ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG ANGGREK BUGENVIL RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh :
ANGGI MUSTIKA RATRI J200120002
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat indonesia. Indonesia pada tahun 2006 mencapai 100.000 jiwa yang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik sering ditemukan pada rumah sakit umum dengan penyebab terbanyak karena pola hidup msyarakat yang tidak sehat salah satunya yaitu mengkonsumsi minum minuman yang berenergi, sehingga dapat memicu terjadinya gagal gnjal kronik, dan di kabupaten Boyolali khususnya di RSUD.Pandanarang telah mencapai 8 kasus dalam tiga bulan terakhir. Dari berbagai sebab yang dapat menimbulkan gagal ginjal kronik akan menimbulkan beberapa komplikasi, oleh karena itu penyakit gagal ginjal kronik memerlukan penanganan yang serius. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Metode : Metode yang digunakan adalah dengan melakukan proses asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil: Pada pasien Tn.N dengan Gagal Ginjal Kronik mengalami sesak nafas, buang air kecil sedikit-sedikit dan gatal-gatal dikulit, sehingga ditetapkan diagnosa pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi paru, kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium cairan dan elektrolit dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penumpukan ureum. Kesimpulan : Saat melakukan asuhan keperawatan, kerjasama antar tim kesehatan, keluarga dan pasien sudah dilakukan dengan optimal namun hasil yang diperoleh tidak bisa maksimal sesuai yang diharapkan karena klien sudah berada dalam stadium empat. Kata kunci : gagal ginjal kronik, gangguan fungsi ginjal, kelebihan volume cairan, gangguan sistem perkemihan.
1
NURSING CARE TO Tn.N With DISORDERS Of CHRONIC KIDNEY DISEASE: NEPHROLOGY IN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ABSTRACT Background: Chronic Renal Failure is a disease that suffered by many Indonesian people. It is reported in 2006 that people who have chronic renal disease reached 100.000 patients. with The most common cause of chronic renal failure that often found in general hospitals is the people unhealthy lifestyle i.e. consuming energy drink which can trigger chronic renal failure. In Boyolali regency itself, especially in.Pandanarang general hospital, there were 8 cases of chronic renal failure in the last three months. From the various causes that can lead to chronic renal failure, it is potential to cause some complications, therefore chronic renal failure require serious treatment. Objective: To determine the nursing care in patients with chronic renal failure include assessment, intervention, implementation and nursing care evaluation. Methods: The method used was by making nursing care process in patients with chronic renal failure include assessment, intervention, implementation and nursing care evaluation. Results: In patients Mr.N with Chronic Renal Failure, he experienced shortness of breath, small increment urinating and itchy skin. Thus, diagnosis was defined that ineffective breathing pattern was related to lung hyperventilation, excess fluid volume was associated with fluid and electrolyte sodium retention, whilst skin integrity damage was related to the buildup of urea. Conclusion: In doing nursing care, cooperation among the health care team and the patient's family has been done optimally but the results could not fit the expectation since client had already in stage four of Chronic Renal Failure.
Keywords: Chronic Renal Failure, impaired renal function, excess fluid volume, urinary system disorders
2
bahkan
PENDAHULUAN
kematian
(Depkes,2005).
Gagal ginjal kronik adalah
Penderita chronic kidney disease di
Penyakit yang bisa timbul karena
RSUD Pandan Arang Boyolali sudah
kerusakan pada filtrasi dan sekresi
mencapai lebih dari 8 kasus dalam 3
ginjal akan berujung pada gagal
bulan terakhir. Penderita chronic
ginjal kronik atau disebut chronic
kidney disease yang datang ke RSUD
kidney
Chronic
Pandan Arang rata - rata adalah
kidney disease sendiri di sebabkan
pasien yang berusia di atas 30 tahun.
oleh beberapa faktor yaitu hipertensi,
(Data Rekam Medik RSUD Pandan
glomerulonefritis,
nefropati
Arang Boyolali 2015).
analgesik,
diabetic,
TINJAUAN TEORI
disease
(CKD).
nefropati
nefropati refluk, ginjal polikistik,
A. Pengertian
obstruksi dan gout (Mansjoer, 2007).
