ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL : HEPATITIS B DI RUANG KENANGA RSUD CIAMIS
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan DI STIKes Muhammadiyah Ciamis
Disusun oleh : WINDY LESTARI NIM : 13DP277055
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN CIAMIS 2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL : HEPATITIS B DI RUANG KENANGA RSUD CIAMIS TANGGAL 17-21 JUNI TAHUN 2016 Windy Lestari 2, H.Rudi Kurniawan, S.Kep., Ners., M.Kep
ABSTRAK Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Hepatitis B di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis”. Adapun tujuan umum penulis Karya Tulis Ilmiah ini adalah mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan kompherensif meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal : Hepatitis B. Metode ini digunakan adalah metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan tehnik asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. Asuhan keperawatan dilakukan selama 5 hari mulai tanggal 17 Juni 2016 – 21 Juni 2016. Masalah yang timbul adalah gangguan rasa nyeri; akut, nutrisi kurang dari kebutuhan, dan deficit perawatan diri. Intervensi yang dilakukan adalah mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji tingkat nyeri, menjelaskan pentignya nutrisi bagi tubuh, memberikan support mental dan berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy. Masalah yang teratasi adalah deficit perawatan diri, sedangkan masalah yang teratasi adalah gangguan rasa nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan. Asuhan keperawatan pada klien hepatitis, harus mendapatkan perawatan dan perhatian untuk mencegah terjadinya komplikasi. Untuk itu, perawat perlu memandang klien secara kompherensif melputi aspek bio-psiko-soio dan spiritual. Hal ini bisa tercapai dengan adanya kerjasama antara klien, keluarga klien, perawat dan tim kesehatan lainnya. Pada umumnya masalah sudah teratasi walaupun masih ada yang harus ditindak lanjuti
Kata kunci Kepustakaan
:Hepatitis B, Asuhan Keperawatan, Sistem Gastrointestinal : 8 Buku (2008-2013 ) 6 Jurnal
1. Judul Karya Tulis Ilmiah 2. Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Ciamis 3. Dosen Pembimbing STIKes Muhammadiyah Ciamis
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis B merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui di Indonesia, namun seringkali terlambat didiagnosis. Banyak di antara kasuskasus tersebut yang didiagnosis setelah terjadi sirosis ataupun hepatoma. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat bpasien hanya memiliki harapan hidup yang singkat setelah diagnosis sirosis ataupun hepatoma ditegakan Oleh karena itu, dokter umum, sebagai lini terdepan dalam diagnosis Hepatitis B, perlu mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai patogenesis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan berbagai hal lainnya seputar Hepatitis B. Hal ini juga menjadi semakin penting mengingat saat ini terdapat berbagai kemajuan dalam tatalaksana hepatitis B yang memberi harapan baru bagi para penderita. (Julitasari Sundoro, 2010) Dalam rangka memperingati ulang tahun ke 7- Prof.H.Ali Sulaiman Klinik Hati Prof Dr.H.ali Sulaiman bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan IDI Cabang Jakarta bermaksud menyelenggarakan symposium dengan tema “ Diagnosis dan Penatalaksanaan Baru pada Hepatitis B dalam Praktik Klinis sehari-hari”. Simposium tersebut ditunjukan untuk para dokter Ouskesmas se-DKI Jakarta,dokter umum lainnya, dan dokter spesialis yang berminat sebagai upaya peningkatan kompetensi para dokter, untuk dapat mendeteksi Hepatitis B sedini mungkin, menatalaksana, dan sekaligus
1
2
melakukan upaya pencegahan terhadap infeksi virus Hepatitis B.(Julitasari Sundoro, 2010)
Dalam QS. Yunus 57 disebutkan;
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Dalam hadits lain Rasulullah pernah menyampaikan,
“Hendaknya kamu
menggunakan dua macam penawar; madu dan al Qur’an.” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim).
