JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
1
Pengendalian Jenis Kegiatan pada Koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Surabaya Satria Witaradya Pratama, dan Dosen Ir. Sardjito, MT Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— Jalan Bukit Darmo Boulevard merupakan jalan yang mengalami perkembangan pesat. Di kawasan koridor ini didominasi dengan jenis penggunaan lahan perdagangan dan jasa dan berupa jenis kegiatan toko, rumah makan, perkantoran, dan beberapa apartemen. Jenis kegiatan yang berbeda memberikan perbedaan jumlah bangkitan dan tarikan. dari hasil penghitungan awal pada saat peak hour mencapai 4223,4smp/jam dengan kapasitas jalan 4059 smp/jam sehingga terjadi kemacetan. Adapun cara penelitian yang digunakan dengan analisa deskriptif kuantitatif. Untuk pengendalian jenis kegiatan dilakukan dengan 2 skenario yaitu skenario 1 dengan penambahan kapasitas jalan dan skenario 2 yaitu menentukan jenis kegiatan (memilih jenis kegiatan yang memiliki nilai tarikan/bangkitan tinggi) yang kemudian di turunkan. Penentuan jenis kegiatan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Surabaya berdasarkan pada kondisi kinerja jalan ideal dengan Intensitas jalan sebesar 0,8 yaitu perubahan kelompok jenis kegiatan yang dianjurkan, antara lain: apartemen, perbankan (bank,gadai, dll), dan jasa (salon, praktek dokter). Perubahan jenis kegiatan yang di batasi antara lain: bisnis lain, rumah makan dan Bengkel. Untuk perubahan kelompok jenis kegiatan yang dilarang antara lain: toko dan usaha parkir. Kata Kunci— jenis kegiatan, kinerja jalan
I. PENDAHULUAN Salah satu koridor yang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam Unit Pengembangan Satelit adalah Jalan Bukit Darmo Boulevard. Jalan Bukit Darmo Boulevard merupakan salah satu koridor yang perkembangannya cukup pesat, dimana dominasi dari jenis penggunaan lahan perdagangan dan jasa di sepanjang jaringan jalan ini pada saat ini digunakan untuk jenis kegiatan toko, rumah makan, kantor, dan beberapa apartemen (Survey 2012). Menurut RDTRK UP Satelit, Jalan Bukit Darmo Boulevard merupakan rencana jalan lingkar dalam barat yang akan memiliki akses langsung ke UP Satelit. Setiap harinya usaha-usaha di sepanjang koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard menghasilkan sirkulasi manusia maupun barang secara terus-menerus baik pagi, siang, sore maupun malam hari. Sebagian besar terjadi arus sirkulasi yang cukup tinggi menuju tempat untuk memenuhi kebutuhan. Tingginya arus sirkulasi ini ditandai dengan banyaknya jumlah kendaraan yang masuk/melintasi jalan tersebut saat peak-hour sehingga melebihi kapasitas jalan yang ada yang pada akhirnya terjadi tundaan hingga kemacetan. Pada saat dilakukan identifikasi
awal, kondisi jalan tersebut pada saat peak-hour terjadi kemacetan dikarenakan jam operasional pertokoan, perkantoran serta pendidikan yang hampir bersamaan. Koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard ini memiliki kapasitas jalan 4059 smp/jam (hasil analisa 2012 sementara) dan menurut data dari Dinas Perhubungan Surabaya, kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard ini pada peak hour volume kendaraan mencapai 5575 smp/jam dan memiliki LOS pada level F yang artinya pelayanan jalannya sudah sangat buruk, penurunan kinerja jalan tersebut berupa bertambahnya waktu perjalanan, menurunya kecepatan perjalanan dan kemacetan. Kondisi ini dapat dilihat dari kecepatan kendaraan yang rendah sehingga menjadi macet pada saat jam puncak seperti pagi dan sore hari. Menurut hasil analisa RDTRK UP Satelit, kecenderungan pembangunan pusat perbelanjaan berskala regional serta perkantoran koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard yang termasuk dalam koridor utama UP Satelit ini akan semakin berkembang menjadi kawasan bisnis seperti toko, rumah makan dan lain sebagainya, dengan bangunan vertikal diatas 4 lantai. Terkait dengan situasi ini, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui sejauh mana Jalan Bukit Darmo Boulevard dapat mendukung kegiatan-kegiatan di sekitar dan pergerakan eksternal-eksternal yang melalui jalan tersebut, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam merencanakan pengembangan penataan ruang kawasan Jalan Bukit Darmo Boulevard. II. METODE PENELITIAN
2.1 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistikyang bersumber pada empiri fakta dimana ilmu yang dibangun berasal dari hasil pengamatan indera dengan didukung landasan teori (Muhadjir, 1990:1334). Metode penelitian yang digunakan didominasi penelitian kuantitatif sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian.
