Asesor AUN Apresiasi Kinerja Tiga Prodi UNAIR UNAIR NEWS – Setelah selama dua hari melakukan penilaian di tiga program studi di Universitas Airlangga, tim asesor ASEAN University Networking-Quality Assessment (AUN-QA), mempresentasikan hasil temuannya. Presentasi dilakukan di Aula Kahuripan 301, Kantor Manajemen, Kamis (22/12). Presentasi hasil penilaian dihadiri oleh jajaran pimpinan dan pengajar di lingkungan Universitas, fakultas, dan departemen yang bersangkutan. Sebelumnya, pada tanggal 19 dan 20 Desember, enam asesor melakukan visitasi di Departemen Sastra Inggris-Fakultas Ilmu Budaya, S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Para asesor secara bergantian mempresentasikan mengenai sebelas poin tentang hasil peninjauannya di setiap prodi dan departemen. Poin-poin itu adalah hasil pembelajaran yang diharapkan (expected learning outcomes), spesifikasi program (programme specification), struktur dan isi program (programme structure and content), pendekatan pendidikan (teaching and learning approach), penilaian mahasiswa (student assessment), kualitas staf akademik (academic staff quality), kualitas staf kependidikan (supporting staff quality), pendukung kualitas mahasiswa (student quality and support), fasilitas dan infrastruktur (facility and infrastructure), peningkatan kualitas (quality enhancement) dan luaran (Output). Assoc. Prof. Dr Kunyada Anuwong, asesor S-1 prodi Manajemen menjelaskan, sertifikat AUN-QA baru bisa diperoleh apabila hasil penilaian memperoleh skor minimal 4 dari skala 7. Skor 4 menunjukkan bahwa prodi atau departemen bersangkutan memperoleh hasil cukup dalam menjalankan proses akademik.
Setiap prodi mendapatkan saran demi peningkatan kualitas di sebelas bidang itu. Dr. Patricia Empeleo yang juga asesor S-1 prodi Manajemen mengatakan, bahwa prodi yang bersangkutan memiliki fasilitas akademik dan penunjang yang cukup baik, ditambah dengan aplikasi UNAIR Cybercampus yang terintegrasi dengan sistem pembelajaran elektronik (e-learning). Di sisi lain, ada kualitas yang mesti ditingkatkan. “Diperlukan adanya rencana jangka menengah tentang pembangunan yang komprehensif. Selain itu, perpustakaan sebaiknya dibuka pada Sabtu dan Minggu selama pekan ujian semester berlangsung,” tutur Patricia, pengajar asal Universitas Santo Thomas. Sementara itu, prodi S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat mendapatkan masukan dari asesor Prof. Dr. Alvin B. Culaba dan Assoc. Prof. Dinh Thanh Viet. Mereka menyarankan agar kegiatan perkuliahan mengacu pada hasil pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, dalam setiap silabus mata kuliah, hendaknya dicantumkan bukubuku kuliah yang wajib dibaca. Sedangkan, pada Departemen Sastra Inggris, para asesor yang menilai adalah Prof. Dato’ Ir. Dr. Riza Atiq dan Dr. Veerades Panvisavas. Prof. Riza merasa terkesima dengan banyaknya lulusan Sastra Inggris yang kini cukup menyebar di berbagai bidang pekerjaan. Mereka banyak menjadi manajer, bankir, dan wirausahawan. Sebagai asesor penutup, ia memberikan apresiasi kepada para akademisi UNAIR yang hadir dalam sesi presentasi AUN-QA. Ia mengatakan, bila seluruh prodi di UNAIR memiliki kualitas sebaik tiga prodi yang tengah divisitasi asesor, maka target UNAIR bukan lagi menembus peringkat 500 besar perguruan tinggi top dunia. Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso, Ph.D., dr., Sp.PD-KGH, ditemui usai acara mengatakan, asesor nampak begitu memperhatikan setiap detail proses akademik yang berjalan di
UNAIR. Meskipun ada banyak perbaikan yang diterima, Prof. Djoko menganggap, perbaikan itu disampaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. “Mereka tampak concern sekali dengan kualitas akademik yang dicetak oleh UNAIR, mulai dari seleksi mahasiswa, mencetak mahasiswa, saat lulusan itu diwawancara. Dan, posisi job-nya yang ada di masing-masing sangat begitu baik, meskipun ada perbaikan yang disarankan. Tapi perbaikan itu disampaikan dalam rangka pelayanan kualitas pendidikan,” tutur Wakil Rektor I. Ketua Badan Penjaminan Mutu UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA., drh., mengatakan, pihaknya akan mengawal perbaikan mutu prodi seperti yang disampaikan para asesor. “Setiap program studi kan sudah mendapat banyak masukan itu, mereka mestinya harus membuat planning (perencanaan) untuk menindaklanjuti itu. Kami di BPM akan mengawal,” ujar Ketua BPM. Sebelumnya, ada enam prodi di UNAIR yang sudah pernah divisitasi oleh asesor AUN tersebut yakni S-1 Pendidikan Dokter, S-1 Ilmu Hukum, S-1 Pendidikan Dokter Hewan, S-1 Pendidikan Apoteker, S-1 Biologi, dan S-1 Kimia. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor : Faridah Hari