Semoga dengan temuan ilmiah semakin menguatkan iman kita dan menjadikan Al-Quran dan Sunnah menjadikan pedoman dan penawar
Kami berharap agar symposium ini dapat bermanfaat dan dapat membantu kita semua dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehata
3
Tabel 1 10 Besar Penyakit di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis Periode Januari – Mei 2016 NO
JENIS PENYAKIT
JUMLAH
1
Thypus abdominalis
126
2
Gastritis
125
3
CHF
112
4
Diare
64
5
CKD
60
6
PPOK
38
7
Pnemonia
34
8
DM
34
9
Hepatitis
32
10
Dispepsia
30
Total
697
Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Keadaan ini mengakibatkan kadang-kadang kerusakan hati yang nyata. Sering terjadi bahwa penderita sama sekali tidak merasa dan menyadari bahwa dirinya sedang terinfeksi oleh virus, karena keluhan yang khas yaitu keluhan seperti flue tidak berkembang segera, bahkan bisa tidak muncul sama sekali. Seseorang bisa terkena infeksijika ia tidak imun terhadap virus dan terpapar dengan darah atau cairan tubuh dari penderita atau pengidap HBV.
4
Pada beberapa penderita usia dewasa yang terkena infeksi hepatitis HBV dan kemudian
menderita
hepatirtis
B
akut,umumnya
para
penderita
akan
menyembuhkan dalam 90-95% kasus. Dalam jumlah yang kecil saja para penerita akan menjadi kronik dan ini ditandai dengan perjalanan penyakitnya yang berlangsung lebih dari 6 bulan, dimana HBV masih ditemukan dalam darah. Sebaliknya jika infeksi terjadi pada masa persalinan ( perinatal ) maka lebih dari 95% akan menjadi kronik. Oleh karena itu upaya pencegahan sangat dianjurkan pada bayi-bayi yang baru lahir, dalam 2 x 24 segera diberi vaksinasi hepatitis B. Jika seseorang terkena infeksi hepatitis B kronik, mungkin saja penderita tidak mempunyai keluhan dan gejala sama sekali, tetapi ia dapat menulari sekitarnya tanpa ia menyadari bahwa dirinya sakit. Bila ia mempunyai keluhan,perjalannya bisa hilang timbul, dan bisa terjadi bahwa penderita mengalami kerusakan hati yang berat dan jika berlanjut tanpa diobati penyakitnya, akan menuju sirosis hati dan bahkan kanker hati.(H.Sulaiman, Budiman Sujatmika Sulaiman, 2010)
Dampak penyakit Hepatitis Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia bisa mempengaruhi : a. Kebutuhan Nutrisi Disebabkan metabolisme hati menurun dan absorpsi nutrisi tidak baik akibat fungsi hepar menurun. Suasana duodenum menjadi asam dan teriritasi sebagai akibat berkurangnya bilirubin direk ke dalam usus, merangsang medulla vomiting center dan timbul anoreksia, mual atau muntah. (Doenges,2008)
5
b. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kerusakan hati dapat mengakibatkan metabolism protein menjadi menurun sehingga sintesa albumin menjadi menurun, akibatnya albumin tidak dapat mempertahankan tekanan osmotic antara darah dan jaringan, sehingga mengakibatkan tekanan hidrostatis lebih besar dari tekanan osmotic dan mencetuskan terjadinya akumulasi cairan. ( Doenges,2008) c. Aktivitas sehari-hari ( ADL ) menurun Disebabkan bedrest aktifitas kerja hati menjadi tergangu dan menyebabkan menurunnya energi yang dimetabolisme oleh hati dan menimbulkan kelemahan fisik. d. Personal Hygiene Disebabkan
ketidakmampuan
melakukan
aktivitas
akibat
kelemahan fisik e. Gangguan rasa aman Disebabkan oleh tindakan isolasi dan kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit serta prosedur tindakan menyebabkan klien cemas. f. Kebutuhan Tidur Disebabkan terjadinya kerusakan hati menyebabkan proses penguraian NH3 menjadi urea terganggu, NH3 masuk ke sirkulasi
6
darah ke otak sehingga klien merasa sakit kepala dan merangsang RAS akibatnya REM menurun sehingga tidur klien terganggu. g. Rasa nyaman berkurang Disebabkan gatal-gatal karena penumpukan garam-garam empedu pada kulit akibat dari peningkatan bilirubin, nyeri pada abdomen kuadran kanan atas sehingga terjadi gangguan integritas kulit. Berdasarkan masalah – masalah yang timbul pada gangguan sistem gastrointestinal: hepatitis diatas jelas hal tersebut perlu penanganan yang cepat dan akurat untuk mencegah terjadinya komplikasi atau keadaan yang lebih buruk walaupun angka kejadian di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis menunjukan angka yang tidak begitu tingi, tetapi sebagai perawat dalam peranannya yaitu sebagai pelaksana,
memegang
peranan
yang
sangat
penting
dalam
menanggulangi masalah-masalah tersebut, yaitu memberikan asuhan keperawatan yang professional dan kompherensif melalui aspek biopsiko-sosio dan spiritual pada klien. Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk menyusun Karya Tukis Ilmiah yang berjudul : “ Asuhan Keperawatan Pada Tn.N Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Hepatitis B di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis Pada Tanggal 17-21 Juni 2016”.
