Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
APLIKASI FILOSOFI BHINNEKA TUNGGAL IKA PADA DESAIN PRODUK SEBAGAI SARANA INTERAKSI NILAI DALAM MASYARAKAT Annya Mutia Suhardi
Adhi Nugraha, MA, Ph.d
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : tableware, sensorial, budaya, interaksi, teh. Abstrak Indonesia merupakan negara yang majemuk; kemajemukan ini dilambangkan dalam frase Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda tetapi satu”. Di dalam frase tersebut terkandung nilai luhur seperti toleransi dan rasa kebersamaan; nilai yang dikomunikasikan melalui interaksi sosial langsung antar manusia. Namun seiring dengan perubahan zaman, cara interaksi masyarakat pun berubah, dan banyak nilai yang hilang dalam peralihan. Proyek Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengkomunikasikan makna filosofi Bhinneka Tunggal Ika melalui produk yang digunakan dalam kehidupan interaksi harian. Dilakukan wawancara, studi, dan observasi agar dapat dicapai produk komunikasi efektif, maka dihasilkan sebuah perangkat jamuan teh yang membahasakan makna melalui pendekatan sensorial. Abstract Indonesia is a diverse country; the diversity symbolized by the phrase Bhinneka Tunggal Ika which means “different yet one”. Within that phrase, lies cultural values such as tolerance and togetherness; values that are communicated through direct social interaction between humans. However, as time changes, the way people interact also changes, and a lot of cultural values are lost in translation. This Final Project aims to communicate the values of Bhinneka Tunggal Ika through products that are used in daily interaction activities. Interviews, studies, and observations were conducted to achieve an effective communicative product, therefor resulting in a tea set that speaks value through sensorial approach.
Pendahuluan Indonesia merupakan negara majemuk yang menjunjung tinggi interaksi sosial di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Keberagaman dan kemajemukan Indonesia tidak luput dari fakta bahwa negara ini terdiri dari 17.508 pulau dengan 300 suku di dalamnya yang berbicara menggunakan sekitar 583 bahasa dan dialek yang berbeda (Rigg, 1998). Kemajemukan dalam persatuan ini dilambangkan dalam frase Bhinneka Tunggal Ika, slogan yang tercantum pada bagian bawah Garuda Pancasila, lambang nasional Indonesia. Interaksi sosial yang baik di dalam masyarakat plural yang menjunjung tinggi toleransi dapat menjadi sebuah sumber kekuatan, keunggulan kebudayaan nasional Indonesia (Swasono, 2003). Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, terdapat perubahan sosial dimana masyarakat Indonesia telah berubah menjadi masyarakat yang moderen. Cara berinteraksinya pun mengalami perubahan, hal ini dapat dilihat dari data pengguna jaringan sosial media Indonesia; dimana pengguna Facebook mencapai 12 juta, pengguna Twitter mencapai 29 juta orang yang mem-post sebanyak 2.4% tweet yang dihasilkan seluruh dunia. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa cara baru yang dianggap efektif untuk mengkomunikasikan sesuatu di dalam masyarakat. Cara berinteraksi yang berubah dari langsung menjadi tidak langsung, memberi dampak pada ketersampaian serta terbentuknya nilai-nilai sosial di dalam masyarakat.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
Aplikasi Filosofi Bhinneka Tunggal Ika Pada Desain Produk Sebagai Sarana Interaksi Nilai
Gambar 1. Data Statistik Negara Pengakses Website Sosial Media. (Sumber: ipsos.com, 12 Mei 2013)
Proyek Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengkomunikasikan makna filosofi Bhinneka Tunggal Ika melalui produk yang digunakan dalam aktivitas interaksi sosial sehari-hari, berupa perangkat teh. Teh merupakan minuman yang telah digemari sejak lama oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, tidak hanya sebagai minuman yang menyehatkan, tetapi juga minuman yang kerap dinikmati bersama dalam aktivitas sosial. Pendekatan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi analisis aspek semantik, sensorial, dan emosional yang dapat diterapkan dalam produk guna menyampaikan nilai secara lebih efektif kepada pengguna. Wawancara dengan ahli terkait dilakukan guna mendapatkan data kuatitaif yang mendalam. Proses Studi Kreatif Berdasarkan hasil wawancara dengan Ratna Somantri selaku ketua Komunitas Pencinta Teh Indonesia, budaya minum teh khas Indonesia terletak pada kehadirannya dalam kegiatan social, seperti contohnya pada budaya teh poci. Studi literatur dan observasi kebiasaan minum teh masyarakat Indonesia dilakukan dengan consolidated sequence model guna menentukan komponen yang akan diikutsertakan dalam perangkat. Dari hasil observasi didapatkan bahwa kompnen yang memainkan peranan penting dalam kegiatan penyajian teh meliputi cangkir, teko, tempat penampungan teh, juga media bawa yang kuat. Menurut Marshall McLuhan, kemampuan mengindera merupakan media dan juga pesan; indera merupakan media dimana informasi mengenai lingkungan diterima,, dan kedua bahwa indera merupakan perspektif seseorang mengenai dunia. Mengangkat hal ini, pendekatan sensorial dianggap sesuai untuk mengkomunikasikan nilai keberagaman dalam persatuan yang hendak disampaikan. Indera yang difokuskan berupa indera penglihatan dan indera pengraba, mengingat bahwa kedua indera ini adalah yang paling mungkin untuk distimulasikan tanpa mengganggu rasa dan aroma dari teh itu sendiri. Terdapat beberapa cara dimana indera penghlihatan dapat distimulasikan diantaranya adalah melalui bentuk dan warna. Dimana cara menstimulasikan indera peraba dapat dilakukan menggunakan tekstur dan suhu.
