Tri Hariyana SELAMAT DATANG 歡迎 Assalamualaikum ... Welcome to my blog ... Do not forget to give comment. Always Good Morning
Selasa, 28 Juni 2011 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
A. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA COMMON SIZE 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan dalam Persen)
AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang Usaha bersih Pihak ke tiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Bukan Usaha Pihak ke tiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Persediaan Bersih Uang muka dan jaminan Pajak dibayar di muka Beban tanaman ditangguhkan Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya Jumlah aktiva lancar Aktiva Tidak Lancar Tagihan pajak penghasilan Piutang plasma - bersih Aktiva pajak tangguhan - bersih Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi
2008
2007
10,78 1,57
15,27 0,76
5,27 0,43
6,80 0,38
1,02 0,24 15,30 0,67 1,16 0,15 0,23 36,87
0,49 0,28 14,04 0,80 0,54 0,09 0,25 39,75
0,20 1,01 0,57 0,41
0,16 0,79 0,56 0,06
Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi Tanaman belum menghasilkan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Beban ditangguhkan - bersih Goodwill - bersih Aktiva tidak berwujud - bersih Aktiva tidak lancar lainnya Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang bank jangka pendek dan cerukan Hutang “trust receipts” Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Bukan usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Beban masih harus dibayar Hutang pajak Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi - bersih Hutang bank Hutang sewa Jumlah Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang obligasi - bersih Hutang sewa Jumlah pinjaman jangka panjang Kewajiban pajak tangguhan - bersih
2008
9,13 4,02 24,21 1,42 11,32 6,56 4,22 63,13
11,12 5,04 27,49 1,60 10,35 0,00 3,03 60,25
100,00
100,00
2007
19,28 5,43
19,30 4,05
6,1861 0,16
5,93 0,23
1,15 0,52 2,78 1,51
1,700 0,41 4,00 1,67
2,46 1,53 0,02 41,07
4,12 1,91 0,02 43,38
13,14 5,02 0,02 18,18 4,76
2,31 9,96 0,02 12,31 5,11
Estimasi kewajiban imbalan kerja Kewajiban tidak lancar lainnya Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Goodwill - bersih Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 30.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh Agio saham Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan Modal proforma Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Modal saham yang diperoleh kembali Jumlah Ekuitas Bersih JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
2,47 0,25 25,68 0,01 11,77
2,45 0,00 19,86 0,01 12,58
2,21
3,17
3,78 -2,93 0,46 3,97 0,49 0,00
3,97 -3,54 0,51 5,42 0,09 0,21
0.15 13.30 0,00 21,46
0,18 16,64 -2,49 24,20
100,00
100,00
Secara umum, proporsi aktiva PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak berubah secara signifikan. Hanya ada beberapa pos yang mengalami perubahan. Untuk pos utama aset lancar dan aset tidak lancar mengalami perubahan proporsi sekitar 3%. Untuk pos aktiva lancar proporsinya turun sebesar kenaikan proporsi aktiva tidak lancar. Di dalam pos aktiva lancar sendiri proporsi kas mengalami penurunan sekitar 4,5% dan ada kenaikan proporsi dalam investasi jangka pendek sebesar 0,8%, serta akun piutang dan persediaan juga proporsinya naik. Bisa dikatakan bahwa perusahaan pada tahun 2008 sedang melakukan investasi sekuritas tambahan, membeli kembali inventori dan tingkat perputaran kas pada debitor yang agak macet karena kita ketahui bahwa tahun 2008 merupakan tahun terburuk dalam dasawarsa terakhir karena dunia pada saat itu sedang mengalami krisis global. Meskipun tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap industri konsumsi di Indonesia karena memang Indonesia pertumbuhan ekonomi diukur dari segi konsumsi, maka imbasnya bagi perusahaan manufaktur seperti PT Indofood ini tidak terlalu besar. Untuk aktiva tidak lancar mengalami kenaikan sebesar proporsi penurunan aktila lancar. Kenaikan terbesar dari pos aktiva