7
B. Tujuan Penulisan 1) Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara
langsung dan
komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan pendekatan proses keperawtan pada klien dengan hepatitis 2) Tujuan Khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian status kesehatan fisik, psikologis, social, kultural dan spiritual pada klien dengan hepatitis b. Dapat
menegakan
diagnose
keperawatan
sesuai
dengan
permasalahan yang ditentukan c. Membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan kasus hepatitis d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada klien dengan hepatitis e. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada klien dengan hepatitis f. Dapat membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada klien hepatitis C. Metode Telaahan Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
8
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui Tanya jawab dengan klien, keluarga klien. Dan tim kesehatan lain sebagai data subjektif yang berhubungan dengan masalah kesehatan 2. Observasi, yaitu mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh data tentang tingkat kesehatan klien. 3. Pemeriksaan fisik dilakukan secara keseluruhan dari kepala sampai ujung kaki dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. 4. Studi dokumenter, yaitu pengumpulan data yang didapat dari buku status perkembangan klien selama dirawat di RSUD Ciamis 5. Studi kepustakaan, yaitu studi melalui literatur dengan melihat dari buku sumber yang berkaitan dengan kasus yang di ambil dalam pembuataan Karya Tulis Ilmiah 6. Partisifasi aktif berupa kerjasama dengan keluarga maupun dengan perawat ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan. D. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Mencakup latar belakang masalah, tujuan. Metode serta sistematika penulisan karya tulis
BAB II
: TINJAUAN TEORITIS Mengemukakan
tentang
konsep
dasar
penyakit
meliputi
pengertian, anatomi dan fisiologi, patofisiologi, dampak penyakit
9
terhadap kebutuhan dasar manusia, serta tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan meliputi pengkajian dan kemungkinan diagnose keperawatan, intervensi dan rasional BAB III
: TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Meliputi pengkajian dan diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan serta pembahasan kasus yang berisikan ulasan naratif dan setiap tahapan proses keperawatan
BAB IV
: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi kesimpulan dan pelaksanaan asuhan keperawatan serta rekomendasi yang operasional
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Infeksi virus hepatitis B ( VHB ) merupakan penyakit infeksi yang menyerang hati, disebabkan oleh virus hepatitis B. Blumberg,penemu virus ini semula memberi nama Australian antigen, pada tahun 1967. Dalam bukunya ia menuliskan bahwa ratusan juta orang terinfeksi VHB. Pada saat ini diperkirakan ada 350 juta orang yang menderita infeksi VHB kronis (Cahyono 2009 ) Hepatitis B adalah infeksi pada hati yang berpotensi menyebabkan kematian yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global utama dan merupakan jenis yang paling serius dari semua jenis Hepatitis. Penyakit ini dapat menyebabkan penyakit hati kronis dan bisa menyebabkan penderitanya beresiko tinggi mengalami kematian akibat komplikasi lebih lanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. (WHO, 2008) 2. Etiologi Virus hepatitis B penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakaian obat 6yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual ( baik heteroseksual maupun pria homoseksual).Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa
10
11
menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat tyang membawa hepatitis B. Didaerah Timur jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi heoatitis menahun, sirosis dan kanker hati ( Deden Darmawan & Tutik Rahayuningsih, 2010 ) 3. Anatomi Fisiologi Virus hepatitis B penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakaian obat 6yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual ( baik heteroseksual maupun pria homoseksual).Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat tyang membawa hepatitis B. Didaerah Timur jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi heoatitis menahun, sirosis dan kanker hati ( Deden Darmawan & Tutik Rahayuningsih, 2010 )
