Arah Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia1 oleh: Lilik Soelistyowati2
A. Latar Belakang Pembangunan Pusaka Digital Nasional tentunya merupakan salah satu wujud pelaksanaan visi dan misi Perpustakaan Nasional RI. Visi Perpusnas adalah “Terdepan dalam informasi pustaka, menuju Indonesia gemar membaca. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 3 Misi Perpustakaan Nasional RI, yaitu: Mengembangkan koleksi nasional berupa karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam sebagai warisan intelektual bangsa; Mengembangkan layanan nasional informasi berbasis pustaka melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi; Mengembangkan infrastruktur perpustakaan melalui peningkatan sarana dan prasarana, serta mutu dan kompetensi sumber daya manusia perpustakaan. Berkaitan dengan pengelolaan Pusaka Digital ini, terdapat beberapa pasal dalam UU No. 43 Tahun 2007 yang perlu dicermati dan dijadikan dasar bagi Perpustakaan Nasional RI dalam menentukan perannya. Dalam Pasal 7 ayat (1) buir d. UU No. 43 Tahun 2007 dinyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia). Yang dimaksud dengan alih media tentunya berkaitan dengan konversi bahan perpustakaan dalam format dan media non digital ke format dan media digital. Dalam Pasal 21 ayat (3) dinyatakan bahwa Perpustakaan Nasional bertanggung jawab: a. mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat; b. mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa. Di samping itu, dalam Pasal 1 Ayat (5) Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dinyatakan bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di Ibu kota negara. Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional secara resmi dimulai pada tahun anggaran 2008. Beberapa hal yang mendasari pembangunan pembangunannya adalah: o Peningkatan layanan kepada masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan informasi; o Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Indonesia sudah memungkinkan untuk membangun Perpustakaan Digital Nasional; o Arahan dalam dengar pendapat dengan DPR-RI, pada 5 Oktober 2007. DPR-RI meminta agar Perpustakaan Nasional RI memprioritaskan pembangunan perpustakaan digital sebagai kegiatan tahun 2008. o Inisiatif pembangunan World Digital Library (WDL) yang dibahas dalam UNESCO Experts Meeting on the World Digital Library menghendaki Perpusnas RI sebagai fasilitator nasional;
1
Makalah disampaikan dalam Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia Ke-3 pada tanggal 2-4 November 2010 di Hotel Horison Bandung. 2 Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI.
1
o
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Salah satu tugas Perpustakaan Nasional RI adalah sebagai pusat jejaring perpustakaan di Indonesia yang memberikan akses informasi kepada seluruh masyarakat.
B. Pengertian Perpustakaan Digital Nasional Berdasarkan pengertian tentang perpustakaan digital pada umumnya, dapat disusun pengertian mengenai Perpustakaan Digital Nasional Indonesia yang akan difasilitasi pengembangannya oleh Perpustakaan Nasional RI, yaitu jaringan perpustakaan berbasis TIK dalam skala nasional, beranggotakan berbagai jenis perpustakaan di Indonesia, yang secara bekerja sama menyediakan sumber informasi dalam format digital, akses digital ke berbagai jenis koleksinya, dan layanan digital untuk dapat dimanfaatkan secara bersama dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat luas sebagai pemustakanya. C. Tujuan Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia Tujuan utama dibentuknya Perpustakaan Digital Nasional Indonesia adalah mewujudkan koleksi nasional yang dapat diakses secara cepat, akurat dan merata oleh pemustaka. Secara strategis, tujuan pembangunan Perpustakaan Digital Nasional adalah: 1. Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi tersedia dan layanan perpustakaan yang diselenggarakan oleh seluru perpustakaan yang tergabung dalam jaringan (resource sharing); Hal ini perlu dilakukan sejalan dengan perkembangan TIK yang mengubah trend penyediaan informasi bagi pemustaka, yaitu dari: a. Information-searched ke information-pushed (informasi sudah tersedia di hadapan pengguna) b. Industrial-economy ke Information-economy dan ke Knowledge-Economy c. Formal Learning ke Lifelong Learning d. Mass-production ke Customized-production Peningkatan akses ke sumber daya informasi juga perlu dilakukan sejalan dengan perkembangan TIK dalam hal: a. Internet – Global Network b. High Speed Computing – Distributed System c. Mobile Computing. 