tidak lancar adalah dari aktiva tidak berwujud. Aktiva ini mengalami kenaikan sekitar 6% dari posisi semula 0%. Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya bahwa penurunan aktiva lancar juga sebagian dialihkan oleh perusahaan untuk memperluas investasi. Hal ini dibuktikan dengan naiknya nilai uang muka investasi secara cukup signifikan. Perubahan yang paling signifikan adalah naiknya proporsi aktiva tidak berwujud sebesar 6% dari proporsi total aktiva. Aktiva tidak berwujud ini terdiri dari merek-merek dagang atas produk yang diproduksi oleh Indolakto, yang timbul sehubungan dengan transaksi akuisisi. Merek-merek tersebut diantaranya adalah Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Crima, Kreme dan Indoeskrim. Pengakuan aset tidak berwujud ini sesuai dengan harga perolehan dan nilainya diamortisasi setiap tahun. Piutang plasma dan tagihan pajak mengalami kenaikan namun dalam proporsi yang kecil. Untuk beberapa pos mengalami penurunan karena memang nilainya diamortisasi atau didepresiasi, misalnya untuk pos tanaman yang menghasilkan dan aktiva tetap termasuk peralatan, mesin, gedung, dll. Untuk pos pasiva, kondisi dari hutang lancar mengalami penurunan sekitar 2% sedangkan untuk pos utang jangka panjang proporsinya naik secara cukup tajam, yaitu 6%. Sedangkan untuk modal berkurang proporsinya sekitar 3%. Untuk utang lancer, beberapa pos mengalami kenaikan seperti utang trust, utang pada pihak ke tiga untuk mendanai hal-hal di luar operasi perusahaan dan perusahaan pun mencari kreditur yang benar-benar bisa dipercayai dan telah menjadi mitra dengan perusahaan. Utang yang mengalami penurunan antara lain utang obligasi karena memang setiap tahun perusahaan harus membayar cicilan bunga dan pokok pinjaman yang jatuh tempo. Begitu juga dengan utang bank dan utang pajak yang harus segera dilunasi karena tempo pembayarannya telah jatuh. Utang-utang accrual pun proporsinya berkurang karena setiap tahun juga perusahaan harus membayar biaya-biaya operasional dan biaya-biaya lainnya. Di sisi lain, utang jangka panjang malah bertambah secara signifikan proporsinya antara lain utang bank yang naik sekitar 8,8%. Perusahaan mungkin menilai bahwa utang bank yang tersisa pada tahun 2007 adalah hampir nol, maka mungkin biasanya bank menawari kredit lagi atau mungkin hal ini pertimbangan dari manajer pula untuk lebih memilih kredit di bank dan segera melunasi obligasi-obligasi jangka panjang yang sudah jatuh tempo. Nilai dari hak minoritas perusahaan otomatis turun karena pada tahun 2008 perusahaan telah melakukan
buyback atas sebagian sahamnya dan mungkin juga karena pelaku sentimen dari pasar yang khawatir mengenai krisis global sehingga mereka para pemilik saham minoritas pada akhirnya banyak yang melepas sahamya. Perusahaan terlalu berani dalam keadaan krisis global lebih mendanai dengan utang. Tapi, mungkin juga hal ini dipengaruhi oleh turunnya harga saham. Namun, turunnya harga saham indofood tidaklah sevolatil industri yang lain. Modal perusahaan juga secara umum mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat dari modal disetor proporsinya mengalami penurunan meskipun saham treasury sudah dijual lagi kepada publik, namun dapat diketahui dari agio saham yang mengalami penurunan bisa mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami disagio. Jika tidak, maka memang proporsi kenaikannya sangat tidak sebanding dengan proporsi kenaikan utang jangka panjang. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2007 (Disajikan dalam Persen)
Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Penjualan Umum dan administrasi Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Penghasilan/(Beban) Lain-Lain Penghasilan bunga Beban bunga dan pendanaan lainnya Laba/(rugi) kurs - bersih Lain-lain - bersih Beban Lain-lain - Bersih Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tahun berjalan Tangguhan Beban Pajak Penghasilan - Bersih Laba Sebelum Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan dan Penyesuaian Proforma
2008 100,00 76,86 23,13
2007 100,00 76,21 23,78
7,06 4,87 11,94 11,18
8,39 5,05 13,45 10,32
0,43 -2,98 -1,83 -0,10 -4,48 6,70
0,56 -2,55 0,04 -1,06 -2,99 7,32
-3,04 0,97 -2,06 4,63
-3,15 0,67 -2,48 4,85
Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih Penyesuaian Proforma Laba Bersih
-2,01
-0,14
0,05 2,66
0,06 3,52
