perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh: ARIS SETIANTO K7108028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Aris Setianto
NIM
: K7108028
Jurusan/Program Studi
: IP/ PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN
DAUR
PELAJARAN
MELALUI
IPA
HIDUP
HEWAN
DALAM
PEMBELAJARAN
MATA
BERBASIS
PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Aris Setianto
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012
Oleh : ARIS SETIANTO K7108028
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Aris Setianto. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan yang berjumlah 22 siswa. Sumber data berasal dari siswa dan guru, arsip silabus dan nilai IPA, serta hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data pada prasiklus ketuntasan klasikal yaitu 36,36% dengan nilai rata-rata 58,00. Pada siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 77,27% dengan rata-rata kelas yang dicapai 69,82. Pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 90,91% dengan nilai ratarata kelas 81,18. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012. Kata kunci: kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan, model pembelajaran berbasis portofolio.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Aris Setianto. INCREASED ABILITY TO DESCRIBE ANIMAL’S LIFE CYCLE IN NATURAL SCIENCE STUDY THROUGH PORTOFOLIO BASED LEARNING ON GRADE IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO YEAR 2012. Skripsi, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. July 2012. Purpose of this research was to improve the ability to describe animal’s life cycle through portofolio based learning on grade IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo year 2012. This research was classroom action research. Research carried out in two cycles with each consisting of planning the implementation, action, observation and reflection. Research’s subjects were students in grade 4 SD Negeri I Kemasan, amounting to 22 students. The source data come from students and teachers, records of syllabus and natural science test scores, and observations. Data collection technique were test, observation, interviews, and document. The validity of the data used source and method triangulation techniques. Data analysis used interactive analysis model. Based on research’s results, obtained classical completenss’s data before any action was 36,36% with the average value was 58,00. In the first cycles completenss classical increased to 77,27% with the average grade achieved 69,82. In the second cycles completenss classical increased to 90,91% with the average value increased to 81,18. It can be concluded that used portofolio based learning can increased the abbility to describe animal’s life cycle on students in grade IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo year 2012. Keyword : the abbility to describe animal’s life cycle, portofolio based learning.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Sungguh Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka sendiri mengubahnya. (QS. Ar Ra’du 11)
Wong urip iku amung mampir ngombe. Golek kamulyan lan seneng ing donya iku ora ana enteke. (Jumarno)
Life is actions, actions, and actions (Aris Setianto)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk : “Ayah dan Ibu” Atas kasih sayang, petuah bijak, serta doa yang mengalir deras di setiap nafas ikhlas tak berharap balas. “PGSD FKIP UNS” Terima kasih ilmu yang bermanfaat membuat gejolak semangat untuk terus giat membuat pendidikan yang lebih sehat dan hebat.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN
DAUR
PELAJARAN
MELALUI
IPA
HIDUP
HEWAN
DALAM
PEMBELAJARAN
MATA
BERBASIS
PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Suwarto WA, M.Pd. Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs, Sadiman, M.Pd. Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ayah, ibu, dan adik tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi. 7. Keluarga besar SD Negeri I Kemasan Sukoharjo yang telah membantu dan meyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian. 8. Mahasiswa PGSD semester VIII, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
ix
KATA PENGANTAR...........................................................................
x
DAFTAR ISI..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xv
DAFTAR TABEL ................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................
3
C. Pembatasan Masalah ....................................................
3
D. Rumusan Masalah ........................................................
4
E. Tujuan Penelitian .........................................................
4
F. Manfaat Penelitian .......................................................
4
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka............................................................... 1. Hakikat
Kemampuan
Mendeskripsikan
6
Daur
Hidup Hewan ...........................................................
6
a. Pengertian Kemampuan ....................................
6
b. Pengertian Mendeskripsikan .............................
7
c. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan........
8
d. Pengertian Daur Hidup Hewan ......................... commit e. Pembelajaran IPAtodiuser SD ...................................
9
xii
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Materi Daur Hidup Hewan................................
14
2. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Portofolio..
18
a. Pengertian Model Pembelajaran ........................
18
b. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio ..........
19
c. Landasan Pemikiran Pembelajaran Berbasis Portofolio ...........................................................
20
d. Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio
22
e. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Berbasis
Portofolio ...........................................................
23
f. Penilaian Portofolio ...........................................
25
3. Pembelajaran IPA Daur Hidup Hewan dengan
BAB III
BAB IV
Portofolio ...............................................................
27
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................
29
C. Kerangka Berpikir..........................................................
30
D. Hipotesis Tindakan.........................................................
32
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................
33
B. Subjek Penelitian ..........................................................
34
C. Sumber Data .................................................................
34
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................
34
E. Validitas Data ...............................................................
36
F. Teknik Analisis Data ....................................................
37
G. Indikator Kinerja ..........................................................
39
H. Prosedur Penelitian .......................................................
39
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan ...................................................
45
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ...........................
49
1. Siklus I .....................................................................
49
2. Siklus II ...................................................................
60
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ...................` to user D. Pembahasan Hasilcommit Penelitian ........................................ xiii
71 74
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
1. Pra Siklus .................................................................
75
2. Siklus I......................................................................
75
3. Siklus II ....................................................................
76
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................
79
B. Implikasi ........................................................................
79
C. Saran ..............................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
82
LAMPIRAN ..........................................................................................
85
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis .................................................
15
2.2
Daur Hidup Belalang Metamorfosis Tidak Sempurna. ....................
16
2.3
Daur Hidup Kupu-Kupu Metamorfosis Sempurna ...........................
17
2.4
Skema Kerangka Berpikir .................................................................
32
3.1
Komponen-komponen Analisis Data ................................................
38
3.2
Model PTK ........................................................................................
40
4.1
Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup
Hewan
Prasiklus ............................................................................................
46
4.2
Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Prasiklus ....
47
4.3
Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus ............................................................................................
4.4
48
Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup HewanSiklus I ...................................................................................
53
4.5
Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus I.......
54
4.6
Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I ..................................................................................
4.7
55
Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup HewanSiklus II ..................................................................................
65
4.8
Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus II .....
66
4.9
Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II .................................................................................
67
4.10 Grafik Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II........................................
72
4.11 Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................................
commit to user
xv
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar .....................................
14
3.1 Jadwal Penelitian...............................................................................
33
4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup
Hewan Prasiklus ..................................................................
46
4.2 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Prasiklus ..............................................................................
47
4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I .......................................................................
53
4.4 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Siklus I ................................................................................
54
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II ......................................................................
65
4.6 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Klasikal Siklus II ...............................................................................
66
4.7 Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata dan Presentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.
commit to user
xvi
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil
Halaman Wawancara
dengan
Guru
sebelum
menggunakan
Pembelajaran Berbasis Portofolio .....................................................
85
2. Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus ............................................................................................
87
3. Silabus Pembelajaran Siklus I...........................................................
88
4. Silabus Pembelajaran Siklus II..........................................................
90
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ...............
91
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ...............
96
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1..............
101
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2..............
106
9. Buku Ajar ..........................................................................................
111
10. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 .......................................
123
11. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 .......................................
124
12. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ......................................
125
13. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ......................................
126
14. Lembar Dokumentasi Portofolio Kelompok.....................................
127
15. Lembar Dokumentasi Portofolio Siswa dan Guru ............................
128
16. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1...................................
129
17. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2...................................
130
18. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .................................
131
19. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .................................
132
20. Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 1.......................................................................................
133
21. Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 2.........................................................................................
135
22. Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 1....................................................................................... commit to user xvii
138
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23. Lembar Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 2 ........................................................................
141
24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ...................................................
144
25. Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru .......................................
145
26. Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Silus I ................................................................................................
148
27. Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Silus II ...............................................................................................
149
28. Data Nilai Aktivitas Siswa Siklus I..................................................
150
29. Data Nilai Aktivitas Siswa Siklus II ................................................
151
30. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus I Pertemuan 1.....................
152
31. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus I Pertemuan 2.....................
155
32. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus II Pertemuan 1 ...................
158
33. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus II Pertemuan 2 ...................
161
34. Hasil Wawancara dengan Guru setelah menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio............................................................................
164
35. Perolehan Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan tsebelum dan setelah Menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio ..........................................................................................
165
36. Dokementasi Foto Kegiatan Pembelajaran .......................................
166
37. Hasil Karya Siswa .............................................................................
169
38. Perijinan Penelitian ...........................................................................
173
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi penyampaian ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan yang disampaikan mencakup berbagai wawasan yang terdapat pada lingkungan alam dan lingkungan sosial. Salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta, benda-benda yang ada di alam beserta gejala-gejalanya. Tujuan pembelajaran IPA di SD tidak hanya sebatas tujuan kognitif untuk mengenal teori-teori tetang alam semesta, tetapi dalam pembelajaran IPA dibentuk pula sikap mengimani keagungan Tuhan serta perilaku mencintai lingkungan. Depdiknas dalam Trianto (2010) menetapkan tujuan pembelajaran IPA adalah (1)menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, (2)mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi insan yang melek sains dan teknologi, (4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi (hlm. 138). Ruang lingkup IPA untuk SD meliputi aspek tentang makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta. Dalam Silabus IPA SD kelas IV tercantum beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam proses belajar mengajar. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas IV adalah mendeskripsikan daur hidup berbagai hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, dan kucing. Siswa harus mampu memahami dan mendeskripsikan daur hidup hewan dengan benar. Namun, fakta yang terjadi dari hasil observasi di SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, peserta didik kelas IV masih commit to user memiliki kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan rendah. Berdasarkan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 hasil pengalaman guru, dari 22 siswa kelas IV, 8 siswa atau 36,36% yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 64. Dengan nilai ratarata 58,00 masih terdapat 14 siswa atau sekitar 63,64% yang belum tuntas dengan memperoleh nilai di bawah KKM. Permasalahan ini terjadi karena berbagai faktor antara lain model pembelajaran yang diterapkan belum melibatkan siswa secara aktif dalam menggali informasi. Model pembelajaran belum dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya karena yang terjadi adalah tugas atau hasil pekerjaan siswa yang sudah selesai tidak disimpan dengan baik. Faktor lain adalah penggunaan media pembelajaran yang masih minim dan kurang menarik perhatian dan memudahkan siswa menangkap materi yang disampaikan. Apabila permasalahan di atas tidak ditangani, maka akan berdampak kurang baik pada siswa. Siswa akan menganggap IPA adalah mata pelajaran yang harus dicatat dan dihafal. Sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA nantinya. Padahal pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan harus dipahami bukan dihafalkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah diterapkannya model pembelajaranyang dapat memantau setiap proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil
pekerjaannya.
Model
pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan adalah model pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning). Pembelajaran berbasis portofolio mengarah pada Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Widayati (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu proses pembelajaran dalam mempelajari suatu materi tertentu yang prosesnya dari awal sampai akhir, dan kumpulan hasil pekerjaan peserta didik tersebut dikumpulkan atau didokumentasi yang disimpan dalam satu bendel (hlm. 21). Pembelajaran berbasis portofolio (portofolio
based learning) diharapkan dapat
meninkatkan kemampuan
mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV. Pembelajaran berbasis portofolio melibatkan siswa aktif dalam menggali commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 informasi yang akan dipelajari. Proses kemajuan siswa akan terlihat dari kumpulan tugas mereka yang didokumentasikan. Penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat membuat siswa lebih termotivasi
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Siswa
dilibatkan
dalam
mengidentifikasi masalah dan menggali informasi untuk menyusun portofolio. Selain itu, penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat melatih siswa untuk bekerja secara disiplin membuat dokumentasi portofolio dan bertanggung jawab terhadap perkembangan belajar mereka sendiri. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul “Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan dalam Mata Pelajaran IPA melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo Tahun 2012”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi adanya beberapa masalah yang dialami dalam pembelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan yaitu: 1.
Model pembelajaran yang diterapkan kurang melibatkan aktivitas dan siswa dalam menggali informasi Siswa hanya mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru dan menghafalkannya. Sehingga siswa beranggapan bahwa materi IPA adalah materi yang harus dihafal.
2.
