ARTIKEL VARIASI BAHASA OLEH MAHASISWA DI KOST JAMBORE, KOST BAHAGIA DAN KOST DUA SUSUN
OLEH SINTIA PATTIWAEL NIM : 311 410 112
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2014
VARIASI BAHASA OLEH MAHASISWA DI KOST JAMBORE, KOST BAHAGIA DAN KOST DUA SUSUN SINTIA PATTIWAEL ( Ketua ) Dr. H. Dakia N. Djou, M.Hum (Anggota) Dr. Sance A. Lamusu, M.Hum (Anggota) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak Sintia, Pattiwael. 2014. Variasi Bahasa oleh Mahasiswa di Kost Jambore, Kost Bahagia dan Kost Dua Susun. Dosen pembimbing I, Dr. Dakia N.Djou, M.Pd dan dosen pembimbing II, Dr. Sance Lamusu, M.Hum. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Dalam rangka tujuan tersebut metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data adalah observasi, rekaman, simak libat cakap. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh yaitu (a) setiap mahasiswa yang ada di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun selalu menggunakan variasi bahasa jenis kolokial dalam percakapannya sehari-hari, karena kita ketahui bahwa bahasa kolokial adalah bahasa sehari-hari yang sering kita gunakan. (b) penggunaan variasi bahasa slang sering digunakan oleh mahasiswa dalam setiap percakapan baik itu dalam bahasa Gorontalo sehingga orang yang mendengarkan tidak mengetahui maksudnya. (c) mahasiswa juga sering menggunakan bahasa jargon dalam percakapannya dengan orang lain misalnya menggunakan istilahistilah dari artis misalnya Syahrini dan juga ada bahasa jargon dari komputer dan matematika yang dipakai dalam bercakap-cakap sehingga orang yang mendengar tidak mengetahui dan hanya orang-orang tertentu yang mengetahui. kata kunci : variasi bahasa, mahasiswa Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, keinginan, dan perasaan manusia. Hal ini sesuai dengan definisi bahasa yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang berartikulasi (yang dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat untuk melahirkan dasar pemikiran”. Dalam bahasa terdapat variasi atau ragam bahasa. Menurut
Chaer dan Agustina, (2010:61) “Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Proses interaksi yang ada di kost Jambore, kost Bahagia, kost Dua Susun itu menggunakan bahasa Indonesia, tetapi dari logat atau dialek yang digunakan dapat diketahui daerah asal si penutur. Dalam setiap mereka melakukan interaksi itu selalu menggunakan variasi bahasa yaitu bahasa gaul dan selalu menggunakan istilah-istilah yang berasal dari bahasa daerah mereka. Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya, biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yang disebut. Akrolek, Basilek, Vulgar, Kolokial, Slang, Jargon, Argon dan Ken. Ada juga yang menambahkan yaitu disebut dengan bahasa Prokem. Penjelasan tentang variasi bahasa di atas terlalu luas, penelitian ini hanya membahas variasi bahasa Kolokial, Slang, dan Jargon. Bahasa Kolokial, Slang, dan Jargon itu adalah bahasa yang dilihat dari segi tempat pada saat menuturkan bahasa. Menurut Pateda, (2008:82) bahwa “Kolokial ialah bahasa yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat yang tinggal di daerah tertentu, Kolokial biasa juga disebut bahasa sehari-hari”. Bahasa percakapan kadang-kadang disebut sebagai bahasa pasar. Kolokial adalah bahasa sehari-hari yang kita dengar digunakan oleh pemakai-pemakai bahasa. Kolokial yang mengandung kata-kata yang kurang enak didengar disebut Slang. Sedangkan Jargon yaitu kelompok sosial yang melakukan pekerjaan di luar profesinya yang bergaul satu sama lain di daerah tertentu, muncul kata-kata atau ungkapan yang digunakan penutur untuk menghentikan ungkapan yang lain. Setiap orang pasti menggunakan bahasa sesuai dengan daerahnya masing-masing, tidak terkecuali mahasiswa yang ada di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun. Dari penjelasan di atas maka judul penelitian ini yaitu “Variasi Bahasa pada Mahasiswa di Kost Jambore, Kost Bahagia, dan Kost Dua Susun”.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi
permasalahan
sebagai
berikut.
