mengidentifikasi dirinya berkemampuan sebagai komunikator politik adalah orang yang memiliki leadership. Bagi orang yang masuk kedalam panggung politik dan kekuasaan, hal yang tak bisa ditawarkan adalah memiliki kemampuan dalam memimpin. Pemimpin itu tak lahir seketika atau instant. Pemimpin sejak lahir sudah terlihat bakatnya sebagai pemimpin di mana pun dia berada. Dalam komunikasi politik, komunikator politik merupakan salah satu
faktor
yang
menentukan
efektivitas
komunikasi.
Beberapa
studi
mengidentifikasi sejumlah karakteristik yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Richard E. Petty dan John T. Cacioppo dalam bukunya Attitudes and Persuasion: Classic and Contemporary Approaches, dikatakan bahwa ada empat komponen yang harus ada pada komunikator politik, yaitu:
92
1.
Kredibilitas (communicator credibility)
2.
Daya tarik (communicator attractiveness)
3.
Kesamaan (communicator siniilarity)
4.
Power (communicator power)56
1
Komunikator Politik dalam penelitian ini adalah:
1. Buchori Samsi – Ketua Partai GOLKAR DPD II Jakarta Selatan Buchori Samsi yang menjabat sebagi Ketua DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil observasi, Buchori Samsi yang biasa dipanggil Pak Buchori ini, adalah sosok pemimpin yang gigih, kuat, dan seorang pejuang partai. Beliau mempunyai kehormatan untuk menjabat sebagai Ketua DPD GOLKAR mengingat, sudah banyak putra asli daerah yang menjabat sebagai Ketua DPD GOLKAR. 2. Ahmad Ridwan - Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan Ahmad Ridwan yang juga seorang Pengusaha, adalah satu-satunya wakil dari Partai GOLKAR Jakarta Barat; saat ini beliau menjabat sebagai Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan periode 2009-2014.. Beliau terkenal sebagai orang yang kritia dalam menghadapi persoalan yang berada di Jakarta Selatan. Walaupun beliau bukan berasal dari orang politik akan tetapi beliau selalu profesional ketika ia menjadi seorang kader GOLKAR, sudah hampir dari 20 tahun beliau aral melintang di GOLKAR, tak heran mengapa saat ini beliau bisa menduduki sebagai Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan. Beliau terkenal royal terhadap para kontingen atau pengikutnya, beliau bisa dikatakan Bapak atau orang tua satu-satunya tempat meminta dan mengadu bagi Partai 56
Dan Nimmo, 1989. Komunikasi Polilik Komunikator, Pesan dan Media(EdisiTerjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
93
GOLKAR Jakarta Selatan. Kedua orang inilah yang amat sangat berpengaruh di Partai GOLKAR Jakarta Selatan, peran mereka sebagai seorang pemimpin selalu di awasi dan domonitori oleh pengikut; teman dan lawan politik mereka, masyarakat selalu melihat mereka sebagai wakil dari Partai GOLKAR, oleh karena itu baik perilaku mereka, maka citra positif yang dihasilkan untuk Partai GOLKAR, begitupun sebaliknya. Citra seseorang hanyalah arti yang dimiliki seseorang bagi orang lain, suatu integrasi mental yang halus dari berbagai sifat yang diproyeksikan oleh orang itu dan yang dipersepsi dan diinterpretasikan rakyat menurut kepercayaan, nilai, dan pengharapan mereka. Kebanyakan
politikus
mendapat kesulitan besar untuk bisa dikenal, bahkan untuk mempunyai citra. Citra yang diharapkan oleh partai GOLKAR tentu saja citra yang baik atau citra positif, bahkan Pak Buchori Samsi berpendapat bahwa citra politik sangat penting dan jelas-jelas menyebut bahwa 60 % citra partai sangat mempengaruhi, diterima atau tidaknya program-program politik yang dijalankan di Partai tersebut. "... untuk mencapai tujuan agar kerja politik itu bisa dilaksanakan dengan sukses akan didukung oleh 60% citra politik yang baik pula, jadi jika citra politik itu jelek untuk Jakarta Barat maka kemungkinan "kerja-kerja politikpun akan menjadi rusak pula apabila citra politiknya rusak.. "
94
Menjaga citra positif partai di mata rakyat dan semua kalangan, terutama dengan senantiasa memperhatikan dan merespons aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, sehingga partai GOLKAR tertanam kuat di benakmasyarakat.
4.2.1 Peran Komunikator Politik Partai GOLKAR DPD II Jakarta Selatan. Komunikasi politik menurut McNair murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan untuk -memberi kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislative atau eksekutive, Serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda. Komunikator politik DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan yaitu Buchori Samsi, yang melakukan komunikasi langsung dan tidak langsung. Bpk. Buchori Samsi, adalah salah satu dari pemimpin Partai GOLKAR tingkat Kotamadya se Indonesia, yang sudah 23 tahun berorganisasi dan menjadi kader
Partai GOLKAR, Bpk. Buchori Samsi dalam kesehariannya
berprofesi sebagai Professional yang sudah sering memberikan seminarseminar usahawan ditingkat nasional. Komunikasi langsung dan tidak langsung yang dimaksudkan oleh Bpk. Buchori Samsi adalah sebagai berikut: "...komunikasi politik langsung dan tidak langsung. Komunikasi Langsung, bisa berupa: Temu kader GOLKAR, Kader fungsional, yaitu pengurus Partai DPD tingkat II Jakarta Selatan, PK, PL Korwil dan Hasta Karya yang terdiri dari
95
organisasi. Komunikasi tidak langsung; Melalui telp, sms, Surat dll... ,57 H a l i n i j u ga d i p e r j e l a s d e n ga n k e t e r a n ga n d a r i S e k j e n D P D II P a r t a i GOLKAR Jakarta Selatan "komunikasi politik kebersamaan karena motto kami ringan sama jinjing, berat sama dipikul " Sedangkan komunikasi politik yang dijalankan oleh Ahmad Ridwan sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan adalah sebagai berikut: "... Saya awaInya bukan orang politik tapi ketika saya ada disana otomatis yang ada di dalam diri saya adalah bagaimana menyamakan persepsi kepada semua anggota DPRD, tidak hanya kepada faksi saya saja tetapi kepada semua faksi agar kita bersama-sama menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat demi kepentingan masyarakat sehingga sayapun mudah komunikasi dengan siapapun juga terkait dengn pesan-pesan dari masyarakat yang kita perjuangkan...58 Berdasarkan
hasil
wawancara
diatas
bersama
komunikator-
komunikator politik tentang komunikasi yang terjalin di DPD II adalah komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung yang terjalin berupa temu kader, temu kader adalah program yang terjalin oleh DPP (Dewan Pimpinan Pusat), yang ditugaskan kepada DPD II berupa : 1.
