ARAHAN PENENTUAN JENIS KEGIATAN DI KORIDOR KH.MUKMIN SIDOARJO
BAB I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG y
Perkembangan dan perubahan jenis guna lahan memberikan dampak yang besar terhadap penurunan kinerja sebuah ruas jalan. Perubahan‐perubahan fungsi dan luas jenis guna lahan menjadi sebab munculnya gangguan samping yang ditimbulkan dari kegiatannya (Sijabat,2007). Selain itu, kegiatan dari suatu guna lahan tersebut juga menambah permintaan terhadap pergerakan sehingga memunculkan volume lalu lintas yang lebih besar.
Jl. KH.Mukmin memiliki lebar 9,1 meter, Pada tahun 2003 memilki volume lalu lintas sebesar 1821 smp/jam, dengan derajat jenuh 0,5. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 2992.8 smp/jam, dengan kapasitas jalan sebesar 3149 smp/jam dan memiliki derajat jenuh sebesar 0.95. Jadi terjadi perkembangan I sebesar 0.45 Laporan Inventarisasi dan Peningkatan Ruas Jalan di Kab. Sidoarjo tahun 2003
Fenomena Empiri : Terjadi ketidaksesuaian pola pemanfaatan lahan yaitu perubahan fungsi lahan perumahan menjadi perdagangan jasa di koridor KH.Mukmin Sidoarjo, yang berakibat pada penurunan intensitas pelayanan jalan.
Laporan Rencana Penggunaan Lahan 2003 Perumahan 12077.4 m2
Pemanfaatan Lahan 2010 Perumahan 2585.4 m2
sebesar 9492 m 2, lahan yang di peruntukkan sebagai perumahan berubah fungsi sebagai perdagangan jasa Sumber : RDTR Kecamatan Sidoarjo 2003 dan analisa,2010
Pentingnya penelitian : Untuk mengetahui perubahan jenis kegiatan yang dapat menimbulkan pembebanan lalu lintas yang berpengaruh kepada tingkat intensitas pelayanan jalan di KH. Mukmin Sidoarjo
RUMUSAN MASALAH y Akibat perubahan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin adalah semakin meningkatnya volume lalu lintas yang ditimbulkan oleh adanya perubahan jenis kegiatan. Perubahan jenis kegiatan untuk perumahan beralih ke kegiatan non perumahan, seperti kegiatan perdagangan dan jasa, banyaknya jenis kegiatan yang menghasilkan tarikan dan bangkitan yang cukup besar yang berpengaruh pada penurunan intensitas pelayanan jalan y Masih terdapatnya kecenderungan perubahan jenis kegiatan ke bentuk kegiatan yang banyak mendatangkan pengunjung Apabila persoalan diatas tidak dapat teratasi maka berdampak terhadap penurunan pelayanan jalan KH. Mukmin Sidoarjo dalam bentuk gangguan kestabilan dan kecepatan kendaraan dalam berlalu lintas. Seberapa besar pengaruh bangkitan pergerakan yang ditimbulkan penggunaan lahan terhadap kinerja jalan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo?
TUJUAN & SASARAN Tujuan : Menyusun arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo Sasaran : 1. Mengidentifikasi kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan perumahan menjadi perdagangan jasa di koridor KH.Mukmin Sidoarjo 2. Menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan yang ditimbulkan dari setiap jenis kegiatan di sepanjang koridor 3. Menganalisa besarnya pengaruh bangkitan pergerakan terhadap kinerja ruas jalan KH.Mukmin Sidoarjo 4. Mengukur besaran bangkitan pergerakan dari perubahan jenis kegiatan 5. Merumuskan arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo
RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang Lingkup Wilayah Sebagaimana terlihat dalam gambar wilayah penelitian
•
Ruang Lingkup Substansi Proses perubahan pemanfaatan lahan (dalam hal jenis kegiatannya), sebaran lokasi perubahan dan tingkat perubahan. Teori bangkitan pergerakan digunakan dalam perhitungan bangkitan setiap kegiatan di wilayah studi.