2. Mempromosikan pemahaman dan kesadaran antarbudaya dalam lingkup nasional, menyediakan sumber belajar, mendorong ketersediaan bahan pustaka dan informasi yang mengandung nilai budaya setempat (local content). Perpustakaan Digital Nasional Indonesia juga merupakan sarana penyeimbang konten bernuansa negatif dan mengurangi efek negatifnya dengan adanya publikasi konten lokal yang berbasiskan kebudayaaan dan sejarah alam Indonesia. 3. Melestarikan sumber informasi tentang budaya Indonesia; a. Sulit mengetahui ragam budaya apa saja yang dimiliki oleh suatu daerah. b. Budaya belum dijadikan sebagai sumber pengetahuan. c. Informasi yang berhubungan pelestarian kebudayaan belum sepenuhnya digunakan untuk membangun karakter bangsa. 4. Mendukung penelitian ilmiah melalui Internet. a. Informasi yang berhubungan dengan kebudayaan daerah dan pelestarian kebudayaan, yang merupakan kekayaan budaya bangsa, tersebar di berbagai institusi, organisasi, dan masyarakat.
2
b. Tidak adanya basis data terpusat yang berisikan informasi tentang warisan budaya, dikelola oleh suatu institusi resmi, dan secara resmi ditunjuk oleh pemerintah, sehingga ada pemerataaan akses dan informasi (information sharing). D. Sasaran Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia 1. National digital repositories yaitu mengumpulkan, mengelola,merawat serta mendayagunakan sumber informasi dan bahan perpustakaan digital pada lingkup nasional. 2. Metasearch engine menyediakan sarana penelusuran/akses secara mudah ke seluruh bahan perpustakaan dan berbagai sumber daya informasi (data dan metadata) dalam lingkup nasional. 3. E-learning menyediakan sarana dan program pembelajaran sepanjang hayat secara online melalui penyediaan sumber daya informasi dalam berbagai situs atau portal web. E. Strategi Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia Sebagai fasilitator, secara garis besar Perpustakaan Nasional melaksanakan 3 arah dalam pembangunan Perpustakaan Digital Nasional yang dilaksanakan secara simultan, yaitu: 1. Mengembangkan Layanan Digital di Perpusnas ; 2. Membangun Jaringan Perpustakaan Mitra; 3. Membangun centers of excellent untuk budaya lokal; 4. Membangun Layanan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. 5. Menyusun kebijakan Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. Pembangunan dan pengembangan yang dilaksana di ketiga arah tersebut mencakup pembangunan komponen-komponen Perpustakaan Digital Nasional Indonesia, yaitu: 1. Infrastruktur berbasis TIK 2. Konten digital 3. SDM 4. Kebijakan
D.1. Mengembangkan Layanan Digital di Perpusnas Walaupun bertindak sebagai fasilitator dalam pembangunan Perpustakaan digital Nasional Indonesia, namun Perpusnas juga merupakan salah satu anggota jaringan perpustakaan tersebut. Oleh karenanya, Perpusnas juga perlu melaksanakan pengembangan layanan digitalnya, mencakup: a. Membangun infrastruktur untuk layanan digital, mencakup, di antaranya: mengembangkan perangkat lunak (program komputer) pengelola sistem perpustakaan (INLIS), mengembangkan jaringan komputer di lingkungan Perpusnas , menyediakan domain dan akses internet, serta menyediakan sarana penelusuran informasi bagi pemustaka. b. Menngkatkan penyediaan konten digital, mencakup penyediaan pangkalan data katalog koleksi Perpusnas , alih format bahan perpustakaan koleksi Perpusnas maupun koleksi perpustakaan lain ke dalam format digital, dan melanggan serta membeli sumber informasi eletronik seperti e-journal yang dapat diakses oleh pemustaka Perpusnas. c. Menyelenggarakan berbagai jenis layanan online, dan e-learning, yaitu fasilitas belajar secara mandiri melalui modul-modul dalam format digital. Layanan e-learning yang dapat diakses melalui http://pusdiklat.pnri.go.id. Ke depan, selain penyediaan sumber informasi, akan
3
diselenggarakan juga program-program pelatihan secara online, khususnya di bidang perpustakaan.
D.2. Pembangunan Jaringan Perpustakaan Mitra Pada dasarnya semua perpustakaan yang ada di Indonesia merupakan mitra potensial Perpustakaan Nasional dalam membangun Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. Pada kenyataannya, ditinjau dari segi implementasi teknologi informasi dan komunikasi, kondisi perpustakaan di Indonesia masih sangat heterogen, mulai dari yang sama sekali masih beroperasi secara manual, yang sudah terotomasi, sampai dengan yang sudah menyelenggarakan layanan digital. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Perpusnas menerapkan strategi pembangunan jaringan secara hierarkhis. Perpusnas melaksanakan pembinaan terhadap perpustakaan yang potensial menjadi mitra tersebut dimulai dari perpustakaan daerah di tingkat provinsi, dengan berbagai nama dan tingkat eselonisasi, yang kondisinya juga sangat heterogen. Melalui program pembinaan ini diharapkan perpustakaan-perpustakaan daerah di semua provinsi segera dapat menyediakan bahan perpustakaan digital sekaligus menyelenggarakan layanan digital sehingga siap untuk bergabung dalam jaringan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. Perpustakaan daerah nantinya juga diharapkan dapat menyelenggarakan pembinaan serupa ke perpustakaan-perpustakaan umum kabupaten/kota di wilayahnya. Pembangunan Jaringan Perpustakaan Mitra yang dilaksanakan Perpusnas mencakup kegiatan: 1. Membangun infrastruktur berbasis TIK: a. Membangun sistem informasi perpustakaan berbasis TIK (atau lazim disebut otomasi perpustakaan) b. Membantu sistem pengelolaan pangkalan data bibliografis yang diperlukan c. Membantu pembangunan/pengembangan situs web/portal perpustakaan digital daerah d. Membangun jaringan intranet (closed network) yang menghubungkan 35 perpustakaan mitra. 2. Mendorong pengembangan konten digital: a. Membangunan koleksi bahan perpustakaan digital yang memuat informasi tentang budaya lokal; b. Mendorong pembangunan pangkalan data Katalog Induk Daerah dan Bibliografi Daerah 3. Memfasilitasi pengembangan SDM pengelola perpustakaan a. Melaksanakan diklat-diklat dan bimbingan teknis tentang materi yang diperlukan untuk pengelolaan perpustakaan berbasis TIK; b. Melaksanakan workshop pengelolaan perpustakaan berbasis TIK bagi para pengelola implementasi TIK di perpustakaan mitra c. Sosialisasi konsep perpustakaan digital kepada para pengambil keputusan di perpustakaan mitra D.3. Membangun Centers of Excellent Budaya Lokal Secara bertahap dan selektif Perpustakaan Nasional memfasilitasi pembangunan centers of excellents untuk budaya-budaya yang ada di Indonesia. Pada tahun anggaran 2011 akan dibangun 6 centers of excellent, yaitu:
4
1. Badan Perpustakaan dan Arsip (BPA) Provinsi Riau sebagai center of excellent budaya Melayu 2. Badan Perpustakaan dan Arsipc Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai center of excellent budaya Jawa 3. Badan Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur sebagai center of excellent budayabudaya di Kalimantan. 4. Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Bali sebagai center of excellent budaya-budaya di Bali dan NTB. 5. Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Sulawesi Selatan sebagai center of excellent budaya-budaya di Sulawesi. 6. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua sebagai center of excellent budaya Melanesia. Kriteria perpustakan yang dapat dikembangkan menjadi center of excellent budaya setempat adalah: 1. Data: Harus memiliki data tentang warisan budaya dan sejarah alam 2. Proses: Harus memiliki proses pelestarian warisan budaya dan sejarah alam yang jelas dan berwawasan IPTEK, termasuk alih media,konservasi, akuisisi, dsb. 3. Jaringan: Harus memiliki hubungan yang kuat antara pihak-pihak terkait (stakeholder) , seperti Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Museum Nasional, Arsip Nasional RI, perpustakaan daerah dsb. 4. Struktur Organisasi: Harus memiliki struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi jabatan yang jelas. 5. Urutan Proses / Aktivitas: Harus memiliki urutan proses yang jelas agar pelaksanaan eLibrary dapat berjalan berkesinambungan. 6. Motivasi: Harus memiliki motivasi yang kuat agar dapat menjadi Center of Excellence yang sukses.
D.4. Membangun Layanan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia Secara simultan dengan 2 langkah yang telah dijelaskan di atas, Perpustakaan Nasional juga melaksanakan persiapan untuk penyelenggaraan layanan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia, yaitu mencakup: 1. Portal Perpustakaan Digital Nasional yang akan menjadi titik akses layanan bersama. 2. Katalog Induk Nasional online, yaitu pangkalan data katalog yang memuat data bahan perpustakaan dan sumber daya informasi yang dimilikii sebagai koleksi berbagai perpustakaan di seluruh Indonesia. 3. Bibliografi Nasional Indonesia online, yaitu pangkalan data katalog yang memuat data karya tulis yang diterbitkan di Indonesia dan yang ditulis oleh orang Indonesia. 4. Arsip Web Indonesia hasil kerja sistem pengarsipan web (web archiving) yang secara otomatis dan berkala mengarsipkan situs web dan portal yang memuat informasi budaya Indonesia. 5. Portal Pusaka Indonesia (Indonesian Cultural Heritage) yang memuat informasi tentang budaya Indonesia dalam berbagai bentuk sajian (teks, gambar, video, multimedia, dsb.) dalam format digital. D.5. Kebijakan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia Komponen yang tidak kalah penting dalam pembangunan suatu sistem adalah kebijakan. Berkaitan dengan pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia, Perpusnas melaksanakan:
5
a. Penyusunan standar dan pedoman untuk penyelenggaraan perpustakaan digital, mencakup standar dan pedoman pengadaan bahan perpustakaan, pengolahan, layanan, pelestarian untuk menjamin interoperabilitas antarperpustakaan.. b. Penyusunan format kerja sama antaranggota jaringan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. c. Penyusunan Grand Design Perpustakaan Digital Nasional Indonesia tahun 2010-2014.
F. Penutup Dari seluruh paparan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yang perlu dicermati oleh seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia , yaitu: 1. Perpustakaan Digital Nasional Indonesia akan terwujud bila terjalin kerja sama yang sinergis antara Perpustakaan Nasional dengan perpustakaan-perpustakaan mitra; 2. Masing-masing perpustakaan provinsi yang merupakan perpustakaan mitra dapat menjadi fasilitator pengembangan jaringan perpustakaan digital di wilayahnya; 3. Perlu diperhatikan pengembangan local content berupa koleksi khas daerah agar terwujud koleksi daerah yang merupakan warisan budaya setempat; 4. Jika setiap perpustakaan provinsi dapat menghimpun koleksi daerah, maka melalui jejaring Perpustakaan Digital Nasional Indonesia dapat terhimpun Koleksi Nasional yang dapat memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajaran sepanjang hayat serta melestarikan hasil budaya bangsa; 5. Perpustakaan Digital Nasional Indonesia harus dikelola oleh SDM yang profesional agar tujuan pembangunannya dapat tercapai. --ooOOoo--
6