2.2 JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu peristiwa. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi secara
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
2
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat populasi atau daerah tertentu. Selain itu, ada juga yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers, 1978). Analisis deskriptif dilakukan untuk menyusun hasil wawancara. Penelitian kuantitatif digunakan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolahdan di analisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka tersebut (Martono, 2011). Sehingga dapat disimpulkan jenis penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan terhadap kinerja Jalan Bukit Darmo Boulevard ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif. 3)
2.3 VARIABEL PENELITIAN Berdasarkan teori-teori para ahli, maka variabel yang akan dianalisis adalah : Tabel 3.1 Variabel dan faktor yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Faktor
Variabel
Kinerja jalan
Derajatje nuhdanti ngkatpel ayananja lan
Sub. Variabel Volume lalulintas Kapasitas jalan
Bangkitan Jenispeng Pemukima dan gunaanlah n, tarikan an pendidikan , perdaganga Jenisaktiv ndanjasa itas pertokoan, restoran, bengkel, perkantora n,salon, dll
Parameter Jumlah kendaraan (interval waktupengamatan) Kapasitasdasar Lebarjalan Pemisaharah Hambatansamping Ukurankota Jumlah kendaraan (interval waktupengamatan) Luaslantai
2.4 METODE ANALISIS DATA Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Analisis kinerja jaringan jalan. Analisis ini menjelaskan tentang tingkat pelayanan jalan berdasarkan kondisikondisi operasional di dalam aliran lalu lintas pada ruas Jalan Bukit Darmo Boulevard. C = C x FC x FC x FC x FC 0
2)
W
SP
data berupa angka yang dirumuskan. Bangkitan pergerakan ini didapatkan dengan mengalikan luas lahan dengan tingkat bangkitan yang ditimbulkan oleh suatu penggunaan lahan dalam satuan volume kendaraan per jam (smp/jam).
SF
CS
Analisis perhitungan bangkitan dan tarikan. Dalam menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan menggunakan analisa kuantitatif, yaitu menggunakan
Besaranbangkitan per persil = luaslantai per persilkegiatan x standartbangkitan 100 Perhitungan bangkitan pergerakan ini dilakukan pada setiap persil kegiatan/ per 100 m2. Sehingga akan diketahui besaran bangkitan tarikan pada setiap persil jenis kegiatan. Hasil perhitungan ini akan digunakan sebagai langka awal untuk mengetahui besar bangkitan per kegiatan Analisis pengaruh dari jenis kegiatan terhadap kinerja Jalan Bukit Darmo Boulevard. Untuk mengetahui pengaruhnya di lakukan analisis yang mengunakan rumus perhitungan Intensitas jalan eksisting dimana volume yang digunakan adalah selisih dari volume yang masuk dengan volume yang keluar (diasumsikan bahwa selisih volume masuk dankeluar adalah volume yang berinteraksi atau berhenti pada kawasan) yang di tambahkan dengan volume yang keluar/ melintas, kemudian dari hasil perhitungannya di bandingkan dengan hasil perhitungan intensitas ideal ketika kegiatan di kawasan tersebut berfungsi secara optimal.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Kinerja Jalan Pada analisa kinerja jalan ini, pertama akan dilakukan menghitung kapasitas jalan dengan menggunakan standar yag mengacu pada MKJI, 1997 dengan memperhatikan kondisi geometri jalan, kondisi lalu lintas serta kondisi lingkungan di lokasi studi. Penghitungan kapasitas jalan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah kendaraan maksimum yang dapat ditampung pada Jalan Bukit Darmo Boulevard tersebut. Setelah mengetahui nilai kapasistas jalan tersebut akan dilanjutkan dengan penghitungan derajat kejenuhan (DS), yaitu digunakan untuk mengetahui tigkat pelayanan Jalan Bukit Darmo Boulevard. 3.1.1 Kapasitas Jalan Kapasitas Jalan ini dipengaruhi oleh kondisi geometri jalan di lokasi studi, kondisi lalu lintas serta kondisi lingkungan. Dengan menggunakan dasar standar dari MKJI, 1997 dapat diketahui faktor penyesuaian kapasitas dasar, lebar jalan efektif, pemisah arah, hambatan samping serta ukuran kota untuk menghitung kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard. Tabel 4.4 Kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard C0