12
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Gastroentestinal
13
4. Patofisiologi Inflamasi yang menyebar opada hepar ( hepatitis ) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksis terhadap opbat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkemvbangnya inflamsi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuhy oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalamai hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasika dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.Timbulnya icterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatic, maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin tersebut di dalam hati. Selain itu juga terjadi kesuliotan dalam hal konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus kepatikus, karena terjadi retensi ( akibat kerusakan sel eksresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi ( bilirubin indirek ). Jadi
14
icterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubinTinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat ( abolish ). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksre si ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada icterus. ( Arief,dkk. 2006 )
15
Bagan 2.1
Pengaruh alcohol,virus hepatitis Hipertensi
Gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan protein
Glikogenesis menurun
Glukoneogenesis menurun
Inflamasi pada hepar
Peregangan kapsula
Gangguan suplai darah normal pada sel-sel
Hepatomegali
Perasaan tidak nyaman dikuadran kanan atas Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu Anoreksia
Nyeri akut
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Glikogen dalam hepar
Obstruksi
Glikogenolisis
Retensi billirubin Glukosa dalam darah berkurang Regurgitasi pada duktuli empedu intra hepatik Cepat lelah Billirubin direk meningkat
Keletihan Peningkatan garam empedu dalam darah
Sumber: Nurarif & Kusuma,2013 Pruitus
Kerusakan integrtas kulit
16
5. Manajemen Medik a. Klien dapat dirawat jalan selama terjamin dehidrasi dan intake kalori yang cukup b. Tirah baring tidak lagi disarankan kecuali bila pasien mengalami kelelahan yang berat c. Tidak ada diet yang spesifik atau suplemen yang memberikan hasil yang efektif d. Protein dibatasi hanya pada klien yang mengalami enselopati hepatic e. Selama fase rekonvalesen diet tinggi protein dibutuhkan untuk proses penyembuhan f. Alkohol dihindari dan pemakaian obat-obatan dibatasi g. Obat-obatan yang metabolism di hati harus dihindari akan tetapi, bila sangat di perlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis h. Pasien diperiksa tiap minggu selama fase awal penyakit dan terus evaluasi sampai sembuh i. Harus terus dimonitor terhadap enselopati seperti kesadaran samnolen, mengantuk dan asterisk j. Masa protombin serum merupakan pertanda baik untuk menilai dekompensasi hati dan menetukan saat yang tepat untuk dikirim ke pusat transpalasi (Buku Ajar Ilmu Pemyakit dalam,2006)
17
6. Komplikasi Komplikasi penyakit hepatitis B yang paling parah adalah kematian. Penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi akibat dari kegagalan fungsi hari. Dan ditambah juga dari suatu penelitian yang menunjukan penyakit hepatitis B mempunyai resiko untuk terjadi penyakit kanker hati sebesar 200 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
mereka
yang
tidak
mengidap
penyakit
hepatitis
B.(
penyakithepatitisb.com ) 7. Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia Dampak penyakit Hepatitis Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia bisa mempengaruhi : a. Kebutuhan Nutrisi Disebabkan metabolisme hati menurun dan absorpsi nutrisi tidak baik akibat fungsi hepar menurun. Suasana duodenum menjadi asam dan teriritasi sebagai akibat berkurangnya bilirubin direk ke dalam usus, merangsang medulla vomiting center dan timbul anoreksia, mual atau muntah. (Doenges,2008) b. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kerusakan hati dapat mengakibatkan metabolism protein menjadi menurun sehingga sintesa albumin menjadi menurun, akibatnya albumin tidak dapat mempertahankan tekanan osmotic antara darah dan jaringan, sehingga mengakibatkan tekanan hidrostatis lebih besar dari tekanan osmotic dan mencetuskan terjadinya akumulasi cairan.