Kunjungan PK-PL, yaitu kunjungan pengurus-pengurus DPD II ketingkat kecamatan dan kelurahan, untuk pemilihan PK (Pengurus Kecamatan) dan PL (Pengurus Kelurahan) yang baru, sesuai dengan
57 58
Hasil jawaban draft wawancara Ketua Golkar DPD II Jakarta Selatan no 2 Hasil jawaban draft wawancara Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan no 2
96
eksistensi dan loyalitas kader tersebut kepada Partai GOLKAR dan Ketua DPD II. 2. TOT (Training of Traine), yang ditugaskan oleh DPP ke pada DPD I atau
DKI Jakarta, untuk mengadakan TOT, yang diiaksanakan di DKI, dan masingmasing DPD II mengirimkan kader-kader terbaik untuk mengikuti TOT, dan memahami peran yang diberikan oleh para narasumber di dalam TOT tersebut. Sehingga para kader yang menghadiri TOT tersebut siap dan mampu untuk menjadi narasumber pada program karakterdes, yang diadakan di tiap Kecamatan di DPD II. 3. Karakterdes (Kader Penggerak Teritorial Desa), tujuan dari TOT yang
sebelumnya sudah dibahas di atas, adalah agar para kader yang mengikuti TOT tersebut dapat menjadi nara sumber di karaktedes tiaptiap kecamatan DPD II, dengan masing-masing topik yaitu; a) Profit Ketua Umum GOLKAR b) Kegolkaran c) Pancasila d) Tehnik Komunikasi Tujuan dengan diadakannya karakterdes ini, diharapkan audience atau para kader-kader tiap kecamatan dan kelurahan mampu, mengaplikaskan ilmu yang diriapatkan di karakterdes tersebut, dan mampu mengajak orang lain untuk masuk dan bergabung di Partai GOLKAR. Kader Partai adalah Anggota yang telah mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader dan disaring atas dasar kriteria
97
1.
Mental - Ideologi;
2.
Penghayatan terhadap Visi, Misi, dan Platform Partai;
3.
Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT);
4.
Kepemimpinan;
5.
Militansi dan mandiri;
Yang dimaksud dengan kader fungsional yaitu fungsional adalah penguruspengurus DPD II baik dari tingkat Kotamadya Jakarta Barat, dimulai dari Wakilwakil Ketua Bidang, hingga anggota pengurus DPD II. Dan juga dari tingkat PK (Pengurus Kecamatan), PL (Pengurus Kelurahan), Korwil (Koordinator wilayah) dan Hasta Karya atau ormas-ormas yang menjadi kekuatan Partai GOLKAR, diantaranya: a. Ormas yg mendirikan GOLKAR : 1)
MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong)
2)
KOSGORO (Koperasi Serba Guna Gotong Royong)
3)
SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia)
b. Ormas yg didirikan GOLKAR : 1) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Pengajian Al Hidayah, Himpunan Wanita Karya, Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) dan Satkar Ulama. c. Organisasi Sayap yaitu: 1)
Angkatan Muda Partai GOLKAR (AMPG –Sayap Pemuda)
2)
Kesatuan Perempuan Partai GOLKAR (KPPG – Sayap Wanita).
2. Ormas Kelompok Strategis:
98
1)
Ormas Pemuda (KNPI, Karang Taruna dll)
2)
Ormas Wanita (KOWANI, PERIP, Majelis Ta’lim dll)
3)
Ormas Profesi (HKTI, HNSI, KADIN, Advocat, PH dll)
4)
Ormas Guru (PGRI dll)
5)
Seni/Budayawan(PARFI, PARSI, dll)
6)
Pengusaha (KADIN, HIPMI, GAPENSI dll)
7)
Media Massa (PWI, Pemilik media dll)
8)
Cendekiawan/Pengamat
9)
Surveyor Potitik (LSI, LP3S dll)
10)
Pengusaha Kecil (UKM dll)
3. Lembaga, Non Ormas (Simpatisan/Pendukung): LSM, Paguyuban Adat/Kedaerahan, Organisasi Kemahasiswaan (BEM), Perguruan Tinggi (Forum Rektor), Kelompok Minat/Bakat (Wanadri, Klub Olah raga, Sanggar Seni), Kelompok Marginal (Ojek, Putus Sekolah, Pemulung, dll) Sedangkan komunikasi yang tidak langsung di DPD II, adalah komunikasi yang terjalin hanya menggunakan media elektronik, seperti HP, Surat dan juga email. Biasanya komunikasi tidak langsung, lebih bersifat tidak formal, akan tetapi penting. Seperti sekedar bersilahturahmi, untuk menanyakan kabar. Dan juga penting untuk menghadiri acara-acara yang dilaksanakan oleh kader-kader atau pengurus DPD II, seperti; acara pernikahan, khitanan, nyelawat, syukuran dll.
