Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMK KOSGORO NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 “IMPROVED ABILITY TO WRITE THE ARGUMENTS THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL APPLICATION TYPE OF JIGSAW IN CLASS XI SMK Kosgoro NGANJUK LESSONS YEAR 2015/2016”
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh: Defita Utari NPM 11.1.01.07.0027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 1 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 2 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMK KOSGORO NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DEFITA UTARI 11.1.01.07.0027
[email protected] FKIP-PBSI Dr. Andri Pitoyo, M.Pd. dan Dra. Sumiyarsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa selama ini nilai kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI SMK Kosgoro Nganjuk Tahun Pelajaran 2015/2016 masih banyak di bawah kriteria ketuntasan minimum. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan model lama, yaitu model ceramah dan masih menekankan kepada teori. Oleh karena itu, peserta didik kurang latihan dalam menulis, sehingga peserta didik kurang memahami tentang penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, penggunaan diksi, struktur klausa, dan struktur kalimat yang benar. Permasalahan penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk tahun pelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?; (2) bagaimanakah kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk tahun pelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?; (3) seberapa pentingkah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk tahun pelajaran 2015/2016? Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas XI SMK Kosgoro Nganjuk Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, menggunakan instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti, sedangkan instrumen penunjangnya berupa hasil pengamatan dengan lembar observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes hasil karangan siswa. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah : (1) kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk tahun pelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih rendah. Hal ini dibuktikan pada tahap prasiklus bahwa siswa yang mendapat nilai ≥ 75 (tuntas) sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan siswa yang mendapat nilai <75 (tidak tuntas) sebanyak 32 siswa (100%).; (2) kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk tahun pelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semakin meningkat. Hal ini dibuktikan pada siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 75 (tuntas) sebanyak 14 siswa (64%) dan yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar berkurang menjadi 8 siswa (36%). Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mendapat nilai ≥ 75(tuntas) sebanyak 19 siswa (86%), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 3 siswa (14%).; (3) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : menulis, argumentasi, kooperatif, jigsaw
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 3 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri memberikan penjelasan tentang teknik atau
A. Latar Belakang Masalah Keterampilan
menulis
merupakan
dasar-dasar menulis. Menurut Tarigan (1990:187)
keterampilan yang bersifat mekanistis, kompleks,
sebagain besar guru tidak mampu menyajikan
dan produktif. Keterampilan menulis tidak
materi menulis secara menarik, inspiratif dan
mungkin dikuasai hanya melalui teori saja dan
kreatif. Padahal teknik pengajaran yang dipilih
tidak akan berhasil hanya dalam satu kali
dan
pengerjaan. Sangat diperlukan latihan dan praktik
pembelajaran
yang teratur untuk menghasilkan tulisan yang
terhadap prestasi belajar peserta didik.
tersusun dengan baik. Kejelasan organisasi tulisan
bergantung
menulis
dalam sangat
pelaksanaan berpengaruh
Sama halnya yang terjadi di SMK Kosgoro Nganjuk khususnya kelas XI Akuntansi 2 dalam
penyusunan yang tepat, dan struktur kalimat yang
materi menulis argumentasi. Berdasarkan hasil
baik.
wawancara yang dilakukan penulis terhadap (2008:3)
cara
guru
berpikir,
Rosyid
pada
dipraktikkan
penelitiannya
bapak Erwanto Wibowo S.Pd, M.Si, yaitu guru
menemukan bahwa keterampilan menulis peserta
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas
didik di tingkat SMA masih sangat terbatas.
XI didapatkan informasi bahwa selama ini nilai
Mereka kesulitan untuk dapat membedakan jenis-
peningkatan kemampuan menulis argumentasi
jenis
paragraf
siswa masih banyak di bawah kriteria ketuntasan
argumentasi dan paragraf eksposisi. Agar dapat
minimum. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran
menulis kadang-kadang peserta didik perlu
menulis karangan juga mengalami hambatan atau
dipacu dengan menggunakan teknik dan media
kendala. Hambatan pertama yang dialami oleh
yang menarik. Untuk itu guru perlu mencari
guru mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
upaya yang dapat membuat peserta didik tertarik
dalam penggunaan model pembelajaran. Guru
agar peserta didik dapat menulis dengan baik.
