Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012)
APLIKASI MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PEMILIHAN HARGA SAHAM YANG OPTIMAL Indah Ayuningtyas
[email protected]
Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The research is titled “The Application of Single Index Model for the Choosing of Maximum Stock Prices at Textille Company which are listed in Indonesian Stock Exchange. The purpose of this research is to find out the application of single index model in order to make a minimum risk and create the optimum stock as the consideration of Stock Exchange. The research object is the movement of the composite stocks price index, the yearly individual stock price and the risk free of interest rates within the year of 2007 until 2011. This research is conducted at Indonesia Stock Exchange which is located at STIESIA Surabaya. The calculation is performed by using formula of profit level and individual risk level, and profit level and portofolio risk by put beta (β) character in it’s calculation. Beta character is used to compare how sensitive is the share toward the market changing. When the score of beta is more than 1, it means the share is sensitive to market changing and on the contrary, if the scores of beta is less than 1, it’s means that the share is less sensitive to market movement. Keywords: The Application of Single Index Model , Stock, Invesment. ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Aplikasi Model Indeks Tunggal Untuk Pemilihan Harga Saham Yang Optimal Pada Perusahaan Tekstil Di Bursa Efek Indonesia. Tujuan Penelitian ini adalah mengaplikasikan model indeks tunggal untuk membentuk risiko yang minimal dan membentuk saham-saham yang optimal sebagai pertimbangan invstasi saham pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Obyek penelitian yaitu yaitu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pembagian Dividen tiap tahun, harga saham individu pertahun dan tingkat suku bunga bebas risiko pada tahun 2007 hingga 2011. Penelitian ini berlokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat pada STIESIA Surabaya. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus tingkat keuntungan dan tingkat risiko individu serta tingkat keuntungan dan risiko portofolio dengan memasukkan karakter beta (β) dalam perhitunggannya. Karakter Beta adalah untuk menjadi pembanding seberapa sensitive saham tersebut terhadap perubahan pasar. Apabila beta bernilai lebih dari 1 berarti saham tersebut sensitif terhadap perubahan pasar sebaliknya bila beta bernilai kurang dari 1 berarti saham tersebut kurang sensitif terhadap pergerakan pasar. Kata kunci: Aplikasi Model Indeks Tunggal, Saham, Investasi.
PENDAHULUAN Investasi saham akan dipengaruhi kondisi pasar modal yang mencangkup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang diperjualbelikan . harapan akan peran pasar modal sebagai wahana alternative bagi investor dipengaruhi oleh banyak faktor.
1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 2
Salah satu faktor yang menentukan menurut Bawazier dan Sitanggang (2009:7) adalah tingkat kemampuan investor memilih saham secara rasional. Rasionalitas investor dapat diukur sejauh mana mereka dapat menunjukan pilihannnya untuk menghasilkan hasil yang maksimum pada risiko yang tertentu, juga dipengaruhi preferensi mereka terhadap return dan risiko yang berbeda. Para investor secara rasional akan mencari portofolio yang memberikan return maksimal untuk risiko minimal. Hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi investor sebelum melakukan investasi yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan harga saham, dividen, maupun keadaan perekonomian yang dapat berubah setiap saat, segala risiko tersebut harus menjadi pertimbangan bagi investor. Analisis portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal yang dilakukan secara konsisten dapat digunakan untuk menentukan return maksimal pada risiko yang minimal, dengan cara menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko masing masing saham yang diamati, dan return saham yang bisa dilihat dari deviden yang dibagikan dan capital gain saham dalam beberapa periode pengamatan. Dengan diketahuinya tingkat return saham dan koefisien beta dapat ditentukan excess return to beta (ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yang sangat mungkin dapat dicapai. Langkah selanjutnya untuk menentukan kandidat portofolio, diperoleh dengan membandingkan antara ERB dengan Cut off Rate untuk menghasilkan saham saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal. Dari analisis portofolio dapat dijadikan dasar penentuan proporsi dana yang diinvestasikan, dengan cara membagi persentase tingkat return dengan total proporsi investasi. Kemampuan pasar modal yang sangat pesat semakin menarik bagi investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia pada pasar modal, salah satunya melalui instrument portofolio. Investasi portofolio ini berbeda dengan investasi yang dilakukan di Foreign Direct Investment (FDI). Investasi Portofolio memiliki keunggulan tersendiri karena kemudahan dalam transaksi dan juga mobilitas pergerakan modal itu sendiri karena sifatnya yang merupakan investasi jangka pendek, Sedangkan Investasi dalam bentuk FDI memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama dalam observasi, investasi awal dan juga memperoleh return karena sifatnya sebagai investasi jangka panjang. Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor dapat membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrument investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrument investasi yang menjanjikan seiring dengan terbukannya akses informasi data maka semakin memudahkan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Penentuan portofolio yang optimal merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kalangan investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang optimal akan menghasilkan return yang optimal dengan risiko moderat yang dapat dipertanggungjawabkan. Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Sudah barang tentu jawabannya adalah tergantung preferensi risiko para investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor? Seorang Investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal. Berbagai metode telah diaplikasikan dalam upaya untuk menentukan portofolio yang optimal salah satu diantaranya adalah penggunaan metode model indeks tunggal. Metode
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 3