99
4.2.2. Komunikasi Politik Komunikator Politik Ketua DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan Dengan Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan. Komunikasi politik yang terjalin di GOLKAR Jakarta Selatan teryata bukan semulus dan selancar yang kita kira. Karena ternyata terdapat perbedaan persepsi antara, Ketua DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan yang saat ini di Jabat oleh Buchori Samsi dengan Sekretaris DPD II dari Jakarta Selatan yaitu Ahmad Ridwan yang duduk di DPD II sebagai Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan. Sebagai berikut: "...Komunikasi yang terjalin antara saya dengan PK-PL berjalan lancar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi komunikasi yang terjalin antara saya dengan anggota DPRD Dapil Jakarta Selatan tidak demikian. Maka langkah yang saya ambil adalah dengan rekonsiliasi mencoba untuk bertegur sapa secara Tidak langsung melalui sms dan telpon. Sudah pula mencoba untuk bertemu tapi nyatanya tidak di respon dan seminggu yang lalu terjadi komunikasi pendek agar adanya pertemuan antara ketua DPD II dengan Sekretaris DPD II tapi ternyata masih separuh hati diakukan dengan Pak Ahmad Ridwan. Akhirnya pertemuan yang seyogyanya terjadi untuk rekonsil iasi tidak terjadi sesuai yang diharapkan.... "59 Hal yang kurang lebih sama juga diasampaikan oleh Ketua DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan yaitu: "...Ketika terjadi pergantian kepemimpinan DPD II Jakarta Selatan yang
59
Hasil jawaban draft wawancara no. 4
100
ditandai dengan MusDa , terjadilah kepentingan-kepentingan politik yang berbeda antara kelompok-kelompok yang menginginkan mendapat kursi no satu menjadi ketua DPD II pada saat itu ada dua kubu yang memperebutkan jabatan menjadi ketua DPD, kubu yang pertama atau kelompok yang pertama, atau faksi politik yang pertama adalah faksi pak Buchori Samsi yang mencalonkan bapak, Martin menjadi ketua DPD II yang notabennya pak Buchori Samsi dan Pak Martin adalah faksi Surya Paloh, lalu kelompok kedua yang memperebutkan jabatan Ketua DPD II adalah faksi Ahmad Ridwan yang didukung oleh DPD I GOLKAR DKI Jakarta yang notabennya adalah faksi atau anggota Abu Rizal Bakrie yang saat ini menjabat menjadi kekuasaan tertinggi yaitu sebagai Ketua Umum di lingkup Nasional. didalam kekuatan politik sudah sesuatu hot yang wajar jika kelompok yang sedang berkuasa adala Abu Rizal Bakrie seyogyanya perwakilan di tiap provinsi maupun di tiap-tiap kotamdya pun orangorang Abu Rizal Bakrie. Hal ini dipertegas kembali oleh, Bpk. Buchori Samsi yaitu: "...Saya melihatnya begini, tentu saja saya ingin berkomunikasi kepada setiap Kader-Kader GOLKAR yang ada di Jakarta Selatan, tapi tentu saja komunikasi yang bermanfaat bukan terbuang begitu saja jadi dalam komunikast juga saya harus melihat karakter sifat dan orang-orang yang ingin kita berkomunikasi dan dia bisa menyambung kepada masyarakat penyambung lidah. Dalam hal ini tentu saja saya inginnya ya selalu berkamunikasi dengan Kader GOLKAR tapi, tidak hanya sebatas pimpinan di
101
wilayah saja karena saya lebih tahu dari pada orang yang menjabat itu, mana kala orang itu tidak mampu mengartikan pesan itu maka saya akan turun ke tempat yang lain, ketingkat kelurahan, tingkat kecamatan bahkan ketingkat
RW,
RT
dimana
sebagai
wakil
rakyat
saya
harus
mensosialisasikan pejabat-pejabat pemerintah daerah dan bahkan PKPK mengontrol, apakah pejabat-pejabat yang ada difraksi ini bisa melaksanakan fungsi tugasnya sebagai aparatur daerah..60 Berdasarkan hasil jawaban diatas bisa dilihat bahwa ada masalah pribadi antara Ketua DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan dengan Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan. Masalah ini bermula dari, pemilihan Ketua Umum Partai GOLKAR, yang menghasilkan dua calon Ketua Umum yaitu Aburizal Bakrie dan Surya Paloh, yang dimenangkan oleh aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai GOLKAR periode 2009-2014. Munculnya dua calon ketua umum tersebut menghasilkan fraksi-fraksi atau pengikut dari masing-masing Ketua Umum. Buchori Samsi termasuk faksi Aburizal Bakrie, sedangkan Ahmad Ridwan yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan, yang menduduki jabatan sebagai Ketua DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan selama dua periode 1998-2004 dan 2004-2009. Lalu ketika diadakan Musda atau Musyawarah Daerah Provinsi, Musda adalah pemegang, kekuasaan partai di tingkat provinsi yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun, Musyawarah Daerah Provinsi berwenang : 1. Menetapkan Program Kerja Provinsi;
60
Op Cit, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, no 5
102
2. Menilai pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah Provinsi; 3. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Provinsi; 4. Menetapkan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi; 5. Menetapkan Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai GOLKAR Provinsi; 6. Menetapkan keputusan-keputusan lain; Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa ternyata, ada jurang besar antara. Bpk. Buchori Samsi dan Bpk. Ahmad Ridwan, dan itu semua diakibatkan atas perbedaan faksi antara keduanya. Bpk. Ahmad Ridwan yang berasal dari faksi Aburizal Bakrie dan Bpk. Buchori Samsi berasal dari fraksi Surya Paloh, oleh karena itu mereka, mempunyai perbedaan pandangan yang besar terhadap Partai GOLKAR Jakarta Selatan, karena mereka berdua yakin mereka lebih baik antara satu dan yang lain. Dan satu hal yang paling disayangkan adalah ternyata bahwa Bpk. Buchori Samsi lah yang dulu bisa dikatakan sebagai Guru untuk Bpk. Ahmad Ridwan yang memperkenalkannya dengan Dunia Partai dan dulu di kenal sebagai Tangan kanan dari Bpk. Buchori Samsi. Ketika terjadi Musda Bpk. Buchori Samsi yang termasuk fraksi Surya Paloh, mendukung Bpk. Martin untuk menggantikannya sebagai Ketua DPD II Jakarta Selatan, sedangkan lawan dari Bpk. Martin adalah Ahmad Ridwan yang berasal dari fraksi Aburizal Bakrie. Kemenangan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai GOLKAR, ternyata, berpengaruh besar terhadap pemilihan-pemilihan ketua di tingkat provinsi. Hal ini juga terjadi di wilayah Jakarta Selatan, sehingga Musda yang dilaksanakan,
103
menghasilkan Ahmad Ridwan sebagai Ketua, DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan. Atas kemenangan Ahmad Ridwan, terjadilah konflik pribadi antara, Ahmad Ridwan dengan Buchori Samsi, sehingga komunikasi yang terjalin antara Ketua DPD II partai GOLKAR Jakarta Selatan dengan sekretaris Dapil (daerah pemilihan) Jakarta Selatan atau Bpk. Ahmad Ridwan, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris DPD II Jakarta Selatan, tidak terjalin efektif.
