BAB IV. KERANGKA KERJA DAUR HIDUP PUSAT DATA IV.l. Pengantar Penyusunan kerangka kerja daur hidup pusat data mengacu kepada berbagai standar dan praktik terbaik yang sering menjadi referensi dalam pembangunan dan pengoperasian sebuah pusat data. Harapannya, kerangka kerja ini dapat menjadi acuan dan arahan dalam membangun dan mengoperasikan sebuah pusat data yang baik dan berkualitas. Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data disusun dan diselaraskan dengan proses bisnis yang menjadi landasan dalam implementasi pusat data. Kerangka kerja tersebut terdiri dari langkah-langkah yang secara generik dilakukan dalam konteks pembangunan dan pengoperasian sesuatu secara mum (misal: perangkat lunak). Langkah-langkah yang diterjemahkan ke dalam fase tersebut mencakup: Fase menangkap kebutuhan bisnis yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran urnurn mengenai kebutuhan bisnis, lingkup kerja, serta objektiutujuan kegi~tari. Fase analisis yang bertujuan untuk memeriksa kelayakan proposal yang diajukan yang didapat dari fase sebelumnya. Fase ini juga menganalisis skalabilitas dan tingkat ketersediaan perlengkapan. Fase rancangan teknis yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran me~yeluruh dari apa yang hendak dibangun termasuk juga rencana implementasi dan operasionalnya, jadwal, serta analisis risiko. ask implementasi. * Fase pengujian. Fase serah terima. * Fase operasionalisasi. Khusus dalam konteks pembangunan dan pengoperasian pusat data, fase-fase di atas dilengkapi dengan fase pembubaran untuk memberikan gambaran kegiatan yang harus dilakukan pada saat diputuskan bahwa pusat data akan diganti dengan pusat data yang baru. Garis besar dari siklus proses pembangunan dan pengoperasian pusat data tergambar dalam Kerangka Kerja Level 0, dimana urutan siklus danlatau prosesnya menggambarkan langkah-langkah yang menjadi acuan bagi perancang dan implementator pusat data daiam menghasilkan suatu pusat data yang efektif serta sesuai dengan harapan dan kebutuhan operasional perusahaan. Kerangka Kerja Level 1, Kerangka Kerja Level 2, dan Kerangka Kerja Level 3 merupakan pendetilan dari suatu proses yang terdapat pada kerangka kerja level sebelumnya. Untuk memudahkan pembacaan dan menjaga konsistensi dalam penelusuran dokurnen, pencantuman kode untuk setiap diagram dokurnen masukan, proses, dan dokumen keluaran mengikuti kesepakatan seperti berikut Tabel 3 Kesepakatan kode untuk diagram dokumen masukan, proses, dan dokumen keluaran A-B[.C].[D][-El
fnarna dokurnenlprosesl e
A
menandakan kategori diagram: o I untuk dokumen masukan
[+I
o P untuk proses o 0 untuk dokumen keluaran
B menandakan nomor urut dokumedproses dalam lingkup Kerangka Kerja Level 0. [C] menandakan nomor urut dokumedproses dalam lingkup Kerangka Kerja Level 1 atau Kerangka Kerja Level 2 terkait dengan level di atasnya. [Dl menandakan nomor urut dokurnen/proses dalam lingkup Kerangka Kerja Level 3 terkait dengan level di atasnya. [El menandakan nomor urut dokumen masukanlkeluaran dalam lingkup Kerangka Kerja Level 2 atau Kerangka Kerja Level 3. Tanda plus '+' pada pojok kanan atas hanya berlaku bagi diagram proses yang terdapat pada Kerangka Kerja Level 2 dan menandakan bahwa terdapat pendetilan dari proses tersebut pada Kerangka Kerja Level 3. 0 Tanda kurung siku '11' menandakan bahwa bagian kode tersebut bersifat opsional. Contoh: * Kode untuk diagram P-5 Procurement & Implementation diartikan sebagai proses ke-5 daiam Kerangka Kerja Level 0 dan proses tersebut bemama Procurement & Implementation. * Kode untuk diagram 0-1.2.3-1 Roles, Responsibilities & Authorizations Map diartikan sebagai o dokumen keluaran ke-1 bemama Roles, Responsibilities & Authorizations, o pada proses ke-3 dalam Kerangka Kerja Level 2, o pada proses ke-2 dalam Kerangka Kerja Level 1, o pada proses ke-1 dalam Kerangka Kerja Level 0
IV.2. Kerangka Kerja Level 0 Kerangka Kerja Level 0 menggambarkan tujuh faseltahap dalam daur hidup sebuah pusat data.
Gambar 13. Kerangka Kerja Level 0.
