Jurnal Midpro, Vol. 2 / No. 2 /Desember 2010
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY ”R” P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2010 Ida Susila* Eka Junia Imawan** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Ialam Lamongan RINGKASAN Erosi portio merupakan peradangan pada mulut rahim yang disebabkan oleh manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan radang dan lama-lama menjadi infeksi. Di Puskesmas Lamongan masih ditemukan angka kejadian erosi portio sebesar 13,8%. Metode yang dipakai dalam penyusunan laporan tugas akhir ini deskriptif observasi yang dilaksanakan dengan pendekatan kohort mulai dari kehamilan sampai kontrasepsi diperoleh melalui wawancara, pengkajian data primer, sekunder, pemeriksaan fisik, penunjang dan dilakukan pendokumentasian standar asuhan kebidanan SOAP. Asuhan kebidanan pada Ny “R” P2002 dengan erosi portio terdapat kesenjangan pada data subjektif untuk riwayat kesehatan keluarga dan pola personal hygiene. Berdasarkan hasil studi kasus diperoleh data bahwa riwayat kesehatan keluarga tidak selalu menjadi faktor penyebab erosi portio. Dikuatkan dengan teori bahwa etiologi dari erosi portio adalah keterpaparan suatu benda pada saat memasangan AKDR yang dapat menyebabkan infeksi pada mulut rahim, luka-luka kecil atau besar pada serviks, rangsangan yang disebabkan dari luar, level estrogen, dan penyebab lain yang dapat menyebabkan erosi portio. Sedangkan pada pola personal hygiene, didukung dari teori Manuaba, 2008, bahwa prosentase pengaruh personal hygiene terhadap erosi portio sebesar 20%. Kata Kunci : Erosi Portio, IUD, Alat Kontrasepsi PENDAHULUAN Latar Belakang Erosi portio merupakan peradangan pada mulut rahim yang disebabkan oleh manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan radang dan lamalama menjadi infeksi. Erosi portio semakin banyak ditemukan di masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan secara dini ketika mendapat keluhan seperti keputihan. Erosi portio disebabkan oleh keterpaparan suatu benda saat pemasangan AKDR dan pemasangan
alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril. Bisa juga infeksi pada mulut rahim, misalnya keputihan yang lama tidak diobati. Infeksi dapat menyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi portio. Apabila pengobatan tidak dilakukan secara tuntas dan benar maka, erosi portio bisa berlanjut kearah keganasan. Pada studi pendahuluan di Puskesmas Lamongan tahun 2009 jumlah peserta Alat Kontrasepsi 7.419 akseptor dengan rincian Alat Kontrasepsi IUD sebanyak 678 akseptor (9,13%). Adapun kasus efek 16
Jurnal Midpro, Vol. 2 / No. 2 /Desember 2010
samping yang sering dijumpai Di Puskesmas Lamongan adalah erosi portio 94 akseptor (13,86). Sedangkan data dari Puskesmas Lamongan bulan Januari-Juni 2015 jumlah peserta Alat Kontrasepsi 3479 akseptor dengan rincian Alat Kontrasepsi IUD sebanyak 339 akseptor (9,74%). Adapun kasus efek samping yang sering dijumpai Di Puskesmas Lamongan adalah erosi portio 47 akseptor (13,8%). Timbulnya erosi portio pada Akseptor Alat Kontrasepsi IUD dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu, pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril dan dapat menyebabkan infeksi. IUD juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lamanya haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman menybabkan terjadinya infeksi). Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan kanalis servikalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat menyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada portio bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadi erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim Sebagai salah satu pusat pelayanan kesehatan, peran dan fungsi petugas kesehatan sangat di
butuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengurangi kecemasan terhadap akseptor, dengan cara memberikan penyuluhan dan informasi yang tepat terhadap akseptor IUD. Tujuan Penelitian Untuk mengembangkan pola pikir dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan komprehensif Akseptor Aktif IUD Pada Ny “R” P2002 dengan Erosi portio di Puskesmas Lamongan Kabupaten Lamongan Tahun 2015. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan dan melaksanakan metode SOAP, diantaranya adalah, melakukan pengkajian data subyektif Akseptor Aktif IUD Pada Ny “R” P2002 dengan Erosi portio, melakukan pengkajian data obyektif Akseptor Aktif IUD Pada Ny “R” P2002 dengan Erosi portio, menganalisa data subyektif dan data obyektik Akseptor Aktif IUD Pada Ny “R” P2002 dengan Erosi portio, melakukan penatalaksanaan Akseptor Aktif IUD Pada Ny “R” P2002 dengan Erosi portio. PEMBAHASAN Pembahasan merupakan bagian dari laporan hasil penelitian yang berisi uraian secara mendalam tentang perbedaan/kesenjangan dan persamaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang terjadi selama penulis melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif akseptor aktif IUD pada Ny. “R” P2002 dengan Erosi Portio di Puskesmas Lamongan. Data Subyektif Terdapat kesenjangan pada data subyektif untuk riwayat
17
Jurnal Midpro, Vol. 2 / No. 2 /Desember 2010
penyakit keluarga, pada kasus dalam riwayat kesehatan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit kanker serviks, sedangkan pada teori dijelaskan bahwa kemungkinan terjadi erosi portio jika dalam keluarga yang mempunyai riwayat penyakit kanker serviks. Kesanjangan ini dikuatkan dengan teori adanya riwayat keluarga yang menderita kanker serviks, maka bila didapati tanda dan gejala erosi portio maka perlu dicurigai adanya tanda awal dari proses keganasan kanker serviks. Riwayat penyakit keluarga sebenarnya tidak selalu menjadi faktor penyebab terjadinya erosi portio, dikarenakan faktor predisposisi erosi portio tidak hanya pada riwayat penyakit keluarga yang mempunyai kanker serviks. Opini ini dikuatkan dengan teori, bahwa etiologi dari erosi portio adalah keterpaparan suatu benda pada saat memasangan AKDR yang dapat menyebabkan infeksi pada mulut rahim, luka-luka kecil atau besar pada serviks, rangsangan yang disebabkan dari luar, level estrogen, dan penyebab lain yang dapat menyebabkan erosi portio Pada pola personal hygiene terdapat kesanjangan, pada kasus dijelaskan ibu sudah menjaga hygienenya dengan baik seperti Mandi 2x/hari, gosok gigi tiap kali mandi, keramas 2x/minggu, ganti baju 2x/hari, ganti celana dalam 3x/hari, sedangkan pada teori dijelaskan bahwa personal hygiene berpengaruh dengan kasus erosi portio karena apabila hygiene tidak terjaga maka kuman akan semakin mudah berkembang biak. Jadi erosi portio tidak dipengaruhi oleh pola personal hygiene.
Kesanjangan ini dikuatkan dengan teori, bahwa kejadian erosi portio banyak diakibatkan karena kurangnya perhatian terhadap kebersihan diri dan genetaliannya sehingga mikroorganisme akan tumbuh subur dan berkembang biak secara cepat dan akhirnya dapat menimbulkan infeksi yang menyerang daerah portio. Kemungkinan pola personal hygiene dapat berpengaruh terhadap erosi portio sangat kecil, karena personal hygiene yang dapat mempengaruhi kasus erosi porsio membutuhkan pengkajian yang lama. Opini ini didukung dengan teori, bahwa prosentase pengaruh personal hygiene terhadap erosi portio sebesar 20%. Data Obyektif Pada data obyektif diperoleh hasil terdapat persamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspekulo dengan hasil portio tampak merah menyala, terdapat bintik putih seperti sariawan, dan terdapat sedikit sekret berwarna putih kekuningan pada area luka. Dikuatkan dengan teori yang mengatakan pada pemeriksaan khusus portio uteri disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dengan epitel portio, sekret yang dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah. Pemeriksaan inspekulo penting bagi ibu yang mengalami erosi portio karena jika tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo ibu belum mengetahui tingkatan dari erosi portio itu sendiri, karena jika tidak dilakukan ibu mengagap keadaannya pada saat itu biasa saja.