4.2.3. Peran Komunikator Politik Partai GOLKAR Selatan dalam Membentuk Citra Positif Partai.
Jakarta
Citra adalah kata kunci untuk diterima tidaknya oleh masyarakat, citra suatu lembaga, baik maka kemungkinan besar gagasan, visi, misi Partai sekaligus progam Partai akan lebih mudah diterima, demikian juga sebaliknya, oleh sebab itu, tugas utama adalah bagaimana Partai mampu menjadikan image agar Nama baik Partai tetap baik dan mampu memperoleh. Untuk mendapatkan citra yang positif maka, Bpk. Ahmad Ridwan sebagai Sekretaris DPD II Jakarta Selatan melakukan hal berikut: "...Tentu saja citra politik sejalan dengan apa yang kita lakukan, tidak kuclukkucluk citra itu datang. Terkait dengan itu citra bisa dibentuk pertama dengan pemimpin-pemimpin tingkat nasional, tiap gejolak yang berpusat di nasional dan dipusat pemerintahan itu berpengaruh kepada kaderkadernya yang ada di Jakarta dan di tingkat bawah bawah harus punya citra yang positif jadi tidak melemahkan Partai, dan tidak juga punya suatu masalah, karena punya masalah maka citra Partai akan lemah, kedua bukan hanya bersih saja tapi harus berbobot dan berkualitas serta
104
peduli dan care dan baik terhadap masyarakat sampai dimana kita tinggal, jangan kita unggul disuatu tempat kita tidak dikenal dengan lingkungannya, peduli bagi masyarakat agar citra politk Partai benarbenar bisa dikenang serta diterima oleh masyrakat dengan baik, jadi masyarakat mengenal Kader-kadernya dan itu harus dibangun bersamabersama... "61 Dalam hal ini Bpk. Ahmad Ridwan juga mempunyai pendapat yang yaitu tidak jauh berbeda, yaitu. "..Citra positif bagi DPD II sangat penting. Untuk GOLKAR Jakarta Selatan Citra politik adalah sebuah program atau sebuah kerja politik yang wajib dilakukan karena politik tanpa citra yang baik, tidak akan menjadi politik yang sukses. Artinya sukses kerja-kerja
politik harus diniilai
dengan citra politik yang baik pula. Jadi citra politik yang positif sangat penting bagi DPD II GOLKAR Jakarta Selatant. Dalam kerja politik contoh target DPRD itukan kerja politik, untuk mencapai tujuan agar kerja politik itu bisa dilaksanakan dengan sukses akan didukung oleh 60% citra politik yang baik pula, jadi jika citra politik itu jelek untuk Jakarta Selatan maka kemungkinan kerja-kerja politikpun akan menjadi rusak pula apabila citra politiknya rusak... ,62 Dan untuk mendapatkan citra positif tersebut Bpk. Ahmad Ridwan mempunyai beberapa cara yaitu: " Melalui program-program kerja yang langsung bersentuhan langsung 61 62
Ibid, Sekretaris DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan, no 6 Op.Cit, Ketua DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan, no.8
105
dengan kepentingan-kepentingan GOLKAR Jakarta Selatan, antara lain apabila terjadi kebakaran kita turun langsung sebagi bukti empati dan kepedulian Partai GOLKAR terhadap rakyat kemudian apabila ada kader Partai atau masyarakat Jakarta Selatan yang sulit mendapatkan biaya rumah sakit karena terlalu mahal maka melalui posko aspirasi yang ditiaptiap DPD II memiliki posko aspirasi tersebut. Yang inti dari posko beban rakyat. Visi Partai GOLKAR adalah Terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, modern, damai, adil, makmur, beriman dan berakhlak mulia, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan bermatabat dalam pesta pergaulan Dunia. Sedangkan misi partai GOLKAR adalah: a.
Menegakkan, mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa demi memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b.
Mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mereasilasikan masyarakat yang demokratis dan berdaulat, hukum dan menghormati hak asasi manusia, Serta terwujudnya ketertiban dan perdamaian Dunia.
c. Mewujudkan pemerintahan yang efektif dengan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan demokratis. Visi dan misi Partai GOLKAR tersebut bisa diterima oleh masyarakat jika Partai GOLKAR memiliki citra yang baik di masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara
106
diatas, diketahui ada beberapa cara untuk memperoleh citra yang baik dimasyarakat, yaitu: 1. Nama baik dan reputasi pemimpin-pemimpin tingkat Nasional. Karena ketika
terjadi gejolak diatas ataupun di tingkat nasional, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kepengurusan tingkat daerah dan provinsi, bahkan ke tingkat kecamatan dan kelurahan. Tindak-tanduk para anggota DPR RI dan DPRD Kota/Kabupaten dari Partai GOLKAR, tindak-tanduk Ketua Umum, tindak-tanduk semua pengurus partai, juga akan menjadi ukuran keberhasilan. Kalau kita ribut soal isu-isu populer saja mengenai kenaikan gaji anggota DPR, kenaikan gaji Menteri, kenaikan gaji Bupati, atau ribut tentang pembangunan gedung baru DPR, dan sebagainya, tapi tidak sibuk bekerja mengurus kepentingan rakyat, maka rakyat tidak akan mau memilih Partai GOLKAR. 2. Memiliki
kader
yang berkualitas,
kader
yang
perduli
terhadap
lingkungan sekitar, terutama di daerah lingkungan tempat tinggalnya. Keperdulian
tersebut
dibuktikan
dengan
tindakan
nyata
yang
diberikan, baik bantuan secara materi atau non materi. Sehingga rakyat di lingkungan tersebut mengenal kita secara individu dan juga bisa menerima Partai GOLKAR. 3. Melaksanakan program-program, kerja politik yang bersentuhan langsung dengan rakyat, seperti aktif memberikan bantuan ketika terjadi musibah. Mengadakan kegiatan rutin seperti pengajian bulanan dan diskusi politik.