•
•
Ruang Lingkup Pembahasan Mengidentifikasi kecenderungan perubahan jenis pemanfaatan lahan. Dilanjutkan dengan menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan yang ditimbulkan akibat perubahan jenis pemanfaatan lahan di sepanjang koridor dan pengaruhnya terhadap kinerja ruas jalan KH.Mukmin Sidoarjo. Kemudian menyusun arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo
SINTESA TINJAUAN PUSTAKA
2.6.1 Sintesa faktor‐faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan Menurut beberapa teori menganai faktor yang mempengaruhi besarnya bangkitan disepanjang koridor jalan yang telah dibahas sebelumnya, maka hasil sintesa faktor –factor tersebut dapat dilihat pada tabel 2.8 Sumber
Factor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan
Tamin,2000 Vebrina (2007) Nuky Gredian (2009) Isyana Gusdiannisa,2010
9 9 9
9 9
9
9
A
B
C
D
9 9 9
9
9
9
Keterangan : A : Jenis penggunaan lahan B : Jenis aktifitas C : Intensitas penggunaan lahan D : Intensitas Orang Atau Bangunan
Sunber : Hasil Identifikasi Teori, 2010
Dari hasil sintesa diatas, maka yang dijadikan variabel penelitian untuk mentukan faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan adalah faktor yang berpengaruh yang memiliki bobot ≤ 3 (lebih besar sama dengan 3), diantaranya : jenis penggunaan lahan, jenis aktifitas dan intensitas penggunaan lahan.
Pendekatan dan Jenis Penelitian •Pendekatan Penelitian : Pendekatan positivistik yang memiliki kebenaran teori empiri sensual, yaitu kebenaran bersumber dari empiri fakta pada suatu obyek untuk melakukan analisis Jenis penelitian : Gabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. • Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan data angka seperti data intensitas penggunaan lahan, data luasan lantai, data tersebut diolah dengan metode kuantitatif seperti analisis bangkitan pergerakan. • Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan jenis data teks, peta dan lain-lain. Kemudian untuk memaparkan hasil analisa menggunakan deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu kondisi wilayah (Rianse, 2008).
Variabel Penelitian
No.
Sub Definisi Operasional Variabel Variable yang mempengaruhi Bangkitan pergerakan 1. Jenis penggunaan lahan Sebidang tanah dimana terjadi berbagai aktifitas, seperti kantor, pertokoan, rumah dll 2. Jenis aktifitas Berbagai macam kegiatan yang terjadi pada suatu penggunaan lahan. 3.
Variabel
Intensitas lahan
penggunaan
Luas lantai bangunan
Luas lantai dasar bangunan dikalikan dengan jumlah lantai bangunan
Sumber : sintesa tintauan pustaka, 2010
Populasi dan Sampel •
Populasinya merupakan seluruh kendaraan yang melewati ruas jalan KH.Mukmin dan seluruh jenis bangunan yang ada di koridor KH.Mukmin Sidoarjo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan bagi jenis kegiatan yang belum mempunyai standart bangkitan.
Metode Pengumpulan Data Data Primer 1. Observasi • Kegiatan pengambilan dokumentasi • Traffic Counting kendaraan • Pengamatan perubahan pemanfaatan lahan yang ada pada lapangan • Survey pengamatan jumlah dan jenis aktifitas pada penggunaan lahan • Survey primer intensitas penggunaan lahan • survey primer sirkulasi
2. Wawancara Pengumpulan data dan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak terstruktur pada pemilik bangunan.
Data Sekunder Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui instansi adalah dimensi jalan, peta penggunaan lahan pada RDTR kecamatan Sidoarjo tahun 2003, peta jaringan jalan, dan jumlah penduduk Sidoarjo.
Teknik Analisa 1. Mengidentifikasi Kecenderungan Perubahan Pemanfaatan Lahan Perumahan Menjadi Perdagangan Jasa Di Koridor KH.Mukmin Sidoarjo Untuk mengidentifikasi kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan perumahan menjadi perdagangan jasa, digunakan analisa deskriptif. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan lahan tahun 2003 dengan penggunaan lahan tahun 2010 dalam bentuk tabel. Dalam pembandingan penggunaan lahan ini, akan dihasilkan kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan. Kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan ini akan digunakan sebagai dasar pembuatan skenario perubahan pemanfaatan lahan di koridor KH.Mukmin.