Harga pokok penjualan untuk periode 2008 mengalami kenaikan proporsi sekitar 0,65%. Hal ini mengindikasikan adanya harga-harga/inflasi yang cukup signifikan untuk harga-harga bahan baku dan beban produksi sehingga pada tahun 2008 proporsi laba kotor mengalami penurunan. Selain itu, hal ini juga disebabkan kenaikan jumlah produksi. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan jumlah persediaanyang dimiliki perusahaan dan pos persediaan akhir yang dimiliki. Namun, untuk tahun 2008 beban administrasi dan penjualan menurun secara proporsi meskipun secara jumlah meningkat. Pos-pos biaya menurun seperti iklan mengindikasikan belanja iklan untuk perusahaan memang menurun. Biaya yang naik seperti biaya gaji, upah karyawan. Biaya untuk barang rusak juga mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan kualitas bahan baku atau tingkat kualitas distribusi mengalami penurunan. Telekomunikasi dan bahan bakar juga mengalami kenaikan karena memang perusahaan pada saat itu sedang mengalami kenaikan penjualan dan sisi permintaan tentunya juga naik sehingga hal ini wajar menimbulkan kenaikan pada sejumlah pos-pos biaya. Namun pada akhirnya kenaikan ini tidak sebesar proporsi terhadap penjualan pada tahun 2007 sehingga proporsi laba usaha mengalami kenaikan sekitar 0,86%. Pos yang paling memengaruhi laba sebelum pajak adalah kerugian selisih kurs karena kita tahu bahwa rupiah pada tahun 2008 mengalami koreksi yang signifikan dan nilainya terus melemah sampai awal tahun 2009 nilainya berangsur membaik menuju level Rp 9000-an per dolar. Kerugian atas selisih kurs mengubah 1,79% proporsi beban. Beban bunga dan lainnya juga mengalami kenaikan. Selain karena perusahaan menambah utang jangka panjang, juga perusahaan sedang mengalami kenaikan penjualan sehingga laba sebelu pajak proporsinya jauh lebih kecil daripada laba tahun 2007 (mengalami penurunan sebesar 0,62%). Untuk pos beban pajak mengalami penurunan proporsi terhadap penjualan meskipun jumlahnya naik. Proporsi pajak penghasilan misalnya naik pada pos tangguhan karena perusahaan masih menangguhkan biaya dan gaji atau karena memang perusahaan menunggu sampai jatuh tempo masa SPT badan. Sedangkan untuk beban gaji proporsinya mengalami penurunan meskipun memang beban upah
dan gaji mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Laba sebelum hak minoritas juga mengalami penurunan proporsinya 0,25% dibandingkan dengan tahun 2007. Hak minoritas atas aktiva proporsinya naik secara signifikan karena memang pada tahun 2008 perusahaan kembali menjual saham treasury nya ke publik sehingga konsekuensinya adalah kepemilikannya semakin menyebar dan tentu saja pemilik minoritas berhak atas hak-hak atas aktiva. Hal inilah yang pada akhirnya menurunkan proporsi laba bersih perusahaan pada tahun 2008 dengan tahun 2007 adalah sekitar 0,9% meskipun secara esensi nilainya naik.
B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KOMPARATIF 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah)
AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang Usaha bersih Pihak ke tiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Bukan Usaha Pihak ke tiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Persediaan Bersih Uang muka dan jaminan Pajak dibayar di muka Beban tanaman ditangguhkan Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya Jumlah aktiva lancar Aktiva Tidak Lancar Tagihan pajak penghasilan
2008
2007
Perubahan Dalam% Dalam rupiah
4.271.208 623.134
4.538.051 227.337
-5,88 174,10
(266.843) 395.797
2.087.348 172.734
2.022.069 114.332
3,23 51,08
65.279 58.402
404.927 95.962
146.983 84.447
175,49 13,63
257.944 11.515
6.061.219 266.126 461.862 61.672 92.230
4.172.388 239.116 160.660 27.037 76.709
45,26 11,29 187,47 128,10 20,23
1.888.831 27.010 301.202 34.635 15.521
14.598.422 11.809.129
23,61
2.789.293
64,68
32.049
81.594
49.545
Piutang plasma - bersih Aktiva pajak tangguhan - bersih Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi Tanaman belum menghasilkan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Beban ditangguhkan - bersih Goodwill - bersih Aktiva tidak berwujud - bersih Aktiva tidak lancar lainnya Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang bank jangka pendek dan cerukan Hutang “trust receipts” Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Bukan usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Beban masih harus dibayar Hutang pajak Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi - bersih Hutang bank Hutang sewa Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank
401.172 229.515 164.864
236.120 167.299 20.219
69,90 37,18 715,39
165.052 62.216 144645
3.618.678
3.305.778
9,46
312.900
1.593.691 9.586.545
1.499.069 8.166.816
6,31 17,38
94.622 1.419.729
564.156 477.336 4.484.479 3.074.823 2.598.148 0 1.673.000 900.761 24.995.842 17.897.766 39.594.264 29.706.895 2008 2007