18
( Doenges,2008) c. Aktivitas sehari-hari ( ADL ) menurun Disebabkan bedrest aktifitas kerja hati menjadi tergangu dan menyebabkan menurunnya energi yang dimetabolisme oleh hati dan menimbulkan kelemahan fisik. d. Personal Hygiene Disebabkan
ketidakmampuan
melakukan
aktivitas
akibat
kelemahan fisik e. Gangguan rasa aman Disebabkan oleh tindakan isolasi dan kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit serta prosedur tindakan menyebabkan klien cemas. f. Kebutuhan Tidur Disebabkan terjadinya kerusakan hati menyebabkan proses penguraian NH3 menjadi urea terganggu, NH3 masuk ke sirkulasi darah ke otak sehingga klien merasa sakit kepala dan merangsang RAS akibatnya REM menurun sehingga tidur klien terganggu. g. Rasa nyaman berkurang Disebabkan gatal-gatal karena penumpukan garam-garam empedu pada kulit akibat dari peningkatan bilirubin, nyeri pada abdomen kuadran kanan atas sehingga terjadi gangguan integritas kulit.
19
B. Konsep Asuhan Keperawatan Dengan Kasus Hepatitis B Proses Keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan adalah untuk menganalisis masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Proses Keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Rohmah, 2009). 1. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Rohmah, 2009). Dari hasil pengkajian pada klien Hepatitis B biasanya didapat data-data sebagai berikut : a. Pengumpulan Data 1) Data Biografi Klien Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat dan tanggal masuk rumah sakit. 2) Data Biografi Penanggung Jawab Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat dan hubungan dengan klien.
20
b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan utama : keluhan utama adalah keluhan yang paling menonjol yang dirasakan klien saat dikaji yaitu : adanya nyeri dibagian perut kanan atas ( kuadran 1 ) 2) Riwayat kesehatan sekarang menjabarkan kejadian sampai terjadinya penyakit saat ini yang menyebabkan klien mencari pertolongan. Merupakan penjabaran dari keluhan utama yang dirasakan saat dikaji dengan menggunakan PQRST. 3) Riwayat kesehatan dahulu klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan penyakit yang sekarang. 4) Riwayat kesehatan keluarga apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien atau penyakit yang diturunkan atau penyakit menular. 5) Riwayat psikologi dikaji keadaan emosi dan respon keluarga dalam menghadapi penyakit Hepatitis B yang sedang diderita klien. 6) Riwayat sosial dikaji tentang pola hidup, kebiasaan dan pola interaksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya. 7) Pola kebiasaan sehari-hari pola makan dan minum, pola tidur dan istirahat, aktivitas atau bermain dan pola eliminasi. c. Data Biologis 1) Keadaan umum a) Penampilan
: Pada dasarnya pasien lemah
21
b) Kesadaran
: Composmetis, kemungkinan ditemukan adanya penularan kesadaran.
c)
Tanda-tanda vital : Pada tanda-tanda vital menunjukan adanya perubahan yang Berarti bergantung pada riwayat tanda vital klien sebelumnya.