(1)
Mahasiswa
sering
mencampurbaurkan bahasa dalam percakapannya (bahasa kolokial). (2) Mahasiswa banyak menggunakan istilah-istilah dalam percakapan (bahasa jargon). (3) Bahasa yang biasanya digunakan oleh mahasiswa adalah bahasa gaul atau bahasa pasar (bahasa slang). (4) Bahasa yang mahasiswa gunakan mempunyai makna dan arti tersendiri. Bahasa yang digunakan oleh mahasiswa di kos-kosan sangat bervariasi, untuk itu sangat menarik untuk diteliti. Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis membatasi permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni variasi bahasa oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan: (1) bagaimanakah variasi bahasa jenis kolokial oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun? (2) bagaimanakah variasi bahasa jenis slang oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun? (3) bagaimanakah variasi bahasa jenis jagon oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan variasi bahasa oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun. Sementara
tujuan
khusus
dalam
penelitian
ini
sebagai
berikut.
(1)
Mendeskripsikan variasi bahasa kolokial oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia, dan kost Dua Susun. (2) Mendeskripsikan variasi bahasa slang oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia, dan kost Dua Susun. (3) Mendeskripsikan variasi bahasa jargon oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia, dan kost Dua Susun. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis yaitu pendekatan sosiolinguistik. Sosiolinguistik yaitu kajian bahasa yang menitikberatkan pada hubungan antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam sosiolinguistik, kajian yang mempelajari penggunaan bahasa sebagai sistem interaksi verbal di antara
pemakaiannya di dalam masyarakat disebut sosiolinguistik interaksional, sedangkan kajian mengenai penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan adanya ciri-ciri linguistik di dalam masyarakat pemakainya disebut sosiolinguistik korelasional Appel (dalam Chaer dan Agustina, 2004:46). Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Hartman dan Stork (dalam Chaer dan Agustina, 2010:62) membedakan “variasi bahasa berdasarkan kriteria: latar belakang geografi dan sosial penutur, medium yang digunakan, dan pokok pembicaraan”. Poedjosoedarsono
(dalam
Aslinda
dan
Syafyahya,
2007:17)
mengemukakan bahwa variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Depdikbud (dalam Pateda, 2008:79) menyatakan secara leksikografis, variasi adalah (1) tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula; (2) bentuk atau rupa yang lain; (3) hiasan tambahan; (4) dalam bidang biologi, perubahan lingkungan. Sedangkan dalam bidang linguistik “wujud berbagai manifestasi bersyarat dari satu satuan”. Chaer dan Agustina (2010:83) membedakan variasi bahasa antara lain yaitu: (1) segi penutur; (2) segi pemakaian; (3) segi keformalan; dan (4) segi sarana. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif yaitu metode menyajikan atau mendeskripsikan penggunaan variasi bahasa oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun yang meliputi variasi bahasa Jargon, Kolokial, dan Slang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2007:72) metode penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian
yang
paling
dasar,
ditujukkan
untuk
mendeskripsikan
atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang baik, fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa. Melalui metode ini akan dideskripsikan variasi bahasa oleh mahasiswa yang ada di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun.
Sumber data dari penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dan Universitas Ichsan Gorontalo yang bertempat tinggal di kost Jambore yang seluruhnya berjumlah 120 orang, kost Bahagia yang berjumlah 30 orang dan kost Dua Susun yang berjumlah 20 orang. Sementara data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang digunakan oleh mahasiswa di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun pada saat berbicara. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik simak libat cakap dan teknik rekaman. Adapun cara menganalisis data yaitu, (1) Mentranskripsikan data hasil rekaman, (2) Mengidentifikasi data, (3) Mengklasifikasikan data, (4) Menganalisis Data, (5) Menyajikan atau menyimpulkan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variasi Bahasa Jenis Kolokial 1.