35
Fase B~csinessRequireitzents menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, batasan, standar yang menjadi acuan, serta alasan bisnis yang mendasari keberadaan pusat data yang akan dijalankan. Hasil dari tahap ini berupa sebuah dokumen User Request Proposal yang berisi kebutuhan pusat data baru untuk kemudian mengusulkannya kepada pihak manajemen pemsahaan. Fase berikutnya, Analysis and Feasibility, melakukan analisis dan memastikan bahwa usulan proposal layak serta realistis untuk pengerjaan lebih lanjut dan sesuai dengan batasan dan kemampuan serta tujuan yang menjadi harapan perusahaan. Beberapa ha1 yang harus diperhatikan antara lain: tingkat skalabilitas dan ketersediaan barang, dukungan penyedia layanan, perangkat maupun komponen pusat data lainnya, dan komponen lama yang masih akan dipertahankan. Kesesuaian tersebut mempakan persyaratan kunci untuk mendapatkan persetujuan dari Steering Committee sebelum dauat meneruskan ke langkah - berikutnva. Fase Teclzizical and Functional Design membahas mengenai kerangka desain pusat data lengkap dengan rencana implementasi dan operasional, jadwal dan kriteria pengembangan, serta analisis risiko. Fase ini juga membahas penentuan lokasi serta komponen lainnya, serta kriteria ekspansi serta potensi pengembangan di masa mendatang. Hasil dari fase ini berupa suatu rancangan teknis yang layak untuk diimplementasikan. Fase Procuremerzt atzd Iitzplemeiztation menjelaskan mengenai proses standar pengadaan barang yang berlaku di perusahaan terkait, proses pembangunan dan penyusunarl komponen, bagaimana dukungan dari vendor, serta pengimplementasian proyek. Fase ini menghasilkan sebuah pusat data yang terangkai secara fisik dan siap beroperasi. Fase Acceptance and Operationalized melakukan serangkaian uji coba untuk memastikan bahwa pusat data terangkai secara benar dan sesuai dengan kesepakatan pada kriteria awal. Penyelesaian segala kekurangan yang terjadi selama masa uji coba dan commissioning hams menyesuaikan dengan rencana awal sehingga pada tahap akhir, pusat data tersebut telah beroperasi sesuai dengan harapan serta target yang telah ditentukan sebelumnya. Fase Monitoring and Review melakukan pemantauan terhadap kinerja pusat data yang telah beroperasi dan berlangsung paralel dengan tahap kelima yakni operasionalisasi pusat data. Pengawasan ini dilakukan dengan suatu platform terintegrasi yang secara mudah dapat menemukan parameter-parameter di luar batas normal. Dengan bekal rencana dan kriteria pengeinbangan yang telah disepakati, dapat dilakukan keputusan untuk pengembangan atau upgrade komponen sesuai dengan bagaimana hasil pengawasan. Dengan demikian, pusat data dapat tetap beroperasi sesuai dengan sasaran dan harapan yang ada. Tentunya seiring dengan perkembangan usaha yang pesat, terdapat kemungkinan bahwa kebutuhan operasional pemsahaan tidak dapat lagi terpenuhi oleh pusat data meskipun telah mengalami serangkaian upgrade dan pengembangan. Bilamana diputuskan bahwa diperlukan suatu pusat data baru untuk menggantikan pusat data yang sedang beroperasi, daur hidup pusat data tersebut memasuki fase ketujuh dan terakhir. Fase terakhir adalah Deconznzissioning dimana sudah terdapat persiapan untuk penggantian pusat data yang beroperasi dengan suatu desain baru yang lebih sesuai. Fase ini memuat suatu rencana migrasi dari pusat data operasional ke pusat data pengganti serta rencana penghentian pusat data operasional segera setelah seluruh layanannya dipindahkan ke pusat data yang baru.
IV.3. Kerangka Kerja Level 1
Gambar 14. Kerangka Kerja Level 1.
IV.4. Kerangka Kerja Level 2 dan 3 4.1. P-1 Busiizess Requirement
Gambar 15. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-1 Business Requirement.
Proses ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang dari proyek pusat data yang akan berjalan dan untuk mendapatkan suatu dokumentasi berisi kebutuhan yang desain pusat data harus penuhi. P-1.1 Dntn Collection
Proses P-1.1 Data Collection bertujuan untuk mengumpulkan dokumen yang melatarbelakangi pendirian pusat data seperti dokumen cetak biru (blueprint) bisnis,
cetak biru teknologi informasi, standar industri yang menjadi acuan, serta perkiraan awal mengenai alokasi anggaranbiaya. P-1.2 Determine Stakeltolder
Gambar 16. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-1.2 Defernti,reStakeltolder.
Biasanya, stakeholder dari proyek pembangunan dan implementasi pusat data adalah s e l d unit terkait di bagian TI dan juga kelompok pengguna (user) serta pihak manajemen perusahaan yang tergambar pada organigram perusahaan. Organigram tersebut berguna dalam menganalisis pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengimplementasian pusat data. P-1.3 Data Documentation
Gambar 17. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-1.3 DataDocumentation.
Proses ini bertujuan untuk mengumpulkan seluruh dokumentasi maupun informasi pendukung sebagai bahan penyusunan User Request Proposal (URP) pusat data. P-1.4 List and Prioritize
Gambar 18. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-1.4 LisI andPrioritize.
Proses ini merupakan proses lanjutan dari proses P-1.3 Data Documentation dan bertujuan untuk memberikan skala prioritas terhadap dokumentasi maupun informasi pendukung yang telah terkumpul. Skala prioritas ini nantinya &an menentukan lingkup dan batasan dari pusat data. P-1.5 Initiate User Reqriest Proposal
Biasanya perusahaan telah memiliki semacam template dokumen URP untuk mendokumentasikan tujuan, batasan, cara, dan standar yang menjadi acuan. Pengisian dokumen tersebut menggunakan informasi yang telah terkumpul sehingga penyusunan suatu URP untuk pusat data dapat terjadi.
