ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. J DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKIN : DIABETES MILITUS DI RUANG ANGGREK BOUGENVILE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
PRISTI WIDYA ASTUTI J200120030
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. J DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MILITUS RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI (Pristi Widya Astuti, 2015, 47 Halaman) Abstrak Latar Belakang : Diabetes militus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh faktor autoimun, keturunan, usia, obesitas dan pola hidup yang tidak sehat seperti kurangnya olahraga. Angka kejadian Diabetes Militus di Indonesia menempati urutan ke empat tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa. Diabetes Militus jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan berbagai komplikasi diantaranya kerusakan pada mata, ginjal, jantung dan ekstremitas serta dapat menyebabkan kematian. Tujuan : Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes militus meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Metode : Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan studi kasus yaitu metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan. Hasil : Diagnosa yang muncul pada kasus adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko kurang volume cairan, dan perubahan persepsi sensori penglihatan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nutrisi terpenuhi, tidak terjadi kurang volume cairan, kerusakan penglihatan tidak semakin parah. Kesimpulan : Saat melakukan asuhan keperawatan masalah ketidakseimbangan nutrisi dan risiko kurang volume cairan teratasi, masalah perubahan persepsi sensori penglihatan teratasi sebagian sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut dan kerja sama dengan tim medis lain, pasien serta keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
Kata kunci : Diabetes militus, nutrisi, asuhan keperawatan, endokrin, insulin
1
NURSING CARE TO NY. J WITH THE ENDOCRINE SYSTEM DISORDERS: DIABETES MELLITUS AT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI (Pristi Widya Astuti, 2015, 47 pages) Abstract Background: Diabetes mellitus is a disease caused by autoimmune factors, heredity, age, obesity and unhealthy lifestyle such as lack of exercise. The incidence of diabetes mellitus in Indonesia ranks fourth highest in the world at 8.4 million cases. Diabetes mellitus if not promptly treated can lead to various complications including damage to the eyes, kidneys, heart and extremities and can cause death. Objective: To implement nursing care in patients with diabetes mellitus includes assessment, intervention, implementation, and evaluation of nursing care. Methods: The method used was case study approach that was defined as a scientific method to collect data, analyze the data and draw conclusions. Results: Diagnosis which appeared on the case was imbalance nutrition: less than body requirements, less of fluid volume risk, and changes in visual sensory perception. After 3x24 hours nursing care, the results obtained were nutrition requirement was met, less volume of fluid did not occur, damage to the eye was not getting worse. Conclusion: In doing nursing care, imbalance nutrition: less than body requirements and less of fluid volume risk is resolved. Changes in visual sensory perception problem were partially resolved and thus required further treatment and cooperation with other medical team. Patient and family was indispensable for the success of nursing care.
Keywords: Diabetes mellitus, nutrition, nursing care, insulin, endocrine
2
tidak menutup kemungkinan jumlah
PENDAHULUAN Diabetes
Millitus
(DM)
tersebut akan meningkat di tahun
merupakan suatu penyakit menahun
mendatang.
yang ditandai oleh kadar glukosa darah
meningkat akibat faktor genetik, pola
melebihi
gangguan
hidup yang tidak sehat, prevalensi
metabolisme karbohidrat, lemak, dan
obesitas meningkat dan kurangnya
protein
kegiatan fisik atau olahraga.
normal
yang
serta
disebabkan
oleh
kekurangan hormon insulin secara relatif.