Teknik Analisa 2. Menghitung Bangkitan Pergerakan Yang Ditimbulkan Dari Setiap Jenis Kegiatan Di Sepanjang Koridor Dalam menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan menggunakan analisa kuantitatif, yaitu menggunakan data berupa angka. Perhitungan bangkitan pergerakan ini dilakukan pada setiap persil kegiatan/ per 100 m 2. Sehingga akan diketahui besaran bangkitan tarikan pada setiap persil jenis kegiatan
Besaran bangkitan per persil = luas lantai per persil kegiatan x standart bangkitan 100
Teknik Analisa
3. Menganalisa Besarnya Pengaruh Bangkitan Pergerakan Terhadap Kinerja Ruas Jalan KH.Mukmin Sidoarjo Analisa pada sasaran ketiga ini dilakukan dengan menggunakan analisa kuantitatif dengan perhitungan manual. I1 = volume Titik 1 I2 = volume Titik 2 + Bangkitan kapasitas kapasitas Jika I2 > 0.8, maka disimpulkan bahwa bangkitan pergerakan kegiatan berpengaruh terhadap kinerja jalan.
Teknik Analisa
4. Mengukur Besaran Bengkitan Pergerakan Dari Perubahan Jenis Kegiatan Untuk mengukur besaran bangkitan pergerakan akibat perubahan jenis kegiatan, menggunakan teknik analisa yang sama dalam menjawab sasaran ke dua. Yang membedakan pada sasaran 4 ini, penggunaan lahan eksisting di skenariokan berubah fungsi menjadi jenis kegiatan lain. Misal : * Konter berubah menjadi rumah makan, bengkel, toko busana, kantor dll. * Perkantoran berubah menjadi grosir, rumah makan siap saji, dll Perubahan jenis kegiatan ini akan mendatangkan bangkitan yang berbeda dengan kegiatan pada awalnya. Sehingga diperlukan analisa ini untuk mengetahui tingkat bangkitan yang ditimbulkan, apabila jenis kegiatan tersebut beralih menjadi kegiatan baru. Hasil analisa ini akan digunakan dalam menentukan jenis kegiatan apa saja yang diperbolehkan di wilayah studi
Teknik Analisa
5. Merumuskan Arahan Penentuan Jenis Kegiatan Di Koridor KH.Mukmin Sidoarjo. Penyusunan arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo menggunakan simulasi (mencoba‐coba) dengan menggunakan data‐data yang telah dianalisa sebelumnya. Simulasi ini digunakan dalam perumusan pengaturan penggunaan lahan / penentuan kegiatan dengan menetapkan kegiatan yang diperbolehkan atau kegiatan yang dilarang/ yang sesuai dengan kemampuan kapasitas jalan.
Dengan menggunakan asumsi persamaan sebagai berikut :
I = V/C 0.8 = Bangkitan/C
Dalam penentuan jenis kegiatan, perhitungan bangkitan pergerakan per jenis kegiatan tidak boleh melebihi batas Derajat kejenuhan (DS) kapasitas jalan sebesar 0,8.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Jaringan Jalan KH.Mukmin Sidoarjo
Volume peak hour lalu lintas ruas Jalan KH.Mukmin Sidoarjo Waktu 16.00‐17.00
kend/jam 5483
Titik 1 smp/jam 2992.8
Titik 2 kend/jam smp/jam
4396
2466.7
Sumber : Penulis, 2010
Tingkat Pelayanan Jalan KH.Mukmin Waktu Titik 1 Volume DS Pelayanan 16.00
2992.8
0.95
E
Variabel Kapasitas dasar (smp/jam) (Co) Faktor koreksi lebar jalan (FCW) Faktor koreksi pembagian arah (FCSP) Faktor koreksi gangguan samping (FCSF) Jumlah penduduk (FCCS) Kapasitas Jalan (smp/jam) (C)
Volume 2466.7
Titik 2 DS Pelayana n 0.78 C
Nilai 3300 1.08 1 0.94 0.94 3149.15
Sumber : Hasil Analisa, 2010
Kedudukan peran koridor KH.Mukmin Kecamatan Sidoarjo terbagi dalam 7 BWK (Bagian Wilayah Kota) dengan 4 UL (unit lingkungan) dengan pusat pelayanan ada di masing‐masing unit lingkungan. Secara umum, penggunaan lahan di Kecamatan Sidoarjo adalah sebagai pusat pemerintahan, permukiman, dan perdagangan jasa (RDTR Kecamatan Sidoarjo 2003). Koridor KH.Mukmin merupakan wilayah bagian Kelurahan Sidokare dan Kelurahan Pekauman, yang termasuk dalam BWK I dengan UL D. Dimana dalam laporan rencana, wilayah penelitian ditetapkan sebagai wilayah pengembangan perumahan, perdagangan dan jasa skala lokal. Koridor KH. Mukmin merupakan jalan utama bagi lintasan kendaraan ke pusat kota, sehingga tidak ada jalan alternatif lain yang dapat digunakan untuk menuju pusat kota.