FCsp
FCw
FCsf
FCcs
C
ruas 1
4950
1,04
1
0,82
1
4221,36
ruas 2
4950 1 1 0,82 Sumber : Hasil Analisa 2012
1
4059
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kapasitas pada ruas 1 dan ruas 2 berbeda. Hal ini dikarenakan lebar efektif dari kedua ruas ini juga berbeda. Pada ruas 1 dapat menampung volume kendaraan secara maksimal hingga 4221,36 smp/jam sedangkan pada ruas 2 dapat menampung secara maksimal hingga 4059 smp/jam. 3.2 Bangkitan dan tarikan perjenis kegiatan Setelah melakukan perhitungan per tiap bangunan dari jenis kegiatan yang ada di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard, didapatkan total dari bangkitan pergerakan setiap kelompok kegiatan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Bangkitan dan tarikan pada wilayah studi ini dikelompokkan menjadi per jenis kegiatannya. Sehingga kita dapat mengetahui bangkitan dan tarikan maksimal yang dapat dihasilkan oleh suatu jenis kegiatan dengan menggunakan standar hasil kajian Danayasa City dalam (Tamin, 2000) dan penelitian (Isyana, 2010). Berikut ini merupakan tabel bangkitan dan tarikan secara total yang telah dikelompokan per jenis kegiatannya pada ruas 1 dan 2 koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard yang ditampilkan pada tabel dibawah ini Tabel 4.9 Bangkitan dan Tarikan Total berdasarkan Jenis Kegiatan Pada Ruas 1 dan 2
N o
Jenis Kegiatan
1 Toko
Ruas 1 Besaran Luas Tarikan Lantai Bangkitan (m2) (smp/jam)
Ruas 2 Besaran Luas Tarikan Lantai Bangkit (m2) an
13130,8
1145,01
8635
752,972
2 Jasa
2650
76,055
1080
30,996
3 Perbankan
4500
123,75
1320
36,3
25
1,4475
300
17,03
2070
156,285
4 Bengkel Rumah 5 Makan 6 Kantor Parkir 7 Lenmarc 8 Bisnis Lain
300
0 925
49 0
0
5200
598
8,61
90
2,583 1469,85 1
Total 22975,8 1528,188 17250 Sumber : Hasil Analisa 2012 Dari tabel diatas dapat dilihat seberapa besar bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan dari berbagai jenis kegiatan yang terdapat di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard. Dari kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard, berbagai jenis kegiatan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard ini mampu menimbulkan bangkitan dan tarikan sebesar 1528,188 smp/jam pada ruas 1 dan 1469,851 smp/jam pada ruas 2 apabila beroperasi secara penuh. Setelah melakukan perhitungan besaran bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan oleh jenis kegiatan yang ada di sepanjang koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard. Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh bangkitan dan tarikan tersebut
terhadap kinerja jalan. Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bangkitan tarikan yang dihasilkan tiap jenis kegiatan terhadap kinerja jalan. Intensitas yang ditimbulkan dari bangkitan dan tarikan (I bangkitan) dijumlahkan dengan intensitas kendaraan yang hanya melintas (I melintas) diasumsikan sebagai intensitas ideal (I ideal). Apabila I ideal > 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan berpengaruh terhadap kinerja Jalan Bukit Darmo Boulevard. Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara besaran intensitas kendaraan yang berinteraksi (I interaksi) pada kegiatan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard dengan bangkitan optimal (I bangkitan) yang dihasilkan tiap jenis kegiatan, yang ternyata pada ruas 1 dan ruas 2 memiliki I interaksi yang lebih rendah dari pada I bangkitan. Hal ini menandakan bahwa kegiatan di sepanjang koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard ini belum berfungsi secara penuh, dan masih terdapat beberapa jenis kegiatan yang memiliki luasan lantai yag besar tetapi masih sepi pengunjung. 