Pada umumnya ada 2 tipe
diabetes,
yaitu
tipe
Diabetes salah
satu
penderita
Militus penyakit
DM
merupakan yang
dapat
1
meyebabkan kerusakan organ tubuh
(tergantung insulin), dan diabetes tipe 2
seperti kerusakan pada mata, ginjal,
(tidak tergantung insulin), tetapi ada
jantung, dan ekstremitas serta dapat
pula diabetes dalam kehamilan yang
meyebabkan kematian. Karena semakin
biasa disebut diabetes gastointestinal
banyaknya penderita Diabetes Militus
(Suyono, 2009).
di Indonesia salah satunya di RSUD
Menurut
diabetes
Jumlah
World
Health
Pandan Arang, maka dalam hal ini
Organitation (WHO) pada tahun 2012,
penulis menuliskan tentang “Asuhan
jumlah penderita DM mencapai 194
Keperawatan Pada Ny. J Dengan
juta jiwa dan diperkirakan meningkat
Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes
menjadi 333 juta jiwa di tahun 2025
Millitus Di Ruang Anggrek Bougenvile
mendatang, dan setengah dari angka
RSUD Pandan Arang Boyolali”.
tersebut terjadi di negara berkembang,
TINJAUAN TEORI
termasuk negara Indonesia. Angka
A. Pengertian
kejadian DM di Indonesia menempati
Pengertian
dari
urutan keempat tertinggi di dunia yaitu
Millitus
8,4 juta jiwa. Penderita Diabetes
metabolisme yang ditandai dengan
Millitus di RSUD Pandan Arang
hiperglikemia yang berhubungan
Boyolali berdasarkan data instalasi
dengan abnormalitas metabolisme
rekam
medik
gangguan
tahun
2015
karbohidrat, lemak, dan protein
298
jiwa
yang disebabkan oleh penurunan
diantaranya mengalami komplikasi dan
sekresi insulin dan menyebabkan
sebanyak
312
pada
adalah
Diabetes
jiwa,
3
komplikasi kronis mikrovaskuler, makro-vaskuler, (Murwani,
dan
2009).
Millitus
merupakan
kelompok
penyakit
C. Patofisiologi
neuropati
Menurut
Diabetes
(Wijaya
suatu metabolik
terjadi
karena
kelainan
dan
2009)
Putri,
patofisiologi
dan 2013)
diabetes
militus
adalah :
dengan karakteristik hiperglikemia yang
(Corwin,
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan
untuk
meng-
sekresi insulin, kerja insulin atau
hasilkan insulin karena sel – sel
keduanya. (Smeltzer dan Bare,
beta pankreas telah dihancurkan
2006).
oleh proses autoimun sehingga produksi glukosa tidak terukur
B. Etiologi Menurut Long (2006) dan
oleh
hati
dan
menimbulkan
Padila (2012) penyebab Diabetes
hiperglikemia. Jika glukosa dalam
Millitus adalah : Diabetes Militus
darah tetap tinggi, ginjal tidak
tipe I disebabkan oleh : faktor
dapat menyerap kembali semua
genetik/ herediter, faktor imu-
glukosa yang tersaring keluar,
nologi
faktor
akibatnya glukosa tersebut muncul
lingkungan. DM tipe II disebabkan
dalam urin (glukosuria). Ketika
oleh : obesitas, usia, dan pola
glukosa
hidup. DM Gestasional terjadi
diekskresikan dalam urin, ekskresi
karena faktor risiko berupa usia
ini
tua, obesitas, riwayat keluarga dan
cairan dan elektrolit yang berlebih
riwayat
gestasional
(diuresis osmotik). Sebagai akibat
terdahulu. Diabetes tipe khusus
kehilangan cairan yang belebih,
lain dapat terjadi karena defek
pasien
genetik fungsi sel beta, dan kerja
peningkatan
insulin,
(poliuria)
(autoimun),
diabetes
penyakit
eksokrin
pankreas, endokrinopati, zat kimia dan infeksi.
akan
yang
berlebih
disertai
akan
mengalami
dalam dan
pengeluaran
berkemih rasa
haus
insulin
juga
(polidipsia). Defisiensi
mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan
4
penurunan berat badan. Pasien
jaringan.
dapat
peningkatan
glukosa yang berlangsung lambat
selera makan (polifagia) akibat
dan progresif maka awitan diabetes
menu-runnya
tipe
mengalami
Gejala
simpanan
lainnya
kelelahan
dan
Disamping
itu
kalori.