107
4. Mendirikan Posko aspirasi, posko aspirasi menyerupai Rumah Aspirasi rakyat yang diusulkan BURT DPR. Pembentukan Posko Aspirasi Rakyat merupakan bagian dari cita-cita GOLKAR membangun desa. Pembentukan posko aspirasi juga sebagi bentuk penolakan rumah apirasi yang pembangunannya menggunakan dana APBN. Setiap kantor DPD di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota akan memiliki Posko Aspirasi Rakyat. Seperti yang digambarkan berikut ini : Pengurus DPP (Dewan Pimpinan Pusat)
Menjaga nama baik dan tingkah laku masing-masing, juga perduli lingkungan sekitar
Pengurus DPD I (Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I Hasil Observasi : 1. Bpk. Buchori Samsi, memberikan Pengurus DPD II (Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II
sumbangan kepada korban musibah kebakaran Rp.30 JT untuk warga Pasar Minggu. 2. Membuka Posko bantuan Golkar di tiap terjadi musibah.
108
Hal ini juga telah dirasakan langsung oleh Mba Gina salah satu warga sekitar DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan, yaitu: “ya saya rasa begitu, karena kami juga Sering mendapatkan sumbangansumbangan atau sembako-sembako dan sekedar makanan dari GOLKAR. Mba Gina sebagai warga biasa merasa Partai GOLKAR DPD II Jakarta Selatan sudah mampu memberikan citra positif dengan program-progam yang dimilikinya melalui berbagai acara yang dilakukan.
4.2.4. Peran Komun ikator Pol itik DPD II Partai GO L KAR Un tuk Meningkatkan Suara GOLKAR di Jakarta Selatan. Pada Pemilihan legislatif 2004-2009 Partai GOLKAR Jakarta Selatan hanya mampu mendapatkan Lima kursi di DPRD DKI Jakarta yang saat ini di duduki oleh Bpk. Ahmad Ridwan sebagai Sekretaris DPD II Jakarta Selatan. Sedangkan pada pemilihan legislative 1999-2004 Partai GOLKAR Jakarta Selatan mendapatkan dua kursi di DPRD DKI Jakarta. Oleh karena itu pada pemilihan legislative yang akan datang DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan mempunyai beberapa cara agar bisa mendapatkan lebih dari satu kursi di DPRD DKI Jakarta. Seperti yang di ungkapkan oleh Bpk. Buchori Samsi, yaitu: "...Balik lagi ke Kader-kadernya karakteristik dari pada personalpersonalnya sendiri, jaman saya bisa dapet 2 kursi, kembali lagi orangorangnya itu harus punya kredit point potensi, saya di DPRD saya dulu suara saya terbanyak di Jakarta Kembali lagi kesalahannya tidak menaruh orang orang yang dikenal masyrakat sebagai perpanjangan tangan
109
masyarakat. Kembali lagi ke Sistem penempatan orangnya jangan KKN tapi harus kembali lagi kepada kemampuan orang per orang untuk menjadi footgater jadi pengumpul suara, orang jadi pengumpul suara itu harus dikenal oleh masyarakat, bukan dikenal karena kecurangannya, atau keuangannya, tapi karena perbuatannya baik Peran Serta Kader-Kader GOLKAR itu sangat menentukan suara, jadi salah kita menempatkan orang yang tidak amanah, kegagalan yang kita terima.. " Sedangkan
Bpk.
Ahmad
Ridwan
mempunyai
beberapa
cara
untuk
mendapatkan kursi lebih dari satu ketika pemilu legislatif 2009-2014 yaitu: "...Kepemimpinan Ketua yang periode lalu kurang memberikan pembinaan dari pengurus sebelumnya kepada struktur Partai, mesin politik dibiarkan mati suri tidak diberikan -motivasi untuk memiliki semangat juang dan memotivasi pentingnya harga diri dalam merebut kekuasaan dan kemenangan Agar mendapalkan target kursi lebih dari satu, dan DPD Jakarta Selatan punya target 3 kursi DPRD dan I DPR-RI yang suara dan perolehan suara dari masyarakat Jakarta Selatan saja caranya antara lain melalui 1. Sukses konsolidasi (pemilihan PK, PL, KORWIL) yang baru saja selesai dilaksanakan pergantian 8 PK, 56 PL, 578 korwe yang hampir 80% adalah – wajah-wajah baru, sebagai bentuk regenerasi partai. 2. Sukses kaderisasi yaitu, diadakan pertemuan langsung, melalui rapat-rapat rutin bulanan dan pleno per tga bulan 1 bulan sekali mengadakan diskusi politik yang hendaknya membicarakan masalah-masalah actual yang terjadi di nasional,
110
provinsi maupun kotamadya Jakarta Selatan. 3. Sukses pemilu (pilkada; pemilu legislatif, dan pemilu presiden), dimana Gubernur yang terpilih adalah Gubernur yang didukung oleh partai GOLKAR. Pemilu legislatif diharapkan mampu memberikan banyak kursi untuk KaderKader atau calon-calon legislatif dari partai GOLKAR Dan pada pemilihan Presiden, Presiden yang terpilih adalah Presiden yang dicalonkan dari partai GOLKAR Berdasarkan hasil wawancara diatas, Bpk. Ahmad Ridwan juga mempunyai cara untuk mendapatkan 10 kursi DPRD dan 1 DPR-RI dari Partai GOLKAR Jakarta Selatan, yaitu dengan cara menjalankan program umum atau catur sukses Partai GOLKAR di Jakarta Selatan.