P-1.6 Distribute to Siakelrolrlcr Dokumen URP kemudian didistribusikan kepada seluruh stakeholder yang telah diidentifikasi sebelumnya untuk dipelajari. Jika terdapat usulan perubahan dari stakeholder maka dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu atas dokumen tersebut sebelum siap diajukan untuk lanjut ke fase berikutnya.
4.2. P-2 Analysis and Feasibility Study
!I Gambar 19. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-2 Analysis and Feasibilily Study.
Fase ini bertujuan untuk melakukan analisis kebutuhan dan studi kelayakan atas usulan URP. Pembuatan Request for Quotations (RFQ), yakni dokumen yang berisi permintaan penawaran dari para vendor berdasarkan kebutuhan atas sejumlah komponen dan perlengkapan pusat data, merupakan tindak lanjut atas informasi yang terdapat pada URP. Validasi terhadap penawaran (quotation) yang masuk harus memperhatikan apakah melebihi anggaran yang tersedia atau tidak. Akhir dari fase ini menghasilkan suatu laporan hasil analisis dan studi kelayakan. P-2.1 Initial Znfortt~ationGatlzering
Gambar 20. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-2.1 Ittfortnafio Gatlreri~zg.
Selain URP, data-data historis, dan cetakbiru TI, regulasi yang berhubungan dengan Quality Confrol, Health, Safety, and Environment (QHSE) menjadi salah satrl faktor yang berperan dalam penentuan komponen pusat data. Daftar komponen yang didapat dari hasil pengumpulan informasi tersebut umumnya terdiri dari komponen perangkat keras dan fasilitas serta informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan sizing komponen server dan media penyimpanan.
Gambar 21. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-2.2 Sizing.
Sizing bertujuan untuk memprediksi kapasitas pengembangan dari setiap komponen pusat data. Data historis, rencana pengembangan ke depan, dan daftar komponen yang ada menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebutuhan kapasitas komponen saat ini dan bagaimana rencana pengembangannya ke depan. P-2.3 Issue RFQs and Collect Quotations
Gambar 22. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-2.3 Issue RFQs and Collect Quotations.
Setelah penentuan dan pengelompokan komponen-komponen yang dibutuhkan, dikeluarkan RFQ bagi setiap kelompok komponen untuk memberikan kesempatan kepada vendor memasukkan penawaran (quotation). Penawaran yang masuk kemudian direkapitulasi untuk kemudian divalidasi. Checklist RFQ yang telah dikeluarkan dapat berbentuk: Tabel 4 Contoh clrecklist untukRFQ
P-2.4 Validate Selected-Qrtotatiotrs
Validasi atas penawaran yang masuk dari setiap komponen terhadap anggaran serta ketersediaan produk biasanya menggunakan checklist berbentuk:
Tabel 5 Contoh clrecklist untuk validasi biaya dan ketersediaan komponen
P-2.5 Make B~~siness Just~jicationand Get Approval for Additiotzal Budget
Jika penawaran yang rnasuk melebihi anggaran yang telah dialokasikan untuk pusat data, rnaka perlu ada pertirnbangan ulang untuk rnemutuskan apakah selisih yang terjadi dapat ditolerir atau tidak. Apabila tidak, perlu dipertirnbangkan untuk rnerevisi ulang URP. P-2.6 Finalize Data Center AtraIysis and Feasibility Study
Finalisasi analisis dan studi kelayakan dilakukan dengan mengikuti standar prosedur yang berlaku di internal perusahaan. Setelah penentuan komponenkornponen pusat data yang diperlukan, selanjutnya harus disusun sebuah matriks kompatibilitas antara setiap komponen terkait. Hal ini dilakukan untuk menjamin integrasi dari setiap komponen pusat data dan untuk menghindari kasus dan biaya tambahan yang tidak diperhitungkan. Sebagai jaminan, seluruh vendor wajib menyerahkan sernacarn surat jaminan kompatibilitas atas produk/solusi yang ditawarkan berdasarkan rnatriks kompatibilitas yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak perusahaan saat melakukan P-4.1 Initiate Tender Process. 4.3. P-3 Tecltnical and Functional Design
Gambar 23. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-3 Teclrnical atrd Functional Design.
Fase P-2 Analysis & Feasibility Study rnenghasilkan dafiar komponen beserta konfigurasi dan perkiraan harganya. Fase P-3 Technical and Functional Design ini mernbuat suatu desain yang memenuhi tujuan awal rnenggunakan perangkat, kornponen, serta layanan yang sesuai dengan standar dan kriteria perusahaan dengan hasil akhir suatu diagram rancangan teknis, rencana irnplernentasi, rnekanisrne operasional, jadwal dan kriteria pengembangan, serta analisis risiko dari pusat data $ng bersangkutan.
P-3.1 Select artd Finalize Contporrerzt List
Gambar 24. Kerangka Kerja Level 3 untuk P3.1 Select and Finalize Cort~partetzt List.
Berdasarkan daftar perangkat yang didapat dari proses 2.5 Finalize Data Center Analysis and Feasibility Study, disusun suatu daftar komponen dari masingmasing perangkat yang sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Daftar komponen tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok besar, yaitu Perangkat keras server Perangkat keras sistem media penyimpanan Perangkat keras jaringan Perangkat keras infrastruktw (terutama bangunan, sistem pengaturan udara, listrik, dan air) P-3.2 Prepare Implententation Strategy
Gambar 25. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-3.2 Prepare ItnplernenfationStrategy.
