Health Sciences Journal
Vol 2No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Health Sciences Journal
Health Sciences Journal
Vol 2No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
SUSUNAN DEWAN REDAKSI Pembina : M. Nurul Huda, S.IP., M.M
Pemimpin Umum : Nur Saidah, S.SiT., M.Kes
Ketua Penyunting : Aprilya Tunggo Dewi, SST., M.Kes
Penyunting Ahli : Dr.M.Hasinuddin, S.Kep.,Ns.,M.Kep dr. Eka Nasrur, SpoG Anin Andriyani, SST., MPH Sulis Diana,SST.,M.Kes
Penyunting Pelaksana : Siti Fithrotul Umami, SST., M.Kes Risna Zubaidah, SST., MM Eka Yusmanisari, SST., M.Kes
Editor : M. Ainul Fikri, M.Pd M. Arwani, SHI
Keuangan : M. Sai’id Abdurrohman, KM
Alamat Redaksi : Jl. Raya Carat Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, 67155, Telp / Fax (0343) 857067
Vol 2 No.1 April 2016
Health Sciences Journal
ISSN : 2443 - 1338 Jurnal Kebidanan Vol.2 No.1
Journal Kebidanan Akbid Ar Rahma “Health Sciences Journal” ISSN 2443-1338 Vol 2, No.1, April 2016
PENATAR REDAKSI
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayahnya jurnal ilmiah Akademi Kebidanan Ar Rahma Pasuruan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menghadapi era globalisasi banyak hal yang perlu dipersiapkan khususnya tentang kesehatan, berbagai upaya telah Pemerintah lakukan dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan. Berabgai model pembiayaan kesehatan, sejumlah program intervensi teknis di bidang kesehatan, dan perbaikan organisasi dan manajemen telah diperkenalkan. Namun, walaupun tedapat peningkatan, tetapi jika kita bandingkan dengan beberapa Negara-negara tetangga lainnya, keadaan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia masih tertinggal. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu masih banyak terjadi. Saat ini kita sebentar lagi akan mengakhiri tahun 2015, namun masih saja tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat indonesia masih saja belum mencapai dapat sesuai dengan program Indonesia Sehat 2015. Oleh karena itu, pemerintah masih berupaya untuk lebih meningkatkan kembali kesehatan masyarakat dengan berbagai program peningkatan kesehatan melalui “Indonesia Sehat 2015”. Dengan terbitnya Jurnal Kebidanan Akbid Ar Rahma “Health Sciences Journal” Volume 1 no 1 yang menyajikan 8 artikel hasil penelitian semoga dapat menunjang derajat kesehatan untuk seluruh komponen masyarakat khususnya ibu dan anak.
Health Sciences Journal
Vol 2No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Vol 2 No.1 April 2016
Health Sciences Journal
ISSN : 2443 - 1338
Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel Kebijakan Editorial Jurnal Kesehatan Ar Rahma diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Ar Rahma Pasuruan secara berkala (setiap 6 bulan) dengan tujuan menyediakan akses terbuka yang pada prinsipnya membuat riset tersedia untuk publik dan akan mensuport pertukaran pengetahuan secara global, dan menyebarluaskan informasi hasil penelitian, artikel ilmiah. Sehingga jurnal ini bermanfaat bagi akademisi, mahasiswa, praktisi dan lainnya yang menaruh perhatian terhadap penelitian-penelitian dalam bidang kesehatan. Lingkup hasil peneltian dan artikel yang dimuat di Jurnal Kesehatan Ar Rahma ini berkaitan dengan pendidikan yang dilakukan oleh Akademi Kebidanan Ar Rahma Pasuruan. Jurnal Kesehatan Ar Rahma menerima kiriman artikel kesehatan yang ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Penentuan artikel yang di muat dalam Jurnal Kesehatan Ar Rahma dilakukan melalui proses blind review oleh tim editor Ar Rahma Pasuruan. Hal-hal yang diperptimbangkan dalam penentuan pemuat artikel, antar lain : terpenuhinya syarat penulisan dalam jurnal ilmiah, metode penelitian yang digunakan, kontribusi hasil penelitian dan artikel terhadap perkembangan pendidikan kesehatan. Penulis harus menyatakan bahwa artikel yang dikirim ke Jurnal Kesehatan Ar Rahma, tidak dikirim atau dipublikasikan dalam majalah atau jurnal ilmiah lainnya. Editor bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat, dan apabila dipandang perlu editor menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan hendaknya mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh editor. Artikel dapt dikirim ke editor Jurnal Kesehatan Ar Rahma dengan alamat :
Akademi Kebidanan Ar Rahma Pasuruan Jl. Raya Carat Gempol Kabupaten Pasuruan Jawa Timur 67155 Telepon/Fax (0343) 857067 Email :
[email protected]
Health Sciences Journal
Vol 2No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah Pedoman penulisan dalam Jurnal Kebidanan Ar Rahma Health Sciences Journal terdiri dari : Format : 1. Naskah diketik 1,5 (satu setengah spasi dalam program MS-Word dengan susur (margin) kiri 4, susur kanan 2,5 cm, susur atas 3,5 cm dan susur bawah 2 cm. Diatas kertas A4. 2. Penulisan menggunakan Times New RomanFont 11 – 12 3. Setiap halaman diberi nomor halaman, maksimal 12 halaman (termasuk daftar pustaka, tabel dan gambar). 4. Naskah diketik dalam bentuk columns two kecuali abstrak. 5. Tabel dan gambar harus diberi nomor secara berurutan sesuai dengan urutan pemunculannya. Setiap gambar dan tabel perlu diberi penjelasan singkat yang diletakkan dibawah untuk gambar. Gambar berupa foto (foto hitam putih). Isi tulisan : 1. Judul naskah, maksimal 12 kata, ditulis dalam bahasa Indonesia atau maksimal 10 kata dalam bahasa Inggris tergantung bahasa yang digunakan disertakan pula terjemahan judulnya dalam bahasa inggris. 2. Nama penulis, ditulis dibawah judul tanpa disertai dengan gelar akademik maupun jabatan. Dibawah nama penulis dicantumkan Instansi tempat penulis bekerja. 3. Abstrak ditulisdalam Bahasa Indonesia dan Bahsa Inggris tidak lebih dari 200 kata diketik 1 (satu) spasi. Abstrak harus meliputi intisariseluruh tulisan yang terdiri diatas : latar belakang, permasalahan, tujuan, metode, hasil analisis statistik dan kesimpulan. Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata kunci. 4. Pendahuluan, berisi masalah, tujuan penelitian dan rangkuman tinjauan pustaka yang terkait dengan masalah penelitian. 5. Tinjauan Pustaka, berisikan materi yan gberhubungan dengan permasalahan yang diangkat atau diteliti 6. Metode penelitian, memuat rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel serta metode dan teknik analisis data yang digunakan.
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
7. Hasil penelitian, berisikan pemaparan data hasil tentang hasil akhir dari proses kerja teknik analisa data, bentuk akhir bagian ini berua angka, gambar, dan tabel. 8. Pembahasan, berisi tentang uraian hasil penelitian bagaimana penelitian yang dihasilkan dapat memecahkan masalah, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil penelitian dan disertai pustaka yang menunjang. 9. Daftar pustaka, ditulis sesuai dengan aturan penulisan Cancouver, disusun berdasarkan urutan kemunculannya bukan berdasarkan abjad. Untuk rujukan buku urutannya sebagai berikut : nama penulism editor (bila ada), judul buku, kota penerbit, penerbit, tahun penerbit, volume, edisi, dan nomor halaman. Untuk terbitan berkala urutannya sebagai berikut : nama pnulis, judul tulisan, judul terbitan, tahun penerbitan, tahun penerbitan, volume dan nomor halaman. Contoh pnulisan daftar pustaka : 1) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodonties. J Endod. 1994;2 20:355-6. 2) COHen S, Burns RC. Pathways of the pulp. 5th ed. St Louis : Mosby co. 1994; 123-47. 3) Morse SS. Factors ini the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial
online]
1995
Jan-Mar;
1(1):[24
screens].
Available
from
URL:http//www/cd/gov/incidod/EID/eid.htm. Accessed Desember 25, 1999
:
Health Sciences Journal
Vol 2No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 DAFTAR ISI
Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Lama Kala II Persalinan Pada Ibu Intranatal Di BPM Ny. “N”......................................
1
Nur Saidah,S.SiT.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma Hubungan Antara Status Gizi Ibu Nifas Dengan Lama Penyembuhan Luka Bekas Jahitan Perineum Di BPS Ny. Hartina Adiwiyata, SST .......
15
Eka Yusmanisari, SST.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma Hubungan Sikap Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Di Rumah Dengan Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Di Desa Bulusari Kec. Gempol Kab. Pasuruan .........................................................................
29
Siti Fithrotul Umami, SST.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma Hubungan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Robekan Perinium Di BPS Ny. Titin Triyana 2016 .....................................................................
42
Aprilya Tunggo Dewi, SST.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma Hubungan Usia Ibu Dengan Tingkat Nyeri kala I Fase Aktif Persalinan Di Polindes Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan Tahun 2016 .....................................................................................................
54
AyuRosantiWilujeng, SST.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanaan Toilet Training Pada Balita Di Desa Carat Kec. Gempol Kab. Pasuruan........................... AninAndriyani, SST.,M.P.H Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma
68
Vol 2 No.1 April 2016
Health Sciences Journal
ISSN : 2443 - 1338 Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah Dan Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Teknik Menyusui Ibu Nifas Di BPM “Ny.Ar” Desa Sumbersono Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto 2016 .......
79
Risna Zubaidah.,SST.M.M Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma Pengaruh Permainan Origami Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Paud Umur 3-4 Tahun Di Tk Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang ....................................................
89
Sulis Diana,SST.,M.Kes Dosen Poltekkes Majapahit Mojokerto, Prodi Kebidanan Hubungan Posisi Seksual Ibu Hamil Trimester I Dengan Abortus Imminens Di Bidan Idayati Amd.Keb Di Desa Kebonagung Kabupaten Porong ............................................................................................................. Risna Zubaidah.,SST.M.M Akademi Kebidanan Ar Rahma Pasuruan
97
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
0
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP LAMA KALA II PERSALINAN PADA IBU INTRANATAL DI BPM Ny. “N” Effectiveness Of Young Coconut Water Towards Old Ii Ii Labor On Intranatal Mother In Bpm Ny. "N" Nur Saidah,SST.,M.Kes (Dosen Akademi Kebidanan Ar-Rahma) ABSTRAK Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan) merupakan faktor penting selama proses persalinan untuk menjamin kecukupan energi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit normal pada Ibu dan buah hati (Elias, 2009) Jenis penelitian adalah static group comparison/posttest only control group design dan desain penelitian adalah pre experimental. Populasi yaitu seluruh ibu besalin sebanyak 21 orang dengan sampel sebanyak 20 responden di BPM Ny. “N” Pasuruan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling tipe simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-31 Mei 2014. Pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating. Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test . Hasil penelitian menunjukkan responden pada kelompok kontrol setengahnya mengalami persalinan patologis (tidak normal) yaitu sebanyak 5 responden (50%), responden pada kelompok perlakuan hampir seluruh mengalami persalinan fisiologis (normal) yaitu sebanyak 9 responden (90%). Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,046 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima yang artinya pemberian air kelapa muda efektif dalam mengatasi lama kala II pada ibu intranatal. Pemberian air kelapa muda 250 ml pada ibu intranatal dapat menambah asupan nutrisi dan energi pada ibu bersalin. Disarankan tenaga kesehatan dapat lebih aktif dalam memberikan asuhan sayang ibu untuk memberi asupan nutrisi dan hidrasi/cairan berupa air kelapa muda pada ibu intranatal. Kata Kunci : Lama Persalinan, Air Kelapa Muda, Ibu Intranatal
ABSTRACT Fulfillment of nutrients and hydration (fluid) is an important factor during labor to ensure adequate energy and maintain a normal fluid and electrolyte balance in both mother and baby (Elias, 2009) The type of research is static group comparison / posttest only control group design and research design is pre experimental. Population of all mothers besalin as many as 21 people with a sample of 20 respondents in BPM Ny. "N" Pasuruan. The sampling technique used in this research is probability sampling of simple random 1
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
sampling type. Data collection is done by using observation sheet. This research was conducted on 1-31 May 2014. Data processing editing, coding, scoring, tabulating. Data analysis using wilcoxon signed rank test test. The result of the research showed that the respondents in the control group had half of the patients had a pathologic (abnormal) labor that was 5 respondents (50%), the respondents in the treatment group almost all experienced physiological (normal) as 9 respondents (90%). Data analysis using test wilcoxon signed rank test obtained by calculation result with significant value = 0,046 whereas α = 0,05. Because the value is significantly smaller than α = 0.05 then H0 is rejected H1 accepted which means the effective application of young coconut water in overcoming the second stage of the second stage of the intranatal mother. Provision of 250ml young coconut water to the intranatal mother can increase the intake of nutrition and energy in maternal mothers. It is suggested that health workers can be more active in providing maternal care to provide nutritional intake and hydration / liquid in the form of young coconut water to the intranatal mother. Keywords: Old Labour, Young Coconut Water, Intranatal Mother dari 6 jam 17% (Anjarwati, 2013). Di
PENDAHULUAN Menjelang
persalinan
Jawa Timur (2009) dari 366 ibu yang
energi
dalam tubuh ibu bersalin berkurang ,
mengalami
hal
tindakan seksio sesaria akibat partus
ini
dapat
mengakibatkan
power/kekuatan akibatnya
tidak
ibu mampu
persalinan
patologis
melemah
tidak maju sebanyak 226 (50,33%)
meneran
dan
(81,5%)
tidak
(Yessy, 2012).Pemenuhan nutrisi dan
perawatan
hidrasi (cairan) merupakan faktor
Kematian akibat pesalinan patologis
penting
persalinan
lebih rendah pada umur 20-30 tahun
untuk menjamin kecukupan energi dan
dan jumlah paritas rendah dari pada
mempertahankan keseimbangan cairan
ibu yang kurang dari 20 tahun
dan elektrolit normal pada Ibu dan
(Afiani,2013).
selama
proses
tehadap
melakukan kehamilan.
buah hati (Elias, 2009). Menurut
Pemberian makan dan minum
SDKI 2012, 53% mengalami partus
selama persalinan merupakan hal yang
lama
tepat,
karena
adanya
komplikasi
karena
memberikan
lebih
selama persalinan, kelainan panggul
banyak energi dan mencegah dehidrasi
37%, perdarahan berlebihan sebesar
(dehidrasi
9%
7%,
kontraksi/tidak teratur dan kurang
komplikasi kejang 2% dan KPD lebih
efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu
dan
demam
sebesar
2
dapat
menghambat
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
makan dan minum selama persalinan
nutrisi yaitu gula, protein, lemak dan
dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga
relatif lengkap sehingga sangat baik
selalu menawarkan makanan ringan
untuk pertumbuhan bakteri penghasil
dan sering minum pada ibu selama
produk
persalinan. Dalam hal ini air kelapa
mengandung sejumlah zat gizi, yaitu
sangat baik untuk kebutuhan cairan
protein
dan nutrisi selama persalinan.
karbohidrat 7,27 %, gula, vitamin,
pangan.
0,2
%,
Air
kelapa
lemak
0,15%,
Pemberian air kelapa muda pada
elektrolit dan hormon pertumbuhan.
ibu intranatal dinilai lebih efisien
Kandungan gula maksimun 3 gram per
dibandingkan
mineral
100 ml air kelapa. Jenis gula yang
biasa, karena air kelapa muda yang
terkandung adalah sukrosa, glukosa,
mengandung
isotonik,
fruktosa dan sorbitol. Gula-gula inilah
mineral dan vitamin lainnya akan
yang menyebabkan air kelapa muda
menambah kekuatan meneran pada ibu
lebih manis dari air kelapa yang lebih
sehingga tidak terjadi persalinan macet
tua. (Warisno, 2004).
dengan
air
elektrolit,
atau persalinan lama karena faktor
Buah kelapa yang terlalu muda
power atau kekuatan ibu (Yessy,
belum memiliki daging buah, dan air
2012)
kelapa muda rasanya lebih manis, mengandung mineral 4 %, gula 2%.
TINJAUAN PUSTAKA 1.
Perbandingan komposisi air kelapa
Air Kelapa Muda
muda dengan air kelapa tua dapat
Kelapa adalah tanaman serba
dilihat pada tabel 1.
guna. Seluruh bagian tanaman ini ber-
Tabel
manfaat bagi kehidupan manusia.
1.
sejak ratusan tahun dikenal di seluruh Nusantara
Air
Buah
Kelapa.
Itulah sebabnya tanaman ini telah
kepulauan
Komposisi
(Djoehana,
Sumber
Air
Air
air kelapa
kelapa
kelapa
(dalam 100 g)
muda
tua
2006).
Kalori
17,0 kal
-
Kandungan dalam Air Kelapa
Protein
0,2 g
0,14 g
Lemak
1,0 g
1,5 g
yang baik untuk dibuat menjadi
Karbohidrat
3,8 g
4,6 g
minuman
Kalsium
15,0 g
-
Fosfor
8,0 g
0,5 g
Air kelapa mempunyai potensi
fermentasi,
karena
kandungan zat gizinya, kaya akan 3
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Besi
0,2 g
-
kalori, sehingga mencegah Anda
Air
95,5 mg
91,5 mg
dari kelebihan berat badan.
Bagian yang
100,0 g
-
3)
dapat dimakan
pencernaan memberikan bantuan dari peradangan dan keasaman.
Sumber : Pangkahila 2012
Hal ini dikarenakan air kelapa
Elektrolit yang terdapat paca
memiliki
cairan tubuh akan berada dalam
4)
menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Diperlukan 250cc cairan elektrolit guna
manusia.
osmotik
5)
juga
dapat
menyebabkan
dan
ini
dapat
Air kelapa juga dikenal sebagai isotonik
merehidrasi
tubuh.
karena Jadi,
teguklah dua hingga tiga gelas
ikut berberan dalam setiap proses
air kelapa saat tubuh Anda
metabolisme (Irawan, 2007).
dehidrasi.
Manfaat Air Kelapa 6)
Air kelapa banyak dikonsumsi
Salah satu manfaat kesehatan terbaik dari air kelapa itu rendah
minuman
gula yang membuatnya menjadi
natrium,
minuman bergizi bagi pasien
dan
jantung dan diabetes. Hal ini
magnesium. 2)
tapi
minuman
setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta
kalsium,
menyegarkan,
Ini juga mengontrol suhu tubuh.
tubuh dan juga akan terlibat dalam
kalium,
hanya
disembuhkan dengan air kelapa.
fluid compartement), menjaga pH
elektrolitmengandung
tidak
peradangan
tubuh,
dalam kompartemen badan air (body’s
sebagai
kelapa
lambung
mengatur pendistribusian cairan ke
1)
Air
pencernaan. Sistem kerja pada
Elektrolit-elektrolit
tekanan
gangguan
untuk tubuh Anda dan saluran
memiliki fungsi antara lain dalam menjaga
yang
memberikan efek pendinginan
memperbaiki
elektrolit-elektrolit yang hilang dalam tubuh
laurat
pencernaan saluran.
umum elektrolit dapat diklasifikasikan
hari,
asam
menyembuhkan
bentuk ion bebas (free ions). Secara
setiap
Segelas air kelapa dalam proses
juga
Air kelapa bergizi dan sehat bagi
membantu
dalam
penurunan berat badan. Banyak
tubuh karena rendah lemak dan
pelaku diet lebih suka minum 4
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
lima-enam
7)
gelas
air
serviks secara progresif dan diakhiri
kelapa
untuk menurunkan berat badan.
dengan
Ini
(Sulistyawati, 2013).
adalah
minuman
energi
kelahiran
plasenta
dengan enzim bioaktif yang meningkatkan
metabolisme
METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah static
Anda dan meredakan rasa lelah.
8)
9)
10)
Manfaat air kelapa pada sistem
group
pencernaan
control group design dan desain
seperti
comparison/posttest
only
membersihkan racun dari tubuh.
penelitian adalah pre experimental.
Air kelapa adalah obat alami
Populasi yaitu seluruh ibu besalin
untuk menyembuhkan infeksi
sebanyak 21 orang dengan sampel
urin. Hal ini tentu berlaku pada
sebanyak
20
kesehatan ginjal dan batu uretra.
sampling
yang
Air kelapa juga menanggulangi
penelitian
ini
masalah kerontokan pada rambut
sampling
tipe
karena air kelapa meningkatkan
sampling. Lokasi penelitian ini di
sirkulasi darah dalam tubuh.
BPM
Air
kelapa
membersihkan
Ny.
responden.
Teknik
digunakan adalah
probability
simple “N”
dalam
di
random
Pasuruan.
pun
dapat
Pengumpulan data dilakukan dengan
kulit
yang
menggunakan
lembar
observasi.
membantu
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
mendapatkan kulit mulus (Dedi,
1-30 Mei 2014. Dilakukan pengolahan
2012)
data
berjerawat
dan
coding,
scoring,
tabulating. Analisa data menggunakan
Persalinan Persalinan
editing,
adalah
uji wilcoxon signed rank test.
proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
HASIL PENELITIAN
plasenta) yang telah cukup bulan atau
A. Hasil Penelitian
dapat hidup di luar kandungan melalui
1.
Data Umum a. Karakteristik
jalan lahir atau melalui jalan lain,
responden
berdasarkan umur
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai
Tabel 2 Distribusi
dengan adanya kontraksi persalinan
karakteristik
sejati, yang ditandai dengan perubahan
berdasarkan
5
frekuensi responden umur
ibu
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 8
pada kelompok kontrol di “N” Pasuruan
BPM Ny.
responden (80%).
pada tanggal 1-31 Mei 2014 Umur
Freku
No
<20 tahun
2
20
2
20-35 tahun
7
70
3
>35 tahun
1
10
10
100
pada kelompok kontrol di
besar
pada tanggal 1 - 31 Mei 2014
2 No.
responden (70%). frekuensi
karakteristik berdasarkan
Pendidikan
responden
berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 7
Tabel 3 Distribusi
perlakuan
BPM Ny.
“N” Pasuruan
Prosenta
si (f)
se (%)
1
Dasar
7
70
2
(SD-SMP)
3
30
3
Menengah
0
0
10
10
Tinggi (PT) Jumlah
pada
kelompok
Frekuen
(SMA)
responden umur
“N” Pasuruan
BPM Ny.
tabel
sebagian
responden
berdasarkan pendidikan ibu
menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol
frekuensi
karakteristik
1
Berdasarkan
responden
Tabel 4 Distribusi
(%)
(f)
Karakteristik
berdasarkan pendidikan
Prosentase
ensi
Jumlah
b.
Berdasarkan
di
tabel
4
menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol
pada tanggal 1-31 Mei 2014
sebagian
besar
responden
berpendidikan dasar (SD-SMP) yaitu No.
Umur
Frekuensi
Prosent
(f)
ase (%)
1
<20 tahun
1
10
2
20-35 tahun
8
80
3
>35 tahun
1
10
10
10
Jumlah Berdasarkan
tabel
sebanyak 7 responden (70%) Tabel 5 Distribusi karakteristik
responden
berdasarkan
pendidikan
ibu 3
frekuensi
pada
kelompok
perlakuan di BPM Ny. “N”
menunjukkan bahwa pada kelompok
Pasuruan pada tanggal 1-31
perlakuan sebagian besar responden
Mei 2014
6
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
No
Pendidika
Frekuensi
Prosenta
berdasarkan pekerjaan ibu
n
(f)
se (%)
pada kelompok perlakuan
1
Dasar (SD-
6
60
2
SMP)
4
40
3
Menengah
0
0
di BPM Ny. “N” Pasuruan pada tanggal 1-31 Mei 2014
(SMA) Tinggi (PT) Jumlah
Pekerjaan
No 10
10
Berdasarkan
tabel
5
Frekuensi
Prosentas
(f)
e (%)
1
Bekerja
7
70
2
Tidak
3
30
10
10
bekerja
menunjukkan bahwa pada kelompok
Jumlah
perlakuan sebagian besar responden
Berdasarkan
berpendidikan dasar (SD-SMP) yaitu
tabel
7
menunjukkan bahwa pada kelompok
sebanyak 6 responden (60%).
perlakuan sebagin besar responden c.
Karakteristik
responden
bekerja yaitu sebanyak 7 responden
berdasarkan Pekerjaan Tabel 6 Distribusi
(70%). frekuensi
karakteristik
d.
responden
Karakteristik
responden
berdasarkan penyulit persalinan
berdasarkan pekerjaan ibu
Tabel 8 Distribusi
pada kelompok perlakuan
frekuensi
di BPM Ny. “N” Pasuruan
karakteristik
responden
pada tanggal 1-31 Mei 2014
berdasarkan
penyulit
persalinan pada kelompok Pekerjaan
No
Frekuen
Prosenta
si (f)
se (%)
kontrol di BPM Ny.
“N”
Pasuruan pada tanggal 1-31
1
Bekerja
3
30
2
Tidak bekerja
7
70
Mei 2014
10
10
Penyulit
Frekuens
Prosentase
Persalinan
i (f)
(%)
Jumlah Berdasarkan
tabel
6
menunjukkan bahwa pada kelompok
1
Ada
4
40
kontrol sebagian besar responden tidak
2
Tidak ada
6
60
10
10
Jumlah
bekerja yaitu sebanyak 7 responden
Berdasarkan
(70%).
tabel
7
menunjukkan bahwa pada kelompok Tabel 7 Distribusi karakteristik
frekuensi
kontrol sebagian besar responden tidak
responden 7
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 ada penyulit persalinan yaitu sebanyak
No
6 responden (60%). Tabel 8 Distribusi
frekuensi
karakteristik
responden
berdasarkan
penyulit
Lama
Frekuens
Prosenta
Persalinan
i (f)
se (%)
1
Normal
5
50
2
Tidak
5
50
10
100
normal Total
Berdasarkan
persalinan pada kelompok
tabel
9
perlakuan di BPM Ny. “N”
menunjukkan bahwa responden pada
Pasuruan pada tanggal 1-31
kelompok
Mei 2014
mengalami persalinan patologis (tidak
kontrol
setengahnya
normal) yaitu sebanyak 5 responden N
Penyulit
Frekuensi
Prosentas
o.
Persalinan
(f)
e (%)
1
Ada
1
10
2
Tidak ada
9
90
10
10
Jumlah
Berdasarkan
(50%). b.
Lama persalinan kala II pada ibu bersalin
diberikan
air
kelapa muda
tabel
8
Tabel10 Distribusi
menunjukkan bahwa pada kelompok
responden
perlakuan hampir seluruh responden
frekuensi berdasarkan
lama persalinan kala II
tidak ada penyulit persalinan yaitu
pada
sebanyak 9 responden (90%). 2.
yang
ibu
bersalin
yang
diberikan air kelapa muda
Data Khusus
di BPM Ny. “N” Pasuruan
a. Lama persalinan kala II pada
pada tanggal 1-31 Mei 2014
ibu
bersalin
yang
tidak
No
diberikan air kelapa muda
Lama
Frekuensi
Prosentas
Persalinan
(f)
e (%)
Tabel 9 Distribusi
frekuensi
1
Normal
9
90
responden
berdasarkan
2
Tidak
1
10
10
100
normal
lama persalinan kala II pada
ibu
bersalin
Total
yang
Berdasarkan
tidak diberikan air kelapa muda di BPM Ny.
tabel
10
menunjukkan bahwa responden pada
“N”
kelompok perlakuan hampir seluruh
Pasuruan pada tanggal 1-31
mengalami
Mei 2014 8
persalinan
fisiologis
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
(normal) yaitu sebanyak 9 responden
persalinan fisiologis (normal) yaitu
(90%).
sebanyak 9 responden (90%).
c.
Efektivitas pemberian air kelapa
Berdasarkan hasil uji wilcoxon
muda terhadap lama persalinan
signed rank test diperoleh hasil nilai
kala II pada ibu intranatal
signifikansi p value = 0,046 dengan
Tabel 11 Efektivitas pemberian air
tingkat kemaknaan yang ditetapkan
kelapa muda terhadap lama
adalah pada α = 0,05. Oleh karena
persalinan kala II pada ibu
nilai < α maka H1 diterima, dengan
intranatal di BPM Ny. “N”
demikian pemberian air kelapa muda
Pasuruan pada tanggal 1-31
efektif dalam mengatasi lama kala II
Mei 2014
pada ibu intranatal di BPM Ny. “N” Pasuruan.
Kelompok
Lama
Kontrol
Perlakuan
PEMBAHASAN
f
%
f
%
A.
Normal
5
50
9
90
Tidak
5
50
1
10
persalin an
Lama persalinan kala II pada ibu
bersalin
yang
tidak
diberikan air kelapa muda Berdasarkan
Normal
tabel
9
menunjukkan bahwa responden
Total
10
100
10
Berdasarkan menunjukkan
100
tabel bahwa
pada
kelompok
setengahnya
11
persalinan
terdapat
normal)
perbedaan antara lama persalinan pada
kontrol mengalami
patologis yaitu
(tidak
sebanyak
5
kelompok yang diberikan air kelapa
responden
muda dan kelompok
Oxorn (2010) Sebab utama pada
yang tidak
(50%).Menurut
diberikan air kelapa muda, pada
partus
kelompok
disproporsifetopelvik,
kontrol
setengahnya
lama
mengalami persalinan patologis (tidak
malpresentasi
normal) yaitu sebanyak 5 responden
kerja uterus yang tidak efisien.
(50%)
kelompok
Faktor-faktor tambahan lainnya :
perlakuan hampir seluruh mengalami
primigraviditas, ketuban pecah
sedangkan
pada
dini 9
ketika
dan
:
malposisi,
cervix
masih
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 menutup,
keras
dan
dikarenakan umur lebih dari 35
belum
mendatar, analgesi dan anastesi
tahun
yang
mulainya terjadi regresi sel-sel
berlebihan
dalam
fase
berhubungan
dengan
laten, wanita yang dependen,
tubuh
cemas dan ketakutan dengan
dalam
roang tua yang menemaninya ke
endometrium, kerja organ-organ
rumah sakit merupakan calon
reproduksinya
persalinan lama.
lemah, dan tenaga ibu pun sudah
Hasil menunjukkan
apabila
B.
juga mengalami persalinan lama,
Berdasarkan
pada
Menurut (Chapman, 2006) Faktor
lama.
untuk
kontraksi
kelompok
uterus
Farmakologi
kontrol ditemukan ibu yang
meningkatkan yaitu:
non
(dukungan,
mobilisasi dan perubahan posisi,
berusia > 35 tahun mengalami persalinan
mengalami
(90%).
perhatian
terhadap kehamilannya sehingga
lama
besar
perlakuan
yaitu sebanyak 9 responden
untuk menerima kehamilan dan
pada
10
persalinan fisiologis (normal)
bagian tubuh lainnya belum siap
itu
kelompok
sebagian
rahim yang belum siap dan
Selain
tabel
menunjukkan bahwa responden
masalahnya
persalinan
karena
air kelapa muda
bersalin
pada kehamilan, di samping itu
mengalami
tenaga
Lama persalinan kala II pada
dengan usia di bawah 20 tahun
kurang
menerus
ibu bersalin yang diberikan
hal ini dikarenakan ibu primi
cenderung
terus
lama.
paritas rendah misalnya primi
kompleks
mulai
mengejan akan terjadi partus
kontrol ditemukan ibu yang
sangat
sudah
ibu
kehilangan
(tidak normal). Pada kelompok
pertama
adalah
mengejan yang pada akhirnya
mengalami persalinan patologis
yang
ini
membuat ibu kesulitan untuk
pada
kelompok kontrol setengahnya
atau
hal
terutama
mulai berkurang, hal ini akan
penelitian bahwa
berhubungan
sentuhan
patologis
akupresure, 10
kenyamanan, stimulasi
puting
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
susu, hidroterapi / berendam air
kesehatan
diantaranya
hangat, kmpres hangat pada
kepala,
edema,
fundus,
menyebabkan nyeri dan bahkan
menambah
cairan
dan
asupan dan
dapat
satunya
uterus
nutrisi)
Farmakologis
salah
kram,
mengurangi yang
sakit
kontraksi
mengakibatkan
yaitu oxytosin. Cara non medis
persalinan prematur (Wong, D.
banyak diminati karena sangat
2008). Sebagian
efektif untuk digunakan dan
besar
pada
efek
kelompok perlakuan mengalami
samping pada ibu dan juga bayi,
persalinan fisiologis (normal).
salah
adalah
Hal ini dikarenakan pemberian
penggunaan air kelapa muda.
air kelapa muda memberikan
Pemanfaat
respon
tidak
menyebabkan
satunya
air
kelapa
muda
fisiologis
dan
meredakan
memberikan asupan nutrisi dan
nyeri. Air kelapa muda yang
tenaga kepada ibu, sehingga
kaya akan kandungan kalsium,
menambah power atau kekuatan
kalium,
ibu
dianggap
mampu
elektrolit,
klorida,
dalam
mengejan
serta
mempercepat kontraksi uterus.
magnesium, riboflavin, dan juga sodium. Sebagai isotonik alami
C.