Perlunya model pembelajaran yang dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaan yang didokumentasikan secara baik.
3.
Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam
penelitian ini peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut: 1.
Model
pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi model pembelajaran
berbasis portofolio. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 2.
Kemampuan siswa yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini dibatasi kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam pembelajaran IPA. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti yaitu, “Apakah pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012?” E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu, “Untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012.” F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal penerapan model pembelajaran berbasis portofolio sebagai salah satu model pembelajaran yang mengarah ke pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dalam pembelajaran IPA di sekolah 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. 2) Menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam mencari informasi dan membuat portofolio. 3) Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan melatih keberanian serta tanggung jawab. b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan guru tentang model pembelajaran berbasis portofolio.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 2) Membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah 2) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah dengan terwujudnya pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan a. Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti bisa atau sanggup. Menurut Suharso dan Retnoningsih (2005), “mampu berarti kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya” (hlm. 308). Dalam referensi lain, menurut Desmita (2006) ability (kemampuan, kecakapan) merupakan suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan (hlm. 257). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan
sesuatu.
Kemampuan
diperlukan
untuk
menguasai
keterampilan serta mengoptimalkan potensi dalam melakukan suatu pekerjaan. Agar kemampuan dapat dikuasai dengan baik, maka diperlukan suatu latihan disertai pemantauan terhadap perkembangannya. Kemampuan secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan yang berhubungan dengan intelektual dan kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik atau keterampilan. Menurut Robbins (2001) dikemukakan bahwa, Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: “1) Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik (physical intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik (hlm. 57). Tingkat kemampuan individu atau seseorang dapat diukur melalui tes-tes tertentu sesuai dengan kemampuan yang akan diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Akbar dan Sihadi (2011) bahwa kemampuan adalah kecerdasan yang biasa diukur dengan tes-tes intelegensi (hlm. 56). Sehingga didalam mengukur kemampuan diperlukan seperangkat alat tes commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 yang valid dan cocok. Apabila jenis kemampuan yang akan diukur berbeda, maka tes yang digunakan juga berbeda. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai atau menguasai sesuatu yang lebih baik. Kemampuan siswadalam proses belajar mengajar dapat berkembang melalui berbagai aktivitas belajar dan latihan diiringi pemantauan terhadap perkembangannya serta dapat diukur melalui suatu tes. b. Pengertian Mendeskripsikan Secara bahasa, kata “mendeskripsikan” berasal dari kata dasar “deskripsi” yang berarti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Apabila memperoleh imbuhan me-kan akan menjadi suatu kata kerja “mendeskripsikan” yang berarti melakukan sesuatu pekerjaan. Menurut Suharso, dkk (2005) “mendeskripsikan mempunyai makna memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci” (hlm. 121). Dalam referensi lain, diungkapkan tentang cara mendeskripsikan sesuatu
menurut
Tompkins
(1994),
bahwa
“mendeskripsikan
menggunakan cara-cara yang spesifik dalam membuat kejelasan, gambaran kata-kata yang bisa diindera.” (hlm. 114). Diindera di sini berarti dalam mendeskrisikan sesuatu harus dapat melibatkan panca indera untuk menangkap isi pesan yang dideskripsikan. Mendeskripsikan yang baik adalah mendeskripsikan yang dapat mempermudah pendengar menerima isi pesan dan membayangkannya. Mendeskripsikan
sangat
bergantung
pada
pemahaman
pendeskripsi. Semakin dia mengerti dan memahami objek yang akan dideskripsikan, maka semakin jelas pula dia dapat mendeskripsikan objek tersebut. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh Kamdhi (2011), bahwa
“mendeskripsikan
atau
pemaparan
penggambaran
sangat
bergantung pada kemampuan penulis atau pembicara” (hlm. 93). Jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 penulis mempunyai pengamatan yang tajam dengan semua inderanya, pasti penggambaran atau pemaparannya berkualitas. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
mendeskripsikan adalah memaparkan atau menggambarkan suatu hal, benda, tempat, suasana atau keadaaan secara jelas dan terperinci sehingga penerima pesan dapat memahami informasi yang disampaikan. Syarat agar dapat mendeskripsikan dengan baik, adalah memahami terlebih dahulu objek yang akan dideskripsikan. c. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan Pengertian “kemampuan” adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Dan pengertian “mendeskripsikan” adalah memaparkan atau menggambarkan tentang suatu benda, tempat, suasana atau keadaaan secara jelas dan terperinci, setelah pendeskripsi memahami objek yang akan dipaparkan. Dari penjelasan tentang
“kemampuan” dan “mendeskripsikan”, maka
dapat disimpulkan pengertian “kemampuan mendeskripsikan” adalah suatu kesanggupan dalam memaparkan atau menggambarkan sesuatu yang telah dipahami secara jelas dan terperinci. Dalam
suatu
proses
belajar,
kemampuan
mendeskripsikan
merupakan kesanggupan atau kecakapan untuk mengenal dan memahami sesuatu, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskannya secara rinci sesuai gambaran atau kenyataan yang ada. Kemampuan mendeskripsikan menuntut penguasaan yang lebih dari sekadar menghafal. Bahkan agar dapat memiliki kemampuan mendeskripsikan yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan memahami materi yang dideskripsikan. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan mendeskripsikan dapat dikuasai melalui suatu proses yang melibatkan aktivitas dan pengalaman yang dialami langsung dalam mencari informasi atau materi yang akan dideskripsikan.
Setelah
itu kemampuan untuk
memaparkan
atau
menggambarkan suatu materi secara jelas dan terperinci dapat dikuasai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 d. Pengertian Daur Hidup Hewan Menurut Haryanto (2007) “daur hidup hewan diartikan sebagai seluruh tahapan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya” (hlm. 65). Dalam referensi lain, Rositawaty dan Muharam (2008) dikemukakan bahwa “daur hidup hewan dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa” (hlm. 50). Di dalam proses kehidupannya, hewan sebagai makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia hewan. Dari segi bentuk tubuh atau morfologi, dari segi fungsi alat tubuh atau fisiologi, serta dari segi tingkah laku hewan akan terjadi perubahan. Beragamnya jenis hewan di lingkungan ini mengakibatkan beragam pula daur hidup hewan yang ada di lingkungan sekitar. Sulistiyanto dan Wiyono (2008) mengelompokkan daur hidup hewan menjadi dua kelompok yaitu “daur hidup hewan dengan metamorfosis dan daur hidup tanpa metamorfosis” (hlm.60). Perbedaan antara kedua daur hidup tersebut terletak pada terjadi atau tidaknya proses metamorfosis selama daur hidup hewan berlangsung. Daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis akan mengalami perubahan bentuk yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang tidak mengalami metamorfosis. Berdasarkan uraian di atas, pengertian daur hidup hewan adalah seluruh tahapan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya sejak keluar dari perut induknya hingga menjadi dewasa. Di dalam daur hidup hewan terjadi perubahan bentuk baik yang mengalami metamorfosis maupun tidak mengalami metamorfosis. Dari paparan mengenai pengertian kemampuan, pengertian mendeskripsikan, dan pengertian daur hidup hewan, maka dapat diambil pengertian kemampuan mendeskrisikan daur hidup hewan adalah suatu kesanggupan untuk memaparkan atau menjelaskan seluruh tahapan yang dialami hewan selama hidupnya sejak keluar dari perut induknya hingga to user menjadi dewasa beserta commit perubahan-perubahan yang dialaminya secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 jelas dan terperinci. Kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dapat dikuasai dengan baik melalui suatu proses yang melibatkan aktivitas dan pengalaman yang dialami langsung dalam mencari informasi atau materi daur hidup hewan yang akan dideskripsikan. e. Pembelajaran IPA di SD 1) Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai beberapa definisi yang disampaiakan oleh beberapa ahli. Darmodjo, Kaligis, dan Sukardjo (2005) mengatakan bahwa “IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yag tersusun secara sistematis tentang gejala alam (hlm. 3). Tidak berbeda jauh dengan pendapat tersebut, Trianto (2010) mengungkapkan “Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari tentang alam semesta, benda-benda yang ada di alam, beserta gejala-gejalanya (hlm. 136).” Sedangkan
Purnrll’s
(1983)
dalam
Iskandar
(2001)
mendefinisikan “Science is the broad filed of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and exolained by means of rules, law, principles, theories, and hypotheses” (hlm. 2), artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsipprinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah salah satu kumpulan pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam yang diperoleh melalui observasi dan eksperimen yang sistematis, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukumhukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis yang akan terus disempurnakan untuk mengatasi pengetahuan, fakta-fakta, konsekonsep, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 2) Manfaat IPA IPA mempunyai manfaat sebagai pemupukan sikap. Menurut Harlen dalam Darmodjo dan Kaligis (1993)
menyebutkan ada
sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia sekolah dasar, antara lain: 1) Sikap ingin tahu, 2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, 3) Sikap kerja sama, 4) Sikap tidak putus asa, 5) Sikap tidak berprasangka, 6) Sikap mawas diri, 7) Sikap bertanggung jawab, 8) Sikap berpikir bebas, 9) Sikap kedisiplinan diri. 3) Fungsi IPA Fungsi mata pelajaran IPA menurut Sumaji, dkk (1998) antara lain, (a) Memberi bekal pengetahuan dasar baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA; (c) Menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan melatih menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi; (d) Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya sehingga mendorong siswa untuk mencintai dan mengagungkan Penciptanya; (e) Memupuk kreativitas siswa; (f) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK; (g) Memupuk minat siswa terhadap IPA. (hlm. 35) 4) Tujuan Pembelajaran IPA Tujuan pembelajaran IPA tidak hanya sebatas tujuan kognitif untuk mengenal teori-teori tetang alam semesta, tetapi dalam Pembelajaran IPA dibentuk pula sikap mengimani keagungan Tuhan serta
perilaku
mencintai
lingkungan.
Sebagaimana
tujuan
pembelajaran IPA Depdiknas dalam Trianto (2010) sebagai berikut: (1) menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, (2) mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi insan yang melek sains dan teknologi, (4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan commit melanjutkan to userpendidikan ke jenjang lebih tinggi (hlm. 138).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 5) Karakteristik Pembelajaran IPA di SD Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan Depdiknas (2006), bahwa: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (hlm. 47). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana
bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dapatmembantu
peserta
didik
untuk
dan
berbuat
sehingga
memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990) bahwa, IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes); IPA sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai-nilai (values) (hlm 48). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data,bereksperimen, dan prediksi. Dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 wacana sepert itu maka IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan „science as a way of knowing‟. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan,
kebiasaan
berpikir,
Sementara nilai-nilai (values) jawab
dan
nanusia,
serta
prosedur.
IPA berhubungan dengan tanggung
moral, nilai-nilai sosial, manfaat
kehidupan
seperangkat
sikap
dan
IPA untuk
IPA dan
tindakan (misalnya,
keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan). 6) Ruang Lingkup IPA di SD Ruang lingkup IPA di jenjang Sekolah Dasar meliputi semua materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang membahas tentang alam. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan bahwa, Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya (3) Energi dan perubahannya (4) Bumi dan alam semesta. Berdasarkan ruang lingkup IPA untuk SD/MI tersebut, dalam Secara khusus ruang lingkup IPA SD khususnya kelas IV, mencakup, (1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya; (2) Benda dan sifatnya; (3) Gaya; (4) Energi dan penggunaannya; (5) Perubahan kenampakan; (6) Bumi dan benda langit; (7) Perubahan lingkungan fisik; dan (8) Sumber daya alam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang menjadi acuan kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik yang dijabarkan sebagai indikator ketuntasan belajar. Termasuk pula Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk materi daur hidup hewan yaitu memahami
daur
hidup
beragam
jenis
makhluk
hidup
dan
mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. Hal tersebut commit to user dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Tabel 2.1. Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupannya 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.
Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, dan kucing. 4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, dan ikan.
f. Materi Daur Hidup Hewan Secara bahasa, kata “daur” memiliki arti peredaran masa yang lamanya bertahun-tahun. Daur hidup hewan berarti peredaran masa kehidupan suatu hewan dari lahir, muda, dewasa, sampai mati. Dalam daur hidup makhluk hidup pastinya ada masa muda dan masa tua. Begitu pula pada hewan, dalam daur hidup hewan terdapat pula masa mulai dari lahir tumbuh menjadi bayi, lalu menginjak masa muda, dilanjutkan masa dewasa, sampai mati. Namun, yang digarisbawahi adalah ciri-ciri serta sifat setiap tahapan dari daur hidup hewan tersebut. Sering ditemui pada daur hidup hewan, bentuknya pada masa muda sama dengan masa dewasanya. Ada juga yang dalam daur hidupnya, bentuk pada masa mudanya berbeda dengan bentuk pada masa dewasanya. Bahkan berbeda pula pada sifat dan cara hidupnya. Hal inilah yang disebut metamorfosis atau perubahan pada daur hidup. Menurut Sulistiyanto dan Wiyono (2008) dikemukakan bahwa, Tidak semua telur menetas menghasilkan anak hewan yang mirip dengan induknya. Contoh pada katak, daur hidupnya panjang dan terjadi perubahan bentuk (metamorfosis) dengan tahap-tahap tertentu yaitu telur menetas menjadi berudu kemudian menjadi berudu berkaki (hlm. 60). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya disebut daur hidup. Daur hidup hewan ada dua yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 1) Daur hidup tanpa metamorfosis Sebagian besar hewan di lingkungan sekitar tidak mengalami metamorfosis dalam daur hidupnya. Sebagai contoh yaitu ayam dan kucing. Anak ayam dan anak lucing mirip dengan induknya. Jika ada perbedaan, mungkin hanya pada warna bulu atau rambutnya. Gambar daur hidup ayam tanpa metamorfosis dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1. Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis 2) Daur hidup dengan metamorfosis Namun, ada pula hewan-hewan di lingkungan sekitar yang dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis. Kebanyakan hewan tersebut berasal dari jenis serangga seperti kupu-kupu, kecoa, nyamuk, lalat, belalang, dan rayap. Akan tetapi, metamorfosis juga terjadi pada daur hidup hewan lain hewan ampibi yaitu katak atau kodok. Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk dalam daur hidup hewan yang terjadi dalam waktu lama. Menurut Sulistyanto dan Wibyono (2008) dikemukakan commit tobahwa user “Di dalam metamorfosis terjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 suatu perubahan individu mahluk hidup dari telur sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk tubuh dan fungsi alat tubuh. Metamorfosis dibedakan menjadi dua macam, yaitu metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis sempurna” (hlm. 60). a) Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola) Metamorfosis tidak sempurna merupakan metamorfosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa (imago). Metamorfosis tidak sempurna dialami hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda dengan hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti kecoa, belalang, rayap, dan lainnya. Berikut contoh metamorfosis tidak sempurna pada belalang dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2. Daur Hidup Belalang Metamorfosis Tidak Sempurna. Metamorfosis diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. commitNimfa to usermengalami proses pertumbuhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 dengan cara mengalami pergantian kulit terus menerus yang disebut ekdisis atau molting. Setiap kali setelah mengalami pergantian kulit (molting atau ekdisis) mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa. Wujud serangga diantara masa pergantian kulit disebut instar. Pada metamorfosis hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya sudah terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna pada akhir molting. Tahapan terakhir dalam metamorfosis dinamakan imago (dewasa). b) Metamorfosis sempurna (holometabola) Metamorfosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi larva (kecuali pada katak yang berubah menjadi berudu atau kecebong) dan larva akan menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago (dewasa). Metamorfosis sempurna dialami hewan yang saat lahir berbeda sekali bentuknya dengan hewan dewasa. Contoh metamorfosis sempurna terjadi pada katak, lalat, nyamuk, dan kupu-kupu. Daur hidup melalui metamorfosis sempurna pada kupu-kupu dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.
commitKupu-Kupu to user Gambar 2.3. Daur Hidup Metamorfosis Sempurna
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 2. Hakikat Pembelajaran Berbasis Portofolio a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Fajar (2009), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material / perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, filmfilm, program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar) (hlm. 43). Setiap model pembelajaran mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu kita untuk mencapai berbagai tujuan. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.Dalam penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. Model pembelajaran menurut Joyce dalam Trianto (2007) adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (hlm. 5). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Suprijono (2011), menyatakan bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (hlm. 46).commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau kerangka berpikir yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat dan dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertaskertas berharga dari suatu pekerjaan. Pengertian portofolio dalam pendidikan adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Budimansyah (2003) menjelaskan bahwa, “Portofolio dapat diartikan sebagai ujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective” (hlm. 7). Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik. Misalnya hasil tes awal, tugas, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir, dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik berujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).
Adapun
sebagai
suatu
adjective,
portofolio
sering
kali
disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning). Sedangkan, jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assesment). Sejalan dengan pendapat tersebut, Sahu, Soudarssanane, dkk. (2008) dalam jurnal internasional mengungkapkan bahwa, Portofolio adalah kumpulan tujuan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha-usaha siswa, kemajuan, dan prestasi dalam satu atau lebih daerah. Koleksinya meliputi partisipasi siswa dalam memilih isi, kriteria seleksi, kriteria untuk menilai prestasi, dan bukti itu mahasiswa refleksi diri. Portofolio memberikan commit to user pandangan komprehensif kinerja siswa. Portofolio memposisikan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 adalah peserta dalam, bukan obyek penilaian. Ini menyediakan sebuah forum yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi independen, mandiri peserta didik. Portofolio sebagai model pembelajaran (portofolio based learning) memanfaatkan dokumentasi portofolio untuk mencatat tugas siswa dan perkembangan kemampuan dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fajar (2009) bahwa, pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu
atau kelompok. Kemampuan
tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar. Sehingga memiliki kemampuan mengorganisasi informasi yang ditemukan, membuat laporan, dan menuliskan yang ada dalam pikirannya, selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya atau tugas-tugasnya (hlm. 47). Oleh karena itu, model pembelajaran berbasis portofolio dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menuntut siswa melakukan pencarian informasi kemudian mengumpulkannya menjadi sebuah laporan seperti dalam pembelajaran tentang daur hidup hewan yang terdiri dari tahapantahapan. c. Landasan PemikiranPembelajaran Berbasis Portofolio Budimansyah (2003) mengungkapkan “landasan pemikiran model pembelajaran berbasis portofolio terdiri dari empat pilar pendidikan, pandangan konstruktivisme, dan democratic teaching” (hlm. 9). 1) Empat pilar pendidikan Empat pilar pendidikan sebagai pendidikan landasan model pembelajaran berbasis portofolio adalah Learning to do, Learning to know, Learning to be, Learning to live together yang dicanangkan UNESCO. Dalam proses pembelajaran, peserta didik seharusnya diberdayakan agar mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Peserta didik menerima materi dari guru, tetapi harus mau dan mampu menambah pengetahuan untuk pribadinya (learning to do). Pengetahuan yang didapat peserta didik selain dari sekolah juga didapat dari dunia luar sekolah. Peserta didik dapat meningkatkan interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sehingga
peserta
didik
mampu
membangun
pengetahuan
dan
pemahamannya terhadap dunia sekitar (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. Karena banyak peserta didik yang tidak mempunyai kepercayaan diri. Mereka merasa baha tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan yang bisa dibanggakan, sehingga terjadi keminderan belajar (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap positif dan toleran terhadap keanekaragamanan perbedaan hidup (learning to live together). 2) Pandangan Konstruktivisme Pandangan Konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di sekitarnya. Para ahli pendidikan berpendapat baha kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari “apa yang diketahui peserta didik”. Beberapa
bentuk
kondisi
belajar
yang
sesuai
filosofi
konstruktivisme antara lain diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil penelitian sederhana, demokrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik mempertajam gagasan. 3) Democratic Teaching Democratic Teaching adalah suatu bentuk upaya menjadikan commit todemokrasi user sekolah sebagai pusat kehidupan melalui proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 yang demokratis. Secara singkat, Democratic Teaching adalah proses pembelajaran yang didasari oleh nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik. d. Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio Budimansyah (2003) mengungkapkan “landasan pemikiran model pembelajaran berbasis portofolio adalah prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran partisipatorik, reactive teaching, joyfull learning” (hlm. 13). 1) Prinsip Belajar Siswa Aktif Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir terjadi di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, sampai pelaporan. Hal ini tampak terlihat pada saat siswa mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, kemudian setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih masalah untuk kajian kelas. Untuk
menjawab
permasalahan
yang
dikaji,
maka
siswa
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan cara wawancara,
pengamatan,
serta
mengambil
foto
atau
membuat
kliping.Setelah itu, aktivitas siswa terfokus pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasiyang penting dan menarik ditempel pada sesi penayangan. Setelah portofolio dibuat, dilakukan public hearing dalam kegiatan show case dihadapan dewan juri. 2) Kelompok Belajar Kooperatif Proses pembelajaran yang berbasis kerja sama antar siswa dan komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan commit to user disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa yang mengerjakan apa,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 merupakan bentuk kerja sama itu. Kerja sama dengan lembaga yang terkait saat siswa merencanakan mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang menjadi tanggung jawab tertentu. 3) Pembelajaran Partisipatorik Model pembelajaran berbasis portofolio juga menganut prinsip dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar hidup berinteraksi. Siswa pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna baha sisa dapat menghargai pendapat yang didukung suara terbanyak dan pada saat diskusi, siswa belajar mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. 4) Reactive Teaching Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar motivasi belajar tinggi. Motivasi akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik dan tidak membosankan. Caranya adalah memberikan penghargaan atau reward pada siswa bagaimanapun kualitasnya. Jika pendapat siswa dihargai, maka pada diri siswa akan muncul kepercayaan diri untuk tidak malu mengemukakan pendapat. 5) Joyfull Learning Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apa pun materi pelajaran bila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan, penuh daya tarik, dan penuh motivasi maka pelajaran akan mudah dipahami. Sebaliknya bila suasana belajar membosankan, maka pelajaran akan sulit dipahami. e. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio Model pembelajaran portofolio merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan belajar siswa untuk aktif dan kreatif. Dalam hal ini siswa harus peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan dan masyarakat dan ikut serta berusaha untuk mencari dan menyelesaikan commit to user masalah yang terjadi dengan cara yang positif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Langkah-langkah model pembelajaran portofolio menurut Fajar (2009) terdiri dari “mengidentifikasi masalah, memilih masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi, mengembangkan portofolio kelas, penyajian portofolio, dan refleksi pengalaman belajar” (hlm. 54) 1) Mengidentifikasi Masalah Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui, tentang masalah yang ada di lingkunganyang mereka anggap sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tersebut siswa diharapkan untuk mencari tentang masalah yang dikaji dengan cara melalui sumbersumber cetak seperti majalah, koran, dan tabloid. 2) Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Setelah siswa mengidentifikasi masalah, selanjutnya siswa dibimbing untuk memilih masalah untuk kajian kelas secara kelompok dengan cara mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji dengan cara memilih salah satu masalah yang telah ditulis di papan tulis. 