3.3 Merumuskan pengendalian jenis kegiatan berdasarkan kinerja jalan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Surabaya. Setelah kita mengetahui pengaruh jenis kegiatan terhadap kinerja jalan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard, maka dapat disusun arahan pengendalian jenis kegiatan dengan melalui 2 skenario yang memungkinkan untuk diterapkan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard yaitu dengan perubahan jenis kegiatan dan penambahan kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard. 3.3.1 Skenario Peningkatan Kapasitas Jalan Sebagai simulasi gambaran di masa yang akan datang peningkatan kapasitas jalan masih mungkin dilakukan untuk meningkatkan pelayanan Jalan Bukit Darmo Boulevard. Untuk meningkatkan kapasitas jalan yang sebelumnya pada ruas 1 sebesar 4221,36 smp/jam dan ruas 2 sebesar 4059 smp/jam, dilakukan dengan penambahan lajur serta penambahan lajur efektif. Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut ini. 6600 x 1,08 x 1 x 0,82 x 1 = 5844,96 smp/jam Dengan peningkatan kapasitas jalan pada ruas 1 dan ruas 2 menjadi sebesar 5844,86 smp/jam tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat pelayanan jalan yang sesuai dengan MKJI dan Permenhub. 3.3.2 Skenario Besaran Bangkitan dari Perubahan Jenis Kegiatan Dengan adanya perubahan jenis kegiatan ini dapat terlihat besaran bangkitan tarikan yang semakin tinggi ataupun semakin rendah. Hal ini dikarenakan setiap jenis kegiatan mempunyai standart bangkitan yang berbeda. Dari standart bangkitan yang berbeda tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi standart bangkitan, semakin tinggi pula nilai bangkitan yang dihasilkan dari suatu jenis kegiatan dan sebaliknya semakin rendah standart bangkitan maka akan semakin rendah pula nilai bangkitan yang dihasilkan dari suatu jenis kegiatan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3.3.3
Menentukan Jenis Kegiatan yang Sesuai dengan Jalan Bukit Darmo Boulevard Untuk menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard harus mengetahui sebarapa besar intensitas yang harus diturunkan. Dari hasil sebelumnya diketahui bahwa dengan setiap kegiatan telah berfungsi secara optimal akan mengakibatkan intensitas Jalan Bukit Darmo Boulevard pada ruas 1 dan ruas 2 telah melebihi intensitas ideal yaitu sebesar 0,8. Dimana kinerja jalan menjadi tebebani oleh volume lalu lintasyang melebihi kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard yang mengakibatkan kemacetan dan dapat diturunkan dengan memilih jenis kegiatan yang memiliki besaran bangkitan yang tinggi untuk dapat diturunkan pada ruas 1 dan ruas 2. Berikut ini adalah hasil dari penentuan jenis kegiatan yang diturunkan agar intensitas jalan pada saat kegiatan berfungsi secara optimal masih dapat ditampung oleh Jalan Bukit Darmo Boulevard dengan nilai intensitas ideal ≤ 0,8 3.3.3.1 Ruas 1 Berdasarkan hasil dari analisa sebelumnya didapatkan intensitas jalan saat kegiatan berfungsi secara optimal (I ideal) sebesar 1,24 sehingga pada ruas 1 ini telah melebihi intensitas ideal sebesar 0,8 yaitu kelebihan beban sebesar 0,442419 atau sebesar 1867,6 smp/jam dengan asumsi kapasitas jalan belum ditingkatkan. Sehingga perlu adanya penurunan terhadap volume lalu lintas di ruas 1 dengan menurunkan jenis kegiatan yang memiliki bangkitan pergerakan cukup tinggi selain dengan meningkatkan kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard. Setelah dilakukan perhitungan dengan penambahan kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard menjadi 5844,96 smp/jam dengan asumsi volume lalu lintas tetap, maka pada ruas 1 terdapat perubahan jenis kegiatan untuk meningkatkan tingkat pelayanan Jalan bukit Darmo Boulevard memiliki bangkitan jenis kegiatan sebesar 577,2 smp/jam dengan selisih dari kondisi eksisting sebesar 950,16 smp/jam dari sebelumnya 1527,36 smp/jam. Setelah mengetahui kapasitas jalan yang baru dan bangkitan dari jenis kegiatan yang ada di sepanjang Jalan Bukit Darmo Boulevard di lakukan perhitungan pengaruh jenis kegiatan terhadap kinerja jalan dan didapatkan hasil I ideal sebesar 0,732 dan tingkat pelayanan jalan C. Dengan I ideal < 0,8 maka volume lalu lintas masih dapat di tampung oleh kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard sesuai dengan MKJI dan Permenhub.Untuk tabel perubahan jenis kegiatan terdapat pada lampiran D. 3.3.3.2 Ruas 2 Berdasarkan hasil dari analisa sebelumnya didapatkan intensitas jalan saat kegiatan berfungsi