2) Pemeriksaan fisik Ada empat teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data objektif. a) Sistem pernafasan Kaji ada tidaknya secret, nyeri tekan pada bagian sinus frontalis dan maksilaris. Pernafasan cuping hidung ada/tidak, trachea deviasi dan skar. Bentuk dada simetris, pengembangan paru di kedua segmen sama, deformitas, nyeri tekan dan nyeri lepas tidak ada, pengembangan torak dan paru-paru simetris, secret, pola
nafas/menit,
kesulitan
bernafas, bunyi
pernafasan
vesikuler, bunyi nafas. b) Sistem Kardiovaskuler Ada pembesaran vena jugularis atau tidak, bentuk dada simetris, tidak ada keluhan nyeri dad, bunyi jantung S 1 dan s 2 normal, ada/tidak bunyi tambahan , nadi karotis teraba. c) Sistem Gastrointestinal
22
Biasanya nyeri saat palpasi abdomen, hepar teraba membesar, mual dan muntah dan tidak ada nafsu makan d) Sistem Genitourinaria Kemungkinan adanya kelainan pada urine berwarna seperti the. Kaji frekuensi BAK dan BAB e) Sistem Muskuloskeletal Biasanya tidak ada gangguan, tidak ada nyeri. f) Sistem Integumen Biasanya tidak terdapat edema, tidak ada jaundice -
Kuku Kaji lekukan kuku normal/tidak, keadaan kuku rapuh / tidak
-
Rambut Kepala Keadaan rambut, distribusi rambut merata / tidak, mudah tidak tercabut, bersih/kotor, lebat/jarang,warna rambut
g) Sistem endokrin Kaji apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah beninng, apakah mempunyai penyalit diabetes. d. Data Psikologis Dampak psikologis dari klien kemungkinan dihadapkan rasa nyeri, perubahan tingakh laku dan cemas akibat timbulnya sesak nafas. Sehingga perawat dapat menggali perasaan klien dan dapat dituangkan dalam bentuk verbal :
23
1. Data Sosial Observasi interaksi social klien kaena klien dengan hepatitis sangat memerlukan support mental dan bantuan beraktivitas 2. Data Spiritual Aspek spiritual yaitu tentang keyakinan nilai-nilai ketuhanan yang dianut, keyakinan dan harapan akan kesembuhan / kesehatannya 3. Data Penunjang 1. Tes Fungsi liver : abnormal ( 4-10 kali ) 2. SGOT/SGPT meningkat 3. RBC menurun 4. Leukopeni, trombosit 5. Alkali posfatase : sedikit meningkat 6. Feses : pucat, steatorrhea 7. Albumin serum : menurun 8. Gula Darah : transient hyper / hypoglikemia ( gangguan fungsi hati ) 9. Anti HAV IgM : positif pada hepatitis B 10. Anti HbsAg negative pada hepatitis B 11. Protombine time memanjang 12. Billirubin serum dijumpai peningkatan diatas 2,5 mg/100 ml 13. Biopsi hati, dijumpai nekrosis yang luas 14. Scaning hati dijumpai kerusakan parenkim
24
15. Urinalisasi dijumpai peningkatan kadar bilirubin, proteinuria, hematuria 4. Therapy Pengobatan mendukung karena tidak ada terapi spesifik tersedia. Perawatan di Rumah sakit diindikasikan untuk pasien dengan signifikan dehidrasi karena muntah atau mereka dengan hepatitis fulminant.Pengobatan yang dikenal toksisitas hati harus dihindari e. Analisis Data Analisi meliputi pemeriksaan temuan pengkajian, pengelompokan temuan yang berhubungan, dan membandingkan temaun terhadap parameter normal yang dibuat. Kuncinya, untuk membuat diagnose keperawatan menjadi akurat adalah identifikasi masalah ( analisis ) yang memfokuskan perhatian pada respon fisik ( Doengoes,2008 ) 2. Diagnosa Keperawatan Definisi diagnose menurut NANDA “ Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis, tentang individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual dan potensil”. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar penilaian intervensi
keperawatan untuk mencari hasil yang menjadi tanggung gugat perawat ( Doengoes, 2008 ) Dari kebutuhan dasar manusia terganggu dapat diketahui kemungkinan diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan sistem gastrointestinal adalah sebagai berikut :
25
a. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan hati 2. Keletihan berhubungan dengan kuranganya glukosa dalam darah 3. Ketidakseimbangan
nurtisi:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan anoreksia dan mual 4. Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
ganguan
metabolism tubuh 5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total (wijayaningsih.2013). 3. Rencana Keperawatan Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan sesuai dengan analisa data diatas maka perencanaan untuk klien hepatitis adalah sebagai berikut : a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan hati Tujuan : Nyeri klien teratasi Kriteria :Klien mampu mengontrol nyeri, klien merasa nyaman, Skala nyeri berkurang dengan skala 1-2
26
Tabel 2.1 Intervensi dan Rasional No 1.