3) Mengumpulkan Informasi Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Langkah-langkah dalam tahapan mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji oleh kelas adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi sumber-sumber informasi b) Tinjau ulang untuk memperoleh dan mendokumentasikan informasi. c) Pengumpulan informasi. 4) Mengembangkan Portofolio Kelas Pada tahap ini, siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang memadai untuk memuai membuat portofolio. Langkah-langkah dalam tahapan pengembangan portofolio kelas ini adalah sebagai berikut: a) Kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio commit to user untuk portofolio . b) Guru mengulas tugas-tugas rinciannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 c) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim peneliti seringkali akan bermanfaat bagi lebih dari satu kelompok portofolio. 5) Penyajian Portofolio Penyajian portofolio kelas (show case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan maupun portofolio dokumentasi. Dalam menyelenggarakan gelar kasus (show case), guru sebagai pihak penyelenggara dan penilai harus menjelaskan kriteria penilaian dan menilai secara adil. 6) Refleksi Pengalaman Belajar Dalam kegiatan refleksi, siswa diajak melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan refleksi adalah untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan dating dan meningkatkan kinerja siswa. Dengan merefleksi pengalaman belajar siswa maka sangat mendukung modus pengalaman belajar. f. Penilaian Portofolio Portofolio sebagai penilaian dikenal dengan istilah portofolio based assesment. Menurut Poerwanti (2009), penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode pada satu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuannya dan terus melakukan perbaikan (hlm. 208). Penilaian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain : karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku, laporan penelitian, sinopsis, dan sebagainya. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Kariman and Moafi (2011) dalam jurnal internasional bahwa “Portfolio evaluation expands learning opportunities by increasing the students' participation in the learning process and helping them to apply theory in practice”. commit to user Evaluasi portofolio memperluas kesempatan belajar dengan meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 partisipasi siswa dalam proses belajar dan membantu mereka untuk menerapkan teori dalam praktek. Lebih lanjut Kariman and Moafi (2011) menyimpulkan “Moreover, portfolios help students to develop three basic self-directed learning skills, assessing the quality of their own performance, formulating learning needs, and selecting future learning tasks”. Disimpulkan bahwa, portofolio membantu siswa untuk mengembangkan tiga dasar self-directed keterampilan belajar, menilai kualitas kinerja mereka sendiri,
merumuskan
kebutuhan
belajar,
dan
memilih
tugas-tugas
pembelajaran pada masa depan. Melalui penilaian berbasis portofolio dapat dilakukan penilaian terhadap tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio siswa dipantau dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari karya atau tugas siswa dilakukan penilaian afektif melalui pengamatan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, penilaian psikomotorik dilakukan melalui pengamatan kreativitas dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugasnya, dan penilaian kognitif dilakukan melalui penilaian terhadap soal evaluasi pembelajaran. Langkah-langkah penilaian portofolio menurut Poerwanti (2009) diungkapkan bahwa “langkah-langkah yang perlu dalam penilaian portofolio di sekolah dimulai dari penjelasan tentang portofolio, pembuatan portofolio, sampai penilaian portofolio” (hlm. 210). Secara rinci langkahlangkah penilaian portofolio sebagai berikut. 1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk menilai, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri, dengan melihat portofolionya, peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. 2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antar peserta didik bisa sama bisa berbeda. 3) Kumpulkan dan simpan karya-karya tiap-tiap peserta didik dalam satu commit to user map atau folder.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. 5) Tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. 6) Diskusikan cara penilaian kualitas karya peserta didik. 7) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan, guru dapat membimbing peserta didik bagaimana menilai dan memberi keterangan kelebihan dan kekurangan serta cara memperbaikinya. 8) Setelah karya dinilai dan nilainya kurang memuaskan maka peserta didik diberi
kesempatan
untuk
memperbaikinya,
dengan
catatan
ada
kesepakatan tentang batas waktu. 9) Apabila diperlukan. Buatlah jadwal pertemuan untuk membahas portofolio siswa. 3. Pembelajaran IPA Daur Hidup Hewan dengan Portofolio Pembelajaran IPA daur hidup hewan pada kelas IV Sekolah Dasar memiliki kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. Untuk dapat mendeskripsikan daur hidup hewan dengan baik, siswa harus memahami materi bukan menghafalnya. Apabila siswa paham terhadap materi daur hidup hewan, maka siswa akan memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan daur hidup hewan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio dalam materi daur hidup hewan, proses pembelajaran yang diterapkan adalah Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Siswa terlibat aktif mulai dari pemilihan masalah yang akan dikaji di kelas sampai pada proses penilaian. Pembelajaran IPA daur hidup hewan dengan portofolio secara garis besar dilakukan sebagai berikut. a. Mengidentifikasi Masalah Siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam materi daur hidup hewan. Guru memancing kretivitas commit to terkait user untuk menumbuhkan motivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 dan kreativitas siswa. Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi pengertian dan jenis-jenis daur hidup hewan. b. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Peserta didik yang telah mengidentifikasi masalah daur hidup hewan diajak untuk membahas lebih mendalam materi daur hidup hewan dengan memilih masalah yang lebih khusus untuk dikaji. Dengan bimbingan guru. siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk memilih masalah yang akan dikaji tiap kelompok yaitu memilih salah satu hewan untuk dikaji daur hidupnya. c. Mengumpulkan Informasi Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Setiap kelompok telah memperoleh masalah yaitu hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. Guru membantu dan mengarahkan siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai daur hidup hewan yang mereka peroleh. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku pelajaran atau media yang disediakan guru, serta sumber informasi lain. Siswa diperbolehkan menggali informasi dari narasumber atau guru dengan bertanya dengan baik (wawancara). d. Mengembangkan Portofolio Kelas Setelah semua kelompok mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan, selanjutnya setiap kelompok diberi tugas untuk membuat gambar atau model daur hidup hewan yang mereka kaji dengan bimbingan guru. Gambar atau model yang telah dibuat didokumentasikan dalam portofolio kelompok. e. Penyajian Portofolio Portofolio kelompok yang telah selesai selanjtunya disajikan untuk dinilai oleh guru. Guru menilai dan memberi catatan kekurangan atau kesalahan pada portofolio kelompok agar dapat diperbaiki dan dipantau perkembangannya pada pertemuan selanjutnya. f. Refleksi Pengalaman Belajar Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio pada materi daur commitadalah to user pengisian catatan dokumentasi hidup hewan yang terpenting
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 portofolio siswa. Setiap tugas siswa dalam mencari informasi tentang daur hidup hewan dicatat dalam dokumentasi portofolio dan hasil karya siswa yang mendeskripsikan daur hidup hewan dalam bentuk gambar disimpan secara rapi untuk kemudian dilaporkan dalam penyajian portofolio untuk dinilai oleh guru. Pada setiap pertemuan siswa diwajibkan mengisi serta melaporkan dokumentasi portofolio siswa baik individu maupun kelompok. Melalui langkah ini baik siswa maupun guru dapat menilai perkembangan kemampuan siswa mendeskripsikan daur hidup hewan dengan melihat catatan perkembangan siswa serta kumpulan tugas membuat karya gambar tentang daur hidup hewan. Kemudian dari hasil pemantauan dokumentasi portofolio dapat diketahui letak kekurangan siswa sehingga untuk tugas berikutnya tentunya akan semakin baik dibandingkan tugas pertama atau sebelumnya. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yaitu Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan dengan Strategi Picture And Picture pada Siswa Kelas IV SDN 01 Celep Kedawung Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilakukan oleh Adi Susmartini. Hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut: (1) hasil penilaian terhadap pengamatan, skor keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah 6,0 (cukup), siklus II adalah 8,0 (baik), dan siklus III adalah 9,14 (sangat baik). (2) Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM berdasarkan hasil tes siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah 14 siswa (70%), siklus II sebanyak 15 siswa (75%) dan siklus III sebanyak 16 siswa (80%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan daur hidup hewan di kelas IV SDN 01 Celep Kedawung Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Persamaan dengan penelitian iniadalah pada pada variabel terikat yaitu kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Penelitian lain yang relevan yaitu Upaya Meningkatkan Hasil dan Partisipasi commit to user Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Topik Penyesuaian Makhluk Hidup
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 dengan Lingkungan Melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio di Kelas IV SDN Sumbersari Indah 2 Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Hasanah. Hasil penelitian ini adalah peningkatan aktivitas siswa meningkat sebesar 18%dari 73% (siklus I) menjadi 91% (siklus II) dengan kriteria baik sekali. Hasil nilai kumulatif (NK) siswa yang diperoleh dari gabungan penilaian proses/LKS (PP), dan penilaian hasil post tes (PH) meningkat sebesar 5,8% dari 85,2% (siklus I) menjadi 91% (siklus II) dengan kriteria baik sekali. Peningkatan partisipasi belajar siswa sebesar 8,8% dari 89% (siklus I) menjadi 97,8% (siklus II) dengan kriteria baik sekali. Melihat hasil yang didapat pada penelitian ini, kesimpulan penelitian ini yaitu pembelajaran IPA berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil dan partisipasi belajar siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada pada variable pembelajaran berbasis potofolio yang digunakan sebagai variabel bebas. Penelitian lain yang juga relevan dilakukan oleh M Harun Alrasyid (2011) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Tonjong 2 Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2011. Hasil penelitian
yang
diperoleh
adalah
penggunaan
Model
Portofolio
dapat
meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN Tonjong 2 Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2011. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil setiap siklus. Siklus I rata-rata nilai pretest siswa adalah 67,50 dan nilai post tes meningkat menjadi 61,75. Siklus II nila ratarata prates siswa 70,00 dan meningkat pada post tes menjadi 73,00. Selanjutnya pada siklus III nilai prates siswa yaitu 77,25 dan menngkat pada nilai post tes menjadi 85,25. Berdasarkan keadaan tersebut terbukti bahwa metode belajar portofolio mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio sebagai variabel bebas. C. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal, kemampuan mendeskripsikan daur hidup berbagai commit to user hewan di lingkungan sekitar pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Polokarto, Sukoharjo tergolong rendah, nilai rata-rata siswa kelas IV dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 58. Sebanyak 14 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Peserta didik belum mempunyai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranyapembelajaran IPA masih belum melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang memperoleh pengalaman belajar yang berkesan, siswa menganggap pelajaran IPA merupakan pelajaran hafalan dan banyak mencatat, serta kurangnya pemantauan perkembangan kemampuan siswa melalui tugas-tugas yang dikerjakan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran
kemampuan berbasis
mendeskripsikan
portofolio
merupakan
daur
hidup
model
hewan.
pembelajaran
Model yang
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan dapat memantau proses perkembangan kemampuan siswa dari tugas-tugas yang dikerjakan. Sehingga diharapkan model ini, mampu meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dengan indikator ketercapaian berupa ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan nilai rata-rata kurang lebih 80. Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir diharapkan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, Polokarto, Sukoharjo. Secara skematis kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Kondisi Awal
Tindakan
1. Model pembelajaran yang diterapkan kurang melibatkan siswa aktif dan kurang memantau kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaan siswa. 2. Media pembelajaran yang digunakan masih minim. 3. Peserta didik hanya mencatat dan menghafal.
14 siswa memiliki
Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio
kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan rendah.
Siklus I 1. 2. 3. 4.
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Siklus II
Kondisi
Kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan meningkat
1. 2. 3. 4.
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Akhir Gambar 2.4. Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: “Melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri I Kemasan, Polokarto, Sukoharjo. Alasan pemilihan tempat penelitian di SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo adalah : a. Belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. b. Kemampuan siswa mendeskripsikan daur hidup hewan dalam pembelajaran IPA masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yakni mulai Februari 2012 sampai Juli 2012. Jadwal penelitian disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Bulan
Kegiatan Penelitian 1. a. b. c. d. 2. a.
b.
3. a. b. c.