18,18 45,84
86.820 1.409.656 2.598.148 85,73 772.239 39,65 7.098.076 33,28 9.887.369 Perubahan Dalam% Dalam Rp
7.634.711
5.734.104
33,14
1.900.607
2.153.921
1.205.892
78,61
948.029
2.449.368 65.321
1.764.253 71.013
38,83 -8,01
685.115 -5.692
458.818 208.559
505.075 124.291
-9,15 67,79
-46.257 84.268
1.103.395 598.091
1.190.093 496.279
-7,28 20,51
-86.698 101.812
975.309 606.610 8.058 16.262.161
1.224.464 567.509 5.704 12.888.677
-20,34 6.88 41,26 26,17
-249.155 39.101 2.354 3.373.484
5.204.922
688.719
655,73
4.516.203
Hutang obligasi - bersih Hutang sewa Jumlah pinjaman jangka panjang Kewajiban pajak tangguhan bersih Estimasi kewajiban imbalan kerja Kewajiban tidak lancar lainnya Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Goodwill - bersih Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan
1.989.588 6.088 7.200.598
2.960.430 6.549 3.655.698
-32,79 -7,03 96,96
-970.842 -461 3.544.900
1.888.123
1.517.928
24,38
370.195
980.543
729.081
34,49
251.462
100.944 10.170.208
0 5.902.707
72,29
100.944 4267.501
2.955 4.660.191
3.134 3.721.828
-5,71 25,21
-179 938.363
Perubahan 2008 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 30.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh Agio saham Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan Modal proforma Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Modal saham yang diperoleh kembali Jumlah Ekuitas Bersih JUMLAH KEWAJIBAN DAN
2007 Persen% DalamRp
878.043
944.419
-7,02
-66.376
1.497.733 (1.160.859)
1.182.046 (1.051.958)
26,70 10,35
315.687 -108.901
185.315
154.167
20,20
31.148
1.572.446
1.611.683
-2,43
-39.237
197.684
28.057
604,58
169.627
0
63.953
-100,00
-63.953
60.000
55.000
9.09
5.000
5.268.387
4.944.251
6,55
324.136
0
(741.069)
-100,00
741.069
8.498.749 39.594.264
7.190.549 29.706.895
18,19 33,28
1.308.200 9.887.369
EKUITAS
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2007 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah)
Perubahan
2008 Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Penjualan Umum Dan Administrasi Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Penghasilan/(Beban) Lain-Lain Penghasilan bunga Beban bunga dan pendanaan lainnya Laba/(rugi) kurs - bersih Lain-lain - bersih Beban Lain-lain - Bersih Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tahun berjalan Tangguhan Beban Pajak Penghasilan Bersih Laba Sebelum Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan Dan Penyesuaian Proforma Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih Penyesuaian Proforma Laba Bersih
2007
Dalam%
Dalam Rp
38.799.279 29.822.362 8.976.917
27.858.304 21.232.761 6.625.543
39,27 40,45 35,48
10.940.975 8.589.601 2.351.374
2.742.292 1.893.149 4.635.441 4.341.476
2.339.821 1.409.282 3.749.103 2.876.440
17,20 34,33 23,64 50,93
402.471 483.867 886.338 1.465.036
168.516 (1.157.562)
158.347 (710.615)
6,42 62,89
10.169 446.947
(713.131) (39.476) (1.741.653) 2.599.823
13.411 (296.174) (835.031) 2.041.409
-5417,50 -86,67 108,57 27,35
(1.181.312) 379.759 (801.553)
(878.006) 187.314 (690.692)
34,54 102,73 16,05
303.306 192.445 110.861
1.798.270
1.350.717
33,13
447.553
(782.597)
(387.270)
102,08
395.327
18.716 1.034.389
16.910 980.357
10,68 5,51
1.806 54.032
(726.542) (256.698) 906.622 558.414
Kas perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan sekitar 5,88% dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk investasi nilainya naik hampir 175%. Memang perusahaan pada saat itu sedang melakukan banyak pembelian pada sekuritas-sekuritas jangka pendek yang return nya bisa dihasilkan pada tempo yang telah ditentukan perusahaan. Untuk pos piutang nilainya juga mengalami kenaikan secara signifikan pada semua pos baik piutang usaha atau bukan usaha mengindikasikan bahwa tingkat penagihan piutang semakin menurun atau tingkat kemampuan debtor menurun untuk membayar utang terhadap perusahaan. Nilai persediaan akhir bersih perusahaan juga mengalami kenaikan. Kenaikan paling signifikan terjadi pada pos pajak dibayar di muka dan beban yang ditangguhkan. Namun, secara umum, kenaikan pos aktiva lancar adalah sekitar 23,61%. Aktiva tidak lancar juga nilainya mengalami kenaikan sekitar 39,65% dari tahun 2007. Kenaikan terbesar ada di aset tidak berwujud karena memang perusahaan pada waktu itu sedang gencargencar melakukan akuisisi untuk merek-merek tertentu, seperti susu cap enaak, indoeskrim, dll. Piutang plasma juga nilainya mengalami