18
Jurnal Midpro, Vol. 2 / No. 2 /Desember 2010
Opini ini dikuatkan dengan teori, pada semua kasus erosi portio dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk memngetahui keadaaan dari portio yang mengalami erosi, sehingga dapat mengetahui tingkatan dari erosi portio sehingga nantinya dapat melakukaan penatalaksanaan sesuai dengan tingkatan. Analisa Masalah potensial yang terjadi adalah servisitis dan kanker serviks, sedangkan pada teori dijelaskan apabila erosi portio tidak diobati maka erosi akan semakin meluas dan memudahkan perkembangbiakan kuman, sehingga erosi dapat diklasifikasikan menjadi berat dan dapat menjadi kanker serviks. Sedangkan pada tinjauan kasus apabila erosi portio apabila tidak dilakukan pengobatan bisa menyebabkan kanker serviks dan servisitis. Jadi pada masalah potensial ditemukan persamaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Persamaan ini dikuatkan dengan teori, erosi portio yang dibiarkan akan menjadi lebih parah hingga bernanah dan dapat menyebar ke serviks sehingga dapat menyebabkan servisitis atau radang pada leher rahim hingga menjadi kanker serviks. Dan jika masih dibiarkan akan terus menyebar pada seluruh bagian. Pada kasus erosi portio membutuhkan waktu yang lama, sedangkan pada kasus ini baru merasakan keluhan semenjak ± 1 minggu yang lalu dan sudah mendapatkan pengobatan, kemungkinan erosi portio menjadi kanker servik sangat kecil. Didukung dengan teori yang mengatakan pada kejadian erosi
portio apabila tidak ditangani segera dikhawatirkan erosi akan semakin meluas dan memudahkan perkembangbiakan kuman, baik kuman yang sudah ada ataupun kuman yang masuk secara asenden melalui orifisium vagina. Sehingga erosi dapat diklasifikasikan menjadi erosi ringan, sedang, berat dan dapat menimbulkan keganasan yang paling fatal yaitu kanker serviks. Penatalaksanaan Pada penatalaksanaan diperoleh hasil terdapat persamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Tinjauan kasus pada penatalaksanaan tidak ada pencabutan kontrasepsi IUD dan pada teori juga tidak dilakukan pencabutan kontrasepsi IUD. Didukung dengan teori, perawatan yang dilakukan bidan adalah hanya perawatan awal dengan pemberian antibiotik, terapi albothyl dan konseling. Pada kasus erosi portio tidak semua kasus harus dilakukan pencabutan IUD karena tidak semua kasus erosi portio penyebabnya karena kontrasepsi IUD. Opini ini dikuatkan dengan teori, bahwa etiologi dari erosi portio adalah keterpaparan suatu benda pada saat memasangan AKDR yang dapat menyebabkan infeksi pada mulut rahim, luka-luka kecil atau besar pada serviks, rangsangan yang disebabkan dari luar, level estrogen, dan penyebab lain yang dapat menyebabkan erosi portio. Kesimpulan Pada pengkajian subyektif terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Untuk riwayat kesehatan keluarga dan pola personal hygiene pada akseptor aktif
19
Jurnal Midpro, Vol. 2 / No. 2 /Desember 2010
IUD dengan erosi portio. Pada pengkajian obyektif tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dalam pemeriksaan inspekulo pada akseptor aktif IUD dengan erosi portio. Analisa terdapat persamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Untuk masalah potensial pada akseptor aktif IUD dengan erosi portio. Penatalaksanaan terdapat persamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada akseptor aktif IUD dengan erosi portio. Saran Diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat, khususnya pada wanita usia reproduksi tentang pentingnya memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kasus erosi portio. Bagi ilmu kebidanan, diharapkan dapat menjadi wacana
yang sangat berharga bagi ilmu kebidanan khususnya tentang asuhan kebidanan komprehensif pada kasus erosi portio. Diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai asuhan kebidanan komprehensif pada kasus erosi portio untuk selanjutnya dijadikan acuan dalam memberikan asuhan kebidanan. DAFTAR PUSTAKA Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Sarwono, Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP Widyastuti, Yani. 2009. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta : Fitramaya
20