Peraih Nobel Bidang Ekonomi Akan Berikan Kuliah Umum di
UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan menjadi salah satu th
kampus jujugan The 6 ASEAN Event Series “Bridges Dialogue For A Culture Of Peace”. Acara yang akan diselenggarakan 20 Februari 2017 tersebut akan mendatangkan pembicara utama yang merupakan peraih nobel bidang ekonomi kelas dunia, Prof. Robert. F. Engle III. Guna membahas kesiapan acara, International Peace Foundation (IPF) mengunjungi UNAIR pada Kamis (16/6). Kunjungan dilakukan oleh Uwe Morawetz selaku Ketua IPF didampingi Daniel Bednarik selaku direktur program. Kunjungan rombongan IPF tersebut disambut oleh Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak, beserta jajarannya bertempat di Ruang Rektor, Kantor Manajemen UNAIR. Dalam sambutannya, Prof Nasih secara singkat memperkenalkan UNAIR pada kedua delegasi IPF. Acara dilanjutkan dengan pembahasan persiapan acara oleh Uwe yang disusul dengan diskusi dari kedua belah pihak mengenai beberapa kesepakatan dalam pelaksanaan “Bridges” nantinya. Selain membahas teknis dan kesiapan acara, Uwe dan Daniel juga mengunjungi beberapa lokasi di UNAIR, yakni gedung Airlangga Convention Center (ACC) dan Aula Garuda Mukti yang bertempat diKampus C UNAIR. Wakil Rektor III periode 2010-2015 yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Badan Pengembangan Otonomi UNAIR, Prof. Soetjipto, dr., MS, Ph.D, mengatakan, “Bridges” merupakan acara yang digagas IPF untuk mendukung perdamaian serta proyek-proyek ilmiah dari universitas dan institusi yang berhubungan dengan penelitian pencegahan konflik dan strategi solusi konflik. Di samping itu, “Bridges” ditujukan untuk mempromosikan kegiatan perdamaian, pemahaman, dan pertukaran sosial antara masyarakat, budaya, dan tradisi.
Acara rutin seperti ini sudah pernah dilakukan oleh IPF sejak 2003 lalu. Negara-negara yang pernah menyelenggarakan diantaranya Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Singapura. Tahun 2017 nanti acara diselenggarakan di Indonesia, salah satunya bertempat di UNAIR. Nantinya, acara akan diselenggarakan dalam bentuk kuliah umum dan talkshow interaktif. Prof. Engle merupakan salah satu ekonom kelas dunia yang menerima nobel dibidang ekonomi pada 2003 silam. Bersama temannya Clive Granger, dia membuat metode analisis rangkaian waktu ekonomi volatilitas yang bervariasi dengan waktu. Saat ini, Prof. Engle mengajar di Stern School of Bussiness, New York University.
Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak, beserta jajarannya berfoto bersama selepas menerima kunjungan dari International Peace Foundation (IPF) Di UNAIR nanti, Prof. Engle akan memberikan kuliah umum berjudul The Prospect for Global Financial Stability” di gedung ACC. Kuliah umum dibarengi talkshow akan mendatangkan
Gubernur Bank Indonesia dan Chairul Tanjung yang merupakan pengusaha sukses Indonesia. Selain pengusaha sukses, Chairul Tanjung juga merupakan guru besar UNAIR bidang Ilmu Kewirausahaan. Menurut Prof. Nasih, pemilihan tema ekonomi yang akan disampaikan oleh peraih nobel bidang ekonomi tersebut merupakan momen yang tepat dan relevan dengan permasalahan ekonomi Indonesia saat ini. Ia berharap, acara tersebut selain dapat menjadi gaung internasional bagi UNAIR, sekaligus dapat menjadi sarana diskusi mengenai stabilitas ekonomi, khususnya di wilayah Jawa Timur. “Acara berskala internasional ini memerlukan kehati-hatian karena akan membuat UNAIR menjadi sorotan untuk mendapat kepercayaan dan pengakuan dunia. Sehingga persiapan dilakukan secara matang agar tidak membahayakan nama baik UNAIR kedepannya,” ujar Prof. Nasih. (*) Penulis : Okky Putri Editor
: Binti Q. Masruroh
Fakultas Keperawatan UNAIR Jadi Tuan Rumah Konferensi Internasional UNAIR NEWS – Para pengajar Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga bekerjasama dengan 14 institusi pendidikan keperawatan seluruh Indonesia menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk ‘The 7 t h International Nursing Conference: Global Nursing Challenge in Free Trade Area’. Seminar yang dilaksanakan di Aula Garuda Mukti, Kantor