Kondisi Pemanfaatan Lahan dan Bangunan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo Koridor KH.Mukmin yang merupakan bagian dari Kecamatan Sidoarjo terdiri dari beberapa jenis penggunaan lahan dengan dominasi utama penggunaan lahan adalah perdagangan dan jasa dalam berbagai jenis aktivitasnya, seperti pertokoan, tempat makan (depot, warung), kantor, bank, bengkel, counter, praktik dokter dan sebagainya. Persil bangunan
Di bawah ini adalah data kelompok jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin.
Total Luas Lantai Bangunan Tiap Jenis Kegiatan No.
Jenis Kegiatan
Sisi Utara
Sisi Selatan
Jumlah Bangunan
∑Luas Lantai (m2 )
Jumlah Bangunan
∑Luas Lantai (m2 )
1.
Pertokoan
19
2063.4
11
3163
2.
Perkantoran
1
1239
4
2039
3.
Perumahan
11
1737.8
13
2192.5
4.
Bengkel
6
690.6
3
795.4
5.
Jasa
13
1260.4
8
1683.8
6.
Rumah Makan
5
440
8
1852.5
7.
Pendidikan
1
199.8
1
1923
Jumlah
56
7631
48
13649.6
Sumber : Hasil Survey Primer,2010
Gambaran Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan di koridor KH.Mukmin Tahun 2003 Jenis Kegiatan
Jumlah Bangunan 96
12077.4
Perdagangan Jasa
7
411
Fasum
1
641
104
13129.4
Perumahan
TOTAL
Luasan
Sumber : RDTRK Kecamatan Sidoarjo tahun 2003
Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan menyebar di sepanjang ruas jalan dan sisi belakang ruas jalan KH.Mukmin. Sedangkan untuk kegiatan perdagangan di wilayah studi masih belum terlalu terlihat aktifitasnya karena masih beberapa persil lahan yang digunakan sebagai kegitan perdagangan.
Penggunaan Lahan di koridor KH.Mukmin Tahun 2010 Jenis Kegiatan Perumahan Perdagangan Jasa Fasum TOTAL
Jumlah Bangunan 24 78 2 104
Luasan 2585.4 9703.2 840.8 13129.4
Sumber : Survey Primer, 2010
Penggunaan lahan untuk perdagangan jasa menyebar disepanjang koridor KH.Mukmin. perdagangan jasa ini berupa pertokoan, rumah makan, jasa praktek dokter dan lain sebagainya.
ANALISIS 1. Analisis kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo Mengidentifikasi kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan di koridor KH.Mukmin dilakukan dengan membandingkan penggunaan lahan tahun 2003 dengan penggunaan lahan tahun 2010 dalam bentuk tabel. Dari hasil perbandingan penggunaan lahan, dapat diketahui kecenderungan perubahan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo mengarah pada pertokoan (conter, toko kebutuhan, toko baju), rumah makan, bengkel dan kegiatan jasa. Tabel kecenderungan perubahan
2. Menghitung bangkitan pergerakan yang ditimbulkan dari setiap jenis kegiatan di sepanjang koridor KH.Mukmin Sidoarjo Total Besaran Bangkitan Pergerakan tahun 2003 di Koridor KH.Mukmin
1 2 3 4
Jenis Kegiatan
Pertokoan Perumahan Bisnis lain/Jasa Rumah Makan
Total ∑ Total Bangkitan
Sisi Utara ∑Luas Besaran Lantai Bangkitan 2) (m (smp/jam) 40 7506.4 45 7591.4
Sumber : Hasil Analisa,2010
3.48 29.27 1.28 -
Sisi Selatan Besaran ∑Luas Lantai (m2) Bangkitan (smp/jam) 92 8010.1 68 166
34.03 8336.1 84.19 smp/jam
