ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI RSUD JOMBANG DINI FREEA PLAOSA MAULIDIAH 1312010006 SUBJECT : Pasien Gastritis, Asuhan keperawatan , Nyeri Akut DESCRIPTION: Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung yang di sebabkan karena mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri. Desain penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah responden yang diambil yaitu 2 klien yang pernah terdiagnosa Gastritis. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan menggunakan format pengkajian poli keperawatan medikal bedah. Pengkajian menggunakan 4 sumber utama yaitu klien, perawat, keluarga klien, dan status medis klien. Kemudian ditegakkan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Dari hasil pengkajian yang di dapat Klien Ny S mengeluh Nyeri perut seperti di cengkeram di bagian ulu hati skala 4 dan terjadi terus menerus, adanya nyeri tekan pada epigastrium dan kuadran sebelah kiri atas. Pada Klien Tn G mengeluh perutnya sakit saat bergerak atau saat terkena guncangan rasanya seperti di tusuk-tusuk nyerinya menyebar di seluruh abdomen terutama di bagian ulu hati skala 6 dan terjadi terus-menerus, adanya nyeri tekan pada epigastrium dan kaku. Dari hasil pengkajian kedua klien mengalami gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung. Dari diagnosa yang muncul pada kedua klien, di lakukan intervensi pengkajian nyeri secara komprehensif (Pain, Quality, Region, Scale, Timing), Mengajarkan metode distraksi & relaksasi dengan memberikan aromaterapi lavender. Dari hasil perawatan kedua klien mengatakan nyeri berkurang. Pada klien yang mengalami masalah gangguan rasa nyaman nyeri di harapkan dengan menggunakan metode distraksi & relaksasi aromaterapi lavender dapat membantu dalam mengurangi rasa nyeri.
ABSTRACT Gastritis is an inflammatory process in the mucosa and sub mucosa of the stomach caused by consuming foods that can increase stomach acid but the person who suffers gastritis disease are often got recurrence attack experience which cause pain in epigastrium. The purpose of this study case was to apply nursing care to the Gastritis patient with comfort disturbed by pain. This research design was a case study, respondents taken were 2 patients who have diagnosed with Gastritis. The data collection methods were interviews, observation, and documentation using the Format of medical surgical nursing assessment departement. The assessment were using 4 main sources that were client, nurse, client’s family, and client’s medical status. Then enforced the nursing diagnosis, intervention , the implementation and evaluation. The assessment results that Mrs. S complained abdominal pain like being gripped in the part of epigastrium with pain scale of 4 were continuously, there was tenderness in epigastrium and left upper quadrant. Then Mr G complained has stomach was painful when moving or painful when being shaked felt like being stabbed, the pain spread to all abdomen especially at epigastrium with scale of 6 and it was continuously, there were tenderness in epigastrium, and stiffnes. From the assessment from both clients, they had comfort disturbed by pain related with gastric mucosal irritation. From the diagnoses appeared in two patients it was conducted intervention for pain comprehensively (Pain, Quality, Region, Scale, Timing), taught distraction method & relaxtion (lavender aromatherapy). From the result of treatments the second patient said the pain was reduced. On Gastritis client who has comfort disturbed by pain it is expected to use distraction method & relaxtion therapy with lavender aromatherapy as it can be helpful in reducing pain. Keyword : Gastritis, Nursing Care, Acute Pain Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: 1. Dwiharini Puspitaningsih, M. Kep 2. Umul Fatkhiyah, S. Kep. Ns : 24 Agustus 2016 : Laporan Penelitian : : Open Document :
LATAR BELAKANG Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di masyarakat seperti pada remaja, orang- orang yang stress, karena stresss dapat menimbulkan produksi asam lambung, pengkonsumsi alkohol dan obat-obatan anti inflamasi non steroid (Olii, Yusuf, Salamanja, 2014). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut tetapi seseorang yang
menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Kistanti, 2012). Badan penelitian kesehatan dunia WHO (2010), mengadakan tinjauan terhadap 8 negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil presentase angka kejadian gastritis di dunia. Dimulai dari Negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan presentase mencapai 47% kemudian di ikuti oleh India dengan presentase mencapai 43%, dan Indonesia 40,85%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus. Prevalensi gastritis di Jawa Timur pada tahun 2011 mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian. (Hidayanti, 2014) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang dalam tiga bulan terakhir terdapat 466 kasus penyakit gastritis. Peradangan pada gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan sistem saluran pencernaan. Helicobacter pylori merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis. Pasien gastritis sering mengeluh rasa sakit di ulu hati, rasa terbakar yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas dan kualitas hidup pasien menurun.Nyeri terutama pada saat lambung kosong dan stress. Nyeri epigastrik dengan berbagai macam tipe yaitu seperti di sayat pisau, di remas atau mungkin ada yang terasa panas seperti terbakar. Skala nyeri tergantung pada luas dalamnya ulkus, volume asam lambung. Semakin dalam ancaman iritasi dapat mengenai ancaman persyarafan sehingga memicu sensasi nyeri yang cukup kuat yaitu 6-9. Komplikasi gastritis sering terjadi bila penyakit tidak di tangani secara optimal sehingga dapat menyebabkan gastritis berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada akhirnya mengalami komplikasi perdarahan, peritonitis bahkan kematian (Nuraeni, 2013) Beberapa teknik yang digunakan untuk menghilangkan atau menurunkan skala nyeri dapat menggunakan terapi yaitu farmakalogi dan nonfarmakologi. Tujuan utama dalam pengobatan gastritis ialah menghilangkan nyeri, menghilangkan inflamasi dan mencegah terjadinya ulkus peptikum dan komplikasi. (Ariel, Wullur, Astuti, 2013). Salah satu tindakan mandiri yang dapat di laksanakan perawat untuk membantu klien yaitu dengan menggunakan Manajemen Nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien yaitu dengan menggunakan teknik distraksi dan relaksasi (Menggunakan napas dalam) (Dermawan, Jamil 2015). Relaksasi menggunakan Lavender yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfaat untuk mengurangi kecemasan pada pasien yang mengalami dialisis, meningkatkan kenyamanan tidur, meningkatkan kecermatan dalam berhitung, dan menurunkan agitasi pasien dengan dimensia. Lavender juga dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri dan dapat memberikan relaksasi (Wahyuningsih, 2013).
METODOLOGI PENELITIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri di RSUD Jombang. Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri adalah proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Partisipan yang diambil sebanyak 2 orang dengan kriteria partisipan yaitu : Partisipan yang baru masuk Rumah Sakit yaitu di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang, Partisipan yang terdiagnosa Gastristis murni maupun Gastritis dengan komplikasi yang mengalami masalah gangguan rasa nyaman nyeri dan kedua Partisipan bersedia menjadi responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkajian Ny S mengeluh nyeri perut di karenakan satu hari sebelumnya mengonsumsi makanan yang pedas dan merasa perutnya masih tidak enak dan pergi ke Poli Penyakit Dalam. Keluhan utama yang di rasakan pasien adalah nyeri perut seperti di cengkeram di bagian ulu hati dan perut sebelah kiri mengatakan bahwa skalanya 4 dan terjadi terus-menerus. Pasien juga menyadari jika dia memang mempunyai penyakit lambung jika merasa tidak enak perutnya (kambuh) pasien sudah mempunyai obat-obatan yaitu seperti ibuprofen, antasida, ranitidine, omeprazol dan ondansentron. Pasien mengatakan sudah 3 hari tidak nafsu makan dan makan tidak teratur di karenakan (koalahan) stress mengurus suaminya seorang diri yang sedang sakit apalagi Ny S tidak mempunyai anak sehingga membuat pasien lupa makan Pada abdomen bising usus normal yaitu 10x/menit dan di palpasi adanya nyeri tekan di epigastrium dan kuadran sebelah kiri. Menurut Teori dari beberapa pengertian tentang gastritis menurut para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung (seperti makanan yang asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol (Okviani, 2011) Pola makan yang tidak teratur juga dapat menyebabkan penyakit gastritis, bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebihan sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrium (Hirlan dalam Fitria Olii 2013) selain itu Iritasi, mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit (aspirin, ibuprofen,naproxen). Penggunaan berlebihan terhadap obat ini dapat melemahkan proteksi dinding lambung (Prabandari, 2011). Faktor stres merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan gastritis. Stres yang dialami individu menyebabkan pertahanan fisik seseorang menjadi lemah. Gaya hidup menjadi tidak sehat ketika individu mengalami kondisi stres (Kistianti, 2012) Tn G mengeluh perutnya sakit di sertai mual-mual dan terasa lemas setelah sehari sebelumnya bekerja terlalu berat tetapi seminggu yang lalu pasien telah rawat inap pada tanggal 20-22 Juli 2016 dengan diagnosa Liver Cell Karsinoma.
