BAHAN BIMBINGAN SOSIAL BERSUMBER AJARAN AṢṬABRATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SEKOLAH MENENGAH ATAS
ARTIKEL ILMIAH
Oleh : NANIK SARIYANI K3109053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
BAHAN BIMBINGAN SOSIAL BERSUMBER AJARAN AṢṬABRATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SEKOLAH MENENGAH ATAS
Nanik Sariyani dan Sutarno Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP UNS ABSTRACT Nanik Sariyani. THE DEVELOPMENT OF SOCIAL GUIDANCE MATERIAL ORIGINATING FROM AṢṬABRATA AS TO IMPROVE LEADERSHIP ABILITY OF STUDENT ORGANIZATION MANAGEMENT OF SENIOR SECONDARY SCHOOL. Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2013. The objectives of this research are to generate social guidance material originating from Aṣṭabrata as to improve leadership ability of student organization management of Senior Secondary Schools in the form of guidance module and to test the effectiveness of the module. This Research and Development adapted the R&D concept claimed by Borg and Gall. A series of research and development activities included preliminary study, development plan arrangement, initial product development, expert judgment, initial product improvement to generate , expert judgment, improvement of Product I to generate Product II, limited field test to the management of student organization management, generating final product, and final product effectiveness test. The subjects of the research were experts of Guidance and Counseling, teachers of Guidance and Counseling of SMAN 1 Baturetno, and student organization management of SMAN 1 Baturetno. The data of the research were those to measure the product feasibility and effectiveness.They were gathered through in-depth interview, scoring sheet, and questionnaire. The scoring sheet was validated through expert judgment. The data were analyzed by using the percentage of product feasibility level through the application of four intervals. The product effectiveness test used one group pretest-posttest design method. This method was used to investigate the changes in the subjects of the research prior to and following the treatment. The result of the pretest and posttest was analyzed by using the paired sample t test. The results of the research are as follows: The average score is 74.64% so that the initial product is expressed good and adequately feasible to be used. The average score of the expert judgment test for Product I is 83.33% indicating that it is very good and feasible to be used, and that of the limited field test for Product II is 83%, signifying that it is also very good and feasible to be used. The value of tcount of pretest-posttest is 9.602, and that of ttable of pretest-posttest is 1.699. Based on the hypothesis verification, there is a difference of leadership ability of the student organization management prior to and following the treatment as indicated by the value of tcount > that of ttable (0.000, at the significance level < 0.05) Based on the results of the research, conclusions are drawn as follows: (1) the product of the research, namely: social guidance material has fulfilled the product feasibility requirements and has been feasible to be used, and (2) the effectiveness test shows that the social guidance material originating from Aṣṭabrata is effective to improve the leadership ability of student organization management. Keywords: Development, social guidance material, Aṣṭabrata, leadership, and student organization management.
A. PENDAHULUAN Kepemimpinan
selalu
seseorang mampu menarik dan mem-
berkaitan dengan jabatan. Kepemimpin-
percayai orang lain untuk bergabung
an erat kaitannya dengan tujuan individu
dalam
memimpin
self-
Seorang pemimpin juga memiliki ciri
leadership, sebab setiap pribadi adalah
khas tersendiri yang dipengaruhi oleh
pemimpin (Kadarusman,2011). Penjelas-
lingkungannya termasuk juga budaya.
diri
tidak
sendiri
atau
mewujudkan
sebuah
tujuan.
an tersebut dapat dimaknai bahwa
Menurut beberapa penelitian, ke-
manusia hendaknya meningkatkan ke-
pemimpinan dipengaruhi oleh perbedaan
mampuan kepemimpinan dalam diri
budaya.
Ancok
sehingga
kegiatan
The
dapat
diterima
dalam
(26/7/2010) First
dalam
International
lingkungan sosialnya. Seseorang yang
Conference of Indigenous and Cultural
mampu memimpin dirinya sendiri maka
Psychology, di Gedung University Club
akan lebih mudah memimpin orang lain,
UGM mengatakan bahwa saat ini banyak
hal
model kepemimpinan yang berasal dari
tersebut
adalah
dasar
menjadi
seorang pemimpin.
luar negeri diterapkan di Indonesia.
Menurut Elmore (2010 : 131)
Model kepemimpinan dari luar negeri
”ada empat warna dasar seorang pe-
tentu saja belum tentu cocok dengan
mimpin yang menjadikannya kepemim-
akar budaya Indonesia. Pernyataan ter-
pinan sehat dan efektif yaitu, karakter,
sebut
perspektif, keberanian dan kemurahan
Indonesia memiliki model kepemim-
hati”. Pengertiannya bahwa karakter
pinan sendiri yang berasal dari budaya
yang kuat akan membuat seseorang
masing-masing daerah yang lebih cocok
mampu mendapat kepercayaan, dihargai
untuk
dan mampu mempengaruhi orang lain.
pemimpinan salah satunya dari budaya
Perspektif akan membuat seseorang
Jawa.
mampu untuk melihat dan memahami
dipengaruhi oleh karakteristik budaya
apa yang harus dilakukan untuk meraih
khususnya budaya Jawa Tengah adalah
sebuah tujuan. Keberanian membuat
Ajaran Aṣṭabrata yang terdapat dalam
seseorang mampu untuk memprakarsai
cerita pewayangan atau lebih sering
sebuah rencana dan bersedia mengambil
disebut sebagai ajaran kejawen.
resiko demi mewujudkan sebuah tujuan. Kemurahan
hati
akan
membuat
menegas-kan
peningkatan
Contoh
Sebelum
bahwa
bangsa
kemampuan
kepemimpinan
membahas
ke-
yang
tentang
Ajaran Aṣṭabrata, akan dibahas terlebih
dahulu mengenai kebudayaan Jawa atau
diri
biasa disebut kejawen. Menurut Niels
meningkatkan kemampuan kepemimpin-
Mulder (dalam Sujamto, 1993) kejawen
an. Menurut Ki Siswoharsojo (dalam
bukanlah suatu kategori keagamaan,
Susetya,2007:16) mengatakan”Aṣṭabrata
tetapi menunjukkan kepada suatu etika
atau Hasthabrata adalah suatu pedoman
dan gaya hidup yang diilhami oleh
yang hendaknya dijadikan jatidiri dan
pemikiran javanisme untuk mengatasi
tercermin dalam kehidupan sehari-hari”.