Dengan perangkat yang sudah ditentukan berdasarkan proses sebelumnya, dapat dilakukan penyusunan strategi implementasi untuk meminimalkan gangguan terhadap layanan yang sedang berjalan. Bagi pusat data yang sama sekali baru, biasanya tidak ada gangguan yang mungkin terjadi. Strategi implementasi yang dibuat lebih bersifat ad-hoc dan dikerjakan sesuai dengan datangnya perangkat yang telah dipesan. Penyusunan strategi implementasi dilakukan dengan mengumpulkan secara akumulatif kriteria dan parameter yang akan menjadi batasan pembangunan pusat data. Beberapa kriteria yang dikumpulkan adalah sebagai berikut = Anggaran biaya komponen. Regulasi atau kode: peraturan yang terkait ke pemasangan dan penggunaan perangkat Cjika ada). Daya listrik: kebutuhan listrik dan fluktuasinya Pendingin: batasan suhu operasional perangkat keras dan panas yang dihasilkan (iika ada). Jika data ini tidak ada maka d a ~ a dilakukan t suatu perhitungkrata-rata menggunakan konsep Rack ~ o c a i i o nUnit @U). Keterhubungan: Kebutuhan sambungan jaringan yang diperlukan untuk operasionalnya. e Dimensi: ukuran perangkat dan kebutuhan ruangan, termasuk ruangan di atas perangkat untuk kemudahan instalasi dan pemindahan nantinya. Bobot: berat perangkat untuk keperluan desain raisedfloor yang sesuai. P3.3 Site Selection
Gambar 26. Kerangka Kerja Level 3 untuk P3.3 Site Selection.
Jika dijabarkan lebih detil, yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi adalah 0
0
Regulasi peruntukan gedung dan ruangan, serta peraturan lain yang membatasi penggunaannya. Faktor risiko lokasi yang dipilih terhadap bahaya bencana alam (gempa bumi, banjir, angin topan dan badai, tanah longsor) serta potensi kebakaran (kedekatan dengan restoran, turbin pemanas gedung, atau perangkat sejenis). Faktor HSE seperti polusi udara, suara, interferensi elektromagnetik, dan getaran (kedekatan dengan bandara atau re1 kereta api). Adanya beberapa altematif akses yang dapat dijaga keamanannya
Keberadaan faktor pendukung (listrik, air, sirkulasi udara, jalur kabel gedung, sumber cahaya alam, dan lift barang) serta redundansi faktor pendukung tersebut. Jika terdapat keterbatasan pasokan faktor di atas, maka hams dilakukan catatan pada desain yang hendak dibangun. Parameter seperti yang sudah terakumulasi pada langkah sebelumnya yaitu luas mangan yang memadai, struktur yang cukup kuat untuk rnenampung berat total pusat data terpasang, sumber daya listrik yang cukup, dan seterusnya. Hal-hal lainnya yang patut menjadi catatan dalarn rencana implementasi pusat data. P-3.4 Prepare Operalional
Gambar 27. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-3.4 Prepare Operational.
Proses P-3.4 Prepare Operational bertujuan untuk menyiapkan segala aspek operasional yang dibutuhkan termasuk alokasi sumber daya manusia dan jadwal kerjanya. Penyiapan sumber daya manusia hams diimbangi pula dengan rencana pengembangan dan karir ke depannya. Pada akhirnya, P-3.4 Prepare Operational akan menghasilkan acuan yang menjadi Standard Operating Procedure (SOP) seharihari pusat data nantinya. P-3.5 Define Future Expansion Guide
Gambar 28. Kerangka Kerja Level 3,untuk P 3 . 5 Define Future Expa~tsionGuide.
Perlu ada penentuan kriteria kinerja pusat data yang hendak dirnonitor. Hal ini antara lain dapat dilakukan rnelalui diskusi untuk rnenentukan suatu plarform pengelolaan dashboard pusat data. Segera setelah kriteria tersebut didapat, bisa ditentukan satu atau lebih parameter terkait yang rnenentukan kinerja pusat data sehingga dapat diarnbil suatu batasan target operasional yang jika dilarnpaui oleh pusat data tersebut maka harus ditindalJanjuti dengan rencana pengembangan atau ekspansi yang sesuai. Contoh dasar dari kriteria yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 6 Contoh kriteria kinerja pnsat data
P3.6 Develop Risk Scertario and ~ o n t i n ~ c rPt+c ~
Gambar 29. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-3.6 Develop Risk Scenario arid Comlirrgency Plan.