Gagal ginjal kronik adalah
Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
kegagalan fungsi ginjal untuk
kini
telah
kesehatan dunia.
menjadi serius
Menurut
persoalan
masyarakat WHO
di
(2012)
mempertahankan
metabolisme
serta keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat
destruksi
penyakit ginjal dan saluran kemih
struktur ginjal yang progresif
telah menyebabkan kematian sekitar
dengan
850.000 orang setiap tahunnya. Hal
umpukan sisa metabolit (toksik
ini menunjukkan bahwa penyakit ini
uremik)
meduduki peringkat ke -12 tertinggi
(Digiulio,Jackson, dan Keogh,
angka
2014)
kematian
atau
peringkat
tertinggi ke-17 angka kecacatan. Pelayanan
asuhan
keper-
maninfestasi
di
pen-
dalam
darah
Gagal ginjal kronik atau penyakit
tahab
akhir
adalah
awatan ditujukan untuk memper-
gangguan fungsi ginjal yang
tahankan, meningkatkan kesehatan
menahun berifat progresif dan
dan
irreversible
menolong
individu
mengatasi
secara
tepat
kesehatan
sehari-hari,
untuk masalah
Margareth
(Rendy 2012).
&
Chronic
penyakit,
kidney disease adalah kerusakan
kecelakaan, atau ketidakmampuan
faal ginjal yang hampir selalu
3
tidak dapat dipilih dan dapat
sumbatan
disebabkan oleh berbagai hal.
penyempitan/striktur
Istilah
uremia
sendiri
telah
:
batu
ginjal,
Penyebab umum di luar
dipakai sebagai nama keadaan
ginjal
selama lebih dari satu abad
diabetes
(Sibuea, Pangabean, 2005)
kolesterol tinggi, Dyslipidermia,
Penyakit melitus,
sistemik: hipertensi,
Infeksi di badan : TBC Paru,
B. Etiologi Menurut Muttaqin dan Sari (2011)
:
dan
Digiulio,Jackson,
sifilis,
malaria,
Preklamsi,
hepatitis, Obat-obatan,
dan Keogh (2014) begitu banyak
Kehilangan banyak cairan yang
kondisi
mendadak
klinis
yang
bisa
menyebabkan terjadinya gagal ginjal
kronik. Akan tetapi
apapun
penyebabnya,
(kecelakan)
dan
toksik C. Patofisiologi
respon
Penyakit gagal ginjal kronik
yang terjadi adalah penurunan
pada awalnya tergantung pada
fungsi ginjal secara progresif.
penyakit yang men-dasarinya,
Kondisi
mem-
tapi
meng-
selanjutnya proses yang terjadi
akibatkan GGK bisa disebabkan
kurang lebih sama. Mula-mula
dari ginjal sendiri dan luar
karena adanya zat toksik, infeksi
ginjal.
dan obstruksi saluran kemih
klinis
ungkinkan
dapat
Penyebab Penyakit
yang
dari pada
ginjal
:
saringan
yang
dalam
perkem-bangan
menyebab-kan
retensi
urine. Dari penyebab tersebut,
(glomerulus) : glomerulonefritis,
Glomerular
Infeksi kuman : pyelonefritis,
(GFR) di seluruh massa nefron
ureteritis,
:
turun dibawah normal. Hal yang
nefrolitiasis, Kista diginjal :
dapat terjadi dari menurunnya
polcytis
kidney,
GFR meliputi: sekresi protein
langsung
pada
Keganasan
Batu
pada
ginjal
Trauma ginjal
,
ginjal,
terganggu,
Filtration
retensi
Na
Rate
dan
sekresi eritropoitin turun. Hal ini mengakibatkan
terjadinya
4
sindrom uremia yang diikuti
sehingga nyeri sendi terjadi,
oleh peningkatan asam lambung
selain itu cardiac output juga
dan pruritus. Asam lambung
dapat mengakibatkan penuru-
yang
akan
nan suplai oksigen keotak yang
merangsang rasa mual, dapat
dapat meng-akibatkan kehila-
juga terjadi iritasi pada lambung
ngan kesada-ran.
dan
iritasi
ventrikel akan mengakibatkan
tersebut tidak ditangani yang
payah jantung kiri sehingga
dapat
bendungan atrium kiri naik,
meningkat
perdarahan
jika
menyebabkan
melena.