Feb
Persiapan Penelitian Koordinasi peneliti dengan pihak sekolah Mengidentifikasi masalah Menyusun proposal penelitian Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Analisis Data Analisis data dan penyusunan laporan/skripsi Ujian dan revisi commit to user Penggandaan dan pengumpulan laporan 33
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 22 peserta didik, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 12 perempuan. C. Sumber Data Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa informasi tentang peningkatan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui pembelajaran berbasis portofolio. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data tersebut meliputi : 1. Sumber data primer yaitu hasil tes siswa berupa nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dan hasil wawancara terhadap guru kelas IV SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo. 2. Sumber data sekunder yaitu dokumentasi berupa arsip pendukung seperti silabus pembelajaran dan daftar siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, serta hasil observasi berupa data pengamatan terhadap siswa dan guru. D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tes Tes menurut Arikunto (2010) adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (hlm. 193). Tes
dilakukan
untuk
mengumpulkan
datatentang
kemampuan
mendeskripsikan daur hidup hewan pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan melalui serentetan pertanyaan. Tes dilaksanakan setiap pertemuan pada kegiatan akhir. Tes yang diberikan berupa tes tertulis. Dalam tes ini siswa mengerjakan soal uraian tentang materitodaur commit userhidup hewan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 2. Observasi Arikunto (2011) menjelaskan bahwa “observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran” (hlm. 127). Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui pengamatan kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas. Observasi difokuskan pada persiapan, proses pembelajaran, dan kemampuan siswa mendeskripsikan daur hidup hewan selama pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. 3. Wawancara Wawancara menurut Arikunto (2010) adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara” (hlm. 198). Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SD Negeri I Kemasan yang bertujuan mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan daur hidup pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan melalui tanya jawab mengenai model pembelajaran yang diterapkan selama ini, serta pendapat mengenai keberhasilan pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan. 4. Dokumentasi Dokumentasi atau teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam Sutopo (2002) disebut sebagai “content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya” (hlm. 69). Kajian dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui arsip atau dokumen berupa Silabus IPA kelas IV SD, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto dan video kegiatan pembelajaran, serta daftar nilai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 IPA sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. E. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Sugiyono (2007) berpendapat bahwa “triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sugiyono membagi teknik triangulasi menjadi tiga, yaitu teknik triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data” (hlm. 125). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber yaitu data atau informasi yang diperoleh dari satu sumber dikomparasikan dan diuji dengan data atau informasi yang diperoleh dari sumber lain. Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari siswa dan guru, hasil observasi pelaksanaan pembelajaran, dan nilai hasil belajar. Dalam teknik triangulasi sumber ini yang dilakukan peneliti adalah membandingkan data yang diperoleh dari siswa dan guru, data yang diperoleh dari hasil observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan data nilai hasil
pembelajaran. Dari data yang terkumpul dari berbagai sumber tersebut kemudian ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik, yaitu peneliti menguji data yang sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Dalam triangulasi teknik ini peneliti commit to user menggunakan metode pengumpulan data yang berupa dokumentasi kemudian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 dilakukan observasi yang mendalam dari data tersebut dan hasilnya diuji dengan menggunakan teknik tes. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut dibandingkan dan ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan(verification). Miles dan Huberman (2009) mengemukakan bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis (hlm. 19). Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat, tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti. Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri I Kemasan, data nilai peserta didik, data hasil observasi guru dan peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data hasil wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian commit to user data yang telah direduksi, kemudian disusun dan didisplay dalam bentuk tabel,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SD Negeri I Kemasan, data nilai peserta didik, data hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri I Kemasan, serta data hasil wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan. 3. Penarikan Kesimpulan (Verification) Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu kesimpulan.
Penarikan
kesimpulan
tentang
peningkatan
yang
terjadi
dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut. Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data (Sumber : Miles & Huberman, 2009: 20) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 G. Indikator Ketercapaian Indikator ketercapaian menurut Suwandi (2009) merupakan “rumusan yang dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian” (hlm. 70). Indikator ketercapaian yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan mendeskripsikan pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Pelaksanaan penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator ketercapaian yaitu tingkat ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80. Hal ini didasarkan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo untuk mata pelajaran IPA kelas IV yaitu 64. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada peserta didik kelas IV SD Negeri I Kemasan, Polokarto, Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan tindakan (action); (3)observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan (4) refleksi tindakan (reflecting). Prosedur penelitian di atas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus II Pengamatan Berhasil
Gambar 3.2. Model PTK (Arikunto, dkk, 2011: 16) Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 2 kali pertemuan di setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut: 1. SiklusI a. Perencanaan 1) Menganalisis SK, KD, dan indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 2) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. 3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. 6) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran seperti pembuatan media pembelajaran. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan serangkaian kegiatan berdasarkan RPP yang telahcommit disiapkan. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 1) Guru mempersiapkan siswa secara mental dan psikis agar sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran, menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran
yang
akan
dicapai.
Guru
menjelaskan
tentang
pembelajaran portofolio yang akan dilakukan. 2) Guru bersama siswa mengidentifikasi masalah yang akan dipelajarai. Guru menjelaskan sedikit tentang materi daur hidup hewan. 3) Guru bersama siswa memilih permasalahan untuk kajian kelas dan kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap siswa memilih hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. 4) Setelah itu siswa mencari informasi baik dari buku atau sumber informasi lainnya mengenai masalah yang mereka kaji. Guru bertugas membimbing dan mengarahkan kelompok yang kesulitan memperoleh informasi. 5) Setiap kelompok mengembangkan portofolionya. Setiap kelompok ditugasi membuat gambar daur hidup hewan yang mereka kaji. Kemudian informasi yang telah mereka peroleh dituliskan untuk kemudian dituliskan pada gambar daur hidup hewan yang telah mereka buat. 6) Guru membimbing siswa mengisi dokumentasi portofolio kelompok untuk dilaporkan pada guru. Setelah itu dilanjutkan dengan penyajian portofolio tiap kelompok. 7) Guru bersama siswa merefleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran dan memantau perkembangan siswa melalui dokumentasi portofolio kelompok. 8) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu. Setelah itu,guru memberi pekerjaan rumah dan yang terpenting adalah mengarahkan siswa untuk mencatat tugas-tugas yang harus mereka kerjakan dalam dokumentasi portofolio siswa untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Guru melakukan pemantauan terhadap perkembangan kemampuan siswa melalui dokumentasi portofolio siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 c. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. d. Refleksi Peneliti bersama guru kelas IV membuat refleksi atas tindakan pada siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan data hasil belajar berupa nilai siswa pada siklus I tentang daur hidup hewan. Indikator ketercapaian pada siklus I adalah 75%. Selain itu, pada tahap ini dicari pula hambatan atau permasalahan pada siklus I. Hambatan yang ditemui pada siklus I dicari solusinya agar dapat diperbaiki pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi kekurangan pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Menganalisis SK, KD, dan indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 3) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. 4) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. 5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 6) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. 7) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran seperti pembuatan media pembelajaran. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan serangkaian kegiatan berdasarkan RPP yang telah disiapkan 1) Guru mempersiapkan siswa secara mental dan psikis agar sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran, menyampaikan materi dan tujuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan kembali tentang pembelajaran portofolio yang akan dilakukan. 2) Guru bersama siswa mengidentifikasi masalah yang akan dipelajarai. Guru menjelaskan sedikit tentang materi daur hidup hewan. 3) Guru bersama siswa memilih permasalahan untuk kajian kelas dan kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap siswa memilih hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. 4) Setelah itu siswa mencari informasi baik dari buku atau sumber informasi lainnya mengenai masalah yang mereka kaji. Guru bertugas membimbing dan mengarahkan kelompok yang kesulitan memperoleh informasi. 5) Setiap kelompok mengembangkan portofolionya. Setiap kelompok ditugasi membuat model daur hidup hewan yang mereka kaji. Kemudian informasi yang telah mereka peroleh dituliskan untuk kemudian dituliskan pada model daur hidup hewan yang telah mereka buat. 6) Guru membimbing siswa mengisi dokumentasi portofolio kelompok untuk dilaporkan pada guru. Setelah itu dilanjutkan dengan penyajian portofolio tiap kelompok. 7) Guru bersama siswa merefleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran dan memantau perkembangan siswa melalui dokumentasi portofolio kelompok. 8) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu. Setelah itu, guru memberi pekerjaan rumah dan yang terpenting adalah mengarahkan siswa untuk mencatat tugas-tugas yang harus mereka kerjakan dalam dokumentasi portofolio siswa untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Guru melakukan pemantauan terhadap perkembangan kemampuan siswa melalui dokumentasi portofolio siswa. c. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 d. Refleksi Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pengkajian terhadap hasil tindakan pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Indikator ketercapaian pada siklus II adalah 85%. Apabila indikator ketercapaian 85% telah tercapai maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Namun, jika indikator ketercapaian tersebut belum tercapai maka akan dilakukan siklus berikutnya (siklus ke-n).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Sebelum
melaksanakan
proses penelitian, terlebih
dahulu
peneliti
melakukan kegiatan pratindakan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah wawancara, observasi, dan tes awal. Tahap pratindakan dilakukan pada bulan Februari. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi mendeskripsikan daur hidup hewan di kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo masih terdapat kekurangan, antara lain model pembelajaran yang diterapkan belum melibatkan siswa secara aktif dalam menggali informasi serta belum dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya karena yang terjadi adalah tugas atau hasil pekerjaan siswa yang sudah selesai tidak disimpan dengan baik. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang masih minim dan belum menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan. Setelah dilakukan wawancara terhadap guru dan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian dilakukan pengambilan nilai awal. Pengambilan nilai awal dilakukan melalui tes tertulis untuk memperoleh data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada prasiklus. Adapun data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus secara rinci terdapat pada lampiran 2. Data penilaian kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus dikelompokkan dalam tabel 4.1 berikut.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Interval Frekuensi Presentase 30 – 41 4 18,18% 42 – 53 2 9,10% 54 – 65 9 40,90% 66 – 77 5 22,72% 78 – 89 2 9,10% 22 100% Jumlah Berdasarkan data tabel 4.1 di atas, grafik nilai kemampuan mendeskripsikan
Frekuensi
daur hidup hewan prasiklus dapat dilihat ke dalam gambar 4.1 berikut.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 30 - 41
42- 53
54 - 65
66 - 77
78- 89
Interval Nilai Gambar 4.1.Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus Dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai dan gambar 4.1 grafik nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada prasiklus, dapat diketahui bahwa nilai prasiklus atau sebelum tindakan yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai 30 – 41 ada 4 siswa (18,18%), yang memperoleh nilai 42 – 53 ada 2 siswa (9,10%), yang memperoleh nilai 54 – 65 ada 9 siswa (40,90%), yang mendapat nilai 66 – 77 ada 5 siswa (22,72%), dan siswa yang memperoleh nilai 78 – 89 ada 2 siswa (9,10%). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data ketuntasan belajar siswa pada prasiklus disajikan dalam tabel 4 berikut. Tabel 4.2. Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Prasiklus Keterangan Nilai Nilai Terendah 30 Nilai Tertinggi 86 Nilai Rata-rata 58,00 Siswa Tuntas 8 Siswa Tidak Tuntas 14 Ketuntasan Klasikal (%) 36,36% Berdasarkan data tabel 4.2 di atas dapat dibuat grafik nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata siswa pada prasiklus ke dalam gambar 8 berikut. 100 90 80
Nilai
70 60 50 40 30 20 10 0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Gambar 4.2. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Prasiklus Dari gambar 8 berupa grafik nilai terendah nilai tertinggi, nilai ratarata pada prasiklus di atas, terlihat bahwa nilai terendah siswa dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 30. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 86. Nilai rata-rata kelas sebesar 58,00. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Untuk
memperjelas
tingkat
ketuntasan
siswa
pada
prasiklus
berdasarkan data pada tabel 4.2 dibuat grafik ketuntasan klasikal mendeskripsikan daur hidup hewan prasiklus pada gambar 4.3 berikut. 70
Presentase (%)
60 50 40 30 20 10 0 Tidak tuntas
Tuntas
Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus. Berdasarkan data pada tabel 4.2 dan gambar 4.3 yaitu ketuntasan klasikal pada prasiklus. Tingkat ketuntasan klasikal pada kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan masih rendah yaitu 36,36%. Sebanyak 8 dari 22 siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Sementara sebanyak 14 siswa atau sekitar 63,64% dari jumlah siswa belum tuntas dengan memperoleh nilai di bawah KKM. Dari hasil ini maka perlu diupayakan peningkatan. Berdasarkan permasalahan
kondisi
yang
tersebut,
terdapat
selanjutnya
dalam
peneliti
pelaksanaan
mencari
pembelajaran
solusi IPA
mendeskripsikan daur hidup hewan, sehingga peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo Tahun 2012”. Penerapan tindakan ini difokuskan commit pada to userpeningkatan hasil pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis portofolio. B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Menganalisis SK, KD, dan Indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan dilaksanakan dalam satu minggu.Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode
pembelajaran,
langkah-langkah
kegiatan
(skenario)
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6. 3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan halhal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada penilaian persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Sedangkan lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengamati aktivitas siwa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada aspek afektif dan psikomotorik. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 24 dan 25. 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk memperoleh hasil belajara siswa.Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui pemberian soal tes commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 tertulis untuk mengukur kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Soal evaluasi terdapat pada lampiran 20 dan 21. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Indikator
ketercapain
digunakan
sebagai
aacuan
keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Indikator ketercapaian ditetapkan berdasarkan ketuntasan klasikal 85% yaitu 19 siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80. 6) Menyiapkan
sarana
dan
prasarana
pendukung
untuk
proses
pembelajaran seperti pembuatan media pembelajaran berupa gambar daur hidup hewan. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu menyampaikan materi pembelajaran daur hidup hewan. Media yang digunakan pada siklus I adalah gambar-gambar daur hidup hewan di antaranya gambar daur hidup ayam, kupu-kupu, dan kecoa. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam satu siklus ada 2 x tatap muka (pertemuan) yang masing-masing 2 x 35 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP yang disusun. Langkah kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa, semua siswa hadir.Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “kepompong”. Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan cara bercerita sedikit tentang asyiknya belajar IPA khususnya materi daur hidup hewan. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menginformasikan kepada siswa tentang model pembelajaran berbasis portofolio yang akan diterapkan. commit waktu to userkurang lebih 10 menit. Kegiatan awal menghabiskan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan
inti
berlangsung
kurang
lebih
40
menit.