Rencana contingency rnencakup hal-ha1 yang berhubungan dengan Disaster Recovery Center (DRC). Pada tingkat pertama contingency biasanya dibuat dua basis data master yang beroperasi dari pusat data baru diiana keduanya rnerupakan hot mirror yang dapat saling menggantikan bilamana terjadi suatu gangguan. Pemindahan layanan ke lokasi DRC hanya diperlukan jika kedua hot mirror tersebut sama-sama mengalami gangguan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan suatu analisis kuantitatif rnengenai besarnya kernungkinan gangguan ataupun penyusunan suatu rnatriks risiko atas kegiatan operasional pusat data. Kategori manajemen risiko dapat dilakukan melalui tabulasi risiko yang rnungkin terjadi dalam operasionalisasi pusat data beserta faktor probabilitas dan dampak yang mungkin dirasakan oleh pusat data apabila risiko tersebut terjadi. Hasil tabulasi tersebut memungkinkan terjadinya prioritasisasi sehubungan dengan
persiapan dalam menghadapi dan mengatasi risiko, terutama risiko yang berkaitan dengan kebutuhan biaya yang timbul. Risiko yang harus diperhatikan dapat muncul dari faktor di bawah ini Jadwal pembangunan dan implementasi. Biaya, baik pembangunan maupun operasional. Biaya keseluruhan (lifeycle cost) Technical obsolescence Kelayakan dari rencana yang ditawarkan. o Reliabilitas sistem, utama maupun pendukung. Dependensi antar komponen dan interoperabilitasnya. Perlindungan aset dan investasi. Ketergantungan terhadap vendor. Risiko kegagalan proyek secara mum. Perubahan personil, organisasi, manajemen, dan kepemilikan. Analisis terhadap tabulasi risiko di atas hams terjadi untuk bisa menentukan jaminan kinerja dari operasionalisasi pusat data. Berdasarkan kepada data tersebut, dapat dihitung tingkat kualitas layanan (service level agreement) yang diarapkan dan dijanjikan. P 3 . 7 Finalize Data Center Design
Gambar 30. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-3.7 Finalize Data Ce~zterDesign.
Finalisasi daftar komponen yang terdapat pada desain pusat data dilakukan melalui diskusi dengan vendor perangkat atau komponen masing-masing. Daftar final komponen desain pusat data akan memuat informasi sebagai berikut Daftar final komponen utarna pusat data (didapat dari proses 3.1). Daftar final kebutuhan komponen pusat data dengan konsep RLU (didapat dari proses 3.2). a Desain dan denah lokasi pusat data yang dipilih (didapat dari proses 3.3 yang dilengkapi dengan proposal desain dari vendor yang ditunjuk). Kriteria pengembangan dan pengawasan (didapat dari proses 6.3). Rencana keadaan darurat (disaster recovery planning) dan target Service Level Agreement (SLA) operasional yang ditetapkan (didapat dari proses 3.6). Denah penempatan komponen pusat data dan denah penggunaan rak pusat data. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi komponen lama yang masih akan terpakai dan mempersiapkan rencana migrasi (migrationplan) untuk pemakaiannya di pusat data yang baru. Umumnya langkah tersebut tidak diperlukan untuk pusat data yang menggunakan komponen baru. Rencana migrasi yang dibuat lebih untuk instalasi perangkat baru di pusat data yang sedang dibangun. Umtan instalasi perangkat ini disesuaikan dengan urutan tingkat kepentingan perangkat yang
bersangkutan. Selama proses, perlu dilakukan koordinasi dengan manajer proyek untuk memastikan bahwa urutan yang dibuat sudah sesuai dengan proses pembangunan dan implementasi pusat data. Langkah ini juga menghasilkan rencana migrasi dari masing-masing perangkat, jika diperlukan. Rencana migrasi ini digunakan apabila perangkat tersebut akan diganti dengan yang baru atau digunakan kembali di lokasi lainnya. Keluaran akhir dari langkah ini berupa dokumen Disposal Guideline berisi prosedur penghentian operasionalisasi perangkat pusat data termasuk prosedur perlucutan (disposal) dari lokasi saat ini disertai dengan prosedur perlucutan lainnya. Sesuai dengan pengelompokan yang telah dibuat pada proses P-3.1 Select and Finalize Component List, desain teknis (technical design) disepakati menggunakan format berikut a. Perangkat Keras Server dan Media Penyimpanan Langkah pertama adalah melengkapi tabel berikut dengan paramaterparameter yang diminta. Tabel 7 Skema penggunaan rak dan data-data pelengkapnya
IOU
12U
294kg
24in x 48in
2 buah European
Netwo*, storage A, tape drive A
-
12in x22in
1 buah European
ServerA
312kg
24in x48in
2 buah European
Sewer A, FCA
Pengisian tabel di atas akan membantu dalam menentukan kebutuhan tempat dari masing-masing rak Penempatan komponen server dan media penyimpanan pada rak berdasarkan pada fungsi dari komponen tersebut (server aplikasi, server basis data, media penyimpanan, dan lain-lain). Langkah berikutnya adalah menentukan koneksi antar komponen dan kemudian membuat gambar detil dari masing-masing rak berikut bagaimana interkoneksinya. Hal ini sekaligus berfungsi sebagai mekanisme kontrol untuk melihat apakah konsep desain yang diinginkan yaitu "tidak adanya unsur single point offailure dalam desain sistem" telah tercapai atau belum. Adapun hal-ha1 yang perlu diperhatikan dalam desain final adalah sebagai berikut 1. Rancangan konektivitas daya (electricalpower) dan distribusinya. i. Perlu ada pembedaan untuk jalurprimary dan secondary. ii. Perlu ada pembedaan fase darr MCB dalam distribusinya sehingga jika terjadi power-failure/trip maka tidak akan menggangu perangkatlsistem yang lain, baik itu antara perlengkapan jaringan, server aplikasi, server basis data, atau