Merasa tidak kuat dengan keadaannya akhirnya pasien di bawa ke Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang oleh anaknya. Keluhan utama yang di katakan pasien adalah perutnya sakit apalagi saat bergerak atau terkena guncangan rasanya seperti di tusuk-tusuk nyerinya menyebar di seluruh abdomen terutama di bagian ulu hati skala yang di rasakan 6 dan terjadi terus-menerus. Pasien juga mengatakan sudah mempunyai penyakit lambung sejak usia muda dan jika kambuh pasien selalu mengonsumsi promag atau pergi ke dokter terdekat. Pasien juga mengatakan sering telat makan tetapi napsu makan baik makan 3 kali sehari. Pasien mengatakan setiap hari pergi ke sawah sebagai buruh tani, pasien juga membatasi aktifitasnya untuk tidak terlalu lelah dan mengangkat beban terlalu berat di karenakan pasien takut lambungnya nyeri jika melakukan aktifitas berlebih. Saat di lakukan pengkajian keadaan umum pasien Lemah pasien tidak kooperatif, tampak berjalan sempoyongan dan memangi perutnya. Pemeriksaan Abdomen terdengar bising usus normal 10x/menit saat di palpasi adanya nyeri tekan di epigastrium terasa kaku . Menurut Penelitian ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Juanl, Min, Yi-Hai & Su-ying (2009) di sebuah rumah sakit daerah Ghoungzhou China didapatkan adanya pengaruh faktor stres serta kelelahan terhadap kejadian gastritis. Maulidah (2006) juga menyatakan hasil penelitiannya bahwa ada kaitan antara pengaruh stres terhadap kekambuhan gastritis. Orang yang mengalami stres sering mengalami gangguan pada sistem pencernaan misalnya pada lambung terasa kembung, mual, dan pedih hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hyperacidity) (Kistianti, 2012). Tanda dan gejala dari Gastritis adalah Nyeri seperti terbakar, Nyeri ulu hati setelah makan, Anoreksia, Mual muntah kadang cegukan, Sakit kepala, Malaise, Perut kembung, Rasa asam di mulut, Hemorhagi (Kusumaningtyas, 2015) Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik dengan antasid atau supresi asam (Okviani, 2011) Penyakit maag tidak segera diobati bisa jadi tukak. Tukaknya adalah pendarahan pada lambung, kalau terjadi pendarahan yang berat, dan tidak bisa teratasi penderita bisa meninggal. Untuk mengetahui kelainan pada alat pencernaan hanya bisa dilihat dengan cara endoskopi (teropong saluran pencernaan atas). Dari pemeriksaan ini akan terlihat, apakah alat pencernaan penderita luka atau tidak. Ada juga kemungkinan penderita penyakit maag tidak tertolong karena pendarahan. Ada empat penyebab terjadinya pendarahan di saluran cerna yaitu karena sakit maag (lambung sudah bocor), karena penyakit liver, ada kanker lambung dan Pendarahan disebabkan makan obat rematik (Jannah, 2011) Diagnosa Keperawatan Pada pasien gastritis diagnosa yang mungkin bisa muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iritasi mukosa lambung), ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat karena anoreksia, Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mukosa lambung kehilangan integritas jaringan (Nurarif, Kusuma, 2015). Berdasarkan batasan karakteristik maka etiologi yang dapat di ambil penulis adalah agen cedera biologis.Agen cedera biologis yang di alami pasien yaitu adanya perlukaan mukosa gaster.Perlukaan mukosa gaster adalah
penyakit yang disebabkan dengan luka yang terjadi di lambung (Nurarif, Kusuma, 2015). Intervensi Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) yang di lakukan 3 x perawatan di harapkan nyeri berkurang atau hilang dengan Kriteria hasil : Mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi (memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan), Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu mengenali nyeri (Skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Intervensi atau rencana keperawatan yang di lakukan yaitu Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, Observasi tanda tanda vital, Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut (bernapas dengan teratur), Ajarkan tindakan nyeri yang noninvasive. Relaksasi (nafas dalam/ mandi air hangat dan aroma terapi lavender), Bantu pasien saat minum obat pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesic, Berikan informasi yang akurat untuk meluruskan kesalahan konsep pada keluarga (Pendidikan Kesahatan) (Nurarif, Kusumua 2015) (Carpenito, Juall, 2009) (Kusumaningtyas, 2015). Implementasi Pertama kali dilakukan intervensi pada Ny S dan Tn G dilakukan dengan implementasi yang sama. Implementasi hari ke dua Ny S dan Tn G masih menggunakan implementasi dimodivikasi dengan pemberian aromaterapi