Variasi Variasi Bahasa Jenis Kolokial yang Digunakan Oleh Mahasiswa di Kost Jambore, Kost Bahagia dan Kost Dua Susun Bahasa yang digunakan oleh mahasiswa biasanya menggunakan bahasa
Indonesia dialek Manado dan juga sedikit menggunakan bahasa Gorontalo. Pada tuturan oleh P1 “Ada depe istilah yang salalu ba bilang “nimau kita”, kalu ti Asma yang mo ba bilang itu
smo jadi nimau Sule” artinya dalam bahasa
Indonesia “ada istilahnya yang selalu mengatakan “saya tidak mau” ketika si Asma yang mengatakan akan menjadi “Sule tidak mau”. Kata yang dicetak miring dan itu merupakan kata dalam bahasa Indonesia dialek Manado atau yang biasa disebut dengan variasi bahasa jenis kolokial. 2.
Variasi Bahasa Jenis kolokial yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Bahagia
Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia dialek Manado, tetapi sekali-kali menggunakan bahasa Gorontalo karena kedua penutur merupakan orang Gorontalo asli. Dan bahasa yang mereka gunakan termasuk dalam variasi bahasa kolokial karena bahasanya menggunakan bahasa sehari-hari yang biasa digunakan dalam berbicara. Akan tetapi ada salah satu penutur yaitu P2 yang menggunakan bahasa Indonesia baku kemudian dicampurbaurkan dengan dialek Manado, kutipannya yaitu “bagaimana bo taap ngomong” yang dalam bahasa Indonesia
baku “bagaimana masih kurang dalam berkata-kata” kata taap disini merupakan kata “payah” dalam berkata-kata, sementara kata ngomong merupakan bahasa baku dari berbicara. Artinya bahwa P1 masih kurang bagus dalam berbicara menjelaskan kepada konsumen. Kutipan “Mahila mo wisuda wa’u boti, pusingi da’a akali’u” yang dalam bahasa Indonesia “ Saya ingin cepat wisuda, pusing sekali pikiranku” itu merupakan jenis variasi bahasa kolokial karena menggunakan bahasa sehari-hari tetapi dengan menggunakan bahasa Gorontalo. 3.
Variasi Bahasa Jenis Kolokial yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Dua Susun Data tuturan mereka menggunakan bahasa Indonesia dialek Manado dan ada
campuran bahasa Gorontalo, karena mereka yang berbicara itu adalah orang Gorontalo dan ada yang dari Bolaang Mongondow. Dalam percakapan yang dikemukakan oleh P4 yang terdapat pada data II, terdapat kalimat “Astaga bo dorang jaga pandang enteng akang ini dia, ti Udo kita ada bilang akan wanu jamo balajari jamo lulus bolo potoheta boti pikirangi” yang dalam bahasa Indonesia dialek Manado “Astaga bo dorang jaga pandang enteng akang ini dia, ti Udo kita ada bilang akan kalu tidak mo balajar tidak mo lulus kurang kase karas itu pikiran” sementara dalam bahasa Indonesia baku yaitu “Astaga mereka hanya anggap enteng masalah ini, si Udo diberitahu kalau tidak belajar tidak akan lulus, jadi kurang dikerasin itu pemikiran” dalam percakapan ini P4 menggunakan bahasa Indonesia dialek Manado kemudian menggunakan Bahasa Gorontalo itu menandakan bahwa si penutur itu asli Gorontalo tetapi karena dalam percakapan mereka ada orang Bolaang Mongondow makanya si penutur tidak menggunakan bahasa Gorontalo seutuhnya karena menyesuaikan dengan lawan bicaranya. Dan juga si penutur yang berasal dari Bolaang Mongondow juga hanya sekali menggunakan bahasanya seperti pada percakapan di atas P3 mengatakan “Sarangapa i kau” yang artinya “kau mau kemana”. Variasi Bahasa Jenis Slang 1.