masih menggunakan model lama yaitu model
Seringkali banyak ditemukan dalam lapangan
ceramah. Guru belum dapat mengembangkan
bahwa menulis menjadi suatu hal yang kurang
sebuah
diminati dan kurang mendapat respon yang baik
motivasi peserta didik dalam pembelajaran
dari peserta didik. Peserta didik mengalami
menulis. Hambatan kedua dalam kompetensi
kesulitan ketika diminta menulis. Peserta didik
menulis guru masih menekankan kepada teori,
tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika
bukan praktik yang berkelanjutan. Hal ini
pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang
mengakibatkan peserta didik kurang latihan
sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk
dalam menulis, sehingga peserta didik kurang
memulai paragraf.
memahami tentang penggunaan tanda baca,
paragraf,
dalam
terutama
antara
Ketidakmampuan peserta didik dalam menulis juga
identik
pengetahuan
dengan guru
kemampuan
ketika
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
di
kelas
model
kaidah-kaidah
baru
yang
penulisan,
mengembangkan
penggunaan
diksi,
dan
struktur klausa, dan struktur kalimat yang benar.
dalam
Hambatan ketiga guru dalam penggunaan media simki.unpkediri.ac.id || 4 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri pembelajaran dalam proses pembelajaran dalam
pembelajaran kooperatif dengan peserta didik
proses belajar mengajar peserta didik. Untuk itu
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-
guru
model
6 orang. Berdasarkan uraian di atas, maka
pembelajaran yang lain yang bisa memacu
peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang
kreativitas peserta didik.
Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi
sebaiknya
menggunakan
Salah satu model yang dapat diterapkan pada
Melalui
Penerapan
Model
Pembelajaran
yang
Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas XI
berkembang saat ini adalah model pembelajaran
Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk Tahun
kooperatif. Pembelajaran kooperatif diadaptasi
Pelajaran 2015/2016.
pembelajaran
dari
dari
bahasa
Indonesia
cooperative
kata
dan
berarti
penelitian ini dibatasi dalam tiga hal : (1)
bekerjasama dan learning yang berarti belajar.
keterampilan menulis argumentasi siswa kelas XI
Jadi
Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk; (2)
belajar
melalui
yang
Permasalahan dalam
kegiatan
bersama.
Cooperative learning merupakan suatu model
penerapan
pembelajaran dengan menggunakan kelompok
pertimbangan
kecil, bekerja sama. Menurut Slavin, cooperative
mempengaruhi
learning adalah suatu model pembelajaran di
Dalam penelitian ini terbatas pada model
mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok
pembelajaran
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6
kemampuan menulis argumentasi siswa sebelum
orang, dengan struktur heterogen. Salah satu tipe
dan sesudah menggunakan model pembelajaran
dari pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw.
kooperatif tipe jigsaw.
model bahwa
pembelajaran, model
kemampuan jigsaw;
dan
pembelajaran
menulis (3)
dengan siswa.
peningkatan
Jigsaw merupakan tipe kerja kelompok yang terstruktur
didasarkan
pada
kerjasama
dan
tanggung jawab. Strategi ini menjamin setiap
B. Kajian Teori 1. Pengertian Menulis
peserta didik memikul suatu tanggung jawab
Dalman (2012:4) mendefinisikan menulis
yang signifikan dalam kelompok. Jigsaw adalah
merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan
penyampaian pesan (informasi) secara tertulis
oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini
kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas
jawab peserta didik terhadap pembelajarannya
menulis melibatkan beberpa unsur, yaitu: penulis
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta
sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran
didik tidak hanya mempelajari materi yang
atau media, dan pembaca. Menulis merupakan
diberikan,
siap
sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam
memberikan dan mengajarkan materi tersebut
bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya
kepada
memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.
tetapi
mereka
kelompoknya.
kooperatif
tipe
jigsaw
juga
Model
harus
pembelajaran
merupakan
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
model simki.unpkediri.ac.id || 5 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
fase prapenulisan yang merupakan kegiatan
IV terbitan Balai Pustaka mengartikan menulis
untuk
sebagai
atau
dalamnya penulis memilih topik, tujuan dan
perasaan(seperti mengarang, membuat surat)
sasaran tulisan, mengumpulkan bahan. Langkah
dengan
berikutnya penulis menyusun kerangka karangan.
proses tulisan.
melahirkan Melalui
pikiran
kegiatan
menulis,
mempersiapkan
sebuah
Berdasarkan
meluapkan isi perasaannya. Sementara itu, Gie
dilakukan pengembangan butir demi butir atau
(2002:3) mengemukakan bahwa menulis adalah
ide demi ide ke dalam sebuah tulisan yang runtut,
segenap
logis, dan enak dibaca. Itulah fase penulisan.