Proses retensi Na menyebabkan
mengakibatkan
total
pulmonalis
cairan
ekstra
seluler
Hipertrofi
tekanan
sehingga
vena kapiler
meningkat, kemudian terjadilah
paru naik terjadi edema paru
edema.
tersebut
yang mengakibatkan difusi O2
jantung
dan CO2 terhambat sehingga
naik sehingga adanya hipertrofi
pasien merasakan sesak. Adapun
ventrikel kiri dan curah jantung
Hb
menurun.
hipertrofi
mengakibatkan suplai O2 Hb
tersebut diikuti juga dengan
turun dan pasien GGK akan
menurunnya cardiac output yang
mengalami
menyebabkan
gangguan
Edema
menyebabkan
beban
Proses
menurun-nya
yang
menurun
kelemahan perfusi
aliran darah ke ginjal, kemudian
(Corwin,2009)
terjadilah retensi Na dan H2O
Klasifikasi
akan
atau
jaringan.
chronick
kidney
meningkat. Hal ini menyebabkan
disease menurut Smeltzer & Bare
kelebihan volume cairan pada
(2006) berdasarkan dari stadium
pasien
tingkat penurunan GFR adalah
GGK.
Selain
itu
menurunnya cardiac output juga
sebagai berikut :
dapat
1.
menyebabkan
suplai
Stadium 1 Kerusakan ginjal
oksigen kejaringan mengalami
dengan GFR normal (90
penurunan
atau lebih).
menjadikan
meta-
bolisme anaerob menyebabkan timbunan
asam
meningkat
5
2.
Stadium ginjal
2
:
Kerusakan
otot bantu pernafasan, akral
dengan
penurunan
dingin, HB : 9,6 l dan terpasang
ringan pada GFR (60-89). 3.
4.
5.
Stadium 3: Penurunan lanjut
oksigen 4L . Masalah
keperawatan
pada GFR (30-59)
kedua adalah kelebihan volume
Stadium 4 : Penurunan berat
cairan
pada GFR (15-29)
penurunan
Stadium
retensi
5
:
Kegagalan
ginjal (GFR di bawah 15)
dengan
etiologi
haluaran
cairan
dan
urine natrium
ditandai dengan BAK sedikit,
TINJAUAN KASUS
urine output per 24jm 300cc.
A. Biodata
terdapat
Pasien
bernama
Tn.N,
edema
anasarka,
turgorkulit jelek, balance cairan
Umur 30 tahun, agama Islam,
per24jm
alamat
Boyolali,
159mg/dl creatinin : 8,25mg/dl.
swasta,
BB : 125kg saat sakit pada
status kawin, jenis kelamin laki-
tanggal 13 april 2015, TD :
laki,suku bangsa Jawa, pasien
150/100mmhg, N : 110x/mnt, S
dirawat sejak tanggal 13 april
: 355C, RR : 28x/mnt, oliguria <
2015 di ruang anggrek bugenvil
400ml/24jm.
