ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS TAHUN 2015
MENINGKATKAN HASIL PROSES PEMBELAJARAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI KOLABORASI MODEL STAD DAN SAINTIFIK PADA KELAS 3 SDN 1 STAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh : (TRIYANTA, S.Pd., MM) NIP. 19661218 198911 1 001
Pembimbing : Dr. Yaya Jakaria, M.Si, MM Ir.Hendarman, M.Sc.PhD
Dibiayai Oleh : Pusat Penelitian dan Kebijakan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 STAGEN KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015
i
MENINGKATKAN HASIL PROSES PEMBELAJARAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI KOLABORASI MODEL STAD DAN SAINTIFIK PADA KELAS 3 SDN 1 STAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh : Triyanta, S.Pd., MM
A. Pendahuluan Konsep bangun datar merupakan ruang lingkup pembelajaran matematika kelas 3 SD yang merupakan salah satu peranan penting dalam pendidikan. Penerapan cara kerja pembelajaran matematika dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik. Target capaian dalam tindakan kegiatan pembelajaran konsep bangun datar kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015 adalah peserta didik memiliki progres respon dan kreatifitas peserta didik kondusif, terjadi interaksi yang produktif terhadap proses kegiatan pembelajaran, hal ini diamati dari lima penjuru dari kiri kanan depan belakang serta tengah di kelas 3 SDN 1 Stagen, pembentukan kreatifitas ditunjukkan perubahan tingkah laku positif dalam kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran serta hasil pembelajaran peserta didik secara individul mencapai 65 dan hasil belajar peserta didik secara klasikal yaitu mencapai diatas 85% dari jumlah peserta didik yang mencapai nilai 65 sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Realita kondisi awal terjadi kesenjangan target dan realita, antara lain berikut: 1. Target respon dalam kegiatan belajar mengajar tinggi yaitu peserta didik memiliki progres respon kondusif yaitu terjadi interaksi yang produktif terhadap proses kegiatan pembelajaran diamati dari lima pengamatan terhadap peserta didik dari kiri kanan depan belakang serta tengah di kelas 3 SDN 1 Stagen, realita dari pengamatan lima penjuru adalah rendah hal ini dilihat pada saat pengamatan di lima penjuru (pojok kanan depan, kiri depan, pojok kanan belakang, kiri belakang, dan tengah kelas) solusi
1
adalah meningkatkan respon dengan tindakan STAD dan pendekatan Saintifik. 2. Target pembentukan kreatifitas peserta didik yang kondusif yang ditunjukkan perubahan tingkah laku positif dalam kegiatan pembelajaran, realita adalah rendah hal ini dilihat pada saat pengamatan di lima penjuru (pojok kanan depan, kiri depan, pojok kanan belakang, kiri belakang, dan tengah kelas) solusiadalah meningkatkan kreatifitas dengan tindakan STAD dan pendekatan Saintifik. 3. Target hasil pembelajaran adalah peserta didik secara individul mencapai 65 dan hasil belajar peserta didik secara klasikal yaitu mencapai diatas 85% jumlah peserta didik yang mencapai nilai 65 sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM), realita Hasil pengolahan data hasil penilaian setelah mengikuti pembelajaran dari 28 peserta didik yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 14 orang laki-laki, ternyata yang mencapai KKM adalah 15 orang dengan presentasi 53,57 % dengan rincian responsif gender sebagai berikut: terdiri dari 9 perempuan dengan presentasi 32,14 %, dan 6 laki-laki dengan presentasi 21,43 %. Sedangkan yang tidak tuntas ada 13 orang dengan presentasi 46,42 % dengan responsif gender sebagai berikut : terdiri dari 5 orang perempuan dengan presentasi 17,86 % , dan 8 orang laki-laki dengan presentasi 28,57 %., maka solusinya adalah mengubah model pembelajaran yang meningkatkan respon dan kreatifitas serta realistik yang mampu mempengaruhi hasil pembelajaran yaiti model STAD dan pendekatan Saintifik. Ketika hasil pengamatan dan hasil penilaian pada kondisi awal tidak mencapai target maka tindakan kelas dalam bentuk penelitian “Kolaborasi model STAD dan Saitifik” menjadi penting sebagai solusi mengatasi penyebab tidak tercapainya target yakni : 1). Perbedaan tingkat pemahaman peserta didik dalam memahami konsep bangun datar heterogen; 2). Guru masih memperlakukan peserta didik yang tingkat pemahaman, latar belakang sosial budaya yang berbeda dengan perlakuan yang sama; 3). Rendahnya