Efektivitas
pemberian
air
yang kaya mineral dan memiliki
kelapa muda terhadap lama
elektrolit cair yang sama dengan
persalinan kala II pada ibu
kandungan
intranatal
cairan
di
dalam
Berdasarkan
tubuh, tentu saja, air kelapa sangat
berguna
menghindari
11
menunjukkan bahwa terdapat
untuk
dehidrasi
tabel
perbedaan
dan
antara
lama
sangat cepat untuk memulihkan
persalinan pada kelompok yang
stamina.
bersalin
diberikan air kelapa muda dan
membutuhkan lebih banyak air
kelompok yang tidak diberikan
dibandingkan orang lain yang
air kelapa muda, pada kelompok
berada dalam keadaan normal.
kontrol setengahnya mengalami
Dehidrasi
persalinan
akan
Ibu
selama
menyebabkan
persalinan
normal)
masalah
11
patologis yaitu
(tidak
sebanyak
5
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 (50%)
sedangkan
kala
kelompok
perlakuan
genap sepuluh ibu sudah terlebih
mengalami
dahulu meneran sehingga pada
persalinan fisiologis (normal)
kala II ibu kehabisan tenaga
yaitu sebanyak 9 responden
untuk meneran. Maka dari itu
(90%). Berdasarkan hasil uji
dilakukan
wilcoxon
elektrolit dan isotonik dapat
responden pada sebagian
besar
signed
rank
test
I
sebelum
pembukaan
pemenuhan
cairan
diperoleh hasil nilai signifikansi
meningkatkan
p value = 0,046 (ρ < 0,05), hal
kontraksi pada saat bersalin
ini menunjukkan bahwa nilai p
(JPNKR, 2007). World Health
value lebih kecil dari standart
Organization (WHO)
signifikansi
merekomendasikan
0,05
maka
diterima.
Dengan
pemberian
air
H1
his
bahwa
dikarenakan kebutuhan energi
demikian
kelapa
kekuatan
yang begitu besar pada Ibu
muda
efektif dalam mengatasi lama
melahirkan
kala II pada ibu intranatal di
memastikan kesejahteraan ibu
BPM
“N”
Ny.
untuk
dan anak, tenaga kesehatan tidak
Pungging
boleh menghalangi keinganan
Mojokerto. Salah
dan
satu
cara
Ibu
yang
yang
melahirkan
efektif dalam penatalaksanaan
makan
lama
non
persalinan (WHO, 1997 dalam
dengan
William L, and Wilkins, 2010).
pemberian air kelapa muda.
Persatuan dokter kandungan dan
Cairan dan elektrolit merupakan
ginekologi
Kanada
komponen tubuh yang berperan
merekomendasikan
kepada
dalam memelihara fungsi tubuh.
tenaga
Tubuh kita terdiri atas sekitar
menawarkan Ibu bersalin diet
60% Air yang tersebar di dalam
makanan
maupun
yang
selama
semuanya tergantung atas usia,
dokter
jenis kelamin, dan kandungan
ginekologi (Kanada, 1998 dalam
lemak. Sering dijumpai pada
William L, and Wilkins, 2010).
kala
farmakologis
di
II
adalah yaitu
luar
sel,
12
atau
minum
untuk
kesehatan
ringan persalinan
selama
untuk
dan
cairan
(Persatuan
kandungan
dan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Hasil
penelitian
SARAN
ada
Tenaga kesehatan dapat lebih
pengaruh yang cukup signifikan
aktif dalam memberikan asupan nutrisi
dari pemberian air kelapa muda
dan hidrasi/cairan berupa air kelapa
terhadap
lama
muda pada ibu intranatal. Dalam
Pemberian
air
menunjukkan
bahwa
persalinan. muda
penelitian ini bias diterapkan pada ibu
250ml pada ibu intranatal dapat
inpartu ketika penatalaksanaan lama
menambah asupan nutrisi dan
kala II persalinan dengan cara non
energi
farmakologis yaitu dengan pemberian
kelapa
sehingga
pada
ibu
air kelapa muda
bersalin, serta dapat mengurangi ketosis
pada
Ibu
dalam
persalinan tanpa meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
volume lambung. Pemenuhan
Afianti, Yessy. 2012. 5 Manfaat Air Kelapa Untuk Ibu hamil dan bersalin. http://bidanku.com/5manfaat-air-kelapa-untuk-ibuhamil dan bersalin#ixzz2perQbybD. Diakses pada tanggal 21 Februari 2014
cairan elektrolit dan isotonik dapat meningkatkan kekuatan his kontraksi pada saat bersalin sehingga
persalinan
menjadi
mudah dan tidak berlangsung
Afriani, Ernawati. 2012. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Partus Lama di RSUD Prof.dr. Soekandar Mojosari Mojokerto. http://bidanstasiun.blogspot.com /2012 /10/karakteristik-ibubersalin-11.html. Diakses pada tanggal 2 Maret 2014
lama.
SIMPULAN Pemberian
air
kelapa
muda
efektif dalam mengatasi lama kala II pada ibu intranatal di BPM Ny. “N”
Anjani, Dira. 2013. Prinsip Pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit. http://healthedu.co.id/2013/prins ip-pemenuhan-kebutuhancairan-dan-elektrolit.html. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014
Pasuruan. Hasil uji wilcoxon signed rank
test
signifikansi
diperoleh p
value
hasil =
nilai 0,046,
menunjukkan bahwa nilai p value lebih kecil dari standart signifikansi 0,05 maka H1 diterima.
13
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Anjarwati, Yulie. 2013. KTI Faktor2 yang mempengaruhi partus lama. http://yulielollipuplophe.blogspo t.com/2011/07/kti-faktor2-yangmempengaruhipartus.html?spref=tw. Diakses pada tanggal 30 Maret 2013 Dedi, Gustia Ramadhan. 2012. 10 Manfaat Air Kelapa. http://dedigustia-ramadhan.bogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Djoehana Setyamidjaja. 2006. Bertanam Kelapa. Yogyakarta: Kanisius Oxorn, Hurry. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: ANDI Pangkahila, Arie. 2012. Kebutuhan Ibu bersalin.http://ariepangkahila.bl ogspot.com/2012/03/kebutuhanibu-bersalin.html. Diakses pada tanggal 2 Maret 2014 Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medik
14
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU NIFAS DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA BEKAS JAHITAN PERINEUM DI BPS Ny. HARTINA ADIWIYATA, SST Relationship Of Mother Post Partum’s Is Nutritional Status With How Long Wound Healing At Bps Ny. Hartina Adiwiyata, Sst. Eka Yusmanisari, SST.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma ABSTRAK Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dari pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi, pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan difokuskan pada periode intrapartum. Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya Masa nifas memerlukan perawatan khusus untuk memulihkan kondisi kesehatan tubuh ibu, termasuk pemenuhan gizi pada ibu nifas yang berpengaruh pada lamanya penyembuhan luka bekas jahitan perineum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi ibu nifas dengan lama penyembuhan luka bekas jahitan perineum. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi semua ibu nifas di klinikAr-Rahma di bulan Mei-Juni tahun 2016 sebanyak 32 responden. Teknik sampling yang digunakan Accidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan penimbangan berat badan untuk status gizi dan lembar observasi untuk penyembuhan luka. Pengolahan data yang digunakan adalah editing, coding, scoring, tabulating. Analisa data pada penelitian ini menggunakan spearman rank. Hasil penelitian dari 30 responden menunjukkan bahwa 16 responden (53,3%) yang mengalami status gizi kurang, 9 responden (30,3%) mengalami status gizi normal, dan 5 responden (16,7%) mengalami status gizi lebih. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan penelitian ini maka perlu adanya pemberian konseling mengenai pemenuhan gizi yang mempengaruhi status gizi untuk proses penyembuhan luka. Kata Kunci: Status Gizi, Luka Perineum, Ibu Nifas
ABSTRACT Puerperal is important thing to attanted in order to turn down of maternal and neonatal mortality. Of experiences in tackling maternal and neonatal mortality, health experts recommend that relief efforts are focused on intrapartum period. Nutrients are substances or nutrients required by the body for metabolic purposes postpartum period necessitates special care to restore the health condition of the mother's body, including nutrition on postpartum mothers that affect the length of stitches perineal wound healing.
15
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
The purpose of research was to determine the relationship between the nutritional status of puerperal women with long stitches perineal wound healing. This type of research is analytic correlation with cross sectional approach. Population all puerperal women in theAr-Rahma’s clinic in May - June 2016 as many as 30 respondents.The sampling technique accidental sampling.Collecting data using weighingto nutritional status and observation sheetfor wound healing. Processing of the data used is editing, coding, scoring, tabulating. Analysis of the data in this study using the Spearman rank. The results of the 30 respondents indicated that 16 respondents (53.3%) were experiencing malnutrition status, 9 respondents (30.3%) had normal nutritional status, and 5 respondents (16.7%) had a better nutritional status. Based on the results obtained this study it is necessary for the provision of counseling on nutrition that affect the nutritional status of the wound healing process. Keywords: Nutritional Status, Perineum Injury, Mother Post Partum
menguntungkan bila diterapkan di
PENDAHULUAN Masa penting
nifas
untuk
merupakan
diperhatikan
negara lain (Saleha : 2009:2).
hal
Asuhan
guna
kebidanan
menurunkan angka kematian ibu dan
diberikan
bayi di Indonesia. Dari berbagai
pelayanan
pengalaman
menanggulangi
memengaruhi kualitas asuhan yang
kematian ibu dan bayi di banyak
diberikan dalam tindakan kebidanan
negara,
kesehatan
seperti upaya pelayanan antenatal,
pertolongan
intranatal, postnatal, dan perawatan
difokuskan pada periode intrapartum.
bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan
Upaya
profesional,
dalam
para
menganjurkan
pakar upaya
ini
terbukti
telah
oleh
seorang
yang
kebidanan
bidan
pemberi sangat
perlu
menyelamatkan lebih dari separuh ibu
mengembangkan ilmu dan kiat asuhan
bersalin dan bayi baru lahir yang
kebidanan yang salah satunya adalah
disertai
harus mampu mengintegrasikan model
persalinan
dengan atau
penyulit
proses
komplikasi
konseptual,
yang
khususnya
dalam
mengancam jiwa. Namun, tidak semua
pemberian asuhan kebidanan ibu pada
intervensi yang sesuai bagi suatu
masa nifas (Saleha: 2009:2). Angka Kematian Ibu bersama
negara dapat dengan serta merta dijalankan
dan
memberi
dengan Angka Kematian Bayi menjadi
dampak
indikator keberhasilan pembangunan 16
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
pada
sektor
kesehatan.
2004 yaitu sebesar 149 per 100.000
Angka
kelahiran hidup (Dinkes Jatim, 2007).
Kematian Ibu (AKI) pada periode
Penyebab
1992 sampai dengan 2007 mengalami
kematian
maternal
penurunan. Hasil Survey Demografi
berdasarkan data Dinas Kesehatan
dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007
Indonesia
menyebutkan bahwa AKI tahun 2007
menjadi penyebab langsung dan tidak
sebesar 228 per 100.000 kelahiran
langsung.
hidup. Angka tersebut turun jika
kematian maternal yaitu perdarahan,
dibandingkan AKI tahun 2002 sebesar
eklamsi, infeksi serta komplikasi nifas.
307 per 100.000 kelahiran hidup
Sedangkan penyebab tidak langsung
(Hasnawati, dkk, 2008). Berdasarkan
kematian
Data Statistik Indonesia (2008), AKI
kondisi sosial, ekonomi, geografi serta
di Indonesia mengalami penurunan
budaya masyarakat (Hasnawati, dkk,
selama periode 1992-2007. Angka
2008).
2008,
dikelompokkan
Penyebab
maternal
langsung
terkait
dengan
Berdasarkan studi pendahuluan
tersebut masih belum bisa mencapai indikator derajat kesehatan dalam
pada
mencapai Indonesia sehat 2010 yaitu
dilakukan wawancara pada ibu nifas di
sebesar 125 per 100.000 kelahiran
Klinik Ar-Rahma Kecamatan Bangil
hidup (Soepardan, 2008). Penurunan
Kabupaten
AKI ini masih terlalu lambat untuk
penyembuhan luka dan melakukan
mencapai. Tujuan Target Millenium 5
penimbangan berat badan terdapat 7
(Millenium
Goals
orang (70%) dengan penyembuhan
5/MDG5) dalam rangka mengurangi
luka perineum lambat dengan gizi
tiga per empat jumlah perempuan
kurang (IMT <18,5 kg/m2), 3 orang
yang meninggal akibat hamil serta
(30%) dengan penyembuhan luka
bersalin pada tahun 2016 (WHO,
perineum cepat dengan gizi baik (IMT
2005).
18,5-24,9 kg/m2). Ada beberapa faktor
Development
sebesar
137
per
22-25
Pasuruan
Mei
2016
tentang
yang menyebabkan penyembuhan luka
Di Jawa Timur, AKI pada tahun 2007
tanggal
perineum lambat dan cepat pada ibu
100.000 ini
nifas yaitu pengetahuan, pendidikan,
mengalamai penurunan dari tahun
dan pengalaman. Dari data diatas
kelahiran
hidup.
Angka
dapat diketahui bahwa ibu nifas yang
17
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 penyembuhan luka perineumnya cepat
mempengaruhi proses penyembuhan
dengan nutrisi yang baik.
luka jalan lahir. Status gizi akan
Masalah
kematian
mempengaruhi penyembuhan luka.
maupun
berhubungan
Nutrisi atau gizi adalah zat yang
dengan faktor-faktor sosial budaya dan
diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
lingkungan
masyarakat
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada
dimana mereka berada. Faktor-faktor
masa nifas terutama bila menyusui
kepercayaan dan pengetahuan budaya
akan meningkat 25%, karena berguna
seperti konsepsi mengenai berbagai
untuk
pantangan,
sehabis
kesakitan
pada
di
ibu
dalam
hubungan
sebab-akibat
proses
kesembuhan
melahirkan,
dan
karena untuk
antara makanan dan kondisi sehat-
memproduksi air susu yang cukup
sakit, kebiasaan serta ketidaktahuan,
untuk
seringkali membawa dampak baik
makanan
positif
terhadap
dikonsumsi adalah porsi cukup dan
kesehatan ibu dan anak. Berdasar
teratur, tidak terlalu asin, pedas atau
penelitian Baumali (2009) banyak
berlemak, tidak mengandung alkohol,
masyarakat
nikotin, serta bahan pengawet atau
percaya
maupun
dari
adanya
negatif
berbagai
budaya
hubungan
antara
menyehatkan
pewarna.
seimbang
bayi.
Menu
yang
harus
Disamping
itu
harus
makanan dengan kesehatan ibu nifas
mengandung sumber tenaga (energi),
yang
mereka
untuk perbaikan tubuh, pembentukan
yang
jaringan baru, misalnya beras, jagung,
bersifat sangat protektif terhadap ibu
sagu, tepung terigu, dan ubi. Sumber
nifas
pembangun
sebenarnya
memberikan
salah,
perlindungan
sehingga
keputusan
untuk
(protein),
untuk
mengkonsumsi makanan ditentukan
pertumbuhan dan penggantian sel-sel
oleh pihak yang dianggap punya
yang rusak atau mati, misalnya protein
kewenangan, dalam hal ini suami dan
hewani (ikan, udang, kerang, kepiting,
orang tua serta orang yang memiliki
daging, ayam, telur, susu dan keju)
kemampuan seperti dukun.
dan protein nabati (kacang tanah,
Pada masa nifas diperlukan gizi
kacang merah, kacang hijau, kedelai,
yang bermutu tinggi dengan cukup
tahu dan tempe). Sumber pengatur dan
kalori, protein, cairan serta vitamin.
pelindung (mineral, vitamin dan air),
Faktor
untuk melindungi tubuh dari serangan
nutrisi
atau
gizi
akan 18
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
penyakit dan pengatur kelancaran
Budaya
dan
keyakinan
juga
metabolisme dalam tubuh. Memberi
mempengaruhi penyembuhan
luka
zat pengatur dan pelindung biasa
perineum,
diperoleh dari semua jenis sayuran dan
berpantang makan telur, ikan dan
buah-buahan segar (Ambarwati dan
daging ayam, akan mempengaruhi
Wulandari, 2010).
asupan nutrisi ibu, yang akan sangat
misalnya
mempengaruhi
Defisiensi protein tidak hanya
kebiasaan
penyembuhan
luka
perineum.
memperlambat penyembuhan, tetapi
Sebagai tenaga kesehatan perlu
juga mengakibatkan luka tersebut sembuh dengan kekuatan regangan
memberikan
orang yang menyusui. Masukan dan
nutrisi atau gizi pada ibu nifas, untuk
absorbsi yang cukup juga diperlukan
tidak berpantang terhadap makanan
untuk penyembuhan yang optimal.
kecuali ibu mempunyai alergi. Dan
Vitamin C diperlukan untuk sintesis
memberikan
kolagen. Faktor yang mempengaruhi
terhadap
penyembuhan
membatasi makanan pada ibu nifas.
luka
perineum
tentang
pengetahuan
keluarga
Untuk
diantaranya yaitu malnutrisi, merokok,
pengetahuan
itu
juga
untuk
nutrisi
tidak
sangat
kurang tidur, stress, kondisi medis dan
diperlukan untuk ibu nifas. Selain
pengobatan, status nutrisi, infeksi, dan
untuk mengembalikan kondisi pada
obesitas.
sebelumnya, nutrisi juga berpengaruh pada
Dampak nutrisi yang kurang
proses
penyembuhan
luka
perineum.
atau tidak terpenuhi dapat terjadi
Berdasarkan
malnutrisi yaitu kekurangan intake diatas
dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi
melakukan
pertumbuhan,
dan
“Hubungan Antara Status Gizi Ibu
kognisi serta dapat memperlambat
Nifas Dengan Lama Penyembuhan
proses penyembuhan. Faktor nutrisi
Luka Bekas Jahitan Perenium” di BPS
terutama
Ny. Hartina Adiwiyata, SST tahun
mempengaruhi
protein
sangat
2016.
proses penyembuhan
luka perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
19
tertarik
belakang
dari zat-zat makanan terutama protein
perkembngan
peneliti
latar
penelitian
untuk tentang
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 TINJAUAN PUSTAKA
setelah persalinan. Robekan jalan lahir
Hubungan Antara Status Gizi Ibu
(perineum)
Nifas Dengan Lama Penyembuhan
rupture spontan ataupun episiotomi.
Luka Bekas Jahitan Perineum
Luka biasanya ringan tetapi kadang-
berdampak
pada
karena
adanya
kadang terjadi juga luka yang luas dan
Perilaku malnutrisi pada ibu nifas
terjadi
berbahaya
lamanya
untuk
menghindari
bisa
berbagai komplikasi dan bahaya dari
infeksi
yang
luka perineum tersebut ibu sering
pengecilan
Rahim
melakukan
malnutrisi
(involusi) sehingga rahim akan tetap
melakukan
pencegahan
membesar (sub-involusi). Infeksi yang
penanganan yang berlangsung secara
sudah menjalar dapat mengakibatkan
turun menurun. Misalnya tidak boleh
perdarahan sehingga biasanya ibu
makan telur, ikan, daging, tidak mandi
diberi obat-obatan untuk membuat
selama 40 hari, tidak boleh bekerja
dinding dalam rahim berkontraksi
selama
sehingga darah dapat dikeluarkan.
pantangan lainnya yang sudah menjadi
Kekurangan zat gizi pada masa nifas
tradisi dan budaya setempat.
bisa menimbulkan infeksi. Apalagi
Fase-Fase Penyembuhan Luka
pada ibu nifas tentu sangat dibutuhkan
1. Fase
penyembuhan menyebabkan mengganggu
luka
bahkan
40
hari,
seperti
dan
Inflamasi,
dan
berbagai
berlangsung
selama 1 sampai 4 hari.
makanan bergizi untuk memulihkan kesembuhan
Respons vaskular dan selular
luka, dan proses laktasi. Adanya
terjadi ketika jaringan teropong
komplikasi masa nifas yaitu infeksi
atau
puerperalis,
Vasokontriksi pembuluh terjadi
kondisi,
mempercepat
trauma
genitaoutinarius,
traktus
dan
mastitis,
mengalami
bekuan
cidera.
fibrinoplatelet
payudara,
terbentuk dalam upaya untuk
bendungan ASI, dan puting susu lecet.
mengontrol perdarahan. Reaksi ini
Masa nifas merupakan masa
berlangsung dari 5 menit sampai
trombophelbitis,
abses
kritis dalam kehidupan ibu dan bayi
10
karena 60% kematian ibu terjadi
vasodilatasi
segera setelah kelahiran dan kematian
Mikrosirkulasi
tersebut terjadi dalam 24 jam pertama
kemampuan 20
menit
dan
diikuti
oleh venula.
kehilangan vasokontriksinya
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
karena noreprinefrin dirusak oleh
metabolisme yang terlibat dalam
enzim intraselular. Juga, histamin
penyembuhan luka. 3. Fase Maturasi, berlangsung 21
dilepaskan, yang meningkatkan
hari sampai sebulan atau bahkan
permeabilitas kapiler. Ketika mengalami
tahunan.
mikrosirkulasi kerusakan,
Sekitar 3 minggu setelah
elemen
darah seperti antibodi, plasma
cedera,
protein, elektrolit, komplemen,
meninggalkan luka. Jaringan perut
dan
tampak
air
menembus
spasium
fibroblast
besar,
mulai
sampai
fibril
kasvular selama 2 sampai 3 hari.
kolagen menyusun kedalam posisi
Menyebabkan
yang lebih padat. Hal ini, sejalan
edema,
teraba
hangat, kemerahan dan nyeri.
dengan
dehidrasi,
2. Fase Proliferatif, berlangsung 5
jaringan
parut
meningkatkan
sampai 20 hari.
mengurangi tetapi kekuatannya.
Maturasi jaringan seperti ini terus
Fibroblas memperbanyak diri jarring-jaring
berlanjut dan mencapai kekuatan
untuk sel-sel yang bermigrasi.
maksimum dalam 10 atau 12
Sel-sel epitel membentuk kuncup
minggu,
pada pinggir luka, kuncup ini
mencapai kekuatan asalnya dari
berkembang
jaringan sebelum luka.
dan
membentuk
menjadi
kapiler,
yang merupakan sumber nutrisi
tetapi
tidak
pernah
Bentuk-Bentuk Penyembuhan Luka Dalam
bagi jaringan granulasi yang baru.
penatalaksanaan
Setelah 2 minggu, luka hanya
penyembuhan luka, luka digambarkan
memiliki 3% sampai 5% dari
sebagai penyembuhan melalui intensi
kekuatan aslinya. Sampai akhir
pertama, kedua, atau ketiga.
bulan, hanya 35% sampai 59%
1. Penyembuhan
melalui
Intensi
Pertama (Penyatuan Primer).
kekuatan luka tercapai. Tidak
Luka dibuat secara aseptik,
akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak
dengan
vitamin,
minimum, dan penutupan dengan
membantu
terutama
vitamin
dalam
C,
baik.
proses
pengrusakan
Seperti
dengan
jaringan
suture,
sembuh dengan sedikit reaksi
21
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 jaringan melalui intensi pertama.
pembentukan
Ketika
minimal.
luka
sembuh
melalui 2.
intensi pertama, jaringan granulasi
jaringan
parut
Lambat: jika luka perineum
tidak tampak dan pembentukan
sembuh dalam waktu > 7 hari.
jaringan parut minimal.
Tepi luka tidak saling merapat,
2. Penyembuhan
melalui
proses perbaikan kurang, kadang
Intensi
disertai adanya pus dan waktu
Kedua (Granulasi).
penyembuhannya lebih lama.
Pada luka dimana terjadi pembentukan pus (supurasi) atau
Faktor Yang Mempengaruhi
dimana tepi luka tidak saling merapat, kurang
proses
Penyembuhan Luka 1. Nutrisi.
perbaikannya
sederhana
2. Vulva
dan
melalui
mengganti pembalut.
Intensi
3. Pengetahuan
Ketiga (Suture Sekunder).
4. Mobilisasi
belum disuture atau terlepas dan disuture
nantinya,
dua
permukaan
granulasi
yang
berlawanan
disambungkan. mengakibatkan
(Rukiyah,
METODE PENELITIAN Dalam
ini
jaringan
cara
2011:363).
kembali
Hal
tentang
merawat luka.
Jika luka dalam baik yang
kemudian
seperti
membersihkan luka perineum,
membutuhkan waktu lebih lama. 3. Penyembuhan
hygiene
penelitian
ini
desain
penelitian yang akan dipakai adalah
parut
Analitik,
yang lebih dalam dan luas.
yaitu
penelitian
yang
mencoba menggali bagaimana dan Lama
Penyembuhan
Perineum
Menurut
mengapa
Luka
terjadi,
Jannah
pendekatan
(2011.2:108), yaitu: 1.
fenomena dengan Cross
kesehatan
itu
menggunakan sectional
yaitu
perineum
dimana variabel bebas (Independent)
sembuh dalam waktu < 7 hari.
status gizi ibu nifas dan variabel
Penutupaan luka baik, jaringan
terikat
(Dependent)
granulasi
penyembuhan
luka
Cepat:
jika
luka
tidak
tampak,
22
bekas
lama jahitan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Berdasarkan tabel 5.6 dari 30
perineum dikumpulkan dalam waktu yang sama.
responden
HASIL
Kecamatan
Tabel
1
Distribusi
di
klinik
Ar-Rahma
Bangil
Kabupaten
Pasuruan sebagian besar ibu nifas
Frekuensi
Responden Berdasarkan Status Gizi
mengalami
Ibu Nifas Di BPS Ny. Hartina
Penyembuhan Luka Bekas Jahitan
Adiwiyata, SST Bulan Juli 2016
Perineum sebanyak 20 responden
No.
Status Gizi
Frekuensi Presentase (n) (%)
1.
Kurang
16
2.
Normal 9
30,0
3.
Lebih
5
16,6
30
100
Lambat
dalam
(66,7%). Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan
53,4
Antara Status Gizi Ibu Nifas dengan Lama
Penyembuhan
Luka
Bekas
Jahitan Perineum di BPS Ny. Hartina Total
Adiwiyata, SST bulan Juli 2016
Berdasarkan tabel 5.5 dari 30
Kejadian
Frek
Persen
Lama
Uensi
tase (%)
Adiwiyata, SST sebagian besar ibu
Penyembuhan
(n)
nifas mengalami Status Gizi kurang
Luka
sebanyak 16 responden (53,4%).
Jahitan
responden
di
BPS
Ny.
No
Hartina
Bekas
Perineum
Tabel
2
Distribusi
responden
frekuensi
1
Cepat < 7 hari
10
33,3
Lama
2
Lambat >
20
66,7
30
100
berdasarkan
hari
Penyembuhan Luka Bekas Jahitan Perineum
di
BPS
Ny.
7
Total
Hartina
Adiwiyata, SST bulan Juli 2016 Berdasarkan Kejadian Lama N Status Penyembuhan Luka Total o Gizi Bekas Jahitan Perineum Cepat < 7 Lambat > 7 hari hari n % n % N % 1 Kura 2 6,7 14 46,7 16 53,4 ng 2 Nor 4 13,3 5 16,7 9 30,0 mal 3 Lebi 4 13,3 1 3,3 5 16,6 h Total 10 33,3 20 66,7 30 100
tabel
5.7
menunjukkan bahwa 30 responden di BPS Ny. Hartina Adiwiyata, SST sebagian besar ibu nifas mengalami status gizi kurang yaitu sebanyak 16 responden
(53,3
%),
dan
mengakibatkan lama penyembuhan luka bekas jahitan perineum yaitu sebanyak 20 responden (66,7%).
23
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 PEMBAHASAN
budaya
ibu
nifas
Status Gizi
predisposisi yaitu pengetahuan yang di pengaruhi
Berdasarkan tabel 5.5 didapat
adalah
oleh
faktor
pendidikan,
bahwa rata-rata responden mengalami
pengalaman,
pekerjaan,
status gizi yang kurang sejumlah 16
status
responden (53,3%), status gizi normal
(delimapersadanurul.com: 2010).
ekonomi
dari
usia, ibu
dan
sendiri
sejumlah 9 responden (30,0%), dan
Status gizi ibu nifas kurang,
status gizi lebih sejumlah 5 responden
disebabkan oleh perilaku malnutrisi
(16,7%).
dalam
pemenuhan
kurangnya
Status gizi adalah suatu ukuran
gizi
pengetahuan
karena
ibu
nifas
mengenai kondisi tubuh seseorang
tentang dampak dari kekurangan gizi.
yang dapat dilihat dari makanan yang
Selain
dikonsumsi dan penggunaan zat-zat
mempengaruhi
gizi di dalam tubuh. Nutrisi atau gizi
pendidikan ibu sebagian besar SD
adalah
dan
sehingga masalah tentang pemenuhan
zat
kimia
organik
itu
ada
juga
yang
status
gizi
adalah
anorganik
yang ditemukan
dalam
gizi ibu kurang. Hal ini juga di
makanan
dan
untuk
sebabkan
Masih
mencari
penggunaan
diperoleh
fungsi
tubuh.
kurangnya informasi
ibu dari
untuk petugas
banyak ibu nifas yang melakukan
kesehatan dan media informasi. Oleh
malnutrisi disebabkan oleh beberapa
karena itu ibu nifas membutuhkan
faktor antara lain: Predisposisi yang
bimbingan
meliputi:
ini
pemenuhan gizi dapat tercukupi. Dan
pendidikan,
dengan ibu melakukan pemenuhan
pengetahuan,
dipengaruhi pengalaman,
oleh pekerjaan,
ekonomi,
faktor
meliputi:
dukungan
hal
usia,
lingkungan keluarga
yang
cukup
agar
gizi yang cukup dapat mempercepat
dan
proses
yang
pemulihan
kondisi
fisik
misalnya yang dapat mempengaruhi
dan
kebiasaan, faktor petugas yang terdiri
produksi
dari KIE dan sikap atau perilaku
penyembuhan luka. Maka petugas
petugas kesehatan yang kurang peka
kesehatan
terhadap masalah sosial budaya pada
penyuluhan pemenuhan nutrisi selama
ibu nifas. Faktor yang mempengaruhi
masa nifas atau saat hamil.
pengaruh lebih besar pada pola sosial 24
ASI
harus
dan
proses
memberikan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Lama Penyembuhan Luka Bekas
ibu biasanya akan di beri obat-obatan
Jahitan Perineum
untuk membuat dinding dalam rahim berkontraksi sehingga darah dapat
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa
sebagian
besar
dikeluarkan. Kekurangan nutrisi atau
responden
mengalami penyembuhan luka bekas
zat
jahitan perineum ibu nifas
lambat
menimbulkan infeksi. Apalagi pada
(66,7%),
ibu nifas tentu sangat membutuhkan
mengalami
makanan bergizi untuk memulihkan
sejumlah
20
responden
sedangkan
yang
penyembuhan
luka
bekas
gizi
kondisi,
jahitan
pada
masa
mempercepat
nifas
bisa
kesembuhan
perineum cepat sejumlah 10 responden
luka, dan proses laktasi. Adanya
(33,3%).
komplikasi masa nifas yaitu infeksi
Perlukaan
perineum
puerperalis,
umumnya
trauma
tractus
terjadi unilateral, namun dapat juga
genitourinarius,
bilateral. Perlukaan pada diafragma
thrombophlebitis,
urogenitalis dan muskulus levator ani,
bendungan ASI, dan putting susu lecet
yang terjadi pada waktu persalinan
(Prawirohardjo, 2006:32) Ibu
normal atau persalinan dengan alat,
mascitis, abses
nifas
mengalami
dapat terjadi tanpa luka pada kulit
penyembuhan
perineum atau vagina, sehingga tidak
lambat, di sebabkan oleh beberapa
kelihatan dari luar.Perlukaan demikian
faktor antara lain yaitu nutrisi ibu yang
dapat
dasar
tidak tercukupi, ibu yang melakukan
prolapsus
personal hygiene tidak benar seperti
Yulianti,
cara cebok, ibu yang takut melakukan
melemahkan
panggul.Sehingga genetalis
terjadi
(Rukiyah
&
luka
payudara,
bekas
jahitan
mobilisasi karena takut nyeri. Hal ini
2011:361).
di pengaruhi juga karena tingkat
Kurangnya perawatan perineum lama
pendidikan ibu nifas sebagian besar
penyembuhan luka. Terjadi infeksi
SD sehingga ibu kurang tahu cara
yang mengganggu pengecilan rahim
perawatan
(Involusi). Sehingga, rahim akan tetap
pekerjaan ibu sebagian besar tidak
membesar (Sub Involusi). Infeksi yang
bekerja sehingga dapat mempengaruhi
sudah
ibu untuk mendapatkan informasi
akan
mengakibatkan
menjalar
ke
rahim
dapat
mengakibatkan perdarahan sehingga
25
luka
perineum
dan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 yang
luas
dan
tidak
tahu
mengalami proses penyembuhan cepat
cara
perawatan perineum yang benar.
sejumlah 4 responden (80,0%) dan
Hubungan Antara Status Gizi Ibu
yang mengalami proses penyembuhan
Nifas dengan Lama Penyembuhan
lambat sejumlah 1 responden (20,0%).
Luka Bekas Jahitan Perineum di
Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi karena
BPS Ny Hartina Adiwiyata, SST
60% kematian ibu terjadi segera
Dari hasil analisa data dengan uji Spearman Rank (Rho) α = 0,05, rs
setelah
tabel 0,361. Sedangkan rs hitung
tersebut terjadi dalam 24 jam pertama
dengan hasil 0,524 maka rs hitung > rs
setelah persalinan. Robekan jalan lahir
tabel
(perineum)
(0,524
>
0,361)
sehingga
kelahiran
terjadi
dan
karena
kematian
adanya
dinyatakan H0 ditolak dan H1 diterima
rupture spontan ataupun episiotomi.
berarti ada hubungan antara status gizi
Luka biasanya ringan tetapi kadang-
dengan lama penyembuhan luka bekas
kadang terjadi juga luka yang luas dan
jahitan perineum di klinik Ar Rahma
berbahaya
Kecamatan
berbagai komplikasi dan bahaya dari
Bangil
Kabupaten
untuk
menghindari
luka perineum tersebut ibu sering
Pasuruan. Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan
melakukan
malnutrisi
bahwa rata-rata responden status gizi
melakukan
pencegahan
kurang
penanganan yang berlangsung secara
sejumlah
(53,3%),
yang
16
responden
mengalami
seperti dan
turun menurun. Misalnya tidak boleh
proses 2
makan telur, ikan, daging, tidak mandi
responden (12,5%) dan mengalami
selama 40 hari, tidak boleh bekerja
proses penyembuhan lambat sejumlah
selama
14 responden (87,5%). Status gizi
pantangan lainnya yang sudah menjadi
normal sejumlah 9 responden (30,0%),
tradisi dan budaya setempat.
penyembuhan
cepat
sejumlah
40
hari,
dan
berbagai
yang mengalami proses penyembuhan cepat sejumlah 4 responden (44,4%)
KESIMPULAN
dan
1. Sebagian besar ibu nifas di BPS
yang
mengalami
proses 5
Ny. Hartina Adiwiyata, SST tahun
responden (55,6%). Status gizi lebih
2016 yang mengalami status gizi
penyembuhan
lambat
sejumlah
sejumlah 5 responden (16,7%), yang 26
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
kurang sebanyak 16 responden
Luka Bekas Jahitan Perineum
(53,3%).
bagi ibu nifas. 4. Bagi Institusi
2. Sebagian besar ibu nifas di BPS
Menambah
Ny. Hartina Adiwiyata, SST tahun
sumber
2016 yang mengalami proses
perputakaan dan informasi ilmiah
penyembuhan luka bekas jahitan
mengenai
perineum
Status
lama
sebanyak
20
Hubungan Gizi
dengan
Antara Lama
Penyembuhan Luka Bekas Jahitan
responden (66,7%).
Perineum.
3. Ada Hubungan Antara Status Gizi dengan Lama Penyembuhan Luka Bekas Jahitan Perineum di BPS
DAFTAR PUSTAKA
Ny. Hartina Adiwiyata, SST.
Akademi Kebidanan Ar Rahma. 2016. Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah. Pasuruan : Akademi Kebidanan Ar Rahma
SARAN 1. Bagi responden Agar
dapat
pengetahuan
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
menambah
terutama
tentang
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Status Gizi dan Penyembuhan Luka Bekas Jahitan Perineum bagi ibu nifas.
Mukmillah, Amaliyah. 2014. Karya Tulis Ilmiah. Pasuruan: Akademi Kebidanan Ar Rahma.
2. Bagi Peneliti Dapat
meningkatkan
pengetahuan kesehatan
dan khususnya
ilmu
wawasan
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
tentang
Status Gizi dan Penyembuhan
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Luka Bekas Jahitan Perineum bagi ibu nifas. 3. Bagi Tempat Peneliti Meningkatkan
Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.
pelayanan
kesehatan khususnya memberikan penyuluhan-penyuluhan
tentang
Status Gizi dan Penyembuhan
27
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Media. Yanti, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama. https://delimapersadanurul.wordpress. com. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. http://education.makalahstatusgizi.wor dpress.com Diakses pada tanggal 27 Juni 2016. http://ejournal.stikesppni.ac.id/index.php/keperawata n-bina-sehat/article. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. http://stikespemkabjombang.ac.id/ejur nal/index.php/April-2013/article. Diakses pada tanggal 2016. https://tedjho.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Juni 2016.
28
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN DI RUMAH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI DESA BULUSARI KEC. GEMPOL KAB. PASURUAN Attitude Relationship Gives Parent In Education At Home With The Development Of Children Ages 5-6 Years IN The Village Of Bulusari Kec. Rejoso KAB. Pasuruan Siti Fithrotul Umami, SST.,M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma ABSTRAK Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil, dari hasil pematangan. sikap adalah evaluasi individu yang berupa kecenderungan (Inclination) terhadap berbagai elemen di luar dirinya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 10 anak usia 5-6 tahun didapatkan 5 anak normal, 2 anak meragukan, dan 3 anak abnormal. Sedangkan pada 10 orang tua di dapatkan 7 orang tua mendukung (favorabel), dan 3 orang tua kurang mendukung (unfavorabel). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubingan sikap orang tua dalam memberikan pendidikan di rumah dengan perkembangan anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian adalah analitik dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 45 orang tua dan anak. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner unruk orang tua dan KPSP untuk perkembangan anak. Penelitian ini di sajikan dalam bentuk uji statistik Fisher’s Exact Test di peroleh p< α, yaitu 0,001022 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 38 orang tua (84,45%) yang mendukung mempunyai anak yang perkembangannya normal sebanyak 35 anak (77,78%), Saran dari penelitian ini yaitu lebih meningkatkan penyuluhan kepada Orang tua agar ikut berperan dan mempunyai kewajiban dalam membantu, mendampingi anak, mengajari anak untuk aktif belajar, memberikan kasih sayang, mengembangkan kreatifitas dan sosialisasi anak. Kata kunci : Sikap orang tua, perkembangan anak usia 5-6 tahun. ABSTRACT The development is the increased ability (skill) in the structure and function of the body is more complex in a regular pattern and can be predicted as a result, the result of maturation. Attitude is a form of individual evaluation tendencies (Inclination) on various elements outside of himself. Based on the results of a preliminary study of 10 children aged 5-6 years obtained five normal children, 2 children dubious, and 3 abnormal child. While the 10 parents in getting seven parents support (favorabel), and 3 parents are less supportive (unfavorabel). The purpose of research to find out hubingan attitudes of parents in providing education at home with the development of children aged 5-6 years. The study design is analytic by using purposive sampling with a sample size of 45 parents and children. Measuring instruments used were questionnaires and KPSP unruk parents to child development. This research is presented in the form of statistical test Fisher's Exact Test was obtained p <α, namely 0.001022 <0.05. Results showed parents of 38 (84.45%), which supports children who have normal development, as many as 35 children (77.78%), suggestion from this research that further improve counseling to parents in order to come into play and have an obligation to help, accompany the children, teach children to actively learn, give love, develop creativity and socialization of children. Key words: Attitudes of parents, the development of children aged 5-6 years.
29
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 PENDAHULUAN
Dengan bertambah besarnya anak,
Keluarga merupakan suatu institusi
maka
awal bagi setiap individu manusia
perhatian dan pengertian yang lebih
belajar
dengan
besar dari orang tua. (Soetjiningsih,
sesamanya. Sebagai suatu institusi
1995: 124). Sehubungan dengan masa
tentunya
kematangan
dan
berinteraksi
dalam
sebuah
keluarga
di
perlukan
dan
pendidikan,
kepekaan
disepakati adanya aturan-aturan yang
pendidik
harus dipatuhi dan dikembangkan
mengusahakan
keluarga yang dimaksud disini, adalah
kematangan tidak terdapat rintangan-
keluarga inti yang terdiri dari Ayah,
rintangan
Ibu dan anak. Sebagaimana budaya
perkembangan fungsi-fungsi tersebut.
ke-Timuran
asas
Sebab penghalangan fungsi psikis
menjadi
pada saat peka bisa mengakibatkan
yang
patriakal,
bahwa
nahkoda
(kepala)
menganut yang dalam
(orang
agar
yang
kemunduran
sebuah
tua)
anak,
(Kartini, 1995: 52)
Karena
Hubungan
dialah
yang
bertanggung
anak
pada
saat
menghambat
pada
keluarga inti adalah seorang Ayah.
hendakanya
induvidu
dengan
anak.
keluarga
seluruh
umumnya penting, tetapi sikap orang
juga
tua merupakan unsur yang paling
bertanggung jawab atas kelangsungan
penting dalam membentuk konsep diri
hidup keluarga secara utuh, termasuk
yang
mendidik anak. Dalam menjalankan
mendidik yang lembut maupun yang
perannya sebagai kepala keluarga,
keras
khususnya sebagai pendidik anak,
(Elizabet, 1980: 132)
seorang
Anak-anak
jawab
untuk
anggota
menafkahi
keluarga
Ayah
dan
akanbekerja
sama
sedang
akan
berkembang.
mempengarui
sangat
muda
Cara
anak.
merasa
dengan istrinya, yang dalam hal ini
cemas. Terutama merasa cemas kalau-
adalah
kalau
ibu
dari
anak-anaknya.
kehilangan
kasi
sayang,
Selanjutnya Ayah dan Ibu disebut
perhatian, dan dukungan orang tua.
dengan orang tua yang mempunyai
Untuk mengatsi perasaan takut pada
tanggung
terhadap
anak diperlukan sikap orang tua yang
anaknya.
tenang dan bijaksana. Rasa takut dan
(perkemhttp://abihafiz.wordpress.com/
cemas juga sering timbul, kalau orang
2011/02/08/).
tua
jawab
perkembangan
penuh
30
terlalu
cerewet
dan
sangat
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
menuntut kepada anak. Tuntutan yang
pendidikan
tida riil dan tidak sesuai dengan
dilakukan adalah orang tua menjalin
kemampuan anak, akan menimbulkan
kerja sama dan komunikasi yang baik
ketakutan yang kronis untuk berbuat
dengan pihak sekolah atau guru, agar
sesuatu
tidak terjadi kesalah pahaman dalam
dan
berprestasi.
(Kartini,
anak.
Yang
harus
1995: 140, 142)
mendidik anak.
Tugas guru membantu orang tua untuk
http://abihafiz.wordpress.com/2011/02
membimbing
/08/).
dan
mengembangkan
potensi anak agar lebih terarah. Sekali
Banyak faktor yang mempengaruhi
lagi
tingkat perkembangan anak antara lain
sifatnya
hanya
membantu, yang
stimulasi, pola asuh dan rangsangan,
dilakukan seorang guru tanpa bantuan
serta nutrisi yang di berikan pada masa
dari orang tua hasilnya sia-sia. Karena
balita. Semakin banyak stimulasi yang
waktu guru bersama anak dan orang
di berikan, semakin komplek jaringan
tua bersama anak berbanding 25% dan
saraf yang di bentuk. Bentuk pola asuh
75%. Anak lebih kurang hanya punya
yang kurang baik akan mengakibatkan
waktu 25% perhari bersama guru di
anak bandel. Kurangnya rangsang dan
Sekolah, sisanya 75% lagi
anak
keterlambatan memberikan rangsang
menghabiskan waktu bersama orang
oleh orang tua, menyebabkan potensi
tua dirumah. Lagi pula saat anak
dan kemampuan-kemampuan tertentu
berada di Sekolah, seorang guru tidak
tidak terwujud. Orang tua harus
akan mampu memperhatikan anak
waspada
didiknya satu persatu yang kadang
mengalami
jumlahnya melebihi kapasitas, dan
perkembangan,
dalam masalah ini guru tidak punya
keterlambatan atau penyimpanagan
wewenang
harus dilakukan pemeriksaan atau
semaksimal
menjalankan
apapun
usaha
apa-apa,
guru
tugas
mengajar
hanya
apabila
menentukan
dan
seorang
anak
keterlambatan bila
apakah
dijumpai
hal
tersebut
menjadi seorang pendidik. walaupun
merupakan variasi normal atau suatu
anak
kelainan yang serius.
sudah
diserahkan
kesekolah
bukan berarti urusan pendidikan anak
masa
adalah tanggung jawab sekolah dan
lingkungan tidak berlangsung lama,
orang tua lepas tangan dan melalaikan
maka
31
kepekaan
Berhubung
anak
anak
harus
terhadap
mendapatkan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 awal
Kabupaten Pasuruan terhadap 10 anak
kehidupannya, yaitu gizi yang baik,
usia 5-6 tahun didapatkan 5 anak
stimulasi
normal, 2 anak meragukan, dan 3 anak
perhatian
yang
serius
di
yang
mengeleminasi
memadai,
faktor-faktor
abnormal. Sedangkan pada 10 orang
yang
dapat menganggu perkembangan anak,
tua
juga
mendukung (favorabel), dan 3 orang
deteksi
dini
terhada
di
dapatkan 7
orang tua
penyimpangan tumbuh kembang.
tua kurang mendukung (unfavorabel).
(http://abihafiz.wordpress.com/2011/0
Dari latar belakang masalah diatas
2/08/)
peneliti
Pendidikan keluarga sebagai peletak
penelitian tentang ‘’Hubungan sikap
dasar pembentukan kepribadian anak.
orang
Sejak kecil anak hidup tumbuh dan
pendidikan
berkembang
keluarga.
perkembangan anak usia 5-6 tahun di
Seluruh isi keluarga yang mula-mula
Desa Bulusari Kecamatan Gempol
mengisi pribadi anak itu. Orang tua
Kabupaten Pasuruan”
didalam
tertarik
tua
untuk
dalam di
melakukan
memberikan
rumah
dengan
dengan secara tidak direncanakan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan
TINJAUAN PUSTAKA
yang diwarisi dari keluarga. Dengan
Pembentukan
demikian
Pengubahan Sikap
sianak
akan
membawa
Dan
kemanapun juga pengaruh keluarga,
Faktor
sekalipun ia sudah mulai berfikir lebih
penbentukan dan pengubahan sikap
jauh lagi. Makin besar anak, pengaruh
adalah:
itu
1.
makin
luas
sampai
akhirnya
yang
Sikap
mempengaruhi
Faktor Internal Faktor internal berasal dari
seluruh lingkungan hidupnya, apakah pegunungan,
dalam induvidu. Dalam hal ini
lembah, ataupun hutan, mempengaruhi
induvidu menerima, mengelolah,
seluruh kehidupan anak itu. (Sujanto,
dan memilih segala sesuatu yang
dkk, 2004:8)
datang dari luar, serta menentukan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
mana yang akan diterima dan
yang telah dilakukan oleh peneliti
mana yang tidak. Hal-hal yang
pada tanggal 25 juni 2016 di Desa
diterima atau tidak berkaitan erat
Bulusari
dengan apa yang ada dalam diri
itu
daerah
pantai,
Kecamatan
Gempol 32
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Apabila
induvidu. Oleh karna itu, faktor induvidu
merupakan
tua
tidak
memberikan dukungan dan tidak
faktor
memberikan bimbingan pada anak
penentu pembentukan sikap. Faktor intern ini menyangkut
untuk belajar/ membimbing anak
motif dan sikap yang bekerja
belajar jika ada tugas saja dari
dalam diri induvidu pada saat itu,
sekolah
serta yang mengarahkan minat
(perkemhttp://abihafiz.wordpress.
dan perhatian (faktor psikologis),
com/2011/02/08/).
juga perasaan sakit, lapar, dan
Konsep Pendidikan Pendidikan
haus (faktor fisiologis). 2.
orang
usaha
Faktor Eksternal
merupakan
manusia
untuk
suatu
membina
Faktor ini berasal dari luar
kepribadiannya agar sesuai dengan
induvidu, berupa stimulus untuk
norma-norma atau aturan di dalam
membentuk dan mengubah sikap.
masyaratakat. Setiap orang dewasa di
Stimulus tersebut dapat bersifat
dalam
langsung,
induvidu
pendidik, sebab pendidik merupkan
dengan kelompok. Dapat juga
suatu perbuatan sosial yang mendasar
bersifat
yaitu
untuk petumbuhan atau perkembangan
melalui perantara, seperti : alat
anak didik menjadi manusia yang
komunikasi dan media masa baik
mampu berpikir dewasa dan bijak.
elektronik maupun nonelektronik.
(perkemhttp://abihafiz.wordpress.com/
(Sunaryo, 2004:103)
2011/02/08/)
misalnya
tidak langsung,
masyarakat
dapat
menjadi
Kriteria Sikap Orang Tua Dalam
Lingkungan Pendidikan
Memberikan Pendidikan
Kegiatan dan proses pendidikan dapat
1.
terjadi dalam tiga lingkungan yaitu
Sikap Mendukung (Favorable) Apabila memberikan
orang
tua
selalu
dukungan
dan
memberikan bimbingan
keluarga, sekolah dan masyarakat. (perkemhttp://abihafiz.wordpress.
pada
com/2011/02/08/).
anak untuk rutin belajar 2.
Sikap
Tidak
Mendukung
(Unfavorable)
33
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Pendidikan
di
menjalani
rumah/keluarga
proses
belajar
di
lembaga pendidikan.
(informal) Fungsi keluarga/ orang tua dalam
Konsep Peran Orang Tua/Fungsi
mendukung
Pokok Orang Tua Terhadap Anak
pendidikan
anak
di
1.
sekolah: 1.
2.
Orang tua bekerjasama dengan
mental)
sekolah
Stimulasi mental merupakan cikal
Sikap
anak
4.
terhadap
6.
dalam
proses
belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak.
orang
Stimulasi
tua
terhadap sangat
sekolah,
mental
mental
sekolah yang
keterampilan,
menggantikan
kreativitas,
orang tua harus memperhatikan
moral-etika,
sekolah anaknya, yaitu dengan
sebagainya
memperhatikan
2.
-
Asih
pengalamannya dan menghargai
sayang)
segala usahanya.
Pada
ini
perkembangan
psikologis:
tugasnya selama di ruang sekolah.
pengalaman
(asah)
mengembangkan
dibutuhkan
kepercayaan orang tua terhadap
kecerdasan, kemandirian,
agama,
kepribadian,
produktivitas,
(kebutuhan
dan
emosi/kasih
tahun-tahun
pertama
orang tua menunjukkan kerjasama
kehidupan, hubungan yang erat, mesra
dalam menyerahkan cara belajar
dan selaras antara ibu/pengganti ibu
di rumah, membuat pekerjaan
dengan anak merupakan syarat mutlak
rumah
dan
untuk menjamin tumbuh kembang
dalam
yang selaras baik fisik, mental maupun
dan
memotivasi
membimbimbing
5.
bakal
sekolah
sangat di pengaruhi oleh sikap
sehingga
3.
Asah (kebutuhan akan stimulasi
anak
belajar.
psikososial.
orang tua bekerjasama dengan
kehadiran ibu/penggantinya sedini dan
guru untuk mengatasi kesulitan
selanggeng mungkin, akan menjalin
belajar anak
rasa
orang
tua
bersama
mempersiapkan
aman
anak
diwujudkan
jenjang
(kulit/mata)
Berperannya
dan
bagi
banyinya,
dengan
kontak
dan
psikis
ini fisik
sedini
pendidikan yang akan dimasuki
mungkin, misalnya dengan menyusui
dan
bayi secepat mungkin segera setelah
mendampingi
selama 34
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
lahir. Kekurangan kasih sayang ibu
b. Mengingat-ingat
pada tahun-tahun pertama kehidupan
c. Mengukur
mempunyai
d. Menggambar
dampak
negatif
pada
dari
tumbuh kembang anak baik fisik
sudut pandang
maupun sosial emosi, yang disebut
e. Mengenal waktu
“sindrom deprivasi maternal”.
f. Kalender 3.
Kasih sayang dari orang tuanya
Kemampuan
berbagai
Berbicara
Dan
(ayah-ibu) akan menciptakan ikatan
Bahasa
yang erat (bonding) dan kepercayaan
a. Mengenal benda-benda serupa tapi berbeda
dasar (basic trust). 3.
b. Menebak benda yang ada di
Asuh (kebutuhan fisik-biomedis )
dalam rumah
Meliputi: a.
b.
c. Mengisi
Pangan/gizi merupakan kebutuhan
kerangjang
dan
terpenting.
menyebutkan nama benda yang
Perawatan kesehatan dasar, antara
ada di dalan keranjang d. Menjawab
lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi/anak
pertanyaan
“mengapa?”
yang
teratur, pengobatan kalau sakit,
e. Membaca tanda lalu lintas
dll.
f. Menyebut nama uang logam
c.
Papan/pemukiman yang layak.
g. Meneliti
d.
Higiene
perorangan,
4.
sanitasi
kemampuan Bersosialisasi Dan
lingkungan.
Kemandirian
e.
Sandang.
a. Komunikasi
f.
Kesegaran jasmani, rekreasi.
b. Berteman
(Soetjiningsih, 1995: 14)
c. Peraturan keluarga
Konsep Perkembangan anak usia
(pedoman stimulasi, deteksi dini dan
praschool (5-6 tahun)
intervensi
1.
2005: 38)
Kemampuan Gerak Kasar
dini
tumbuh
kembang,
a. Sepeda dan sepatu roda 2.
Kemampuan Gerak Halus Dan
METODE PENELITIAN Penelitian
Kecerdasan
ini
menggunakan
metode penelitian analitik yaitu suatu
a. Mengumpulkan benda-benda
35
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 penelitian yang mencoba menggali
(15,55%) yang unfavorabel (tidak
bagaimana dan mengapa fenomena
mendukung).
kesehatan itu terjadi. Dengan jenis atau
pendekatan
survey
Tabel 2 Distribusi Perkembangan
cross
Anak Usia 5-6 Tahun dengan KPSP,
sectional. Survey cross sectional ialah
Agustus 2016
suatu penelitian untuk mempelajari N
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi
atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). HASIL
Perkembangan
Jumla
Presentas
Anak
h
Normal
37
82,22
Meragukan
8
17,78
Abnormal
0
0
Jumlah
45
100
e (%)
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 1 Distribusi Sikap orang tua
pada tahun 2016.
dalam memberikan pendidikan di Berdasarkan
rumah, Agustus 2016 N No
Sikap Orang
Jumlah
Tua 1
Favorabel
perkembangan
e (%) 84,45
Unfavorabel
7
15,55
sebanyak
37
Meragukan
(tidak
anak
sebagian
anak
(82,22
%).
sebanyak
8
anak
(17,78%). Dan tidak ada anak yang
mendukung)
Jumlah
hasil
besar/hampir seluruhnya normal yaitu
(mendukung) 2
5.7
penelitian diatas didapatkan bahwa
Presentas
38
Tabel
45
abnormal.
100
Sumber : data primer yang diolah
Distribusi
pada tahun 2016
frekuensi
silang
hubungan sikap orang tua dalam
Berdasarkan Tabel 5.6 hasil
memberikan pendidikan di rumah
penelitian diatas didapatkan bahwa
dengan perkembangan anak usia 5-6
karakteristik sikap orang tua dalam
tahun di Desa Bulusari Kecamatan
memberikan pendidikan di rumah
Gempol Kabupaten Pasuruan, Agustus
hampir
favorabel
2016. Hubungan sikap orang tua
(mendukung) yaitu sebanyak 38 orang
dalam memberikan pendidikan di
tua (84,45%). Dan 7 orang tua
rumah dengan perkembangan anak
seluruhnya
usia 5-6 tahun. Dari 38 orang tua 36
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
mendukung
segi usia, dalam taraf usia tersebut
yang
anak sudah mempunyai pengetahuan
perkembangannya normal sebanyak
dan wawasan untuk bersosialisasi
35 anak (77,78%), dan meragukan
dengan teman dan lingkungannya
sebanyak 3 anak (6,67%). Sedangkan
yang
dari 7 orang tua (15,5%) yang tidak
mempunyai
mendukung
pengetahuan
(84,45%)
yang
mempunyai
anak
mempunyai anak yang
lain,
sehingga
anak
keberanian. tersebut
sudah Dari
maka
akan
perkembangannya normal sebanyak 2
terbentuk kreativitas, dalam penelitian
anak (4,44%) dan 5 anak (11,11%)
ini
yang perkembangannya meragukan.
pemeriksan
dapat
diketahui
bahwa
KPSP,
hasil
didapatkan
sebagian besar adalah normal dengan
PEMBAHASAN
jumlah 37 (82,22%) anak dari 45 Sikap
Orang
Tua
dalam
murid di Desa Bulusari Kecamatan
Memberikan Pendidikan di Rumah Dari
hasil
penelitian
Gempol Kabupaten Pasuruan.
dapat
Dalam
penelitian
ini
telah
diketahui bahwa 38 (84,4 %) dari 45
digunakan alat KPSP (Kuesioner Pra
responden
favorabel
Sekrining Perkembangan) yaitu alat
(mendukung), dimana sikap orang tua
untuk menaksir perkembangan anak,
hampir seluruhnya mendukung dalam
yang meliputi perkembangan personal
memberikan pendidikan di rumah.
sosial, motorik, dan bahasa anak mulai
Dan 7 (15,5 %) dari 45 responden
usia 1 bulan sampai 6 tahun, dimana
adalah
alat ini merupakan Metode Skrining
dikatakan
unfavorabel
(sikap
tidak
mendukung). Perkembangan
terhadap kelainan perkembangan anak, Anak
Usia
tetapi juga tes ini bukanlah tes IQ
5-6
ataupun tes diagnostik.
Tahun dengan Menggunakan KPSP Berdasarkan tabel 5.1 usia anak di
Berbagai metode deteksi untuk
Desa Bulusari, sebagian besar adalah
mengetahui gangguan perkembangan
berusia 5,1-6 tahun yaitu 28 (62,22%)
anak telah dibuat, demikian pula
anak dari 45 responden dan sebagian
dengan skrining untuk mengetahui
lagi berusia 5 tahun yaitu 17 (37,78%)
penyakit-penyakit
dari 45 responden. Jika dilihat dari
dapat
yang
mengakibatkan
potensial gangguan
perkembangan, karena deteksi dini 37
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 kelainan
sangat
berguna,
usia 5-6 tahun di Desa Bulusari
agar
diagnosis maupun pemulihannya dapat
Kecamatan
dilakukan lebih awal. (Nelson, 2000:
Pasuruan.
37)
Gempol
Kabupaten
Pada dasarnya orang tua adalah
Hubungan Sikap Orang Tua dalam
faktor
utama
Memberikan Pendidikan di Rumah
terhadap kebiasaan anak, sehingga
dengan Perkembangan Anak Usia
peran
5-6 Tahun
terhadap
orang
yang
tua
berpengaruh
sangat
penting
pembentukan
dan
perkembangan anak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian didapatkan hampir
Maka hasil olahan data tentang
seluruhnya sikap orang tua yang
“Hubungan sikap orang tua dalam
memberikan pendidikan di rumah
mendidik
dengan
anak
perkembangan
atau
tahun”sesuai dengan konsep yang
favorabel (84,45 %) dengan jumlah 38
menerangkan bahwa pernyataan sikap
orang tua dari 45 orang tua yang
berisi mengatakan hal-hal yang positif
diteliti dan perkembangan anak usia 5-
mengenai
6 tahun juga hampir seluruhnya
kalimatnya bersifat mendukung atau
dikatakan normal (82,22 %) dengan
memihak pada obyek sikap. (Azwar,
jumlah
2003:107).
perkembangan
menujukkan
mendukung
anak 37 dari 45 anak yang
anak
dirumah anak
obyek
usia
sikap,
yaitu
Sikap
adalah Metode Fisher’s Exact Test
mempengaruhi
antara
yang
memperlakukan anak, selain itu juga
memberikan pendidikan di rumah
mempengaruhi sikap dan perilaku
dengan perkembangan anak usia 5-6
anak, pada dasarnya anak tergantung
tahun diperoleh p < α, yaitu 0,001022
pada sikap orang tua. (Elizabeth, 2005
< 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1
: 202-203)
orang
tua
diterima. Dan kesimpulannya adalah
tua
5-6
diteliti. Analisa data yang digunakan
sikap
orang
dengan
cara
akan mereka
Sikap orang tua yang positif atau
Ada hubungan dengan sikap orang tua
mendukung pada anak akan jauh lebih
dalam memberikan pendidikan di
baik ketimbang bila sikap orang tua
rumah dengan perkembangan anak
yang tidak positif. Sikap yang positif 38
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 dengan
Dengan menjaga dan melindungi
mengorbankan minat dan kegiatan
serta menanamkan rasa kasih sayang
pribadi mereka untuk mencurahkan
kepada anak-anaknya agar kelak anak-
waktu
anak tersebut dibekali rasa kasih
disini
dapat
ditunjukkan
dan perhatian
pada anak,
misalnya :
sayang terhadap sesama. Pada usia-
a. Membimbing dan mengawasi anak
usia praschool (5-6 th) ini bimbingan serta tuntutnan lebih baik dilakukan
untuk rutin belajar
dengan memberikan contoh-contoh
b. Memberikan kesempatan pada anak untuk
berkreasi
sesuai
yang baik.
dengan
usianya.
Sehingga sudah jelas peran orang
Sebaliknya, kriteria sikap negatif
tua terhadap perkembangan anak usia
terjadi bila orang tua yang kurang mampu/tidak
mampu
5-6 tahun yang didukung oleh hasil
memberikan
penelitian tahun 2016 yang dilakukan
perhatian dan kasih sayang pada anak,
oleh peneliti.
orang tua tidak mampu memberikan dukungan yang positif pada anak
KESIMPULAN
sehinga
1.
anak
cenderung
untuk
bersikap egosentris.
maksimal
mensupport
orang
tua
dalam
memberikan pendidikan di rumah
Maka dengan peran orang tua yang
Sikap
diharapkan
tingkat
hampir seluruhnya mendukung
dapat
(favorabel) dengan perkembangan
perkembangan
anak usia 4-6 tahun dengan
usia 5-6 tahun, hal ini didasari bahwa
prosentase
didalam keluarga orang tua sangatlah
responden dari 45 responden.
penting perannya dalam mendidik dan
2.
84,4
%
yaitu
38
Anak usia 5-6 tahun di Desa
mengawasi anak selain di sekolah.
Bulusari
Peran aktif orang tua yang dimaksud
Kabupaten
adalah: usaha langsung terhadap anak
dilakukan tes perkembangan anak
dan yang pertama dialami oleh anak,
dengan
mengasuh
didapatkan
dan
membina
anak,
Kecamatan
Gempol
Pasuruan
setelah
menggunakan bahwa
KPSP hampir
mendidik anak merupakan kewajiban
seluruhnya perkembangan anak
bagi setiap orang tua dalam usaha
dalam kategori normal berjumlah
membentuk pribadi anak.
39
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 3.
37 (82,22 %) anak dari 45
Untuk
responden. 3.
Bagi Tempat Penelitian
dalam memberikan pendidikan di
memperhatikan
rumah
selama anak di luar jam sekolah,
perkembangan
tua
lebih
kegiatan
anak
dapat
dalam hal ini adalah selama anak
dikatakan ada hubungan yang
di rumah. Orang tua juga berperan
nyata
variabel
dan mempunyai kewajiban dalam
tersebut, dengan nilai p < α, yaitu
membantu, mendampingi anak,
0,001022 < 0,05.
mengajari
usia
5-6
antara
tahun
kedua
belajar, sayang,
SARAN
mengontrol perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
penelitian
Alimul, Aziz. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika.
dengan memperbaiki keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti. Bagi Institusi wadah
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
untuk
pengembangan ilmu pengetahuan serta referensi
mengembangkan
dan
menyempurnakan
Sebagai
kasih
pada anak sehingga orang tua bisa
dalam
mengembangkan
memberikan
aktif
kepribadian yang sebaik-baiknya
menjadi masukan dan acuan bagi selanjutnya
untuk
maka akan membentuk suatu
diharapkan penelitian ini dapat
peneliti
anak
kreatifitas dan sosialisasi anak,
Bagi Peneliti Selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian
2.
rua
diharapkan
dengan
orang
orang
Ada hubungan sikap orang tua
anak
1.
para
dapat buku
memperbanyak Azwar, Syaifuddin. 2007. Sikap Manusia. Edisi ke-2 Cetakan X Pustaka Pelajar Yogyakarta.
kepustakaan
terutama sikap orang tua dalam memberikan pendidikan di rumah
Elizabeth B, Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
dan perkembangan anak.
40
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Elizabeth B, Hurlock. 2005a. Perkembangan Anak. Jilid; 2. Jakarta: Erlangga. _______. 2005b. Psikologi Perkembangan. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak/Psikologi Perkembangan. Cetakan V. Penerbit: Mandar Maju. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003a. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
41
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN ROBEKAN PERINIUM DI BPS Ny. TITIN TRIYANA 2016 PARITY CORRELATION WITH MATERNAL RIPS PERINEUM INCIDENCE IN BPS Ny. TITIN TRIYANA 2016 Aprilya Tunggo Dewi, SST.,M.Kes (Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma) ABSTRAK Robekan adalah luka pada perinium yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat persalinan.Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya robekan perinium diantaranya paritas ibu. Hal ini disebabkan oleh jaringan perinium pada primipara lebih kaku. Sedangkan grandemulti terjadi penurunan elastisitas jaringan perinium. Berkurangnya elastisitas perinium ini akan mendorong terjadinya rupture perinium saat proses persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian robekan perinium. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin, dan jumlah sampel sebanyak 32 orang dengan mengunakan teknik Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dengan cara wawancara serta observasi. Analisa data mengunakan uji statistik Sperman Rank. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu bersalin adalah ibu primipara yaitu 17 orang (53,1%), dan sebagian besar ibu yang mengalami robekan perinium derajat 2 yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Didapatkan nilai rs hitung=0,467>rs tabel=0,349 maka ada hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian robekan perinium. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan penyuluhan atau informasi khususnya tentang persiapan persalinan bagi ibu hamil serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara optimal yang akan meminimalisir terjadinya robekan perinium. Kata kunci : Paritas, ibu bersalin, robekan perineum ABSTRACT Rips is injury on perineum caused by tissue damage due to the insistence naturally fetal head or shoulder during birth. Factors that may affect the occurrence of such parity perinium rips mother. This is caused by the tissue perineum on primiparous more rigid. While grandemulti decrease perineum tissue elasticity. 42
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Decreased elasticity perineum will encourage perineum rupture during give birth process. The purpose of this study was to determine the corelation of maternal parity with rips perinium incidence. In this study, researchers used a type of analytic approach of Cross Sectional. Population in this research is maternal, and the number of samples of 32 people by using proportional random sampling technique. Data collection by interview and observation. Analysis of data using statistical test Spearman Rank. The result showed that most birth mothers are primiparous mother is 17 people (53.1%), and most of the mothers who suffered 2nd degree rips perineum as many as 14 people (43.8%). Obtained value rs count = -0,467>rs table= 0.349 then there is a correlation of maternal parity with rips perineum incidence. Based on these results it is suggested to health workers, especially midwives can provide counseling or information specifically neighbor childbirth for pregnant women and be able to provide optimal midwifery care that will minimize the occurrence of rips perineum. Keywords: Parity, maternal, rips perineum
plasenta
PENDAHULUAN Persalinan
dan
secara
lengkap
(APN,2008:37).
kelahiran
merupakan kejadian fisiologis yang
Menurut Rukiyah (2010:361),
normal. Kelahiran seorang bayi juga
robekan adalah luka pada perineum
merupakan peristiwa yang ibu dan
yang
keluarga
nantikan
jaringan secara alamiah karena proses
selama 9 bulan. Persalinan adalah
desakan kepala janin atau bahu pada
proses dimana bayi, plasenta dan
saat proses persalinan. Bentuk robekan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
biasanya
Persalinan
jika
jaringan yang robek sulit dilakukan
prosesnya terjadi pada usia kehamilan
penjahitan. Pada primigravida yang
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
melahirkan
disertai adanya penyulit. Persalinan
umumnya perlukaan pada jalan lahir
dimulai
uterus
bagian distal (vagina,vulva, dan/atau
menyebabkan
perinium) tidak dapat dihindarkan,
perubahan pada serviks (membuka dan
apalagi bila anaknya besar (BB anak >
menipis) dan berakhir dengan lahirnya
4000 gram).
dambakan
dianggap
(inpartu)
berkontraksi
dan
dan
normal
sejak
43
diakibatkan
tidak
bayi
oleh
teratur
cukup
rusaknya
sehingga
bulan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
akan mendorong terjadinya robekan
Faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi
terjadinya
perinium.
robekan
perinium di antaranya paritas dan
Robekan perinium terjadi pada
umur ibu. Paritas yang memiliki resiko
hampir
terjadinya robekan perinium meliputi
persalinan
umumnya robekan perinium lebih terjadi
pada
(85%)
persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada
primipara dan grandemultipara. Pada
banyak
semua
berikutnya
(Sumarah,2009:158). Banyak wanita
primipara
mengalami robekan perinium pada
dibandingkan dengan multipara. Hal
saat melahirkan anak pertama, pada
ini disebabkan oleh karena jaringan
sekitar
perinium pada primipara belum pernah
separuh
dari
kasus-kasus
tersebut, robekan ini amat luas (Oxorn
dilalui oleh bayi sehingga jaringan
2010:451).
perinium tersebut lebih kaku bila Berdasarkan
dibandingkan dengan perinium pada
data
World
pernah
Health Organization (WHO) pada
diregangkan oleh persalinan. Sedang
tahun 2010-2011 di negara-negara
pada grandemultipara yaitu ibu yang
miskin
mengalami persalinan lima kali atau
kematian maternal berkisar antara
lebih, terjadi kemunduran daya lentur
750-1000/100.000
(elastisitas) jaringan perinium karna
Sedangkan di negara-negara maju
sudah berulangkali diregangkan oleh
kematian maternal berkisar antara 5-
persalinan. Berkurangnya elastisitas
10/100.000 kelahiran hidup. Survey
perinium
mendorong
Demografi dan kesehatan Indonesia
terjadinya rupture perinium saat proses
(SDKI) pada tahun 2012 menyebutkan
persalinan.
ibu
bahwa AKI di Indonesia sebesar
cenderung
228/100.000 kelahiran hidup. Target
multipara
yang
ini
sudah
akan
Disamping
grandemultipara mengalami
persalinan
itu
dan
sedang
kelahiran
Indonesia Sehat 2025
yang cepat
berkembang,
hidup.
yaitu dari
karna sudah menurunnya daya lentur
262/100.000 kelahiran hidup pada
jalan lahir, sehingga dengan persalinan
tahun
yang cepat, perenium tidak sempat
kelahiran hidup pada tahun 2025
meregang secara maksimal sehingga
(depkes: 2016).
44
2005
menjadi
74/100.000
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 bersalin dan berat bayi baru lahir >
Pada tahun 2014 Propinsi Jawa Timur,
AKI
adalah
3500 gram.
105/100.000
kelahiran hidup. Upaya penurunan AKI
difokuskan
pada
Meskipun robekan perinium
penyebab
sering terjadi namun dapat dicegah
langsung kematian ibu, yang terjadi
dengan beberapa cara, antara lain:
90% pada saat persalinan dan segera
jalin
setelah persalinan, yaitu perdarahan
kerjasama
dengan
ibu
dan
gunakan perasat manual yang tepat,
(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),
dapat mengatur kecepatan kelahiran
komplikasi perinium (8%), partus
bayi dan mencegah terjadinya laserasi.
macet (5%), abortus (5%), trauma
Bimbing ibu meneran dan beristirahat
obstetrik (5%), emboli (3%), dan lain-
atau bernafas dengan cepat pada
lain (11%) (depkes: 2016).
waktunya (APN,2008:85). Serta bidan dapat
Berdasarkan hasil dari studi
meminta pasien
bernafas
pendahuluan yang dilakukan oleh
pendek untuk menciptakan kelahiran
peneliti dengan cara observasi dan
yang lembut, pengaturan posisi ibu
wawancara
saat
di
wilayah
kerja
persalinan
dan
merupakan
pemijatan
Puskesmas Gempol Pasuruan pada
perinium
bulan Mei 2016 didapatkan dari 8
yang dapat dilakukan oleh bidan untuk
persalinan, terdapat 2 (25%) orang
meminimalisasikan terjadinya ruptur
tidak mengalami robekan perinium
perinium
dan 6 (75%) orang yang mengalami
perdarahan.
yang
usaha-usaha
menyebabkan
robekan perinium , dari 6 orang yang mengalami robekan perinium 4 orang
TINJAUAN PUSTAKA
adalah primipara dan 2 orang adalah
Robekan
multipara. Dengan rata-rata derajat
perineum
rupture perinium yang dialami adalah
rusaknya
derajat 2, robekan ini kebanyakan disebabkan perinium disebabkan
masih pada juga
kakunya ibu
yang
luka
pada
diakibatkan
oleh
jaringan
secara
alamiah
karena proses desakan kepala janin
otot
atau bahu pada saat proses persalinan.
primipara,
karena
adalah
Bentuk robekan biasanya tidak teratur
teknik
sehingga jaringan yang robek sulit
meneran yang salah,posisi ibu saat
dilakukan (Rukiyah,2010:361). 45
penjahitan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
f. Anomaly congenital, seperti
Penyebab robekan perinium Menurut (2010:451),
Oxorn penyebab
hydrocephalus.
Harry
3. Faktor predisposisi
terjaninya
a. Umur ibu yang terlalu muda
robekan perinium yaitu mencakup:
maupun yang terlalu tua b. Paritas c. Hereditas
1. Faktor maternal
4. Faktor tambahan
a. Partus presipitatus yang tidak dikendalikan
dan
a. Penolong Persalian
tidak
b. Posisi Ibu
ditolong (sebab paling sering).
Konsep Dasar Hubungan Paritas
b. Pasien tidak mampu berhenti
Ibu
mengejan. c. Partus
diselesaikan
hampir semua persalinan pertama dan
d. Edema dan kerapuhan pada
tidak jarang juga pada persalinan
perineum.
berikutnya
melemahkan
Robekan
Robekan perinium terjadi pada
fundus yang berlebihan.
vulva
dengan
Perinium
secara
tergesa-gesa dengan dorongan
e. Varikositas
Bersalin
(Sumarah,2009:158).
yang
Banyak wanita mengalami robekan
jaringan
perinium pada saat melahirkan anak
perinium.
pertama, pada sekitar separuh dari
f. Arcus pubis sempit dengan
kasus-kasus tersebut, robekan ini amat
pintu bawah panggul yang
luas.
sempit pula sehingga menekan Pada umumnya robekan jalan
kepala bayi ke arah posterior.
lahir terjadi pada persalinan dengan
g. Peluasan episiotomy.
trauma. Pertolongan persalinan yang
2. Faktor–faktor janin
semakin manipulatif dan traumatik
a. Bayi yang besar.
akan memudahkan robekan jalan lahir
b. Posisi kepala yang abnormal
karena itu dihindarkan memimpin
c. Kelahiran bokong.
persalinan
d. Ektraksi forceps yang sukar.
pada
saat
pembukaan
serviks belum lengkap. Robekan jalan
e. Dystocia bahu.
lahir 46
biasanya
akibat
episiotomi,
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
robekan spontan perinium, vakum
terjadinya
ekstraksi, atau karna versi ekstaksi
proses persalinan. Di samping itu ibu
(Prawirohardjo,2009:526).
grandemultipara
Sumber
robekan
perinium
saat
cenderung
lain mengatakan jika kejadian robekan
mengalami
perinium
oleh
karna sudah menurunnya daya lentur
beberapa faktor antara lain : faktor
jalan lahir, sehingga dengan persalinan
maternal, janin, faktor predisposisi dan
yang cepat, perenium tidak sempat
faktor
dan
meregang secara maksimal sehngga
penolong). Faktor predisposisi yang
akan mendorong terjadinya robekan
dapat
terjadinya
perinium. Umur reproduksi yang sehat
robekan perinium di antaranya paritas
adalah pada umur 20-35 tahun dimana
dan umur ibu. Paritas yang memiliki
pada umur itu alat reproduksi sudah
resiko terjadinya rupture perinium
siap mengadakan konsepsi.
juga
disebabkan
tambahan
(posisi
mempengaruhi
meliputi
primipara
dan
persalinan
yang cepat
grande
multipara.
METODE PENELITIAN
Pada umumnya robekan perinium
Dalam
penelitian
menggunakan
lebih banyak terjadi pada primipara
jenis
ini Analitik
peneliti yaitu
penelitian yang melakukan kesimpulan
dibandingkan dengan multipara. Hal
melalui pengujian hipotesis atau dengan
ini disebabkan oleh karena jaringan
menggunakan uji statistik. Sehingga dari
perinium pada primipara belum pernah
analisis korelasi dapat diketahui seberapa
dilalui oleh bayi sehingga jaringan
jauh kontribusi faktor tertentu terhadap
perinium tersebut lebih kaku bila
adanya suatu kejadian tertentu (efek).
dibandingkan dengan perinium pada
Penelitian ini menggunakan pendekatan
multipara
pernah
Cross Sectional yaitu suatu penelitian
diregangkan oleh persalinan. Sedang
untuk mempelajari dinamika korelasi
pada grandemultipara yaitu ibu yang
antara faktor-faktor risiko dengan efek,
mengalami persalinan empat kali atau
dengan cara pendekatan, obsevasi atau
lebih, terjadi kemunduran daya lentur
pengumpulan data diambil sekali saja dan
yang
sudah
semua subjek penelitian diamati pada
(elastisitas) jaringan perinium karna
waktu yang sama (Notoatmojo,2012:37).
sudah berulangkali diregangkan oleh persalinan. Berkurangnya elastisitas perinium
ini
akan
mendorong 47
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 HASIL
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan
No
Ruptur Perinium
Frekuensi (n)
Persentase (%)
1
Tidak terjadi robekan
2
6,2
2
Derajat 1
10
31,2
3
Derajat 2
14
43,8
4
Derajat 3
6
18,8
32
100,0
Paritas di BPS Ny. Titin Triyana, Amd.Keb Bulan MeiJuniTahun 2016. No
Paritas Primigravida
Frekuensi (n) 17
Persentase (%) 53,1
1 2
Multigravida
14
43,8
3
Grandemulti
1
3,1
32
100,0
Total
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui
Total
bahwa
sebagian
besar
responden di BPS Ny. Titin Triyana, Amd.Keb pada Bulan Mei-Juniadalah ibu yang mengalami robekan perinium derajat 2 (dua) yaitu sebanyak 14
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui
bahwa
sebagian
orang (43,8%).
besar
responden di BPS Ny. Titin Triyana,
Distribusi
Amd.Keb pada Bulan Mei-Juniadalah
Hubungan
Antara
Paritas Dengan Kejadian Robekan di
ibu primigravida yaitu sebanyak 17
BPS Ny. Titin Triyana, Amd.Keb
orang (53,1%).
Bulan
Mei-JuniTahun
2016
karakteristik
didapatkan hasil dari 32 ibu bersalin
Berdasarkan
sebagian besar ibu primipara yang
Robekan Perinium di BPS
mengalami robekan perinium derajat 2
Ny
yaitu sebanyak 8 ibu bersalin (47%)
Tabel 5.5 Distribusi Responden
Titin
Triyana,
Amd.Keb pada Bulan MeiJuniTahun 2016.
PEMBAHASAN Paritas Ibu Bersalin Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa ibu primipara sebanyak 17 responden (53,1%), ibu multipara sebanyak 14 responden 48
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
(43,8%),
dan
ibu
ibu bersalin diketahui bahwa sebagian
grandemulti
kecil ibu bersalin berpendidikan SD
sebanyak 1 responden (3,1%).
yaitu
Paritas adalah seorang wanita
hanya
satu
orang
maka
yang pernah melahirkan bayi yang
kebanyakan ibu yang berpendidikan
dapat
(Prawirohardjo,
lebih tinggi mampu mengatur jumlah
2007:281). Istilah para menunjukkan
serta waktu untuk memiliki anak yang
kehamilan-kehamilan terdahulu yang
ideal yaitu dua anak cukup.
hidup
telah
mencapai
batas
Sedangkan
viabilitas
alasan
(mampu hidup). Paritas menunjukkan
grandemulti
jumlah kehamilan terdahulu
yang
menginginkannya dengan pemikiran
tidak mencapai batas viabilitas dan
bahwa banyak anak banyak rezeki
telah dilahirkan. Tanpa mengingat
dengan pedoman bahwa tidak akan
jumlah anaknya. Kelahiran kembar
dibiarkan seorang insan lahir tanpa
tiga
rezeki yang mengiringinya. Namun
hanya
dihitung
satu
paritas
memang
adanya kegagalan berKB karena jarak
Hasil penelitian menunjukkan sebagian
ibu
dibalik alasan itu diketahui juga
(William,2010:58).
bahwa
karena
ibu
besar
antara anak sekarang dengan yang
responden
adalah primipara yaitu sebanyak 17
terakhir jauh berbeda.
responden (53,1%) dan sebagian kecil
Kejadian Robekan Perinium
adalah
grandemulti
responden
(3,1%).
sebanyak Dari
Berdasarkan tabel 5.5 dapat
1
diketahui
sekian
bahwa
sebagian
besar
banyaknya alasan ibu primigravida ini
responden adalah ibu yang tidak
adalah ibu menginginkan hamil dan
mengalami
bersalin
untuk
sebanyak 2 orang (6,2%), derajat 1
menghindari terjadinya resiko yang
yaitu sebanyak 10 orang (31,2%),
tidak diinginkan. Hal ini dapat dilihat
derajat 2 (dua) yaitu sebanyak 14
dari
orang (43,8%), derajat tiga sebanyak 6
diusia
besarnya
reproduktif
jumlah
responden
robekan
perinium
orang (18,8%).
berdasarkan karakteristik umur ibu
Robekan adalah luka pada
bersalin yaitu antara 20-35 tahun atau
perineum
pada usia reproduktif.
rusaknya
Serta jika melihat hasil dari
yang jaringan
diakibatkan secara
oleh
alamiah
karena proses desakan kepala janin
karakteristik berdasarkan pendidikan
49
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 atau bahu pada saat proses persalinan.
tanpa
Bentuk robekan biasanya tidak teratur
dipengaruhi oleh persiapan fisik dan
sehingga jaringan yang robek sulit
mental
dilakukan
sebelumnya,
penjahitan
adanya
robekan
yang
telah
salah
perinium
disiapkan
satunya
yaitu
melakukan senam hamil sehingga saat
(Rukiyah,2010:361).
proses
Hasil penelitian menunjukkan
persalinan
ibu
mampu
responden
bekerjasama dengan bidan mengedan
mengalami robekan derajat 2 yaitu
dengan benar. Serta ibu berada pada
sebanyak 14 orang (43,8%) dan
usia
sebagian
reproduksi
bahwa
sebagian
kecil
besar
tidak
mengalami
reproduktif ibu
sehingga telah
siap
organ untuk
robekan perinium yaitu sebanyak 2
melalui proses persalinan.
orang (6,2%). Hal ini disebabkan
Hubungan Paritas Ibu Bersalin
masih beberapa faktor diantaranya
Dengan
perinium yang masih kaku jika dilihat
Perinium
dari
besarnya
jumlah
Kejadian
Robekan
Dari tabel 5.6 diketahui bahwa
responden
berdasarkan karakteristik paritas ibu
ibu
bersalin adalah primigravida, hal ini
mengalami robekan perinium terdapat
juga menyebabkan cara mengedan
1 orang (5,9%), ibu primi dengan
yang salah dikarenakan belum adanya
robekan
pengalaman persalinan sebelumnya.
sebanyak 3 orang (17,7%0), ibu primi
Kemudian juga dikarenakan berat lahir
dengan robekan perinium derajat dua
bayi yang kebanyakan BBLN 2500-
sebanyak 8 orang (47%) dan ibu primi
4000 gram yaitu sekitar 22 bayi
dengan robekan perinium derajat tiga
(68,8%) karena pedulinya ibu terhadap
sebanyak 5 orang (29,4%). Sedang ibu
kesehatan
saat
multigravida yang tidak mengalami
banyak
robekan perinium terdapat 1 orang
hamil
ibu
janinnya
sehingga
mengkonsumsi
primigravida
yang
perinium
(7,1%),
serta tidak lupa meminum vitamin
robekan perinium derajat satu terdapat
yang telah diberikan bidan ataupun
6 orang
tenaga kesehatan lain.
dengan robekan perinium derajat dua
2
orang
multigarvida
satu
makanan yang sehat dan seimbang
Sedangkan
ibu
derajat
tidak
(42,9%), ibu multigarvida
terdapat 6 orang
yang
dengan
(42,9%), dan ibu
multigarvida dengan robekan perinium
berhasil melalui proses persalinannya 50
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Hasil penelitian menunjukkan
derajat tiga terdapat 1 orang (7,1%). Dan pada ibu
grandemulti
bahwa
yang
sebagian
besar
responden
mengalami robekan perinium derajat 1
adalah primipara dengan kejadian
terdapat 1 orang (100%).
robekan perinium derajat dua yaitu
Menurut
sebanyak 8 orang (47%) dan sebagian
Wicoksastro
(2008:58), robekan perinium terjadi
kecil
hampir terutama pada semua masa
kejadian robekan perinium derajat satu
persalinan pertama dan tidak jarang
sebanyak 1 responden (100%). Hal ini
pada
disebabakan
persalinan
primigravida
berikutnya.
yang
belum
Pada
adalah
grandemulti
karena
mempengaruhi
pernah
dengan
paritas
dapat
terjadinya
robekan
struktur
jaringan
melahirkan ditemukan sebanyak 78%
perinium
mengalami
perinium
daerah perinium pada primigravida
sedangkan pada multigravida yang
lebih kaku sehingga lebih mudah dan
sudah pernah melahirkan lebih dari
rentan
satu kali ditemukan 52% mengalami
sedangkan pada multigravida yang
robekan perinium. Menurut Oxorn
sudah pernah melahirkan lebih dari
(2010:451 banyak wanita mengalami
satu kali daerah periniumnya lebih
robekan
elastis.
robekan
perinium
pada
saat
sebab
terjadi
robekan
perinium,
melahirkan anak pertama, pada sekitar
KESIMPULAN
separuh
tersebut
1. Sebagian besar paritas responden
robekan ini amat luas. Meskipun
ibu bersalin di BPS Ny. Titin
robekan perinium sering terjadi namun
Triyana, Amd.Keb Tahun 2016
dapat dicegah dengan beberapa cara,
adalah ibu primigravida yaitu
antara lain: jalin kerjasama dengan ibu
sebanyak 17 responden (53,1%).
dari
kasus-kasus
2. Sebagian besar kejadian robekan
dan gunakan perasat manual yang tepat,
dapat
mengatur
kelahiran
bayi
dan
terjadinya
laserasi.
kecepatan
perinium responden ibu bersalin
mencegah
di
BPS
Ny.
Titin
Triyana,
ibu
Amd.Keb Tahun 2016 adalah
meneran dan beristirahat atau bernafas
robekan perinium derajat 2 yaitu
dengan
sebanyak 14 responden (43,75%).
cepat
Bimbing
pada
waktunya
3. Ada hubungan paritas ibu dengan
(APN,2008:85).
kejadian robekan perinium di BPS
51
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Ny
Titin
Triyana,
memberikan
Amd.Keb
informasi
Tahun 2016.
penyuluhan khususnya
atau tetang
SARAN
persiapan persalinan bagi ibu
1. Bagi Institusi Pendidikan
hamil serta mampu memberikan
Disarankan
asuhan kebidanan secara optimal
dapat
memberikan masukan dan bahan
yang
dokumentassi
terjadinya robekan perinium.
ilmiah
serta
akan
meminimalisir
mengembangkan ilmu kebidanan yang ada kaitannya dengan paritas
DAFTAR PUSTAKA
ibu
Alimul, Aziz Hidayat,A.2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika.
bersalin
dengan
kejadian
robekan perinium pada proses persalinan. 2. Bagi Responden
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Diharapkan para ibu bersalin mampu menyiapkan fisik serta mental
untuk
melalui
proses
persalinan
agar
bekerjasama
dengan
tenaga
sehingga
dapat
kesehatan
BKKBN, 2006. Kamus Istilah Kependudukan KB dan Keluarga Sejahtera, Jakarta.
mampu
Chapman, Vicky.2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran, Jakarta: EGC.
meminimalisir terjadinya kejadian robekan perinium.
JNK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional Pelantikan Klinik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan acuan
untuk
penelitian berkaitan
dapat
menjadi
mengembangkan
berikutnya dengan
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Gawat Darurat-Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan, Jakarta EGC
yang
paritas
ibu
bersalin dengan kejadian robekan perinium dan faktor-faktor yang
Manuaba, Ida Bagus Gde. Edisi 2. 2010:22. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
mempengaruhinya. 4.
Bagi Tenaga Kesehatan Disarankan
kepada
tenaga
kesehatan khususnya bidan dapat 52
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Notoatmodjo, Dr. Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
www.depkes.go.id diakses tanggal 12 Mei 2016
Notoatmodjo, Dr. Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Oxorn,
pada
http://www.stikes-insanseagung.ac.id/wpconten/upload/2016/01/No.5Publikasi-Jurnal-Web.pdf diakses pada tanggal 31 Mei 2016
Harry dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: CV Andi Offset
Prawiriharjdo, Sarwono.2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiriharjo. Prawiriharjdo, Sarwono.2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiriharjo. Prawiriharjdo, Sarwono.Edisi 3.2011. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiriharjo. Rukiyah, Yeyeh, Ai. 2010. Asuhan Kebidanan lV (patologi kebidanan). Jakarta: TIM. Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogjakarta: Mitra Cendika Press. William.2010Edisi 18. Obstatri Ginekologi, Jakarta: EGC. www.kesehatanibu.depkes.go.iddiakse s pada tanggal 14 Mei 2016 http:aki-target-dgs-jatim di akses pada tanggal 15 Mei 2016 53
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN TINGKAT NYERIKALA I FASE AKTIF PERSALINAN DI POLINDES WATUKOSEK KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2016 THE CORRELATION OF MATERNAL AGE AND PAIN LEVEL ACTIVE PHASE GRADE I CONFINEMENT IN WATUKOSEK POLINDES GEMPOL DISTRICT PASURUAN 2016 Ayu Rosanti Wilujeng, SST.,M.Kes (Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma) ABSTRAK Nyeri persalinan hampir dialami 90% ibu bersalin, Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Sebagian ibu bersalin mengalami nyeri pada waktu melahirkan, tetapi intensitas nyeri ini berbeda pada setiap ibu bersalin (rasa takut dan berusaha melawan persalinan serta ada tidaknya dukungan dari orang sekitar selama proses persalinan. Umur juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri. Pada ibu-ibu yang sangat muda atau tua dalam persalinan mengalami nyeri sangat hebat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan usia ibu dengan tingkat nyeri kala I fase aktif persalinan Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 ibu bersalin dari 54 populasi di Polindes Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan yang diambil dengan tekhnik Proposional Random Sampling. Instrumen Penelitian menggunakan cheklist, dan analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Dari hasil Penelitian didapatkan 35 responden, sebagian besar responden ada pada usia reproduksi sehat sebanyak 19 responden (54,3%) dan responden yang mengalami nyeri hebat sebanyak 14 responden (40,0%). Dengan α=0,05 didapatkan nilai rs hitung= 0,359 > rs tabel= 0,334 berarti ada hubungan antara usia ibu dengan tingkat nyeri kala I fase aktif persalinan. Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan untuk memberikan asuhan kebidanan tentang manajemen nyeri pada ibu bersalin, sehingga ibu dapat mengurangi rasa nyeri nya dengan baik. Kata Kunci: Usia Ibu Bersalin, Tingkat Nyeri, Kala I Fase Aktif Persalinan
ABSTRACT Almost 90% mother got confinement pain the maternal death cause from reproduction factor is maternal age. In the healthy reproduction, the safe age to be pregnant and child birth is about 20-30 years old. Some confined mothers got pain whed had a child birth, but the intensity of the pain is different for each mother scare and confinement defense and the motivation during the confinement process. 54
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Maternal age also influence to the pain preseption for youngest or oldest mother, the pain will be sharp. The purpose of this research is to know the existence of the correlation of maternal age and pain level active phase grade i confinement. The method of the research in analitical correlation with cross sectional approach. The sample of the research was 35 confined mother from 54 population in Watukosek Polindes, which was taken by random sampling. The research instrument were cheklist and analisysis of data using Spearman rank test. From the result, we know that most of the respondents are in the healthy reproduction age, these are 19 respondents are in the healthy reproduction age, these are 19 respondent (54,3%) and they who got sharp pain are 14 respondent (40,0%). Obtained value rs account = -0,359 > rs table = 0,334 then there is a correlation of maternal age and pain level active phase grade i confinement. Based on the research we suggest to the medical treater, a specially midwife. To give midwefery motivasion about pain management to the confined mothers, so they can reduce the pain well. Key words : Maternal age, Pain level, Confinement active phase grade I
mengalami kontraksi teratur dan maju
PENDAHULUAN Persalinan
merupakan
dari pembukaan sekitar 4 cm sampai
proses
pembukaan serviks sempurna (JNPK-
dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban Persalinan
keluar
dari
dianggap
uterus
ibu.
normal
jika
KR, 2008:37-38 dan Vicky Chapman, 2006:13). Persalinan
prosesnya terjadi pada usia kehamilan
biasanya
menimbulkan nyeri yang sangat hebat,
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
kecuali sebagian kecil ibu yang tidak
disertai adanya penyulit. Kala satu
merasakan nyeri sebagian lain dapat
persalinan dimulai sejak terjadinya
mengontrol
kontraksi yang teratur dan meningkat
mengurangi
(frekuensi dan kekuatannya) hingga
responnya nyeri.
Nyeri
untuk pada
persalinan adalah maninfestasi dari
serviks membuka lengkap (10 cm).
adanya kontraksi (pemendekan) otot
Kala satu persalinan terdiri atas dua
rahim.
fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Sebagian
menganggap
Fase laten adalah stadium saat tubuh
dan
besar
ibu
membayangkan
nyeri persalinan sebagai suatu hal atau
ibu mulai menuju pesalinan, terjadi
pengalaman
kontraksi ringan sampai sedang dan
yang
menakutkan.
Banyak ibu yang belum siap memiliki
dilatasi serviks 0 sampai 4 cm. Fase
anak, hanya karena membayangkan
aktif biasanya dimulai sejak ibu
rasa sakit yang akan dialami saat 55
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 melahirkan. Bahkan seorang ibu yang
melahirkan, tetapi intensitas nyeri ini
pernah mengalami persalinan pun
berbeda pada setiap ibu bersalin (rasa
diliputi rasa takut atau bahkan trauma
takut
untuk melahirkan kembali (Sulistyo
persalinan
Andarmoyo, 2013:9).
dukungan dari orang sekitar selama proses
Ada empat tahapan persalinan
dengan usia yang lebih tua (Yanti,
kadang menyakitkan. Serviks mulai
2010:64-65).
membuka dan melunak, bergerak dari
Nyeri persalinan hampir dialami
posterior ke anterior dan dilatasi
sekitar 90% ibu bersalin, Penyebab
serviks antara 0 sampai 3 cm. Fase
kematian
yang kedua yaitu fase aktif yang
adalah
aman untuk kehamilan dan persalinan
waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
adalah
4 cm, fase dilatasi maksimal yakni
20-30
tahun.
Kematian
maternal pada wanita hamil dan
pembukaan
melahirkan pada usia di bawah 20
dari
tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, dan
tinggi dari pada kematian maternal
fase deselerasi, dimana pembukaan
yang terjadi pada usia 20 sampai 29
menjadi lambat kembali. Dalam waktu
tahun. Kematian maternal meningkat
2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm
kembali sesudah usia 30 sampai 35
(Sumarah, 2008:5).
tahun (Sarwono, 2008:28). ibu
nyeri
diantaranya
faktor
reproduksi sehat dikenal bahwa usia
yaitu, fase akselerasi, dimana dalam
mengalami
dari
maternal age/usia ibu. Dalam kurun
ini masih dibagi menjadi 3 fase lagi
Sebagian
maternal
reproduksi
terdiri dari tiga tahap, Dalam fase aktif
cepat
juga
nyeri yang dirasakan pada wanita
sedang, semakin tidak nyaman, dan
sangat
Umur
muda mengalami nyeri tidak seberat
Kontraksi biasanya ringan sampai
berlangsung
persalinan.
tidaknya
sangat hebat. Wanita dengan usia
tubuh ibu mulai menuju persalinan.
jam
ada
tua dalam persalinan mengalami nyeri
dari satu tahap yaitu stadium saat
2
serta
melawan
Pada ibu-ibu yang sangat muda atau
persalinan, yaitu fase laten yang terdiri
waktu
berusaha
berpengaruh terhadap persepsi nyeri.
yang harus dilalui wanita saat kala I
dalam
dan
pada
bersalin
Menurut American College of
waktu
Obstetricians and Gynecologist nyeri 56
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
persalinan
yang
disebabkan
berjalan-jalan
oleh
untuk
induksi persalinan oksitosin drip saat
pembukaan,
ini
menyebabkan
mengatakan nyeri dibagian perut,
peningkatan kejadian section caesaria
pinggang, punggung, dan menjalar ke
2-3 kali lipat. Induksi persalinan elekti
tulang belakang. Oleh karena itu nyeri
pada kehamilan aterm sebaiknya tidak
yang hebat menyebabkan perubahan-
dilakukan
mengingat
perubahan fisiologis pada tubuh ibu
bahwa tindakan section caesaria dapat
seperti tekanan darah menjadi naik,
meningkatkan
denyut jantung meningkat, pernafasan
terbukti
dapat
secara
rutin
resiko
yang
berat
kekamar
mempercepat mandi.
Ibu
meningkat, kehilangan banyak cairan
sekalipun jarag terjadi kematian ibu. Dari hasil studi pendahuluan
tubuh dan kelelahan yang sangat berat.
yang dilakukan pada Tanggal 7-23
Sehingga bidan memberi saran pada
Mei 2016 di Polindes Watukosek,
ibu untuk pengaturan nafas dan posisi
dengan
ibu selama Kala I fase aktif.
melakukan
observasi
menggunakan checklist dan skala
TINJAUAN PUSTAKA
nyeri McGill pada saat kala I fase aktif pada fase dilatasi maksimal hingga
Rasa nyeri persalinan adalah
fase deselerasi, dari 9 responden
manifestasi dari adanya kontraksi
didapatkan
usia
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi
reproduksi muda 5 (55,5%) ibu usia
inilah yang menimbulkan rasa sakit
reproduksi sehat, dan 1 (11,1 %) ibu
pada pinggang, daerah perut, dan
usia reproduksi tua. Pada ibu dengan
menjalar kearah paha. Kontraksi inilah
usia
yang
3
(33.3%)
reproduksi
muda
ibu
dan
usia
menyebabkan
adanya
reproduksi tua mengatakan mengalami
pembukaan mulut rahim (serviks)
sakit yang sangat hebat saat ini dan
(Sulistyo Andarmoyo, 2013:49).
ibu
Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
hanya
bisa
menangis
serta
berbaring di tempat tidur, sedangkan
Persalinan
pada ibu usia reproduksi sehat juga Rasa
merasakan sangat nyeri tetapi dapat
nyeri
yang
dirasakan
seseorang merupakan akibat respon
dikurangi dengan aktivitas yang bisa
psikis dan reflek fisik. Berikut ini
dilakukan, seperti miring kiri, makan
beberapa faktor yang mempengaruhi
dan minum saat tidak ada kontraksi,
persepsi nyeri persalinan: 57
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 a.
Umur dan Paritas
sulit bagi individu tersebut untuk
Serviks pada wanita multi para
mengontrol rasa nyerinya. d.
mengalami perlunakan sebelum
digunakan
demikian halnya pada serviks
Apabila
seorang
wanita
bersalin
mampu
primipara
yang
yang
ibu
yang
melakukn
menyebabkan nyeri pada wanita
relaksasi selama kontraksi maka
primipara lebih berat dari pada
ibu tersebut akan merasakan
multipara. Intensitas kontraksi
kenyamanan
uterus
yang
selama
proses
dirasakan
pada
persalinannya.
Penggunaan
lebih
besar
teknik relaksasi yang benar akan
daripada multipara terutma pada
meningkatkan
akhir kala I dan permulaan kala
mengontrol
II persalinan. Wanita dengan
menurunkan
usia muda mengalami nyeri
menurunkan kadar katekolamin,
tidak
menstimulasi
seberat
nyeri
yang
ibu rasa
dalam nyerinya,
rasa
aliran
cemas,
darah
dirasakan pada wanita dengan
menuju uterus dan menurunkan
usia yang lebih tua.
ketegangan otot. e.
Ras, Budaya, dan Etnik
Cemas dan Takut
menyebutkan
Kecemasan ringan dan sedang
bahwa ras, budaya, dan etnik
sebenarnya akan berefek positif
berpengaru terhadap cara orang
terhadap ibu bersalin sehingga
mengekspresikan nyeri, ekspresi
dapat
nyeri
perhatiannya
Berbagai
c.
relaksasi
proses persalinan, namun tidak
primiparapun
b.
Metode
data
tersebut
bedasrarkan
meningkatkan terhadap
proses
prilaku lingkungan disekitarnya.
kehamilan dan persalinannya,
Mekanisme koping
sekaligus dapat meningkatkan
Setiap menusia mempunyai cara
pengetahuan tentang proses yang
sendiri dalam menghadapi stres
akan dialaminya.
akibat nyeri yang dialaminya. Namun ketika nyeri menjadi suatu
yang
mengancam
integritas individu maka akan 58
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
f.
Kelelahan
Konsep Dasar Hubungan Usia Ibu
Ibu bersalin
yang kelelahan
dengan
tidak akan mampu menoleransi
Tingkat
Nyeri
Kala
I
Persalinan
rasa nyeri dan tidak mampu menggunakan
koping
Sebagian
untuk
mengalami
mengatasi karena ibu tidak dapat fokus
saat
relaksasi
takut
proses
nyeri
pada
tidaknya
persalinan.
Umur
juga
sangat hebat. Wanita dengan usia
ibu
muda mengalami nyeri tidak seberat
bersalin
nyeri yang dirasakan pada wanita
menyebabkan rasa tidak nyaman
dengan usia yang lebih tua (Yanti,
pada ibu. Kontraksi uterus yang tidak
ada
tua dalam persalinan mengalami nyeri
Posisi maternal dan fetal. Posisi supinasi
serta
melawan
Pada ibu-ibu yang sangat muda atau
akan
meningkat. h.
berusaha
berpengaruh terhadap persepsi nyeri.
stres dan kelelahan lebih lama rasa
waktu
dukungan dari orang sekitar selama
lama
menyebabkan ibu mengalami
sehingga
dan
persalinan
Lama persalinan yang
pada
berbeda pada setiap ibu bersalin (rasa
rasa nyeri tersebut.
Persalinan
nyeri
bersalin
melahirkan, tetapi intensitas nyeri ini
yang
diharapkan dapat mengurangi
g.
ibu
efektif
dan
2010:64-65).
dapat
menyebabkan sindrom hipotesi
Nyeri
supinasi.
sekitar 90% ibu bersalin, Penyebab
Sindrom
disebabkan
oleh
tersebut penekanan
persalinan
kematian
hampir
maternal
dari
dialami
faktor
uterus dan fetus pada vena kafa
reproduksi
inferior dn aorta abdomen yang
maternal age/usia ibu. Dalam kurun
menyebabkan penurunan suplai
reproduksi sehat dikenal bahwa usia
oksigen
aman untuk kehamilan dan persalinan
pada
bayi.
Dengan
diantaranya
adalah
demikian perlu adanya ambulasi
adalah
pada
untuk
maternal pada wanita hamil dan
dan
melahirkan pada usia di bawah 20
ibu
mengurangi
bersalin kelelahan
menurunkan presepsi nyeri.
20-30
tahun.
Kematian
tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal
59
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas
kembali sesudah usia 30 sampai 35
didapatkan hasil bahwa sebagian besar
tahun (Sarwono, 2008:28).
usia ibu yaitu usia reproduksi sehat
METODE PENELITIAN
sebanyak 19 ibu bersalin (54,3%).
Dalam
ini
Tabel 2 Distribusi frekuensi tingkat
penelitian
nyeri kala I fase aktif persalinan
penelitian
menggunakan
desain
analitik observasional yaitu penelitian
di
yang melakukan kesimpulan melalui
Kecamatan Gempol Kabupaten
pengujian
PasuruanTahun 2016.
hipotesis
atau
dengan
menggunakan uji statistik. Pendekatan
No .
Polindes
Watukosek
yang
1
Tingkat nyeri n pada kala I persalinan Nyeri Ringan 5
mengetahui
2
Nyeri Sedang
4
11,4
hubungan varibel independen dengan
3
Nyeri Berat
5
14,3
variabel
4
Nyeri
Sangat 7
20,0
ini menggunakan pendekatan Cross Sectional penelitian dilakukan
ialah
suatu
rancangan
observasional untuk
dependen
dimana
Berat
pengukurannya dilakukan pada satu 5
saat (serentak) (Budiman, 2011:110).
%
14,3
14
40,0
35
100,0
Nyeri Hebat
Total HASIL
Berdasarkan tabel 5.4 di atas
Tabel 1 Distribusi frekuensi usia ibu bersalin di Polindes Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten PasuruanTahun 2016. N o. 1
Usia Ibu Bersalin
2 3
Total
n
Masa reproduksi 12 muda (usia <20 19 tahun) 4 Masa reproduksi sehat (20-35 tahun) Masa reproduksi tua (>35 tahun) 35
didapatkan hasil bahwa sebagian besar sebagian besar besar merasakan nyeri yang sangat hebat yaitu 14
%
ibu
bersalin (40,0%).
34,3 54,3 11,4
Sedangkan
tabel
silang
Hubungan Usia Ibu Bersalin dengan Tingkat Nyeri Pada Kala I fase aktif persalinan di wilayah kerja Puskemas Besuk Kabupaten Probolinggo Tahun
100,0 60
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
2016 didapatkan hasil bahwa dari 35
dalam satuan waktu di pandang dari
ibu
ibu
segi kronologik, individu normal yang
sehat
memperlihatkan derajat perkembangan
sebanyak 19 ibu bersalin (54,3%),dan
anatomis dan fisiologik sama. Usia
sebagian besar ibu bersalin mengalami
adalah umur individu terhitung mulai
nyeri hebat sebanyak 14 ibu bersalin
saat ia dilahirkan sampai saat berulang
(40,0 %).
tahun. Usia Reproduksi Muda adalah
bersalin
bersalin
sebagian
berusia
Untuk
besar
reproduksi
mengetahui
seorang wanita dengan usia dibawah
adanya
20 tahun. Usia Reproduksi Sehat
hubungan dilakukan uji Spearman
adalah wanita dengan usia wanita
Rank (Rho). Berdasarkan hasil analisa
antara 20-35 tahun. Usia Reproduksi
data yang diperoleh, maka dari hasil
Tua adalah wanita dengan usia diatas
perhitungan manual rs hitung = -
35 tahun (Jurnaljtptunimus. 2014).
0,359 > rs tabel= 0,334 maka H0 ditolak dan HI diterima yang berarti
Peneliti
berperdapat
setelah
ada hubungan antara usia ibu bersalin
dilakukan
dengan tingkat nyeri kala I fase aktif
bersalin kebanyakan pada usia wanita
persalinan.
reproduksi sehat antara 20-35 tahun
penelitian ini usia ibu
karena pada usia ini wanita sudah
PEMBAHASAN
cukup Usia Ibu Bersalin
matang
dan
aman
untuk
melahirkan, semua organ kewanitaan data
yang
yang telah siap untuk dibuahi dan siap
sebagian
besar
untuk hamil. Itu menjadi salah satu
responden pada usia reproduksi sehat
penyebab para wanita di Kecamatan
yaitu berusia 20-35 tahun sebanyak 19
Besuk memilih hamil dan melahirkan
responden (54,28%), sebagian pada
pada usia ini, selain karena aman, para
usia reproduksi muda sebanyak 12
ibu banyak yang menikah diusia
responden (34,29%), dan sebagian
reproduksi sehat dikarenakan dari
kecil pada usia reproduksi tua yaitu
faktor ekonomi dan cara berfikir yang
sebanyak 4 responden (11,42%).
sudah mapan. Namun, juga tidak
Berdasarkan diperoleh
bahwa
sedikit
Istilah usia diartikan dengan
ibu
bersalin
reproduksi muda yaitu
lamanya keberadaan seseorang diukur
61
dengan usia
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 usia dibawah 20 tahun berjumlah 12
digunakan, dari 35 responden ibu
ibu bersalin, hal ini dikarenakan
bersalin semua
banyaknya
dini,
persalinan hanya saja berbeda pada
tingkat pendidikan yang masih rendah,
tingkatannya. 5 ibu merasakan nyeri
dan alasan budaya yang jika menolak
ringan (14,28%), 4 ibu merasakan
pinangan laki-laki tidak baik juga
nyeri
membuat jumlah kehamilan pada usia
merasakan nyeri berat (14,28%), 7 ibu
reproduksi muda banyak terjadi yang
merasakan nyeri sangat berat (20,0%),
ada di wilayah Kecamatan Besuk..
dan yang merasakan nyeri hebat
Sedangkan pada usia reproduksi tua
sebanyak 14 ibu bersalin (40,0%).
usia
pernikahan
yaitu wanita dengan usia diatas 35
terjadi
reproduksi
pada
muda.di
persalinan
5
ibu
merupakan
akibat stimulasi saraf sensorik. Rasa
mempunyai resiko lebih besar seperti dapat
(11,42%),
sensasi yang tidak menyenangkan
wanita hamil atau melahirkan juga
yang
sedang
Nyeri
tahun. Pada usia ini bila seorang
merasakan nyeri
nyeri persalinan bersifat personal,
usia
setiap orang mempresepsikan rasa
wilayah
nyeri yang berbeda terhadap stimulus
Puskesmas Besuk ditemui 4 ibu
yang sama tergantung pada ambang
bersalin usia reproduksi tua terjadi
nyeri yang dimilikinya (Laili Yuliatun,
karena adanya kegagalan ibu dalam
2008:19).
berkontrasepsi dan ada beberapa ibu Selama
yang karena anaknya semua berjenis kelamin yang sama sehingga ibu
kelahiran
masih harus hamil dan melahirkan
disebabkan
pada
dilatasi
usia
reproduksi
tua
demi
persalinan
dan
pervaginam,
nyeri
oleh
kontraksi
rahim,
serviks,
dan
distensi
mendapatkan anak berjenis kelamin
perinieum. Selama bagian-akhir dari
yang
kala I impuls nyeri bukan hanya
berbeda
dari
anak-anak
muncul
sebelumnya.
dari
rahim
tetapi
juga
perineum saat bagian janin melewati Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif
pelvis (Rosyati Pastuty, 2010:55).
Persalinan Peneliti berpendapat penyebab Berdasarkan
data
yang
nyeri persalinan disebabkan berbagai
diperoleh dari 6 skala nyeri yang
faktor, ada faktor 62
fisiologis yaitu
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
adalah kontraksi rahim yang terjadi
bersalin
pada kala I, kontraksi menjadi lebih
mengalami nyeri yang sangat berat
kuat dan lebih sering pada fase aktif.
dan 3 (8,57%) mengalami nyeri hebat.
Ada beberapa ibu di Kecamatan Besuk
Sedangkan pada ibu usia reproduksi
yang kuat menahan rasa sakitnya
sehat, dari 19 (54,28%) ibu bersalin
akibat
yang
mengalami nyeri ringan sebanyak 5
berlebihan pada kala I. Rasa takut dan
ibu (26,32%), nyeri sedang 4 ibu
cemas
juga
(21,05%) nyeri berat 5 ibu (26,32%),
mempengaruhi rasa nyeri persalinan.
nyeri sangat berat 3 ibu (15,79%), dan
Setiap ibu mempunyai versi sendiri-
ibu yang mengalami nyeri hebat
sendiri tentang nyeri persalinan dan
sebanyak 2 ibu (10,52%).
kontraksi
yang
melahirkan,
rahim
berlebihan
ada
beberapa
yang
Sebagian
nyerinya semakin parah dikarenakan
mengalami
kecemasan dan rasa takut itu sendiri
(2,86%)
ibu
nyeri
bersalin
pada
waktu
berbeda pada setiap ibu bersalin (rasa
juga beberapa ibu yang memiliki
takut
ambang nyeri ringan sehingga ibu
dan
persalinan
hanya merasakan nyeri yang sedang
berusaha serta
ada
melawan tidaknya
dukungan dari orang sekitar selama
atau bahkan ringan. Ada juga ibu yang
proses
merasa nyerinya berkurang apabila pendampingan
1
melahirkan, tetapi intensitas nyeri ini
dalam menghadapi persalinan, ada
dilakukan
(11,43%),
persalinan.
Umur
juga
berpengaruh terhadap persepsi nyeri.
seluruh
Pada ibu-ibu yang sangat muda atau
keluarga selama persalinan.
tua dalam persalinan mengalami nyeri
Hubungan Usia Ibu Bersalin dengan
sangat hebat. Wanita dengan usia
Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif
muda mengalami nyeri tidak seberat
Persalinan
nyeri yang dirasakan pada wanita dengan usia yang lebih tua (Yanti,
Berdasarkan hasil tabel diatas
2010:64-65). Nyeri persalinan hampir
dari 12 (34,29%) ibu bersalin yang
dialami sekitar 90% ibu bersalin,
mempunyai usia reproduksi muda mengalami
nyeri
sangat
Penyebab
berat
kematian
maternal
dari
faktor reproduksi diantaranya adalah
sebanyak 3 (25,00%) dan nyeri hebat
maternal age/usia ibu. Dalam kurun
sebanyak 9 (75,00%) ibu dan pada
reproduksi sehat dikenal bahwa usia
usia reproduksi tua terdapat 4 ibu 63
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 aman untuk kehamilan dan persalinan
yang sehat dan telah siap untuk
adalah
melahirkan. Namun ada beberapa ibu
20-30
tahun.
Kematian
maternal pada wanita hamil dan
dalam
melahirkan pada usia di bawah 20
merasakan nyeri yang sangat berat
tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih
dikarenakan tingginya ambang nyeri
tinggi dari pada kematian maternal
pada ibu dan faktor rasa cemas yang
yang terjadi pada usia 20 sampai 29
memperberat presepsi nyeri.
tahun. Kematian maternal meningkat
Dari
kembali sesudah usia 30 sampai 35
usia
hasil
reproduksi
perhitungan
uji
sehat
data
menggunakan uji perhitungan manual
tahun (Sarwono, 2008:28).
rs hitung= -0,359 > rs tabel= 0,334
Peneliti berpendapat bahwa
maka H0 ditolak dan HI diterima yang
dari hasil penelitian ini ibu pada usia
berarti ada hubungan antara usia ibu
reproduksi muda dapat merasakan
bersalin dengan tingkat nyeri kala I
nyeri sangat berat hingga nyeri hebat
fase
dikarenakan belum siapnya organ-
penelitian
organ reproduksi dan belum adanya
moderat, hasil perhitungan negatif
pengalaman ibu melahirkan, kakunya
berarti menunjukkan arah hubungan
otot-otot perineum yang belum pernah
yang berlawanan antar kedua variabel
dilalui kepala bayi, kurangnya ibu
karena pada ibu usia reproduksi sehat
mengikuti kelas ibu hamil, tidak
masih dijumpai nyeri dengan skala
pernahnya
nyeri sangat berat bahkan nyeri hebat.
hamil.
ibu
melakukan
Sedangkan
nyeri
senam
Pada
yang
aktif.
Keeratan ini
adalah
kenyataannya
pada
hasil
hubungan
usia
tua
mempengaruhi tingkat nyeri tetapi
dikarenakan mulai melemahnya fungsi
tidak menjadi faktor utama dari rasa
organ-organ
jarak
sakit itu sendiri namun faktor lain
kelahiran yang terlalu jauh dan otot-
yang paling mempengaruhi tingkat
otot
kaku
nyeri persalinan adalah faktor paritas,
kembali sehingga nyeri terasa hebat.
psikis dan ambang nyeri pada ibu
Sedangkan pada usia reproduksi sehat
bersalin itu sendiri.
dirasakan
ibu
perenium
reproduksi
reproduksi,
yang
mulai
nyeri yang dirasakan tidak terlalu berat dikarenakan organ reproduksi 64
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
KESIMPULAN
keterampilan manajemen nyeri
1. Sebagian ibu bersalin memiliki
pada
usia
reproduksi
tahun)
sehat
yaitu
memberi
(20-35
sebanyak
peneliti
19
besar
kebidanan
pengalaman dengan
serta pada
melaksanakan
penelitian tentang hubungan usia
responden (54,3 %) 2. Sebagian
asuhan
ibu
ibu dengan tingkat nyeri pada
bersalin
Kala I fase aktif persalinan
mengalami nyeri yang sangat
3. Bagi Profesi Kebidanan
hebat pada skala 6 yaitu 14
Hasil
responden (40,0%)
penelitian
informasi
3. Ada hubungan antara usia ibu
dan
ini
sebagai
wawasan
bagi
bersalin dengan tingkat nyeri kala
bidan agar mengetahui bagaimana
I fase aktif persalinan
usia ibu bersalin mempengaruhi
SARAN
tingkat nyeri persalinan kala I fase
1. Bagi Institusi Pendidikan
aktif.
sehingga
bidan
dapat
diharapkan
melakukan managemen persalinan
digunakan sebagai dokumentasi
yang tepat untuk mengurangi
ilmiah serta informasi tentang
nyeri ibu bersalin.
Penelitian
ini
4. Bagi Tempat Penelitian
hubungan usia ibu dengan tingkat nyeri kala I persalinan dalam
Penelitian ini dapat digunakan
rangka
pengembangan
untuk memberikan manajemen
peningkatan
asuhan kebidanan pengurangan
penambahan
dan
taraf pendidikan dan pengetahuan
rasa
untuk
berlebihan
mencapai
keberhasilan
persalinan pada
ibu
yang usia
reproduksi muda dan reproduki
pendidikan.
tua.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian
nyeri
ini
sebagai
5. Bagi Responden
sarana
untuk menjadi referensi dan dapat
Penelitian ini digunakan untuk
dikembangkan
memberikan asuhan kebidanan
memengembangkan pengetahuan, menambah
sikap, wawasan
agar responden lebih mengerti
ilmu
tentang
dan
cara
beradaptasi
mengurangi nyeri persalinan.
dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah,
65
dan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Pastuty, Rosyati. 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: EGC.
Andarmoyo, Sulistyo & Suharti. 2013. Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan. Yogyakarta: ARRUZZ MEDIA.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan buku pertama. Cimahi: Aditama.
Saifuddin. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Surabaya: Selemba Medika.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Iqbal,
Soesanto, Wibisono. 2008. Biostatistik Penelitian Kesehatan. Surabaya: Duatujuh.
Wahit. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC.
Sumarah, dkk.2008. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta. Fitramaya
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan NormaL. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Idndonesia.
Supardi, Sudibyo & Surahman. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
Kartikawati, Dewi. 2011. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Salemba Medika.
Uliyah, Musrifatul & Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Surabaya: Salemba Medika.
Mansjoer, Arif & Triyanti Kospuji. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kbidanan Persalinan. Jakarta: Pustaka Rihana.
Manuaba, Ida. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Yuliatun, Laili. 2008. Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Nonfarmakologi. Malang: Bayumedia. 66
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Eka,Desi. 2014, Jurnal jtptunimus. Hubungan usia dan paritas ibu denganruptur perineum spontan. www.Eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 24 juni 2016) Siti,Tuslih. 2013, Jurnal Delima Harapan. Hubungan antara usia ibu dengan kejadian preeklamsia. www.core.ac.uk. diakses tanggal 23 Juni 2016)
67
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA BALITA DI DESA CARAT KEC. GEMPOL KAB. PASURUAN THE RELATIONSHIP OF PARENTING WITH EXECUTION TOILET TRAINING TO CHILD IN SCHOOL OF CARAT VILLAGE GEMPOL PASURUAN ANIN ANDRIYANI, SST.,M.P.H (Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma) ABSTRAK Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil.Dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil pada anak membutuhkan persiapan fisik, psikologis maupun secara intelektual yg di dalamnya termasuk ada pola asuh orang tua yaitu tentang cara mengajarkan dan mendidik anak bagaimana melakukan buang air besar dan kecil. Tujuan pelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan pelasanaan toilet training pada balita di Desa Carat Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional Jumlah sampel sebanyak 39 responden, tehnik sampling menggunakan teknik Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Exact Fisher. Hasil penelitian dari 39 responden, sebagian besa ribu menerapkan pola asuh otoriter yaitu18 orang(46,2%),sebagian besar ibu tidak melaksanakan toilet training kepada anaknya yaitu 24 orang(61,6%),berdasarkan hasil analisis uji statistik Exact Fisher diperolehkan hasil P <α = 0,002 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan H 1 diterima artinya ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pelaksanaan Toilet Training Pada Balita di Desa Carat Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Disarankan sebaiknya orang tua lebih mengenali karakteristik anaknya sehingga mengetahui pola asuh yang tepat bagi anak atau yang terbaik untuk anaknya dan mengajarkan kepada anaknya tentang toilet training. . Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Toilet Training ABSRACT Toilet Training at child represent an effort to train child to be can control in defecate or urinate. In defecate and urinate at child require preparation of physical, psychological and also intellectually yg including there isparenting of old fellow that is about way of teaching and educating child how defecate of bigand small. Research purposes is to know parenting relation take care of childhood with toilet training implementation to child in school of Carat Village Gempol Pasuruan. This type research is analytic with approach of Cross Sectional of Amount of sampel counted 39 responder, technics of sampling used Total technique of 68
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Sampling. Data collecting conducted by using quesioner. Data analysis conducted by using statistical test of Exact Fisher. Result of research from 39 responder the most mother applycated parenting of autoritary that is counted 18 people (46,2%), most mother execute training toilet to its child that is counted 24 people (61,6%), based on result of statistical test analysis of Exact Fisher obtained by result ofP < α = 0,002 < 0,05, so that Ho refused and H1 accepted by its meaning there is Relation Pattern Take care of childhood with execution toilet training to child in school of Carat Village Gempol Pasuruan. Suggested by parents to better more is recognizing of their child characteristic so that know pattern take care of correct to child or best for their child and to teachfor their child about toilet training. Kata Kunci : Parenting Parents, Toilet Training perkembangan kemampuan berbahasa,
PEBAHULUAN Anak merupakan karunia tuhan
kreativitas,
harus
dimana
emosional dan intelegensia berjalan
seseorang yang sudah berkeluarga
sangat cepat dan merupakan landasan
sangat berharap mempunyai anak, jika
perkembangan berikutnya. Pada fase
anak dalam keadaan sehat, orang
ini juga berada pada fase anal dimana
tuapun senang, bangga dan bahagia.
anak mulai mampu untuk mengontrol
Suatu perjalanan hidup yang harus
buang air besar dan buang air kecil
dilalui oleh seorang anak adalah
(Soetjiningsih, 2008:45).
yang
tumbuh
di
syukuri,
dan
Pertumbuhan terhadap
aspek
perkembangan
Menurut
berkembang.
mempunyai fisik,
psikoseksual
dampak
sosial,
perkembangan
(freud)
selama
fase
kedua, fase anal (1-3 tahun) yaitu
sedangkan
adalah
kesadaran
menginjak
segala
tahun
pertama
sampai
perubahan yang terjadi pada anak baik
tahun ke tiga, kehidupan anak berpusat
secara fisik, kognitif, emosi maupun
pada kesenangan anak, yaitu selama
psikososial. (Soetjiningsih, 2008:12)
perkembangan otot sfingter. Anak senang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak
dengan
yang
demikian,
mempengaruhi
feses,
bahkan
bermain-main dengan fesesnya sesuai
adalah masa balita.
Pada masa ini pertumbuhan dasar akan
menahan
dan
keinginannya. toilet training
Dengan adalah1
anak
waktu yang tepat dilakukan pada
selanjutnya. Pada masa balita ini
periode ini (Supartini, 2009:87). Usia
menetapkan
perkembangan
toddler merupakan usia emas karena 69
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 perkembangan anak di usia
memiliki
toddler
kontrol,
mandiri,
dan
otonomi (Wong, 2008).
ini yaitu usia 1-3 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
Tugas yang besar pada usia
sangat cepat. Jika usia toddler ini
balita adalah toilet training atau
mengalami
pendidikan
hambatan
dalam
menjadi
ceria/bersih.
pertumbuhan dan perkembangannya
Kontrol volunter dari spingter ani dan
maka akan berpengaruh besar pada
urethra dicapai pada waktu anak dapat
kehidupan
berjalan dan biasanya terjadi antara
anak
sela
njutnya
usia 18-24 bulan. Namun faktor
(Susilaningrum & Utami, 2006).
kesiapan
psikologis
tugas perkembangan pada usia 18
berpengaruh
pada
sampai 24 bulan meliputi menunjuk
training (Susilaningrum & Utami,
mata dan hidungnya, mulai belajar
2006). Toilet training pada anak
mengontrol buang air besar dan buang
merupakan suatu usaha untuk melatih
air kecil dan menaruh minat kepada
anak agar mampu mengontrol dalam
apa ya ng diajarkan oleh orang tua.
melakukan buang air besar atau buang
Toddler dihadapkan pada penguasaan
air kecil. Dalam melakukan buang air
beberapa tugas penting, khususnya
besar dan buang air kecil pada anak
meliputi deferensiasi diri dari orang
membutuhkan
lain
toleransi
psikologis maupun secara intelektual.
terhadap perpisahan dengan orang tua,
Melalui persiapan tersebut diharapkan
kemampuan
menunda
anak mampu mengontrol buang air
pencapaian kepuasan, pengontrolan
besar atau buang air kecil secara
fungsi tubuh, penguasaan perilaku
mandiri (Hidayat, 2009 : 62)
Menurut Soetjiningsih (2008)
terutama
ibunya,
untuk
Choby
yang dapat diterima sacara sosial,
sangat
kesiapan
persiapan
&
George
toilet
fisik,
(2008)
komunikasi memiliki makna verbal,
mengemukakan bahwa di Amerika
dan kemampuan berinteraksi dengan
Serikat usia toilet training
orang lain
dengan cara yang tidak
meningkat selama empat dekade dari
terlalu egosentris. Apabila kebutuhan
usia rata-rata dimulai an tara 21 dan
untuk membentuk dasar kepercayaan
36
telah
Penguasaan
terpuaskan
mereka
siap
bulan
menjadi
18
telah
bulan.
keterampilanyang
diperlukan untuk perkembangan toilet
meninggalkan ketergantungan menjadi 70
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
training terjadi setelah 24 bulan. Anak
memperkenalkan
perempuan biasanya menyelesaikan
sebanyak 15% terjadi pada anak usia
pelatihan lebih awal dari pada anak
5 tahun, 7% pada anak usia 10 tahun,
laki-laki.
1-2% pada anak usia 15 tahun.
American Academy of
toilet
Pediatrics menggabungkan komponen
Prevalensi
dari
yang
sesuai dengan meningkatnya usia yaitu
berorientasi ke pedoman untuk toilet
sebanyak 30% terjadi pada anak umur
training . “Setengah juta anak di
4 tahun,10% pada anak umur 6
Inggris dan antara 5-7 juta anak di
tahun,3% pada anak umur 12 tahun
Amerika Serikat sering mengompol
dan 1% pada anak umur 18 tahun. (Sri
yang disebabkan karena kurangnya
Lestari, 2014:45)
pendekatan
anak
mengompol
training.
menurun
Berdasarkan
pengetahuan orang tua dan keluarga
studi
dalam membantu anak mengontrol
pendahuluan yang dilakukan oleh
kebiasaan
kecilnya
peneliti di Desa Carat Kecamatan
sehingga akan menyebabkan anak
Gempol Kabupaten Pasuruan Tahun
sering mengompol, celananya sering
2016, dengan melakukan wawancara
basah, dan buang air sembarangan”
kepada 10 ibu. di ketahui bahwa 4 ibu
(Gilbert, 2009).
(40%) yang menerapkan pola asuh
buang
air
demokratis,
Di Negara Indonesia 50% anak
5
Ibu
(50%)
yang
yang berumur empat tahun masih
menerapkan pola asuh otoriter dan 1
mempunyai kebiasaan mengompol.
Ibu (10%) menerapakan pola asuh
Hal ini sesuai dengan penelitian
permisif. Dari 4 ibu yang menerapkan
Kurniawati (2011) yang menyebutkan
pola asuh demokratis 3 anak berhasil
bahwa dari 56% anak pra sekolah
dalam melaksanakan toilet training
masih sering mengompol, 36% jarang
dikarenakan ibu selalu menemani dan
mengompol dan 8% jarang sekali
mendampingi anak ketika BAB/BAK
mengompol. (Musfiroh, 2014:5)
ke kamar mandi. 1 anak tidak berhasil yang
dalam melaksanakan toilet training
dilakukan oleh Siti Wijayana di
karena masih mengompol pada malam
Kabupaten
2012
hari saja. Sedangakan dari 5 ibu yang
diperoleh data yang menunjukan anak
menerapkan pola asuh otoriter 4 anak
mengompol dikarenakan ibu tidak
tidak berhasil dalam melaksanakan
Dari
hasil
penelitian
Nganjuk
tahun
71
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 toilet training dikarenakan ibu tidak
dan konsentrasi dalam merangsang
menemani dan mendampingi anak saat
untuk buang air besar dan buang air
anak hendak BAB/BAK ke kamar
kecil. Persiapan intelektual pada anak
mandi, dan masih BAB/BAK di
juga
celana, 1 anak berhasil melaksanakan
buang air besar atau kecil. Serta
toilet
persiapan
training
dikarenakan
ibu
dapat membantu dalam proses
orang
tua
dalam
mempunyai minat yang tinggi serta
membimbing penerapan toilet training
beralasan
dan manfaat toilet training.
toilet
training
penting
diterapkan kepada anak agar dapat
TINJAUAN PUSTAKA
buang air besar dan buang air kecil sendiri pada tempatnya. 1 ibu yang
Pola
menerapkan pola asuh permisif tidak
interaksi
berhasil dalam melaksanakan toilet
anakyaitu bagaimana cara sikap atau
training
masih
perilaku orang tua saat berinteraksi
sering mengompol pada siang dan
dengan anak,termasuk cara penerapan
malam hari.
aturan,mengajarkan
Dampak orang tua tidak menerapkan
nilai/norma,memberikan perhatian dan
toilet training pada anak diantaranya
kasih sayang serta menunjukkan sikap
adalah anak menjadi keras kepala dan
dan perilaku baik sehingga dijadikan
susah untuk diatur.
panutan
dikarenakan
anak
Selain itu anak
asuh
merupakan
pola
antara
orang
dan
bagi
tua
anaknya,(Desmita,
2010:144)
tidak mandiri dan masih membawa kebiasaan mengompol hingga besar.
Toilet training adalah usaha
Toilet training yang tidak diajarkan
untuk melatih anak agar mampu
sejak dini akan membuat orang tua
mengontrol dan melakukan BAB atau
semakin sulit untuk mengajarkan pada
BAK.
anak ketika anak bertambah usianya
berlangsung pada fase kehidupan anak
(Hidayat, 2009). . Suksesnya toilet
yaitu
training
tergantung pada kesiapan
melakukan buang air kecil dan besar
yang ada pada diri anak dan keluarga
pada anak membutuhkan persiapan
seperti
psikologi
baik secara fisik, psikologis maupun
dimana anak membutuhkan suasana
secara intelektual, melalui persiapan
yang nyaman agar mampu mengontrol
tersebut
serta
kesiapan
72
Toilet
umur
training
18-24
diharapkan
ini
bulan.
anak
dapat
Dalam
mampu
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
mengontrol buang air besar atau kecil
sehingga
dengan
secara sendiri. (Hidayat,2005 : 62)
bimbingan
dan
Faktor
dari orang tua maka sangatlah
Yang
Mempengaruhi
adanya
pengarahan
Kesiapan Toilet Training
mungkin seorang anak dapat
1.
melakukan
Minat. Suatu diterangkan
minat
telah
sebagai
sesuatu
dengan
apa
mengidentifikasi
sesuai
toilet
dengan
training apa
yang
diharapkan (Hidayat, 2008 : 16 )
anak
2.
Pengalaman
kebenaran
Pengalaman
merupakan
pribadinya. Minat tumbuh dari
sumber pengetahuan atau suatu
tiga jenis pengalaman belajar.
cara
a. Pertama, ketika anak-anak
kebenaran pengetahuan. Hal ini
menemukan
sesuatu
yang
untuk
dilakukan
menarik perhatian mereka.
memperoleh
dengan
cara
mengulang kembali pengalaman
b. Kedua, mereka belajar melalui
yang telah
diperoleh dalam
identifikasi dengan orang yang
memecahkan
dicintai atau dikagumi atau
yang dihadapi pada masa lalu
anak-anak
(Notoatmodjo, 2007 : 39).
mengambil
operminat orang lain itu dan
3.
Lingkungan
juga pola perilaku mereka.
Lingkungan merupakan salah
c. Ketiga, mungkin berkembang melalui
bimbingan
pengarahan mahir
seseorang
menilai
anak.
dan
terhadap
menangkap
dan
perkembangan perilaku individu
kemam-puan
baik lingkungan fisik maupun lingkungan termasuk
anak
sosio-psikologis didalamnya
adalah
belajar. (Sudrajat, 2008 : 10)
perubahanpada
pembentukan
yang
intelektual
memungkinkan
perubahan
satu faktor yang mempengaruhi
Perkembangan
kemampuan
permasalahan
Hubungan Pola Asuh Orang Tua
tubuhnya
Dengan
sendiri dan perbedaan antara
Pelaksanaan
Toilet
Training Pada Balita
tubuhnya dengan tubuh teman
Pola asuh merupakan pola
sebaya dengan orang dewasa,
interaksi
73
antara
orang
tua
dan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 anakyaitu bagaimana cara sikap atau
ceroboh, suka membuat gara - gara,
perilaku orang tua saat berinteraksi
emosional
dengan anak,termasuk cara penerapan
melakukan kegiatan sehari – hari.
dan
seenaknya
dalam
aturan,mengajarkan nilai/norma,memberikan perhatian dan
METODE PENELITIAN
kasih sayang serta menunjukkan sikap
Dalam penelitian ini menggunakan
dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan
bagi
desain Analitik Korelasional
anaknya,(Desmita,
penelitian untuk mengetahui hubungan
2010:144)
antara variabel satu dengan variabel
Toilet training yang tidak diajarkan
lainnya terhadap obyek penelitian
sejak dini akan membuat orang tua
melalui
semakin sulit untuk mengajarkan pada
Menggunakan
(Hidayat, 2009).. Suksesnya toilet tergantung pada kesiapan
serta
kesiapan
hipotesis
atau
pendekatan
Cross
Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
yang ada pada diri anak dan keluarga seperti
pengujian
dengan menggunakan uji statistik.
anak ketika anak bertambah usianya
training
yaitu
faktor – faktor
psikologi
resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi
dimana anak membutuhkan suasana
atau pengumpulan data diambil sekali
yang nyaman agar mampu mengontrol
saja (Notoatmodjo, 2010:37).
dan konsentrasi dalam merangsang untuk buang air besar dan buang air
HASIL
kecil. Persiapan intelektual pada anak
Tabel 1. DistribusiPola Asuh Orang
juga
dapat membantu dalam proses
Tua di Desa Carat Kecamatan
buang air besar atau kecil. Serta pola
Gempol Kabupaten Pasuruan
asuh orang tua dalam membimbing penerapan memberikan
toilet
training
pengetahuan
dan tentang
manfaat toilet training. Bila orang tua
No 1 2 3 4
santai dalam memberikan aturan dalam
kepribadian
n 7 18 12 2 39
% 18,0 46,2 30,7 5,1 100
Berdasarkan tabel 5.5 dapat
toilet training maka anak akan dapat mengalami
Pola asuh Orang Tua Pola Asuh Demokratis Pola Asuh Otoriter Pola Asuh Pemanja Pola Asuh Penelantar Total
diketahui bahwa sebagian besar ibu
eksprensif
dimana anak lebih tega, cenderung 74
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
menerapkan pola asuh otoriter yaitu
PEMBAHASAN
18 orang (46,2%).
Pola Asuh Orang tua
Table 2 Distribusi Pelaksanaan Toilet
Berdasarkan tabel 5.5 dapat
Training Pada Balita di Desa Carat
Kecamatan
diketahui bahwa sebagian besar ibu
Gempol
menerapkan pola asuh otoriter yaitu
Kabupaten Pasuruan Bulan Juli
sebanyak 18 orang (46,2%). Dan yang
Tahun 2016 No
menerapkan pola asuh demokratis
Pelaksanaan n
sebanyak 7 orang (18,0)
%
Fakta
Toilet Training 1
Dilaksanakan
15
38,4
2
Tidak Dilaksanakan
24
61,6
Total
39
100
menunjukkan
bahwa
sebagian besar responden di Desa Carat berpendidikan rendah (SD), hal ini dapat dilihat dalam tabel 5.2 bahwa dari 39 responden yang di teliti, 17 responden
. Berdasarkan tabel 5.6 dapat
(43,5%)
memiliki
diketahui bahwa sebagian besar ibu
pendidikan SD, dengan pendidikan
tidak melaksanakan toilet training
yang
yaitu 24 orang (61,6%).
mempengaruhi minimnya pengetahuan
rendah
kemungkinan
akan
Silang
yang dimiliki dalam pengasuhan anak,
Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dalam hal ini ibu yang berpendidikan
dengan Pelaksanaan Toilet Training
rendah sulit untuk menerima informasi
Pada Balita di Desa Carat Kecamatan
dalam mengasuh anak.
Distribusi
Tabulasi
Gempol Kabupaten Pasuruan Bulan
Selain itu pengalaman dalam
Juli Tahun 2016 dapat diketahui
proses pengasuhan merupakan faktor
bahwa sebagian besar ibu menerapkan
yang mempengaruhi pola asuh yang
pola
tidak
diterapkan kepada anak, pengalaman
melaksanakan toilet training yaitu 12
disini dapat dilihat dari dari usia ibu
orang (72,20%). ibu yang menerapkan
dan jumlah anak. dalam tabel 5.1
pola
menunjukkan
asuh
asuh
otoriter
demokratis
dan
dan
tidak
bahwa
dari
39
melaksanakan toilet training yaitu 1
responden yang di teliti sebanyak 33
orang (4,1%).
responden
(84,6%)
berusia
20-30
tahun. hal ini di sebabkan dengan usia yang relatif muda, orang tua dianggap 75
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 masih belum berpengalaman dalam
anaknya yaitu sebanyak 15 orang
proses pengasuhan.
(38,4%).
Selain
itu
faktor
yang
Banyak cara yang dilakukan
mempengaruhi pola asuh orang tua
orangtua dalam melatih anak toilet
yaitu jumlah anak/paritas., hal ini
training, di antaranya dengan tehnik
dapat di lihat dari tabel 5.4 bahwa dari
lisan
39 responden yang di teliti sebanyak
kurangnya
dengan jumlah anak yang masih 1
juga
menjadi
bahwa
yang
dari
faktor
yang
menentukan
orang tua melaksanakan toilet training
yaitu pekerjaan . hal ini dapat dilihat 5.3
ibu
Selain itu pola asuh orang tua juga
yang
mempengaruhi pola asuh orang tua
tabel
pengetahuan
tua tidak melaksanakan toilet training,
karena belum berpengalaman.
pada
/
pekerjaan dan paritas. Sehingga orang
menerapkan pola asuh yang baik
lain
modelling
dipengaruhi oleh usia, pendidikan,
akan mempengaruhi minimnya ibu
faktor
tehnik
memberikan contoh. Namun karena
22 responden (56,4%) ibu primipara.
Ada
dan
atau tidak.
39
responden yang di teliti sebanyak 25
Hubungan Pola Asuh Orang Tua
responden (54,3%) bekerja menjadi
dengan Pelasanaan Toilet Training
karyawan swasta. ibu yang bekerja
Pada
memiliki waktu yang sedikit dengan
Kecamatan
keluarga dan anak dibandingkan ibu
Pasuruan
yang
tidak
bekerja.
Balita
di Gempol
Desa
Carat
Kabupaten
Berdasarkan tabel 5.7 dapat
Sehingga
diketahui bahwa sebagian besar ibu
penerapan pola asuhnya juga berbeda.
menerapkan pola asuh otoriter dan Pelaksanaan Toilet Training Dari
hasil
penelitian
tidak melaksanakan toilet training dapat
yaitu
sebanyak 12 orang (72,20%).
diketahui bahwa bahwa sebagian besar
ibu
ibu tidak melaksanakan toilet training
demokratis dan tidak melaksanakan
kepada anaknya yaitu
sebanyak 24
toilet training yaitu sebanyak 1 orang
orang (61,6%).edangkan ibu yang
(4,1%). ibu yang menerapkan pola
melaksanakan toilet training kepada
asuh pemanja dan tidak melaksanakan
yang menerapkan pola asuh
toilet training 76
yaitu
sebanyak 10
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 yang
kasih. perbedaan pola asuh dari orang
menerapkan pola asuh penelantar dan
tua seperti ini dapat berpengaruh
tidak melaksanakan toilet training
terhadap
yaitu sebanyak 1 orang (4,1%). ibu
seperti toilet training. Dampak apabila
yang menerapkan pola asuh demokrat
orang tua tidak menerapkan
dan
melaksanakan toilet training
training pada anak diantaranya adalah
yaitu sebanyak 6 orang (40,0%). ibu
anak menjadi keras kepala dan susah
yang menerapkan pola asuh otoriter
untuk diatur.
dan melaksanakan toilet training yaitu
mandiri
sebanyak 6 orang (40,0%). ibu yang
kebiasaan mengompol hingga besar.
orang
(41,6%).
menerapkan
%).
pola
ibu
pemanja
tumbuh
kembang
toilet
Selain itu anak tidak
dan
masih
Suksesnya
dan
anak
membawa
toilet
training
yaitu
tergantung pada kesiapan yang ada
sebanyak 2 orang (13,3). ibu yang
pada diri anak dan orang tua seperti
menerapkan
kesiapan
melaksanakan toilet training
pola
penelantar
melaksanakan toilet training
dan
psikologi
dimana
anak
membutuhkan suasana yang nyaman
yaitu
sebanyak 1 orang (6,7)
agar
Setelah dilakukan uji analisa dengan
konsentrasi dalam merangsang untuk
menggunakan
di
buang air besar dan buang air kecil.
dapatkan hasil P < α = 0,002 < 0,05
Persiapan intelektual pada anak seperti
maka H0 ditolak dan H1 diterima
cara
artinya Ada Hubungan Pola Asuh
mengajarkan bagaimana toilet training
Orang Tua dengan Pelasanaan Toilet
yang benar juga
Training Pada Balita di Desa Carat
dalam proses buang air besar atau
Kecamatan
kecil.
Exact
Gempol
Fisher.
Kabupaten
mampu
mendidik
mencari
Pola asuh orang tua terhadap
orang
Seorang
hendaknya
Pasuruan
mengontrol
dan
dapat membantu
ibu
berusaha informasi
tua
dan
yang untuk
dan
baik selalu
pedoman
umum pengasuhan anak yang bisa
anak sangat bervariasi. ada yang pola
didapatkan dari membaca, pengalaman
asuhnya menurut apa yang di anggap
pribadi, serta tukar pikiran dengan
terbaik oleh dirinya sendiri saja,
sesama ibu-ibu, dengan begitu bila ibu
sehingga ada yang bersifat otoriter,
menerapkan pola asuh yang baik maka
memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga dengan penuh cinta 77
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
tidak ada masalah dalam pelaksanaan toilet training. KESIMPULAN
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
1. Sebagian besar ibu menerapkan pola asuh otoriter yaitu sebanyak 18 orang (46,2%). 2. Sebagian
besar
melaksanakan
ibu
toilet
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
tidak training
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarata: Salemba Medika.
kepada anaknya yaitu sebanyak 24 orang (61,6%). 3. Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pelaksanaan Toilet
Sulistyaningsih, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Training Pada Balita
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Administrasi, Ikapi : Bandung.
SARAN 1. Disarankan
agar
dilakukan
Supartini. 2009. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
penyuluhan kepada orang tentang pola
asuh
yang
baik
dan
pelaksanaan toilet training untuk
Wong. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.
anak. 2. Disarankan
agar
memberikan
Yanuarta. 2014. Rahasia Otak dan Kecerdasan Anak. Jawa tengah: Books Teranova
contoh bagaimana pelaksanaan toilet training yang benar.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana. 78
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
PENGARUH PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI IBU NIFAS DI BPM “NY.AR” DESA SUMBERSONO KECAMATAN DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO 2016 Influence of lecture method and demonstration method methodology on breastfeeding technique skill in BPM "Ny.AR" Sumbersono Village, Dlanggu District Mojokerto Regency 2016 Risna Zubaidah.,SST.M.M Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma ABSTRAK Kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit infeksi berhubungan erat dengan adanya perilaku hidup bersih sehat, sanitasi dasar, status gizi dan pemberian ASI. Banyak ibu yang tidak mengetahui bagaimana teknik menyusui yang benar sehingga perlu peran tenaga kesehatan. Desain penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen. Populasi adalah seluruh ibu nifas yang ada pada wilayah BPM “Ny.AR” desa Sumbersono kecamatan Dlanggu kabupaten Mojokerto dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel 25 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Hasil penelitian dianalisa dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keterampilan teknik menyusui ibu nifas sebelum dilakukan penyuluhan adalah kurang terampil sebanyak 18 orang (72%) dan sesudah penyuluhan terampil sebanyak 20 orang (80%). Hasil analisa menunjukkan uji statistic Wilcoxon sebesar 0,000 lebih kecil dari α 0,05 sehingga ada pengaruh penyuluhan metode ceramah dan demonstrasi terhadap keterampilan teknik menyusui ibu nifas di BPM Ny. AR Desa Sumbersono Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan lahan penelitian melakukan penyuluhan dan konseling tentang keterampilan teknik menyusui sehingga ASI eksklusif dapat dilaksanakan. Kata Kunci : Penyuluhan, Keterampilan, Teknik Menyusui ABSTRACT Infant deaths caused by infectious diseases are closely related to their healthy hygienic behavior, nutritional status and breastfeeding. Many mothers do not know how to correct breastfeeding technique so necessary role of health personnel The design study is an pre experiment. The population is postpartum mothers that exist in the region midwives practice independently "Mrs.AR" village districts Sumbersono Dlanggu Mojokerto regency by using purposive sampling sample obtained 25 votes. Research instrument used is the observation sheet. Results were analyzed using the Wilcoxon test. The results showed that most of the engineering skills of breastfeeding postpartum mother before the extension is less skilled as many as 18 people (72%) and skilled counseling after as many as 20 people (80%). 79
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
The analysis shows Wilcoxon test statistic of 0.000 smaller than 0.05 α so that it can be concluded there is influence of illumination a lecture and demonstration of the technical skills breastfeeding postpartum mother in midwives practice independently "Mrs.AR" village Sumbersono Dlanggu District of Mojokerto in 2016. Based on results of the study are expected to field research conducted counseling and counseling on breastfeeding technique skills so that exclusive breastfeeding can be implemented. Keywords: Education, Skills, Techniques Breastfeeding jamban keluarga sehingga buang air
TINJAUAN PUSTAKA
besar dapat di lakukan dengan aman
Konsep Dasar Penyuluhan
dan nyaman serta (iii) bersama dengan
Kesehatan
masyarakat
Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi
masyarakat
program
agar
petugas promosi
merencanakan kesehatan
dan
menghentikan perilaku beresiko tinggi
memantau dampaknya secara terus-
dan menggantikannya dengan perilaku
menerus.(Depkes RI, 2008).
yang aman atau pelaing tidak beresiko
Konsep Dasar Menyusui
rendah. Program Promosi Kesehatan
Definisi
tidak di rancang” di belakang meja”.
Menyusui adalah salah satu komponen
Supaya
harus
dari proses reproduksi yang terdiri atas
realitas
haid, konsepsi, kehamilan, persalinan,
dirancang kehidupan sasaran
efektif,
program
berdasarkan sehari-hari setempat
menyusui,
masyarakat
dan
penyapihan
(Prawirohardjo, 2009)
(Notoatmodjo,
2005).
Tiga refleks yang penting dalam
Program promosi menekankan aspek”
mekanisme hisapan bayi, meliputi:
bersama
1.
masyarakat”.
Maksudnya
adalah (i) bersama dengan masyarakat
Refleks
menangkap
(rooting
reflex) Timbul bila bayi baru lahir
fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat
tersentuh
untuk memahami apa yang mereka
menoleh ke arah sentuhan. Bila
kerjakan, perlukan dan inginkan, (ii)
bibirnya
bersama dengan masyarakat fasilitator
papilla mammae, maka bayi akan
menyediakan alternatif yang menarik
membuka mulut dan berusaha
untuk perilaku yang beresiko misalnya
untuk menangkap puting susu. 80
pipinya,
bayi
dirangsang
akan
dengan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
2.
4. Bayi dipegang pada belakang
Refleks menghisap
bahunya dengan satu lengan,
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh,
kepala
biasanya oleh puting. Supaya
lengkung siku ibu (kepala bayi
puting mencapai bagian belakang
tidak boleh menengadah dan
palatum, maka sebagaian besar
bokong bayi disokong dengan
areola harus tertangkap mulut
telapak tangan).
lain di depan.
bawah areola akan tertekan antara
3.
lidah,
dan
pada
belakang badan ibu dan yang
laktiferus yang berada di
gusi,
terletak
5. Satu tangan bayi diletakkan di
bayi. Dengan demikian, maka sinus
bayi
6. Perut bayi menempel pada
palatum,
sehingga ASI terperas keluar.
badan ibu dan kepala bayi
Refleks menelan
menghadap hanya
Bila mulut bayi terisi ASI,
7. Telinga
Langkah Menyusui Yang Benar menyusui,
Cara
dan
lengan
bayi
8. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
dioleskan pada puting dan payudara.
kepala
terletak pada suatu garis lurus.
ASI
dikeluarkan sedikit, kemudian
areola
membelokkan
tidak
bayi).
ia akan menelannya
1. Sebelum
payudara
9. Payudara
ini
dipegang
dengan
mempunyai manfaat sebagai
dengan ibu jari di atas dan jari
desinfeksi
lain
dan
menjaga
menopang
di
bawah.
Jangan menekan puting susu
kelembaban puting susu.
atau areola saja.
2. Bayi diposisikan menghadap
10. Bayi diberi rangsangan agar
perut atau payudara ibu.
membuka
mulut
dengan santai. Bila duduk,
rooting)
dengan
lebih baik menggunakan kursi
menyentuh sisi mulut bayi
yang rendah (agar kaki tidak
dengan
menggantung) dan punggung
membuka mulut, dengan cepat
ibu bersandar pada sandaran
kepala
kursi.
payudara ibu dan puting serta
3. Ibu
duduk
atau
berbaring
81
jari.
bayi
(reflex
Setelah
didekatkan
cara
bayi
ke
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 areola payudara dimasukkan ke
saat melahirkan (Suherni dkk,
mulut bayi.
2008).
11. Usahakan
sebagaian
besar
areola payudara dapat masuk
METODE PENELITIAN
ke mulut bayi, sehingga puting
Rancangan
susu berada di bawah langit-
dalam
langit dan lidah bayi akan menekan
ASI
keluar
di
bawah
tempat
areola
ini
berdasarkan
termasuk
inferensial.
penelitian
digunakan
jenis
Berdasarkan
termasuk
jenis
penelitian lapangan. Berdasarkan cara
payudara. Posisi yang salah,
pengumpulan data termasuk jenis
yaitu bila bayi hanya mengisap
penelitian observasional. Berdasarkan
pada puting susu saja, yang
tujuan
akan mengakibatkan masukan
penelitian
termasuk
jenis
penelitian pre eksperimental dengan
ASI yang tidak adekuat dan
menggunakan desain penelitian One
puting susu lecet.
Group Pre test dan Post test, dimana
12. Setelah bayi mulai mengisap,
rancanagn ini tidak menggunakan
payudara tidak perlu dipegang
kelompok pembanding (control) tetapi
atau disangga lagi (Bahiyatun,
sudah dilakukan observasi pertama
2009).
(pre test) yang memungkinkan peneliti
Konsep Dasar Nifas
dapat menguji perubahan – perubahan
Masa nifas (post partum
yang terjadi setelah adanya perlakuan
atau puerperium) adalah masa
(post test). Berdasarkan sumber data
atau waktu sejak bayi dilahirkan
penelitian
dan plasenta keluar lepas dari
berikutnya,
disertai
kandungan,
yang
menggunakan
data
Secara bagan, desain kelompok
dengan
tunggal desain pretest dan posttest.
pulihnya kembali organ-organ berkaitan
ini
primer.
rahim, sampai enam minggu
yang
penelitian
penelitian
tempat penampungan ASI yang terletak
penelitian
lingkup
dari
yang
Sampel dalam penelitian ini
dengan
adalah
mengalami
sebagian
ibu
nifas
yang
menyusui di BPM Ny. AR Desa
perubahan seperti perlukaan dan
Sumbersono
lain sebagainya, yang berkaitan 82
Kecamatan
Dlanggu
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Kabupaten Mojokerto sejumlah 25
Paritas
orang
Multipara ( >
Karakteristik
responden
se (%)
7
28
1 8
72
0
0
1 anak)
berdasarkan umur dibedakan menjadi
Grandemultip
tiga yaitu kurang dari 20 tahun, 20
ara ( > 5 anak)
sampai 35 tahun, dan lebih dari 35
Total
tahun. Hasil penelitian dapat dilihat
30
100
Sumber : Data Primer Penelitian
sebagai berikut :
Tahun 2016
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan tabel di atas
Responden Berdasarkan Umur umur
nsi (f)
anak)
Data Umum
1
Presenta
Primipara (1
HASIL PENELITIAN
Tabel
Frekue
dapat diketahui bahwa paling
Frekuensi
Presentase
(f)
(%)
banyak
responden
dengan
< 20
3
12
paritas primipara yaitu 18 orang
tahun 20
16
64
(72%).
– 35
Distribusi
tahun
Frekuensi
Responden
35 tahun
6
24
Total
25
100
Pendidikan
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa
paling
banyak
responden berumur 20 – 35 tahun
Pendidika
Frekuen
Presentas
n
si (f)
e (%)
SD
4
16
SMP
18
72
Perguruan
3
12
25
10
Data
Primer
Tinggi Total
yaitu 16 orang (64). Karakteristik
Sumber
responden
Berdasarkan tabel di atas
tiga yaitu primipara, multipara, dan Hasil
:
Penelitian Tahun 2016
berdasarkan paritas dibedakan menjadi
grandemultipara.
Berdasarkan
dapat diketahui bahwa paling
penelitian
dapat dilihat sebagai berikut :
banyak responden berpendidikan
Tabel
Sekolah Menengah yaitu 18
2
Distribusi
Frekuensi
orang (72%).
Responden Berdasarkan Paritas
83
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
demonstrasi di BPM Ny. AR
Data Khusus Tabel
4
Frekuensi
Distribusi
Desa Sumbersono Kecamatan
responden
Dlanggu Kabupaten Mojokerto
berdasarkan keterampilan ibu menyusui
sebelum
tahun 2016
diberikan
Keterampilan
Frekuensi
Presentase
(f)
(%)
1
4
Teknik
penyuluhan metode ceramah dan
Menyusui
demonstrasi di BPM Ny. AR
(Post Test)
Desa Sumbersono Kecamatan
Kurang
Dlanggu Kabupaten Mojokerto
Terampil
tahun 2016
Terampil
20
80
Mahir
4
16
25
100
Keterampilan
Frekuensi
Teknik
(f)
Presentase
Total
(%)
Menyusui (Pre
Sumber : Data Primer Penelitian
Test)
Tahun 2016
Kurang
18
72
Terampil
6
24
Mahir
1
4
25
100
Terampil
Total
tabel
di
atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Sumber : Data Primer
sesudah
dilakukan
penyuluhan
terampil
melaksanakan
teknik
dalam menyusui
sebanyak 20 responden (80%).
Penelitian Tahun 2016
Tabel 12
Berdasarkan table 5.4 di atas
Berdasarkan
menunjukkan
metode
bahwa
Pengaruh penyuluhan ceramah
metode
sebagian besar responden (72%)
demonstrasi
sebelum dilakukan penyuluhan
teknik menyusui ibu nifas di BPM Ny.
kurang
dalam
AR Desa Sumbersono Kecamatan
melaksanakan teknik menyusui
Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun
sebanyak 18 responden.
2016 menunjukkan bahwa terdapat
terampil
terhadap
dan
keterampilan
Distribusi
peningkatan jumlah ibu nifas yang
responden
terampil
melaksanakan
berdasarkan keterampilan ibu
menyusui
sebelum
menyusui
diberikan
diberikan penyuluhan metode ceramah
penyuluhan metode ceramah dan
dan demonstrasi sebanyak 17 orang
Tabel
5
Frekuensi
sesudah
84
dan
teknik sesudah
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
(68 %). Hasil uji statistic Wilcoxon
(64%),
menunjukkan koefisien sebesar 0,000
tersebut seharusnya ibu sudah cukup
lebih kecil dari α 0,05 sehingga H0
mengetahui tentang teknik menyusui,
ditolak dan H1 diterima yang berarti
faktor lain yang berperan adalah faktor
ada pengaruh pemberian penyuluhan
pendidikan dimana sebagaian besar
meode
pendidikan responden adalah sekolah
ceramah
dan
demonstrasi
yang
berarti
pada
umur
teknik
menengah sebanyak 18 orang (72%).
menyusui pada ibu nifas di BPM Ny.
Hal ini menunjukkan bahwa pola
AR Desa Sumbersono Kecamatan
pemikiran dan ptingkat pengetahuan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun
responden tentang berbagai hal hanya
2016.
pada tingkat cukup saja tetapi tidak
terhadap
keterampilan
maksimal. Faktor paritas juga berperan
PEMBAHASAN Keterampilan
Teknik
dalam
Menyusui
tabel
di
ini,
sebagaian
18 orang (72%). Seorang multipara
atas
menunjukkan bahwa sebagian besar
seharusnya
sudah
responden
pengalaman
yang
sesudah
penyuluhan
terampil
melaksanakan
teknik
besar
responden adalah multipara sebanyak
Sebelum Dilakukan Penyuluhan Berdasarkan
hal
dilakukan dalam menyusui
mempunyai baik
menyusui
anaknya,
kemungkinan
karena
dalam tetapi
kurangnya
informasi maka ibu tersebut kurang
sebanyak 20 responden (80%).
terampil dalam menyusui.
Fakta ini menunjukkan bahwa tidak semua ibu nifas mempunyai
1.1 Keterampilan Teknik Menyusui
keterampilan yang memadai dalam
Sesudah Dilakukan Penyuluhan Berdasarkan
melaksanakan teknik menyusui pada
tabel
di
atas
bayinya. Hal ini dipengaruhi oleh
menunjukkan bahwa sebagian besar
banyak
responden
karakteristik pendidikan
faktor ibu dan
diantaranya seperti
parita
ibu.
umur, Data
sesudah
penyuluhan
terampil
melaksanakan
teknik
dilakukan dalam menyusui
sebanyak 20 responden (80%).
menunjukkan bahwa sebagaian besar
Melalui
umur responden berada pada kisaran usia 20 – 35 tahun sebanyak 16 orang
dharapkan
85
proses terjadi
penyuluhan peningkatan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 pengetahuan, keterampilan dan sikap.
diberikan penyuluhan metode ceramah
Pengetahuan dikatakan meningkat bila
dan demonstrasi sebanyak 17 orang
terjadi perubahan dari tidak tahu
(68 %) Hasil uji statistic Wilcoxon
menjadi tahu dan yang sudah tau
sebesar 0,000 lebih kecil dari α 0,05
menjadi
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
lebih
dikatakan
tahu. Keterampilan
meningkat
bila
yang berarti ada pengaruh pemberian
terjadi
perubahan dari yang tidak mampu
penyuluhan
meode
menjadi mampu melakukan suatu
demonstrasi
terhadap
pekerjaan yang bermanfaat. Sikap
teknik menyusui pada ibu nifas di
dikatakan
meningkat,
BPM Ny. AR Desa Sumbersono
perubahan
dari
menjadi
bila
yang
mau
terjadi
tidak
Kecamatan
mau
Dlanggu
dan
keterampilan
Kabupaten
Mojokerto tahun 2016.
memanfaatkan
kesempatan-kesempatan
ceramah
Terdapat pengaruh penyuluhan
yang
menggunakan metode ceramah dan
diciptakan (Lestari, 2013).
demonstrasi
Tenaga kesehatan berkewajiban
terhadap
keterampilan
untuk memberikan Informasi tentang
teknik menyusui. Hal ini disebabkan
teknik menyusui kepada setiap ibu
karena pendidikan kesehatan dengan
nifas
metode
agar
pengetahuan
dan
ceramah
dan
demonstrasi
meningkat
dapat meningkatkan pengetahuan dan
meskipun pada ibu – ibu dengan usia,
keterampilan seseorang. Metode ini
pendidikan, dan paritas lebih tinggi.
tidak hanya mendengar tetapi juga
1.2 Pengaruh
melihat,
keterampilan
mereka
pemberian
meraba,
mencoba
serta
penyuluhan meode ceramah dan
merasakan suatu proses atau objek
demonstrasi
yang ditunjukkan. Hal
terhadap
ini
terjadinya
dapat
keterampilan teknik menyusui
mengakibatkan
proses
pada ibu nifas
perubahan secara berurutan dalam diri seseorang dari aspek pengetahuan,
Berdasarkan menunjukkan
tabel bahwa
di
sikap dan keterampilan.
atas
terdapat
peningkatan jumlah ibu nifas yang terampil
melaksanakan
menyusui
sebelum
dan
teknik sesudah 86
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 menyusui melalui penyuluhan –
PENUTUP
penyuluhan dan kegiatan rutin
Kesimpulan 1.
Sebagian
besar
lain di desa seperti Posyandu,
keterampilan
pertemuan PKK dan pertemuan
responden sebelum dilakukan
desa
penyuluhan metode ceramah dan
ibu dan keluarga menambah
Desa Sumbersono Kecamatan
pengetahuan dan keterampilan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto
ibu dan ibu secara kooperatif
adalah kurang terampil sebanyak
akan mengimunisasikan bayinya
18 orang (72%). Sebagian
besar
responden
secara lengkap.
keterampilan
sesudah
2.
dilakukan
Bagi Ibu Nifas Ibu nifas hendaknya tetap
penyuluhan metode ceramah dan
belajar tentang teknik menyusui
demonstrasi di BPM Ny. AR
yang benar dan bertanya kepada
Desa Sumbersono Kecamatan
tenaga
Dlanggu Kabupaten Mojokerto
pengaruh
metode
apabila
informasi
dan
bantuan.
orang (80%). Ada
kesehatan
membutuhkan
adalah terampil sebanyak 20
3.
diharapkan
informasi yang didapatkan oleh
demonstrasi di BPM Ny. AR
2.
sehingga
penyuluhan
ceramah
demonstrasi
DAFTAR PUSTAKA
dan A.Aziz
terhadap
keterampilan teknik menyusui ibu nifas di BPM Ny. AR Desa Sumbersono
Hidayat, 2007, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto Saran 1.
Azwar, Azrul. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini Revisi 2007. Jakarta : JNPKKR.
Bagi Tenaga Kesehatan Hendaknya kesehatan
tenaga memberikan
pendidikan kesehatan melalui Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
banyak metode kepada ibu nifas tentang
keterampilan
teknik 87
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: BPSP.
Depkes RI, 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku Untuk KIBBLA. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI, 2011. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Simkin, Penny, dkk. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcan.
Djitowiyono, Sugeng, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus Dan Anak. Yogyakarta : Nuha medika.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung. Suherni, dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Hidayat, 2009. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta : Trans Info Media
Thoha, 2010. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kelly, Paula. 2010. Buku Saku Asuhan Neonatus & Bayi. Jakarta : EGC.
Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Nasrudin, 2010. Psikologi Manajemen. Bandung : Pustaka Setia
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakatra : Andi Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2009, MetodePenelitian, Bogor: Ghalia Pustaka. Notoatmodjo, Soekidjo, Promosi Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta 2008. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
88
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PAUD UMUR 3-4 TAHUN DI TK ALKHOLIFA DESA SELOREJO KEC. MOJOWARNO KAB. JOMBANG Sulis Diana,SST.,M.Kes (Dosen Poltekkes majapahit Mojokerto, Prodi Kebidanan) ABSTRAK. Perkembangan anak masih belum tercapai sesuai dengan usia mereka antara lain hambatan dalam konsentrasi, cepat bosan, dan mudah beralih, kaku dalam memegang Crayon, dan kurangnya koordinasi mata dan tangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh bermain origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah (3-4 tahun). Jenis penelitian ini true eksperiman dengan rancang bangun pre post test only control group desain,. Variabel penelitian ini yaitu permainan origami sebagai variabel independen dan perkembangan motorik halus anak sebagai variabel dependen . Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak usia prasekolah usia (3-4 tahun) di PAUD sebanyak 35 responden Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sampling sebanyak 32 responden. Data dikumpulkan dengan instrument . Hasil penelitian setelah pemberian permainan origami menunjukkan sebagian besar perkembangan responden setelah diberikan permainan origami adalah perkembangan yang sesuai dengan usia anak sebanyak 20 responden (62,5%).Hasil uji Wilcoxon menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 ρ < α sehingga H1 diterima maka ada pengaruh pemberian permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Kata kunci: permainan origami, perkembangan, motorik halus ABSTRACT The development of childrent that has not been still achieved suitable with their age, are difficult in concentration, quick tobe bored and easy changing, rigid in holding a Crayon, and lack of coordination of eye and hand. The purpose of this study is to analyze the effect of playing origami to the evelopment of fine motor in the preschool children aged (3 – 4 years). design of this study is true experiment with pre post test only control group design. The variables of it is study are origami game as the independent variable and the development of fine motor in the children as the dependent variable. The population of this study is all of children aged preschool age (3-4 years) in PAUD amaunt 35 respondents the sampling taken with the simple random sampling technique amount 32 respondents. The data are collected by the instrument, Results of the study after giving origami game shows most development of respondent is the appropriate development with preschool children aged. The result of Wilcoxon test results showed ρ = 0,035, so there is the influence of giving origami game to the development of fine moto in the preschool children aged Key Word: Origami game, fine motor, development.
89
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
motorik halus dan kasar, gangguan
PENDAHULUAN. Usia
prasekolah
pendengaran, kecerdasan kurang dan
merupakan
periode atau masa keemasan (golden
keterlambatan
age) dalam proses perkembangan,
menurut Dinkes (2012) sebesar 85.779
dimana pada usia tersebut aspek
(62,02%)
kognitif,
mengalami
fisik,
motorik,
dan
bicara
anak
sedangkan
usia
prasekolah
gangguan perkembangan
psikososial seorang anak berkembang
(Departemen
dengan optimal (Bolly. 2012). Salah
2007).
parameter
adalah
Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa
motorik halus. Motorik halus adalah
Timur 2008 untuk deteksi tumbuh
suatu gerakan yang menggunakan
kembang balita di Jawa Timur di
otot-otot halus atau sebagian anggota
tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa
tubuh tertentu, kemampuan motorik
40-59%
halus
intensitas
perkembangan tidak optimal sebanyak
belajar dan berlatih dari masing-
0,14% salah satu perkembangan yang
masing anak, misalnya, kemampuan
terganggu
memindahkan
tangan,
motorik halus anak.Origami adalah
mewarnai, menyusun puzzle, melipat,
suatu seni melipat kertas sehingga
menulis
kedua
menghasilkan berbagai macam bentuk,
kemampuan tersebut sangat penting
misalnya bentuk hewan, bunga atau
agar anak dapat berkembang secara
alat
optima (Fauziah, 2011).
mengasah
perkembangan
dipengaruhi
oleh
benda
dan
dari
sebagainya,
WHO
(World
Pendidikan
Berdasarkan
data
dan
yaitu
transportasi.
Nasional. Dinas
mengalami
perkembangan
Origami
kemampuan
dapat motorik
halus melalui ketrampilan jari-jemari
Health
Organitation) melaporkan bahwa 5-
tangan
25% dari anak-anak usia prasekolah
(Aprilia. 2013). Ketika kedua tangan
menderita
minor,
bergerak, gerakan jari-jari otot tangan
perkembangan
mengirimkan sinyal ke sistem saraf
disfungsi
termasuk
gangguan
motorik
halus
otak
anak
saat
melipat
kertas
2013).
pusat memicu neuron melalui tangan
(2012),
(impuls motorik halus) mengaktifkan
balita
bagian bahasa otak (Shalev, 2005
gangguan
dalam Rahmawati, 2012). Kreatifitas
perkembangan, baik perkembangan
anak yang sudah terasah dengan baik
Menurut bahwa Indonesia
(Sutirna.
Depkes 0,4
Juta
RI (16%)
mengalami
90
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
akan
berpengaruh
kemudian
terhadap
diolah
dan
hasilnya
perkembangan motorik halus. Menurut
disajikan dalam bentuk pengumpulan
Susanto (2011)
Indraswari
data. Sedangkan untuk mengetahui
Menganalisis
pengaruh antara variabel digunakan
dalam
TUJUAN:
(2012) pengaruh
permaianan
Wilcoxon rang test dan Kolmogorov-
origami
terhadap perkembangan motorik halus
Smirnov(Hidayat.2009)
pada anak PAUD usia 4-6 tahun di TK
ANALISA DAN HASIL
Al-Kholifa
PENELITIAN.
Desa
Selorejo
Kec.
Mojowarno Kab. Jombang.
1. Perkembangan
Motorik
METODE PENELITIAN.
Anak
Jenis penelitian ini quasi eksperiman
permainan origami.
only control group desain,. Variabel penelitian ini yaitu permainan origami variabel
independen
dan
perkembangan motorik halus anak
Perkembang
sebagai variabel dependen. Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak usia prasekolah usia (3-4 tahun) di PAUD
Sesuai
Al Kholifa Desasebanyak 35 responden
Meragukan
Sampel diambil dengan teknik simple
Penyimpang
responden.
Pengumpulan
Total
data
Instrumen
yang
mengukur
motorik
(%) 43,8
14
43,8
4
12,5
32
100
hampir setengahnya perkembangan
digunakan
anak sebelum diberikan permainan
dalam penelitian ini adalah DDST untuk
Prosentase
Tabel diatas menunjukkan bahwa
dilakukan dengan pengukuran motorik halus.
a Frekuensi n 14
n
random sampling sampling sebanyak 32
diberikan
Tabel 37. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan perkembangan motorik halus sebelum diberikan permainan origami di PAUD Al kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang tanggal Mei 2016
dengan rancang bangun pre post test
sebagai
sebelum
halus
origami adalah perkembangan yang
halus
sesuai dengan usia dan perkembangan
sebelum dan sesudah intervensi. Data
meragukan masing-masing sebanyak
yang diperoleh akan dianalisis secara
14 responden (43,8%).
analitik dengan menghitung proporsi dan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh dari hasil analisis
91
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 2. Perkembangan Anak
Motorik
sesudah
Selorejo
halus
Kec.
permainan origami.
Sebelum an
(%)
Sesuai
14
43,8
20
62,5
Meragukan
14
43,8
9
28,1
4
12,5
3
9,4
32
100
32
100
an
Frekuensi (%) 62,5
Meragukan
9
28,1
Total
n
3
9,4
32
100
(%)
nsi
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat
Penyimpanga
Frekue
Frek
Penyimpang
Prosentase
20
Sesudah
Perkembang
Tabel 38. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan perkembangan motorik halus sesudah diberikan permainan origami di PAUD Al kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang tanggal Mei 2016
Sesuai
Kab.
Jombang tanggal Mei 2016
diberikan
Perkembangan
Mojowarno
perbedaan
perkembangan
motorik halus sebelum dan sesudah diberikan permainan origami dimana
Total
Tabel
diatas
perkembangan
menunjukkan
origami
bahwa sebagian besar perkembangan responden
setelah
permainan
terdapat
responden,
permainan
(62,5%).
responden
sebelum
sesudah
diberikan
sesudah
responden 9. Tabulasi perbedaan
diberikan
terdapat
diberikan
terdapat
sedangkan yang
14
9
untuk
menyimpang
sebelum diberikan origami terapat 9 dan
permainan
perkembangan motorik halus sebelum dan
diberikan
setelah
origami
perkembangan
permainan
origami Tabel 3
origami
responden,
dan
perkembangan
sebelum
dan
permainan Perkembangan
halus
pada
meragukan
usia anak sebanyak 20 responden
Motorik
responden
setelah diberikan origami terdapat 20
adalah
perkembangan yang sesuai dengan
3. Perbedaan
14
diberikan
mempunyai perkembangan sesuai dan
diberikan
origami
sebelum
setelah
origami
diberikan
terdapat
3
responden.
permainan
Hasil
origami di PAUD Al kholifa Desa
uji
Wilcoxon
menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 92
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ
Stimulasi ini juga berfungsi
< α sehingga H1 diterima maka ada
sebagai penguat yang bermanfaat bagi
pengaruh
permainan
perkembangan anak. Stimulasi harus
perkembangan
dilaksanakan dengan penuh perhatian
origami
pemberian terhadap
motorik halus anak usia prasekolah.
dan kasih sayang (Elzha,
dalam
Wulandari. 2014). Salah
PEMBAHASAN.
satu
manfaat
dari
dalam
permainan origami adalah mengasah
Nuryanti (2008) tahap kedua dalam
atau melatih perkembangan motorik
perkembangan
halus anak (Adi, 2011). Permainan
Menurut
Erikson
psikososial
adalah
otonomi versus rasa malu dan keragu-
origami
raguan ini terjadi selama masa kanak-
kertas, yang terkenal berasal dari dan
kanak awal, sekitar usia 2-sampai 4
berkembang di Jepang. Sebagai hobi
tahun. Anak-anak yang mendapatkan
origami memang terlihat sepele, tapi
pengasuhan
yang
mengembangkan
rasa
dilatih
atau
jika dilihat sebagai sesuatu yang
yakin
akan
mendidik, origami akan bermakna sangat besar. Ada berbagai macam
anak
dapat
dirangsang
agar
dimana
perangsangan
stimulasi yang
melipat
akan
manfaat yang diperoleh dari seni lipatmelipat ini (Marni, 2012).
perkembangan sesuai dengan usia anak,
seni
baik
kemampuannya mampu. Perkembangan
merupakan
Hasil
adalah
datang
penelitian
ini
menunjukkan bahwa perkembangan
dari
motorik
halus
responden
pada
lingkungan luar anak antara lain
penelitian
berupa
bermain
dimana pada perkembangan anak yang
Stimulasi
sesuai dengan usia terdapat sebanyak
pelatihan
(Ayuningtyas.
atau
2012).
mengalami
merupakan hal yang sangat penting
20
dalam tumbuh kembang anak karena
menunjukkan
bahwa
anak
perkembangan
bermanfaat
yang
banyak
medapatkan
responden.
perubahan
Keadaan
Ini
stimulasi untuk
stimulasi yang terarah akan cepat
mengasah dan melatih perkembangan
berkembang
anak,
anak
yang
dibandingkan tidak
dengan
mendapatkan
dimana
permainan
stimulasi.
meningkatkan
93
dengan
pemberian
origami
dapat ketrampilan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 perkembangan
motorik
< α sehingga H1 diterima maka ada
anak
(Indraswari. 2012)1. Perkembangan
pengaruh
motorik halus yang ditunjukkan pada
origami
responden penelitian ini yaitu mereka
motorik halus anak usia prasekolah
sudah dapat melipat dengan baik,
2. SARAN
meskipun
bentuk
didesain
tidak
origami sebagus
pemberian terhadap
Keluarga
yang
ketrampilan
yang
dapat dalam
permainan perkembangan
mempelajari merangsang
dicontohkan tetapi responden sudah
perkembangan anak misalnya dengan
mempunyai ketrampilan melipat dan
pemberian permainan origami yang
menggunting atau membentuk gambar
dapat dilakukan dengan cara membaca
sesuai dengan arahan dan contoh yang
majalah atau
diberikan. Hal ini dibuktikan dengan
seminar tentang perkembangan anak
hasil penelitian pada saat post test
sehingga
dimana peneliti meminta responden
perkembangan anak dengan cukup
untuk
baik
mengenggam
melipat
kertas
kertas
mereka
atau
ibu
dengan mengikuti
dapat
merangsang
dapat
melakukan tindakan tersebut dengan
DAFTAR PUSTAKA
baik, dan juga ketika mereka diminta
Bolly.
peneliti untuk menmbuat garis lurus di kertas origami responden sudah bisa melakukan tindakan tersebut dengan
2012. Pendidikan Anak Prasekolah. Tersedia di http://11020li.blogspot.com/20 12/03/normal-0-false-falsefalse-in-x-none-x.html diakses tanggal 12 Maret 2014
cukup baik, serta responden sudah tidak
kelihatan
ragu
Fauziah. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Play Dough Terhadap Kemampuan Motorik Halus ANak Kelompok A di TK Dharma Wanita I Desa Pulorejo Dwarblandong Mojokerto. Jurnal PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.
ketika
menggunting kertas origami untuk mebuat
bentuk
sesuai
dengan
keinginan mereka.
PENUTUP 1. KESIMPULAN Hasil
uji
Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta : Andi Offset
Wilcoxon
menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ 94
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Aprilia. 2013. Efektifitas Penggunaan Kertas Lipat (Origami) Dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Anak. jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Wulandari. 2014. Pengaruh Permainan terhadap perkembangan anak. Ijurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Salem. 2005. Motorik Dan Origami di Indonesia. Tersedia di http://www.salem.wordpress.c om diakses tanggal 12 Maret 2014.
Marni 2012. Origami, pengertian dan manfaatnya. Tersedia di http://simpleepaper.blogspot.co m/2012/02/origamiadalah.html diakses tanggal 12 Maret 2014
Rahmawati. 2012. Perkembangan anak. tersedia di http://www.rahamwati.blogspo t.com diakses tanggal 15 Maret 2014
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni Di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdikbud.
Indraswari. 2012.Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-kanan Pembina. Jurnal Pesona PAUD.
Dewi. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika . Hidayat. 2009. Ilmu Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Nuryanti. 2008. Psikologi Anak. Bandung : PT. Macanan Jaya Cemerlang
Kustiawan. 2013. Manfaat Bermain Origami Untuk Mengembangkan Motorik Halus Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
Ayuningtyas. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Dengan Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Masa Prasekolah (3-6 tahun) di Dusun Lemah Duwur Desa Sitirejo Kabupaten Malang. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Lukman. 2012. Bermain Usia Prasekolah. Tersedia di http://lukmanfaletehan.blogspo t.com/2012/04/bab-ii-tentangbermain-usia-prasekolah.html diakses tanggal 15 aret 2014 Mulyani. 2006. Penilaian Pertumbuhan Fisik Balita. 95
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Tersedia di http://dianhusadaayuwulandarii .blogspot.com/p/214-penilaianpertumbuhan-fisikbayi_05.html diakses tanggal 09 Maret 2014 Parenting. 2011. Manfaat Origami Bagi Anak-anak. Itersedia di http://www.parenting.com diakses tanggal 12 Maret 2014 Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan Praktik. (Ed. 4). Jakarta: EGC Rofik,
Allan A. 2011. Metode Penelitian. Dalam (http://lanzrf.blogspot.com/201 1/01/bab-4.html) Diakses tanggal 18 Februari 2014
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Solihin. 2013. Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada ANak Usia Prasekolah. Jurnal Penelitian Gizi Dan Makanan. Juni 2013 Wahyudin. 2011. Perbedaan Tingkat Kreatifitas Figural antara Anak Usia Dini Ditinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 1 No.2. Hal 44-58.
96
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
HUBUNGAN POSISI SEKSUAL IBU HAMIL TRIMESTER 1 DENGAN ABORTUS IMMINENS DI BIDAN IDAYATI Amd.Keb DI DESA KEBON AGUNG KABUPATEN PORONG Sexual Position Relations Of Pregnant Woman Trimester 1 With Abortus Imminens In Bidan Idayati Amd.Keb In The Village Of Kebon Agung District Porong Risna Zubaidah.,SST.M.M (Dosen Akademi Kebidanan Ar Rahma) Akademi Kebidanan Ar Rahma Pasuruan ABSTRAK Hubungan seksual bukan hanya diperbolehkan bagi ibu yang tidak hamil, ibu hamil pun boleh melakukan hubungan seksual. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional Jumlah populasi sebanyak 32 responden dengan sampel sebanyak 30 responden, tehnik sampling menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square (X2). Berdasarkan hasil analisis uji chi square diperoleh hasil X2 hitung 7,36 > 2 X tabel 5,591, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima artinya Ada hubungan posisi seksual ibu hamil trimester I dengan kejadian abortus imminens di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015. Disarankan agar tenaga kesehatan (bidan) lebih meningkatkan pelayanan dalam memberikan informasi dan penyuluhan tentang posisi seksual ibu hamil TM I. serta responden disarankan agar meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang posisi hubungan seksual pada ibu hamil trimester I agar tidak terjadi abortus Imminens. Kata Kunci : Posisi Hubungan Seksual, Abortus Imminens ABSTRACT Sexual relation not morely enabled to mother which do not pregnancy, pregnant mother even also may conduct sexual relation. This type research is analytic with approach of Cross Sectional. Amount of population counted 32 responder with sampel counted 30 responder, technics of sampling use sampling random simple technique. Data collecting done by using kuesioner. Data analysis conducted by using statistical test of square chi (X2). Pursuant to result of analysis exact fisher test obtained by result of P < α : 0,004 < 0,05, so that Ho refused and H1 accepted by its meaning there of Corelation Between Sexual Position Of Pregnant Mother Women First Trimester With Occurence Abortus Imminens In Midwives Practice Independently Idayati Village Kluwih Countryside Kebon Agung District Of Porong Sub-Province Sidoarjo.
97
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Suggested that health midfiwery more is improving of service in giving counselling and information about pregnant mother sexual position in first trimester and than responder improve knowledge and knowledge about sexual relation position at pregnant mother of first trimester in order not to happened Imminens abortus. Keyword : Position Relation Sexual, Abortus Imminens Menurut Fisenberg tahun 2011,
Latar Belakang Masalah seksual selalu menarik
pada satu kelompok wanita, hanya
perhatian untuk dibicarakan karena
21% yang tidak mengalami atau
menyangkut
kehidupan
sedikit mengalami kenikmatan seksual
manusia yang lebih tinggi. Keinginan
sebselum kehamilan. Hal tersebut
untuk melakukan seksual dalam arti
meningkat
sempit adalah libido (nafsu sahwat,
trimester I kehamilan, dan 59% pada
nafsu birahi). Hubungan seksual antar
trimester III. Hampir setiap pasangan
manusia
selama
tata
nilai
ditujukan
untuk
dapat
menjadi
kehamilan
41%
akan
pada
menjadi
mempertahankan keturunan manusia
sedikit tidak nyaman. Indah. 2011.
disamping kenikmatan, hubungan seks
Hubungan seksual selama kehamilan
manusia merupakan pencetusan dari
(Indah, 2012)
cinta antara individu, dimana daya
Berdasarkan
hasil
studi
tarik dan panca indera ikut berperan.
pendahuluan yang dilakukan oleh
(Manuaba, 2009) Hormon estrogen
peneliti
dan hormon progesteron yang terus
melakukan wawancara kepada 10 ibu
meningkat
kehamilan
hamil trimester I didapatkan bahwa 4
pembuluh-pembuluh
(40%) Ibu hamil tidak terjadi abortus
pada
mengakibatkan darah
alat
Peningkatan
masa
genetalia
membesar.
vaskularisasi
di
BPM
Idayati
dengan
iminens karena pada saat melakukan
vagina
hubungan seksual dengan posisi istri
visiera panggul lain menyebabkan
diatas suami (Women On Top), 6
meningkatkan
(60%)
keinginan
dan
Ibu
hamil
terjadi abortus
membangkitkan gairah seksual lebih
iminens karena pada saat melakukan
tinggi.
masa
hubungan seksual dengan posisi siku
kehamilan mulai trimester I - III
lutut istri (Doggy Style). Faktor lain
(Romauli, 2011).
yang menyebabkan abortus imninens
Khususnya
pada
yaitu usia terlalu muda, ibu hamil 98
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
belum mengerti tentang hubungan
tertarik untuk melakukan penelitian
seksual selama kehamilan dan kondisi
tentang “Hubungan Posisi Seksual Ibu
ibu hamil yang kurang sehat.
Hamil Trimester I dengan Kejadian bukan
Abortus
hanya diperbolehkan bagi ibu yang
Kluwih
tidak hamil, ibu hamil pun boleh
Kecamatan
melakukan hubungan seksual. Tetapi
Sidoarjo Tahun 2016”
Hubungan
seksual
di
BPM
Desa
Idayati Kebon
Porong
Dusun Agung
Kabupaten
sebaiknya pasangan juga lebih berhati –
hati
dalam
melakukan
posisi
TINJAUAN PUSTAKA
hubungan seksual pada saat trimester I
Konsep Dasar Hubungan Seksual
karena pada saat kehamilan trimester I
Pengertian seks adalah jenis
merupakan masa yang rentan terjadi
kelamin seksualitas atau sesuatu yang
pendarahan,
berhubungan atau berkaitan dengan
flek,
dan
keguguran
(abortus). Dengan adanya masalah di
hubungan kelamin.
atas diharapkan bidan dan tenaga
Istilah seks atau seksualitas, yang
kesehatan
dapat
memberikan
belum ada sinonimnya dalam bahasa
penyuluhan
terhadap
ibu
hamil
Indonesia, mempunyai arti yang lebih
khusunya pada kehamilan Trimester I
luas dari istilah koitus dalam arti kata
tentang
melakukan
yang sempit (bersatunya tubuh antara
hubungan seksual selama kehamilan
wanita dan pria). Seksualitas reaksi
serta menyampaikan bahwa dampak
dan tingkah laku seksual didasari dan
dari seringnya melakukan hubungan
dikuasai oleh nilai-nilai kehidupan
seksual dapat berisiko tidak baik pada
manusia yang lebih tinggi, tidak
kehamilannya
seperti
pengetahuan
serta
memberitahu
pada
hewan.