8.02 31.23 1.95 8.96 50.16
35 30
bangkitan (smp/jam)
No
25 20 sisi utara
15
sisi selatan
10 5 0 Pertokoan Perumahan
Bisnis lain/Jasa
Rumah Makan
Perhitungan pada Lampiran C
No
Jenis Kegiatan
Sisi Utara ∑Luas Besaran Lantai Bangkitan 2) (m (smp/jam) 1783.4 155.5 1239 93.54
Sisi Selatan Besaran ∑Luas Bangkitan Lantai 2) (smp/jam) (m 2343 204.3 1094 82.5
1 2
Pertokoan Perkantoran
3 4 5
Perumahan Bengkel Bisnis lain/Jasa Rumah Makan
1737.8 544.8 951.9
6.77 31.5 27.3
2192.5 426.4 987.2
8.55 24.6 28.33
440
23.76
1293
69.8
Total ∑ Total Bangkitan
6696.9
6
338.45 8336.1 756.75 smp/jam
Bangkitan ( smp/jam)
Total Besaran Bangkitan Pergerakan tahun 2010 di Koridor KH.Mukmin
250 200 150 100 50 0
sisi utara sisi se latan
418.30
Sumber : Hasil Analisa,2010
Perhitungan pada Lampiran C
Selisih bangkitan = bangkitan tahun 2010 – bangkitan tahun 2003 = 756.75 ‐ 84.19 = 672.56 smp/jam
Sehingga pengaruh perubahan yang ditimbulkan sebesar 672.56 smp/jam menambah pembebanan terhadap kinerja jalan KH.Mukmin
3. Analisis Pengaruh bangkitan pergerakan terhadap kinerja ruas jalan KH.Mukmin Sidoarjo Diketahui : V Titik 1 = 2992.8 smp/jam V Titik 2 = 2466.7 smp/jam Kapasitas Jalan = 3149 smp/jam Bangkitan pergerakan = 756.75 smp/jam
I1 = volume Titik 1 Kapasitas
= 2992.8 = 0.95 3149
I interaksi = V interaksi = 526.1 = 0.17 C 3149
0.07 I bangkitan.ideal = V bangkitan = 756.75 = 0.24 C 3149
I lintasan = V lintasan = 2466.7 = 0.78 C 3149
I ideal = volume Titik 2 + Bangkitan = 2466.7 + 756.75 = 3223.4 = 1.02 Kapasitas 3149 3149
Perhitungan pada Lampiran D
Dari hasil analisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara besaran I interaksi dengan I bangkitan. Ternyata I interaksi lebih rendah dibandingkan dengan I bangkitan (0.17 < 0.24). Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan di koridor KH.Mukmin pada saat ini belum berfungsi secara optimal. Perbedaan ini disebabkan adanya beberapa kegiatan yang belum berfungsi secara penuh, dan terdapat beberapa kegiatan yang memiliki luasan lantai yang besar namun masih sepi pengunjung.
Ternyata kondisi eksisting saja I (derajat jenuh) sudah mencapai 0.95. Dimana besaran nilai I (derajat jenuh) tersebut sudah melebihi batas ideal derajat jenuh jalan sebesar 0.15. Apalagi bila kegiatan berfungsi optimal, I mencapai 1.02 maka kinerja jalan akan terbebani Agar tidak terjadi kemacetan perlu sebesar 0.22. dilakukan penurunan volume lalu lintas yang dapat membebani jalan KH. Mukmin sebesar 692 smp/jam dengan cara menurunkan jenis kegiatan melalui simulasi
4. Mengukur besaran bangkitan pergerakan dari perubahan jenis kegiatan Skenario perubahan pemanfaatan lahan ini didasarkan pada kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi pada koridor KH.Mukmin Sidoarjo. Dimana jenis kegiatan rumah pada kondisi eksisting diskenariokan berubah fungsi dengan melihat kecenderungan perubahan yang terjadi disekitar masing‐masing rumah tersebut. Skenario pada Lampiran E, tabel E1.