kenaikan secara signifikan karena memang perusahaan pada waktu itu sedang melakukan peningkatan pada sektor plasma, sedangkan biaya masih ditanggung oleh anak perusahaan, dan masih menunggu pencairan dana dari bank. Aset tetap juga nilainya mengalami kenaikan karena perusahaan juga sedang melakukan penambahan terhadap aktiva tetap, mungkin disebabkan karena keadaan mesin atau gedung yang nilai efisiensi telah menurun atau sekedar strategi peningkatan produksi. Aktiva tidal lancar lainnya juga mengalami kenaikan sekitar 85%. Kenaikan ini terkait dengan sewa atas ruang perkantoran yang digunakan untuk jangka panjang dan nilainya diakui sebagai aktiva tidak lancar lainnya. Sewa semacam ini tergolong capital lease. Total aktiva secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 33%. Jumlah kewajiban perusahaan mengalami kenaikan baik lancar maupun tidak lancar. Kewajiban lancar naik 26,17% dan tidak lancar naik 72%. Utang bank jangka pendek naik 33,14% disebabkan karena perusahaan dalam jangka pendek harus memenuhi berbagai operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mengadakan perjanjian utang dengan pihak pihak yang dipercaya lainnya dan nilainya meningkat 78,61%. Paling tidak, ada sebagian utang usaha yang telah dilunasi diindikasikan ada penurunan dari beberapa pos utang meskipun penurunannya tidak terlalu signifikan.. Utang-utang ini digunakan perusahaan sebagian besar juga untuk aktivitas investasi jangka pendek dan operasi. Selain itu juga untuk melunasi utang jangka
panjang yang telah jatuh tempo seperti utang obligasi. Utang tidak lancar naik sebesar 72,29%. Utang ini didominasi oleh utang bank yang membengkak sampai 700%. Utang ini juga disebabkan agar pendanaan perusahaan untuk meningkatkan operasi maupun investasi tidak terganggu karena menurunnya nilai pasar saham. Utang bank ini juga dalam rangka mendukung program plasma perusahaan. Utang bank ini mayoritas didapatkan dari anak perusahaan Bank BCA dan utang luar negeri dalam bentuk US$. Utang-utang jangka panjang ini dilakukan karena memang perusahaan sudah ada perjanjian peminjaman dengan SIMP dengan kriteria ekuitas harus diturunkan dan penggenjotan modal adalah dari sisi utang. Oleh karena itu, proporsi modal secara umum menurun dibandingkan dengan tahun 2007 meskipun total ekuitas naik karena memang perusahaan melakukan penjualan kembali saham treasurinya. Perusahaan mendapatkan banyak keuntungan diindikasikan dengan nilai agio yang meningkat serta keuntungan yang belum terealisasi. Harga saham pada waktu itu bisa disimpulkan sedang naik. Modal proforma juga mengalami penurunan karena pada saatnya modal itu digunakan. Penjualan mengalami kenaikan 39,27% dan diikuti dengan naiknya HPP sebesar 40%. Hal ini mengindikasikan bahwa harga-harga bahan baku sedang mengalami kenaikan dan berbagai macam faktor lainnya. Sehingga kenaikan penjualan ini bukan menjadi tolak ukur kenaikan penjualan namun kenaikan penjualan ini sebagai dampak dari inflasi dan meningkatnya HPP. Namun demikian, laba kotor masih naik sebesar 35%. Secara umum, beban usaha juga meningkat sebesar 23%. Namun, peningkatan beban ini masih di bawah laba kotor sehingga laba usaha naik 50% dari tahun 2007. Penghasilan atau beban lain-lain inilah yang menyebabkan EBT turun karena memang penyebab utamanya adalah kerugian selisih mata uang asing. Perlu diketahui bahwa utang perusahaan juga dalam bentuk dolar. Oleh karena itu, dalam pelunasannya sepanjang krisis global 2008 mungkin saja mengalami kerugian yang luar biasa. EBT hanya naik 27,35%. Pajak penghasilan juga bertambah karena memang banyak kenaikan di sisi yang berhubungan dengan pajak, misalnya gaji dan upah. Laba bersih hanya naik 5% akibat adanya hak pemegang saham minoritas akibat adanya penjualan kembali saham treasuri. Namun, secara umum, kondisi operasi perusahaan masih dalam keadaan cukup baik karena masih ada kenaikan pada laba bersih.
3.
4.
1.
C. ANALISIS RASIO Rasio Likuiditas Aktiva lancar Kewajiban lancar
1. Rasio Lancar
=
Kas dan setara kas + surat berharga + piutang usaha Kewajiban lancer
2.
Rasio Cepat ( quick ratio) =
Piutang rata-rata Penjualan/360
Periode penagihan ( collection period) =
Persediaan rata-rata HPP/360
Jumlah hari untuk menjual persediaan ( days to sell inventory) =
Struktur Modal dan Solvabilitas
Total Kewajiban Ekuitas PemegangSaham Saham Total utang terhadap ekuitas ( total debt to equity) =
2.