indeks tunggal telah digunakan untuk menyederhanakan criteria peringkat (ranking) dalam pemilihan portofolio. Metode pengukurannya adalah menggunakan Model Indeks Tunggal (Singgle Indeks Model), dimana dalam metode ini dianggap saham individual dipengaruhi hanya oleh faktor saham keseluruhan (pasar). Sehingga tingkat keuntungan dan risiko saham individual dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi indeks pasar. Jika kita melakukan pengamatan maka akan Nampak bahwa pada saat “pasar” membaik harga saham – saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham saham akan turun harganya. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar. Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variable yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai sejumlah karakteristik beta portofolio, alpha portofolio dan variance portofolio.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal Pasar Modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta, (Suad Husnan 2001 : 3). Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sitem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan saham saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2006 : 4). Namun diperlukan suatu mekanisme tertentu untuk dapat melakukan transaksi atas instrumen-instrumen tersebut, hal ini dikarenakan dalam aktivitas pasar modal baik pembeli ataupun penjual efek tidak dapat bertemu langsung untuk melakukan transaksi, untuk itu diperlukan perantara pedagang efek dalam pasar modal. Fungsi Pasar Modal Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders ke borrowers. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan. Lembaga-lembaga Pendukung Pasar Modal Dalam mengatur dan mengarahkan mekanisme pasar modal dibentuk lembagalembaga pendukung pasar modal dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 53/1990 (Husnan, 2005 : 9) sebagai berikut : Bapepam ( Badan Pengawas Pasar Modal) : Lembaga ini merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi pasar modal Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas, baik saham maupun obligasi harus mendapat izin dari BAPEPAM. Bursa Efek : Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas. Dahulu di Indonesia terdapat dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang sekarang digabung menjadi satu menjadi Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 4
Indonesia mempunyai persyaratan-persyaratan tersendiri agar suatu sekuritas bisa didaftarkan (dan karenanya diperdagangkan) di bursa tersebut. Bursa adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli sekuritas. Akuntan Publik : Peran akuntan public yang pertama adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan menerbitkan atau yang telah terdaftar di bursa. Pendapat wajar tanpa syarat berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PA) tanpa suatu catatan atau kekurangan. Underwriter : Lembaga penjamin penerbitan sekuritas (emisi) yang dtunjuk oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal) Wali Amanat : Lembaga ini merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit. Peranan wali amanat sangat diperlukan dalam emisi obligasi dan berperan sebagai pemimpin dalam rapat umum pemegang saham obligasi. Wali amanat bertanggung jawab langsung kepada investor. Notaris : Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara rapat umum pemegang saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan RUPS Konsultan Hukum : Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas dipasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain dan juga keabsahan dokumen-dokumen perusahaan. Lembaga Clearing : Perdagangan sekuritas tidak mungkin dilakukan dengan melakukan perpindahan fisik sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan. Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan lembaga tersebut bertugas mengatur “arus” sekuritas tersebut. Jenis Pasar Modal Pasar modal dibedakan menjadi 4 yaitu : Pasar Perdana ( Primary Market ) : Pasar Perdana adalah Pasar yang dimana Penawaran saham pertama kali yaitu dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Pasar Sekunder ( Secondary Market ) : Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jualbeli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Pasar ketiga (Third market) : Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market / OTC). Dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan flop trading (lantai bursa) melainkan berupa pemusatan informasi yang disebut bursa parallel yang diawasi dan dibina oleh BAPEPAM. Pasar keempat : Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukam dalam jumlah besar (block sale.)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 5
Investasi Menurut (Halim, 2005:2) Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa datang. Pengertian investasi menurut (Sunariyah, 2004:4) Investasi merupakan penanaman untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan memiliki jangka waktu dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Investasi menurut (Jogiyanto, 2008:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan aktifitas penanaman modal pada satu atau lebih perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dengan harapan akan memperoleh keuntungan atau profit yang lebih di masa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2001:7) tujuan investor melakukan investasi yaitu untuk mendapatkan keuntungan, dalam arti luas tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Secara lebih khusus beberapa alasan untuk investasi adalah: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b. Untuk mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Jenis-jenis Investasi Investasi dalam keuntungan dapat berupa investasi secara langsung atau direct investing dan investasi tidak langsung atau indirect investing (Jogiyanto, 2008:6). Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Sedangkan Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva – aktiva keuangan dari perusahaan lain. Keuntungan Investasi dalam Bentuk Saha Kelebihan dari Investasi biasa ini adalah kemampuannya untuk memberikan tingkat keuntungan atau rate of return yang tidak terhingga. Menurut (Darmadji, 2001:8), investasi pada saham memang memberikan harapan pengembalian dan tingkat keuntungan yang tinggi. Manfaat yang diterima investor dalam investasi saham di pasar modal antara lain. a. Dividen
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 6
b.
Capital Gain
Kerugian Investasi dalam Bentuk Saham a. Tidak Mendapat Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. b. Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalamya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss c. Perusahaan bangjrut atau dilikuidasi Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan tersebut dikeluarkan dari bursa atau di delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah disbanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. d. Saham di delist dari bursa (delisting) Risiko lain yang dihadapi oleh pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek alias di delist. Suatu saham perusahaan di delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa. Saham yang telah di delist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun masih tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. Saham Menurut (Husnan, 2004:13) saham yaitu merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritasnya dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut (Tandelilin, 2001:18) Saham adalah surat bukti bahwa kepemilikan atas asetaset perusahaan yang menerbitkan saham. Menurut (Sawidji, 2009:140) saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Jenis Jenis Saham : Menurut (Jogiyanto, 2008:107) saham dibedakan atas tiga jenis saham, antara lain yaitu sebagai berikut : a. Saham Biasa yaitu sekuritas yang menunjukan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas asset-aset perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 7
b.