Tompen
pekerjaan
karyawan
nomor 4 dengan diagnosa medis CKD (cronic kidney disease).
pengkajian
dilakukan
yang
oleh
penulis
menganalisa data
yang ada
sehingga
muncul
keperawatan
Masalah ketiga
ureum
:
keperawatan
adalah
kerusakan
integritas kulit dengan etiologi
B. Analisa data Dari
249cc,
masalah
pertama
adalah
akumulasi toksin dalam kulit ditandai turgor
dengan kulit
gatal-gatal,
jelek
>3dtk,
terdapat edema anasarka, kulit tampak
kering
dan
tampak
pola nafas tidak efektik dengan
bersisik serta tampak adanya
etiologi
pruritus.
hiperventilasi
paru
ditandai dengan sesak nafas, tampak
pucat,
menggunakan
6
Implementasi
C. Diagnosa keperawatan Penulis
merumuskan
yang
di-
lakukan penulis pada diagnosa
beberapa diagnosa keperawatan
kelebihan
antara lain
berhubungan dengan penurunan
1. Pola
nafas
tidak efektif
volume
cairan
haluaran urine retensi cairan
berhubungan dengan hiper-
dan
ventilasi paru
mengobservasi derajat edema,
2. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan
natrium
melakuakan ditempat
berupa
tirah
baring
tidur,
mengitung
per8jam,
memberikan
penuru-nan haluaran urine
cairan
retensi cairan dan natrium
injeksi furosemid 2ml per8jam,
3. Kerusakan integritas kulit
berhubungan akumulasi
toksin
batasi
cairan,
menjelaskan
dengan
kepada keluarga dan pasien
dalam
tentang pembatasan cairan yang
kulit
harus dilakukan pasien. Implementasi
D. Implementasi Setelah penulis merumus-
yang
rencana
keadaan
lalu
di-
lakukan penulis untuk diagnosa
kan diagnosa dan menyusun keperawatan
yang
terakhir kulit,
yaitu ubah
pantau posisi
penulis melakukan implement-
sesering mungkin min per2jm,
tasi, untuk diagnosa pola nafas
menggantin linen setiap hari
tidak
dan mempertahankan linen agar
efektif
dengan
berhubungan
hiper-ventilasi
paru
tetap
bersih,
memberikan
penulis melakukan implement-
perawatan kulit, menganjurkan
tasi
untuk memakai pakaian yang
berupa
keadaan
mengobservasi
umum
pasien,
longgar.
mengkaji tanda tanda vital,
E. Evaluasi
menganjurkan
pasien
untuk
Penulis
melakukan
semi fowler, mengajarkan nafas
evaluasi pada diagnosa pola
dalam,
nafas
memberikan
oksigen 4L.
terapi
tidak
efektif
dan
didapatkan hasil evaluasi respon
7
subyektif pasien mengatakan
evaluasi. Secara umum data
masih
Penulis
yang ditemukan dalam kasus
menyimpulkan masalah belum
tidak jauh berbeda dengan data
teratasi karena pasien masih
fokus dalam teori. Namun masih
sesak nafas, untuk itu penulis
ada beberapa data yang tidak
melanjutkan
sama dengan teori.
sesak
nafas.
intervensi
observasi respirasi, memberikan
Diagnosa yang muncul pada
posisi semi fowler , melatih
kasus dan terdapat pada teori
nafas dalam serta kolaborasi
adalah sebagai berikut :
pemberian oksigen.
1.
Penulis melakukan eva-
Pola nafas
tidak efektif
berhubung
dengan
luasi pada diagnosa kelebihan
hiperventi-lasi
volume cairan. Penulis mel-
(Doengoes,
anjutkan intervensi obser-vasi
Ketidakefektifan pola nafas
respirasi,
yaitu suatu keadaan dimana
memberikan
posisi
paru 2010).
semi fowler , melatih nafas
individu
dalam
kolaborasi
kehilangan yang aktual atau
pemberian oksigen, observasi
potensial yang berhubungan
balance cairan, urine output,dan
dengan
melakukan pembatasan cairan
pernafasan
serta
Penulis akan menguraikan pembahasan
perubahan
pola
(Carpenito,
2006).
A. PEMBAHASAN
tentang
mengalami
asuhan
Dalam
menegakkan
diagnosa
ini
harus
keperawatan pada Tn.N dengan
dibuktikan dengan adanya
gangguan sistem perkemihan :
nafas pendek, penggunaan
gagal ginjal kronik di ruang
otot bantu bantu pernafasan,
Anggrek
RR>
Bugenvil
RSUD
24x/menit, paru
yang
adanya
Pandan Arang Boyolali yang
bunyi
telah dilakukan oleh penulis.
normal
Berikut adalah keseluruhan dari
Ronkhi adalah bunyi nafas
tahap pengkajian sampai dengan
yang datang kontinyu dan
seperti
tidak ronkhi.