lavender yang sama. Implementasi hari ketiga pada Ny S implementasi dimodivikasi ditambah dengan implementasi pemberian pendidikan kesehatan. Implementasi pendidikan kesehatan yang diberikan yaitu mengenai masalah mengatur pola makan untuk kedua partisipan . Pada Tn G pendidikan kesehatan yang di berikan yaitu di tambah tentang pembatasan aktivitas yang terlalu berat. Implementasi adalah tindakan pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien (Okviani, 2011) Evaluasi Pada hari pertama dan kedua evaluasi Ny S dan Tn G dengan gangguan rasa nyaman nyeri masih belum teratasi. Evaluasi dilakukan setelah melakukan implementasi. Hari ketiga evaluasi, Ny S dan Tn G mengatakan nyeri sudah berkurang. Pada Ny S intervensi di hentikan Tetapi pada Tn G nyerinya sudah berkurang dan perutnya terasa dingin jika minum obat Antasida sirup meskipun masih ada rasa di tunjep tunjep di ulu hati dengan nyeri skala 3, kemudian keadaan pasien juga tampak kuning (ikterus) pada kulit dan matanya. Terdengar hypertimpani dan pekak di ics 4-5 saat diperkusi dan pada saat di palpasi masih teraba kaku pada abdomen. Intervensi di hentikan masalah teratasi tetapi pasien mempunyai penyakit penyerta yaitu liver cell karsinoma yang membuat nyerinya hilang timbul setiap saat sehingga dapat memperparah nyeri pada abdomen.
Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan (Okviani, 2011). SIMPULAN Dari data hasil pengkajian tanda dan gejala dari kedua partisipan memiliki masalah keperawatan yang sama tanda dan gejala yaitu nyeri di ulu hati tetapi karakteristik nyeri yang di rasakan berbeda dan juga pola makan yang tidak teratur dan stress dengan penyebab yang berbeda. Partisipan Ny S dan Tn S memiliki masalah keperawatan Nyeri sehingga Diagnosa keperawatn yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (inflamasi mukosa lambung). Perencanaan yang di lakukan pada Ny S dan Tn S mulai awal dan akhir sama. Tindakan hari pertama sampai hari ke ketiga di lakukan Ny S dan Tn S sama. Hasil perawatan antara partisipan 1 dan 2 mengatakan nyeri berkurang dan masalah gangguan rasa nyaman nyeri telah teratasi. REKOMENDASI Pada penderita gastritis bisa mengakibatkan Ulkus Peptikum, Perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan kematian, untuk itu di usahakan mengatur pola makan, tidak melakukan aktifitas berlebih dan menghindari makan makan yang pedas ataupun asam dan menggunakan obat anti steroid yang berlebihan karena dapat meningkatkan asam lambung. Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu di harapkan perawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien gastritis dengan menggunakan terapi non farmakologi dengan aromaterapi lavender dapat membantu dalam mengurangi rasa nyeri. Alamat Correspondensi : - Email :
[email protected] - No. Hp : 089693818662
DAFTAR PUSTAKA Ariel, Wullur, Astuti. 2013. Kajian Penatalaksanaan Terapi Pada Pasien Gastritis Di Instalasi Rawat Inap Rsup Prof Dr. R .D. Kandou Manado Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3 No 3 Carpenito-Moyet, Lynda Juall 2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.EGC. Jakarta Dermawan, Jamil. 2013. Keterampilan dasar keperawatan (konsep dan prosedur). Gosyen Publishing. Jogja Hidayanti. 2014. Tingkat pengetahuan pasien gastritis tentang makanan yang dapat menaikan asam lambung Di poli penyakit dalam rsud dr. Harjono ponorogo. Ponorogo Kistianti Yuli. 2012. Hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis pada pasien gastritis di puskesmas tlogosari kulon semarang. Semarang Kusumaningtyas Diah, 2015. Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Gastritis di Ruang Mawar II RSUD Karanganyar. Karanganyar Jannah, Misbahul. 2011. Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Lambung Dengan Metode Dempster Shafer. Sumatera Utara Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika. Nuraeni Leni .2013. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny I dengan gastritis di ruang Cempaka rsud sukoharjo. Sukoharjo Nurarif, Kusuma. 2015. Nanda Nic Noc.penerbit mediaction. Jogja Okviani Wati. 2011. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada mahasiswa s1 keperawatan program A fikes UPN “Veteran”. Jakarta Olii, Yusuf, Salamanja.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tombulilato Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango Wahyuningsih Marni. 2014. Efektifitas aromaterapi lavender dan massage effluerage terhadap tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada primigravida di BPS utami dan ruang ponek rsud karanganyar `