Tabel 1. Consolidated Sequence Model yang mengacu pada versi Huang Kho Hsun (2008)
Aktivitas
Langkah
Kebutuhan
Persiapan
Menyiapkan perangkat teh
Media bawa perangkat yang kokoh dan mudah
Menuangkan air panas ke teko
Menuangkan air panas ke teko
Teko teh
Memasukkan daun teh ke dalam teko
Memasukan jumlah teh yang tepat ke dalam teko
Alat tampung teh, alat scooping
Menyeduh teh
Menunggu infusi teh
Pengalaman dalam menentukan teh yang sudah siap saji
Menyajikan teh
Menuangkan ke dalam cangkir
Cangkir saji, system penuangan teh yang nyaman.
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Annya Mutia Suhardi
Tabel 2. Pengolahan kemungkinan penggambaran kata Bhinneka dan Tunggal. Bhinneka
Tunggal
Geologi (morfologi, geografis)
Bahasa yang Satu
Biologi (tumbuhan, hewan, manusia)
Tanah Air yang Satu
Kesukuan (batik, tempat tinggal, adat)
Cita-Cita/ Visi
Dalam Bhinneka Tunggal Ika terdapat empat kata kunci yang diangap sebagai nilai inti filosofi tersebut dan khendak dikomunikasikan kembali, yaitu berbeda, satu, toleransi, bersama. Aspek emosional pengguna juga perlu diperhatikan, agar pengalaman yang dirasakan dapat lebih personal, bermakna, dan berkesan. Hasil Studi dan Pembahasan Beberapa eksperimen dilakukan untuk mengetahi respon dan perilaku mansia terhadap metoda yang hendak digunakan. Uji perilaku terhadap stimulus indera pengraba dilakukan dengan menambahkan tekstur menggunakan media kertas dan benang pada permukaan bentuk cangkir. Didapatkan bahwa pemberian tekstur terhadap permukaan produk berhasil menarik perhatian lebih dari responden. Eksperimen lebih lanjut terhadap hasil studi dan bentuk menghasilkan dua aternatif desain. Pada alternatif desain yang pertama, stimulus indera penglihatan terletak pada bentuk cangkir yang dapat dikonfigurasikan menjadi suatu bentuk yang lebih besar, melambangkan kesatuan. Inspirasi bentuk cangkir diambil dari bunga melati sebagai bunga kebangsaan Indonesia, dan perasa teh yang paling digemari. Bentuk teko berperan sebagai pusat, dimana bentuk cangkir mengambil inspirasi dari kelopak bunga. Stimulus indera pengraba terletak pada tekstur setiap cangkir yang dibuat berbeda dan membentuk cerita. Alternatif desain kedua mengangkat fakta Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia, dengan cangkir yang merepresentasikan lima pulau besar di Indonesia. Stimulasi penglihatan terdapat pada bentuk cangkir yang berbeda mengikuti morfologi pulau yang direpresentasikan. Perbedaan bentuk ini bermaksud untuk menyampaikan pemahaman makna nilai toleransi. Dimana stimulus indera pengraba diletakkan pada tekstur permukaan cangkir yang menekankan keberagaman geologis Indonesia. Dimana kesatuan serta kebersamaannya direpresentasikan oleh palet warna serupa serta material kayu dan keramik yang digunakan, berupa seragam satu dengan yang lainnya.