Catur Sukses adalah empat program utama sebagai ikhtiar menuju keberhasilan dan kesuksesan Partai GOLKAR. Disebut Catur Sukses, karena jika empat hal ini dilakukan secara konsisten dan berhasil, maka akan membawa Partai GOLKAR meraih kesuksesan dalam ranah politik dan kebangsaan. Catur sukses, yaitu: 1. Konsolidasi. Di sini partai harus terus-menerus melakukan konsolidasi organisasi mulai tingkat pusat hingga daerah. Konsolidasi dilakukan pada hubungan vertikal maupun horiaontal. GOLKAR memiliki 10 organisasi yang bernaung di bawah payung partai. Mereka bisa diandalkan untuk memunculkan kader-kader baru di daerah. 2. Kaderisasi. Di masa mendatang, Partai GOLKAR diarahkan untuk membuat
111
rekruitmen anggota lebih terbuka. Sistem kaderisasi yang ada saat ini harus diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang ada di masyarakat. Karenanya, Partai GOLKAR mematok target dapat meraih 40 juta pemilih pada Pemilu 2014. Sekitar 10 juta di antaranya adalah pemilih pemula yang merupakan kalangan muda. Kerja keras dan kontribusi nyata untuk target 40 juta pemilih itu diharapkan muncul pada tiap-tiap anggota DPR RI serta anggota. DPRD provinsi dan kota/kabupaten dari Partai GOLKAR. Tiap anggiota DPR RI ditargetkan mampu memantapkan 10 ribu kader untuk keanggotaan Partai GOLKAR di daerah pemilihannya. Sedangkan untuk setiap anggota DPRD provinsi, ditarget mampu menggaet sebanyak 5.000 kader. Dan, untuk tiap anggota. DPRD di kota/kabupaten ditargetkan dapat merangkul 2.500 kader. Dernikian puia halnya dengan gubernur dan wali kota atau pun bupati yang berasal dari GOLKAR. Namun, target kuantitatif itu juga harus diimbangi dengan target kualitatif. Target kaderisasi juga harus diarahkan pada peningkatan kualitas. Partai harus membuat Sistem pendidikan kader. Di dalamnya, partai harus memberikan pengetahuan pada kader tentang tujuan Partai GOLKAR, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila dan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, pemahaman menyeluruh terhadap falsafah bangsa, yakni Bhinneka Tunggal Ika serta kiprah Partai GOLKAR selama ini, harus menjadi bagian dari sistem pengkaderan. 3. Menciptakan kreativitas dan ketajaman ide serta pemikiran baru. Untuk itu, Partai GOLKAR diharapkan bisa membuat sikap, politik yang jelas serta tidak
112
sembunti terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Bahkan, untuk mendukung sukses tersebut, partai tidak perlu ragu untuk merekrut dan menggunakan tenaga-tenaga ahli agar bisa menelurkan pemikiran-pemikiran segar. Walau GOLKAR hanya memiliki 106 kursi di DPR, tapi mereka harus mempunyai pemikiran-pemikiran yang jelas sehingga bisa bersuara sesuai suara partai. 4. Sukses GOLKAR dalam pemilihan umum , baik pemilu kepala daerah, pemilu legislatif, dan pemilu presiden. Partai nantinya diarahkan untuk memenangkan permh ada sejumlah daerah dengan dukungan dari Dewan Pimpinan Pusat. Untuk hal yang terakhir ini, saya merasa gembira karena GOLKAR telah memenangkan 260 atau 53 persen pemilihan umum kepala daerah di seluruh Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir. Saya gembira karena semula GOLKAR menargetkan kemenangan sedikitnya 40 persen. Ternyata, target tersebut berhasil dilampaui, bahkan lebih besar. Keberhasilan itu merupakan modal besar dan akan membuat Partai GOLKAR lebih bersemangat merebut kernbali kemenangan di Pemilu 2014 nanti. Pemilukada bisa menjadi persiapan dan batu loncatan untuk memenangkan Pemilu 2014. Catur Sukses ini menjadi pegangan kader, baik kader yang ada, di pusat maupun daerah dalam menjalani tugas kepartaian. namun demikian, ada satu hal lagi yang tak boleh dilupakan, yakni perilaku atau tindak-tanduk para pimpinan maupun politisi dan kader Partai GOLKAR. Rakyat mengamati dan memerhatikan setiap perilaku atau tindak-tanduk kita. Rakyat akan selalu melihat dan mengamati,
113
apakah kader Partai GOLKAR sungguh-sungguh menyuarakan, mengusahakan serta memperjuangkan kepentingan mereka. Kalau kader-kader Partai GOLKAR tidak melakukan hal itu, Partai GOLKAR tidak akan menang. Tindak-tanduk para anggota DPR RI dan DPRD kota/kabupaten dari Partai GOLKAR, tindak tanduk saya, tindak-tanduk semua pengawas partai, juga akan menjadi ukuran keberhasilan. Kalau kita rebut soal isu-isu populer saja mengenai kenaikan gaji anggota DPR, kenaikan gaji menteri, kenaikan gaji bupati, atau ribut tentang pembangunan gedung baru DPR, dan sebagainya, tapi tidak sibuk bekerja mengurus kepentingan rakyat, maka rakyat tidak akan mau memilih Partai GOLKAR.
4.3. Pembahasan 4.3.1
Peran Komunikator Politik Partai GOLKAR DPD II Jakarta Selatan. Komunikasi politik yang dijalankan DPD II untuk membentuk citra positif,
yaitu melalui program-program politik yang dilaksanakan oleh DPD II. Sedangkan komunikasi yang terjalin antara pengurus DPD II dengan Ketua DPD II dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung, yaitu melalui tatap muka langsung atau juga bisa melalui sms dan telepon. Komunikasi dianggap penting dan harus selalu terjalin dengan rutin, sehingga tidak terjadi keacuh-acuhan dan ketidakpedulian antara pengurus dengan Ketua mereka. Pengurus yang dimaksud bisa pengurus langsung yang berada di susunan pengurus DPD II, dan juga pengurus di tingkat Kecamatan atau PK, di tingkat kelurahan atau PL dan di tingkat RW atau Korwe.
