PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL
Penelitian Thesis dilakukan di PT. SPIL. PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES sebagai sebuah perusahaan dalam pelayanan jasa angkutan laut yang mengutamakan kualitas untuk mencapai kesempurnaan dalam memberikan pelayanan bagi para pelanggan dan memprioritaskan aspek keselamatan serta perlindungan terhadap lingkungan.
Sistem Manjemen Keselamatan ini diterapkan pada semua kegiatan yang berkaitan dengan pengoperasian kapal termasuk pengoperasian kapal secara aman dan perlindungan terhadap pencemaran, meliputi: Kegiatan Pengawakan Kapal Kegiatan Pemeliharan Kapal Kegiatan Pelatihan Kegiatan Tanggap Darurat
Tujuan penelitian adalah mentukan prioritas dari Sistem Manajemen Keselamatan, yaitu: Memilih kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk pengembagan Sistem Manajemen Keselaamatan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Menganalisis prioritas dari pilihan – pilihan / keputusan – keputusan Sistem Manajemen Keselamatan.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Perusahaan sebagai acuan dalam memilih kegiatan untuk dikembangkan. Selain itu juga memperkenalkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) kepada Perusahaan sebagai sarana untuk mengambil keputusan penentuan prioritas suatu alternatif pada kasus lain yang perlu dipertanggung jawabkan atau prosesnya memerlukan pihak lain.
Sasaran Sistem Manajemen Keselamtan Tujuan dari Sistem Manejemen Keselamatan adalah untuk memastikan keselamatan di laut, pencegahan kecelakaan atau kehilangan nyawa dan menghindari kerusakan lingkungan, khususnya lingkungan laut dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Struktur Organisasi Sistem Management Keselamatan Di PT. SPIL
Teori yang digunakan dalam penulisan Thesis ini adalah teori pengambilan keputusan. Segala bentuk pengambilan keputusan selalu melibatkan pilihan pada satu atau beberapa alternatif dari sebuah daftar. Tujuan dari pengambilan keputusan yang rasional ialah untuk memaksimalkan akibat positif dan meminimalkan akibat negatif (Sen, 1998)
Multiple Attribute Decision Making MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemilihan diantara banyak alternatif, biasanya konflik, atribut. Di MADM, pengambil keputusan seringkali dihadapkan pada permasalahan dari menyeleksi alternatif – altenatif yang saling berhubungan, yang tidak setaraf dan konflik atribut. Pada umumnya problem yang timbul dari MADM yaitu membandingkan sebuah bilangan terbatas dari beberapa rencana alternatif dan beberapa performa atribut (Sen, 1998).
Analytic Hierarchy Process AHP adalah metode pembuatan keputusan yang menggunakan hirarki atau struktur jaringan yang menunjukkan suatu problem keputusan dan kemudian membuat prioritas – prioritas untuk alternatif – alternatif yang disediakan berdasarkan pendapat pembuat keputusan terhadap keseluruhan sistem. Saaty (1987).
Prinsip Menggunakan AHP Prinsip penggunaan metoda AHP dimulai dengan melakukan dekomposisi problem keputusan yang kompleks dan kemudian menggolongkan pokok permasalahannya menjadi suatu elemenelemen dalam satu hierarkhi tertentu. Pada tingkat hirarkhi yang sama, elemen-elemen matriks yang berpasangan diperbandingkan (pairwise comparision) dengan memasukkan pertimbangan faktor kualitatif dan kuantitatif.
SKALA NUMERIK
SKALA NUMERIKSKALA KUALITATIF DAN DEFINISI 1:Bobot kepentingan elemen matrik yang satu dinilai sama penting dibandingkan elemen matriks yang lain 3 :Bobot kepentingan elemen matrik yang satu dinilai sedikit lebih penting dibandingkan elemen matriks yang lain 5 :Bobot kepentingan elemen matrik yang satu dinilai cukup penting dibandingkan elemen matriks yang lain 7: Bobot kepentingan elemen matrik yang satu dinilai sangat penting dibandingkan elemen matriks yang lain 9 :Bobot kepentingan elemen matrik yang satu dinilai mutlak (sangat penting sekali) dibandingkan elemen matriks yang lain
Model Hirarki Keputusan
Pengolahan Data
Dari struktur Hirarki pada bab iii dapat ditentukan bahwa matrik perbandingan berpasangan yang harus dibuat adalah sebanyak 15 matriks. Matrik tersebut terdiri dari 1 matrik perbandingan berpasangan antara kriteria terhadap tujuan, 3 matriks perbandingan berpasangan antara sub kriteria terhadap kriteria, dan 11 matriks perbandingan berpasangan antara alternatif terhadap sub kriteria. Kita dapat menggunakan hasil data expert choice 2000 seperti yang telah diringkas pada tabel 4.17 untuk mendapatkan urutan prioritas.
LEVEL 1
LEVEL 2
ALTERNATIVES
PRIORITY
RANKING
Pengawakan Kapal
0.005
4
Pemeliharaan Kapal
0.051
1
Pelatihan
0.027
2
Tanggap Darurat
0.013
3
Pengawakan Kapal
0.022
3
Pemeliharaan Kapal
0.124
1
Pelatihan
0.046
2
Tanggap Darurat
0.019
4
Pengawakan Kapal
0.006
3
Pemeliharaan Kapal
0.028
1
Pelatihan
0.011
2
Tanggap Darurat
0.005
4
Pengawakan Kapal
0.016
3
Pemeliharaan Kapal
0.107
1
Pelatihan
0.034
2
Tanggap Darurat
0.013
4
Senior Superintendent
Dry Doking
TEKNIK
Heavy Equipment & Container Repair
Wrokshop
Pengawakan Kapal
0.042
1
Pemeliharaan Kapal
0.022
2
Pelatihan
0.008
3
Tanggap Darurat
0.004
4
Pengawakan Kapal
0.023
1
Pemeliharaan Kapal
0.011
2
Pelatihan
0.005
3
Tanggap Darurat
0.003
4
Pengawakan Kapal
0.012
1
Pemeliharaan Kapal
0.006
2
Pelatihan
0.003
3
Tanggap Darurat
0.001
4
Kendali Dokumen
DESIGNATED PERSON ASHORE (DPA)
Internal Audit
Pengendalian Ketidaksesuaian
Pengawakan Kapal
0.02
1
Pemeliharaan Kapal
0.01
2
Pelatihan
0.004
3
Tanggap Darurat
0.002
4
Pengawakan Kapal
0.002
3
Pemeliharaan Kapal
0.011
1
Pelatihan
0.005
2
Tanggap Darurat
0.002
3
Pengawakan Kapal
0.009
3
Pemeliharaan Kapal
0.053
1
Pelatihan
0.019
2
Tanggap Darurat
0.007
4
Pengawakan Kapal
0.116
1
Pemeliharaan Kapal
0.041
2
Pelatihan
0.024
3
Tanggap Darurat
0.009
4
Ship Personal
Port Captain
NAUTIKA
Ship Classification Clearance
Dinas Luar
Analisa Data
Bobot prioritas terbesar untuk kriteria adalah pemeliharaan kapal sebesar 0,465, diikuti oleh pengawakan kapal sebesar 0,276, pelatihan sebesar 0,185 dan yang terakhir adalah tanggap darurat sebesar 0,075.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai pemelihan kegiatan Sistem Manajemen Keselamatan dengan menggunakan metode AHP dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil wawancara, didapat 3 (tiga) orang pengambil keputusan, yaitu: a.Teknik
b. Nautika c. Designated Person Ashore 2. Diperoleh priotias pengembangan jenis kegiatan Sistem Manajemen Keselamatan: a. Prioritas I : kegiatan pemeliharaan kapal b. Prioritas II : kegiatan pengawakan kapal c. Prioritas III : kegiatan pelatihan d. Prioritas IV : kegiatan tanggap darurat