perbedaan
tersebut
Penjelasan ter-sebut menegaskan bahwa
menunjukkan bahwa kejawen merupa-
jiwa kepemim-pinan memang harus di-
kan
hidup
tingkatkan dalam setiap diri individu
pemikiran orang Jawa dan disebut
bukan hanya bagi mereka yang men-
sebagai
duduki suatu jabatan.
agama.
suatu
etika
suatu
Hal
dan
gaya
kebudayaan
Jawa.
individu
tentang
pentingnya
Pemikiran orang Jawa sangat sarat akan
Manteb Sudarsono dkk (2001)
nilai-nilai biasanya tercermin dalam tari-
menyebutkan bahwa isi ajaran tersebut
tarian, gendhing, tembang, serta petuah-
menggariskan delapan asas kepemimpin-
petuah dalam pewayangan.
an yang digambarkan melalui delapan
Dunia
pewayangan
memiliki
tokoh dewa atau juga dilambangkan oleh
cerita yang beragam dan kompleks.
delapan
unsur
Berbagai model perangai manusia, budi
Pratala
pekerti, dan ajaran-ajaran kehidupan
Candra
dapat di jumpai di dalamnya. Salah
Kartika atau watak Bintang, Hyang Bayu
satunya
Aṣṭabrata.
atau watak Angin, Hyang Himando atau
Bahasa
watak Awan/Mendung, Hyang Brama
Sansekerta yaitu kata Aṣṭa (dibaca
atau watak Api, Hyang Baruna atau
Astha) berarti delapan dan brata yang
watak Samudera, Hyang Surya atau
berarti laku atau jalan (cara) merupakan
watak Matahari (dalam Hadiluwih dan
leadership power berupa delapan sifat
Subanindra, 2010). Delapan unsur alam
dasar yang harus dimiliki oleh seseorang
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
baik itu pemimpin organisasi maupun
1. Hyang Surya atau watak Matahari
pemimpin bagi dirinya sendiri. Aṣṭabrata
Matahari dalam bahasa jawa
itu sendiri merupakan personifikasi dari
disebut surya padanan kata lain dari
delapan kekuatan unsur alam yang pada
matahari
fokusnya adalah penyadaran bagi setiap
bagaspati,
Aṣṭabrata
adalah
Ajaran
berasal
dari
alam
yaitu;
Hyang
atau
watak
Bumi,
Hyang
atau
watak
Bulan,
Hyang
adalah
baskara,
diwangkara,
pratanggakara,
surya,
bagaskara,
pratanggapati, prabangkara,
raditya, dan radite. Matahari mempunyai
sampai ke lubang-lubang sekecil apapun.
sifat panas, berfungsi sebagai pemberi
Seseorang yang berwatak angin ialah
sarana kehidupan, dan menerangi dunia
dapat bertindak secara bijaksana, berlaku
secara adil. Seseorang harus berperilaku
adil dan teliti dalam mengambil suatu
seperti matahari yang dapat memberikan
keputusan yang sesuai dengan keadaan
semangat orang disekitarnya, adil dan
sekelilingnya.
ikhlas dalam menjalankan kewajiban.
5. Hyang
2. Hyang Candra atau watak Bulan
badra,
sitengsu,
sitaresmi,
atau
watak
Mendung
Bulan dalam bahasa jawa adalah candra,
Himando
Watak mendung sering juga disebut
sebagai
watak
langit
atau
sasadhara, sasi, soma, lek, wulan, kirana,
angkasa. Padanan kata untuk angkasa
basanta, itakara, tasadara, tasing, dan
adalah
purnama. Bulan berwujud indah serta
dirgantara, jumantara, ambara, wiyati,
menerangi kegelapan. Seseorang harus
wiyat,
berperilaku seperti bulan yaitu memberi
bomantara. Saat di langit mendung,
penerangan maupun membimbing bagi
memang
orang lain, bersikap ramah dan membuat
angker, akan tetapi bila telah turun
orang disekitarnya merasa nyaman.
menjadi
3. Hyang Kartika atau watak Bintang
menyuburkan tanah-tanah yang gersang.
Bintang
tawang,
gegana,
tampak
hujan
antariksa,
akasa,
menakutkan
dapat
dan
dan
bermanfaat
beberapa
Diharapkan dengan memahami watak
padanan kata dalam Bahasa Jawa antara
angkasa ini seseorang selain memiliki
lain
wibawa
lintang,
memiliki
awang-awang,
kartika,
sasa,
sudama,
juga
dapat
memberikan
taranggana, dan tasa. Bintang mempunyai
pengayoman, kesejukan, dan manfaatan
bentuk yang manis serta dapat menjadi
bagi orang lain.
pedoman bagi mereka yang kehilangan
6. Hyang Brama atau watak Api
arah. Dalam hal ini seseorang hendaknya
Api memiliki beberapa padanan
dapat menjadi teladan dan orang lain
kata antara lain agni, geni, bahni, dahana,
dalam bertindak dan bertutur kata.
brama, pawaka, dan latu. Watak api
4. Hyang Bayu atau watak Angin
mempunyai sifat teguh serta dapat
Padanan kata angin antara lain bayu,
maruta,
pracandha,
samirana,
prahara,
sindhung,
pancawora,
dan
aliwawar.Angin bersifat mengisi ruangan
kosong dan bertiup ke semua arah
membakar apa saja. Seseorang yang memiliki watak ini harus dapat bertindak adil, mempunyai prinsip, disiplin, dan tegas dalam bertindak.