114
Komunikasi yang terjalin di DPRD dimana Bpk. Buchori Samsi sebagai wakil dari DPD II, menjalin komunikasi tidak hanya dengan fraksi GOLKAR melainkan juga dengan semua faksi yang berada di DPRD DKI Jakarta, walaupun bukan dari Latar belakang bidang ilmu politik akan tetapi beliau menyadari pentingnya komunikasi sehingga memudahkan beliau untuk Menyampaikan aspirasi rakyat dengan rekan-rekan yang lain dan bisa menerima aspirasi tersebut dan melaksanakannya bersama-sama dengan baik, sebagai salah satu fungsi dari wakil rakyat. Pemilihan Ketua Umum GOLKAR antara faksi Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, menyebabkan timbulnya dua faksi di Partai GOLKAR, yaitu faksi Surya Paloh dan faksi Aburizal Bakrie. Bpk. Buchori Samsi adalah faksi Surya Paloh sedangkan Bpk. Ahamad Ridwan adalah faksi Aburizal Bakrie. Perbedaan ini mengakibatkan konflik internal antara Bpk. Ahmad Ridwan dan Bpk. Buchori Samsi. Pada masa 2004-2009 DPD II Partai GOLKAR dipimpin oleh Bpk. Buchori Samsi, lalu ketika terjadi pergantian Ketua DPD II Bpk. Buchori Samsi mendukung Bpk. Jimmy sebagai penggantinya akan tetapi ketika terjadi Musda ternyata Bpk. Ahamad Ridwan lah yang terpilih untuk menjadi Ketua, DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan, dan semenjak itulah komunikasi tidak terjalin secara efektif antara kedua belah pihak. Bpk. Ahmad Ridwan sudah berusaha menghubungi Bpk. Buchori Samsi yang merupakan wakil satu-satunya dari Jakarta Selatan akan tetapi, upaya-upaya rekonsiliasi yang Bpk. Ahmad Ridwan upayakan tetap tidak memberikan hasil. Begitupun Bpk. Buchori Samsi beliau berpendapat sebuah komunikasi yang terjalin haruslah komunikasi yang
115
bermanfaat, sehingga bisa menjadi penyambung lidah masyarakat. Jika orang yang dianggap tidak mampu menjadi penyambung lidah tersebut, maka lebih baik berkomunikasi langsung ke masyarakat. Citra politik sangat penting bagi DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan bahkan Ketua, DPD II menyatakan secara jelas bahwa 60% citra politik yang positif amat sangat berpengaruh bagi DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan. Dengan terbentuknya citra yang positif di masyarakat maka itu membuktikan suksesnya program-program politik yang dijalankan di Jakarta Selatan. Citra positif juga bisa terpengaruh dari tingkah atau perilaku pemimpin-pemimpin tingkat pusat atau nasional dan juga bisa dari tingkat bawah, jadi masingmasing kader harus menjaga tingkah laku atau perilaku mereka masing-masing. Perilaku atau tindak-tanduk para pemimpin maupun politisi dan kader Partai GOLKAR merupakan hal penting. Rakyat mengamati dan memperhatikan setiap perilaku atau tindak-tanduk kader Partai GOLKAR. Rakyat akan selalu melihat, dan mengamati, apakah kader Partai GOLKAR sungguh-sungguh menyuarakan kepentingan mereka. Jika kader-kader Partai GOLKAR tidak melakukan hal itu, maka bisa dipastikan, Partai GOLKAR tidak akan menang. Tindak tanduk para anggota DPR-RI dan DPRD kota/kabupaten dari Partai GOLKAR, tindaktanduk Ketua Umum, tindak-tanduk semua pengurus partai, juga akan menjadi ukuran keberhasilan. Komunikasi politik yang dijalankan DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan dalam membentuk citra positif, ternyata dilakukan dengan beberapa
116
program politik yang bertujuan untuk mendapatkan lebih dari satu kursi di DPRD DKI Jakarta. Program-program potitik tersebut merupakan pengamalan dari CATUR SUKSES, CATUR SUKSES adalah empat program utama sebagai ikhtiar menuju keberhasilan dan kesuksesan Partai GOLKAR. Disebut CATUR SUKSES karena jika empat hal ini dilakukan secara konsisten dan berhasil, maka akan membawa Partai GOLKAR meraih kesuksesan dalam ranah politik dan kebangsaan. CATUR SUKSES. 1. Sukses Konsolidasi dan Pengembangan Partai meliputi konsolidasi idiil (memantapkan implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka, dasar negara, untuk membangun sistem politik Indonesia. dalam kerangka. konsolidasi demokrasi berdasarkan UUD 1945); konsolidasi wawasan (wawasan KeGOLKARan; wawasan Kebangsaan dan Wawasan nusantara, wawasan perubahan, pembaruan dan kemajuan; wawasan kesinambungan dan wawasan global); dan konsolidasi organisasi. 2. Sukses Kaderisasi dan Regenerasi antara lain dilakukan dengan
pengembangan Sistem kaderisasi dan regenerasi dengan memantapkan implementasi program KARAKTERDES dan KARDINAL. 3. S u k s e s k e m a n d i r i a n , D e m o k r a s i d a n P e m b a n g u n a n y a n g
berkesejahteraan. Program ini menekankan implementasi Pancasila sebagai dasar negara, mengembangkan kualitas demokrasi, penegakkan hukum dan penghormatan HAM, m emperkuat pertahanan dan keamanan; serta mendorong pembangunan dan kemandirian ekonomi bagi kesejahteraan rakyat, berperan aktif dalam pembangunan bidang agama,
117
pendidikan dan pembinaan SDM, serta mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance). 4. Sukses Pemilu 2009-2014. Program ini dilakukan untuk mensukseskan
kemenangan Partai GOLKAR dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pemilu legislatif, serta Pilpres 2014. Catur sukses ini harus menjadi pegangan kader, baik kader yang ada di pusat maupun yang ada, di daerah dalam menjalankan tugas kepartaian. Keberhasilan itu merupakan modal besar dan akan membuat Partai GOLKAR lebih bersemangat merebut kembali kemenangan di Pemilu 2014 nanti. Oleh karena itu Pemilukada bisa jadi batu loncatan untuk memenangkan Pemilu 2014. Program-program politik yang dilaksanakan oleh DPD II Partai GOLKAR untuk membentuk citra Positif, diantaranya: 1.
Karakterdes, yang diadakan dihadiri oleh warga sekitar. Lalu mereka diberitahu tentang Partai GOLKAR lebih dalam dan di dalam karakterdes ini, terdapat nara sumber nara sumber ahli, yang bisa dijadikan tempat sertanya apabila ada hal yang kurang dipahami. Diharapkan selesai mengikuti karakterdes masyarakat bisa mengetahui bahwa hanya Partai GOLKAR yang baik, dan yang pantas untuk dipilih.