4 secara optimal (I ideal) sebesar 1,4 sehingga pada ruas 2 ini telah melebihi intensitas ideal sebesar 0,8 yaitu kelebihan beban sebesar 0,6 atau sebesar 2435,4 smp/jam dengan asumsi kapasitas jalan belum ditingkatkan. Sehingga perlu adanya penurunan terhadap volume lalu lintas di ruas 2 dengan menurunkan jenis kegiatan yang memiliki bangkitan pergerakan cukup tinggi selain dengan meningkatkan kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard. Setelah dilakukan perhitungan dengan penambahan kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard menjadi 5844,96 smp/jam dengan asumsi volume lalu lintas tetap, maka pada ruas 1 terdapat perubahan jenis kegiatan serta pembatasan penggunaan luasan lantai pada jenis kegiatan Hartono. Sehingga didapat bangunan disepanjang Jalan bukit Darmo Boulevard memiliki bangkitan jenis kegiatan sebesar 391,299 smp/jam dengan selisih dari kondisi eksisting sebesar 1079,5 smp/jam dari sebelumnya 1470,8 smp/jam. Setelah mengetahui kapasitas jalan yang baru dan bangkitan dari jenis kegiatan yang ada di sepanjang Jalan Bukit Darmo Boulevard di lakukan perhitungan pengaruh jenis kegiatan terhadap kinerja jalan dan didapatkan hasil I ideal sebesar 0,786 dan tingkat pelayanan jalan C. Dengan I ideal < 0,8 maka volume lalu lintas masih dapat di tampung oleh kapasitas Jalan Bukit Darmo Boulevard sesuai dengan MKJI dan Permenhub.Untuk tabel perubahan jenis kegiatan terdapat pada lampiran D. Pada dasarnya untuk mencapai batas intensitas ideal jalan sebesar 0,8 dan mencapai tingkat pelayanan jalan C dibutuhkan penambahan kapasitas jalan, pengaturan jenis kegiatan yang dapat mengurangi beban kinerja Jalan Bukit Darmo Boulevard. Untuk arahan perubahan jenis kegiatan yang dibatasi maupun dilarang dalam koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard adalah sebagai berikut. Tabel 4.13 Arahan Perubahan Jenis Kegiatan Arahan Perubahan Jenis Kegiatan Dianjurkan
Dibatasi
Dilarang
Jasa
Bisnis Lain
Toko
Perbankan
Rumah Makan
Parkir
Apartemen Bengkel Sumber : Hasil Analisa 2012 IV. KESIMPULAN/RINGKASAN 4.1 Kesimpulan Koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard ini merupakan jalan yang terdapat banyak kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang jalannya. Pada koridor ini dibagi 2 ruas, hal ini dikarenakan adanya perbedaan lebar jalan sehingga mengakibatkan kapasitas jalan yang berbeda yaitu pada Ruas 1 (mengarah ke PTC) memilik kapasitas sebesar 4221,36 smp/jam sedangnkan pada arah sebaliknya atau pada ruas 2 memiliki kapasitas jalan sebesar 4059 smp/jam. Sedangkan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
5
untuk tingkat pelayanan jalan sudah menunjukkan kategori C hingga F, sehingga diperlukan arahan pengendalian jenis kegiatan. Arahan pengendalian tersebut adalah penentuan jenis kegiatan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard yang disusun berdasarkan dari hasil percobaan perubahan jenis kegiatan guna menurunkan bangkitan pergerakan. Hal ini dikarenakandengan target nilai derajat kejenuhan 0.8 (tingkat pelayanan C). Perubahan jenis kegiatan yang dianjurkan, antara lain : Jasa(Dry Cleaning, Salon, dll), perbankan (bank, gadai, koperasi), apartemen. Perubahan jenis kegiatan yang dibatasi, antara lain : Bisnis lain, rumah makan, bengkel Perubahan jenis kegiatan yang dilarang, antara lain : Toko, dan usaha parkir. Hal ini dikarenakan dapat memberikan pembebanan yang lebih besar terhadap kinerja jalan. Dengan adanya arahan pengendalian jenis kegiatan dengan membatasi kegiatan yang diperbolehkan serta yang dilarang ini ditujukan agar kinerja jalan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard tidak semakin menurun karena terganggu oleh jenis kegiatan di sepanjang koridor tersebut. Selain dengan pengendalian dari perubahan jenis kegiatan di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard ini, simulasi penurunan beban kinerja Jalan Bukit Darmo Boulevard melalui penambahan kapasitas jalan menjadi 5844,96 smp/jam.