Akibat
II
dapat
intoleransi
berjalan
tanpa
mencakup
terdeteksi. Gejala DM tipe II
kelemahan.
sering bersifat ringan dan dapat
akan
terjadi
mencakup
kelelahan,
poliuria,
pemecahan lemak dan produksi
polidipsia, polifagia, luka yang
badan
merupakan
lama sembuh, pandangan kabur
pemecahan
(jika kadar glukosa yang sangat
lemak. Badan keton merupakan
tinggi). Penyakit diabetes membuat
asam
gangguan atau komplikasi melalui
keton
produksi
yang
samping
yang
mengganggu
keseimbangan asam basa tubuh,
kerusakan
apabila jumlahnya berlebihan akan
seluruh tubuh disebut angiopati
mengakibatkan
diabetik. Pada pembuluh darah
Ketoasidosis
pembuluh
darah
diabetik yang dapat menyebabkan
besar
tanda dan gejala seperti nyeri
gangguan pada pembuluh darah
abdominal,
halus
mual,
muntah,
(makrovaskuler)
di
dan
(mikrovaskuler)
atau
hiperventilasi, nafas berbau aseton,
mikroangiopati (Wijaya dan Putri,
dan apabila tidak ditangani akan
2013).
mengakibatkan perubahan kesa-
TINJAUAN KASUS
daran, koma bahkan kematian
A. Biodata
(Corwin, 2009).
Pasien bernama Ny. J, umur
Pada Diabetes tipe II terjadi
55
tahun,
berjenis
resistensi insulin dan gangguan
perempuan,
sekresi insulin. Resistensi insulin
pendidikan
pada diabetes tipe II disertai
rumah tangga, status perkawinan
dengan penurunan reaksi intrasel.
sudah menikah, suku bangsa Jawa
Dengan demikian insulin menjadi
Indonesia,
tidak efektif untuk menstimulasi
Diabetes Militus, No RM 421xxx,
pengambilan
glukosa
beragama
kelamin
SD,
islam,
pekerjaan
diagnosa
ibu
medis
oleh
5
alamat Cepogo Boyolali, tanggal
sehari,
masuk 14 April 2015.
Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi
B. Analisa Data Penulis yang
menganalisa
ada
beberapa
sehingga
data
mukosa
92
bibir
kering.
kali/menit,
kali/menit, suhu 36,3
RR 0
23
C, BAK
muncul
dalam sehari 800 cc, BAB 100cc,
masalah
keperawatan
klien minum 400-600 cc, balance
lain
yaitu
antara
cairan pasien dalam 24 jam -27,5.
ketidakseimbangan nutrisi kurang
Masalah
keperawatan
dari kebutuhan tubuh berhubungan
perubahan
dengan
metabolisme
penglihatan berhubungan dengan
insulin pada pasien ditemukan data
perubahan fungsi fisiologis akibat
diantaranya
ketidakseimbangan insulin pada
gangguan
klien
mengalami
persepsi
sensori
mual, muntah, klien mengatakan
pasien didapatkan
sakit saat menelan, tidak nafsu
mengatakan
makan,
tidak dapat melihat dengan jelas,
badan
lemas,
hanya
menghabiskan ¼ porsi makanan dari
rumah
mengatakan
sakit, perut
sakit
pasien saat
ditekan atau palpasi, TB : 157 cm,
data pasien
penglihatan
kabur,
terdapat selaput pada bola mata. C. Diagnosa Keperawatan Penulis
merumuskan
beberapa
diagnosa keperawatan antara lain :
BB : 44 kg, IMT (Indeks Massa
Ketidakseimbangan
Tubuh) 17,8 (normal 18,5-25),
kurang
membran mukosa kering, dan klien
berhubungan
terlihat lemah.