2
respon, kreatifitas peserta didik disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat dari guru. Berdasar identifikasi dan pilihan pemecahan masalah tersebut di atas maka rumusan masalah dibatasi dengan rumusan sebagai berikut : 1. Apakah melalui kolaborasi model STAD dan Saintifik dapat meningkatkan respon peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar pada peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahu Pelajaran 2014/2015? 2. Apakah melalui kolaborasi model STAD dan Saintifik dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar pada peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahu Pelajaran 2014/2015? 3. Apakah melalui kolaborasi model STAD dan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menerapkan konsep bangun datar pada peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahun Pelajaran 2014/2015? Tahapan siklus proses KBM penelitian ini adalah input materi bangun datar yang dikemas dalam KBM Kolaborasi Model STAD dan Saintifik, sehingga memberikan pengalaman 5M dalam rangka mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan sehingga
menghasilkan output materi
melalui proses ilmiah. Pilihan tindakan tersebut untuk mencapai tujuan peningkatan respon dan kreatifitas serta hasil belajar
serta peningkatan tindakan guru. Prosses
kegiatan pembelajaran ini menjadi penting dan bermakna karena pertama : peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran secara sederhana sesuai dengan karakteristik peserta didik seusia kelas 3 SD yakni belajar sambil bermain serta dapat ditindaklanjuti: Kedua peserta didik menjadi subyek belajar melalui pengalaman 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan
dalam
rangka
pencarian,
penemuan
serta
pengalaman dalam proses pembelajaran sesuai dengan standar proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfermasi terhadap kajian materi konsep bangun datar secara realistik dan konseptual sesuai dengan permasalahan keseharian dan karakteristik peserta didik usia kelas 3 sekolah dasar.
3
Penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan meningkatkan respon, kreatifitas dan hasil proses pembelajaran peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen dalam kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar konsep bangun datar melalui Kolaborasi model STAD dan Saintifik, hal ini menjadi penting dalam peningkatan respon, kreatifitas dan hasil pembelajaran dan dapat dilakukan dan ditindak lanjuti bagi peserta didik itu sendiri sehingga pembelajarn ini menjadi bermakna.
B. Kerangka Konsep / Teori 1. Kompetensi Bangun Datar Kelas 3 SD Kata kunci konsep bangun datar kelas 3 SD yang dipelajari adalah keliling, luas, persegi dan persegi panjang, sedangkan ruang lingkup konsep bangun datar di kelas 3 SD adalah keliling dan luas persegi dan persegi panjang yang mempelajari keliling pesegi dan persegi panjang, luas persegi dan persegi panjang, dan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang. Keliling persegi dan persegi panjang meliputi menghitung keliling persegi panjang, menghitung keliling persegi, menggambar dan membuat persegi dan persegi panjang dengan keliling tertentu. Fajariah (2008: 174-175).berpandapat : “Keliling persegi dan persegi panjang meliputi menghitung keliling persegi panjang, menghitung keliling persegi, menggambar dan membuat persegi dan persegi panjang dengan keliling tertentu. Luas persegi dan persegi panjang meliputi menghitung luas persegi panjang, menghitung luas persegi. Sedangkang masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang meliputi menghitung luas bangun datar yang tidak teratur, membandingkan dan mengurutkan luas berbagai bangun persegi dan persegi panjang, Menaksir luas daerah beberapa bangun datar, menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang”. Keliling persegi panjang merupakan jumlah dari keempat sisinya. Keliling persegi panjang dapat dihitung dengan satuan tak baku dan satuan baku.
4
Peneliti menyajikan konsep keliling dengan kepedulian peserta didik dan warga sekolah terhadap lingkungan supaya terjaga kebersihan dan keindahan serta terhindar dari kerusakan lingkungan.