Intervensi
Rasional
Lakukan prngkajian nyeri secara
Untuk Mengetahui keadaan nyeri
kompherensif
dan menentukan tindakan yang diberikan selanjutnya
2.
3.
4.
Observasi reaksi nonverbal dan
Menilai keadaan nyeri dari respon
ktidaknyamanan
klien
Latih klien melakukan teknik
Memberi klien efek rileks sehingga
relaksasi dengan nafas dalam
bisa mengurangi nyeri
Kolaborasi dengan dokter untuk
Mengurangi nyeri pada abdomen
pemberian analgenik
b. Keletihan berhubungan dengan kuranganya glukosa dalam darah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam energi terpenuhi Kriteria hasil : 1. Mengatakan peningkatan energi dan merasa lebih baik 2. Glukosa darah adekuat ( normal 70-110 mg/dl ) 3. Istirahat cukup ( 7-8 jam )
27
Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional No
Intervensi
Rasional
1.
Observasi adanya pembatasan
Menilai kemampuan pasien dalam
klien dalam melakukan aktivitas
beraktifitas
Kaji adanya factor yang
Untuk menetukan tindakan
menyebabkan kelelahan
selanjutnya
Monitor nutisi yang adekuat
Untuk menyediakan energy dan nutisi
2.
3.
yang cukup untuk tubuh 4.
Konsultasi dengan ahli gizi untuk
Memberikan nutrisi yang cukup untuk
meningkatkan asupan makanan
penyediaan energi
yang berenergi tinggi
c. Ketidakseimbangan nurtisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan mual Tujuan : Nutrisi Terpenuhi Kriteria hasil : -
Klien tidak mengeluh mual
-
Makan atau minum masuk
-
Nafsu makan meningkat
-
Tidak terjadi penurunan BB
28
Tabel 2.3 Intervensi dan Rasional No
Intervensi
Rasional
1.
Kaji status nutrisi klien
Untuk mengetahui keadaan klien
2.
Timbang BB tiap hari
Untuk memantau BB klien
3.
Beri makanan sedikit tapi sering
Menghilangkan rasa tak enak dan meningkatkan nafsu makan
4.
Kolaborasi dengan ahli gizi
Menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibituhkan pasien
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ganguan metabolism tubuh. Tujuan : Integritas kulit baik Kriteria : -
Tidak ada luka atau lesi
-
Perfusi jaringan baik ( CRT ≤ 2 detik )
-
Mampu mempertahankan kelembaban kulit
29
Tabel 2.4 Intervensi dan rasional No
Intervensi
Rasional
1.
Anjurkan klien untuk
Mengurangi tekanan pada bagian
menggunakan pakaian longgar
tubuh
Jaga kebersihan kulit agar tetap
Mempertahankan integritas kulit
2.
bersih dan kering 3.
Mobilisasi pasien tiap 2 jam sekali Meningkatkan sirkulasi ke area tubuh
4.
Monitor kulit akan adanya
Mengetahui secara dini adanya
kemerahan
perubahan pada kulit
Oleskan lotion atau minyak pada
Memberikan rasa nyaman serta
daerah yang tertekan
mengurangi resiko cedera pada kulit
Anjurkan pasien mandi dengan
Mencegah kulit kering dan
sabun dan air hangat
mengurangi rasa gatal
5.
6.
e. Depisit perawatan diri : personal Hygiene Tujuan
: kebersihan klien terpenuhi
Kriteria
: -
Klien tampak rapih dan bersih
-
Klien merasa nyaman
-
Pengetahuan klien dan keluarga bertambah tentang pentingnya kebersihan diri.