metabolisme insulin, risiko kurang
Masalah keperawatan risiko kurang
volume
cairan
dari
volume
kebutuhan
nutrisi
dengan
cairan
tubuh
gangguan
berhubungan
dengan kehilangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan
aktif,
dan
perubahan
persepsi
volume cairan aktif pada pasien
sensori penglihatan berhubungan
ditemukan data pasien mengalami
dengan perubahan fungsi fisiologis
sering BAK, turgor kulit kaki
akibat ketidak-seimbangan insulin.
kembali dalam 3 detik, pasien mengalami muntah 2 kali dalam
6
PEMBAHASAN
yang manis karena pasien suka
A. Pengkajian
minuman dan makanan yang
Secara umum data yang
manis, selain itu pasien juga
ditemukan pada Ny. J tidak jauh
jarang
berbeda dengan data fokus dalam
menganggap
teori. Namun masih ada beberapa
salah satu penyebab pasien
data yang tidak sama dengan teori.
mengalami sakit yang diderita
Pembahasannya
saat ini. Sesuai dengan teori,
adalah
sebagai
berolahraga, itu
penulis
merupakan
berikut :
Diabetes
1. Keluhan Utama
disebabkan oleh pola hidup
Pada Ny. J ditemukan
yang
Militus
tidak
sehat
dapat
seperti
pasien mengalami sering BAK
kebiasaan makan makanan yang
terutama
hari
manis, makanan yang siap saji
(poliuria). Menurut (Smeltzer
dan kerusakan sel beta pankreas
dan Bare, 2006), keluhan utama
(Padila, 2012).
di
malam
yang dialami pasien Diabetes Militus antara lain sering BAK (poliuria),
banyak
makan
(polifagia), dan mudah haus (polidipsia).
bahwa pasien dulu pernah sakit tekanan
darah
150/90 mmHg, hipertensi yang pasien
dikarenakan
pasien mengalami stress. Pasien mengatakan
pasien
menemukan
masalah
penulis pola
nutrisi dan metabolik selama
pasien
Pada Ny. J ditemukan
dialami
Pada
sakit dan berada di Rumah Sakit
2. Riwayat Penyakit Dahulu
hipertensi,
3. Pola Nutrisi dan Metabolik
hipertensi
yang
dialami sejak 4 tahun yang lalu. Pasien mengatakan dulu sering minum dan makan makanan
mengalami
mual,
muntah, dan tidak nafsu makan, pasien juga mengatakan nyeri pada abdomen saat di lakukan palpasi. Sesuai dengan teori (Price dan Wilson, 2014) pasien dengan Diabetes Militus akan mengalami tanda dan gejala seperti : mual muntah, nyeri abdominal dikarenakan terganggunya
metabolisme
glukosa 7
sehingga
mengakibatkan
tidak
nafsu
makan,
hanya
hiperglikemia
yang
menye-
menghabiskan ¼ porsi makanan
babkan terjadinya pemecahan
dari rumah sakit, wajah pucat,
lemak, karbohidrat dan badan
badan lemas dan lidah terasa
keton secara berlebih (Price dan
pahit, TB 157 cm, BB 44 kg,
Wilson, 2014).
IMT (Indeks Massa Tubuh) 17,8 (normal 18,5 - 25).
B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang muncul pada kasus
2. Risiko kurang volume cairan
dan terdapat pada teori adalah
berhubungan
sebagai berikut :
langan volume cairan aktif
1. Ketidakseimbangan
nutrisi
Defisit
dengan
atau
kehi-
kurang
kurang dari kebutuhan tubuh
volume cairan adalah suatu
berhubungan dengan gangguan
keadaan
metabolisme insulin
individu mengalami kurang atu
Ketidakseimbangan nutri-
dimana
berisiko
seorang
kekurangan
volume
intraseluler
atau
si kurang dari kebutuhan tubuh
cairan
adalah suatu keadaan tubuh
interstistal
dan
dehidrasi
dimana individu yang tidak
(Carpenito,
2006).