8
bunyinya seperti ringkikan
volume
kuda atau dengkuran yang
batasan karakteristik sebagai
dalam (Smletzer dan Bare,
berikut
2006)
meningkat pada waktu yang Diagnosa ini penulis
:
dengan
berat
singkat,
badan
input>output,
tegakkan
karena
penulis
tekanan
darah
berubah,
melihat
bahwa
pasien
distensi
vena
jugularis,
mengatakan sesak nafas dan
perubahan pada pola nafas,
data
sesak
ini
didukung
oleh
nafas,
Hematokrit
pemeriksaan Tanda Tanda
menurun, perubahan status
Vital,
darah
mental
Nadi
terdapat
tekanan
150/100mmhg,
110x/mnt, suhu 36C dan RR 28x/mnt
2.
cairan
serta
dan
kecemasan,
edema
pada
ekstermitas, piting edema
didukung
Diagnosa
ini
di
dengan pemeriksaan fisik
tegakkan karena ditemukan
yang me-nunjukkan bahwa
data subjektif dimana klien
pasien meng-gunakan otot
mengatakan,BAK
bantu pernafasan.
sedikit-sedikit
Kelebihan volume cairan
data objektif yang diperoleh
yang
berhubungan
meliputi edema pada kaki
penurunan haluaran urin,
dan tangan, balance cairan
retensi cairan dan natrium
+250, 5 ml, ureum 178
(Doengoes,
mg/dl, creatine 7,15 mg/dl,
2010).
Kele
hanya sedangkan
bihan volume cairan dalah
Piting
suatu
hematokrit 26%, turgor kulit
keadaan
dimana
seorang individu mengalami atau
berisiko
mengalami
edema
(+),
lebih dari 3 detik. 3.
Kerusakan integritas kulit
kelebihan cairan intraseluler
berhubungan
atau interistiel (Doengoes,
akumulasi
2010). Menurut (Hudak&
kulit adalah dimana individu
Gallo,
beresiko terhadap kerusakan
2012)
kelebihan
dengan toksin
dalam
9
jaringan
epidermis
dermishal
ini
dan di
karakteristikan
tambahan, mengatur posisi tidur
klien
semi
fowler.
dengan
Adapun implementasi yang
adanya gangguan jaringan
dilakuakan untuk mengatasi
epidermis, eritema, lesi dan
diagnosa yang kedua yaitu
pruritus (Doengoes, 2010).
sebagai berikut : mengkaji
Diagnosa
di
balance cairan, megukuran
tegakkan karena ditemukan
balance cairan ,menjelaskan
data subjektif dimana klien
pada
mengatakan badannya gatal-
rasional pembatasan cairan
gatal
dan
obyektif
ini
sedangkan yang
data
diperoleh
Implementasi
atau
keluarga
membatasi
masukan
cairan (input).
terdapat pruritus, kemerahan dan turgor kulit jelek >3dtk
klien
Implementasi dilaku-kan
yang
pada
diagnosa
yang
ketiga yaitu sebagai berikut :
dilakukan oleh Penulis pada
lihat kulit terhadap perubahan
diagnosa pola nafas tidak
warna, pantau masukan dan
efektif
hidrasi
kulit,
hiperventilasi paru, adapun
linen
kering,
implementasi
perawatan
berhubung dengan
yang
pertahankan berikan
kulit
yang
dilakuakan untuk mengatasi
bertujuan agar tidak terjadi
masalah
kerusakan
adalah
sebagai
berikut : kolaborasi memberi terapi mengkaji
dalam
(Doenges,
2010).