2. Student Teams Achievement Division (STAD) Model Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model strategi pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil heterogen yaitu berdasarkan kemampuan akademis berbeda, jenis kelamin dan suku yang berbeda. Guru mengawali pembelajaran pembelajaran dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, kegiatan kelompok, pelaksanaan kuis, dan penghargaan kelompok, hal ini sejalan dengan pendapat Chotimah dalam Chotimah 2009: 7-9) mengatakan : “Gagasan utama strategi pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yakni memotivasi dan membantu peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Jika peserta didik ingin memperoleh penghargaan kelompok, maka peserta didik dalam setiap kelompok harus membantu peserta didik lain untuk mempelajari materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Peserta didik dalam kelompok yang sama diharapkan beruhaha memperoleh skor terbaik diantara skor anggota kelompok yang lain.. Kelebihan Model STAD adalah bahwa model ini cukup sederhana; Seluruh peserta didik menjadi lebih siap; Melatih kerjasama peserta didik lebih baik,sedangkan kekuarangannya adalah jika semua anggota kelompok mengalami kesulitan maka tidak diketahui oleh guru; Guru kesulitan membedakan peserta didik yang kesulitan mempelajari topik pembelajaran maupun yang tidak”. 3. Saintifik Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan Saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan Saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan. Untuk dapat disebut
5
ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada buktibukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran
yang
spesifik.
Metode
ilmiah
memuat
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2014:1920). Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati;
menanya;
mengumpulkan
informasi/eksperimen;
mengasosiasikan/mengolah informasi; dan mengkomunikasikan.
4. Respon dan Kreatif Peserta Didik Anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, tidak diragukan lagi dalam hal keberanian. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Anak usia SD, memiliki tenggang rasa dan kerjasama yang tinggi, bahkan diantara mereka yang menampakkan tingkah laku mendekati anak remaja (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, 2014: 160). Budimansyah dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan) menyebutkan bahwa pembelajaran aktif dinilai memang dapat (1) menciptakan ketertarikan bagi peserta didik (creating excitement in the classroom), (2) memberikan kesempatan untuk dapat berfikir dan bekerja (getting students to tink and work) (Budimansyah, 2009 : 7). Hendarman dalam bukunya “Revolusi Mental Pengawas Sekolah” mengatakan “Manusia kreatif ternyata tidak dilahirkan di dalam masyarakat tanpa budaya kreatif. Dalam bukunya “Pengembangan kreatifitas dan Enterpreneurship dalam Pendidikan Nasional” argumentasi Tilaar (2012), yaitu bahwa di dalam masyarakat dengan budaya kreatif berarti para anggotanya mempunyai kesempatan untuk berfikir kreatif
6
yang di sebut “out of the box” dan keluar dari budaya nyaman atau “comfort zone” (Hendarman : 100) Junh berpendapat “Jika ada sesuatu yang akan kita ubah dalam diri seseorang anak, kita harus meneliti dan melihat apakah yang ingin kita ubah itu akan lebih baik bila diubah dalam diri kita sendiri” (Amstrong, 2007 : 56)
B. Kerangka Berfikir Dalam suatu kajian Standar Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa standar akan meningkatkan pencapaian dengan cara mendifinisikan dengan jelas apa yang harus diajarkan dan kinerja apa yang diharapkan. Teori yang mendasarinya adalah bahwa harapan yang lebih tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Isi pelajaran yang mendasari gerakan standar nasional adalah menetapkan standar yang jelas tentang apa yang harus dipelajari peserta didik, mengevaluasi peningkatan peserta didik, serta membuat peserta didik dan guru bertanggungjawab atas hasilnya (Partin, 2009 : 17). Peserta didik akan mampu meningkatkan hasil belajar apabila ada kontibusi segenap pihak dalam pembelajaran di kelas yaitu guru dan antar peserta didik itu sendiri dalam kelompok yang heterogen dalam prestasinya serta peserta didik harus memiliki kemampuan konsep matematika secara bermakna, kontintu dan berkesinambungan. Tanggung jawab belajar berada pada diri peserta didik, tetapi guru bertanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Ada tiga pilar pokok untuk suatu profesi yaitu pengetahuan, keahlian dan persiapan akdemik (Danin, 2002 : 22). Atas dasar kajian teori diatas maka kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik menjadi pilihan tindakan meningkatkan respon, kreatifitas dan hasil belajar konsep bangun datar. Tahapan konseptual tindakan pembelajaran seperti gambar berikut :
7
Tahapan Siklus Proses KBM Kolaborasi STAD dan Saintifik Model STAD
Kolaborasi STAD & Saintifik
Input Materi
Pendekatan Saintifik
Pengalaman 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikas ikan) bagi peserta didik
Output Materi
Gambar 1.Konseptual kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik Hipotesis Berdasar kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis pada penelitian tindakan kelas ini adalah jika kolaborasi model STAD dan pendekatan Saintifik dilakukan secara benar dan kontinu, maka hasil dan proses kreatifitas peserta didik pada konsep bangun datar meningkat.