Menurut
puasa mengalami atau yang
(Perkeni,
berisiko mengalami penurunan
volume
berat badan yang berhubungan
penurunan cairan intravaskuler,
dengan pemasukan yang tidak
interstisial, atau intrasel tanpa
adekuat
perubahan
atau
nutrien untuk
yang
metabolisme tidak
kebutuhan
2010)
kekurangan
cairan
kadar
adalah
natrium.
adekuat
Diagnosa ini di-tegakkan karena
metabolik
pada pasien didapatkan data
(Dongoes, 2010). Diagnosa ini
pasien
ditegakkan karena pada pasien
sehari 2 kali sekitar 600 cc,
didapatkan
pasien
BAK 800 cc, BAB 100 cc,
mengalami mual muntah, nyeri
turgor kulit kembali dalam 3
abdomen
detik, kulit sedikit kering.
data
saat
dilakukan
menga-lami
muntah
palpasi, sakit saat menelan,
8
3. Perubahan
persepsi
penglihatan dengan
sensori
dilakukan
berhubungan
masukkan
perubahan
fisiologis
akibat
fungsi ketidakse-
imbangan insulin
untuk oral,
muntah
mual
mempengaruhi
oral
(Bararah
Perubahan
karena
dapat
masukkan
mengetahui
dan
seperti
makan
Jauhar,
2013).
persepsi
Mengkaji makanan yang disukai,
perubahan
ini digunakan untuk meningkatkan
jumlah pola dari stimulus yang
nafsu makan serta masukkan oral,
masuk disertai dengan respon
dan mengurangi mual. Kolaborasi
yang berkurang atau berlebihan,
dengan ahli gizi dalam pemberian
gangguan
diit,
sensori
adalah
pada
mata
mengakibatkan
yang
pandangan
ini
digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
menjadi kabur atau tidak jelas
pasien
bahkan
kekurangan nutrisi dalam tubuh
kebutaan
(Suyono,
2009). Diagnosa ini ditegakkan karena pada pasien didapatkan data
pasien
penglihatan
mengatakan kabur,
saat
sehingga
tidak
terjadi
(Perkeni, 2010). Penulis
melakukan
imple-
mentasi
pada
diagnosa
risiko
kurang
volume
cairan
dengan
dilakukan pemeriksaan visus
tujuan tidak terjadi kekurangan
mata,
volume cairan, implementasi yang
pasien
menggunakan
harus
kacamata
dan
terdapat selaput pada bola mata.
penulis
adalah
mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ini di gunakan
C. Implementasi Penulis
dilakukan
melakukan
imple-
untuk
mengetahui
terjadinya
mentasi pada diagnosa ketidak-
hipovolemia karena hipovolemia
seimbangan nutrisi kurang dari
dapat ditandai dengan hipotensi
kebutuhan tubuh dengan tujuan
dan takikardi (Carpenito, 2006),
kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi,
mengobservasi input dan output,
implementasi
dilakukan
ini digunakan untuk mengetahui
mengobservasi
masukkan dan haluaran urine.
mual muntah dan nafsu makan, ini
Selanjutnya penulis memo-tivasi
penulis
adalah
yang
9
pasien untuk minum banyak dan
seimbangan nutrisi kurang dari
kolaborasi
kebutuhan
intravena
pemberian sesuai
cairan
indikasi
ini
respon
tubuh,
berdasarkan
perkembangan
yang
digunakan untuk mempertahankan
ditunjukkan oleh pasien, masalah
hidrasi
sirkulasi
keperawatan dapat teratasi dengan
cairan didalam tubuh dan sebagai
terpenuhinya kriteria hasil yang
cairan
ada yaitu pasien mengatakan nafsu
atau
volume
pengganti
dalam
tubuh
(Corwin, 2009).