kegiatan
seseorang
draf
kemudian
mengungkapkan gagasan dan menyampaikan-nya
Selanjutnya,
melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca
dilakukan penyuntingan dan perbaikan. Itulah
untuk dipahami.
fase pasca penulisan yang mungkin dilakukan
Menulis sebagai kegiatan mengungkapkan
ketika
karangan
Di
seseorang dapat menuangkan ide-idenya atau
rangkaian
kerangka
tulisan.
karangan
berkali-kali untuk memperoleh sebuah tulisan
gagasan melalui bahasa tulis meliputi empat
yangs sesuai dengan harapan penulisnya.
unsur berikut ini: (a) gagasan, yang dapat berupa
3. Pembelajaran Menulis
pendapat, pengalaman, dan pengetahuan yang
selesai,
Flower dan Hayes (lewat Tompkins, 1990:
ada dalam pikiran seseorang; (b) tuturan, yaitu
71) mengembangkan metode proses
dalam
bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat
menulis. Proses menulis dapat dideskripsikan
dipahami pembaca; (c) tatanan, yaitu tertib
sebagai proses pemecahan
pengaturan dan penyusunan gagasan dengan
kompleks, yang mengandung tiga elemen, yaitu
memperhatikan berbagai asas, aturan, dan teknik
lingkungan tugas,
sampai merencanakan rangka dan langkah; (d)
penulis, dan proses menulis. Pertama, lingkungan
wahana, yaitu sarana pengantar gagasan yang
tugas adalah tugas yang penulis kerjakan dalam
berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut
menulis. Kedua, memori jangka panjang penulis
kosakata, gramatika, dan retorika(seni memakai
adalah pengetahuan mengenai topik, pembaca,
bahasa secara efektif).
dan cara menulis. Ketiga, proses menulis
masalah yang
memori jangka panjang
meliputi tiga kegiatan, yaitu: (1) merencanakan 2. Teknik Menulis Menulis merupakan proses perubahan bentuk
(menentukan tujuan untuk mengarahkan tulisan), (2) mewujudkan (menulis sesuai dengan rencana
pikiran atau angan-angan atau perasaan dan
yang
sebagainya menjadi wujud lambang atau tanda
(mengevaluasi dan merevisi tulisan).
atau tulisan yang bermakna. Dalam prosesnya
sudah
dibuat),
dan
(3)
merevisi
Melalui pembelajaran menulis, siswa dilatih
menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang
mengekspresikan
gagasannya
terdiri atas tahap: (1) prapenulisan; (2) penulisan,
mengkomunikasikan
penghayatan
dan (3) pascapenulisan. Sebagai contoh dalam
pengalamannya ke berbagai pihak terlepas dari
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
dan serta
simki.unpkediri.ac.id || 6 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ruang
dan
merupakan
waktu.
Keterampilan
keterampilan
menulis
berbahasa
yang
lengkap
dengan
pembuktian
(http://id.wikipedia.org/wiki/karangan).
Gorys
produktif atau menghasilkan, yang dalam hal ini
Keraf (1985:3) menyebutkan bahwa melalui
menghasilkan tulisan, yang dipergunakan secara
argumentasi penulis berusaha merangkaikan
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu
orang
dalam
menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu
pembelajaran menulis dituntut pula kesempatan
hal tertentu itu benar atau tidak. Ditambahkan
siswa untuk berlatih menulis.
oleh Atar Semi (1990:47) bahwa argumentasi
4. Pengertian Karangan Argumentasi
pada
lain,
sudah
Karangan
barang
argumentasi
tentu
merupakan
jenis
akhirnya
mempunyai
tujuan
untuk
meyakinkan dan membujuk pembaca tentang
karangan yang dapat membuat si pembacanya
pendapat yang diungkapkan oleh penulis.
merasa percaya dengan pendapat si penulisnya.
5. Komposisi Tulisan Argumentasi
Oleh karena itu, karangan argumentasi ini
Gorys Keraf (1985:104-107) mengemukakan
bersifat meyakinkan si pembaca agar apa yang
bahwa
ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk
argumen, ia harus mengumpulkan bahan-bahan
mempengaruhi si pembaca. Menurut Finoza
yang
(2008:243)
adalah
pengumpulan bahan-bahan untuk argumentasi itu
karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca
sendiri merupakan suatu latihan keahlian dan
agar menerima atau mengambil suatu doktrin,
keterampilan tersendiri, suatu latihan yang
sikap, dan tingkah laku tertentu. Sedangkan
intensif dan akurat bagaimana seseorang dapat
syarat
memperoleh
karangan
utama
argumentasi
untuk
menulis
karangan
sebelum
pengarang
diperlukan
mengemukakan
secukupnya.