Total Skenario Besaran Bangkitan Pergerakan di Koridor KH.Mukmin No
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
Pertokoan Perkantoran Perumahan Bengkel Bisnis lain/Jasa
6
Rumah Makan
Total ∑ Total Bangkitan
Sisi Utara Besaran ∑Luas 2) Bangkitan Lantai (m (smp/jam) 2298.2 200.4 1239 93.54 544.8 31.5 2396.4 68.77 527 7005.4
Sisi Selatan Besaran ∑Luas 2) Bangkitan Lantai (m (smp/jam) 2921.5 254.75 1094 82.5 1010 3.93 466.4 27 1435.2 41.1
28.45
1409
422.72 8336.1 888.29 smp/jam
76.08 465.57
Jika rumah eksisting berubah berdasarkan kecenderungan maka I (derajat jenuh) yang akan ditimbulkan sebesar 1.06. Apabila kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan dibiarkan maka kinerja jalan akan dibebani sebesar 0.26.
Perhitungan pada Lampiran E tabel E3 dan E4
5. Perumusan arahan penentuan jenis kegiatan di Koridor KH.Mukmin SidoarjO Penyusunan arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo dilakukan dengan simulasi (mencoba-coba), kemudian dianalisa secara analisa deskriptif kuantitatif, dengan target intensitas 0.8 (tingkat pelayanan C) Bila jenis kegiatan berfungsi optimal I mencapai 1.02, dimana kinerja jalan akan terbebani sebesar 0.22 yang berakibat pada kemacetan. Dengan begitu perlu penurunan volume lalu lintas di wilayah studi agar tidak terjadi kemacetan.
bahwa 0.22 ekivalen dengan 692 smp/jam, maka perlu dilakukan penurunan volume lalu lintas yang dapat membebani jalan KH. Mukmin sebesar 692 smp/jam dengan menurunkan jenis kegiatan perdagangan dan jasa yang kurang diminati (tidak laku).
Alternatif * Menggunakan asumsi bahwa Vlintasan dianggap tetap (tidak berubah).
1. Skenario perubahan jenis kegiatan berdasarkan kecenderungan, bangkitan 888.29 smp/jam dengan I sebesar 1.06
Simulasi kecenderungan
2. Skenario perubahan jenis kegiatan berdasarkan kegiatan tidak laku, bangkitan 341.5 smp/jam dengan I sebesar 0.88 I masih melebihi batas ideal jalan kolektor sekunder 0.8, masih diperlukan penurunan sebesar 0.08 Simulasi kegiatan tidak laku
3. Skenario perubahan jenis kegiatan berdasarkan kombinasi antara kecenderungan dengan kegiatan tidak laku, bangkitan 202.30 smp/jam dengan I sebesar 0.84 I dapat diterima batas ideal intensitas jalan kolektor sekunder sebesar 0.8. Simulasi kombinasi
Berdasarkan hasil simulasi kombinasi, maka arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo, sebagai berikut :
arahan
Pengendalian Ketentuan jenis kegiatan diperbolehkan bersyarat Pertokoan • Toko pakaian (syarat jam operasi 09.00-17.00, jumlah lantai max 1 lantai, menyediakan parkir dan RTH. • Conter (syarat jam operasi 09.00-14.00 kemudian jam 18.00-22.00, jumlah lantai max 1 lantai, dan menyediakan parkir Bengkel & rumah makan Dengan syarat : jumlah lantai 1 lantai dan menyediakan area parkir kendaraan. Hal ini dikarenakan jenis kegiatan diatas memiliki bangkitan tinggi. Sehingga untuk mengurangi pembebenan volume lalu lintas terhadap jalan KH.Mukmin dapat digunakan syarat tersebut.
Jenis kegiatan yang dilarang Mall, Rumah Makan Siap Saji (misal : Mc. Donal atau KFC). Hal ini dikarenakan jenis kegiatan tersebut memiliki bangkitan yang lebih besar. Sehingga dapat memberikan pembebanan yang lebih besar terhadap kinerja jalan.
Saran 1.
2.
3.
Penyusunan arahan pada studi ini hanya ditinjau dari aspek transportasi. Oleh karena itu, studi lanjutan dapat dilakukan mengenai penyusunan arahan intensitas penggunaan lahan dan jenis kegiatan ditinjau dari aspek lainnya. Standart dari hasil penelitian terdahulu belum tentu memiliki karakteristik wilayah yang sama dengan wilayah studi, untuk lebih akuratnya dapat dilakukan survey primer tiap jenis kegiatan. Studi mengenai penyusunan arahan jenis kegiatan dengan ruang lingkup wilayah yang lebih luas agar dapat digeneralisasikan dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk arahan penentuan jenis kegiatan pada koridor jalan lainnya.