Manajemen UNAIR, pada Jumat (8/4) tersebut diikuti oleh 325 peserta yang terdiri dari mahasiswa jenjang S-1 hingga S-3, dosen, dan para perawat klinis. Dalam sambutannya, Dekan FKp UNAIR Prof. Nursalam, S.Kp., M.Nurs, menjelaskan bahwa perawat adalah salah satu profesi tenaga medis yang terkena dampak perdagangan global, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mencetak lulusan keperawatan yang berdaya saing global. “Perguruan tinggi melakukan riset dan menghasilkan berbagai publikasi internasional yang berdampak pada pemeringkatan kampus kelas dunia. Perguruan tinggi dengan iklim riset yang memadai mampu menghasilkan perawat yang berkualitas, sehingga pelayanan publik di bidang kesehatan bisa terus meningkat,” tutur Prof. Nursalam. Wakil Rektor IV UNAIR Junaedi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., Apt., mewakil Rektor UNAIR berharap agar konferensi internasional bisa lebih acap dilaksanakan. “Saya berharap agar kolaborasi penelitian, seminar, dan konferensi internasional semacam ini bisa lebih sering dilaksanakan. Dengan kegiatan semacam ini, kita bisa mewujudkan masyarakat global yang sehat sesegera mungkin,” tutur Wakil Rektor IV UNAIR. Pada konferensi internasional kali ini, sebanyak empat sesi diskusi panel dilaksanakan, yakni pada Jumat dan Sabtu (8 – 9 April 2016). Konferensi diikuti oleh 325 peserta yang terdiri dari 115 tim dan individu pemakalah lisan, serta 72 peserta lomba poster. Dari seluruh makalah yang dipresentasikan, akan dipilih lima makalah terbaik untuk diterbitkan di jurnal ‘Ners’ milik FKp UNAIR. Sejumlah riset yang akan dipresentasikan dalam panel diskusi tersebut antara lain berjudul “Effectiveness of Lavender Aromatherapy on Axiety Level: A Literature Review” yang
ditulis oleh mahasiswa jenjang S-2 FKp UNAIR, dan “Application Relations Professional Nursing Care Model (FGM) Tim with Hospital Patient Satisfaction in Jombang” yang ditulis oleh mahasiswa S-1 asal Universitas Darul Ulum Jombang. Ke-14 institusi pendidikan yang hadir dalam konferensi internasional itu antara lain berasal dari delegasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Politeknik Kesehatan – Kemenkes Surabaya, Politeknik Kesehatan – Kemenkes Malang, Universitas Darul Ulum Jombang, STIKES Ngudia Husada Madura, dan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Pada salah satu sesi diskusi, pembicara asal JICA menyampaikan hasil risetnya berjudul ‘Advanced Nursing Practice in The Global Nursing’. Ikuko mengatakan bahwa konsep global nursing sudah mengemuka sejak tahun 1990. Meski demikian, tidak ada penjelasan khusus mengenai konsep global nursing. “Saya pernah tinggal dan bekerja di tiga negara di Afrika, seperti Malawi, Kenya, dan Burundi. Mereka sama seperti di Indonesia, saya telah menghadapi situasi global nursing. Oleh karena itu, saya ingin memberikan pandangan saya untuk bidang penelitian yang berkembang dengan pesat ini,” tutur Ketua Penasihat JICA. Konferensi internasional kali ini dihadiri pula oleh pembicara Kristen Graham, RN, RM, MNg, MPH&TM, MPEd&Tr, GDipMid, GdipHSc asal Universitas Flinders – Australia, SEKI Ikuko MPH, R.N, R.M.W, P.H.N., asal Japan International Cooperation Agency (JICA), dan Madiha Mukhtar, RN, MScN, BScN, RM asal Institut Penelitian dan Rumah Sakit Ibn-e-Seina Pakistan. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh
FKG Terus Siapkan Akreditasi Internasional Asean University Network UNAIR NEWS
– Pada 2015 lalu, program akademik S1, profesi
kedokteran gigi, dan magister, meraih akreditasi A dari BAN PT. Pada 2016, FKG UNAIR kembali mendapat akreditasi untuk beberapa program spesialis. Program spesialis ini diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPTKES). Tahun ini, program spesialis Prostodonsia dan Konservasi Gigi mendapat akreditasi A dan program D3 teknologi kedokteran gigi mendapat akreditasi B. “Target kami adalah akreditasi untuk 11 program studi. Setelah 6 program mendapat akreditasi yang membanggakan, selanjutnya adalah pengajuan akreditasi untuk 5 program spesialis lain, yaitu Ilmu kedokteran gigi anak, orthodonsia, periodonsia, ilmu penyakit mulut dan bedah mulut,” ujar Dekan FKG, Dr. R., Darmawan Setijanto, drg., M.Kes. Darmawan menambahkan, tujuan dari akreditasi ini tidak sekadar pengakuan secara tertulis. Lebih jauh, ini adalah bentuk peningkatan mutu pendidikan. Akreditasi yang sangat baik ini adalah modal dasar untuk tahap selanjutnya. Yaitu, pengakuan dunia melalui akreditasi Asean University Network (AUN). (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman