Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
ISSN : 2407 - 2656
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI BPM SUCI PAIMIN BENDOSARI SUKOHARJO Factors Cause Low Acceptors Of Intrauterine Devices At BPM Suci Paimin Bendosari Sukoharjo
Wahyu Hidayati, Siti Muliawati Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT The rationale for the birth of family planning in Indonesia is their population problems. These aspects are important in a population is the sum of the magnitude of population, population growth, the number of resident deaths, and the number of population movements. Based on BKKBN of Central Java, the number of FP IUD in 2014 472 217. This study aims to describe factors - factors causing low acceptor intrauterine device in the BPM Suci Paimin Bendosari Sukoharjo. Method uses a single variable sampling technique with nonprobability ie accidental sampling. Acceptors in the BPM Suci Paimin Toriyo Bendosari Sukoharjo regency as many as 57 respondents. Measuring instrument used was a questionnaire. This study showed that the factors causing low acceptor intrauterine devices, namely primary education by 42.1%, environmental factors do not support amounting to 86.0%, and the husband support 100% the husband does not endorse or approve. The factors causing low acceptor intrauterine device, factor in BPM Suci Paimin Bendosari Sukoharjo is factor most dominant husband's support for 100% husband does not endorse or approve. This research is expected to increase the capital in choosing and using contraception KB IUD IUD. Health workers are expected to provide information on family planning so that the IUD IUD acceptors can be increased and choose and use contraception IUD. Keywords: Factors contributing, Low KB IUD
ABSTRAK Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah jumlah besarnya penduduk, jumlah pertumbuhan penduduk, jumlah kematian penduduk, dan jumlah perpindahan penduduk. Berdasarkan data BKKBN Propinsi Jawa Tengah,
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
68
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
ISSN : 2407 - 2656
jumlah peserta KB AKDR pada tahun 2014 472.217. Penelitian ini bertujuan untuk Menggambarkan faktor – faktor penyebab rendahnya akseptor alat kontrasepsi dalam rahim di BPM Suci Paimin Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Metode penelitian ini menggunakan variabel tunggal dengan teknik pengambilan sampel dengan nonprobability yaitu accidental sampling. Akseptor KB di BPM Suci Paimin Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo sebanyak 57 responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya akseptor alat kontrasepsi dalam rahim yaitu pendidikan SD sebesar 42,1%, faktor lingkungan tidak mendukung sebesar 86,0%, dan dukungan suami 100% suami tidak mendukung atau menyetujui. Faktor-faktor penyebab rendahnya akseptor alat kontrasepsi dalam rahim, faktor di BPM Suci Paimin Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yaitu faktor dukungan suami yang paling dominan karena 100% suami tidak mendukung atau menyetujui. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ibu dalam memilih KB AKDR dan memakai KB AKDR. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi tentang KB AKDR sehingga akseptor KB AKDR dapat meningkat dan memilih serta memakai KB AKDR. Kata Kunci: Faktor-faktor penyebab, Rendahnya KB AKDR atau mengatur kehamilan (Anggraini,
PENDAHULUAN Dasar pemikiran lahirnya KB di
2011). Di Afrika sekitar 82% penduduk-
Indonesia adalah adanya per-masalahan yang
nya berkontrasepsi. Di Asia Teng-gara,
penting dalam kependudukan adalah
Selatan, dan Barat, hanya 43% yang
jumlah
jumlah
sadar kontrasepsi. Negara maju di Asia
jumlah
Timur,
jumlah
Selatan, selangkah lebih sadar, sebesar
kependudukan.
besarnya
pertumbuhan kematian
Aspek-aspek
penduduk,
penduduk,
penduduk,
dan
seperti
Jepang
warganya
dan
perpindahan penduduk. Sebelum abad
20%
yang
20, di negara Barat sudah ada usaha
kontrasepsi. (Depkes RI; 2013).
Korea
meno-lak
pencegahan kelangsungan hidup anak
Pada tahun 2013, cakupan KB
karena berbagai alasan. Caranya adalah
aktif di Indonesia sebesar 75,88%. Dari
dengan membunuh bayi yang sudah
33 propinsi, ada 5 propinsi yang
lahir, melakukan abortus dan mencegah
cakupannya
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
masih
berada
dibawah
69
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
ISSN : 2407 - 2656
cakupan Nasional. Propinsi Bengkulu
Wanita penggunaan kontrasepsi
merupakan Propinsi dengan cakupan
terkadang problematis dan mungkin
tertinggi sebesar 87,70%, dan Propinsi
terpaksa memilih metode yang tidak
Jawa Tengah pada tahun 2014 Pasangan
sesuai
Usia Subur (PUS) yang menjadi peserta
merugikan atau tidak menggunakan KB
Keluarga Berencana (KB) aktif tercatat
sama sekali, pilihan itu karena hanya
sebanyak 5.368.348 peserta dengan
mengetahui satu jenis kontrasepsi saja.
jumlah akseptor tertinggi yaitu akseptor
Pengetahuan ter-hadap alat kontrasepsi
kontrasepsi Suntik sebanyak 3.033.703
merupakan
(56,51%),
menentukan metode kontrasepsi yang
Pil
sebanyak
795.055
dengan
konsekuensi
yang
pertimbangan
(14,81%), Implan sebanyak 602.276
digunakan.
(11,22%), IUD sebanyak
472.217
dilihat
(8,80%),
MOW
285.556
petugas pelayanan kesehatan. Adanya
(5,32%),
kondom sebanyak 125.872
niat yang timbul yang didasarkan pada
(2,34%), MOP sebanyak 53.669 (1,00%)
kepercayaan, norma di masyarakat dan
(BKKBN, 2014 ).
norma yang ada didalam lingkungan.
sebanyak
Kabupaten Sukoharjo pada tahun
kualitas
dalam
dari
segi
pelayanan
KB
ketersediaan
alat
(Kumalasari, 2013).
2014 Pasangan Usia Subur (PUS) yang
Data penelitian yang dilakukan di
menjadi peserta Keluarga Berencana
BPM Suci Paimin di Desa Toriyo
(KB) aktif tercatat sebanyak 116.700
Kecamatan
peserta dengan jumlah akseptor tertinggi
Sukoharjo
yaitu
akseptor KB pada bulan Januari sampai
akseptor
kontrasepsi
suntik
Bendosari didapatkan
Kabupaten data
jumlah
sebanyak 58.011, IUD sebanyak 21.424,
dengan
pil sebanyak 15.083, Implan sebanyak
akseptor, dengan rincian 117 akseptor
10.207, MOW sebanyak 9.935, kondom
Suntik, 6 akseptor Pil, 4 akseptor
sebanyak 1.581,
Kondom, 3 akseptor Implant, dan 2
(BKKBN, 2014).
MOP sebanyak 459
bulan Mei, sebanyak 132
akseptor AKDR.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
70
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
Tujuan
ISSN : 2407 - 2656
Penelitian
adalah
faktor–faktor
penyebab
koesioner tertutup yaitu koesioner yang
rendahnya akseptor alat kontrasepsi
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
dalam rahim di BPM Suci Paimin
sehingga
Kecamatan
memilih satu jawaban yang sesuai
mengetahui
Bendosari
Kabupaten
Sukoharjo.
Penelitian
ini
menggunakan
responden
diminta
untuk
dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda checklist (√). Pilihan jawaban yang di gunakan adalah dengan
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Bidan Praktek
menggunakan Skala Guttman ialah skala
Kecamatan
yang digunakan untuk jawaban yang
Sukoharjo.
bersifat jelas (tegas) dan konsisten,
Penelitian ini menggunakan penelitian
misalnya: yakin–tidak yakin, benar-salah,
deskriptif
positif-negatif, pernah-belum, setuju-
Mandiri
Suci
Bendosari
Paimin
Kabupaten
yang
dilakukan
untuk
mendeskripsi-kan atau menggambarkan
tidak
setuju,
dan
lain
sebagainya,
suatu fenomena yang terjadi di dalam
jawaban dapat berupa skor tertinggi “1”
masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
dan skor terendah “0” (Ridwan, 2009).
Sampel yang digunakan adalah akseptor KB di Bidan Praktek Mandiri
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suci Paimin sebanyak 57 akseptor.
Hasil
Pengambilan sampel dalam penelitian
Faktor Pendidikan Tabel distribusi frekuensi pendidikan
ini
menggunakan
teknik
Sampling
faktor
adalah teknik penentuan
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
sampai berdasarkan faktor spontanitas,
Dasar Menengah Tinggi Jumlah
39 15 3 57
68,4% 26,3% 5,3% 100,0%
Accidental
artinya siapa saja yang secara tidak segaja bertemu dengan peneliti dan sesuai
dengan
karakteristik
(ciri-
cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampling.
Berdasarkan data diatas diperoleh data responden menurut pendidikan
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
71
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
ISSN : 2407 - 2656
mayoritas kategori Dasar yaitu 39
Bahasan
respoden (68,4%).
Faktor Pendidikan Pendidikan didefinisikan sebagai
Faktor Lingkungan Tabel distribusi frekuensi lingkungan Lingkungan
faktor
pernah ditempuh responden. Tingkat
Frekuensi
Prosentase (%)
pendidikan dinyatakan dalam 3 kategori
8 49
14,0% 86,0%
yaitu dasar (lulusan SD), menengah
57
100,0%
(lulusan
Mendukung Tidak Mendukung Jumlah
Berdasarkan data diatas diperoleh data
responden
menurut
faktor
lingkungan mayoritas responden tidak mempengaruhi
yaitu
45
responden
(78,9%).
Setuju Tidak Setuju Jumlah
(lulusan SMP atau SMA), dan tinggi perguruan
tinggi).
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (42,1%) SD, (29,8%) berpendidikan
SMA,
(22,8%)
ber-
pendidikan SMP, dan sedikit sekali (5,3%) yang berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
Dukungan Suami Tabel Distribusi dukungan suami Dukungan Suami
jenjang pendidikan formal terakhir yang
tingkat pendidikan ibu pengguna KB frekuensi
factor
Frekuensi
Prosentase (%)
0 57
0,0% 100,0%
57
100,0%
selain AKDR di BPM Suci Paimin di Desa
Baran
Kabupaten
Kecamatan
Bendosari
Sukoharjo
dapat
dikategorikan Dasar. Menurut Ariani (2014) pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan
Berdasarkan data diatas diperoleh
yang dimiliki oleh setiap individu
data bahwa 100% responden suami tidak
dengan lingkungan-nya, baik secara
ada yang mendukung.
formal maupun informal. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah informasi.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
orang
tersebut Pengetahuan
menerima erat
72
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
hubungannya
dengan
ISSN : 2407 - 2656
pendidikan,
Faktor Lingkungan
seseorang dengan pendidikan tinggi
Lingkungan merupakan seluruh
maka semakin luas pula pengetahuan
kondisi yang ada disekitar manusia dan
yang dimiliki.
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
Menurut
Kumalasari
(2013)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi Pemakaian
khususnya KB
AKDR
AKDR. diperlukan
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik,
biologis,
pengetahuan yang cukup baik mengenai
sosial.
pemasangan-nya ataupun perawatannya
terhadap proses masuknya pengetahuan
sehingga akseptor tidak takut akan efek
ke dalam individu yang berada dalam
samping ditimbulkan oleh KB AKDR.
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
Dalam penelitian ini menunjukkan mayoritas rendah
responden
berpendidikan
mengenai alat kontrasepsi
Lingkungan
maupun
ber-pengaruh
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak sebagai
yang akan direspon
pengetahuan
oleh
setiap
khususnya AKDR. Hal ini menunjukkan
individu, misalnya sosial budaya sumber
bahwa
informasi,
tingkat
mempengaruhi
pendidikan
memilih
untuk
menggunakan kontrasepsi AKDR.
keluarga,
teman
(Ariani,
2014). Hasil
penelitian
mayoritas
Hal ini sesuai dengan penelitian
menunjukkan bahwa lingkungan juga
Imbarwati (2008) yang menunjukkan
berpengaruh terhadap pola pikir manusia
bahwa
sehingga
sebanyak
76
responden
dapat
mempengaruhi
berpendidikan dasar (SD) (64,4%) dan
rendahnya akseptor Alat kontrasepsi
berpengetahuan kurang baik tentang KB
dalam rahim, yaitu faktor lingkungan
AKDR adalah sebesar 56,8%.
internal dan eksternal adalah tidak mendukung sebanyak 49 responden (86,0%), dan yang mendukung sebanyak 8 responden (14,0%).
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
73
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
Penelitian
ini
sesuai
ISSN : 2407 - 2656
dengan
Seorang istri mungkin karena merasa
penelitian Johana (2013) dengan judul
cocok ingin menggunakan KB AKDR,
“Faktor-faktor
berhu-bungan
namun karena suami tidak menyetujui
dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam
atau tidak mendukung (misalnya karena
rahim (AKDR) bagi akseptor KB di
AKDR tidak dapat diambil sekehendak
puskesmas
sendiri) maka alat tersebut tidak jadi
yang
Jaiolo”
bahwa
faktor
lingkungan mempengaruhi responden
digunakan.
Penelitian
ini
jelas
meng-gunakan AKDR sebanyak 29
membuktikan bahwa semua responden
responden (47,5%).
yaitu ibu yang menggunakan KB selain AKDR, tidak mendapatkan dukungan
Dukungan Suami
suami untuk menggunakan alat tersebut.
Dukungan suami yang dimaksud adalah sikap atau persetujuan yang diberikan suami apabila istrinya memilih menggunakan
KB
AKDR.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semua responden (100%) tidak mendapatkan dukungan atau per-setujuan suami untuk menggunakan
KB
AKDR.
Dapat
dikatakan bahwa faktor dukungan suami adalah
faktor
paling
mutlak
yang
mempengaruhi rendahnya ibu pengguna KB di BPM Suci Paimin di Desa Baran Kecamatan
Bendosari
Kabupaten
Sukoharjo terhadap KB AKDR.
oleh istri (misalnya suntik) namun tentu saja pengguna dan pemilihan jenisnya ditentukan
juga
oleh
oleh istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami istri harus bersama memilih
metode
terbaik,
saling
pemakaian, pengeluaran
kontrasepsi
yang
kerjasama
dalam
membayar untuk
biaya
kontrasepsi
dan
memperhatikan tanda bahaya pemakaian (kumalasari, 2013). Penelitian
ini
sesuai
dengan
penelitian Titin (2010) dengan judul “Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Rendahnya KB AKDR di Puskesmas
Alat kontrasepsi umunya dipakai
tetap
Kontrasepsi tidak dapat dipakai
Tawangsari
Kecamatan
Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo” bahwa dukungan suami terhadap KB AKDR masih rendah
suami.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
74
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
ISSN : 2407 - 2656
yaitu 33,3%, sehingga menyebabkan
Saran
rendahnya akseptor AKDR
1. Bagi peneliti
tidak
ada
satupun
karena
suami
yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mendukung ibu dalam mendukung KB
menambah ilmu dan pengetahuan
AKDR.
penulis
mengenai
khususnya
KB
faktor-faktor
AKDR penyebab
rendahnya akseptor alat kontrasepsi
SIMPULAN DAN SARAN
dalam rahim.
Simpulan 1. Faktor-faktor penyebab rendah-nya
2. Bagi institusi
akseptor alat kontrasepsi dalam rahim
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
di BPM Suci Paimin Kecamatan
menambah bahan pustaka, maupun
Bendosari
sebagai
yaitu
Kabupaten
faktor
Sukoharjo
pen-didikan,
faktor
lingkungan dan faktor dukungan
bahan
masukan
bagi
mahasiswa D-III kebidanan dalam menyelesaikan tugas akhir. 3. Bagi tenaga kesehatan
suami. 2. Gambaran
berdasarkan
faktor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
pendidikan adalah pendidikan dengan
memberikan
informasi
kategori dasar.
pengetahuan
kepada
ataupun masyarakat
faktor
melalui
lingkungan akseptor mayoritas tidak
tentang
mendukung sehingga
pelayanan tentang KB dengan baik.
3. Gambaran
berdasarkan
akseptor KB
berdasarkan
KB,
konseling
dan
memberikan
4. Bagi masyarakat
AKDR masih rendah. 4. Gambaran
penyuluhan,
dukungan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
suami yaitu semua akseptor tidak
memberi
informasi
mendapat dukungan atau persetujuan
masyarakat
tentang
suami untuk memilih KB AKDR.
AKDR dan dapat dijadikan sebagai dasar metode
motivasi
kepada kontrasepsi
dalam
kontrasepsi
yang
memilih efektif
sesuai dengan keadaanya. Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
75
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Y. Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohma Press. h. 36-7 Ariani, P A. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. h.23-4, 25-7 BKKBN. 2014. Pelayanan Kontrasepsi. Sukoharjo dan Jawa Tengah:BKKBN. Di dapat dari KPPKB (Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) Kabupaten Sukoharjo. Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang. Di dapat dari: www.dinkesjatengprov.go.id Imbarwati. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kabupaten Semarang. Di dapat dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/images/art icles/vol3/no3/365-362.pdf
ISSN : 2407 - 2656
Kumalasari. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidak-minatan Ibu dalam Memilih KB AKDR di BPM Ririn Yunianti Boyolali [Karya Tulis Ilmiah]. Surakarta; Akademi Kebidanan Citra Medika. h. 9, 20-2 Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. h. 35-6 Ridwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. h. 91 Titin. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya KB AKDR di Puskesmas Tawangsari Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Di dapat dari: http://jurnal.tb.unand.ac.id/images/art icles/vol6/no6/324-327.pdf
Johana. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Bagi Akseptor KB di Puskesmas Jaiolo. Di dapat dari: http://jurnal.kb.unand.ac.id/images/ar ticles/vol4/no4/358-360.pdf
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
76