Variasi Bahasa Jenis Slang yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Jambore Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dialek Manado kemudian
mencampurbaurkan
dengan
bahasa
Gorontalo.
Dalam
percakapan
yang
dikemukakan oleh P4 yang terdapat pada data II, terdapat kalimat “Mayilongola yio boti Devy, mahemo pohumato, mamo ondho latiliyo yio Devy? Bilang kasana pa dia pe tidak gaga skali depe suara itu babataria” artinya dalam bahasa Indonesia dialek Manado “So kinapa ngana ini Devy, so jaga bakase tanda, somo dapa liya setan ngana Devy? Bilang kasana pa dia pe tidak gaga skali depe suara itu babataria” Kalimat ini merupakan bahasa slang karena kata-kata yang dikeluarkan merupakan kata-kata yang kurang enak didengar, seolah-olah ada kata menyumpahi lawan bicara. Kemudian ada kata “Kunawon” yang dituturkan oleh P2 yang berarti “Kenapa” itu diambil dari bahasa Jawa akan tetapi si penutur adalah orang Gorontalo itu berarti dalam percakapan itu ada variasi bahasa salah satunya bahasa Jawa. 2.
Variasi Bahasa Jenis Slang yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Bahagia Dari tuturan data mereka menggunakan bahasa Indonesia dialek Manado
kemudian mencampurbaurkan dengan bahasa Gorontalo dan bahasa Luwuk dan juga ada satu bahasa Jawa, dalam percakapan yang dikemukakan oleh P1 yang tuturannya “Oh, sa te ba lekos kasian betulan ini” artinya dalam bahasa Indonesia “Oh, saya tidak bohong ini betul” itu menandakan bahwa si penutur bukan orang Gorontalo melainkan orang Luwuk. Dan juga si P3 mengeluarkan kalimat dalam bahasa Jawa yaitu “Nggak ene” artinya dalam bahasa Indonesia “Tidak ada” itu disebabkan si penutur memang orang Jawa dan bukan orang Gorontalo. Selain itu ada percakapan yang dikemukakan oleh P4 “Asali matawamao Ayu” yang dalam bahasa Indonesia “ Asal sudah ditahu” itu adalah bahasa Gorontalo dan termasuk bahasa slang karena merupakan bahasa yang kurang enak didengar karena seolaholah si penutur meremehkan mengangagap enteng orang lain ketika orang lain berbicara atau sementara menasehati tetapi langsung menjawab dengan kalimat tersebut sehingga kalimat tersebut kurang enak didengar. 3.
Variasi Bahasa Jenis Slang yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Dua Susun Dari tuturan data mereka menggunakan bahasa Indonesia dialek Manado,
karena mereka yang berbicara itu adalah orang asli Gorontalo. Seperti perkataan
yang dituturkan oleh P3 “kong epenkah? Bagus noh dia dengar supaya dia tahu torang nda suka pa dia” dalam BI baku “Epenkah? Lebih bagus dia dengar supaya dia tahu kalau kita tidak menyukainya”. Kata Epenkah itu kependekan dari “emang pentingkah” dan itu merupakan kata slang karena itu merupakan bahasa gaul anak muda yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Begitu juga dengan kata “Masbuloh” kependekan dari “Masalah buat loh” kata ini juga merupakan kata slang yang dalam BI baku yang sering digunakan oleh kalangan remaja dalam berkomunikasi. Variasi Bahasa Jenis Jargon 1.