Saham Preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham ini memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen.
c.
Saham Treasuri merupakan saham milik perusahaan yang pernah dilakukan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.
Go Public Go Public atau penawaran umum (Sunariyah, 2004:32) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaan. Persyaratan Go Public Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu perusahaan bisa menerbitkan saham dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut (Husnan, 2005:20) adalah sebagai berikut : a. Mengajukan surat permohonan listing ke BAPEPAM b. Laporan keuangan harus wajar tanpa syarat c. Jumlah saham yang listed minimal 1000.000 lembar. d. Jumlah pemegang saham minimal 200 e. Company listing berlaku batasan 49% f. Perusahaan telah beroperasi lebih dari 3 tahun. g. menghasilkan laba (operasi dan bersih) selama dua tahun terakhir. h. Kapitalisasi saham yang listed minimal 4 miliar rupiah. i. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi mempunyai reputasi yang baik. j. Total kekayaan minimal 20 miliar rupiah. Modal sendiri minimal 7,5 miliar rupiah. Telah disetor minimal 2 miliar rupiah.
Risiko Definisi risiko menurut (Tandelilin, 2001:48) Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Sumber-sumber Risiko Sumber-sumber risiko menurut (Tandelilin, 2001:48) yaitu antara lain : a. Risiko Suku Bunga : Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas keuntungan suatu investasi perubahan. Suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik (cateris paribus) artinya jika suku bunga meningkat maka harga saham akan turun dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 8
sebaliknya jika suku bunga turun, harga saham naik. Kondisi seperti ini bisa menarik minat investor yang sebelumnya berinvestasi dari saham untuk memindahkan dananya dari saham ke dalam deposito. Jika sebagian besar investor melakukan tindakan yang sama maka banyak investor yang menjual saham untuk berinvestasi dalam bentuk deposito. b. Risiko Pasar : Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas keuntungan suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan ataupun perubahan politik. c. Risiko Inflasi : Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah di investasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengompensasi penurunan daya beli yang dialaminya. d. Risiko Bisnis : Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industry disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industry tekstil itu sendiri. e. Risiko Finansial : Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko financial yang dihadapi perusahaan. f. Risiko Likuiditas : Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder, semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut, demikian pula sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan. g. Risiko Nilai Tukar Mata Uang : Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestic (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal sebagai risiko mata uang atau risiko nilai tukar. h. Risiko Negara : Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi diluar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi. Macam Risiko Risiko yang dihadapi oleh investor ketika menginvestasikan dananya pada saham dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. Risiko Sistematis yaitu risiko yang tidak dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi. Karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya risiko tingkat bunga, risiko pasar, risiko daya beli dan risiko mata uang.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 9
b. Risiko tidak Sistematis yaitu risiko yang dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi atau menginvestasikan dana pada lebih dari satu surat berharga. Karena risiko ini hanya terdapat dalam satu perusahaan atau industry tertentu, misalnya risiko bisnis dan risiko likuiditas. Pengertian Portofolio Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga (Sunariyah, 2004:194). Menurut (Husnan, 2001:49) Portofolio merupakan Sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan menentukan proporsi dana yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Suatu portofolio dibentuk guna memanfaatkan secara optimal situasi dan kondisi yang didasarkan pada pertimbangan risiko dan keuntungan. Portofolio mempunyai beberapa alternatif variasi dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat keuntungan yang bergerak positif dalam portofolio. Return Portofolio Mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting tetapi bagi manajer portofolio, return dan risiko seluurh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan. Karena nilai-nilai tersebut akan digunakan untk menghitung return dan risiko portofolio. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:147). Return dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Return Realisasi (Realized Return) : Keuntungan yang telah terjadi. Keuntungan ini dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Selain itu juga berguna sebagai dasar penentuan keuntungan ekspektasi dan risiko masa mendatang. b. Return Ekspektasi (Expected Return) : Keuntungan yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang, jadi keuntungan ini belum terjadi. Return Portofolio dan Risiko Portofolio keduanya merupakan hasil dari investasi. Mengukur return dan risiko untuk seluruh sekuritas di dalam portofolio sangat penting bagi manajer portofolio (Jogiyanto, 2008:239). Return didalam portofolio dibedakan menjadi dua, antara lain : 1. Return Realisasi Portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio. Keuntungan ini dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. 2.
Return Ekspektasi Portofolio
Merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi (yang diharapkan) tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio. Risiko Portofolio tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masingmasing sekuritas tunggal. Menurut Markowitz, syarat utama untuk mengurangi risiko di
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 10
dalam portofolio adalah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah saham perusahaan tekstil yang go public sebanyak 9 perusahaan tesktil yang telah terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEI pada tahun 2011, sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 6 perusahaan tekstil. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara Non Probability Sampling Methods yang kemudian di teliti dengan cara dua cara, yaitu Purposive Sampling (Berdasarkan Tujuan), merupakan metode pemilihan sampel berdasarkan tujuan atau target tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak dan Judgment Sampling (berdasarkan pertimbangan), merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) Tekhnik Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari BEI, adapun datadata sekunder sebagai berikut : 1. Data Kuantitatif : Data yang dikumpulkan meliputi data harga saham tahunan 2. Data Kualitatif : Data yang dikumpulkan meliputi prospectus perusahaan yang sahamnya terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEI tahun 2007 – 2011
Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari teori – teori dan berbagai literature yang berhubungan dengan investasi portofolio. Data ini merupakan landasan teoritik yang digunakan sebagai dasar guna menjamin tetap terjaganya kualitas nilai ilmiah dalam penelitian ini. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara untuk mendapatkan data melalui catatan-catatan serta dokumendokumen tertulis. Dalam penelitian ini mempelajari informasi yang terdapat dalam catatan atau dokumentasi tentang harga saham, deviden dan lain-lain yang berhubungan dengan investasi portofolio dan diperoleh secara langsung dari Bursa Efek Indonesia. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Sedangkan definisi Operasional variabel adalah suatu penyertaan yang dapat mengartikan atau memberikan makna untuk suatu istilah atau konsep tertentu, sehingga tidak salah dimengerti, dapat diuji dan ditentukan atau dinyatakan kebenarannya oleh orang lain. Telah disebutkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dan variabel yang ingin di deskripsikan dalam penelitian ini adalah bagaimana membentuk portofolio yang optimal dengan model indeks tunggal pada perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia. Agar variabel tersebut dapat diukur, maka perlu didefinisikan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 11
terlebih dahulu. Menurut (Jogiyanto, 2008:62), mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen dan dioperasionalkan di dalam riset. Aplikasi Model Indeks Tunggal Aplikasi dengan model indeks tunggal merupakan Aplikasi sederhana sederhana yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio yang optimal. Aplikasi yang digunakan terdiri dari : 1. Tingkat Keuntungan masing – masing saham Tingkat keuntungan masing – masing saham merupakan keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan – perubahan nilai pasar. 2. Menghitung koefisien α dan β Menghitung koefisien α dan β merupakan memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah. 3. Tingkat keuntungan saham yang diharapkan (Expected Return) Tingkat keuntungan saham yang diharapkan merupakan rata – rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masing – masing saham yang membentuk portofolio tersebut. 4. Menghitung tingkat risiko Menghitung tingkat risiko merupakan megukur risiko dari seberapa besar nilai tiap – tiap item menyimpang dari rata – ratanya. 5. Menghitung Excess Return to Beta (ERB) Menghitung Excess Return to Beta merupakan selisih keuntungan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat di deversifikasi yang diukur dengan beta 6. Tingkat pembatas saham atau Cut off Point Tingkat pembatas saham atau cut off point merupakan batasan untuk memisahkan saham – saham mana saja yang akan dimasukkan di dalam pembentukan portofolio optimal 7. Proporsi investasi dana Menentukan proporsi 50% : 50%, 55% : 45% dan 65% : 45% untuk dimasukkan dalam investasi ke dalam portofolio optimal. 8. Menghitung beta portofolio Menghitung beta portofolio merupakan rata – rata dari beta saham individu 9. Menghitung alpha portofolio Menghitung alpha portofolio merupakan rata – rata dari alpha saham individu. 10. Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio merupakan rata – rata tertimbang dari keuntungan – keuntungan eskpektasi tiap – tiap saham tunggal di dalam portofolio 11. Menghitung risiko portofolio Menghitung risiko portofolio merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) dan risiko unik (unique risk). Dengan memasukkan karakteristik beta portofolio. Teknik Analisis Data Dalam penelitian diperlukan teknik-teknik dalam menganalisa data. Data yang dikumpulkan dianalisis secara sistematis, mengarah pada hal yang diteliti kemudian hasil dari analisis data diterapkan dalam pemecahan permasalahan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 12
Adapun teknik menganalisis data yang digunakan penulis dalam hal ini adalah rumus yang diambil dari Jogiyanto (2010:339): 1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham: ( Pt – Pt-1) + Dt
Rit =
Pt-1 Notasi: Rit = Tingkat keuntungan saham Pt = Harga saham individu akhir periode Pt-1 = Harga saham individu awal dari periode Dt = Deviden saham yang diterima pada saham i 2. Menghitung koefisien α dan β β= α=
n . ΣΧΥ – ΣΧΣΥ n.ΣΧ2 – (ΣΧ)2 ΣΥ - β ΣΧ n.ΣΧ2 – (ΣΧ)2 n
Notasi : n = Jumlah periode X = Indeks keuntungan pasar Y = Tingkat keuntungan saham Β = Beta saham i α = Alpha saham i 3. Tingkat keuntungan ekspektasi ( Expected Return) E (Ri) = αi + βt. E (Rm) Notasi: E (Ri) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i αi = Alpha saham i βt = Beta saham i E (Rm) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 4. Menghitung tingkat risiko pasar (σm) σm = E
(Rm – E (Rm ) n-1
2
Notasi: σm2
= Varian dan keuntungan pasar
Rm
= Keuntungan Pasar
E (Rm) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 5.
Menentukan varian dari kesalahan residu (σei2) σei2= E (ei – 0) n–1 Jadi total risiko adalah :
βi2. σm2 + σei2
1/2
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 13
σi =
6. Menghitung Excess Return to Beta (ERB)
E (Ri) - RBR βi
ERB = Notasi E (Ri) βi RBR 7.
: = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i = Beta saham i = Keuntungan bebas aktiva bebas risiko
Menghitung tingkat pembatas saham atau cut off point (C*) Ai =
E (Ri) - RBR σei2
βi
Dan
Bi =
βi 2 σei2
8. Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio E (Rp) = αp + βp.E (RM) Notasi : E (Rp) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio αp = Alpha portofolio βp = Beta portofolio 9. Menghitung beta portofolio n
βp : ∑ wi β i i =1
Notasi: β p = beta portofolio
wi
= proporsi sekuritas
βi
= beta sekuritas
10. Menghitung alpha portofolio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 14
11. Menghitung risiko portofolio
Notasi : σp βp2 . σm2 Xi σei2
= Risiko portofolio = Risiko yang berhubungan dengan paasar = Besarnya proporsi saham ke-i = Risiko unik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data harga saham tahunan periode tahun 2007 – 2011, data pembagian dividen periode tahun 2007 – 2011. indeks harga sham gabungan (IHSG) tahun 2007 – 2011, dan suku bunga sertifikat Bank Indonesia periode tahun 2007 – 2011 (dalam satuan persen). Data harga saham tahunan periode 2007 – 2011 Data dalam table dibawah ini merupakan data harga saham tahunan yang dimiliki oleh masing – masing perusahaan yang dijadikan sampel penelitian yang berjumlah 5 perusahaan. Data tersebut dapat dilihat dalam table berikut : Tabel 1 Data Harga Saham Tahunan Periode Tahun 2007 hingga 2011 Nama Saham ADMG ARGO CNTX INDR UNTX
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
2007 200 175 1300 1375 3000 2650 480 730 3500 3600
2008 175 70 1300 1300 2650 2650 730 500 3500 3500
2009 70 134 1300 1300 2650 2650 500 470 3500 3500
2010 134 215 1300 1350 2650 2650 470 1700 3700 3700
2011 215 580 1300 1350 7150 8000 1700 1980 3700 3800
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 15 RODA
Awal Akhir
1300 1400
1300 1300
1400 1400
2100 2100
2100 2150
Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tabel 2 berikut ini menyajikan data tentang perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2007 hingga 2011. Tabel 2 Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Tahun 2006 hingga 2011 IHSG Per Tahun
Nilai
Tahun 2006
1.805,52
Tahun 2007 Tahun 2008
2.745,83 1.355,41
Tahun 2009 Tahun 2010
2.534,36 3.703,51
Tahun 2011
3.822,00
Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia
IHSG tahun 2006 sebesar 1.805,52. IHSG merupakan indeks yang diperlukan untuk mengamati pergerakan dari sekuritas-sekuritas IHSG di Bursa Efek Indonesia meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Tampak pada table 2 diatas pergerakan IHSG sangat fluktuatif dari waktu ke waktu. Data Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Aktiva bebas risiko yang digunakan adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia pada tahun 2007 – 2011. Ditunjukan pada table 3.
Tabel 3 Data Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Periode Tahun 2006 hingga 2011 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai 9,75% 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% 6,00%
Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia Pada data diatas menunjukan bahwa nilai suku bunga di Bank Indonesia mengalami penurunan nilai. Hal tersebut terjadi akibat kondisi keuangan dan pasar yang terjadi saat itu. Nilai terendah terjadi pada tahun 2011. Dari data penelitian yang diperoleh dan telah disusun diatas maka langkah selanjutnya adalah mulai menganalisis data dan membahas.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 16
Analisis dan Pembahasan Adapun proses perhitungan portofolio optimal dengan model indeks tunggal secara bertahap adalah : Perhitungan Tingkat Keuntungan dan Risiko masing-masing Saham. Perhitungan tingkat keuntungan masing-masing saham atau return menggunakan rumus
, hasil dari perhitungan
terdapat pada tabel 4.
Dengan perhitungan sebagai berikut :
= -0,1250 Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 4.
Tabel 4 Perhitungan Tingkat Keuntungan dan Risiko Masing-masing Saham Data Harga Saham Tahun 2007 Hingga 2011 Nama Saham ADMG ARGO CNTX INDR RODA UNTX
2007 -0,1250 0,0577 -0,1167 0,5208 0,0769 0,0286
2008 0,6000 -0,3151 -
2009 0,9143 -0,0600 -
2010 0,6045 0,0385 2,6170 -
2011 1,6977 0,0385 0,1189 -0,1647 0,0750 0,0270
Sumber: Tabel 1 (diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak tiap tahun perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian. Dari nilai-nilai yang ada di atas banyak perusahaan yang mengalami kerugian di tiap tahun berturut-turut, dan juga ada pula perusahaan yang menghasilkan keuntungan. Jika pada tahun tidak terdapat nilai artinya perusahaan tersebut tidak mendapatkan kenutungan ataupun mengalami kerugian. Perhitungan Portofolio Optimal Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan menjadi lebih mudah apabila didasarka pada satu buah angka yaitu ratio antara akses return to beta atau ERB. Angka ini menunjukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal atau tidak. Ratio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu keuntungan dan risiko. Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai ratio ERB yang tinggi. Sedangkan nilai ratio yang rendah tidak masuk dalam portofolio yang optimal. Untuk menghitung ERB masing-masing saham ke-i digunakan rumus :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 17
ERB = Hasil perhitungan sebagai berikut : ERB = = 11,5849 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak Pada tabel 9) Tabel 5 Data Untuk Menghitung Portofolio Optimal No 1 2 3 4 5 6
Nama saham UNTX RODA ARGO CNTX INDR ADMG
E(Ri) 0,0111 0,0304 0,0269 0,0004 0,5855 0,4983
-0,0053 -0,0076 -0,1493 0,7203 -9,8179 -8,5182
RBR 0,0725 0,0725 0,0725 0,0725 0,0725 0,0725
ERB 11,5849 5,5395 0,3054 -0,1001 -0,0523 -0,0500
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai ERB sangat fluktuatif. Nilai ERB yang tertinggi dapat dilihat pada saham PT. Unitex Tbk (UNTX) sebesar 11,5849, PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) sebesar 5,5395 dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,3054 Langkah selanjutnya adalah mengurutkan saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke ERB yang terkecil Saham yang membentuk portofolio yang optimal adalah yang memiliki ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. Sebaliknya saham nilai ERBnya lebih kecil daripada Ci-nya tidak termasuk dalam portolio yang optimal. Nilai Ci untuk menentukan cut off point atau C*. Nilai C* adalah nilai Ci terakhir dimana nilai ERB masih lebih besar sama dengan Ci. Perhitungan nilai Ci ini disajikan dalam tabel 10. Pada tabel 10 dapat dilihat saham-saham mana saja yang nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai Ci. Nilai C* adalah sebesar 0,0020 yaitu saham untuk PT. Unitex Tbk (UNTX) dan dengan nilai ERB sebesar 11,5849, dimana ini juga merupakan nilai ERB paling besar dari nilai Ci. Nilai ERB selanjutnya adalah 5,5395 untuk saham PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dengan nilai Ci sebesar 0,0027. Kemudian PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) dengan nilai ERB sebesar 0,3054 dan nilai Ci sebesar 0,0100. Ini juga merupakan ERB terakhir yang nilainya lebih besar disbanding nilai Ci. Jadi saham saham yang termasuk portofolio optimal adalah PT. Unitex Tbk (UNTX), PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) dengan nilai ERB diatas nilai C*. Selanjutnya adalah membentuk Portofolio optimal yang diasumsikan dibentuk dengan kombinasi yang terdiri dari 3 saham, sehingga untuk memperoleh kemungkinan saham yang dibentuk adalah sebagai berikut. C(r.n) = = =
n! r! (n-r)! 3! 2!(3-2)! 2!(3-2)! 3.2.1 1.2(1)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 18
= 3 kombinasi Perhitungan tersebut diatas berdasarkan jumlah sampel yang peneliti gunakan yaitu saham dengan nilai ERB paling tinggi antara lain PT. Unitex Tbk (UNTX), PT. Roda Vivatex Tbk (RODA), PT. Argo Pantes (ARGO). Maka diperoleh 3 kombinasi, lebih banyak kombinasi yang ada dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk leluasa memilih. Kombinasi Portofolio Saham Optimal Berikut ini merupakan kombinasi-kombinasi dari 3 saham yang terpilih sebagai portofolio yang optimal. Data terdapat dalam tabel 6. Tabel 6 Kombinasi Portofolio Saham Portofolio 1 2 3
Kombinasi Saham UNTX dan RODA UNTX dan ARGO RODA dan ARGO
9. Proporsi Investasi Dana Setelah diperoleh saham yang termasuk portofolio optimal dan berdasarkan perhitungan terhadap beberapa proporsi yang telah diteliti, Terpilihlah proporsi 50% : 50%, proporsi 55% : 45%, proporsi 65% : 35% berdasarkan preferensi investor yaitu : menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar atau tertinggi dengan risiko sama atau menawarkan risiko lebih kecil atau terendah dengan keuntungan yang sama. Tingkat Keuntungan Portofolio Tingkat keuntungan Portofolio disajikan bersama beta portofolio (βp) dan alpha portofolio (αp). Perhitungan dalam tingkat keuntungan portofolio adalah untuk mengetahui berapa besar portofolio saham dari kombinasi tersebut. a. Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi sama (50% : 50%) Untuk menghitung βp menggunakan rumus : n
βp = ∑ wi β i i =1
= 50% . [(-0,0053) + (-0,0076)] = -0,0065 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan tampak pada tabel 7) Untuk menghitung αp menggunakan rumus :
= 50% . (0,0126+0,0325)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 19
= 0,0226 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 12) Untuk menghitung tingkat keuntungan portofolio : E(Rp) = αp + βp . E(Rm) = 0,0226+ [(-0,0065) . 0,2755] = 0,0208 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak tabel 12) Tabel 7 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Sama ( 50% : 50% ) Xi Xj βi βj αi αj 50% 50% -0,0053 -0,0076 0,0126 0,0325 50% 50% -0,0053 -0,1493 0,0126 0,0681 50% 50% -0,0076 -0,1493 0,0325 0,0681 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (diolah)
βp -0,0065 -0,0773 0,0709
αp 0,0226 0,0404 0,0503
E(Rm) 0,2755 0,2755 0,2755
E(Rp) 0,0208 0,0191 0,0698
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa proporsi sama (50%:50%) tingkat keuntungan portofolio E(Rp) saham yang tertinggi adalah portofolio 3 yaitu PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,0698 sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham yang terendah adalah portofolio 2 yaitu PT. Unitex Tbk (UNTX) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,0191 b. Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda (55%:45%) Untuk menghitung βp menggunakan rumus : n
βp = ∑ wi β i i =1
= 55% . [(-0,0053) + (-0,0076)] = -0,0071 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 13) Untuk menghitung αp menggunakan rumus :
= 45% . (0,0126+0,0325) = 0,0203 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 8) Untuk menghitung tingkat keuntungan portofolio : E(Rp) = αp + βp . E(Rm) = 0,0203 + [(-0,0071) . 0,2755]
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 20
= 0,0183 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 8)
Tabel 8 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda (55%:45%) E(Rp) Xi Xj βi βj αi αj βp αp E(Rm) 55% 45% -0,0053 -0,0076 0,0126 0,0325 -0,0071 0,0203 0,2755 0,0183 55% 45% -0,0053 -0,1493 0,0126 0,0681 -0,0850 0,0363 0,2755 0,0129 55% 45% -0,0076 -0,1493 0,0325 0,0681 0,0779 0,0453 0,2755 0,0667 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (diolah) Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa proporsi berbeda (55%:45%) tingkat keuntungan portofolio E(Rp) saham yang tertinggi adalah portofolio 3 yaitu PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,0667 sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham yang terendah adalah portofolio 2 yaitu PT. Unitex Tbk (UNTX) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,0129. Untuk menghitung βp menggunakan rumus : n
βp = ∑ wi β i i =1
= 65% .[(-0,0533) + (-0,0076)] = -0,0084 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 9) Untuk menghitung αp menggunakan rumus :
= 35% . [0,0126+ 0,0325] = 0,0158 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 9) Untuk menghitung tingkat keuntungan portofolio : E(Rp) = αp + βp . E(Rm) = 0,0158 + [(-0,0084) . 0,2755] = 0,0135 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 9 Tabel 9 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda (65%:35%)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 21
Xi Xj βi βj αi 65% 35% -0,0053 -0,0076 0,0126 65% 35% -0,0053 -0,1493 0,0126 65% 35% -0,0076 -0,1493 0,0325 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia
αj 0,0325 0,0681 0,0681
βp -0,0084 -0,1005 0,0921
αp 0,0158 0,0282 0,0352
E(Rp) 0,0135 0,0006 0,0606
E(Rm) 0,2755 0,2755 0,2755
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa proporsi berbeda (65%:35%) tingkat keuntungan portofolio E(Rp) saham yang tertinggi adalah portofolio 3 yaitu PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,0606 sedangkan tingkat keuntungan portofolio saham yang terendah adalah portofolio 2 yaitu PT. Unitex Tbk (UNTX) dan PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) sebesar 0,0006. 11. Risiko Portofolio Selanjutnya adalah membentuk risiko portofolio. Risiko portofolio dengan proporsi sama (50%:50%) dan proporsi berbeda (55%:45%) dan (65%:35%)
a. Risiko Portofolio dengan Proporsi Sama (50%:50%) Rumus yang digunakan untuk mencari risiko portofolio adalah sebagai berikut : ² = [(-0,0065)2 = 0,0001
0,0325)]²
. 0,0759+ (0,25 . 0,0126+ 0,25 . (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 10) Tabel 10 Risiko Portofolio dengan Proporsi Sama (50%:50%)
portofolio
Xi
Xj
Xi²
Xj²
βp
σm²
σei²i
σei²j
σp
1
50%
50%
25%
25%
-0,0065
0,7759
0,0126
0,0325
0,0001
2
50%
50%
25%
25%
-0,0773
0,7759
0,0126
0,0681
0,0004
3 50% 50% 25% 25% 0,0709 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (diolah)
0,7759
0,0325
0,0681
0,0007
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa proporsi sama (50%:50%) yang mempunyai tingkat risiko portofolio yang tertinggi adalah portofolio 3 yaitu PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (UNTX) sebesar 0,0007 sedangkan tingkat risiko saham yang terendah adalah portofolio 1 yaitu PT. Unitex Tbk ( UNTX) dan PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) yaitu sebesar 0,0001. b. Risiko Portofolio dengan Proporsi Berbeda (55% : 45%) Rumus yang digunakan untuk mencari risiko portofolio adalah sebagai berikut : ² = [(-0,0071)2
. 0,0759 + (0,3 . 0,0126 + 0,2. 0,0325)] 2 = 0,0001 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 11)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 22
Tabel 11 Risiko Portofolio dengan Proporsi Sama (55%:45%) portofolio
Xi
Xj
Xi²
Xj²
βp
σm²
σei²i
σei²j
σp
1
55%
45%
30%
20%
-0,0071
0,0759
0,0126
0,0325
0,0001
2
55%
45%
30%
20%
-0,0850
0,0759
0,0126
0,0681
0,0003
3 55% 45% 30% 20% 0,0779 0,0759 0,0325 0,0681 0,0006 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (diolah) Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa proporsi berbeda (55%:45%) yang mempunyai tingkat risiko portofolio yang tertinggi adalah portofolio 3 yaitu PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (UNTX) sebesar 0,0006 sedangkan tingkat risiko saham yang terendah adalah portofolio 1 yaitu PT. Unitex Tbk ( UNTX) dan PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) sebesar 0,0001. c. Risiko Portofolio dengan Proporsi Berbeda (65%:35%) Rumus yang digunakan untuk mencari risiko portofolio adalah sebagai berikut : ²
[(-0,0084)2
= . 0,0759+ (0,42 . 0,0126 + 0,12. 0,0325)] 2 = 0,0001 (Dengan cara yang sama hasil perhitungan selanjutnya tampak pada tabel 12) Tabel 12 Risiko Portofolio dengan Proporsi Berbeda (65%:35%) portofolio Xi Xj Xi² Xj² βp σm² σei²i σei²j σp 1 65% 35% 42% 12% -0,0084 0,0759 0,0126 0,0325 0,0001 2 65% 35% 42% 12% -0,1005 0,0759 0,0126 0,0681 0,0002 3 65% 35% 42% 12% 0,0921 0,0759 0,0325 0,0681 0,0005 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (diolah) Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa proporsi berbeda (65%:35%) yang mempunyai tingkat risiko portofolio yang tertinggi adalah portofolio 3 yaitu PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) dan PT. Argo Pantes Tbk (UNTX) sebesar 0,0005 sedangkan tingkat risiko saham yang terendah adalah portofolio 1 yaitu PT. Unitex Tbk ( UNTX) dan PT. Roda Vivatex Tbk (RODA) sebesar 0,0001. 12. Portofolio Optimal Dalam penelitian ini diketahui bahwa masing – masing portofolio mempunyai tingkat keuntungan dan risiko yang ditawarkan berfluktuatif. Berikut tabel yang menunjukakan portofolio positif berikut risiko portofolio. Kemudian penulis gambarkan dalam gambar 1 (proporsi sama 50% : 50%), gambar 2 (proporsi berbeda (55% : 45%) dan gambar 3 (proporsi berbeda 65% : 35%) yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan portofolio dan risiko portofolio. Tabel 13 Tingkat Keuntungan Portofolio dan Risiko Portofolio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 23
portofolio
proporsi 50%:50%
proporsi 55%:45%
E(Rp) σp E(Rp) 1 0,0208 0,0001 0,0183 2 0,0191 0,0004 0,0129 3 0,0698 0,0007 0,0667 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (diolah)
σp 0,0001 0,0003 0,0006
proporsi 65%:35% E(Rp) σp 0,0135 0,0001 0,0006 0,0002 0,0606 0,0005
Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun tidak efisien. Dalam gambar 2,3 dan 4. diasumsikan investor membentuk portofolio: 1, 2 dan 3 yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan tingkat keuntungan dan risiko yang optimum. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan keuntungan ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat keuntungan ekpektasi yang sudah pasti. Lebih jelasnya mengenai kondisi tersebut disajikan dalam gambar 2 dengan proporsi sama (50% : 50%), titik efisien terdapat pada portofolio 3 yang dimana besar tingkat keuntungan daripada risikonya. Portofolio optimal adalah kondisi yang dibutuhkan oleh investor yang mana akan dipilih oleh investor tergantung pada dari fungsi utilitasnya masing-masing. Tentunya yang akan dipilih adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap tingkat keuntungan maupun risiko yang bersedia ditanggungnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : Penelitian ini menggunakan Perusahaan Tekstil sebanyak 6 perusahaan. Setelah dianalisa dengan model indeks tunggal maka diperoleh 3 kelompok saham yang termasuk optimal. Dari 3 kombinasi saham yang terbentuk dengan menggunakan proporsi sama (50% : 50%), (55% : 45%) dan (65% : 35%) maka terbentuklah titik-titik efisien yang terdapat pada titik portofolio 1 dan 3 yang mana dengan alasan adanya perbedaan harga saham, tingkat keuntungan, risiko individu dan beta yang menyertai saham-saham tersebut, dengan tingkat keuntungan yang tinggi daripada risikonya. Saran Bagi Investor yang ingin menanamkan dananya lebih baik menginvestasikan pada beberapa sekutitas atau membentuk suatu portofolio yang optimal karena menurunkan risiko yang akan ditanggung oleh investor. Selain daripada itu bagi para investor juga harus melihat pada tingkat expexted return portofolio, karena apabila lebih kecil dari minimum required of return (tingkat pendapatan yang diharapkan), tentunya tidak baik untuk berinvestasi, akan tetapi jika para investor terlanjur membeli saham tersebut sebaiknya dipertahankan dengan harapan akan terjadi perubahan dimasa yang akan datang. Investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan dari saham-saham portofolio tersebut karena tidak selamanya saham-saham tersebut terus optimal. DAFTAR PUSTAKA Bawazier, Said dan Jati P. Sitanggang. 2009. Memilih Saham Untuk Portofolio Optimal No.3. Usahawan Tahun XXIII. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.5 (2012) 24
Darmadji dan Fakhruddin. 2001, Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Salemba Empat Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat. Husnan, Suad, 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN. ____________. 2004, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Keempat, Yogyakarta, UPP AMP YKPN. ____________. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Keempat, Yogyakarta, UPP AMP YKPN Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, Yogyakarta, BPFE ________, 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keempat, Yogyakarta, BPFE Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat, Yogyakarta, UPP AMP YKPN ________, 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima, Yogyakarta, UPP AMP YKPN Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Widoatmojo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar dan Studi Kasus. Seri Akademis. Ghalia Indonesia. ●●●