informasi-informasi
Proses
yang
tepat
argumentasi adalah penulisnya harus terampil
untuk tiap objek atau persoalan. Bahan-bahan
dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.
tersebut
Kosasih (2003:27) turut mendefinisikan bahwa
argumentasi dengan komposisi sebagai berikut:
karangan argumentasi adalah karangan yang
a. Pendahuluan
bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran
Pendahuluan
sehinggap pembaca meyakini kebenaran itu.
kemudian
diolah
menjadi
merupakan
bagian
tulisan
penting
dalam sebuah tulisan. Penulis argumentasi harus
Karangan argumentasi disebut juga karangan
berusaha
menarik
perhatian
alasan. Untuk membuat karangan ini, penulis
memusatkan
terlebih
berbagai
argumen-argumen yang akan disampaikan, serta
persoalan yang terjadi. Setelah pengamatan
menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi
dilakukan timbullah sebuah opini atau pernyataan
itu
atas
tersebut.
dahulu
harus
pengamatannya
mengamati
tersebut.
Opini
yang
harus
perhatian
pembaca,
dikemukakan Hal
itu
dimunculkan tersebut harus berlandaskan pada
pendahuluan.
alasan-alasan yang logis dan rasional bahkan
b. Tubuh Argumen
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
pembaca
dalam
dikemukakan
kepada
kesempatan di
bagian
simki.unpkediri.ac.id || 7 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Seluruh proses penyusunan argumen terletak
menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh
pada kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah
materi yang dtugaskan oleh guru. Dengan
ia sanggup meyakinkan pembaca bahwa hal yang
demikian setiap siswa dalam kelompok harus
dikemukakannya itu benar, sehingga dengan
menguasai topik secara keseluruhan.
demikian konklusi yang disimpulkannya juga
Model pembelajaran ini sangat menarik untuk
benar.
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat
c. Kesimpulan atau Ringkasan
dibagi menjadi beberapa bagian dan materi
Bagian kesimpulan berisi tentang konklusi
tersebut tidak megharuskan urutan penyampaian.
yang tetap memelihara tujuan dan menyegarkan
Siswa-siswi bekerja sama untuk menyelelesaikan
kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah
tugas kooperatifnya dalam: (1) Belajar dan
dibaca. Pengarang tidak perlu mengemukakan
menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; (2)
topik mana yang dibahas dalam argumentasi.
Merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
Kesimpulan dalam karangan argumentasi berupa
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
sintesis dari tesis dan antitesis yang dikemukakan
7. Teknik Pengajaran Menulis Argumen-tasi
pada bagian isi tulisan.
dengan Fase Pembelajaran Model Jigsaw
6. Pengertian Model Jigsaw
Teknik menulis argumentasi dengan fase
Model pembelajaran jigsaw adalah (Model
pembelajaran model jigsaw dapat dilakukan
Tim Ahli) yang dikembangkan oleh Arosan,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Blaney,
a. siswa
Stephen,
Sikes,dan
Snapp.
Pada
dasarnya, model ini guru membagi satuan informasi
besar
menjadi
masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa;
komponen-
b. dalam suatu kelompok, tiap-tiap siswa diberi
komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru
bagian-bagian materi yang akan dibicarakan
membagi siswa ke dalam kelompok belajar
dan bertanggung jawab secara individu
koopertif
terhadap materi yang bersang-kutan;
sehingga
yang
dikelompokkan,
yang terdiri dari beberapa siswa setiap
siswa
bertanggung
jawab
c. tiap siswa yang mendapat bagian yang sama
terhadap penguasaan setiap komponen/ subtopik
berkumpul
yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
tersebut;
Siswa dari masing-masing kelompok yang
dan
mendiskusikan
materi
d. setelah diskusi tersebut, siswa kembali ke
bertangung jawab pada subtopik yang sama
kelompoknya
membentuk kelompok lagi yang terdiri dari tiga
menjelaskan,
atau empat siswa. Setelah itu siswa kembali ke
bagiannya kepada anggota kelompok yang
kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam
lain;
subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik lainnya, juga bertindak serupa
untuk dan
melaporkan,
mengajarkan
materi
e. dalam menyampaikan informasi, siswa bisa mengkritik
gagasan,
menyampaikan
sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 8 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
f.
pendirian, dan memperoleh informasi untuk
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,
memecahkan masalah dalam berinteraksi;
bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
siswa menuangkan hasil diskusi dalam
b. Pelaksanaan,
bentuk tulisan argumentasi.
Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu
C. Metode Penelitian
mengenakan tindakan di kelas. Hal yang harus
1. Subjek dan Setting Penelitian
diingat bahwa apa yang sudah dirumuskan dalam
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kosgoro Nganjuk yang
beralamat
di Jalan Wolter
rancangan harus ditaati dan berlaku wajar, membuat
modifikasi
Monginsidi No. 78 Nganjuk 64418, khususnya
menghindari kekakuan.
pada siswa kelas XI Akuntansi 2 tahun pelajaran
c. Pengamatan,
seperlunya
untuk
2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 22
Pengamatan dilaksanakan oleh pengamat atau
siswa yang keseluruhan perempuan. Kelas ini
peneliti. Pengamatan dilakukan pada guru yang
dipilih berdasarkan rekomendasi guru mata
melakukan tindakan di kelas dan kondisi siswa.
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang
Dari pengamatan ini akan diperoleh data untuk
bernama Erwan Wibowo, S.Pd., M. SI., yang
kemudian disikapi.
sekaligus sebagai guru kolaborator penelitian.
d. Refleksi.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui
Refleksi yang dimaksud di sini adalah
wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra
kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
Indonesia diketahui bahwa kemampuan menulis
sudah terjadi. Istilah refleksi sebetulnya lebih
argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 masih
tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah
rendah dibandingkan kelas XI yang lain. Secara
selesai
keseluruhan penelitian ini berlangsung dua bulan,
berhadapan dengan peneliti dan subjek peneliti.
yaitu bulan Februari sampai dengan Maret 2016.
3. Instrumen Pengumpulan Data
ini
tindakan,
kemudian
Instrumen penelitian terdiri dari instrumen
2. Prosedur Penelitian Penelitian
melakukan
menggunakan
Penelitian
pengumpulan data dan instrumen analisis data.
Tindakan Kelas (PTK). Secara garis besar, PTK
Pada hakikatnya instruman penelitian merupakan
dibagi ke dalam empat tahap yang meliputi tahap:
alat yang digunakan untuk memperolah data guna
a. Perencanaan,
memecahkan permasalahan yang terdapat dalam
Peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
penelitian
dan
mencapai
tujuan
penelitian.
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
Instrumen penelitian yang digunakan pada
tindakan tersebut dilakukan. Di sini pihak yang
penelitian ini yaitu lembar observasi, lembar
melakukan
sendiri,
wawancara, dokumentasi dan soal tes. Instrumen
sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
penelitian berupa lembar observasi, wawancara,
tindakan
adalah
guru
dan dokumentasi digunakan untuk mengetahui Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 9 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membuat wacana argumentasi. Instrumen penelitian
berupa
tes
digunakan
untuk
D. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kosgoro Nganjuk yang beralamat di Jalan Wolter
mengetahui taraf kemampuan siswa dalam
Monginsidi No. 78 Nganjuk
64418 mulai
membuat karangan argumentasi.
tanggal 10 Februari 2016 sampai dengan 17
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari
Maret 2016. Penelitian tersebut dilaksanakan satu
dua jenis instrumen, yaitu instrumen utama dan
kali prasiklus dan dua siklus yaitu, siklus pertama
instrumen penunjang. Instrumen utama dalam
dan siklus kedua.
penelitian
ini
instrumen
adalah
peneliti,
ini dimulai pada hari Rabu, tanggal 10 Februari
observasi,
2016 pada pukul 08.00 WIB dengan mendatangi
wawancara, dokumentasi, dan tes hasil karangan
SMK Kosgoro Nganjuk. Ada pun tujuannya
siswa.
untuk memohon ijin secara lisan dan tertulis
4. Teknik Analisis Data
kepada Kepala SMK Kosgoro Nganjuk untuk
dengan
berupa
Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian
hasil
pengamatan
penunjangnya
sedangkan
lembar
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan
melakukan
penelitian
dan
melakukan
metode analisis data dengan empat tahapan.
wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra
Tahapan analisis data tersebut antara lain: (1)
Indonesia kelas XI. Wawancara ini dilakukan
menelaah data terkumpul, (2) mereduksi data, (3)
untuk mengetahui kondisi secara umum kelas XI,
menyimpulkan, dan (4) memverifikasi. Pada
model
tahap reduksi, peneliti melakukan kegiatan
pembelajaran, kendala yang dihadapi oleh siswa,
menyeleksi,
dan
dan pembuatan kesepakatan jadwal penelitian.