makan meningkat, mual muntah
Pada diagnosa risiko peru-
hilang, dapat menghabiskan satu
bahan persepsi sensori penglihatan
porsi makanan. Intervensi dilan-
penulis melakukan implementasi
jutkan penulis memotivasi pasien
dengan tujuan penglihatan tidak
untuk meng-habiskan makan agar
semakin parah, penulis melakukan
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
implementasi
yaitu
mengkaji
Diagnosa
risiko
kurang
derajat atau kerusakan pada mata
volume cairan, berdasarkan respon
ini digunakan untuk mengetahui
per-kembangan yang ditunjukkan
seberapa parah kerusakkan pada
oleh pasien masalah keperawatan
mata,
pemeriksaan
dapat teratasi dengan terpenuhinya
visus digunakan untuk mengetahui
kriteria hasil yang ada yaitu pasien
fungsi penglihatan masih baik atau
mengatakan rasa haus berkurang,
tidak, memberikan penkes tentang
membran mukosa tidak kering dan
DM ini digunakan agar pasien dan
turgor kulit baik. Penulis mem-
keluarga mengetahui cara menjaga
pertahankan
gula darah tetap normal, dengan
perencanaan yaitu monitor tanda –
gula darah tetap normal akan
tanda vital dan mempertahankan
mengurangi risiko komplikasi pada
cairan intravena sesuai indikasi.
melakukan
mata seperti katarak dan glaukoma (Suyono, 2009).
melanjutkan
Evaluasi pada diagnosa perubahan persepsi sensori penglihatan, berdasarkan respon perkembangan
D. Evaluasi Evaluasi
dan
yang
dilakukan
penulis pada diagnosa ketidak-
yang ditunjukkan oleh pasien, masalah
keperawatan
teratasi
10
sebagian,
pasien
mengatakan
dengan
gangguan
penglihatan masih kabur, dapat
insulin,
risiko
melihat jika menggunakan kaca-
cairan
berhubungan
mata, saat dilakukan tes visus
kehilangan volume cairan aktif,
pasien
membaca
serta perubahan persepsi sensori
menggunakan
penglihatan berhu-bungan dengan
kacamata, pasien dapat melakukan
perubahan fungsi fisiologis akibat
aktivitas secara mandiri. Masalah
ketidak-seimbangan insulin.
masih
meskipun
dapat
harus
teratasi
sebagian
penulis
metabolisme
kurang
volume dengan
B. Saran
melanjutkan intervensi.
Karya tulis ilmiah ini dapat
SIMPULAN DAN SARAN
digunakan sebagai bacaan atau
A. Kesimpulan
referensi untuk perawat dalam
Hasil pengkajian yang penulis dapatkan
pada
keadaan
umum
Ny.
melaksanakan
tindakan
kepera-
J
adalah
watan yang dilakukan. Mening-
klien
lemah,
katkan kesadaran akan pentingnya
kesadaran compos mentis (CM),
kesehatan serta dapat meman-
klien mengalami penurunan nafsu
faatankan
makan, BB 44 kg, tinggi badan
kesehatan yang ada bagi pasien
157 cm, IMT 17,8 dalam sehari
dan keluarga.
fasilitas
–
fasilitas
klien mengatakan sering minum tetapi sedikit-sedikit, BAK selama sakit saat berada dirumah kurang lebih 10 kali dalam semalam, sedangkan dirumah sakit keluarga mengatakan BAK 500 sampai 800 cc
dalam
sehari,
klien
juga
mengatakan penglihatan sedikit kabur. Diagnosa yang muncul saat dilakukan
pengkajian
adalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
DAFTAR PUSTAKA Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya Carpenito, Lynda Jual. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih, Edisi ke -10. Jakarta : EGC. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC 11
Dongoes, E. M. 2010. Nursing diagnosis manual. Planing. Individualizing, and documenting Client Care. Davis Company: Philadelpia. Long, B. C. 2006. Perawatan Medikal Bedah. Volume 1. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung. Murwani, A. 2009. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Padila. 2012. Buku ajar: keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Price, S.A dan Wilson. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC Smeltzer, S. C. and Bare, B. G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Alih Bahasa H. Y. Kuncara, Monica Ester, Yasmin Asih, Jakarta : EGC. Suyono, S. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : EGC. Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
Perkeni. 2010. Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2. Jakarta : EGC.
12