Dari perhitungan di atas intensitas jalan pada ruas 1 telah melebihi batas ideal intensitas jalan yaitu 0.8 sebesar 0,441, Dengan kondisi tersebut berpengaruh pada penurunan kinerja jalan. Agar tidak terjadi kemacetan perlu dilakukan penurunan volume lalu lintas yang dapat membebani Jalan Bukit Darmo Boulevard sebesar 1861,675 smp/jam. Sedangkan pada ruas 2 adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran untuk studi lanjutan, antara lain: Standart dari hasil penelitian terdahulu belum tentu memiliki karakteristik wilayah yang sama dengan wilayah studi. Penyusunan arahan pada studi ini hanya ditinjau dari aspek transportasi. Sehingga studi lanjutan dapat dilakukan mengenai penyusunan arahan intensitas penggunaan lahan dan jenis kegiatan ditinjau dari aspek lainnya. Dalam studi tentang penyusunan arahan jenis
V. LAMPIRAN Berikut ini merupakan perhitungan I ideal di koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard pada ruas 1
Imelintas =
3711,5 4221,36
= 0,879219
Ibangkitan= 1528,188 4221,36
Imelintas =
4223,4 4059
= 1,04
4.2 Saran
kegiatan disarankan dengan ruang lingkup wilayah yang lebih luas agar dapat digeneralisasikan dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk arahan penentuan jenis kegiatan pada koridor jalan lainnya.
= 0,362 Iideal = 0,879219+ 0,362 =1,241 Iideal < 0.8 Besaran pengaruh bangkitan =1,241-0,8 = 0,441
Ibangkitan= 1469,851 4059 = 0,36279 Iideal = 1,04 + 0.362 =1.4 Iideal < 0.8 Besaran pengaruh bangkitan =1,4-0,8 = 0,6
Dari perhitungan di atas intensitas jalan pada ruas 2 telah melebihi batas ideal intensitas jalan yaitu 0.8 sebesar 0,6 , Dengan kondisi tersebut berpengaruh pada penurunan kinerja jalan. Agar tidak terjadi kemacetan perlu dilakukan penurunan volume lalu lintas yang dapat membebani Jalan Bukit Darmo Boulevard sebesar 2435,4 smp/jam.
DAFTAR PUSTAKA Saraswati, Vebrina. 2007. Pengaruh Kegiatan-Kegiatan di Sepanjang Koridor terhadap Kinerja Jaringan Jalan Mayjend Sungkono. Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS [2] Gusdiannisa, Isyana, 2006. Arahan Intensitas Penggunaan Lahan Perdagangan dan Jasa Jalan Kapasan dengan Indikator Level of Service. Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS. [3] Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Jakarta : Penerbit Erlangga. [4] Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi-Edisi Kedua. Bandung : ITB [1]
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 [5] [6]
[7] [8] [9]
Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi-Edisi Kesatu. Bandung : ITB Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 1997. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya Tahun 2015, Surabaya : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Rencana Tata Ruang Kota UD Lontar Tahun 2008, Surabaya : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Rencana Tata Ruang Kota UD Putat Gede Tahun 2008, Surabaya : Badan Perencanaan Pembangunan Kota
6