menyederhanakan semua data yang diperoleh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas
Tahap
XI SMK Kosgoro Nganjuk diperoleh informasi
memfokuskan,
penyajian
data,
peneliti
menyusun
dan media
yang digunakan dalam
informasi secara deskriptif yang diperoleh dari
sebagai berikut:
hasil reduksi data sehingga peneliti dapat ditarik
a. siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro
kesimpulan
Nganjuk
tahun
perkembangan kemampuan siswa, kesulitan yang
berjumlah
22
dialami siswa serta hasil yang diperoleh sebagai
perempuan memiliki kemampuan yang rata-
akibat pemberian tindakan. Tahap penyimpulan
rata sama. Setiap kali pembelajaran bahasa
dan
Indonesia siswa kelas XI Akuntansi 2
data
tentang
proses
pembelajaran,
verifikasi dilakukan peneliti berdasarkan yang
yang
keseluruhan
cenderung lambat. Data yang diperoleh ini
tindakan
dapat digunakan sebagai acuan pembentukan
penerapan metode Jigsaw dalam pembelajaran
kelompok belajar siswa agar kondisi yang
menulis argumentasi.
ramai menjadi kelompok belajar yang aktif
akhir
dari
dan
siswa
2015/2016
merupakan
pengungkapan
disajikan
pelajaran
hasil
dan kreatif. Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 10 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri b. metode pembelajaran yang digunakan antara
Hari itu juga peneliti meminta dokumen nilai
lain: ceramah, pemberian contoh- contoh,
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sub
dan pemberian tugas.
bab menulis karangan argumentasi kepada guru
c. kendala yang dihadapi siswa yaitu kurangnya
kelas XI Akuntansi 2 untuk memperoleh
pemahaman konsep dan kesulitan dalam
awal
memahami materi ajar. Materi yang dipilih
tersebut
pada penelitian ini yaitu kemampuan menulis
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan
argumentasi.
metode Jigsaw.
d. kesepakatan penelitian dan pengambilan
setiap
siswa.
Data
awal
data siswa
dijadikan acuan skor awal sebelum
Hasil
penugasan
menulis
karangan
data dapat dilaksanakan mulai hari Rabu,
argumentasi siswa kelas XI Akuntansi 2 pada
17 Februari 2016 sampai hari Kamis, 17
fase prasiklus menunjukkan bahwa siswa yang
Maret 2016.
mencapai ketuntasan nilai (nilai ≥75) sebanyak 0
Hari itu juga peneliti langsung mengadakan
siswa atau sebesar 0% dari total 22 siswa.
observasi di kelas XI Akuntansi 2 dalam kegiatan
Sisanya sejumlah 22 siswa atau sebesar 100%
belajar mengajar. Observasi dilakukan untuk
dari total 22 siswa belum mencapai ketuntasan
mengetahui cara guru memberikan materi dan
nilai (nilai <75). Kelemahan yang ditemukan
aktivitas
siswa
observasi
dalam
pembelajaran.
Hasil
pada siswa dalam menulis argumentasi tahap
kegiatan
belajar
prasiklus adalah siswa kurang memaparkan
menunjukkan
mengajar (KBM) sebagai berikut:
kelogisan alasan, kecukupan bukti penunjang,
a. model pembelajaran masih berpusat pada
ketepatan penulisan ejaan, dan siswa cenderung
guru sedangkan siswa hanya mendengarkan
menulis paragraf persuasif yang di akhir kalimat
materi
guru.
terdapat kalimat ajakan untuk melakukan sesuatu.
Aktivitas siswa dalam kelas yaitu masih
Selanjutnya dilakukan wawancara dengan
pelajaran
kurang
yang
memperhatikan
diberikan penjelasan
guru,
guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI
mengobrol dan bermain dengan dengan
diperoleh
bahwa
guru
mengajar
dengan
teman sebangku,
menggunakan model pembelajaran konvensional.
b. guru hanya memberikan penjelasan secara
Ketika pembelajaran, siswa cenderung pasif dan
garis besar. Dilanjutkan dengan memberikan
hanya bersifat penerima informasi. Jadi, dapat
contoh
disimpulkan
paragraf
argumentasi
dan
memberikan tugas latihan. c. saat
guru
menerangkan
menggunakan siswa
hanya
mendengarkan dan tidak mencatat, d. dalam
menulis
terfokus,
argumentasi
proses model
pembelajaran pembelajaran
masih yang
berpusat pada guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang karena pembelajaran
siswa tidak
masih didominasi oleh guru. Setelah mendapat
kelas, dan sering mencontek
data prasiklus, selanjutnya pembuatan RPP dan
pekerjaan teman. Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 11 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri soal yang dilakukan secara bersama antara guru
diri untuk mengemukakan gagasan, pendapat,
kelas sebagai kolaborator dengan peneliti.