30
Tabel 2.5 Intervensi dan Rasional No Intervensi 1. Bantu kebersihan alat tenun
Rasional Klien yang berdrest membutuhkan alat tenun yang bersih dan rapih untuk mencegah decubitus.
2. Bantu Klien gunting kuku
Kuku yang kotor dan panjang dapat menjadi tempat tinggal bibit penyakit.
3 Berikan penyuluhan tentang manfaat
Klien dan keluarga mengerti
kebersihan diri/personal hygiene
tentang manfaat personal hygiene dan mau
4..
melaksanakannya. Bantu klien untuk melakukan
Dengan membantu klien untuk
aktifitas ringan dalam mandi dan
melakukan aktivitasnya akan
berfakaian .
mencegah terjadinya komplikasi.
(taylor and Ralphs,2010) 4. Pelaksanaan / Implementasi Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Rohmah, 2009). 5. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
31
rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai (Rohmah, 2009). Menurut Rohmah (2009) Macam – macam evaluasi yang digunakan dalam proses keperawatan : a. Evaluasi proses (fomatif) 1) Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan. 2) Berorientasi pada etiologi. 3) Dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai. b. Evaluasi hasil (Sumatif) 1) Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna. 2) Berorientasi pada masalah keperawatan. 3) Menjelaskan keberhasilan/ketidakberhasilan. 4) Rekapitualsi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan. Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan komponen SOAP/SOAPIE/SOAPIER. Penggunaannya tergantung dari kebijakan setempat. Yang dimaksud dengan SOAPIER adalah: S
: Data Subyektif Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
32
O : Data Obyektif Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan. A : Analisis Interpretasi dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, astau juga dapat dituliskan maslah/ diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif. P
: Planning Perencanaan
perawatan
yang
akan
dilanjutkan,
dihentikan,
diamodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan yang telah menunjukan halsil yang memuaskan dan tidak memerlukan tindakan ulang pada umumnya dihentikan. Tindakan yang perlu dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk mencapai keberhasilannya. Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah tindakan yang membantu menyelesaikan masalah klien
dirasa dapat
dan tetapi perlu
ditingkatkan kualitasnya atau mempunyai alternatif pilihan diduga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan rencana tindakan yang baru/ sebelumnya tidak dapat ditentukan bila
33
timbul masalah baru atau rencana tindakan yang ada sudah tidak kompeten lagi untuk menyelesaikan masalah yang ada. I
: Impelementasi Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan intruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P (Perencanaan). Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam pelaksanaan.
E
: Evaluasi Adalah respons klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
R
: Reassesment Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atua dihentikan. (Rohmah, 2009)
6. Dokumentasi Dokumentasi memberikan catatan tentang penggunaan proses keperawatan untuk memberikan perawatan pada pasien secara individu. Dokumentasi ini merupakan persyaratan legal dalam setiap lingkungan pelayanan kesehatan Catatan perkembangan mencerminkan implementasi rencana tindakan dengan mencatatkan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan ( Nursalam, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Arief,dkk. 2008. Kapita Selekts Kedokteran. Edisi 6. jakarta : Media Aesculapius FKUI Cahyono, S. (2010). Hepatitis B. Yogyakarta: Kanisius.
Deden Darmawan & Tutik Rahayuningsih.(2010).Keperawatan Medikal Bedah ( Sistem Pencernaan ). Yogyakarta : Gosyen Publishing Doenges,2008. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi XI, Jakarta : EGC Julitasari Sandoro. (2010)Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C dalam Praktik Klinis Sehari-hari
Nurarif & Kusuma,2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan berdasarkan
NANDA NICNOC Edisi Revisi Jilid 1,2. Yogyakarta: Media action Publishing Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( Untuk Perawat dan bidan). Jakarta : Selemba Medika penyakithepatitisb.com Rohmah,Nikmatur (2009). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Ar Ruzz Media Sumber: Nurarif & Kusuma,2013 Sukandar,dkk. 2013 . ISO Farmakoterapi Buku I. Jakarta : ISFI Penerbit Taylor and Ralphs. (2010). Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Wijayaningsih,Kartika sari (2013).Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV.Transinfomedia QS. Yunus 57