2.
Pengajian rutin yang diadakan tiap bulan, kelebihan dari DPD II Partai GOLKAR Jakarta Selatan adalah Ketua DPD II Jakarta Selatan seorang Professional, dan juga seorang usahawan. Sehingga dengan pembawaan dari segi penampilan beliau sudah memberikan citra yang baik, apalagi ketika beliau bersedia menghadiri undangan-undangan
118
seminar-seminar Indonesia.
di
Sehingga
perusahaanyang beliau
berhasil
diadakan memberikan
oleh citra
usahawan Usahawan
Professional. 3. Mendirikan posko-posko bantuan untuk korban bencana, dan terlebih
dahulu membantu kader Partai GOLKAR dan mengistimewakan mereka dibanding masyarakat lain, agar masyarakat lain tertarik untuk menjadi kader Partai GOLKAR. Dan tentu saja ketika memberikan bantuan harus menggunakan atribut GOLKAR. Seperti yang dilakukan Bpk. Buchori Samsi ketika menyumbang korban kebakaran di Tambora, 30 juta ia berikan kepada Pengurus Kecamatan Partai GOLKAR dan disaksikan oleh masyarakat sekitar. 4. Merayakan hari-hari besar seperti Idul Adha, Idul Fitri, Ultah Partai GOLKAR,
Ultah
memberikan
faksi
sembako
Partai
GOLKAR,
dll.
Lalu
kepada warga sekitar sebagai wujud dari
perayaan tersebut. 5. Menghadiri undangan-undangan yang dirapatkan dan sampai ke kantor mereka, sebagai wujud kepedulian
mereka tanpa pilih bulu siapa yang
mengundang, karena itu adalah wujud nyata menghargai orang lain. Program-program tersebut mampu membentuk citra positif bagi Partai GOLKAR karena para komunikator mampu memberikan cerminan yang baik
dari
diri
mereka masing-masing dan tetap tidak menanggalkan
keGOLKARannya, bisa dikatakan "tidak berlaku tangan kanan memberi tangan kiri tidak mengetahui", karena, memang itulah tujuan dari para
119
komunikator yaitu membuat seluruh masyarakat tahu bahwa mereka baik, sehingga masyarakat yang telah jatuh hati kepada pribadi merekapun berpendapat bahwa Partai GOLKAR memang mempunyai citra yang positif karena mempunyai kader-kader Partai yang baik dan perduli terhadap masyarakat.
4.3.2
Teori Khalayak Batu Tindakan pemberi suara dalam pemilihan umum,
d i d a s a r k a n k e p a d a berbagai pertimbangan. Teori khalayak kepala batu (the obstinate audience) telah menjelaskan beberapa faktor yang membuat khalayak atau pemberi suara mel akukan seleksi t erhadap tindakan politik yang harus dilakukan. 63 Faktor-faktor yang membuat individu pemberi suara menyaring semua pengaruh dari luar itu antara lain, keyakinan politik atau ideologi, persepsi politik, motivasi politik, sikap politik, dan dorongan politik. Di antara semua faktor itu ternyata bahwa faktor ideologi atau keyakinan politik, merupakan faktor penangkal yang kuat bagi individu. Meskipun, demikian semua faktor khalayak kepala batu itu dalam menentukan pilihan dapat dirangkum dalam dua konsep, yaitu perspektif dan persepsi. P e rs pe kt i f m en ur ut Fi s h er (1 99 0 : 131 - 138 ) ad al ah su dut pa nd an g ba gi i nd i v i du yang menjadi kerangka acuan dalam menilai,
63
Anwar arifin, 138-139
120
menanggapi, dan menindaki sesuatu y a n g b e r a s a l d a r i l u a r d i r i n y a . 64 Sedangkan
persepsi
menurut
Rakhmat
(1985:64)
adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Justru itu, perspektif dan persepsi sangat ditentukan oleh faktor personal para pemberi suara. 65
4.3.3
Peneliti Tentu sejarah juga mengajarkan kepada kita bahwa selalu saja ada dua
sisi dalam satu mata uang. Jika di atas telah disinggung keberhasilan Golkar sebagai pendukung utama pembangunan ekonomi politik Orde Baru, terdapat pula catatan sebaliknya. Pada pertengahan 1997, Indonesia tertular krisis moneter yang terlebih dahulu melanda Thailand. Dalam waktu beberapa bulan, krisis tersebut berubah menjadi krisis multi-dimensi yang berujung pada berakhirnya rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto pada Mei 1998. Sistem pemerintahan yang tidak kompetitif yang sudah berlangsung lebih dari tiga dasawarsa itu ambruk. Dan tak dapat dihindari Golkar merupakan kekuatan yang paling terkena dampaknya selain Soeharto sendiri. Akibat buruk itu dipikulnya dengan penuh tanggung jawab oleh sebagian kader dan aktivis Golkar. Berubah menjadi partai politik yang tidak lagi dominan pada pemilihan umum 1999, kekuatan politik ini bangkit meraih suara terbanyak pada pemilihan umum 2004, meskipun hanya bisa tampil sebagai kekuatan politik nomer dua pada pemilu 2009. Selain itu Partai Golkar 64
B Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi (terjemahan Jalaludin Rakhmat), Bandung: Remadja Karya, cetakan Pertama, 1990 65 Jalaludin Rakhmat
121
juga ikut kembali memerintah pada periode 2004-2009, walaupun hasil-hasil pembangunan pada periode itu tak banyak yang bisa dinikmati atau diaku sebagai prestasi Partai Golkar. Alhasil dalam perjalanan sejarah politiknya yang cukup panjang, hampir sepanjang dimulainya pembangunan sosial-ekonomi Indonesia, partai ini tetap menjadi kekuatan besar dan diperhitungkan. Sesuatu yang agak meleset diprediksi oleh sejumlah aktivis politik masa reformasi, dimana berakhirnya pemerintahan Orde Baru dianggap sebagai periode selesainya peran dan fungsi Golkar. Dan hasil selama melakukan penelitian ini di DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan, peran komunikator politik Partai Golkar telah berhasil membentuk citra positif untuk Partai Golkar di DPD II Partai Golkar Jakarta Selatan.