Kewajiban jangka panjang Ekuitas Pemegang Saham
Utang jangka panjang terhadap ekuitas ( long term debt to equity) =
Laba sebelum pajak dan beban bunga Beban bunga
3.
Kelipatan Bunga dihasilkan ( time interest earned) =
Total Utang Total aktiva
4. Rasio Total Utang ( leverage) =
3. Tingkat Pengembalian atas Investasi
1. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return on asset-ROA) = Laba bersih + beban bunga (1- tarif pajak) Ekuitas Pemegang Saham
2. Tingkat Pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity) = Laba bersih
Rata-rata ekuitas pemegang saham
Laba Bersih Rata rata ekuitas
3. Tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity) =
4. Kinerja Operasi (Operating Performance) Laba Kotor Penjualan Margin laba kotor (gross Profit margin)= Laba Operasi Penjualan
1.
2.
3.
Margin Laba Operasi (operating profit margin) = Laba sebelum pajak penghasilan Penjualan
Margin laba sebelum pajak (pretax profit margin) = Laba Bersih Penjualan Margin Laba Bersih (net profit margin) =
5. Pemanfaatan Aktiva Penjualan Rata-rata kas dan setara kas Perputaran Kas (cash turnover) = Penjualan Rata-rata piutang usaha
Perputaran Piutang Usaha (account receivable turnover) = Penjualan Rata-rata persediaan Penjualan Terhadap Persediaan (sales to inventory) =
Laba Kotor Penjualan 4.
Perputaran modal kerja (working capital turnover) =
Penjualan Rata-rata total aktiva 5.
Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) =
Ukuran Pasar
Harga pasar per lembar saham Laba per saham
1.
Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio) =
2. Laba per saham Harga pasar per lembar saham Imbal Hasil Laba (earning yield) =
Harga per lembar saham Nilai buku per lembar saham
3.
Harga terhadap nilai buku (price to book) =
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN ANALISIS RASIO Tahun 2007 dan 2008
No
Jenis Rasio
Tahun 2007 Perhitungan
1 Rasio Lancar 2 Rasio Cepat 3 Periode penagihan piutang Jumlah hari untuk 4 menjual persediaan Total Utang 5 terhadap Ekuitas Utang jangka 6 panjang terhadap ekuitas 7 Kelipatan Bunga dihasilkan Tingkat 8 Pengembalian atas Aktiva
11.809.129 12.888.677 6.901.789 12.888.677 1.792.286,5 27.858.304/360 3.576.708,5 21.232.761/360 18.791.384 7.190.549
Tahun 2008 Hasil
2,61
14.598.422 16.262.161 7.154.424 16.262.161 2.198.241,5 38.799.279/360 5.116.803,5 29.822.362/360 26.432.369 8.498.749
0,82
10.170.208 8.498.749
0,92 0,54 23,16 hari 60,64 hari
5.902.707 7.190.549 2.876.440 710.615 980.357 23.035.744
4,05 0,043
Tahun 2007 No
Jenis Rasio
9 Margin Laba Kotor 10 Margin Laba
Perhitungan 6.625.543 27.858.304 2.876.440
Perhitungan
Hasil 0,89 0,44 20,39hari 61,77 hari
4.341.476 1.157.562 1.034.389 34.650.580
3,11
1,19 3,75 0,029
Tahun 2008 Hasil 0,24 0,10
Perhitungan 8.976.917 38.799.279 4.341.476
Hasil 0,23 0,11
Operasi 11 Margin laba sebelum pajak 12 Margin Laba Bersih 13 Perputaran Kas 14 Perputaran piutang usaha 15 Penjualan terhadap persediaan 16 Perputaran Modal Kerja 17 Perputaran Aktiva Tetap 18 Perputaran Total Aktiva 19 Rasio Harga terhadap Laba 20 Imbal Hasil Laba 21 Harga Terhadap nilai buku 22 Return On Equity
27.858.304 2.041.409 27.858.304 980.357 27.858.304 27.858.304 3.168.426 27.858.304 1.792.286,5 27.858.304 3.576.708,5 27.858.304 (535) 27.858.304 13.384.937,5 27.858.304 23.035.744 2.575 115 115 2.575 2.575 100 980.357 6.115.817,5
0,073 0,035 8,79 15,54 7,79 Tidak ada 2,08 1,21 22,39 0,045 25,75 0,16
18.791.384 23 Rasio Total Utang
29.706.895
38.799.279 2.599.823 38.799.279 1.034.389 38.799.279 38.799.279 4.404.629,5 38.799.279 2.198.241,5 38.799.279 5.116.803,5 38.799.279 (1.371.643,5) 38.799.279 21.446.804 38.799.279 34.650.580 2.325 120 120 2.325 2.325 100 1.034.389 7.844.649
0,067 0,027 8,81 17,65 7,58 Tidak ada 1,81 1,12
19,38 0,052 23,25 0,13
26.432.369 0,63
39.594.264
0,67
Rasio lancar perusahaan dalam dua tahun terakhir menunjukkan kondisi yang tidak likuid. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancar dengan kewajiban lancar adalah tidak memenuhi syarat. Apalagi rasio ini turun dari 0,92 menjadi 0,89 pada tahun 2008 sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan pada utang lancar dan
kondisi aktiva lancar juga naik namun kenaikan pada penyebut akan lebih cenderung mengurangi secara signifikan nilai rasio lancar ini. Begitu juga dengan rasio cepat perusahaan yang mengalami penurunan yang signifikan dari 0,54 menjadi 0,44 pada tahun 2008. Rasio cepat 0,5 menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam memenuhi utang lancar benar-benar jauh di bawah kondisi cukup, yaitu kondisi normal ketika rasio cepat adalah 1. Kondisi ini juga diperparah dengan penurunan jumlah kas yang dimiliki perusahaan. Periode penagihan piutang secara umum turun dari 23 hari menjadi 20 hari. Hal ini cukup mengisyaratkan perkembangan yang bagus karena akan lebih meningkatkan kinerja dan operasi perusahaan. Namun jumlah hari untuk menjual persediaan malah bertambah 1 hari dari 60 hari menjadi 61 hari. Hal ini akan berdampak pada kinerja penjualan serta dapat menghambat proses produksi karena perusahaan harus mempertimbangkan rasio ini untuk mengestimasi barang yang harus diproduksi terutama dalam segi kuantitas agar produksi perusahaan sejalan dengan permintaan. Total utang terhadap ekuitas dari tahun 2007 ke tahun 2008 adalah naik menjadi 3,61. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar modal perusahaan sebagian besar didanai dari utang dan jumlah utang adalah 3 kali lipat lebih banyak daripada total ekuitas. Jadi perusahaan juga sangat berisiko untuk membayar beban bunga dan pokok pinjaman apalagi ketika perusahaan mempunyai kreditor lebih dari 1. Kecuali ketika memang keadaan perusahaan memungkinkan untuk menambah utang maka hal ini tidak akan menjadi masalah. Apalagi proporsi utang jangka panjang juga sudah melebihi proporsi ekuitas dengan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas yang sudah mencapai 1,19. Dalam keadaan krisis global, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan selain terancam masalah kurs juga terancam operasi macet dan gulung tikar karena banyak pokok pinjaman dan bunga yang mungkin jatuh tempo dan nilai kas sendiri pun turun. Rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang. Memang sebenarnya kebijakan perusahaan untuk meningkatkan utang adalah untuk memenuhi SIMP, tapi dalam hal ini sebaiknya perusahaan tetap menjaga rasio solvabilitas agar perusahaan dalam hal ini akan tetap mampu untuk melunasi jangka panjangnya. Apalagi dengan turunnya rasio kelipatan bunga dihasilkan. Ini menandakan pula bahwa perusahaan dengan menambah utang jangka panjang malah akan semakin membebani kondisi
perusahaan. Dengan turunnya rasio kelipatan bunga dihasilkan, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar bunga yang setiap periode tertentu harus dibayar adalah menurun. Pembayaran bunga juga menggunakan kas, bukan menggunakan laba. Apalagi kas perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2007. ROA turun dari 4,3% menjadi 2,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penggunaan atas aktiva untuk mencapai tujuan perusahaan turun. Sepertinya perusahaan telah menambah dalam jumlah yang signifikan total aset, termasuk aset tidak lancar. Namun hal ini malah menurunkan kinerja perusahaan atas penambahan aset tersebut. Margin laba secara umum mengalami penurunan kecuali laba kotor yang meningkat 1%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan pemegang saham untuk menerima dividen adalah menurun, dan secara umum akan berimbas kepada sentimen pasar saham yang akan menilai kinerja perusahaan menurun dan bisa berdampak terhadap harga saham perusahaan. Rasio perputaran piutang 15 kali sedangkan perputaran kas hanya 8 kali. Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan antara piutang dengan penerimaan kas sampai menjadi kas kembali. Dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini banyak piutang yang masih belum bisa ditagih dan setiap kali ada transaksi yang berhubungan dengan penambahan piutang sebanyak 2 kali, transaksi atas penerimaan kas baru bisa dilakukan 1 kali. Hal ini akan mengganggu sekali tentunya untuk operasi perusahaan dan memenuhi kebutuhan lain akan kas. Perusahaan mengambil keputusan utang mungkin juga disebabkan oleh kondisi seperti ini, kekurangan kas karena perputaran dari kas menjadi kas adalah sangat lama dan hanya setengah dari perputaran piutang. Rasio penjualan terhadap persediaan 7 kali mengindikasikan bahwa perusahaan harus membeli bahan baku persediaan tujuh kali dalam satu periode. Rasio ini turun 0,23 mengindikasikan bahwa perusahaan mengurangi intensitasnya untuk membeli persediaan. Perputaran modal kerja adalah nol karena tidak adanya modal kerja disebabkan total aktiva lancar kuran dari utang lancar. Hal ini mengindikasikan bahwa segala aset lancar yang dimiliki perusahaan hanya bisa didedikasikan untuk membayar utang jangka pendeknya, itu pun masih belum mencukupi karena perusahaan dalam keadaan illiquid. Perputaran aktiva tetap dibandingkan dengan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,2. Hal ini mengindikasikan bahwa kegunaan aktiva tetap mengalami penurunan Mungkin hal ini disebabkan kenaikan aktiva tetap sebagai penyebut meskipun kenaikan terhadap penjualan perusahaan.
Hal ini terjadi juga pada perputaran total aktiva. Idealnya, naiknya total aktiva diikuti juga oleh naiknya penjualan dalam rasio yang berbeda sehingga dapat meningkatkan rasio perputaran aktiva. Rasio 2 menunjukkan bahwa total aktiva tidal lancar yang digunakan dalam penjualan adalah baru 2 kali. Sedangkan untuk penggunaan aktiva secara keseluruhan adalah baru 1 kali lebih, itupun nilai rasionya menurun. Rasio harga terhadap laba menunjukkan tingkat apresiasi investor terhadap kondisi perusahaan. Nilai itu turun cukup signifikan 3 poin dari tahun 2007. Selain karena turunnya harga saham, juga sekali lagi disebabkan oleh krisis global. Sedangkan imbal laba terhadap saham adalah mengalami kenaikan dari 45% menjadi 52%. Ini berarti terkandung pesan bahwa setiap lembar saham yang dimiliki investor, akan mendapatkan pengembalian sebesar 45% dan nilai ini naik pada 2008 menjadi 52%. Oleh karena itu, masih banyak para investor yang masih tertarik untuk membeli saham perusahaan dan terbukti perusahaan menjual saham dan mendapat keuntungan dari penjualan tresury. Harga terhadap nilai buku adalah 25 pada tahun 2007 dan menurun 23 pada tahun 2008. Nilai ini mencerminkan bahwa harga pasar saham adalah 25 kali harga nominalnya. Sekiranya perusahaan mau melakukan stocksplit untuk bisa lebih meningkatkan kinerja sahamnya, tidak akan menjadi masalah. Namun pada tahu 2008, nilai ini turun 2 poin. ROE juga turun 3% yang berarti bahwa kontribusi modal ekuitas terhadap laba adalah turun 3%.
D. ANALISIS ARUS KAS (Data dalam jutaan)
2007
2008
Arus kas dari aktivitas operasi
2.613.759
2.684.806
Arus Kas dari aktivitas investasi
(6.454.753)
(7.575.214)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
6.103.714
4.600.553
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
2.262.720
(289.855)
( sumber = laporan arus kas perusahaan) Secara umum, arus kas turun secara signifikan dari kenaikan 2.262.720 pada tahun 2007 namun sebaliknya pada tahun 2008 mengalami penurunan 289.855. Aktivitas operasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan karena selain perusahaan menerima kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok pun harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, pembayaran kas untuk beban usaha juga mengalami kenaikan. Dari sisi pendanaan dan investasi menjadikan penurunan arus kas untuk tahun 2008. Dari segi investasi jelas sekali perusahaan sedang gencar-gencarnya menambah aktivitas pembelian aktiva termasuk akuisisi, penyewaan kantor, proyek plasma dsb sehingga nilainya mengalami peningkatan dari 6.454.753 juta menjadi 7.575.214 juta pada tahun 2008. Begitu juga dari aktivitas pendanaan. Nilainya mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan juga untuk membayar utang cerukan, pembayaran obligasi jatuh tempo. Untuk kas masuk utang obligasi nilainya pada tahun 2008 adalah nol rupiah karena perusahaan pada tahun 2008 tidak melakukan penerbitan obligasi. Untuk penerimaan kas dari penerbitan saham anak perusahaan juga nilainya menjadi nol karena tahun 2008 anak perusahaan juga tidak menerbitkan saham lagi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara penerimaan kas, perusahaan ii sedang mengalami penurunan kinerja karena pendapatan yang diterima dari setiap macam aktivitas tidak diimbangi oleh pengeluaran kas dari setiap aktivitas juga. Diposkan oleh Tri Coorporation di 03:37 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Reaksi: 0 komentar: Poskan Komentar Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Visitors