O2 3L,
respirasi
kulit
Pada evaluasi diagnosa
klien
pola
data
dasar
berhubungan dengan hiper-
memantau
dan
ventilasi paru pada Tn.N.
intervensi,
Data objektif yang diperoleh
mengauskultasi suara nafas
bahwa Tn.N RR : 26 x/menit,
klien untuk mengetahui ada
klien lebih nyaman, klien
atau tidaknya bunyi nafas
tidak
menyediakan untuk
mengevaluasi
nafas
tidak
meng-gunakan
efektif
otot
10
bantu pernafasan, suara nafas
gatal berkurang, dan data
vesikuler pada paru kanan
obyektif
dan
kemerahan
kiri,
klien
tampak
yang
diperoleh berkurang,
nyaman dengan posisi semi
pruritus berkurang dan turgor
fowler
yang
kulit
perawat.
Analisa
teratasi
sebagian
pada
diagnosa
pertama
belum
diberikan masalah
sesuai dengan kriteria hasil. Pada evaluasi diagnosa kelebihan
volume
berhubungan penurunan
cairan
urin,
jelek
Analisa
masalah
sebagian
pada
>3dtk. teratasi diagnosa
ketiga belum sesuai dengan kriteria hasil . SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
dengan haluaran
masih
Hasil penulis
pengkajian
dapatkan
pada
yang Tn.N
retensi cairan dan natrium di
adalah keadaan umum pasien
dapat
lemah,
keluarga
mengatakan
klien
bahwa klien
pasien
penurunan kadar suplai oksigen
masih BAK sedikit-sedikit,
(sesak
dan
penurunan
data
objektif
yang
mengalami
nafas),
mengalami
output
urine
diperoleh balance cairan :
<600c/hari dan edema anasarka,
input – output = 288 - 160,5 =
serta
+127,5 ml, turgor kulit >3
integritas kulit seperti gatal-gatal ,
detik, edema pada kedua
kulit kering dan bersisik serta
ekstrimitas. Analisa masalah
adanya pruritus .Diagnosa yang
teratasi
muncul
sebagian
pada
mengalami
gangguan
saat
dilakukan
diagnosa kedua belum sesuai
pengakajian yaitu pola nafas tidak
dengan kriteria hasil.
efektif
Pada evaluasi diagnosa kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
diperventilasi volume
paru,
cairan
dengan kelebihan
berhubungan
berhubungan dengan penum-
dengan penurunan volume urine
pukan ureum dalam kulit di
retensi cairan dan natrium serta
dapat klien mengatakan gatal-
gangguan
integritas
kulit
11
berhubungan dengan akumulasi ureum dalam kulit . B. Saran Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.N di ruang Anggrek Bugenvil
RSUD
PandanArang
Boyolali dan kesimpulan yang
Alih bahasa khundazi Aulawi. Yogyakarta : Rapha Publishing Doengoes, M.E.,. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaandan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta Hudak dan Gallo. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi - VIII Jakarta: EGC.
telah penulis susun seperti diatas, maka penulis memberikan saransaran bagi perawat karya tulis ilmiah
ini
dapat
digunakan
sebagai bacaan atau referensi untuk perawat dalam melaksanakan tindakan kepe-rawatan yang dilakukan dan bagi klien dan keluarga dapat meningkatkan kesadaran
akan
pentingnya
kesehatan
serta
pemanfaatan
fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Jual.2006.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih, Edisi ke -10. Jakarta : EGC. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke-3, Medica Aesculpalus, FKUI. Jakarta. Muttaqin, A dan Sari, K. 2011.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.Banjarmasin: Salemba Medika Rendy, M Clevo dan Margareth TH. 2012.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam.Yogyakarta : Nuha Medika Semeltzer, S. C. and Bare, B. G. 2006. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Alih Bahasa H. Y. Kuncara, Monica Ester, Yasmin Asih, Jakarta : EGC. Sibuea. H, Panggabean. M, dan Gultam. S. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Rineka Cipta : Jakarta
Digiulio, M, Jackson, D dan Keogh, J.2014.Keperawatan Medikal Bedah Demystified edisi 1. 12