Variasi Bahasa Jenis Jargon yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Jambore Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dialek Manado dan ada salah
satu penutur yang menggunakan bahasa Gorontalo. Pada tuturan di atas P1 mengatakan “cetar membahenol” setelah P2 menjawab “iyo am, cetar skali dia itu” kemudian P1 kembali bersuara “Hahaha, iyo cetar membahana menggelegar sekunci dunia”. Kalimat yang tercetak miring itu merupakan kalimat jargon karena menggunakan istilah yang sering diucapkan oleh Syahrini. 2.
Variasi Bahasa Jenis Jargon yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Bahagia Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia dialek Manado, tetapi
ada salah satu penutur yang menggunakan bahasa Gorontalo. Dari percakapan di atas P1 mengatakan “Sesuatu skali dorang” dalam bahasa Indonesia “sesuatu sekali mereka”. Kata sesuatu disini merupakan bahasa jenis Jargon yang selalu diucapkan oleh Syahrini. Kemudian P4 mengatakan “perangkat lunak dan perangkat keras” dan P3 mengatakan kata “logaritma” itu merupakan kalimat Jargon karena itu merupakan bahasa yang berhubungan dengan komputer dan hanya orang tertentu yang tahu tentang istilah itu dan kata “Logaritma” merupakan bahasa jargon matematika dan hanya orang yang ahli dalam bidang tersebut yang tahu tentang istilah tersebut.
3.
Variasi Bahasa Jenis Jargon yang digunakan oleh Mahasiswa di Kost Dua Susun Mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia dialek Manado dan sedikit
menggunakan bahasa Inggris. Dari percakapan di atas yang dikemukakan oleh P1 terdapat kata “Prewed” itu ada kependekan dari kata “Pra-wedding” yang artinya pra nikah. Kata tersebut merupakan bahasa Jargon karena hanya yang berhubungan dengan pernikahan kata tersebut. Kemudian P1 juga menyebut kata “Banana Boat” kata itu merupakan istilah salah satu wahana yang ada di pantai dan itu merupakan bahasa jargon karena hanya orang-orang pantai yang mempunyai istilah tersebut. Pada P2 menyebut istilah “Hardisk” yaitu salah satu perangkat komputer. Kata tersebut merupakan bahasa jargon karena tidak ada yang memiliki istilah tersebut selain komputer. PEMBAHASAN 1.
Variasi Bahasa Jenis Kolokial oleh Mahasiswa di Kost Jambore, Kost Bahagia dan Kost Dua Susun Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang ada
di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun sering mencampurbaurkan bahasa dalam percakapannya salah satunya bahasa kolokial. Kolokial merupakan variasi sosial yang digunakan oleh penutur dalam percakapan sehari-hari. Pada mulanya, variasi bahasa kolokial merupakan variasi bahasa yang digunakan secara lisan dan sangat dipentingkan dalam kolokial ini adalah setting pemakaiannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Aslinda dan Leni Syafyahya (18:2010). Menurut Pateda (82:2008) kolokial adalah bahasa yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat yang tinggal di daerah tertentu kolokial biasa juga disebut bahasa sehari-hari, bahasa percakapan dan kadang-kadang disebut bahasa pasar. Dalam penelitian ini variasi bahasa yang ada didalamnya sudah sesuai dengan pengertian dan juga ciri-ciri dari variasi bahasa kolokial, karena variasi bahasa kolokial yaitu bahasa pasar dan dalam penelitian ini penutur menggunakan bahasa pasar. Dalam percakapan yang terjadi pada data 1,2 dan 3, variasi bahasa yang terjadi pada mahasiswa yang ada di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun setiap
harinya berkomunikasi dengan mencampurbaurkan bahasa yang mereka gunakan yaitu mencampurbaurkan bahasa Indonesia dialek Manado dengan bahasa Gorontalo, Mongondow dan bahasa Luwuk. Selain itu mereka bercakap-cakap menggunakan bahasa sehari-hari, kalau orang Gorontalo dia berbicara mmenggunakan bahasa Gorontalo sementara orang Mongondow mereka menggunakan bahasa Mongondow. Selain itu mahasiswa yang berada di tiga kost tersebut dalam bercakapcakap mereka menggunakan berbagai macam bahasa atau variasi bahasa salah satunya bahasa jenis kolokial ini. Biasanya bahasa yang sering mereka gunakan adalah bahasa pasar atau bahasa gaul. Contoh bahasa kolokial yaitu “Ada barmain catur ngana ini dengan ngana pe taman poli bo ngana ada akal kita” dan juga dalam bahasa Gorontalo yaitu “Wanu boto Jakarta tiyo boti malali saingan li Syahrini”. 2.