Siswa
memperhatikan sedikit penjelasan guru tentang daur hidup hewan dilanjutkan pengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya. Pada pertemuan pertama ini masalah yang akan dikaji adalah daur hidup hewan kupu-kupu, lalat, kecoa, dan kucing. Setelah itu siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang heterogen. Kelompok dibagi oleh guru berdasarkan nilai prasiklus sehingga antara siswa yang pandai, sedang dan kurang pandai dapat merata penyebarannya. Tugas setiap kelompok adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari sumber yang tersedia yaitu buku ajar dan gambar daur hidup hewan serta bisa juga dengan bertanya pada guru. Setelah itu, setiap kelompok menyusun portofolio berupa pembuatan gambar daur hidup hewan yang diperoleh disertai pemberian penjelasan berdasarkan informasi yang mereka peroleh. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sesuai format yang telah dibuat (Lampiran 14). Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 20 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Setelah itu di akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah individu untuk membuat gambar daur hidup hewan nyamuk, katak belalang, dan ayam sertayang telah dipelajari. 2) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa, semua siswa hadir. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu commitguru to user “kodok ngorek”. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 yang akan dicapai dan melihat pekerjaan rumah siswa dan membimbing pembuatan dokumentasi portofolio siswa (Lampiran 15). Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan
inti
terdiri
dari
eksplorasi,
elaborasi
dan
konfirmasi.Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 40 menit. Siswa bersama guru mengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya. Pada pertemuan kedua ini masalah yang akan dikaji adalah daur hidup hewan katak, ayam, nyamuk, dan belalang. Setelah itu siswa kembali bekerja secara kelompok sebagaimanan pada pertemuan pertama mulai dari
mengumpulkan
informasi
sampai
penyusunan
portofolio
kelompok. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok berdasarkan pemantauan dokumentasi portofolio kelompok pada pertemuan pertama. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sebagai catatan bagi siswa dan guru. Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 20 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Dari hasil tindakan yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diperoleh data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan yang terdapat pada lampiran 26. Data nilai siklus I tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.3 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I Interval Frekuensi Presentase 40 – 51 2 9,10% 52 – 63 3 13,63% 64 – 75 11 50,00% 76 – 87 4 18,17% 88 – 99 2 9,10% 22 100% Jumlah Berdasarkan data tabel 4.3 di atas disajikan ke dalam grafik batang pada gambar 4.4 berikut.
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 40 - 51
52 - 63
64 - 75
76 - 87
88 - 99
Interval Nilai
Gambar 4.4 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai siklus I dan gambar 4.4 grafik data nilai siklus I, dapat diketahui bahwa nilai siklus I yaitu siswa yang memperoleh nilai 40 – 51 ada 2 siswa (9,10%), yang memperoleh nilai 52 – 63 ada 3 siswa (13,63%), yang memperoleh nilai 64 – 75 ada 11 siswa (50,00%), yang mendapat nilai 76 – 87 ada 4 siswa (18,17%), dan siswa yang memperoleh nilai 88 – 99 ada 2 siswa (9,10%). Rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data ketuntasan belajar siswa commit user pada siklus I disajikan dalam tabelto4.4 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Tabel 4.4. Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Siklus I Keterangan Nilai Nilai Terendah 44 Nilai Tertinggi 98 Nilai Rata-rata 69,82 Siswa Tuntas 17 Siswa Tidak Tuntas 5 Ketuntasan Klasikal (%) 77,27% Berdasarkan data tabel 4.4 di atas dapat dibuat grafik nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata siswa pada siklus I pada gambar 4.5 sebagai berikut.
120 100
Nilai
80 60 40 20 0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Gambar 4.5 Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus I Dari tabel 4.4 dan gambar 4.5 tentang nilai terendah nilai tertinggi, nilai rata-rata pada siklus I di atas, terlihat bahwa nilai terendah siswa dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siklus I adalah 44. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 98. Nilai rata-rata kelas sebesar 69,82. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Untuk memperjelas tingkat ketuntasan siswa pada siklus I berdasarkan data pada tabel 4.4 dibuat grafik ketuntasan klasikal mendeskripsikan daur hidup hewan siklus I pada gambar 4.6 berikut. 90 80
Presentase (%)
70 60 50 40 30 20 10 0 Tidak tuntas
Tuntas
Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I. Berdasarkan data pada tabel 4.4 dan gambar 4.6 yaitu ketuntasan klasikal pada siklus I. Tingkat ketuntasan klasikal kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 77,27% dengan nilai rata-rata 69,82. Sebanyak 14 dari 22 siswa telah memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Hasil pada siklus I ini sudah adanya peningkatan ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas dibandingkan pada prasiklus. c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
berbasis
portofolio (portofolio based learning), yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh
data mengenai aktivitas siswa selama commit to user mengikutipembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 berbasis portofolio dan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun untuk mengetahui kinerja guru.Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan. 1) Aktivitas Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan berdasarkan pedoman observasi aktivitas siswa pada lampiran 24. Observasi aktivitas siswa dilakukan pada aspek psikomotorik dan afektif siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek yang dinilai meliputi kreativitas, mengemukakan pendapat, kedisiplinan dan tanggung jawab. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus I selama dua kali pertemuan pada lampiran 28, hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 2,91 dan pada pertemuan 2 terjadi sedikit peningkatan menjadi 3,08. Dari hasil kedua pertemuan tersebut, kemudian diambil nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I diperoleh nilai sebesar 2,99, dengan nilai 2,99 aktivitas siswa secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup dengan skala 2,5 – 2,9. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran cukup akif dalam berkreasi, mengemukakan
pendapat,
kedisiplinan,
dan
tanggung
jawab.
Meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang disiplin dan masih kurang kreatif dalam menyelesaikan tugas. Penjelasan aspekaspek aktivitas siswa sebagai berikut. a) Aspek kreativitas, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada kreativitas dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kreativitas siswa masih dalam kriteria cukup. Kreativitas siswa belum begitu baik khususnya dalam penyusunan portofolio siswa dan kelompok. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 Selain itu, siswa masih belum kreatif dalam mencari informasi karena hanya terpancang pada buku ajar. b) Aspek mengemukakan pendapat, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada keberanian dan ketepatan siswa dalam mengemukakan pendapat. Sebagian besar siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dalam kelompok terutama siswa laki-laki yang lebih berani. c) Aspek kedisiplinan, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas. Kedisipllinan siswa dapat dilihat dari dokumentasi portofolio siswa. Masih cukup banyak siswa yang belum disiplin dalam mengerjakan tugasnya tepat waktu. d) Aspek tanggung jawab, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diperoleh dan memperbaiki tugas tersebut setelah dilakukan penilaian oleh guru. Sebagian besar siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab yang baik, meskipun masih terdapat sedikit siswa yang kurang bertanggung jawab terutama siswa laki-laki. 2) Kinerja Guru Observasi kinerja guru dilakukan berdasarkan pedoman APKG pada lampiran 25. Observasi kinerja guru dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo. Penilaian kinerja guru dilakukan pada aspek pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan materi, pendekatan
atau
strategi
pembelajaran,
pemanfaatan
pembelajaran, melibatkan siswa, penilaian
proses dan
sumber hasil,
penggunaan bahasa, dan menutup pelajaran. Dari data observasi kinerja guru dalam siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil pada hasil lampiran 30 daan 31. Nilai ratarata kinerja guru dalam siklus I pada pertemuan 1 adalah 3,34. commit 2tomeningkat user Sedangkan pada pertemuan sedikit menjadi 3,42. Dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 hasil kinerja guru pada kedua pertemuan tersebut selanjutnya diambil nilai rata-rata kinerja guru pada siklus I yaitu sebesar 3,38. Kinerja guru dengan nilai 3,38 termasuk dalam kategori baik yaitu dengan skala 3,0 – 3,5. Secara garis besar guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal pengalokasian waktu serta pengkondisian kelas. a) Aspek pra pembelajaran, kinerja guru dalam mempersiakan ruang, alat dan media pembelajaran, serta memerikasa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat baik. b) Asepek membuka pembelajaran, kinerja guru dalam membuka pembelajaran
sangat
baik
dengan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran serta apersepsi yang menimbulkan motivasi bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. c) Aspek penguasaan materi pelajaran, penguasaan guru terhadap materi pembelajaran termasuk baik. Guru dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan serta dengan realitas kehidupan. d) Aspek pendekatan atau strategi pembelajaran, kinerja guru pada aspek ini masih kurang baik. Guru masih kurang dalam menguasai kelas dan melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan. e) Aspek pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran, pada aspek ini kinerja guru dinilai baik dengan menggunakan media gambar untuk menarik perhatian dan memancing kreativitas siswa. Akan tetapi, masih perlu ditingkatkan kembali. f) Aspek melibatkan siswa dalam pembelajaran, kinerja guru dalam aspek ini termasuk baik dengan menerapkan pembelajaran berbasis portofolio siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Namun, guru belum menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 g) Aspek penilaian proses dan hasil, dalam pembelajaran guru sangat baik memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung serta melakukan penilaian akhir sesuai tujuan pembelajaran dengan baik. h) Aspek penggunaan bahasa, kinerja guru dalam aspek ini baik dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar. Akan tetapi, perlu ditingkatkan kembali khususnya dalam penggunaan
bahasa
yang
mudah
dimengerti
siswa
untuk
memberikan perintah dan menjelaskan materi. i) Aspek menutup pembelajaran, kinerja guru dalam menutup pembelajaran dinilai baik dengan melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan dilakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal. Selama proses pelaksanaan tindakan telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa maupun pada pencapaian hasil belajar. Peningkatan pada siklus I dapat dilihat dari meningkatnya hasil pembelajaran kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Hal ini terbukti dari 22 siswa yang melakukan tes, 17 siswa atau sekitar 77,27% telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69,82. Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal. Namun, dengan hasil tersebut indikator ketercapaian yaitu ketuntasan klasikal sebesar 85% masih belum terpenuhi. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan pada pembelajaran siklus I. Hasil observasi terhadap data aktivitas siswa (Lampiran 28) dan kinerja guru pada siklus I (Lampiran 30 dan 31) menunjukkan kekurangan pada beberapa aspek. Dari siswa, kekurangan terdapat pada aspek kreativitas commit user kekurangan terdapat pada aspek dan kedisiplinan. Sedangkan, daritoguru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 penggunaan sumber/media belajar, penggunaan bahasa, dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai alokasi waktu. Berdasarkan data tersebut pada siklus I terdapat beberapa kekurangan sebagai berikut : 1) Penggunaan media gambar kurang memancing kreativitas siswa dalam membuat portofolio. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik perhatian dan memancing kreativitas siswa. 2) Guru dalam menyampaikan perintah atau menjelaskan materi kadang menggunakan bahasa yang susah dimengerti dan dipahami oleh siswa sehingga membuat siswa kebingungan. Hal ini dapat diatasi dengan mengubah sedikit bahasa guru, guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. 3) Guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtun dan sesuai dengan alokasi waktu dikarenakan siswa membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Dengan hasil ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77,27% indikator ketercapaian pada penelitian ini belum terpenuhi. Padahal indikator ketercapaian berupa ketuntasan klasikal pada penelitian ini sebesar 85% dengan nilai rata-rata kurang labih 80. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. 2. Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti dengan pengarahan dari Kepala Sekolah dan masukan dari guru kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo, kembali menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan lebih cermat dan teliti. Proses pembelajaran pada siklus II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I, yaitu: 1) Guru mengganti media gambar dengan media video pembelajaran. 2) Guru berusaha menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa ketika commit to user memberi perintah atau menjelaskan materi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 3) Guru berusaha melaksanakan pembelajaran secara runtun dan sesuai dengan alokasi waktu yang teah ditentukan. a. Perencanaan Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 85 % siswa tuntas dari hasil tes kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan.Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menganalisis SK, KD, dan Indikator dari silabus IPA SD kelas IV. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan dilaksanakan dalam satu minggu. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode
pembelajaran,
langkah-langkah
kegiatan
(skenario)
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. 3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik. Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan halhal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada penilaian persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.Sedangkan lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengamati aktivitas siwa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada aspek afektif dan psikomotorik. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 24 dan 25. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui pemberian soal tes tertulis untuk mengukur kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Soal evaluasi terdapat pada lampiran 22 dan 23. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Indikator
ketercapain
digunakan
sebagai
aacuan
keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Indikator ketercapaian ditetapkan berdasarkan ketuntasan klasikal 85% yaitu 19 siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80. 6) Menyiapkan
sarana
dan
prasarana
pendukung
untuk
proses
pembelajaran berupa video pembelajaran tentang daur hidup hewan. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu menyampaikan materi pembelajaran daur hidup hewan. Media yang digunakan pada siklus II adalah video pembelajaran tentang daur hidup hewan di antaranya gambar daur hidup kupu-kupu, kecoa, katak, nyamuk, dan belalang. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam satu siklus ada 2 x tatap muka (pertemuan) yang masing-masing 2 x 35 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP yang disusun. Langkah kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa, semua siswa hadir. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan cara bercerita tentang asyiknya belajar IPA khususnya materi daur hidup hewan. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang commit to user kembali kepada siswa tentang akan dicapai serta menginformasikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 model pembelajaran berbasis portofolio yang akan diterapkan. Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan
inti
berlangsung
kurang
lebih
40
menit.
Siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang daur hidup hewan dilanjutkan pengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya yaitu kupukupu, lalat, kecoa, dan kucing. Setelah itu siswa kembali berkelompok seperti pada siklus I. Setelah itu semua kelompok melihat video tentang daur hidup. Setiap kelompok bertugas mengumpulkan informasi tentang daur hidup hewan yang mereka peroleh bisa dari buku ajar, video daur hidup hewan, serta bisa juga dengan bertanya pada guru.Setelah itu, setiap kelompok menyusun portofolio berupa pembuatan gambar daur hidup hewan yang diperoleh disertai pemberian penjelasan berdasarkan informasi yang mereka peroleh. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sebagai catatan bagi siswa.dan guru. Hasil pekerjaan setiap kelompok harus lebih baik dari siklus I dengan melihat catatan dokumentasi portofolio kelompok sebelumnya. Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 15 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Setelah itu di akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah individu untuk membuat gambar daur hidup hewan nyamuk, katak belalang, dan ayam sertayang telah dipelajari. Tugas individu tersebut dimasukkan dan dicatat pada dokumentasi portofolio siswa. 2) Pertemuan kedua Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian to user dilanjutkan presensi commit kehadiran siswa, semua siswa hadir.Sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan motivasi bercerita tentang nyamuk. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan melihat pekerjaan rumah siswa dan memeriksa dokumentasi portofolio siswa. Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 45 menit. Siswa bersama guru mengidentifikasian masalah dan pemilihan masalah yang akan dikaji tentang hewan apa saja yang akan dikaji daur hidupnya. Pada pertemuan kedua ini masalah yang akan dikaji adalah daur hidup hewan katak, ayam, nyamuk, dan belalang. Setelah itu siswa kembali bekerja secara kelompok sebagaimanan pada pertemuan pertama mulai dari
mengumpulkan
informasi
sampai
penyusunan
portofolio
kelompok. Tugas guru adalah membimbing dan memantau hasil pekerjaan setiap kelompok berdasarkan pemantauan dokumentasi portofolio kelompok pada pertemuan pertama.Selanjutnya pada tahap konfirmasi, setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaanya pada penyajian portofolio, serta mengisi dokumentasi portofolio kelompok sebagai catatan bagi siswa dan guru. Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih 15 menit. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan pemberian soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Dari hasil tindakan yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diperoleh data nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan yang terdapat pada lampiran 27. Data nilai siklusI I tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.5 di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II Interval Frekuensi Presentase 50 – 59 2 9,10% 60 – 69 1 4,55% 70 – 79 3 13,63% 80 – 89 9 40,90% 90 – 99 7 31,82% 22 100% Jumlah Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dibuat grafik nilai kemampuan
frekuensi
mendeskripsikan daur hidup hewan siklus II pada gambar 4.7 berikut .
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 50 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 99
Interval nilai Gambar 4.7 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II Dari tabel 4.5 dan gambar 4.7 tentang data nilai siklus II, dapat diketahui bahwa nilai siklus II yaitu siswa yang memperoleh nilai 50 – 59 ada 2 siswa (9,10%), yang memperoleh nilai 60 – 69 ada 1 siswa (4,55%), yang memperoleh nilai 70 – 79 ada 3 siswa (13,63%), yang mendapat nilai 80 – 89 ada 9 siswa (40,90%), dan siswa yang memperoleh nilai 90 – 99 ada 7 siswa (31,82%). Rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, serta data ketuntasan belajar siswa commit user pada siklus II disajikan dalam tabelto4.6 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Tabel 4.6. Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Siklus II Keterangan Nilai Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 96 Nilai Rata-rata 81,18 Siswa Tuntas 20 Siswa Tidak Tuntas 2 Ketuntasan Klasikal (%) 90,91% Berdasarkan data tabel 4.6 di atas dibuat grafik nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata siswa pada siklus II pada gambar 4.8 berikut. 120 100
Nilai
80 60 40 20 0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Ratarata
Gambar 4.8. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus II Dari tabel 4.6 dan gambar 4.8 tentang nilai terendah nilai tertinggi, nilai rata-rata pada siklus II di atas, terlihat bahwa nilai terendah siswa dalam kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siklus II adalah 50. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 96. Nilai rata-rata kelas sebesar 81,18. Untuk memperjelas ketuntasan klasikal pada siklus II dibuat grafik ketuntasan klasikal siklus II pada gambar 4.9 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
100 90
Presentase (%)
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tidak tuntas
Tuntas
Gambar 4.9 Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II. Berdasarkan data pada tabel 4.6 dan gambar 4.9 yaitu ketuntasan klasikal pada siklus II. Tingkat ketuntasan klasikal kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 90,91% dengan nilai rata-rata 81,18. Sebanyak 20 dari 22 siswa telah memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Hasil pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas dibandingkan pada siklus I. c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
berbasis
portofolio (portofolio based learning) yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio serta kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 1) Aktivitas Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan berdasarkan pedoman observasi aktivitas siswa pada lampiran 24. Observasi aktivitas siswa dilakukan pada aspek psikomotorik dan afektif siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek yang dinilai meliputi kreativitas, mengemukakan pendapat, kedisiplinan dan tanggung jawab. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus II selama dua kali pertemuan pada lampiran 29, hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 3,40. Sedangkan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 3,53. Dari nilai aktivitas siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 selanjutnya diambil nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,47. Nilai aktivitas siswa sebesar 3,47 termasuk kategori baik yaitu dengan skala 3,0 – 3,5. Dari hasil ini dapat terlihat bahwa nilai aktivitas siswa pada siklus II meningkat dibandingkan dengan nilai aktivitas siswa pada siklus I. Penjelasan aspek-aspek aktivitas siswa sebagai berikut. a) Aspek kreativitas, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada kreativitas dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kreativitas siswa meningkat khususnya dalam penyusunan portofolio siswa dan kelompok karena siswa banyak belajar dari pembelajaran siklus I Selain itu, siswa lebih kreatif dalam mencari informasi karena baik dari buku ajar maupun dari video pembelajaran yang ditayangkan. b) Aspek mengemukakan pendapat, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada keberanian dan ketepatan siswa dalam mengemukakan pendapat. Sebagian besar siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dalam kelompok, peserta didik perempuan juga lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya. c) Aspek kedisiplinan, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas to user siswa difokuskan commit pada kedisiplinan siswa dalam mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 tugas. Kedisipllinan siswa dapat dilihat dari dokumentasi portofolio siswa. Pada siklus II ini kedisiplinan siswa semakin meningkat. Peserta didik laki-laki dan perempuan lebih disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. d) Aspek tanggung jawab, dalam aspek ini observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan pada tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diperoleh dan memperbaiki tugas tersebut setelah dilakukan penilaian oleh guru. Semua peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki rasa tanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran. 2) Kinerja Guru Observasi kinerja guru dilakukan berdasarkan pedoman APKG pada lampiran 25. Observasi kinerja guru dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo. Penilaian kinerja guru didasarkan pada aspek pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan
materi,
pendekatan
atau
strategi
pembelajaran,
pemanfaatan sumber pembelajaran, melibatkan siswa, penilaian proses dan hasil, penggunaan bahasa, dan menutup pelajaran. Dari data observasi kinerja guru dalam siklus II selama dua kali pertemuan pada lampiran 32 dan 33, hasil kinerja guru pada pertemuan 1 adalah 3,51. Sedangkan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 3,81. Dari nilai kinerja guru pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 selanjutnya diambil nilai rata-rata kinerja guru pada siklus II yaitu sebesar 3,66. Nilai 3,66 termasuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan skala 3,6 – 4,0. Hasil kinerja guru dalam siklus II terjadi peningkatan dibandingkan pada siklus I. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sangat baik. Penjelasan aspek-aspek kinerja guru sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 a) Aspek pra pembelajaran, kinerja guru dalam mempersiakan ruang, alat dan media pembelajaran, serta memerikasa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat baik. b) Asepek membuka pembelajaran, kinerja guru dalam membuka pembelajaran
sangat
baik
dengan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran serta apersepsi yang menimbulkan motivasi bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. c) Aspek penguasaan materi pelajaran, penguasaan guru terhadap materi pembelajaran termasuk baik. Guru dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan serta dengan realitas kehidupan. d) Aspek pendekatan atau strategi pembelajaran, kinerja guru pada aspek ini termasuk baik dengan melaksanakan pembelajaran secara runtut. Guru lebih bisa menguasai kelas dan melaksanakan pembelajaran
sesuai
alokasi
waktu
yang
direncanakan
dibandingkan pada siklus I. e) Aspek pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran, pada aspek ini kinerja guru dinilai baik dengan menggunakan media video pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa dan memancing kreativitas siswa dibandingkan dengan menggunakan madia gambar pada siklus I. f) Aspek melibatkan siswa dalam pembelajaran, kinerja guru dalam aspek ini termasuk baik dengan menerapkan pembelajaran berbasis portofolio siswa terlibat aktif dalam pembelajaranGur sudah lebih menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif karena sudah mulai akrab dengan peserta didik. g) Aspek penilaian proses dan hasil, dalam pembelajaran guru sangat memantau
kemajuan
belajar
selama
proses
pembelajaran
berlangsung serta melakukan penilaian akhir sesuai tujuan pembelajaran dengan baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 h) Aspek penggunaan bahasa, kinerja guru dalam aspek ini termasuk baik dengan menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar. i) Aspek menutup pembelajaran, kinerja guru dalam menutup pembelajaran dinilai sangat baik dengan melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Selain itu, hal positifnya
adalah
guru
menutup
pembelajaran
dengan
menyampaikan pesan yang positif bagi peserta didik. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan dilakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa hasil pembelajaran pada siklus II ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus II, pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Dengan indikator ketercapaian yaitu ketuntasan klasikal sebesar 85% dengan nilai rata-rata kelas kurang lebih 80, maka penelitian ini telah berhasil. Hasil penelitian siklus II menunjukkan ketuntasan klasikal 90,91% dengan nilai rata-rata 81,18. Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil. C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Hasil tindakan ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari hubungan antar siklus. Berdasarkan pengamatan dari data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan hasil siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan, Sukoharjo dalam pembelajaran IPA materi dengan kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup hewan melalui pembelajaran berbasis portofolio. Perbandingan hasil tindakan antar siklus yaitu nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, dan presentase ketuntasan siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata, dan Presentase Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Nilai terendah 30 44 50 Nilai tertinggi 86 98 96 Nilai Rata-Rata 58,00 69,82 81,18 Presentase Ketuntasan 36,36% 77,27% 90,91% Klasikal Dari tabel 4.7 di atas perbandingan nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.10 berikut. 100 90 80 70
Nilai
60
Nilai Terendah
50
Nilai Tertinggi
40
Nilai Rata-Rata
30 20 10 0 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II. Dari tabel 4.7 dan gambar 4.10 di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II. Peningkatan terjadi pada perolehan nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata. Nilai terendah pada prasiklus 30 meningkat menjadi 44 pada siklus I, dan menjadi 50 pada siklus II. Nilai tertinggi pada prasiklus 86, siklus I 98, dan siklus II 96. Nilai rata-rata pada prasiklus 54,00 commit to menjadi user meningkat menjadi 69,82 pada siklus I, dan 81,18 pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 Selain itu, berdasarkan tabel 4.7 di atas dibuat grafik perbandingan ketuntasan klasikal dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II pada gambar 4.11 berikut.
100
Ketuntasan (%)
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.11. Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Dari tabel 4.7 dan gambar 4.11 di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan ketuntasan klasikal dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II. Ketuntasan klasikal pada prasiklus sebesar 36,36% meningkat menjadi 77,27% pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,91%. Hasil tindakan pada siklus I dan siklus II juga memberikan peningkatan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada aspek kreativitas, mengemukakan pendapat, kedisiplinan, serta tanggung jawab terlihat adanya peningkatan dari siklus I dan siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai sebesar 2,91 dan termasuk dalam kategori cukup dengan skala 2,5 – 3,0. Aktivitas siswa dalam siklus I selama mengikuti pembelajaran cukup partisipatif dalam proses pembelajaran. Kreativitas siswa sudah mulai terlihat serta keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat sudah mulai terbentuk. Meskipun masihcommit terdapat beberapa siswa yang kurang disiplin to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 dan masih belum berani mengemukakan pendapat. Sedangkan pada siklus II, aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai sebesar 3,47 dan termasuk dalam kategori baik dengan skala 3,0 – 3,5. Dibandingkan dengan nilai aktivitas siswa pada siklus I, nilai aktivitas siswa pada siklus II meningkat. Peningkatan aktivitas yang terlihat adalah pada aspek kreativitas siswa dalam menyelesaikan tugas yang diperoleh. Selain itu, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat. Peningkatan nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dan aktivitas siswa sebanding dengan peningkatan kinerja guru. Berdasarkan hasil observasi terhadap kinerja guru dalam 2 siklus terlihat adanya peningkatan. Pada siklus I, kinerja guru dalam aspek pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan materi, pendekatan atau strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber pembelajaran, melibatkan siswa, penilaian proses dan hasil, penggunaan bahasa, dan menutup pelajaran memperoleh nilai 3,38 dan termasuk dalam kategori baik yaitu dengan skala 3,0 – 3,5. Secara garis besar guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan baik. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal pengalokasian waktu serta pengkondisian kelas. Sedangkan pada siklus II, nilai kinerja guru pada siklus II adalah 3,66 termasuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan skala 3,6 – 4,0. Dibandingkan dengan nilai kinerja guru pada siklus I, nilai kinerja guru pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,28. Kinerja guru mengalami peningkatan pada beberapa aspek khusunya dalam hal pengkondisian kelas guru lebih akrab dan memahami karakter siswa serta pada aspek pengalokasian waktu, guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai yang telah direncanakan pada rencana pelaksanaan pembelajaran. D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat hasil kinerja guru terhadap pelaksanaan kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan bahwa secara umum peneliti berhasil dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA dengan modelcommit pembelajaran to user berbasis portofolio (portofolio
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 based learning). Secara garis besar, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti pada bagian bab I. Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Pra Siklus Pada prasiklus terlihat bahwa pembelajaran IPA mendeskripsikan daur hidup hewan masih menggunakan cara konvensional yaitu siswa dijelaskan tentang daur hidup hewan melaluli metode ceramah kemudian diberikan soal evaluasi secara individu. Meskipun model pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif tetapi suasana pembelajaran terkesan membosankan. Selain itu, interaksi yang terjadi hanya satu arah
yaitu guru berceramah dan siswa
mencatat. Hal ini membuat siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran. Akibatnya, hasil kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa, sedangkan yang sudah tuntas KKM hanya sebanyak 8 siswa atau 36,36%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 30 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 86. Nilai dari masing-masing siswa tersebut dapat dilihat pada lampiran. Siswa yang memperoleh nilai pada kelas 30-43 sebanyak 4 siswa (18,18%), interval nilai 44-57 terdapat 7siswa (31,82%), interval nilai 58-71 sejumlah 9 siswa (40,90%), interval 72-85 sebanyak 1 siswa (4,55%), dan interval 86-99 sebanyak1 siswa (4,550%). Nilai rata-rata kelas adalah 58,00 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 8 siswa (36,36%) dari jumlah siswa. Nilai rata-rata ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh siswa pun juga masih rendah. Oleh karena itu dilakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA. 2. Siklus I Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti adanya peningkatan kualitas hasil kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan. Dalam proses pembelajaran siklus I ini peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio,siswa dilibatkan secara aktif dalam proses commit to user pembelajaran mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih masalah yang akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 dikaji dalam kelompok, mencari informasi, menyusun karya, sampai pada penyajian karya mereka dan refleksi belajar. Proses pembelajaran terkesan lebih hidup dan menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal karena siswa baru pertama kali mengalaminpembelajaran berbasis portofolio. Siswa lebih berminat dan terlihat aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah memahami materi pelajaran karena setiap aktivitas mereka dicatat dalam dokumentasi portofolio siswa dan kelompok. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai 30 – 43 tidak ada (0%), yang memperoleh nilai 44 – 57 ada 3 siswa (13,64%), yang memperoleh nilai 58 – 71 ada 9 siswa (40,90%), yang mendapat nilai 72 – 85 ada 6 siswa (27,27%), dan siswa yang memperoleh nilai 86 – 99 ada 4 siswa (18,18%).Nilai dari masing-masing siswa tersebut dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil tersebut, berarti pada siklus I kualitas hasil pembelajaran meningkat
dibandingkan
dengan
pada
prasiklus.Sebanyak
17
siswa
memperoleh nilai di atas KKM.Dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas KKM diketahui tepat sebanyak 17 siswa atau 77,27% sudah tuntas dan masih terdapat 5 siswa atau 22,73% yang belum tuntas KKM. Dengan jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator ketercapaian siklus I sebesar 75% tercapai dengan nilai rata-rata kelas yang hamper mencapai 70 yaitu 69,82. Peningkatan kualitas hasil pada siklus I belum memuaskan dan masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan indikator ketercapaian lebih ditingkatkan yaitu sebesar 85% dengan nilai rata-rata kurang lebih 80. 3. Siklus II Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas hasil yang signifikan dari tindakan sebelumnya. Dilihat dari proses pembelajaranIPA dengan model pembelajaran berbasis portfolio (portofolio based learning), siswa semakin berminat, aktif, dan antusias serta lebih memahami penggunaan portofolio. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Kualitas hasil keterampilan menulis paragraf deskriptif siklus II terjadi peningkatan.Siswa yang memperoleh nilai 30 – 43 tidak ada (0%), yang memperoleh nilai 44 – 57 ada 2 siswa (9,09%), yang memperoleh nilai 58 – 71 ada 0 siswa (0%), yang mendapat nilai 72 – 85 ada 13 siswa (59,09%), dan siswa yang memperoleh nilai 86 – 99 ada 7 siswa (31,82%). Dari hasil inii diketahui bahwa dari 22 siswa kelas IV terdapat 20 siswa atau 90,91% tuntas KKM dan hanya 2 siswa atau 9,09% belum tuntas KKM. Hal ini dibuktikan pada kelas dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siklus II adalah81,18. Berdasarkan pada tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II, keberhasilan pembelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup hewan melalui pembelajaran berbasis portofolio dapat dilihat dari indikatorindikator sebagai berikut. Nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan menunjukkan peningkatan dari prasilus, siklus I, sampai siklus II. Nilai rata-rata kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada prasiklus hanya 58,00 kemudian meningkat menjadi 69,82 pada siklus I, dan menjadi 81,18 pada siklus II. Tingkat ketuntasan klasikal pada prasiklus yang hanya sebesar 36,36% yaitu dari 22 siswa hanya 8 siswa yang tuntas sedangkan 14 siswa tidak tuntas dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Pada siklus I meningkat menjadi 77,27% yaitu dari 22 siswa terdapat 17 siswa yang tuntas dengan memperoleh nilai di atas KKM sedangkan 5 siswa masih tidak tuntas dengann nilai di bawah KKM. Pada siklus II mencapai 90,19%yaitu dari 22 siswa, jumlah siswa yang tuntas dengan memperoleh nilai di atas KKM meningkat menjadi 20 siswa dan jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa dengan nilai di bawah KKM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 Dari hasil ini, maka ketuntasan klasikal telah memenuhi indikator ketercapaian
yaitu
sebesar
85%.
Peningkatan
nilaikemampuan
mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis
portofolio pada siklus
II mencapai indikator
ketercapaian. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan dapat dihentikan dan penelitian dinyatakan berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus dengan hipotesis bahwa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan
kemampuan
mendeskripsikan
daur
hidup
hewan
dalam
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis
portofolio
dapat
meningkatkan
kemampuan
mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo Tahun Ajaran 2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan adalah 58,00 dengan presentase ketuntasan klasikal 36,36%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 69,82 dengan presentase ketuntasan klasikal 77,27%. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 81,18 dengan presentase ketuntasan klasikal 90,91%. B. Implikasi Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dengan demikian implikasi dari penelitian ini adalah: 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelasIV Sekolah Dasar. Hal ini menunjukkan secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk memilih model pembelajaran IPA yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran, dan karakteristik siswa sehingga hasil penelitian commit to user ini dapat dijadikan sebagai salah 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 satu acuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dalam upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Siswa seharusnya menganggap pembelajaran IPA sebagai pembelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari dan dipahami, bukan untuk dihafalkan dan dicatat. b. Dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa akan terbiasa mendokumentasikan setiap pekerjaannya dengan baik sehingga siswa dapat melihat dan menilai perkembangan hasil belajarnya sendiri. 2. Bagi Guru Guru hendaknya mempertimbangkan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran IPA khususnya dalam kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup hewan, karena dengan menggunakan model tersebut dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Bagi Sekolah Peneliti
menyarankan
penggunaan
model
pembelajaran
berbasis
portofolio sebagai alternatif model dalam pembelajaran IPA dalam kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup hewan di kelas IV Sekolah commit to user Dasar. Penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.
commit to user