Storage Area Network (SAN) maupun antara perangkat utama dengan cadangannya. 2. Rancangan perangkat jaringan (network devices) dan redundancy-nya. Perlu adanya pembedaan port dan perangkat dalam konektivitas maupun pembagian beban jaringan sehingga jika terjadi devicefailure/trip maka tidak akan mengganggu perangkat/sistem yang lain baik itu antara perlengkapan jaringan, server aplikasi, server basis data, atau Storage Area Network ( S A N ) maupun antara perangkat utama dengan cadangannya. 3. Sinkronisasi untuk rancangan redundancy & fault-tolerance untuk setiap lapisan di bawah ini Perangkat keras dan sistem kandar i. ii. Fitur hotswap dan hotplug iii. Sistem pengarsipan (file system) iv. Logika basis data pada aplikasi b. Perangkat Keras Jaringan Dibuat beberapa level diagram jaringan dan inftastruktur pengkabelan untuk menggambarkan deti! koneksi jaringan. Pada level 0, dibuat suatu diagram logika untuk menggambarkan jaringan secara keseluruhan. Kemudian dibuat diagram level 1 untuk menggambarkan diagram logika dalam pusat data. Level 2 akan memberikan gambaran yang lebih terinci untuk hubungan antar komponen. c. Perangkat Keras Fasilitas Pusat Data/Infrastdchu Infrastruktur mencakup bangunan, sistem pengaturan udara, listrik, dan air. Diagram dari setiap komponen inftastntktur mengacu pada proses yang dilakukan pada proses P-3.2 Prepare Implementation Strategy dan P-3.3 Site Selection den gar^ mengacu pada kebutuhan setiap komponen. 4.4. P-4 Procurement & Implementatiofz
Gambar 31. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-4 Procurement & Itnplenie~itation.
Proses standar pengadaan barang mengawali fase P-4 Procurement and Implementation yang kemudian dilanjutkan dengan implementasi proyek dimana proses ini mencakup pembangunan dan penyusunan komponen pusat data dengan
dukungan penuh dari vendor. Fase ini pada akhirnya menghasilkan sebuah pusat data yang terangkai secara fisik dan siap untuk beroperasi. P-4.1 Ittitiate Tender Process
Gambar 32. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-4.1 Initiate Tender Process.
Request for Proposal (RFP) diajukan kepada para vendor terpilih berdasarkan
hasil seleksi terhadap penawaran yang masuk dan kebutuhan komponen seperti yang terdapat pada dokumen Data Center Design. Proposal yang masuk kemudan menjalani seleksi dan evaluasi u n t u k menentukan siapa pemenangnya. Hasil dari keseluruhan proses ini kemudian dilaporkan kepada Steering Committee. P-4.2 Finalize with Steering Committee
Gambar 33. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-4.2 Firralizr with Steering Conmnmittee.
Penyeleksian proposal yang masuk biasanya melalui proses penilaian (scoring) dan shortlisted vendor. Proposal yang 1010s seleksi kemudian diajukan kepada pihak manajemen untuk mendapatkan persetujuan.
P-4.3 I~litiateProject Managentent
Gambar 34. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-4.3 Initiate Project Martager~te~~t.
Implementasi proyek bermula dari evaluasi dokumen Data Center Design dan penentuan pihak yang terkait dalam proses implementasi nantinya. Pihak yang terkait mencakup siapa yang menjadi pemilik proyek, sponsor proyek, anggota proyek, bagian-bagian yang terlibat, dan klien. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Project DeJinition Docunzent (PDD). P-4.4 Project Planning
Gambar 35. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-4.4 ProjeelPIa~r~iirrg.
Perencanaan proyek mencakup Work Breakdown Structure - penyusunan - . (WBS) serta kesepakitan mengenai bagaimana mekanisme pelaporan dan pendokumentasian. Perencanaan proyek juga mengatur mengenai pengelolaan sumber daya yang ada dan apa peran d&i setiap anggota tim. Setelah perencanaan selesai, biasanya diadakan kick-oflmeeting sebagai pertanda dimulainya proyek. P-4.5 Project Execution
Gambar 36. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-4.5 Project Execution.
Ekseskusi proyek mengacu kepada WBS yang telah disepakati dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait.
P-4.6 Project ControIling
Gambar 37. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-4.6 Project Corrtrolling.
Pengawasan proyek mengacu kepada apa yang menjadi batu loncatan (milestone) dan target pencapaian. Untuk itu, perlu diadakan pertemuan rutin dan pelaporan berjangka. Pertemuan tersebut selain untuk memantau perkembangan yang terjadi juga untuk mengawasi alokasi dana, menyesuaikan/mensinkronisasijadwal, dan melihat kualitas pencapaian hasil.
4.5. P-5 Acceptance & Operationalized
Ga~nbar38. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-5 Acceptance & Operatiorralized
Fase P-5 Acceptance & Operationalized berawal dengan serangkaian uji coba untuk memastikan bahwa pusat data sudah terangkai secara benar dan sesuai dengan kesepakatan awal. Fase ini kemudian berlanjut dengan serah terima pusat data dari tim implementator kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap opersionalisasinya.
Gambar 39. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-5.1 Cortrt~tisiorrirrg.