7. Hyang
Baruna
atau
watak
Baruna, dan Hyang Brama (Hendri, 2008). Ajaran Aṣṭabrata tersebut diterap-
Samudera Samudera memiliki padanan kata
kan oleh Sultan Pajang untuk me-
sagara, saganten, tasik, arwana, udadi,
ningkatkan kewibawaannya pada rakyat
udati, waudati, samodra, jaladri,dan
Mataram.
jalanidi. Watak samudera bersifat luas
Pada awalnya memang Aṣṭabrata
dan mampu menampung segala jenis isi.
terkait dengan ajaran kepemimpinan
Seseorang harus memiliki wawasan yang
yang disimbolkan pada watak delapan
luas serta sanggup menerima segala
dewa, namun pada perkembangannya
macam persoalan seperti menerima saran
watak dewa diganti oleh watak unsur
dan kritik dari orang lain
alam. Dalam jurnal Aktualisasi Etika
8. Hyang Pratala atau watak Bumi
Kepemimpinan Jawa dalam Aṣṭabrata,
Watak bumi juga sering disebut
Suratno
(2009)
mengatakan
bahwa
watak lemah, kisma, butala, buntala,
budayawan Jawa memilih menampilkan
bantala, pratiwi, kiswa, keswa, dan siti.
figur pemimpin dalam sifat benda alam
Watak ini memiliki sifat suci, sentosa
yakni matahari, bulan, bintang, angin,
serta menjadi pijakan hidup. Meskipun
angkasa, api, samudra dan bumi karena
terus digali dan dikuras isinya, bumi
dianggap lebih bijak.
senantiasa rela, tanpa menuntut balik.
unsur awal telah bergeser jauh dari
Dalam
harus
watak dewa-dewa namun pergantian
mempunyai sifat jujur, berbudi luhur
simbolisasi tersebut sudah dirasa sejajar
serta mau memberi anugerah kepada
oleh para budayawan, hal tersebut
siapa yang berjasa atau berbuat baik.
dilakukan agar Ajaran Aṣṭabrata lebih
hal
ini
seseorang
Meski antara
Ajaran Aṣṭabrata juga terdapat
bisa diterima masyarakat luas tanpa
dalam Kitab Nitisruti yang merupakan
mencampurkannya dengan unsur agama.
kawruh luhur warisan Mataram yang
Peningkatkan kemampuan kepe-
disisipkan dalam tembang mocopat.
mimpinan bersumber Ajaran Aṣṭabrata
Ajaran
tidak
adalah dengan menguatkan karakter dari
dilambangkan dengan unsur alam, akan
setiap individu terlebih dahulu. Terlepas
tetapi dilambangkan dengan dewa. Isi
dia memegang suatu jabatan atau tidak,
Ajaran Aṣṭabrata adalah meneladani sifat
setiap individu hendaknya meningkatkan
yang dimiliki oleh Hyang Indra, Hyang
kemampuan kepemimpinannya. Salah
Yama, Hyang Surya, Hyang Candra,
satu caranya dengan mempelajari dan
Aṣṭabrata
tersebut
Hyang Bayu, Hyang Kuwera, Hyang
memahami inti dari Ajaran Aṣṭabrata.
individu memberontak terhadap aturan
Kepemimpinan yang bersumber pada
yang ada. Kenyataanya masih ada
Ajaran
pengurus
Aṣṭabrata
mampu
membuat
OSIS
yang
mengabaikan
individu dihargai apabila berhadapan
bagaimana menjadi sosok pemimpin
dengan orang lain. Semua inti Ajaran
yang ideal. Contoh kasus masih ada
Aṣṭabrata adalah meningkatkan karakter
pengurus OSIS yang melakukan pe-
individu sebelum akhirnya dia terjun ke
langgaran misalnya membawa henphon
masyarakat yang lebih luas.
dengan alasan dia adalah pengurus
Dari paparan tentang Ajaran
OSIS,
menyuruh-nyuruh
orang
lain
Aṣṭabrata di atas maka dapat diketahui
sedangkan dia tidak bekerja, berlaga
bahwa sosok pemimpin yang ideal
berkuasa dan merasa paling benar. Hal
adalah seseorang yang memiliki sifat
tersebut merupakan memberi contoh
adil,
yang tidak benar bagi siswa lain.
menyenangkan
orang
lain
di
sekeliling-nya, menepati janji, bijaksana,
OSIS merupakan organisasi yang
mampu melindungi orang lain, disiplin,
berada
mampu menyesuaikan diri, dan memiliki
kegiatan siswa. Organisasi diartikan se-
kasih sayang kepada siapa saja. Sosok
bagai suatu sistem kerja sama sejumlah
pemimpin ideal yang tersebut harus
orang untuk mencapai suatu tujuan.
dimiliki oleh setiap pengurus OSIS.
Kegiatan di dalam organisasi adalah
Pengurus
sekolah
dan
mewadahi
sekolah me-
kegiatan yang berproses, sehingga dapat
dalam
tahap
berkembang dan berubah. Disamping itu
perkembangan remaja. Menurut Anna
organisasi juga memiliki pengertian
Freud (dalam Yusuf S., 2004) masa
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
remaja juga dikenal dengan masa strom
atau kerja sama sejumlah orang untuk
and stress dimana terjadi pergolakan
mencapai tujuan tertentu. Pada ke-
emosi yang diiringi pertumbuhan fisik
nyataannya setiap organisasi memerlu-
yang pesat dan psikis yang bervariasi.
kan seseorang untuk menempati posisi
Masa remaja merupakan masa untuk
sebagai
mencari
orangnya
nengah
atas
jati
OSIS
di
masuk
diri.
Individu
ingin
pemimpin.”Pemimpin dan
adalah
kepemimpinan
mendapat pengakuan tentang apa yang
(leadership)
dapat ia hasilkan bagi orang lain.
(Nawawi dan Hadari, 2006:9). Terkait
Perubahan dalam hal psikis yang paling
hal
menonjol
diartikan sebagai
adalah
lebih
seringnya
tersebut
adalah
kegiatannya”
kepemimpinan
dapat
kemampuan men-
dorong sejumlah orang agar bekerja
Maksud
sama dalam melaksanakan kegiatan-
bahan belajar yang disusun di dalam
kegiatan
pada tujuan
modul dapat dipelajari siswa secara
bersama. Kemampuan kepemimpinan
mandiri dengan bantuan yang terbatas
perlu ditingkatkan tidak hanya saat
dari guru atau orang lain. Bahan
menjadi ketua dalam suatu organisasi
bimbingan yang berupa bacaan dirasa
tetapi pada diri individu tersebut agar
efektif
tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
pengurus OSIS yang pada dasarnya
yang terarah
pengertian
karena
tersebut
sasarannya
bahwa
adalah
Salah satu upaya yang dapat
masuk pada usia remaja dan cenderung
dilakukan untuk meningkatkan kemam-
suka membaca. Mereka akan tertarik
puan kepemimpinan bersumber pada
terhadap hal-hal yang unik dan baru bagi
Ajaran
Aṣṭabrata
adalah
melalui
mereka. Bahan bimbingan sosial akan
diskusi.
Sekolah
lebih mudah dipahami karena mereka
menjadi sumber utama informasi dan
memiliki ketertarikan terhadap hal yang
tempat
mereka lakukan yaitu kepemimpi-nan.
komunikasi
dan
berdiskusi
tentang
Ajaran
Aṣṭabrata yang dapat digunakan sebagai
Pemberian
bahan
bimbingan
sosial
sumber bacaan untuk meningkat-kan
bersumber
Ajaran
Aṣṭabrata
untuk
kemampuan
Sumber
Meningkatkan Kemampuan Kepemimpi-
informasi tentang peningkatan kemam-
nan (AAMKK) bagi setiap pengurus
puan kepemimpinan dapat diperoleh
OSIS membuat mereka belajar secara
dengan menyediakan bahan bimbingan
mandiri. Guru BK dapat mengadakan
sosial. Bahan bimbingan sosial berupa
tindak
semua materi yang menunjang pem-
keefektifan pemberian layanan informasi
berian layanan BK, salah satunya berupa
dengan bahan bimbingan sosial tersebut.
sumber bacaan dalam bentuk bahan
Tindak lanjut dapat dilakukan tanpa ada
bimbingan. Bahan bimbingan sosial
jam khusus, karena dengan terbukanya
tersebut
nantinya
modul.
sarana komunikasi tentang AAMKK
Winkel
berpendapat
bahwa
”modul
maka pengurus OSIS akan terdorong
program
belajar
untuk bertanya dan mencari informasi
mengajar yang terkecil, yang dipelajari
tentang bagian-bagian yang tidak mereka
oleh siswa sendiri secara perseorangan
pahami dengan mendatangi Guru BK.
merupakan
kepemimpinan.
satuan
berbentuk
atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri/ self-instructional” (2009:472).
lanjut
Dari
untuk
paparan
di
mengetahui
atas
dapat
ditegaskan, untuk meningkatkan kemam-
puan kepemimpinan pengurus OSIS
pengembangan bahan bimbingan sosial
sekolah menengah atas dibutuhkan suatu
bersumber pada Ajaran Aṣṭabrata untuk
bahan
informasi
meningkatkan kemampuan kepemimpin-
tersebut berupa bahan bimbingan sosial,
an pengurus OSIS sekolah menengah
dengan anggapan bahwa kurangnya pe-
atas, bahwa Ajaran Aṣṭabrata sebagai
mahaman tentang peningkatan kemam-
sumber tunggal pengembangan masih
puan kepemimpinan disebabkan karena
terbatas pengembangannya atau belum
kurangnya informasi menjadi pemimpin
banyak dikaji. Keterbatasan lainnya
yang ideal. Oleh sebab itu diperlukan
adalah penelitian dan pengembangan ini
pengem-bangan inovatif melalui bahan
menghasilkan bahan bimbingan sosial
bimbingan yang menarik dan mudah
yang
dipahami oleh penggunanya. Bahan
pengurus
bimbingan
digunakan oleh semua peserta didik.
informasi.
Bahan
tersebut
adalah
Bahan
Bimbingan Sosial Bersumber Ajaran
hanya
bisa
OSIS
digunakan saja,
oleh
tidak
bisa
B. METODE PENELITIAN
Aṣṭabrata untuk Meningkatkan Kemam-
Metode yang digunakan adalah
puan Kepemimpinan Pengurus OSIS
penelitian dan pengembangan (R&D).
Sekolah Menengah Atas.
Research
Ada dua asumsi dasar yang
and
Development
(R&D)
adalah suatu metode penelitian yang
menjadi landasan untuk menentukan
secara
pengembangan bahan bimbingan sosial
menekankan produk yang berguna atau
bersumber
bermanfaat
Ajaran
Aṣṭabrata
untuk
sengaja,
dalam
sistematis.
berbagai
R&D
bentuk
meningkatkan kemampuan kepemimpin-
perluasan dan inovasi dari bentuk yang
an pengurus OSIS sekolah menengah
sudah ada.
atas. Pertama, nilai-nilai budaya jawa
Prosedur penelitian dan pengem-
yang terkandung dalam Ajaran Aṣṭabrata
bangan pada dasarnya terdiri dari dua
memiliki muatan yang bermanfaat untuk
tujuan utama, yaitu mengembangkan
meningkatkan kemampuan kepemimpin-
produk dan menguji keefektifan produk
an. Kedua,
dalam.
pengurus OSIS
individu-individu
yang
adalah
Prosedur
penelitian
dan
memerlukan
pengembangan ini mengadaptasi konsep
kemampuan kepemimpinan dalam men-
dari Borg dan Gall. Prosedur penelitian
jalankan tugas-tugasnya. Keterbatasan
dan pengembangan dapat dilihat pada
pengembangan dalam penelitian dan
gambar berikut:
Mulai
Pendahuluan
Perencanaan
-. Penelitian untuk mengetahui kebutuhan akan pengembangan bahan bimbingan sosial -. Perencanaan isi materi bahan bimbingan sosial bersumber Ajaran Aṣṭabrata untuk Meningkatkan kemampuan kepemimpinan Pengurus OSIS SMA
Pengembangan Produk Awal
-. Produk awal bahan bimbingan sosial berupa modul
Uji Ahli
-. Uji Ahli dilakukan oleh dua dosen pembimbing
Perbaikan Produk Awal
Produk I
Uji Praktisi
Perbaikan Produk I
Produk II
Uji Lapangan Terbatas
Hasil Akhir Produk
Uji Keefektifan Produk
Gambar 1 Model Penelitian dan Pengembangan Bahan Bimbingan Sosial Bersumber Ajaran Aṣṭabrata untuk Meningkatkan Kemampuan Kepemimpinan Pengurus OSIS Sekolah Menengah Atas.
1. Studi Pendahuluan Tujuan
studi
pendahuluan
a. Sumber informasi tentang kepemim-
adalah mendapatkan data yang tepat
pinan berbentuk bahan bimbingan
tentang
sosial
kebutuhan
bahan
bimbingan
pengembangan sosial
bersumber
b. Bahan bimbingan sosial yang di-
Ajaran Aṣṭabrata berdasarkan nilai-nilai
hasilkan bersumber pada Ajaran
budaya Jawa. Studi pendahuluan terdiri
Aṣṭabrata.
dari studi lapangan dan studi literatur.
c. Bahan bimbingan sosial yang diha-
Penelitian ini dilakukan di satu sekolah
silkan digunakan untuk meningkat-
menengah
kan
atas
yaitu
SMA
N
1
kemampuan
kepemimpinan
Baturetno dengan subyek penelitian
pengurus OSIS sekolah menengah
Guru BK dan pengurus OSIS. Penelitian
atas.
dilaksanakan
pada
tahun
ajaran
d. Bahan
bimbingan
sosial
yang
2012/2013.
dihasilkan dapat dijadikan buku
2. Rencana Pengembangan
pegangan dan dipelajari sendiri oleh
Rencana pengembangan dibuat terlebih dahulu agar penelitian dan pengembangan yang dilakukan sesuai dengan target Rencana-rencana
pengurus OSIS karena sudah ada petunjuk cara menggunakannya. 4. Uji Ahli
yang ingin dicapai.
dari
pengembangan
berupa
produk awal tersebut terlebih dahulu
perumusan tujuan serta menentukan isi
dilakukan uji ahli yang melibatkan 2
susunan
orang ahli dalam bidang Bimbingan dan
bahan
tersebut
Hasil
bimbingan
beserta
persiapan uji ahli, uji coba pada skala
Konseling.
kecil dan expert judgement.
bertujuan untuk menilai produk awal
3. Pengembangan Produk Awal
yang
Tujuan
dari
Uji
dirancang
ahli
produk
sehingga
awal
dapat
pengembangan
diketahui kelemahan dan kekuatannya
produk awal adalah mengetahui bentuk
(Sugiyono : 2010). Dalam uji ahli ini,
awal produk. Produk awal tersebut
ahli akan menilai kelayakan produk
selanjutnya akan di uji tentang kelayak-
awal dan memberikan kritik serta saran
annya oleh ahli. Spesifikasi produk
bagi perbaikan awal yang nantinya
yang dikembangkan dan mem-bedakan
menjadi produk I sebelum diuji cobakan
dengan bahan bimbingan sosial lainnya
pada praktisi. Aspek yang harus diuji
adalah sebagai berikut:
oleh ahli adalah dari segi bentuk
meliputi
perwajahan
dan
struktur
9. Hasil Akhir Produk
modul. Aspek selanjutnya adalah dari
Pada penilaian uji ahli, uji
keruntutan isi dan aspek ketiga yang
praktisi dan uji lapangan terbatas pada
diuji oleh ahli adalah dari petunjuk cara
produk analisis datanya menggunakan
penggunaan meliputi kemudahan untuk
form penilaian yang telah tervalidasi.
dipahami dan penggunaan bahasa.
Form penilaian dianggap valid apabila
5. Perbaikan Produk Awal
expert judgement menyatakan valid.
Pada uji ahli akan diketahui
Form penilaian menggunakan rentang
kelemahan dan kekuatannya dari produk
nilai 1-4, yaitu :
awal. Hasil perbaikan produk awal akan
a. Angka 1 memiliki arti kurang sekali
menghasilkan produk I.
b. Angka 2 memiliki arti kurang
6. Uji Praktisi
c. Angka 3 memiliki arti baik
Tujuan dari uji praktisi adalah
d. Angka 4 memiliki arti baik sekali
untuk mengetahui kebermanfaatan dan
Data kuantitatif diperoleh dari
kemenarikan produk I yang telah dibuat.
hasil angket berupa persentase kelayak-
Subyek
praktisi
an/kesesuaian bahan bimbingan sosial
selanjutnya memberikan evaluasi dan
yang dikembangkan, sedangkan data
saran guna perbaikan pada produk I
kualitatif diperoleh dari tanggapan atau
yang telah dibuat.
saran dari setiap uji coba produk
7. Perbaikan Produk I
terhadap media bimbingan sosial yang
coba
dalam
uji
Kritik dan saran dari uji praktisi
dikembangkan.
Menurut
Ediyanto
digunakan untuk memperbaiki produk I.
(2009) rumus yang digunakan untuk
Hasil revisi produk I yaitu produk II
pengolahan data pada setiap uji coba
digunakan
produk
dalam
uji
coba
dalam
lapangan terbatas pada pengurus OSIS. 8. Uji Lapangan Terbatas Tujuan dari uji lapangan terbatas adalah untuk mengetahui ketertarikan subyek terhadap bahan bimbingan yang dibuat. Mekanisme uji lapangan terbatas dilakukan dengan simulasi pemakaian bahan bimbingan berdasar cara penggunaannya
P
adalah
sebagai
berikut:
skor
jawaban
∑ ∑
Keterangan : P = Persentase. ∑ =Jumlah
total
responden. ∑
= Jumlah total skor ideal Untuk menentukan kesimpulan
yang telah dicapai dari setiap uji coba
produk maka ditetapkan kriteria sebagai
dua sampel berpasangan atau disebut
berikut :
Paired sample test. Tujuan untuk
Tabel 1. Interval Kelayakan Produk
menguji dua sampel yang berpasangan
Nilai
Keterangan
apakah keduanya mempunyai rata-rata
80%-100%
4, berarti Baik Sekali (SB)
yang berbeda atau tidak. Uji t dua
60%-79%
3, berarti Baik (B)
sampel berpasangan digunakan untuk
50%-59%
2, berarti Kurang (K)
menguji sebuah sampel dengan subyek
<50%
1, berarti Kurang Sekali (KS)
Dari interval di atas maka ditetapkan
nilai
kelayakan
produk
yang sama tapi mendapat perlakuan yang
berbeda
Perlakuannya
(Santoso,
adalah
tes
2012). sebelum
minimal dengan kategori B “Baik”.
mendapat treatment dan tes sesudah
Apabila hasil skor penilaian berada
mendapat treatment.
dalam rentang 60%-79% maka produk dengan bentuk modul Bahan Bimbingan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama ini belum ada
Sosial Bersumber Ajaran Aṣṭabrata
peningkatan kemampuan kepemimpinan
dinyatakan baik sehingga layak untuk
pada
digunakan.
menengah atas yang dilakukan secara
10. Uji Efektifitas Produk
terjadwal.
pengurus
OSIS
Kegiatan
di
sekolah
peningkatan
Uji efektifitas dalam penelitian
kepemimpinan baru sebatas kepelatihan
ini menggunakan metode one group
dasar kepemimpinan pada awal masuk
pretest-posttest
kepengurusan. Secara rinci pembahas-
design.
Cynthia
(2002:80) menjelaskan ”in a one group
an dapat di-jelaskan sebagai berikut :
pretest/ posttest design, begin with
1. Hasil Studi Pendahuluan
review of the baseline data, conduct the
Pada tahap pendahuluan dilaku-
profram, and re-collect data to see if it
kan studi lapangan dan studi literatur.
is deferent from original baseline
Studi
measures”. Hal tersebut menunjukkan
wawancara pada guru Bimbingan dan
bahwa metode one group pretest-
Konseling untuk mengungkap kebutuh-
posttest
an akan pengembangan bahan bimbing-
design
digunakan
karena
peneliti ingin mengetahui perubahan subyek antara sebelum dan sesudah dilakukan treatment.
lapangan
dilakukan
dengan
an sosial bagi pengurus OSIS. Studi literatur dilakukan dengan mencari penelitian sebelumnya yang
Hasil dari pretest dan posttest
relevan tentang kepemimpinan ber-
kemudian dianalisis menggunakan uji t
sumber Ajaran Astabrata. Studi literatur
dilakukan untuk mengumpulkan temuan
Intra Sekolah, kepemimpinan secara
riset dan informasi yang bersangkutan
umum dan kepemimpinan bersumber
dengan pengembangan produk yang
Ajaran
direncanakan, sehingga dapat memberi-
disusun sebagai produk awal.
kan penjelasan lebih lengkap tentang
3. Hasil Uji Coba Produk
pentingnya
pemberian
Astabrata.
Materi
tersebut
informasi
Uji coba produk dilakukan tiga
peningkatan kemampuan kepemimpinan
tahap yang pertama uji ahli, dilakukan
bagi pengurus OSIS di sekolah.
oleh dua dosen pembimbing. Uji coba
Hasil studi lapangan dan studi
kedua adalah uji praktisi yang dilakukan
literatur tersebut menjadi acuan dalam
oleh guru BK. Ketiga uji lapangan ter-
pengembangan produk. Dari hasil studi
batas yaitu dilakukan oleh pengurus
pendahuluan dapat disimpulkan bahwa
OSIS
bahan
bimbingan.
bimbingan
sosial
bersumber
Ajaran Astabrata untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS sekolah menengah atas sangat dibutuhkan. 2. Hasil
pengguna
bahan
Analisis hasil uji produk
digunakan rumus P
∑ ∑
Hasil perhitungan dari rumus di atas digunakan untuk menentukan kelayakan produk.
Pengembangan
Produk
Awal
a. Hasil Uji Ahli Berdasarkan hasil uji ahli yang
Penyusunan rencana pengembangan memuat informasi tentang kepemimpinan
berdasarkan
Ajaran
Astabrata secara runtut. Bahan bimbingan sosial tersebut berbentuk modul agar pengurus sendiri.
sebagai
OSIS
dapat
Penyajian
mempelajari
materi
disajikan
dalam beberapa bagian. Setiap bagian terdapat tujuan yang hendak dicapai dari setiap pembahasan, sedangkan di akhir pembahasan dikerjakan
terdapat dan
latihan
rangkuman
untuk materi.
Materi terbagi menjadi tiga bab yaitu pembahasan tentang Organisasi Siswa
dilakukan oleh ahli I dan ahli II maka dilakukan
perubahan
pada
bagian-
bagian yang masih perlu perbaikan. Perbaikan produk awal berdasarkan pada masukan yang telah diberikan pada uji ahli. Penambahan contoh kongkrit pada bagian konsep menjadikan produk awal menjadi lebih mudah dipahami. Dari form penilaian, ahli I didapat nilai 76,43 % dan ahli II didapat nilai 72,85%. Rata-rata penilaian adalah 74,64 %. Hasil rata-rata kemudian dicocokkan
dengan
tabel
interval
kelayakan produk. Kesimpulan uji ahli
bahan
bimbingan
kepemimpinan
sosial
tentang
bersumber
Ajaran
c. Hasil Uji Lapangan Terbatas Pada
produk
II
kemudian
Astabrata untuk pengurus OSIS sekolah
dilakukan penilaian kepada pengurus
menengah atas sebagai
OSIS sebagai pengguna. Dari sepuluh
dinyatakan
baik
produk awal
dan
cukup
layak
pengurus
OSIS
yang
melakukan
digunakan. Hasil perbaikan produk awal
penilaian dengan form penilaian didapat
ini menjadi produk I.
nilai rata-rata 83%. Nilai tersebut
b. Hasil Uji Praktisi
berada pada kategori sangat baik/layak
Berdasarkan hasil uji praktisi
untuk
digunakan.
Maka
dapat
pada guru Bimbingan dan Konseling di
disimpulkan bahwa bahan bimbingan
SMA
maka
sosial tentang kepemimpinan bersumber
bagian-
Ajaran Astabrata untuk pengurus OSIS
bagian yang kurang sesuai. Perbaikan
sekolah menengah atas sebagai produk
produk I berdasarkan pada masukan
II dinyatakan sangat baik dan layak
yang telah diberikan. Perbaikan pada
digunakan, sehingga produk II telah
tampilan fisik dan kelengkapan fisik
menjadi produk akhir.
pada
4. Hasil Akhir Produk
Negeri
dilakukan
1
Baturetno,
perubahan
produk
I
pada
dilakukan
untuk
memenuhi kebutuhan di lapangan. Hasil
Pada tahap ini, sudah tidak ada
dari form penilaian didapat nilai pada
revisi lagi maka produk akhir yang
uji praktisi I 83,57%, uji praktisi II
dihasilkan berupa bahan bimbingan
87,85% dan uji praktisi III 78,57%. Dari
sosial tentang kepemimpinan bersumber
uji praktisi tersebut didapat nilai rata-
Ajaran Astabrata untuk pengurus OSIS
rata 83,33 %. Prosentase tersebut pada
sekolah menengah atas telah tervalidasi
kategori
untuk
dan dikatakan layak sebagai bahan
digunakan. Kesimpulan hasil uji praktisi
bimbingan sosial. Produk akhir inilah
bahan
sangat
baik/layak
bimbingan
kepemimpinan
sosial
tentang
yang nantinya akan diuji cobakan
bersumber
Ajaran
terhadap
pengurus
OSIS
untuk
keefektifiannya.
Secara
Astabrata untuk pengurus OSIS sekolah
mengetahui
menengah atas sebagai
garis besar isi produk akhir adalah:
produk I
dinyatakan sangat baik dan layak
Bahan Bimbingan I
digunakan. Hasil perbaikan produk I ini
Judul : Organisasi Siswa Intra Sekolah
selanjutnya menjadi produk II.
Tujuan : Setelah mempelajari materi
kepemimpinan. Kepemimpinan merupa-
pada bahan bimbingan I, pengurus OSIS
kan kemampuan untuk mengajak orang
dapat:
lain
-. Menjelaskan pengertian dan fungsi
semangat dan tanpa paksaan. Seorang
OSIS
pemimpin hendaknya memiliki sikap
-.
Menerangkan
syarat
dan
tugas
melaksanakan
tugas
dengan
adil, bertanggungjawab, ramah, dapat
sebagai pengurus OSIS
menjadi panutan, disiplin, memiliki
Materi inti : OSIS merupakan organisasi
penyesuaian
kesiswaan yang berada di sekolah.
menghargai orang lain.
Sebagai
Bahan Bimbingan III
sebuah
memiliki
organisasi
OSIS
sebagai
tempat
fungsi
Judul
:
diri
yang
baik
Kepemimpinan
dan
Bersumber
kreativitas, memotivasi, dan mencegah
Ajaran Astabrata
dari kegiatan negatif yang dilakukan
Tujuan : Setelah mempelajari materi
oleh siswa. Untuk menjadi pengurus
pada bahan bimbingan III, pengurus
OSIS dibutuhkan syarat tertentu, sebab
OSIS dapat:
pengurus OSIS memiliki tugas dan
-. Mengartikan dan menjelaskan inti
tanggung jawab yang harus dilakukan
setiap Ajaran Astabrata
selama masa jabatannya.
-. Membiasakan diri berbuat sesuai
Bahan Bimbingan II
norma kepemimpinan yang terdapat
Judul : Kepemimpinan
dalam Ajaran Astabrata
Tujuan : Setelah mempelajari materi
-. Berbuat sesuai dengan perilaku
pada bahan bimbingan II, pengurus
seorang pemimpin seperti pada Ajaran
OSIS dapat:
Astabrata.
-. Menjelaskan pengertian kepemimpin-
Materi inti : Ajaran Astabrata merupa-
an
kan
-. Menjabarkan syarat sebagai seorang
seorang pemimpin yang disegani yang
pemimpin
dilambangkan
-. Membiasakan diri bertindak sesuai
Setiap unsur alam memiliki sifat atau
syarat seorang pemimpin.
watak yang dapat diteladani. Isi Ajaran
Materi inti
Astabrata
: Jiwa kepemimpin bisa
delapan
jalan
dengan
adalah
untuk
unsur
menjadi
alam.
menggariskan
se-
dimiliki oleh semua orang walau dia
seorang untuk memiliki watak seperti
bukan sebagai pemimpin dan tidak
Bumi, Bulan, Bintang, Angin, Awan,
semua
Api, Samudera dan Matahari.
pemimpin
memiliki
jiwa
pengurus OSIS sekolah menengah atas.
5. Uji Keefektifan Produk Uji keefektifan produk dilakukan kepada 30 pengurus OSIS.Uji keefektifan menggunakan metode one group
pretest-posttest
sebagai berikut: 1. Studi pendahuluan yang terdiri
dan
atas studi lapangan dan studi literatur
dianalisis menggunakan Paired Sampels
disimpulkan bahwa bahan bimbingan
Test. Pengambilan keputusan berdasar-
sosial
kan perbandingan t-hitung dengan t-
untuk meningkatkan kemampuan ke-
tabel. Apabila t-hitung > t-tabel maka
pemimpinan pengurus OSIS sekolah
Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
menengah
perhitungan
bahan
SPSS
design
Proses menghasilkan produk tersebut
didapat
t-hitung
bersumber
atas
Ajaran
Aṣṭabrata
diperlukan
bimbingan.
sebagai
Hasil
studi
9,602, sedangkan nilai t-tabel 1,699
pendahuluan tersebut digunakan sebagai
dengan signifikansi sebesar 0,000 dan
dasar
harga signifikansi <0,05. Keputusan-
Produk
nya Ho ditolak dan dan Ha diterima,
kelayakan produk, hasilnya adalah :
sehingga
dinyatakan
bahwa
ada
dalam
penyusunan
tersebut
a. Hasil
produk.
kemudian
uji
ahli
diuji
produk
di-
perbedaan kemampuan kepemimpinan
simpulkan bahwa produk baik dan
pengurus
diberi
cukup layak digunakan. Produk di-
perlakuan (pretest) dan setelah diberi
sempurnakan dengan melakukan per-
perlakuan (posttest). Dapat disimpulkan
baikan dari saran yang diberikan oleh
bahwa bahan bimbingan sosial ber-
ahli. Hasil perbaikan produk awal ini
sumber Ajaran Astabrata efektif untuk
menjadi produk I.
OSIS
sebelum
meningkatkan kemampuan kepemim-
b. Hasil uji praktisi disimpulkan
pinan pengurus OSIS sekolah menengah
bahwa
atas.
Menurut
D. SIMPULAN DAN SARAN
Bimbingan dan Konseling di SMA
Berdasarkan penelitian dan pe-
produk
layak
hasil
digunakan.
penilaian
guru
Negeri 1 Baturetno sebagai praktisi
ngembangan yang telah dilakukan, di-
yang
menilai
produk
disimpulkan
peroleh hasil bahwa penelitian dan
bahwa bentuk, isi, dan cara penggunaan
pengembangan ini telah menghasilkan
produk telah sesuai dengan kriteria
produk berupa bahan bimbingan sosial
pengembangan
bersumber Ajaran Aṣṭabrata untuk me-
disempurnakan
ningkatkan kemampuan kepemimpinan
perbaikan-perbaikan
produk. dengan yang
Produk melakukan diberikan
oleh praktisi. Hasil perbaikan produk I
kepemimpinan pengurus OSIS sekolah
ini selanjutnya menjadi produk II.
menengah atas.
c. Hasil dari uji lapangan terbatas pada
pengurus
OSIS
disimpulkan
1. Bagi Kepala Sekolah a. Kepala
sekolah
perlu
bahwa bahan bimbingan sosial tentang
menetapkan kebijakan dalam kegiatan
kepemimpinan
Ajaran
pemberian layanan bimbingan sosial
Aṣṭabrata untuk pengurus OSIS sekolah
pada pengurus OSIS perlu meng-
menengah atas sebagai
gunakan
bersumber
produk II di-
bahan
bimbingan
sosial
Aṣṭabrata
untuk
nyatakan sangat baik dan layak di-
bersumber
gunakan. Produk II yang telah di uji
meningkatkan kemampuan kepemim-
coba pada lapangan terbatas menjadi
pinan pengurus OSIS.
produk akhir yang siap untuk di uji keefektifannya.
Ajaran
b. Kepala
sekolah
diharapkan
melakukan interaksi dan kerjasama
2. Uji keefektifan produk dengan
dengan guru Bimbingan dan Konseling
30 pengurus OSIS SMA Negeri 1
dalam hal meninjau setiap pelaksanaan
Baturetno sebagai subyek ujicobanya
layanan bimbingan dan konseling agar
disimpulkan
pemberian layanan guru Bimbingan dan
bahwa
bahan
bahan
bimbingan sosial bersumber Ajaran
Konseling
Aṣṭabrata efektif untuk meningkatkan
optimal.
kemampuan kepemimpinan pengurus
2. Bagi Guru BK
OSIS sekolah menengah atas. Kegiatan
kepada
pemberian
layanan
yang
dilakukan
berlangsung
agar
OSIS
dapat
tanggungjawab Bimbingan
dan
selama
kegiatan
pengurus
dipisahkan
dari
terangsang
untuk
peran
guru
kemampuan
kepemimpinan,
dan
OSIS
a. Berdasarkan hasil pengamatan
bimbingan dan konseling pada pengurus tidak
pengurus
Konseling,
kepala
Bimbingan
dan
OSIS
meningkatkan guru
Konseling
perlu
ketrampilan
dalam
sekolah, pembina OSIS dan pengurus
mengembangkan
OSIS
layanan.
membantu pengurus
tersebut,
sosok pemimpin yang memberikan
berikut adalah saran peran sertanya
contoh yang baik pada siswa lain.
dalam pengembangan bahan bimbingan
Dalam hal ini tidak ada lagi pengurus
sosial
OSIS
sebagai
Sehubungan
untuk
penerima
dengan
bersumber
hal
Ajaran
meningkatkan
Aṣṭabrata kemampuan
yang
OSIS menjadi
melanggar
peraturan
sekolah, dan dapat menjadikan pengurus
pemimpinan pengurus OSIS. Pembina
OSIS sebagai panutan.
OSIS beserta guru Bimbingan dan
b. Guru Bimbingan dan Konseling
Konseling
juga
perlu
mengadakan
perlu tetap melakukan peninjauan ter-
kegiatan peningkatan kemampuan kepe-
hadap pengurus OSIS dalam pengguna-
mimpinan pada pengurus OSIS sebulan
an bahan bimbingan sosial bersumber
sekali. Hal ini dikarenakan kemampuan
Ajaran Aṣṭabrata tentang peningkatan
kepemimpinan tidak bisa terbentuk
kemampuan
hanya dengan satu kali pelatihan.
pengurus
kepemimpinan OSIS
walaupun
oleh bahan
bimbingan tersebut dapat digunakan
4. Bagi Pengurus OSIS a. Pengurus
OSIS
perlu
secara mandiri. Guru Bimbingan dan
meningkatkan kesadaran akan penting-
Konseling perlu memberikan penjelasan
nya kemampuan kepemimpinan dalam
kepada pengurus OSIS apabila ada
menjalankan
bagian yang tidak dimengerti.
pengurus.
3. Bagi Pembina OSIS
meningkatkan kemampuan kepemimpi-
a. Berdasarkan
hasil
observasi
tugas-tugasnya
Salah
satu
cara
sebagai untuk
nan adalah dengan membaca dan mem-
yang dilakukan, masih ada pengurus
perlajari
OSIS
bersumber Ajaran Aṣṭabrata yang telah
yang
melanggar
peraturan
sekolah, sehingga pembina OSIS perlu mengadakan kerjasama dengan guru Bimbingan
dan
Konseling
bahan
bimbingan
sosial
dikembangkan. b. Pengurus
OSIS
diharapkan
terkait
dapat mempelajari bahan bimbingan
meningkatkan kemampuan kepemimpi-
secara mandiri dengan membaca secara
nan pengurus OSIS.
saksama setiap bagian-bagian bahan
b. Pembina OSIS menggunakan bahan
bimbingan
sosial
bimbingan agar dapat meningkatkan
bersumber
kemampuan kepemimpinan sehingga
Ajaran Aṣṭabrata yang dikembangkan
dapat memberikan contoh yang baik
untuk meningkatkan kemampuan ke-
kepada siswa lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. (2010). Model Kepemimpinan Masa Lampau Potensial Dikembangkan untuk Pengembangan SDM. UGM NEWS. Diperoleh 31 Januari 2013 dari www.ugm.ac.id. Cynthia R. Knowles. (2002). The First-Time Grantwriter’s Guide to Success. California: Corwin Press, Inc. Ediyanto. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Komputer untuk Siswa SMA Kelas XII pada Materi Radioaktivitas. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : FMIPA Universitas Negeri Malang. Elmore. (2010). Bagaimana Mengasah dan Mengukuhkan Jiwa Kepemimpinan dalam Diri Anak-Anak Anda. Yogyakarta : Garailmu. Hadiluwih, R.M.S., dan Subanindra, K.P.H.R. (2010). Aspek Budaya Jawa dalam Pola Arsitektur Bangunan Domestik dan Publik. Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) ISBN: 979-458-471-1. Medan: USU Press. Hendri, Dimas. (2008). Serat Nitisruti Kawruh Luhur Warisan Mataram : Panduan Pemimpin Menyejahterakan Rakyat. Yogyakarta : Kelompok Pilar Media. Kadarusman, D. (2012). Natural Intelligence Leadership Cara Pandang Baru Terhadap Kecerdasan dan Karakter Kepemimpinan. Depok : Raih Asa Sukses. Nawawi, H., dan Hadari, M. (2006). Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta : UGM Press. Santoso, S., (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta. Sujamto. (1993). Sabda Pandhita Ratu. Semarang : Dahara Press. Suratno, P. (2009). Aktualisasi Etika Kepemimpinan Jawa dalam Asthabrata. Kumpulan Jurnal Sastra dan Bahasa. Edisi Desember 2009, Hal.193.ATAVISME. Susetya, W. (2007). Kepemimpinan Jawa. Jakarta : PT Buku Kita. Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.