dan perasaannya lalu menuangkan dalam tulisan argumentasi. Hasil analisis wawancara dengan guru kelas menunjukkan bahwa guru merasa mudah dalam melakukan pembelajaran dengan metode Jigsaw
1. Siklus I Hasil pada siklus I menunjukkan bahwa siswa
tanpa harus selalu ceramah. Guru semakin mudah
yang mencapai ketuntasan nilai (nilai ≥75)
dalam mengendalikan keramaian siswa menjadi
sebanyak 14 siswa sebesar 64% dari total siswa
diskusi dengan teman sebaya yang efektif.
22 siswa. Sisanya sebanyak 8 siswa sebesar 36%
Berdasarkan
analisis
hasil
dari 22 siswa belum mencapai ketuntasan (nilai
wawancara
dapat
disimpulkan
<70). Hasil tersebut lebih baik dibandingkan
pelaksanaan siklus I dalam upaya meningkatkan
dengan hasil pada tahap prasiklus, sehingga
aktivitas siswa sudah menunjukkan hasil yang
keterampilan menulis argumentasi pada siklus I
baik. Namun, hasil tersebut belum memuaskan
dapat dikatakan meningkat. Namun, penelitian di
karena ketuntasan hasil belajar siswa masih
siklus I ini tidak berhasil atau belum tuntas
berada di bawah standart ketuntasan minimum
karena belum mencapai standar keberhasilan
yang sudah direncanakan.
observasi
dan bahwa
secara klasikal. Hasil tersebut masuk dalam
Akhir dari hasil kegiatan siklus I ini dapat
kategori nilai cukup dan tingkat keberhasilan
digarisbawahi bahwa keaktifan belajar mengajar
tidak berhasil. Aspek penilaian yang masih
dengan
kurang
yaitu,
meningkat namun hasilnya masih belum optimal.
kelogisan alasan, kecukupan bukti penunjang,
Oleh karena itu perlu diadakan suatu tindakan
dan ejaan. Aspek tersebut masih banyak siswa
perbaikan dan penyempurnaan yang mengacu
yang medapat skor di bawah standar ketuntasan
pada kekurangan yang terjadi dan hal-hal lain
minimum.
yang belum terlaksana pada siklus I sehingga
dalam
Oleh
menulis
sebab
argumentasi
itu,
perlu
adanya
perbaikan dengan melaksanakan tindakan pada
metode
Jigsaw
dapat
dikatakan
diharapkan hasilnya akan lebih optimal.
siklus II. Wawancara juga dilakukan dengan salah satu
2. Siklus II
siwa yang bernama Yuyun Windarti. Menurut
Hasil pada siklus II menunjukkan bahwa
Yuyun, dia menyukai pembelajaran dengan
siswa yang mencapai ketuntasan nilai (nilai ≥75)
metode Jigsaw, karena dapat berdiskusi dengan
sebanyak 19 siswa sebesar 86% dari total siswa
teman sebayanya. Metode Jigsaw mengasah
22 siswa. Sisanya sebanyak 3 siswa sebesar 14%
keterampilan berdiskusi siswa karena adanya
dari 22 siswa belum mencapai ketuntasan (nilai
bimbingan sesama teman yang memberikan
<70). Hal ini berarti nilai keterampilan menulis
pemahaman mendalam sehingga siswa percaya
argumentasi pada siklus II sudah mengalami
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 12 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri peningkatan dari pada siklus I. Oleh sebab itu
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
bisa dikatakan penelitian pada siklus II ini sudah
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
mencapai standart ketuntasan minimal klasikal,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
sehingga tidak perlu dilaksanakan perbaikan lagi.