Variasi Bahasa Jenis Slang oleh Mahasiswa di Kost Jambore, Kost Bahagia dan Kost Dua Susun Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang ada
di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun sering mencampurbaurkan bahasa dalam percakapannya salah satunya variasi bahasa slang. Menurut Alwasilah (dalam Aslinda dan Syafyahya, 18: 2010) slang merupakan variasi bahasa yang bercirikan dengan kosa kata yang baru ditemukan dan cepat berubah. Variasi bahasa slang dipakai oleh kaula muda atau kelompok sosial dan profesional untuk berkomunikasi “di dalam rahasia”. Artinya, variasi bahasa ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan bersifat rahasia. Sedangkan menurut Pateda, (83: 2008) slang merupakan bagian leksikal yang termasuk bidang yang unsur-unsurnya tidak baku, kata-kata dengan bahasa santai yang biasanya digunakan oleh kelompok sosial terbatas, dengan profesi tertentu. Dalam penelitian ini bahwa salah satu ciri dari variasi bahasa slang yaitu bahasa yang diungkapkan dalam rahasia dan menggunakan bahasa kasar, itu sudah sesuai dengan penelitian ini. Karena penelitian ini dalam data 4,5 dan 6 ada
percakapan yang kurang enak didengar dan kata-katanya itu berisi rahasia yang hanya diketahui oleh si penutur. Dari percakapan yang terlihat pada data 4, 5 dan 6, percakapan ini menunjukkan variasi bahasa. Penutur mencampurbaurkan bahasa yaitu bahasa Indonesia dialek Manado, dan juga menggunakan bahasa Gorontalo. Pada data 4,
P4 mengatakan “Mahemo pohumato, mamo ondho
latiliyo” itu adalah kata-kata kasar yang seolah-olah menyumpahi lawan bicaranya. Bahasa tersebut merupakan bahasa slang karena menggunakan istilah dalam bahasa Gorontalo tetapi dalam bentuk kata-kata yang kasar. Pada data 5, P4 mengatakan “Asali matawamao” itu merupakan istilah yang biasa digunakan oleh orang Gorontalo dalam berbicara dengan orang lain yang apabila ada perkataan yang kurang disukai oleh pembicara. Sementara lawan bicaranya bukan orang Gorontalo jadi otomatis dia tidak mengerti maksud si penutur tersebut. Sementara pada data 6, si P3 mengatakan kata “Epenkah” dan “Masbuloh” yang kepanjangannya “Emang pentingkah” dan “Masalah buat loh” kata tersebut merupakan bahasa slang karena merupakan istilah-istilah yang digunakan oleh mahasiswa yang sering dilihat dari siaran televisi. Percakapan yang terlihat pada data 4, 5 dan 6 sering mencampurbaurkan bahasa dalam percakapannya dan juga sering menggunakan istilah-istilah baik itu istilah dalam bahasa Gorontalo dan juga istilah-istilah para artis. Karena yang kita ketahui bahwa bahasa slang merupan bahasa kasar yang kurang enak didengar. 3.
Variasi Bahasa Jenis Jargon oleh Mahasiswa di Kost Jambore, Kost Bahagia dan Kost Dua Susun Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang ada
di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun sering mencampurbaurkan bahasa dalam percakapannya salah satunya variasi bahasa jargon. Menurut Aslinda dan Syafyahya, (18: 2010) jargon merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial atau pekerja tertentu dan tidak dimengerti oleh kelompok lain. Sedangkan menurut Pateda, (83: 2008) jargon adalah kelompok sosial yang melakukan pekerjaan profesinya yang bergaul satu sama lain di daerah tertentu, muncul kata-kata atau ungkapan yang digunakan penutur untuk
menghentikan ungkapan lain. Menurut Suhardi (dalam Pateda, 83: 2008) ciri jargon yang penting ialah bahwa orang, benda dan perbuatan yang memegang peran istimewa dalam lingkup kelompok yang bersangkutan memperoleh istilah yang mencolok yang tidak lazim. Sesuai dengan pengertian jargon dan ciri yang didefinisikan oleh Suhardi bahwa jargon merupakan bahasa yang diungkapkan sesuai dengan profesi yang bergaul dengan penutur yang ada didaerah tersebut. ini sudah sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan bahwa variasi bahasa jargon itu digunakan sesuai dengan pekerjaan atau yang berhubungan dengan orang ataupun benda. Contohnya kata “Pra-wedding” kata tersebut hanya digunakan oleh yang berhubungan dengan pernikahan dan tidak ada orang atau benda yang mempunyai istilah seperti itu. Dari percakapan yang terlihat pada data 7,8 dan 9 ini menunjukkan bahwa penutur menggunakan bahasa Indonesia dialek Manado dan juga menggunakan bahasa Gorontalo. Seperti pada data 7 terlihat bahwa P1 mengucapkan kalimat “Cetar membahana, menggelegar sekunci dunia” kalimat itu merupakan bahasa jargon yang digunakan oleh Syahrini, karena hanya Syahrini yang mempunyai istilah seperti itu. Sementara pada data 8, P3 dan P4 mengucapkan kata-kata “Perangkat lunak dan perangkat keras” dan juga kata “Logaritma” kata itu merupakan bahasa jargon karena perangkat lunak dan perangkat keras itu hanya istilah dalam komputer dan hanya orang yang ahli dibidang itu yang tahu istilah tersebut. begitu juga kata “Logaritma” itu merupakan bahasa jargon karena hanya kata itu merupakan istilah yang dipakai oleh matematika dan yang hanya ahli dibagian itu yang tahu istilah tersebut. Sementara pada data 9, P1 mengeluarkan kata “Prewed” dan “Banana Boat” kita ketahui bahwa kata Prewed itu kependenkan Pra-wedding yang artinya pra nikah, jadi kata tersebut hanya dipakai dalam pernikahan saja karena tidak ada yang menggunkan istilah itu selain dalam pernikahan. Begitu juga kata “Banana boat” itu hanya istilah yang biasa dipakai di pantai karena itu merupakan salah satu wahana yang ada di pantai, selain itu tidak ada yang menggunakan istilah tersebut selain yang berhubungan dengan pantai.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini yaitu bahwa mahasiswa yang ada di kost Jambore, kost Bahagia dan kost Dua Susun dalam percakapan sehari-hari sering mencampurbaurkan bahasa dan menggunakan istilah-istilah atau bahasa gaul dalam percakapannya misalnya bahasa Indonesia dialek Manado, bahasa Gorontalo, Ampana, Luwuk, dan Bolaang Mongondow, setiap bahasa yang mereka keluarkan itu kata-katanya memepunyai makna tersendiri. Selain itu mahasiswa juga sering mengeluarkan bahasa-bahasa yang kurang enak didengar apabila ada lawan bicara yang kurang disenangi si penutur.
DAFTAR PUSTAKA Aslinda, dan Leni Syafyahya 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : PT. Refika Aditama Chaer, Abdul dan Leonie Agustina 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta. Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa, Tahap Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Pateda, Mansoer 2010. Sosiolinguistik. Gorontalo: Viladan. Sugiono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabet