PENINGKATAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH GAMPING TAHUN AJARAN 2014/2015 Arif Darmawan* e-mail:
[email protected]
Tarto Sentono** ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk: (1) Meningkatkan proses belajar mata pelajaran Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L), dan (2) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) siswa kelas X SMK Muhammadiyah Gamping. Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Instrumen penelitian adalah peneliti, lembar observasi, dan tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Indikator keberhasilan adalah meningkatnya proses belajar dan hasil belajar mata pelajaran K3L. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Persentase proses belajar siswa tiap aspek pada prasiklus sebesar 13,33% dengan kualifikasi kurang, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 54,81% dengan kualifikasi baik, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78% dengan kualifikasi sangat baik; (2) Berdasarkan analisis data perolehan nilai siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. Nilai rata-rata hasil belajar pada pratindakan sebesar 69 menjadi 77,6 pada siklus I dengan peningkatan sebesar 8,6%, dan nilai ratarata siklus II mengalami peningkatan menjadi 88,7 pada siklus II dengan peningkatan sebesar 11%. Peningkatan terjadi karena metode pembelajaran Jigsaw pada siklus II dilaksanakan lebih baik dan sesuai dengan rencana dari pada siklus I. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode Jigsaw dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar K3L. Kata Kunci:
proses, hasil, belajar, Jigsaw, K3L
*Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa **Dosen Pendidikan Teknik Mesin UST Yogyakarta
Jurnal Taman Vokasi 3 Nomor 32 Tahun 2015
435
IMPROVEMENT OF LEARNING PROCESS AND LEARNING ACHIEVEMENT OF K3L SUBKECT BY TUSING JIGSAW LEARNING MODEL AMONG THE TENTH GRAFE STUDENTS OF SMK MUHAMMADIYAH GAMPING ACADEMIC YEAR 2014/2015 ABSTRACT The research objectives were to improve: (1) The learning process by using the learning model of Jigsaw in learning K3L, and (2) The learning outcomes by using learning model of Jigsaw in learning K3L among students of Class X SMK Muhammadiyah Gamping. This study was classroom action research. Data collection techniques used observation and tests. Research instruments were a researcher, observation sheets, and test. The data analysis used descriptive analysis. Indicators of learning was increasing the learning and learning outcomes K3L subjects. The results showed that: (1) The average percentage of students‟ learning in pre-cycle was 13.33% with less qualification. The improvement in the first cycle was 54.81% with good qualification. While on the second cycle increased up to 78% with excellent qualifications. (2) Based on data acquisition value of students from pre-action, the first cycle and the second cycle showed that there was improvement of students‟ ability. The ability of students‟ initial value data obtained through daily tests with an average of 69 to 77.6 in the first cycle with a success rate of value rose by 8.6%. The average value of the second cycle increased from 77.6 in the first cycle to 88.7 in the second cycle with a success rate of value rose by 11%. The increase was due Jigsaw learning method in the second cycle executed better and in accordance with the plan of the cycle I. Thus, it can be concluded that the Jigsaw method can enhance the learning process and learning outcomes K3L. Keywords:
A.
Process, outcomes, learning, Jigsaw, K3L
PENDAHULUAN
yang terjadi apabila tidak menerapkan K3L.
Salah satu
Siswa
mata pelajaran yang
harus
ditekankan
lagi
untuk
dipelajari di SMK adalah Keselamatan,
memahami mata pelajaran K3L agar siswa
Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
tidak melakukan tindakan.
Berdasarkan
hasil
observasi,
kegiatan
Dalam
mengatasi
permasalahan
pembelajaran K3L di SMK Muhammadiyah
tentang pembelajaran mata pelajaran K3L
Gamping masih kurang efektif. Hal ini
diperlukan suatu metode pembelajaran.
dapat dilihat dari siswa saat melakukan
Berdasarkan observasi awal di lapangan
pembelajaran praktik, yaitu banyak siswa
pada 3 Januari 2015, proses belajar siswa
yang
perlengkapan
SMK Muhammadiyah Gamping kelas X
keamanan seperti kaca mata dan kaos
teknik otomotif pada mata pelajaran K3L
tangan. Dalam pelaksaan praktik siswa
masih
hanya mementingkan hasil dari benda kerja
ditemukannya
yang dibuatnya tanpa memperhatikan resiko
yaitu: (1) Siswa belum mengoptimalkan
436
tidak
memakai
rendah.
Hal
ini
beberapa
terlihat
dari
permasalahan,
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
potensi diri mereka saat mengerjakan tugas,
anggota tim yang memberikan informasi
tetapi
yang diperlukan.
mereka
cenderung
menyontek
temannya saat mengerjakan tugas. (2) Saat
Menurut Djajadisastra (2002: 12)
guru memberi sebuah pertanyaan kepada
“model pengajaran adalah suatu ilmu
siswa, hanya ada beberapa siswa yang
mengenai prinsip-prinsip suatu prosedur
antusias menjawab pertanyaan tersebut. (3)
mengajar”.
Saat guru menjelaskan materi, siswa yang
mengartikan model pengajaran sebagai
ikut
mengikuti
“perangkat teknik yang mendukung suatu
pembelajaran hanya beberapa saja. (4) Dan
pola yang digunakan untuk mencapai
saat
tujuan”.
berpartisipasi
siswa
dalam
dievaluasi
prestasi
belajar
Kusmana
Menurut
(2005:
Surakhmad
(dalam
mereka masih rendah, yaitu dari 27 siswa
Suryosubroto,
yang mencapai skor nilai KKM 75 hanya 8
pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan
siswa yang nilainya mencapai KKM, yaitu
dari proses pengajaran, atau soal bagaimana
sekitar 30% siswa.
teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan
Berdasarkan
hal
model
untuk
kepada murid-murid di sekolah. Menurut
mengatasi masalah pembelajaran siswa
Hamalik (2008: 26), model pembelajaran
SMK Muhammadiyah Gamping kelas X
adalah
otomotif,
model
menyampaikan materi pelajaran dalam
pembelajaran yang dapat meningkatkan
upaya mencapai tujuan kurikulum. Slavin
keaktifan siswa dan dapat memaksimalkan
(2005: 4) mengemukakan bahwa pembela-
potensi yang dimiliki siswa, sehingga
jaran kooperatif tipe Jigsaw adalah berbagai
prestasi belajar siswa dapat meningkat.
macam metode pembelajaran di mana para
Salah satunya adalah dengan menerapkan
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
kecil untuk saling membantu satu sama
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe
lainnya
Jigsaw, guru membagi satuan informasi
pelajaran.
perlu
tersebut
2002:148),
12)
adanya
suatu
cara
yang
dalam
digunakan
mempelajari
untuk
materi
yang besar menjadi komponen-komponen
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk
lebih kecil. David Johnson dalam Lie
menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:
(2002: 30) mengatakan bahwa tidak semua
(a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik
kerja kelompok dianggap pembelajaran
bagiannya:
kooperatif. Kunci dari model Jigsaw ini
mengajarkan subtopik bagiannya kepada
seperti
anggota kelompok semula. Setelah itu,
Doantara
pendapat
yang
Yasa
interdependence
setiap
dikemukakan
(2008) siswa
adalah terhadap
siswa
(b)
tersebut
merencanakan
kembali
lagi
cara
kepada
kelompok masing-masing sehingga “ahli”
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
437
dalam
subtopiknya
dan
mengajarkan
C.
HASIL
PENELITIAN
informasi yang penting dalam subtopik
PEMBAHASAN
kepada temannya. Ahli dalam subtopik
Penelitian
tindakan
kelas
DAN
ini
lainnya juga bertindak serupa. Dengan
dilaksanakan di SMK Muhammadiyah
demikian, seluruh siswa bertanggung jawab
Gamping. Sebelum pelaksanaan tindakan,
untuk
peneliti
menunjukkan
penguasaannya
menyusun
instrumen
serta
kepada
guru
terhadap seluruh materi yang ditugaskan
melakukan
oleh guru. Oleh karena itu, setiap siswa
mengenai materi dan RPP yang akan
dalam kelompok harus menguasai topik
digunakan. Selanjutnya, peneliti menyam-
secara keseluruhan (Hamdani, 2011: 92).
paikan kepada siswa pembelajaran
konsultasi
yang
bahwa kegiatan
akan
dilaksanakan
METODE PENELITIAN
adalah menggunakan model pembelajaran
Penelitian tindakan kelas (classroom
tipe Jigsaw. Dalam persiapan sebelum
action research). Prosedur penelitian ini
pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati
menggunakan
keikutsertaan siswa saat kegiatan proses
B.
model
Kemmis
&
Mc
Taggart (1998) dalam Kunandar (2007: 70)
pembelajaran
yaitu penelitian tindakan kelas dilakukan
mengetahui proses belajar siswa. Adapun
melalui
hasil observasi proses belajartiap aspek
proses
yang
dinamis
dan
komplementari, yang terdiri dari empat
berlangsung
untuk
dapat dilihat pada tabel berikut.
”momentum” esensial. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Jurusan Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah. Dengan jumlah siswa ada 27 siswa, sedangkan objek peneliti ini adalah peningkatan proses belajar dan hasil belajar K3L dengan model pembelajaran tipe Jigsaw. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Instrumen penelitian adalah peneliti, lembar observasi, dan tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Indikator keberhasilan adalah meningkatnya proses belajar dan hasil belajar mata pelajaran K3L
438
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
Tabel 1. Hasil Observasi Proses Belajar pada Prasiklus No 1 2 3 4 5
27 27
Jumlah Siswa yang Melakukan 3 5
27 27 27
2 4 4
Jumlah siswa
Indikator Membaca buku materi Memperhatikan siswa lain yang sedang berpendapat Bertanya Memberikan pendapat Berdiskusi Rata-rata
Persentase
Kategori
11,11% 18,51%
Kurang Kurang
7,40% 14,81% 14,81% 13,33%
Kurang Kurang Kurang Kurang
Berdasarkan tabel proses belajar pada
Nilai rata-rata 69 masih di bawah KKM 75,
prasiklus yang terdiri dari lima aspek proses
sehingga perlu dilakukan tindakan penga-
belajar diperoleh rata-rata persentase proses
jaran yang lebih baik. Untuk meningkatkan
belajar siswa sebesar 13,33%. Proses
hasil belajar, pada tindakan siklus I dan
belajar sebesar 13,33% berada pada interval
siklus II menggunakan model pembelajaran
25% sampai dengan 50% dalam kategori
tipe Jigsaw.
kurang.
1.
Berdasarkan hasil proses belajar tiap siswa
tersebut
maka
peneliti
Pelaksanaan dengan
dapat
Pembelajaran
Metode
K3L
Pembelajaran
Jigsaw
mengetahui tingkat proses belajar untuk
Pembelajaran K3L dengan metode
setiap siswa. Guru dan peneliti sepakat
pembelajaran Jigsaw telah dilaksanakan
untuk
sesuai
melakukan
peningkatan
proses
dengan
langkah-langkah
belajar siswa dalam proses pembelajaran.
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi
Selain mengamati proses belajar siswa,
pelaksanaan
peneliti meminta data berupa hasil ulangan
mengorientasi siswa pada masalah sudah
kepada guru kelas X untuk dijadikan skor
dilakukan
kemampuan awal. Nilai kemampuan awal
penelitian ini, guru membagi siswa menjadi
siswa
beberapa kelompok kecil sesuai dengan
kelas
X
digunakan
sebagai
pembelajaran,
pada
setiap
siklus.
segmen/bagian
jaran pada siklus I.
Jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kemampuan
Dalam
Dalam
perbandingan dalam melakukan pembela-
Berdasarkan
materi.
kegiatan
model
awal
kelompok ahli. Kelompok asal adalah
diperoleh nilai rata-rata sebesar 69. Siswa
kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 14
anggota kelompok ahli yang dibentuk
(52%) dan siswa yang dinyatakan belum
dengan memperhatikan keragaman dan
tuntas belajar sebanyak 13 siswa (48%).
latar
belakang.
Kelompok
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
ahli,
yaitu
439
kelompok siswa yang terdiri dari anggota
sehingga tidak dapat mengerjakan soal
kelompok
yang
dengan sungguh-sungguh. Pada saat siklus
subtopik
II siswa sudah mulai berkonsentrasi dan
tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada
mengikuti pembelajaran dengan tertib. Hal
anggota kelompok asal.
ini terbukti dari hasil proses belajar yang
lain (kelompok
ditugaskan
untuk
asal)
mendalami
Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi atau subtopik
yang
berbeda-beda.
mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I naik dari 64% menjadi 93% pada siklus II.
Setiap
Pembelajaran mata pelajaran K3L
kelompok asal mengirimkan anggotanya ke
dengan menggunakan metode pembelajaran
kelompok lain atau kelompok ahli. Di
Jigsaw
dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan
pembelajaran mengalami peningkatan, hal
bagian materi pembelajaran yang sama.
tersebut terlihat dari hasil analisis data
Kemudian setiap anggota merencanakan
observasi proses belajar siswa. Rata-rata
bagaimana mengajarkan subtopik yang
persentase proses belajar siswa pra tindakan
menjadi bagian anggota kelompoknya asal.
13,33% dengan kualifikasi kurang, proses
Setelah pembahasan selesai para anggota
belajar siswa pada siklus I meningkat dari
kelompok
54,81% dengan kualifikasi baik, naik
kemudian
kembali
pada
proses
belajar
siswa
kelompok asal dan mengajarkan pada
menjadi 78% pada siklus II
teman sekelompoknya pengetahuan apa
kualifikasi sangat baik.
dalam
dengan
yang telah mereka dapatkan saat pertemuan di kelompok ahli. Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah
dilakukan
menyamakan
agar
persepsi
guru pada
dapat materi
pembelajaran yang telah didiskusikan. 2.
Proses Belajar Siswa Pada
pembelajaran
siklus belum
I,
pelaksanaan
optimal
karena
sebagian besar siswa belum fokus pada tugas-tugas yang diberikan oleh guru di kelas karena ada beberapa siswa yang ramai sendiri dan mencari perhatian teman lain 440
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
Tabel 1. Rata-rata Proses Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No
Rata-rata Persentase Pra Siklus I Siklus II Tindakan 11,11% 37,70% 85,18% 18,51% 55,55% 92,59%
Aspek
1
Membaca buku materi Memperhatikan siswa lain yang sedang 2 berpendapat 3 Bertanya 4 Memberikan pendapat 5 Berdiskusi Rata-rata Persentase Tiap Siklus
7,40% 14,81% 14,81% 13,33%
51,85% 37,70% 92,59% 54,81%
66,66% 55,55% 100% 78%
Dari hasil observasi tampak bahwa
dengan kualifikasi sangat baik, sedangkan
persentase tiap apsek proses belajar siswa
pada siklus II mengalami peningkatan 93%
mengalami
aspek
dengan kualifikasi sangat baik. Pada aspek
membaca buku materi persentase proses
mempresentasikan hasil diskusi kelompok,
belajar
sebesar
persentase
kurang,
prasiklus adalah 43% dengan kualifikasi
kemudian mengalami peningkatan pada
kurang, Kemudian mengalami peningkatan
siklus I sebesar 37,70% dengan kualifikasi
pada siklus I adalah 50% dengan kualifikasi
kurang,
baik, pada siklus II sebesar 93% dengan
peningkatan.
siswa
11,11%
pada
dengan
Pada
prasiklus
kualifikasi
sedangkan
pada
siklus
II
mengalami peningkatan rata-rata proses belajar dengan persentase 85,18% dengan kualifikasi
sangat
belajar
siswa
pada
kualifikasi sangat baik. Aspek
bertanya
pada
prasiklus
Aspek
sebesar 7,40% dengan kualifikasi kurang
memperhatikan siswa lain yang sedang
baik, kemudian mengalami peningkatan
berpendapat
pada siklus I sebesar 51,85% dengan
pada
baik.
proses
prasiklus
dengan
persentase 18,51% dengan kualifikasi baik,
kualifikasi
kemudian mengalami peningkatan pada
mengalami peningkatan sebesar 66,66%
siklus I sebesar 55,55% dengan kualifikasi
dengan kualifikasi baik. Aspek memberikan
sangat baik, sedangkan pada siklus II
pendapat pada prasiklus sebesar 14,81%
mengalami peningkatan rata-rata persentase
dengan kualifikasi kurang baik, mengalami
92,59% dengan kualifikasi sangat baik.
peningkatan pada siklus I adalah 37,70%
Pada
aspek
dan
pada
siklus
II
dengan
dengan kualifikasi kurang baik, sedangkan
kelompok, persentase proses belajar siswa
pada siklus II mengalami peningkatan
pada
dengan
sebesar 55,55% dengan kualifikasi baik.
mengalami
Aspek berdiskusi pada prasiklus sebesar
peningkatan pada siklus I sebesar 86%
14,81% dengan kualifikasi kurang baik,
prasiklus
kualifikasi
baik,
berdiskusi
baik,
adalah
50%
kemudian
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
441
kemudian mengalami peningkatan pada
mengalami penurunan skor pada tes siklus
siklus I adalah 95,59% dengan kualifikasi
II dari skor tes siklus I. Penurunan skor
sangat baik, sedangkan pada siklus II
mungkin disebabkan karena siswa kurang
mengalami
berkonsentrasi dalam mengerjakan soal tes
peningkatan
sebesar
100%
dengan kualifikasi sangat baik.
atau kurang persiapan mengikuti tes.
Berdasarkan hasil persentase pada
Berdasarkan analisis yang diperoleh
masing-masing aspek, peneliti menyimpul-
dari data hasil observasi dan hasil tes,
kan
peneliti
bahwa
proses
siswa
dalam
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran K3L di kelas mengalami
pembelajaran
menggunakan
metode
peningkatan yang sangat baik. Dengan
pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan
menggunakan pendekatan ini siswa merasa
proses dan hasil belajar mata pelajaran K3L
lebih akrab, mudah dalam memahami
siswa kelas X Jurusan Teknik Otomotif
materi, tidak malu untuk bertanya, dan
SMK Muhammadiyah Gamping.
siswa merasa senang serta termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. 3.
D.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada bab
Hasil Belajar K3L Siswa Berdasarkan analisis data perolehan
nilai siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa adanya
sebelumnya,
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai berikut: 1.
Proses belajar pada mata pelajaran
peningkatan rata-rata nilai siswa. Hasil
K3L
belajar siswa yang didapatkan melalui data
Pembelajaran dengan menggunakan
nilai ulangan harian dengan rata-rata 69
metode pembelajaran Jigsaw proses belajar
menjadi 77,6 dengan tingkat keberhasilan
siswa
nilai naik sebesar 8,6%, naik pada siklus I
peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil
sebesar 77,6 menjadi 88,7 pada siklus II
analisis data observasi proses belajar siswa.
dengan tingkat keberhasilan nilai naik
Rata-rata persentase proses belajar siswa
sebesar 11%.
pratindakan 13,33% dengan kualifikasi
Peningkatan terjadi karena metode pembelajaran
Jigsaw
pada
siklus
II
dalam
pembelajaran
mengalami
kurang, proses belajar siswa pada siklus I meningkat
yaitu dari 54,81%
dengan
dilaksanakan lebih baik dan sesuai dengan
kualifikasi baik menjadi 78% pada siklus II
rencana dari pada siklus I. Skor yang
dengan kualifikasi sangat baik.
diperoleh siswa pada tes siklus II banyak yang mengalami peningkatan dari skor tes
2.
Hasil belajar pada mata pelajaran K3L
siklus I. Namun, ada beberapa siswa yang 442
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
Berdasarkan data perolehan nilai
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning.
siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan
Jakarta: PT Grasindo. Slavin,
rata-rata nilai siswa. Hasil belajar siswa
Robert
E.
2005.
Cooperative
Learning. Bandung: Nusa Media.
yang didapatkan melalui data nilai ulangan harian dengan rata-rata 69 menjadi 77,6
Suryosubroto. Mengajar
dengan tingkat keberhasilan nilai naik
keberhasilan
naik
sebesar
Peningkatan
terjadi
karena
pembelajaran
Jigsaw
pada
11%. metode
siklus
di
Proses
Belajar
Sekolah.
Jakarta:
Rineka Cipta.
sebesar 8,6%, naik pada siklus I menjadi 77,6 dan 88,7 pada siklus II dengan tingkat
2002.
Yasa,
Doantara. Prestasi
2008.
Aktivitas
Belajar.
dan
Jakarta:
Depdiknas.
II
dilaksanakan lebih baik dan sesuai dengan rencana dari pada siklus I. Berdasarkan analisis yang diperoleh dari data hasil tes, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakn metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran K3L siswa kelas X Jurusan Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah Gamping.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Djajadisastra, Jusuf. 2002. Metode-Metode Mengajar 1. Bandung: Angkasa. Hamalik, Oemar. 2008. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Kusmana.
2005.
Model
Pembelajaran
Siswa Aktif. Jakarta: Multi Kreasi.
Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata
443