a. kemampuan menulis argumentasi siswa kelas
Pembelajaran siklus II yang telah dilakukan
XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk
sudah sesuai dengan standar ketuntasan yang
tahun
pengajaran
2015/2016
telah direncanakan. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan
ketuntasan belajar pada siklus II menunjukkan
kooperatif tipe jigsaw masih rendah. Hal ini
bahwa siswa yang tuntas secara perorangan
dibuktikan pada tahap prasiklus bahwa siswa
sejumlah 19 siswa dan siswa yang tidak tuntas
yang mendapat nilai ≥ 75 (tuntas) sebanyak 0
secara perorangan sebanyak 3 siswa. Persentase
siswa (0%), sedangkan siswa yang mendapat
ketuntasan hasil belajar melalui metode Jigsaw
nilai <75 (tidak tuntas) sebanyak 32 siswa
pada siklus II sebesar 86%. Peningkatan tersebut
(100%).;
model
sebelum
pembelajaran
terjadi karena hasil tulisan siswa sudah dapat
b. kemampuan menulis argumentasi siswa kelas
menunjukkan bukti penunjang dan organisasi
XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk
karangan dengan baik walaupun masih ada
tahun
beberapa siswa kurang. Suasana pembelajaran di
menggunakan
kelas juga semakin kondusif dan aktif sesuai
kooperatif tipe jigsaw semakin meningkat.
dengan rencana yang telah dibuat. Keaktifan guru
Hal ini dibuktikan pada siklus I siswa yang
semakin tampak dibandingkan siklus I dengan
mendapat nilai ≥ 75 (tuntas) sebanyak 14
persentase sebesar 96%. Tingkat keaktifan siswa
siswa (64%) dan yang belum mencapai
juga semakin merata bila dibandingkan dengan
ketuntasan hasil belajar berkurang menjadi 8
pembelajaran siklus I. Sesuai dengan kriteria
siswa
keberhasilan, persentase tersebut dikatakan sudah
peningkatan, siswa yang mendapat nilai ≥
mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu
75(tuntas)
86%.
sedangkan yang belum mencapai ketuntasan
Begitu
juga
proses
pembelajaran
menggunakan metode Jigsaw semakin meningkat dengan persentase 91%. Berdasarkan data di atas, persentase
observasi
sudah
maksimal
dan
pengajaran
(36%).
2015/2016
model
Pada
sebanyak
pembelajaran
siklus 19
sesudah
II
siswa
terjadi (86%),
sebanyak 3 siswa (14%).; c. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat berpengaruh
terhadap
peningkatan
ketuntasan belajar sudah memenuhi standar
kemampuan menulis argumentasi siswa kelas
ketuntasan
XI Akuntansi 2 SMK Kosgoro Nganjuk
klasikal,
maka
dihentikan.
penelitian
dapat
tahun pengajaran 2015/2016.
E. Simpulan
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 13 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri DAFTAR PUSTAKA
Pangesti Wiedarti, 2005. Menuju Budaya Menulis
Akhadiah, Sabarti. 2001. Pembinaan Kemampuan
Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Menulis
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Analisis Kalimat.
Erlangga.
Singaraja: Refika Aditama
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.
Bandung:
Rineka
Pendidikan Setyawati, N. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa.
Cipta. Atmazaki.
PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Kiat-kiat
2006.
Mengarang
dan
Menyunting. Padang: Citra Darma
Surakarta: Yuma Pustaka Suparno dan Yunus. 2002. Keterampilan
Atmowiloto, A. 1987. Mengarang itu Gampang.
Dasar Menulis. Jakarta: Penerbit
Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Universitas Terbuka.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan
Suprijono,
Agus.
Cooperative
2012.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Learning:
Teori
dan
Aplikasi
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
PAIKEM.
Yogyakarta:
Pustaka
BSNP.
Pelajar.
Budinuryanto J., Kasurijanto, Imam Kurmen. 1997.
Suroso.
2009.
Penelitian
Tindakan
Kelas:
Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui
Jakarta : Universitas Terbuka.
Classroom Action Research. Yogyakarta :
Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja
Pararaton.
Grafindo Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai
Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks. Harefa, A. 2002. Agar Menulis-Mengarang bisa Gampang. Jakarta: PT Gramedia. Hernowo.
2005.
Mengikat
Makna
Sehari-hari.
Bandung: MLC Bandung. Keraf, Gorys. 2006. Komposisi. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Marahimin, Ismail. 2005. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Penelitian
Keterampilan
Berbahasa.
Bandung
:
Angkasa Tim Penulis Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depdikbud. Tim Penulis STKIP BIM. 2010. Materi Pokok Belajar Pembelajaran. Surabaya : STKIP Bina Insan Mandiri. Universitas Nusantara PGRI Kediri.2015. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Kediri: LPPM UN PGRI Kediri. UU Sisdikas No. 20 Tahun 2003. Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pendidikan dengan Studi Kasus. Jogjakarta : Gava Media.
Defita Utari | 11.1.01.07.0027 FKIP – PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 14 ||