Berdasarkan kriteria dan skenario penerimaan yang telah disusun pada fase sebelumnya, dilakukan mitigasi untuk melihat apakah perlu diambil tindakan dalam menyikapi gap yang terjadi. Apabila sudah tidak ada gap, atau sekiranya gap yang ada dapat ditoleransi, berarti proyek implementasi sudah hampir selesai dan dapat dilakukan closeout meeting. P-5.2 Acceptance of Data Center
Pada proses ini, pusat data diserahterimakan dari tim implementor kepada tim operasional. Tim implementator tidak serta merta selesai tugasnya narnun mereka masih berkewajiban memantau perkembangan pusat data selama tiga bulan ke depan. P-5.3 Gap Mifigafion
Gambar 40. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-5.3 Gap Mitigation.
Tim implementator kemudian mengawasi jalannya operasional pusat data sambil memantau dan melihat bagian mana yang masih perlu disesuaikan atau diperbaiki. P-5.4 Execute Migration Plan
Proses ini bertujuan untuk mengeksekusi rencana migrasi dari pusat data yang lama ke yang baru, apabila ada. P-5.5 Data Center Operationalized
Proses ini menandakan mulai beroperasinya pusat data secara resmi dimana tanggung jawabnya beradapenuh di bawah tim operasional pusat data..
4.6. P-6 Monitoring & Review
Gambar 41. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-6 Monitoring & Review
Fase P-6 Monitoring & Review melakukan pemantauan berkala terhadap kinerja pusat data yang telah beroperasi. Fase ini biasanya berlangsung secara paralel dengan fase P-5 Acceptance & Operationalized. Rancanganplatform terintegrasi yang telah disusun pada fase-fase sebelumnya akan memudahkan dalam mengidentifikasi dan menemukan parameter di luar batas normal. Pemantauan parameter tersebut dapat menggunakan semacam dashboard khusus yang telah dipemtukkan bagi pusat data. Dengan bekal rancangan platform tersebut, dapat juga diputuskan mengenai kapan perlunya dilakukan ekspansi atau upgrade komponen. Ketika kebutuhan operasional tidak dapat terpenuhi lagi melalui ekspansi atau upgrade komponen, pusat data dapat memasuki fase ketujuh, yang merupakan fase terakhir dalam siklus hidup pusat data, yaitu P-7 Decommissioning. P-6.1 Define Arcltifecfure/or Cent& Moniforing
Gambar 42. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-6.1 Dejirre Arcltitecturefor Central Monitoring.
Penyusunan kebutuhan (requirement) dashboard pusat data dilakukan melalui analisis terhadap dokumen final komponen pusat data, platform dan protokol yang menjadi standar, petunjuk operasional, serta apa yang menjadi faktor-faktor penentu
kinerja. Dari kebutuhan tersebut, dapat disusun arsitektur dashboard pusat data yang dibutuhkan. P-6.2 Deve~op~?lelzt of DC Daslrboard
.~-~ -<-.
.. ,
Gambar 43. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-6.2Developtnent of DC Daslrboard.
ArsiteLtur dashboard yang telah disusun pada proses sebelumnya menjadi masukan dalarn implernentasi perangkat lunak dashboard dengan mengacu kepada Sofmare Development Life-Cycle (SDLC) yang berlaku. P-6.3 Data Center Periodic Monitoring
Gambar 44. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-6.3Data Center Periodic Monitoring.
Pernantauan pusat data menggunakan dashboard yang telah dikonfigurasi target dan batasan (threshold) berdasarkan ketentuan kineja yang diinginkan. Hasil pemantauan ini dilaporkan secara berkala kepada pihak operasional terkait. Ketika kinerja tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal tersebut harus disarnpaikan dan diketahui oleh pihak yang menjadi penanggung jawab pusat data sesegera rnunglun.
P-6.4 Gap Mitigation and Cord~rterAction
Gambar 45. Kerangka Kerja Level 3 untuk P-6.4 Gap Mitigation arrd CourrterAction.
Permasalahan yang terjadi kemudian dianalisis untuk ditindaklanjuti secara proporsional. Kemungkinan permasalahan yang dapat terjadi adalah permasalahan yang telah teridentifikasi sebelumnya sehingga tindak lanjutnya cukup dengan mengikuti skenario yang telah disusun sebelumnya. Kemungkinan lainnya adalah permasalahan baru yang tidak teridentifikasi atau belurn pernah terjadi sebelumnya sehingga tindak lanjutnya dengan mengkonfigurasi ulang komponen pusat data atau mengusulkan pembuatan pusat data yang baru.
Gambar 46. Kerangka Kerja Level 2 untuk P-7 DecotrrLFsiorrirrg.
Fase P-7 Decommissioning mencakup konfirmasi terakhir mengenai penggantian pusat data yang beroperasi dengan pusat data baru yang lebih sesuai. Fase ini mencakup pula eksekusi rencana migrasi serta rencana penghentian pusat data operasional segera setelah seluruh layanannya dipindahkan ke pusat data yang baru. P-7.1 End of Life Confirmatiort
Fase ini diawali dengan konfirmasi dari pihak manajemen bahwa telah dibentuk suatu rencana untuk pusat data baru yang akan menggantikan fungsi pusat data yang sekarang beroperasi. Sejak keputusan ini diambil, pusat data hams melakukan persiapan untuk pemindahan operasional ke pusat data yang baru. P-7.2 Execute Disposal Plan
Terdapat beberapa tahapan penting yang berlangsung di proses ini seperti * Migrasi data (backup dari sistem operasional dan restore ke sistem yang baru). Disposal data-data lama yang tidak diperlukan lagi. Perpindahan operasional perangkat dan komponen ke pusat data yang baru. * Proses disposal keseluruhan terhadap perangkat dan komponen pusat data lama. Hal ini dilakukan setelah pusat data yang baru telah beroperasi secara penuh dan stabil. Namun jika diberlakukan suatu periode parallel run, maka proses disposal perangkat lama ini harus menunggu sampai akhir masa purulle1 run tersebut dimana fungsinya sudah tergantikan secara penuh oleh sistem yang baru.