Hewan
bahwa hubungan seksual sebenarnya
bersetubuh semata-mata atas dorongan
tidak
kehamilan
naluri birahi. Jadi pada manusia
asalkan mengerti tenyang pengertian,
seksualitas dapat dipandang sebagai
dampak serta posisi dalam melakukan
pencetusan
hubungan seksual yang benar tanpa
individu, dimana daya tarik rohaniyah
harus membayahakan kandungan,
dan
Berdasarkan
belakang
kehidupan bersama antara dua insan
permasalahan di atas maka penulis
manusia. Dengan demikian, dakam
dilarang
selama
latar
99
dari
badaniyah
hubungan
menjadi
antar
dasar
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 hubungan seksual tidak hanya alat
ibu
kelamin dan daerah erogen yang
keadaan yang berbahaya dan mungkin
memegang peranan, melainkan psikis
bisa terjadi faktor penyebab langsung
dan emosi (Prawirohardjo, 2005:589).
kematian ibu, misalnya pendarahan
Konsep Kehamilan
melalui jalan lahir, eklamsia, dan
Kehamilan
berarti
kehidupan
berdua
mempunyai
tugas
penting
Resiko
sekaligus terdapat pada seorang ibu
untuk
dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.
bulan
Konsep Abortus
menghadapi
adalah
Ibu
memelihara janinnya sampai cukup dan
tinggi
infeksi. Beberapa faktor resiko yang
mulainya
dimana
hamil.
proses
persalinan. Janin dalam rahim dan
1.
Definisi Abortus Keguguran atau abortus adalah
ibunya merupakan satu kesatuan yang sehingga
terhentinya proses kehamilan yang
kesehatan ibu yang optimal akan
sedang berlangsung sebelum mencapai
meningkatkan
kesehatan,
umur 28 minggu atau berat janin
pertumbuhan dan perkembangan janin.
sekitar 500 gram (Manuaba, 2010:98).
saling
mempengaruhi,
(Manuaba, 2007:89)
Abortus suatu
Kehamilan merupakan suatu
adalah
kehamilan
berakhirnya
sebelum
janin
perlu
mencapai berat 500 gram atau umur
perawatan khusus, agar kehidupan ibu
kehamilan kurang dari 22 minggu atau
maupun janin sehat maka ibu harus
buah kehamilan belum mampu untuk
menjaga kehamilannya dengan baik.
hidup di luar kandungan (Sarwono,
Resiko kehamilan bersifat dinamis,
2008:107).
karena ibu hamil yang pada mulanya
Berdasarkan riwayat kehamilan, ada 3
dalam keadaan normal, secara tiba-
kelompok
tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
resiko keguguran, yaitu :
Biasanya faktor resiko pada ibu hamil
a. Kelompok keguguran primer
proses
reproduksi
yang
wanita
yang
memiliki
meliputi umur terlalu muda atau
Kelompok ini terdiri dari wanita
terlalu tua, banyak anak, dan beberapa
dengan
faktor biologis lainnya adalah keadaan
keguguran
yang secara tidak langsung menambah
adanya
resiko kesakitan dan kematian pada 100
tiga
kali
atau
lebih
berturut-turut
tanpa
kehamilan
yang
terus
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
berkembang hingga melewati usia
2. Tanda dan Gejala Abortus Ada beberapa tanda yang bisa
kehamilan 20 minggu.
dijadikan peringatan dini keguguran, setidaknya dengan begitu ibu bisa
b. Kelompok keguguran sekunder Kelompok ini terdiri dari wanita
lebih waspada. Gejala-gejala tersebut
yang mengalami tiga kali atau
adalah:
lebih
menyusul
a. Tidak enak badan; merasa lemas
setidaknya satu kehamilan yang
atau tidak fit seperti hari-hari
berkembang hingga lebih dari usia
sebelumnya.
keguguran
kehamilan
20
minggu,
kemungkinan
berakhir
lahir
lahir
hidup,
b. Perut tidak nyaman, kepala pusing,
dan
atau terasa limbung.
dengan
mati
c. Mimisan (keluar darah melalui
atau
hidung)
kematian neonatus. c. Kelompok keguguran tertier
a.
Konsep Dasar Hubungan Posisi
Kelompok ini terdiri dari wanita
Seksual
yang mengalami setidaknya tiga
Trimester 1 Dengan Kejadian
kali
Abortus.
keguguran
yang
tidak
Pada
Ibu
berturutan dan diselingi dengan
Hubungan
kehamilan
kebutuhan yang fisiologis yang tidak
yang
berkembang
seksual
Hamil
hingga melewati usia kehamilan
dapat
20 minggu.
diperhitungkan bagi mereka sedang
Bahwa seorang wanita bisa
ditawar,
merupakan
hamil.
tetapi
perlu
Kehamilan
yang bukan
mengalami keguguran yang berulang
halangan untuk melakukan hubungan
dengan seorang laki-laki dan tidak
seksual.
dengan
Usia
keinginan seks makin meningkat. Pada
perempuan yang lebih tua merupakan
hamil muda hubungan seksual dapat
faktor
dihindari
laki-laki
resiko
lainnya.
keguguran
resiko
Ada
bila
beberapa
terdapat
orang
keguguran
keguguran meningkat sesuai dengan
berulang atau mengancam, kehamilan
usia ibu, terutama setelah usia 35
dengan
tahun.
dengan perdarahan, kehamilan dengan perlukaan
tanda
infeksi,
disekitar
alat
kehamilan
kelamin
bagian luar. (Manuaba, 2009:90)
101
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Hubungan seksual bukan hanya
No
Usia
Persentase (%)
< 20 tahun 20 - 30 tahun > 30 tahun Jumlah
Juml ah (n) 7 20 3 30
1. 2. 3.
Berdasarkan
tabel
1
dapat
sebagian
besar
diperbolehkan bagi ibu yang tidak hamil, ibu hamil pun boleh melakukan hubungan seksual. Tetapi sebaiknya pasangan juga lebih berhati – hati dalam melakukan posisi hubungan
23,3 66,7 10,0 100
seksual pada saat trimester 1 karena
diketahui
pada saat hamil trimester 1 merupakan
responden di BPM Idayati berusia 20
masa yang rentan terjadi perdarahan,
– 30 tahun yaitu sebanyak 20 orang
flek, dan keguguran (abortus) serta
(66,7%).
tidak membahayakan bayinya
bahwa
Tabel 2 Distribusi karakteristik Responden berdasarkan pendidikan di BPM Idayati Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Bulan Juni Tahun 2016.
METODE PENELITIAN Jenis Dan Desain Penelitian penelitian ini menggunakan desain
No
Pendidikan
menggunakan pendekatan Cross
1.
SD
Sectional, Variabel independent dalam
2.
penelitian ini Posisi Seks ibu hamil
3.
Analitik Korelasional dan
TM I, Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu kejadian abortus.
Jumlah (n) 3
Persentase (%) 10,0
SMP/SMA
25
83,3
Diploma / Perguruan Tinggi Jumlah
2
6,7
30
100
Berdasarkan HASIL
diketahui
Data Umum
responden
Tabel
1
Distribusi
karakteristik
tabel
di
berpendidikan
BPM SMP/SMA
sebanyak 25 orang (83,3%).
BPM
Tabel
Agung
Desa
Kecamatan
Kebon Porong
Kabupaten Sidoarjo Bulan Juni Tahun 2016.
102
3
dapat
bahwa sebagian besar
responden berdasarkan usia di Idayati
2
Idayati yaitu
Distribusi karakteristik ibu berdasarkan pekerjaan di BPM Erna Purwati Desa Tambak Rejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Bulan Juni Tahun 2016.
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
No 1. 2.
Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja
Jumlah (n) 12
Persentase (%) 40,0
18
60,0
30
100
Jumlah
Berdasarkan diketahui
bahwa
tabel
3
dapat
sebagian
besar
Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Bulan Juni Tahun 2016 Kejadian
responden di BPM Idayati bekerja sebagai
pegawai
swasta
Frekuensi Persentase
Abortus
(n)
(%)
Terjadi
11
36,7
Tidak
19
63,3
30
100
terjadi
yaitu
sebanyak 18 orang (60,0%).
Total
Data Khusus Tabel 4 Distribusi Posisi Seksual Ibu Hamil Trimester I di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Bulan Juni Tahun 2016 Posisi Seks Ibu Hamil Trimester I Ibu Hamil Berlutut (Doggy Style) Ibu Hamil duduk (Women on Top) Ibu hamil berhadap-hadapan di kursi (Klasik)
Berdasarkan bahwa
10
33,3
14
46,7
6
20,0
30
100
tabel
4
dapat
sebagian
besar
bahwa
responden
tidak
5
dapat
sebagian
besar
terjadi
abortus
(63,3%). Tabel 6 Distribusi Tabulasi Silang Hubungan Posisi Seksual Ibu Hamil Trimester I dengan Kejadian Abortus Imminens di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
responden Posisi Seks Ibu Hamil Trimester I adalah posisi Ibu Hamil duduk sebanyak 14 orang (46,7%). Tabel 5
diketahui
tabel
iminens yaitu sebanyak 19 orang
Frekuensi Persentase (n) (%)
Total
diketahui
Berdasarkan
Distribusi Kejadian Abortus Imminens di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon
103
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
abortus sebanyak 11 orang (78,6%). Posisi Seks Ibu Hamil TM I
Total
Kejadian Abortus Imminens Terjadi Tidak Terjadi n % n %
N
7
10 33,3
Sedangkan responden yang melakukan posisi seks berhadap hadapan dikursi sebanyak 1 orang (16,6%) . yang
%
melakukan Ibu Hamil Berlutut (Doggy Style) Ibu Hamil duduk (Women on Top) Ibu hamil berhadap – hadapan (Klasik) Total
23,3 3
10
posisi
seks
berhadap
hadapan di kursi dan tidak terjadi abortus sebanyak 5 orang (83,3%). Tabel 7
3
10
11 36,7 14 46,7
1
3,3
5
16,7
6
Distribusi Tabulasi Silang Posisi Seksual Ibu Hamil Trimester I berdasarkan usia di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
20
Usia 11 36,6 19 63,4 30 100
Posisi Seks Ibu Hamil Ibu Hamil Berlutut (Doggy Style)
Ibu Hamil duduk (Women on Top)
Ibu hamil berhada p– hadapan di kursi (Klasik)
n
%
n
%
n
%
N
%
< 20 tahun
4
13, 3
2
6,7
1
3,3
7
23,3
20 30 tahun
5
16, 7
1 0
33, 3
5
16, 7
2 0
66,7
> 30 tahun
1
3,3
2
6,7
0
0
3
10,0
Total
1 0
33, 3
1 4
46, 7
6
20, 0
3 0
100, 0
Uji Exact Fisher p < α = 0,004 < 0,05 H0 ditolak dan H1 = ada hubungan
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa responden yang melakukan posisi seks ibu hamil berlutut dan terjadi abortus
Total
sebanyak 7 orang
(70%), responden yang melakukan Posisi seks ibu hamil berlutut dan tidak terjadi abortus sebanyak 3 orang (30%). responden yang melakukan posisi seks ibu hamil duduk dan terjadi abortus sebanyak 3 orang (21,4%), responden yang melakukan posisi seks
Berdasarkan
ibu hamil duduk dan tidak terjaid
diketahui 104
bahwa
tabel
7
dapat
sebagian
besar
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
berusia 20-30 tahun posisi seks ibu
Pendi dikan
hamil adalah Posisi Ibu Hamil duduk
Posisi Seks Ibu Hamil Ibu Hamil Berlut ut (Dog gy Style)
Ibu Hamil duduk (Wo men on Top)
n
%
n
%
SD
0
0
2
1
SMP/ SMA
9
1 1
Diplo ma / Pergur uan Tinggi Total
1
3 0, 0 3, 3
6, 7 3 6, 7 3, 3
3 3, 3
1 4
4 6, 7
yaitu sebanyak 10 orang (33,3%), Posisi Ibu Hamil berlutut sebanyak 5 orang (16,7%), Posisi Ibu Hamil berhadap hadapan sebanyak 5 orang (16,7%). Yang berusia < 20 tahun posisi seks ibu hamil yaitu posisi ibu
Total
Ibu hamil berha dap – hadap an di kursi (Klasi k) n % N
%
hamil berlutut sebanyak 4 orang (13,3%), Ibu hamil duduk sebanyak 2 orang (6,7%), Ibu hamil berhadap – hadapan sebanyak 1 orang (3,3%). Yang berusia > 30 tahun Posisi seks ibu hamil adalah posisi ibu hamil berlutut sebanyak 1 orang (3,3%). Posisi Ibu Hamil duduk sebanyak 2 orang (6,7%). Tabel 8
Distribusi Tabulasi Silang Posisi Seksual Ibu Hamil Trimester I berdasarkan pendidikan di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
1 0
1
Berdasarkan diketahui
bahwa
3, 3 5 16 ,7
3 2 5
10, 0 83, 3
0
6, 7
2
6,7
6 20 ,0
3 0
10 0,0
tabel
8
dapat
sebagian
besar
berpendidikan SMP/SMA posisi seks ibu hamil adalah Posisi Ibu Hamil duduk
yaitu
sebanyak
11
orang
(33,3%), Posisi Ibu Hamil berlutut sebanyak 9 orang (30,0%), Posisi Ibu Hamil berhadap hadapan sebanyak 5 orang (16,7%). Yang berpendidikan SD posisi seks ibu hamil yaitu posisi ibu hamil duduk sebanyak 2 orang (6,7%), Ibu hamil berhadap – hadapan sebanyak 1 orang (3,3%). Yang berpendidikan tinggi Posisi seks ibu
105
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 hamil adalah posisi ibu hamil berlutut
Posisi Ibu Hamil berlutut sebanyak 6
sebanyak 1 orang (3,3%). Posisi Ibu
orang (20,0%), Posisi Ibu Hamil
Hamil
berhadap hadapan sebanyak 3 orang
duduk
sebanyak
1
orang
(3,3%).
(13,3%). Yang tidak bekerja posisi seks ibu hamil yaitu posisi ibu hamil
Tabel 9
Peker jaan
Distribusi Tabulasi Silang Posisi Seksual Ibu Hamil Trimester I berdasarkan pekerjaan di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 Posisi Seks Ibu Hamil
Ibu Hamil Berlut ut (Dogg y Style)
Ibu Hamil duduk (Wom en on Top)
hamil berlutut sebanyak 4 orang (13,3%)
Tabel 10
%
n
%
N
%
Beker ja
6
20 ,0
8
26 ,7
4
13 ,3
1 8
60, 0
Tidak bekerj a
4
13 ,3
6
20 ,0
2
6, 7
1 2
40, 0
Total
1 0
33 ,3
1 4
46 ,7
6
20 ,0
3 0
10 0,0
tabel
Distribusi Tabulasi Silang Kejadian Abortus berdasarkan usia di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
Usia
n
bahwa
sebanyak 2 orang (6,7%). Posisi ibu
Ibu hamil berha dap – hadap an di kursi (Klasi k)
%
diketahui
Posisi Ibu hamil berhadap – hadapan
Total
n
Berdasarkan
duduk sebanyak 6 orang (20,0%),
9
dapat
sebagian
besar
Kejadian Abortus Terjadi
< 20 tahun 20 – 30 tahun > 30 tahun Total
Total
Tidak terjadi n %
N
%
n
%
5
16,7
2
6,7
7
23,3
4
13,3
16
53,3
20
66,7
2
6,7
1
3,3
3
10,0
11 36,7
19
63,3
30
100,0
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui
bahwa
sebagian
besar
berusia 20-30 tahun tidak terjadi
bekerja adalah Posisi Ibu Hamil duduk
abortus yaitu sebanyak 16 orang
yaitu sebanyak 8 orang (26,7%),
(53,3%), 106
yang
terjadi
abortus
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
sebanyak 4 orang (13,3%). Yang
sebanyak 1 orang (3,3%). Tidak
berusia < 20 tahun terjadi abortus
terjadi abortus sebanyak 2 orang
sebanyak 5 orang (16,7%). Tidak
(6,7%) . Yang berpendidikan tinggi
terjadi abortus sebanyak 2 orang
tidak terjadi abortus sebanyak 2 orang
(6,7%). Yang berusia > 30 tahun
(6,7%).
terjadi abortus sebanyak 2 orang
Tabel 12
Distribusi Tabulasi Silang Kejadian Abortus berdasarkan pekerjaan di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
(6,7%). Tidak terjadi abortus sebanyak 1 orang (3,3%) Tabel 11
Distribusi Tabulasi Silang Kejadian Abortus berdasarkan pendidikan di BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon Agung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
Pendidi kan
Pekerja an
Kejadian Abortus
Total
Terjadi
Tidak terjadi
n
%
n
%
N
%
Total
Bekerja
8
26, 7
1 0
33, 3
1 8
60,0
N
%
Tidak bekerja
3
10, 0
9
30, 0
1 2
40,0
6,7
3
10,0 Total
1 5
50, 0
2 5
83,3
1 1
36, 7
1 9
63, 3
3 0
100, 0
2
6,7
2
6,7
Terjadi
Tidak terjadi
n
%
n
%
SD
1
3,3
2
SMP/SM A
1 0
33, 3 0
Diploma / 0 Perguruan Tinggi
Kejadian Abortus
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
100 ,0
bekerja tidak terjadi abortus yaitu
Berdasarkan tabel 11 dapat
terjadi abortus sebanyak 8 orang
Total
1 1
diketahui
36, 7
bahwa
1 9
63, 3
sebanyak 10 orang (33,3%), yang
besar
(26,7%). Yang tidak bekerja tidak
tidak
terjadi abortus sebanyak 9 orang
terjadi abortus yaitu sebanyak 15
(30,0%). Terjadi abortus sebanyak 3
orang (50,0%), yang terjadi abortus
orang (10,0%).
berpendidikan
sebagian
3 0
SMP/SMA
sebanyak 10 orang (33,3%). Yang berpendidikan
SD
terjadi
abortus 107
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
adalah posisi yang perlu dihindari oleh
PEMBAHASAN 1.
Posisi
Seksual
Ibu
ibu hamil karena, hal ini dapat
Hamil
membuat vena rahim menekan vena
Trimester I Berdasarkan hasil penelitian
besar, jadi posisi misionaris dimana
dari 30 orang responden, sebagian
pria berada diatas tubuh wanita, tidak
besar Posisi Seks Ibu Hamil Trimester
lagi menjadi posisi ideal bagi ibu
I adalah posisi Ibu Hamil duduk
hamil. Yang paling penting dari posisi
(Women on top) sebanyak 14 orang
hubungan
(46,7%). Dan sebagian kecil posisi ibu
meletakkan berat badan pria keperut
hamil
(klasik)
ibu hamil atau batasilah tekanan-
dengan jumlah responden 6 orang
tekanan di perut ibu hamil, Ada
(20,0%).
beberapa posisi yang dapat dilakukan
berhadap-hadapan
seks
adalah
jangan
Istilah seks atau seksualitas,
saat berhubungan seks dengan ibu
yang belum ada sinonimnya dalam
hamil yaitu posisi ibu hamil berlutut
bahasa Indonesia, mempunyai arti
(Doggy Style), posisi ibu hamil duduk
yang lebih luas dari istilah koitus
(Women on Top), posisi
dalam
berhadap-hadapan
arti
kata
yang
sempit
ibu hamil (Klasik).
(Mahardika, 2011:122)
(bersatunya tubuh antara wanita dan
Hubungan
pria ). Dengan demikian, dalam
seksual
bukan
hubungan seksual tidak hanya alat
hanya diperbolehkan bagi ibu yang
kelamin dan daerah erogen yang
tidak hamil, ibu hamil pun boleh
memegang peranan, melainkan psikis
melakukan hubungan seksual. Tetapi
dan emosi (Prawirohardjo, 2008:589).
sebaiknya pasangan juga lebih berhati
Hubungan
–
seksual
antar
manusia
hati
dalam
melakukan
posisi
dapat
hubungan seksual pada saat trimester I
mempertahankan keturunan manusia
karena pada saat kehamilan trimester I
disamping kenikmatan, hubungan seks
merupakan masa yang rentan terjadi
manusia merupakan pencetusan dari
pendarahan,
cinta antara individu, dimana daya
(abortus). Pada umumnya ibu hamil
tarik dan panca indera ikut berperan.
takut
Dalam
selama
seksual, namun pada kenyataannya ibu
hamil posisi terlentang atau berbaring
hamil boleh melakukan hubungan
ditujukan
untuk
berhubungan
seks
108
untuk
flek,
dan
melakukan
keguguran
hubungan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
seksual, tapi sebaiknya pasangan juga
sekitar 500 gram (Manuaba, 2010:98).
lebih berhati-hati dalam melakukan
Abortus adalah berakhirnya suatu
posisi hubungan seksual khususnya
kehamilan sebelum janin mencapai
pada kehamilan trimester I agar tidak
berat 500 gram atau umur kehamilan
terjadi abortus seperti abortus iminens.
kurang dari 22 minggu atau buah
Sebagian trimester
I
besar
ibu
melakukan
di
hubungan
seksual dengan
posisi ibu hamil
duduk
on
(women
kehamilan belum mampu untuk hidup
hamil
top)
luar
kandungan
(Sarwono,
2008:107). Abortus
karena
imminens
adalah
responden menganggap posisi itu yang
peristiwa terjadinya perdarahan dari
aman dalam berhubungan karena tidak
uterus pada kehamilan sebelum 20
mengganggu janin selain itu ada faktor
minggu, dimana hasil konsepsi masih
lain yang menyebabkan ibu memilih
dalam
posisi tersebut dalam berhubungan
dilatasi serviks. Diagnosis abortus
yaitu dari faktor pengalaman, usia,
imminens ditentukan karena pada
pekerjaan
wanita
serta
pendidikan
ibu.
uterus,
hamil
dan
tanpa
adanya
terjadi
perdarahan
uteri
eksternum,
Namun ada juga yang melakukan
melalui
hubungan
disertai mules sedikit atau tidak sama
seksual
dengan
posisi
ostium
berlutut (doggy style) padahal posisi
sekali,
uterus
tersebut
tuanya
kehamilan,
rentan
terjadi
abortus
membesar serviks
sebesar belum
imminens.
membuka, dan tes kehamilan positif.
2.
Kejadian Abortus Imminens
Pada beberapa wanita hamil dapat
Berdasarkan hasil penelitian,
terjadi perdarahan sedikit pada saat
dari 30 responden sebagian besar tidak
haid yang semestinya datang jika tidak
terjadi
yaitu
terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan
sebanyak 19 orang (63,3%) dan
oleh penembusan villi koreales ke
sebagian
dalam desidua, pada saat implantasi
abortus
kecil
iminens
terjadi
abortus
ovum. Perdarahan implantasi biasanya
imminens sebanyak 11 orang (36,7%)
sedikit,
Keguguran atau abortus adalah
warnanya
merah,
cepat
terhentinya proses kehamilan yang
berhenti, dan tidak disertai mules-
sedang berlangsung sebelum mencapai
mules. (Manuaba, 2010:101).
umur 28 minggu atau berat janin
109
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
pada
Komplikasi yang berbahaya
melakukan posisi seks ibu hamil
abortus
berlutut dan terjadi abortus sebanyak 7
adalah
perdarahan,
perforasi, infeksi, syok, dan gagal
orang
ginjal
abortus
melakukan Posisi seks ibu hamil
Imminens adalah olahraga teratur,
berlutut dan tidak terjadi abortus
konsumsi makanan sehat, mengatasi
sebanyak 3 orang (30%). responden
stres, memperoleh berat badan yang
yang melakukan posisi seks ibu hamil
ideal, minum asam folat setiap hari,
duduk dan terjadi abortus sebanyak 3
dilarang
orang
akut.
Pencegahan
merokok
(atau
menjadi
(70%),
(21,4%),
responden
responden
yang
yang
perokok pasif), dan berhati hati dalam
melakukan posisi seks ibu hamil
melakukan hubungan seksual selama
duduk
kehamilan.
sebanyak
dan
tidak 11
terjaid orang
abortus (78,6%).
posisi
Sedangkan responden yang melakukan
seksual ibu hamil trimester I, kejadian
posisi seks berhadap hadapan dikursi
abortus imminens juga disebabkan
sebanyak 1 orang (16,6%) . yang
karena kondisi ibu yang terlalu capek,
melakukan
punya riwayat abortus,
hadapan di kursi dan tidak terjadi
Selain
dari
faktor
serta faktor
posisi
seks
berhadap
abortus sebanyak 5 orang (83,3%).
ibu dan janin. Oleh karena itu bidan memberikan
Untuk mengetahui hubungan
penyuluhan atau informasi tentang
Hubungan Posisi Seksual Ibu Hamil
faktor yang mempengaruhi kejadian
Trimester I dengan Kejadian Abortus
abortus khususnya abortus imminens.
Imminens di BPM. Idayati Dusun
diharapkan
3.
dapat
Hubungan Posisi Seksual Ibu
Kluwih
Hamil Trimester I dengan
Kecamatan
Kejadian Abortus Imminens
Sidoarjo dilakukan uji analisa dengan
di
Dusun
menggunakan Uji Chi-Square. Karena
Kluwih Desa Kebon Agung
frekuensi harapan lebih dari 20 %
Kecamatan
Porong
maka menggunakan uji Eksak Fisher
Kabupaten Sidoarjo Tahun
test di dapatkan hasil p < α = 0,004 <
2016
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
BPM.
Berdasarkan diketahui
bahwa
Idayati
Desa
Kebon
Porong
Agung Kabupaten
6
dapat
artinya Ada Hubungan Posisi Seksual
responden
yang
Ibu
tabel
110
Hamil
Trimester
I
dengan
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 Abortus
Kejadian Abortus Imminens di BPM.
imminens
adalah
Idayati Dusun Kluwih Desa Kebon
peristiwa terjadinya perdarahan dari
Agung Kecamatan Porong Kabupaten
uterus pada kehamilan sebelum 20
Sidoarjo Tahun 2016.
minggu, dimana hasil konsepsi masih seksual
antar
dalam
untuk
dapat
dilatasi serviks. Diagnosis abortus
mempertahankan keturunan manusia
imminens ditentukan karena pada
disamping kenikmatan, hubungan seks
wanita
manusia merupakan pencetusan dari
melalui
cinta antara individu, dimana daya
disertai mules sedikit atau tidak sama
tarik dan panca indera ikut berperan.
sekali,
uterus
Dalam
tuanya
kehamilan,
Hubungan manusia
ditujukan
berhubungan
seks
selama
uterus,
dan
hamil
tanpa
adanya
terjadi
perdarahan
uteri
eksternum,
ostium
membesar serviks
sebesar belum
hamil posisi terlentang atau berbaring
membuka, dan tes kehamilan positif.
adalah posisi yang perlu dihindari oleh
Pada beberapa wanita hamil dapat
ibu hamil karena, hal ini dapat
terjadi perdarahan sedikit pada saat
membuat vena rahim menekan vena
haid yang semestinya datang jika tidak
besar, jadi posisi misionaris dimana
terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan
pria berada diatas tubuh wanita, tidak
oleh penembusan villi koreales ke
lagi menjadi posisi ideal bagi ibu
dalam desidua, pada saat implantasi
hamil. Yang paling penting dari posisi
ovum. Perdarahan implantasi biasanya
hubungan
sedikit,
seks
adalah
jangan
warnanya
merah,
cepat
meletakkan berat badan pria keperut
berhenti, dan tidak disertai mules-
ibu hamil atau batasilah tekanan-
mules. (Manuaba, 2010:101). Hubungan
tekanan di perut ibu hamil, Ada
seksual
bukan
beberapa posisi yang dapat dilakukan
hanya diperbolehkan bagi ibu yang
saat berhubungan seks dengan ibu
tidak hamil, ibu hamil pun boleh
hamil yaitu posisi ibu hamil berlutut
melakukan hubungan seksual. Tetapi
(Doggy Style), posisi ibu hamil duduk
sebaiknya pasangan juga lebih berhati
(Women on Top), posisi
–
berhadap-hadapan
ibu hamil
hati
dalam
melakukan
posisi
hubungan seksual pada saat trimester I
(Klasik).
karena pada saat kehamilan trimester I
(Mahardika, 2011:122)
merupakan masa yang rentan terjadi
111
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338 pendarahan,
flek,
dan
3.
keguguran
Ada Hubungan Posisi Seksual Ibu
(abortus). Pada umumnya ibu hamil
Hamil
takut
hubungan
Kejadian Abortus Imminens di
seksual, namun pada kenyataannya ibu
BPM. Idayati Dusun Kluwih Desa
hamil boleh melakukan hubungan
Kebon Agung Kecamatan Porong
seksual, tapi sebaiknya pasangan juga
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016.
untuk
melakukan
lebih berhati-hati dalam melakukan
Trimester
I
dengan
Saran
posisi hubungan seksual khususnya
Berdasarkan hasil penelitian
pada kehamilan trimester I agar tidak
yang telah dilakukan, maka peneliti
terjadi abortus seperti abortus iminens.
dapat memberikan beberapa saran
Selain itu diharapkan bidan dan tenaga
sebagai berikut :
kesehatan
dapat
memberikan
1.
penyuluhan
terhadap
ibu
Bagi Institusi Pendidikan Disarankan
hamil
khusunya pada kehamilan Trimester I
dokumentasi
tentang
Hubungan
informasi
melakukan
dapat
dijadikan
ilmiah Posisi
seksual
hubungan seksual selama kehamilan
Hamil
serta memberitahu bahwa hubungan
kejadian Abortus Imminens. 2.
seksual sebenarnya tidak dilarang
Trimester
tentang
I
Ibu
dengan
Bagi Masyarakat
selama kehamilan asalkan mengerti
Disarankan
tentang
meningkatkan dan wawasan
posisi
dalam
melakukan
lebih
hubungan seksual yang benar tanpa
tentang
posisi
harus membayahakan kandungan.
seksual
pada
dengan
kejadian
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagian
kecil
melakukan
Posisi
meningkatkan
besar
tidak
pengetahuan
dan wawasan tentang Posisi
sebanyak 14 responden Sebagian
abortus
Disarankan agar responden
Hamil
Duduk (Women on Top) yaitu
2.
hamil
3. Bagi Responden
responden Ibu
ibu
Imminens.
Kesimpulan 1.
hubungan
Hubungan Seksual pada Ibu
terjadi
hamil Trimester I. Agar tidak
Abortus Imminens yaitu sebanyak
terjadi abortus Imminens.
19 responden.
4. Bagi Tempat Penelitian 112
Health Sciences Journal
Vol 2 No.1 April 2016 ISSN : 2443 - 1338
Disarankan
agar
tenaga Jessica Dollan, 2010. 50 Rahasia Alami Kemesraan Suami Istri. Jakarta : Erlangga
kesehatan (bidan) utuk lebih meningkatkan
pelayanan
dalam memberikan informasi dan penyuluhan tentang posisi seksual ibu hamil TM I. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta : salemba Medika Manuaba, Ida Bagus Gede, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Jakarta : EGC. Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba. Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta : Nuha Medika
113