C. Metodologi Penelitian dilaksanakan 2 siklus di kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah populasi 28 orang terdiri 14 putra dan 14 putri. Penggalian dan analisa data terdiri tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan /verivikasi. Hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:
8
Hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:
D. Temuan Aksi pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis 4 Mei 2015. Aksi tindakan mengikuti alur perencanaan yang telah disepakati sesuai hasil diskusi perencanaan sebelumnya. Peneliti melakukan persiapan tindakan selama ±15 sebelum tindakan dimulai. Hal yang disiapkan adalah keberadaan alat dan bahan dan sumber belajar yang diperlukan seperti LCD, laptop, kertas koran edisi lama yang sudah berukuran 1m x 1m dan ukuran 30 cm x 30 cm, meteran ukuran 1 meter dan rol meter, paku pancang, dan tali rafia, gunting dan lem. Peserta didik berjalan tepat diatas rafia pembatas yang berbentuk persegi mulai dari titik sudut yang ditentukan sampai tepat pada titik sudut tersebut, peserta didik lainnya mengukur dengan rol meter pada sisi yang dilewati temannya, sedangkan teman yang lain menyebutkan panjang setiap sisi dan jumlah keempat sisinya. Setelah diukur dengan alat ukur rol meter diperoleh hasil 12m. Peserta didik diajak mengamati daerah atau area pergi tersebut yang biasa disebut dengan luas persegi tersebut. Sebelum menentukan luas daerah persegi yang dibatasi rafia tersebut guru memberikan penjelasan tentang satuan meter persegi yang disediakan sebelumnya oleh peneliti yaitu koran edisi lama yang didesain persegi dengan ukuran setiap sisinya 1 meter persegi dari koran yang disebut satuan meter persegi, dalam kegiatan ini peserta didik menutupi area atau daerah persegi yang dibatasi rafia yang berukuran setiap sisinya 3 meter,
9
secara bergantian yang dipandu peneliti. Peserta didik mentukan hasil pengamatan dan percobaan menutupi daerah tersebut ternyata koran yang diperlukan untuk menutupi daerah yang dibatasi rafia tersebut adalah 9 (sembilan) koran yang setiap koran tersebut berukuran 1 meter persegi, sehingga diambil kesepakatan bersama bahwa luas daerah yang dibatasi rafi tersebut adalah 9 meter persegi dituliskan 9 m2. Kegiatan tersebut dilakukan secara berulang dengan persegi panjang ukuran sisi yang berbeda. Kegiatan out door class diakhiri dengan menyampaikan tiga upaya lingkungan bersih yaitu “Jangan menyampah, mari memungut sampah, dan menempatkan sampah pada tempat dan fungsinya, selanjutnya peserta didik melakukan memungut sampah dan menempatkan sampah pada tempatnya. Peserta didik masuk ke ruang kelas kembali. Di ruang kelas peserta didik duduk berkelompok dan mengerjakan tugas kelompok, saat menjalankan tugas kelompok masing-masing peserta didik bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya, bagi peserta didik yang sudah terdahulu memahami dan tahu memberi penjelasan kepada peserta didik yang belum jelas, begitu pula sebaliknya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Setiap kelompok yang benar mendapat reword atau apreasiasi dari peneliti. Peserta didik mengerjakan kuis/soal individual, saat mengerjakan soal individual peserta didik tidak boleh lagi bertanya kepada teman lainnya. Ketika peserta didik diberi tugas kelompok yang dikerjakan bersamasama kebersamaan sudah mulai tampak, sudah terjadi kepedulian sesama teman yang heterogen saling membantu terhadap peserta didik, yang tahu memberi yang belum tahu, namun belum maksimal, hal ini terlihat masih ada sebagian peserta didik yang belum tahu tidak mau bertanya. Hasil penilaian kognitif dari setiap siklus terjadi peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari perbandingan persentase penguasaan peserta didik terhadap setiap indikator pada siklus pertama dan siklus kedua disajikan Tabel berikut :
10
Tabel 6 Penguasaan peserta didik terhadap setiap indikator dengan peserta tes 28 orang Siklus Pertama
No. Soal
Siklus Kedua
∑ Benar
%
∑ Benar
%
1
25
89,29
27
96,43
2
22
78,57
27
96,43
3
19
67,86
5
17,86
4
23
82,14
21
75,00
5
19
67,86
18
64,29
6
18
64,29
20
71,43
7
17
60,71
18
64,29
8
21
75,00
24
85,71
9
18
64,29
21
75,00
10
8
28,57
23
82,14
Selanjutnya penguasaan peserta didik terhadap setiap indikator tes seperti pada gambar di bawah ini:
100 80 60
Siklus Pertama
40
Siklus Kedua
20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 6 Penguasaan setiap indikator pembelajaran per siklus Perbandingan rata-rata nilai
peserta
didik setiap siklus
dapat
dideskripsikan bahwa pada siklus pertama dari 28 peserta didik yang mengikuti tes dengan jumlah soal 10 (sepuluh) soal, rata-rata nilai peserta didik adalah 67,5 sedangkan pada siklus kedua terjadi peningkatan nlai rata11
rata, yakni dari 28 peserta didik yang mengikuti tes dengan 10 (sepuluh) soal yang mirip dengan siklus pertama, diperoleh rata-rata 78,6. Dari hasil nilai tugas individual itu, diketahui bahwa ketuntasan belajar peserta didik sebagian besar mampu mengerjakan dengan maksimal, indikasi ini terlihat pada pada tabel di bawah ini : Selanjutnya perkembangan ketuntasan dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua tergambar pada tabel dan gambar di bawah ini : Tabel 9. Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua Responsif Gender No
Ketuntasan
∑ PD 1
2
Siklus
Kondisi Awal %
Pertama ∑ PD
%
Siklus Kedua ∑ PD
Ket
%
Peserta Didik Tuntas
Peserta
Laki-laki
6
21,43
9
32,14
13
46,43
didik
Perempuan
9
32,14
11
39,29
11
39,26
tuntas
Jumlah
15
53,57
20
71,43
24
85,71
meningk at
Peserta Didik Tidak Tuntas Laki-laki
8
28,57
5
71,71
1
3,57
Perempuan
5
17,86
3
10,71
3
10,71
Jumlah
13
59,09
8
28,57
4
14,29
28
100
28
100
28
100
Total Jml
Catatan : PD = Peserta didik Secara jelas tingkat perkembangan persiklus dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Peserta didik laki-laki tuntas Peserta didik laki-laki tidak tuntas Peserta didik perempuan tuntas Kondisi Awal
Kondisi Siklus Pertama
Kondisi Siklus Kedua
Peserta didik perempuan tidak tuntas
Gambar 8. Perkembangan ketuntasan kelas dari kondisi awal, siklus pertama dan kedua pertama responsif gender
12
Hasil pengamatan terhadap proses dalam kegiatan KBM dititikberatkan pada respon peserta didik dengan menggunakan kolaborasi model STAD dan Saintifik terutama memunculkan 5M (mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan). Peserta didik memberikan respon positif terhadap pembelajaran konsep bangun datar dengan menggunkan kolaborasi model STAD dan Saintifik, terdapat 7 (tujuh) orang termasuk dalam kategori sangat baik, dengan presentase mencapai 25, 00 %, 16 (enam belas) orang termasuk dalam kategori baik dengan persentase mencapai 57,14 %, dan 3 (tiga) orang dalam kategori cukup dengan persentase 10,71 % , serta hanya terdapat 2 orang kategori cukup dengan presentase 7,14 %. Kreatifitas peserta didik terhadap pembelajarn konsep bangun datar menggunakan kolaborasi model STAD dan Saintifik baik. Terdapat 9 orang dengan kategori sangant baik dengan presentase 32,14 %, 13 orang dalam kategori baik dengan presentase 46,43 %, dan ada 5 orang dalam kategori sedang dengan presentase 17,86, dan 1 orang dalam kategori kurang dengan presentase 3,57 %.
E. Kesimpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa : a. Penerapan kolaborasi model STAD dan Saintifik konsep bangun datar dapat meningkatkan respon positif peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015. b. Meningkatkan kreatifitas peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015. c. Meningkathan ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015.
Dengan demikian perbaikan pembelajaran konsep bangun datar dengan mengggunakan kolaborasi model STAD dan Saintifik pada yang
13
dilakukan dua siklus berhasil meningkatkan respon dan kreatifitas serta hasil belajar peserta didik kelas 3 SDN 1 Stagen tahun pelajaran 2014/2015.
2.
Saran Setelah memperhatikan proses dan kesimpulan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : a. Sebaiknya penerapan kolaborasi model STAD dan Saintifik pada konsep bangun datar ini diupayakan membangun kebersamaan dalam keberagaman atau heterogenitas agar tidak terpuruk dalam perbedaan sekalipun perbedaan dalam tingkat pemahaman. b. Sebaiknya penerapan kolaborasi model STAD dan Saintifik jangan hanya digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar saja, tetapi lebih dari itu yaitu meningkatkan respon dan kreatifitas peserta didik. c. Sebaiknya pengelompokan peserta didik jangan terkumpul secara homogen atau yang pandai terkempul yang pandai atau yang lamban terkumpul lamban, karena akan menambah keterpurukan dan ketertinggalan dalam perbedaan. d. Perlu adanya tindak lanjut untuk mengadakan penelitian sejenis dengan konsep materi yang lainnya.
F. Daftar Pustaka Amstrong. 2004. Awakening Your Child’s Natural Genius. Interaksara Batam Centre Budimansyah, dkk. 2008. PAKEM. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PT Genesindo Chotimah. 2009. Strategi-Strategi Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Surya Pena Gemilang Danim. 2002. Inovasi Pendidikan. Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. CV Pustaka Setia. Bandung Fajariyah. 2008. Cerdas Berhitung. Matematika. Untuk SD/MI Kelas 3. Penerbit CV. Grahadi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
14
Fathurrohman dan Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Rafika Mediatama. Bandung Hendarman. 2015. Revolusi Mental Pengawas Sekolah. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). 2014. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Divisi Penelitian dan Pengembangan, Banjarbaru Mukhtar dan Yamin. 2007. Sepuluh Kiat Sukses Mengajar di Kelas. PT Nimas Multima. Jakarta Partin. 2009. Kiat Nyaman Mengajar di dalam Kelas. PT Macanan Jaya Cemerlang Silberman. 1996. Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta Slavin. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. PT Macanan Jaya Cemerlang Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Aditya Media. Yogyakarta Universitas Lambung Mankurat. 2012. Paradigma Jurnal Pendidikan MIPA. Banjarmasin
15
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 STAGEN Jalan PT.Inhutani II Stagen, Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru Kode Pos .72151
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL PTK Kep. 423.6/15 /SD-013/2015
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : H. Miswan S.,S.Pd, MM NIP : 196706061988041002 Pangkat/ Golongan : Pembina / IV/a Jabatan : Kepala Sekolah Unit Kerja : SDN 1 Stagen Menyatakan bahwa sesungguhnya artikel PTK berjudul :
“Meningkatkan Hasil Proses Pembelajaran Konsep Bangun Datar Melalui Kolaborasi Model STAD dan Saintifik pada Kelas 3 SDN 1 Stagen Tahun Pelajaran 2014/2015” Adalah benar karya asli dari : Nama : Triyanta, S.Pd, MM NIP : 196612181989111001 Pangkat /Golongan : Pembina / IV/a Unit Kerja : SDN 1 Stagen Pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Kotabaru, 2 Nopember 2015
16