IV.5. Alur Kerja Dokumen Pusat Data Worylow yang menggambarkan alum dan keterlibatan dokumen di masingmasing fase pada Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data dapat terlihat melalui rangkaian gambar berikut ini. Kode 'CF' menandakan bahwa dokumen disusun (create) dan difinalisasi vnalize) pada fase yang bersangkutan.
Gambar 47. Alur kerja dokumen pada daur hidup pusat data (bagian 1 dari 4).
Gambar 48. Alur kerja dokumen pada daur bidup pusat data (bagian 2 dari 4).
Gambar 49. Alur kerja dokumen pada daur hidup pusat data (bagian 3 dari 4).
Gambar 50. Alur kerja dokumen pada daur hidup pusat data (bagian 4 dari 4).
57
IK 6. Formal Technical Review Uji materi dan kelayakan Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data dilakukan dengan metode Formal Technical Review (FTR) mengingat FTR merupakan bagian dari rekayasa sistem. FTR yang dilakukan mencakup walkthrough dan code reading. Mengikuti pembagian peran seperti yang terdapat dalam mekanisme FTR, penulis berperan sebagai moderator dan author sedangkan yang berperan sebagai scribe adalah Wakil kepala divisi (deputy division head) IT Architecture & Improvemsnt Adira Manajer (manager) Quality Assurance Adira Manajer (manager) Data Center Adira Kepala seksi (section head) Data Center Adira Konsultan ekstemal VIPRO dan yang berperan sebagai inspector adalah Kepala divisi (division head) IT Adira ~ k a j e(manager) r IT ~nfrastructureAdira General Manager VIPXO Tabel 8 Keterlibatan peran dalam kegiatan RTR
Seluruh informasi walkthrough (seperti waktu dan lokasi, peserta, rencana pertemuan berikutnya, serta hasil pertemuan) yang tejadi sebanyak 16 kali terdokumentasi dalam bentuk Minutes of Meeting (MOM). Adapun rangkaian kegiatan mengikuti langkah-langkah daiam mekanisme FTR sebagai berikut a Overview, disebut juga sebagai Project Kick-off; dilaksanakan pada 27 Oktober 2005. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan global mengenai tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan serta mendapatkan komitmen untuk berpartisi aktif dari pihak-pihak yang terlibat. e Preparation mengkombinasikan kegiatan walkthrough dan code reading. Scribe mendauatkan draf dokumentasi dari author kemudian masingmasing scribe membaca dan menganalisis sekiranya ada hal-ha1 yang perlu diklarifikasi atau diperbaiki. Author melakukan walthrough secara terpisah untuk menangkap mengakomodir sekiranya ada masukan dari mireka. Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi dan memperbaiki draf kerangka kerja daur hidup serta mensinkronisasi dan menyelaraskan best-practice yang - - diusulkan author dengan kenyataan yang tejadi di Adira. e Inspection dilakukan melalui walkthrough rutin setiap Kamis pagi untuk memberikan info terbaru dan mendapatkan persetujuan dari para inspector.
dan
Rework danfollow-up dilakukan untuk menindaklanjuti hasil inspection. Siklus preparation-inspection-rework;follow-upberulang secara terusmenerus sampai kerangka kerja daur hidup disepakati dan berakhir pada Desember 2005. Keseluruhan proses ini menghasilkan dokumen final:
.
Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data Alur Kerja Dokumen Pusat Data Data Center Project Documentation
IV.7. Analisis Manfaat Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data yang dihasilkan lalu dijadiian sebagai acuan audit serta diujicobakan terhadap kondisi lapangan yang terjadi karena pada saat yang bersamaan Adira sedang dalam proses memindahkan pusat data mereka ke lokasi yang baru. Temuan-temuan dari hasil mitigasi antara kerangka kerja dengan kenyataan yang terjadi di Adiua dan usulan rekomendasi terhadap hal-hal yang sekiranya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pusat data Adira terdokumentasi dalam Data Center Project Documentation.
IV.8. Potensi Pengembangan
Gambar 51. Potensi pengembangan kerangka kerja.
Beberapa potensi pengembangan Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data ke depannya adalah Kebijakan (policy) dan prosedur standar operasi (Standard Operating Procedure) pusat data mengingat sampai sekarang belum terdapat aturan baku yang berlaku d i i a Kerangka Kerja Daur Hidup Pusat Data dapat menjadi landasan dalam penyusunannya. Kebijakan Disaster Recovery Center mengingat sampai sekarang belum juga terdapat aturan baku yang berlaku dalam penyusunan kebijakan yang diturunkan dari kebijakan bagian Teknologi Informasi dan Business Contigency Policy (BCP) ini. Adira menindaklanjuti kerangka keja dengan penyusunan kebijakan dan prosedur standar operasi (Standard Operating Procedure) untuk departemen IT Infrastructure dimana pusat data Adira merupakan bagian dari departemen tersebut.