Gambar 2. Studi perilaku terhadap tekstur. (Sumber: Dokumentasi Penulis, 20-03-2013)
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Aplikasi Filosofi Bhinneka Tunggal Ika Pada Desain Produk Sebagai Sarana Interaksi Nilai
Gambar 3. Sketsa Desain Alternatif. (Sumber: Dokumentasi Penulis, 21-05-2013)
Dari kedua alternatif desain tersebut dipilih satu yang dengan representasi yang dianggap paling efektif dalam penyampaian. Penyempurnaan kemudian dilakukan, dimulai dengan rangsangan indera penglihatan yang dilakukan dengan pengembangan bentuk yang terinspirasi dari archipelago tanah air Indonesia, setiap cangkir mengajak pengguna untuk bertoleransi dengan bentuk dibuat lebih konfiguratif dengan perbedaan tiap cangkir yang dititikberatkan pada dimensi (tinggi, diameter), namun mengandung volume yang serupa. Bentuk mengambil inspirasi dari rantai yang tidak hanya melambangkan toleransi, tetapi juga keberlanjutan akan keberagaman yang tiada henti. Teko dan container teh atau gula merepresentasikan elemen yang dibutuhkan oleh setiap pulau tersebut; elemen yang berkontribusi terhadap diversitas yang terjadi, yaitu tanah dan air, juga merupakan istilah khas yang digunakan mayarakat Indonesia dalam mendeskripsikan negaranya. Stimulus indera pengraba terdapat pada tekstur permukaan yang timbul dan merepresentasikan keadaan morfologi geografis Indonesia yang dianggap menonjol dengan acuan buku Manusia dan Lingkungan karya Jonathan Rigg.
Gambar 4. Stilasi keadaan morfologi yang menjadi inspirasi stimulus indera pengraba. (Sumber: Dokumentasi Penulis, 21-5-2013)
4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Annya Mutia Suhardi
Gambar 5. Foto Produk Akhir (Sumber: Dokumentasi Penulis oleh Indira Lasrasati, 21-5-2013)
Adapun aspek emosional yang ditekankan pada produk adalah aspek socio-pleasure dan ideo-pleasure yang didapatkan dari interaksi yang terjadi pada saat rangsangan indera bekerja, dan setelah pengguna yang terlibat mencapai titik paham akan nilai yang distimuasikan. Pleasure juga bisa didapatkan dari setiap komponen yang dapat digunakan secara bersamaan sebagai satu perangkat yang rana, namun tetap dapat menonjol ketika digunakan secara individual per komponen. Aspek emosional kemudian ditekankan secara lebih dengan penggunaan material yang akrab dan melambangkan kehangatan yaitu keramik, juga dari warna yang menggunakan palet merah kecoklatan; warna yang secara psikis dapat menciptakan suasana hangat yang memancing pembicaraan. Informasi mengenai karakter diversitas alam yang menjadi inpirasi cangkir diikutsertakan dalam bentuk kartu infotorial, sehingga terdapat aktivitas permainan trivia yang dapat dilakukan ketika interaksi terjadi antar pengguna produk. Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan meliputi empat tingkatan, yaitu personal, kelompok, daerah dan negara. Perangkat dapat dikembangkan dengan pengkreasian komponen yang dapat menyimbolkan atau merepresentasikan daerah yang belum dicakup, atau kebhinekaan Indonesia lain yang belum diangkat (misal, makanan). Untuk perseorangan dan kelompok, setiap komponen dapat dijadikan benda koleksi pribadi atau hadiah. Dimana untuk daerah yang direpresentasikan oleh salah satu dari komponen dapat menjadikan produk sebagai cinderamata kolektif yang hanya bisa didapatkan di daerahnya, sementara untuk tingkatan negara, produk dapat dijadikan cinderamata untuk negar alain sebagai sarana memperkenalkan Indonesia secara keseluruhan. Penutup Makna dalam keberagaman Indonesia merupakan suatu hal yang khas, dan membanggakan apabila dapat diapresiasi lebih lanjut. Cara berinteraksi masyarakat yang berubah tidak menutup kemungkinan bagi nilai luhur terdahulu untuk disampaikan dalam bentuk dan pendekatan baru. Diharapkan produk ini dapat ikut mengambil peranan dalam memperkenalkan kembali nilai tersebut ke dalam masyarakat melalui sebuah pendekatan yang lebih sesuai dengan gaya hidup masyarakat moderen tanpa mengesampingkan budaya interaksi tradisional Indonesia. Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing [Adhi Nugeraha, MA, Ph.d]. Daftar Pustaka Huang, Ko-Hsun. 2008. Social Interaction Design in Cultural Context: A Case Study of a Traditional Social Activity. Taiwan McLuhan, Marshall. 1967. The Medium is The Massage. London: Penguin. Poggio, Natacha. 2006. Making Sense With Design: A Taxonomy of Design Experiences. Texas. Rigg, Jonathan. 2002. Manusia dan Lingkungan. Jakarta: Grollier International. Swasono, Meutia. 2003. Kebudayaan Indonesia: Penataan Pola Pikir. Jakarta.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Aplikasi Filosofi Bhinneka Tunggal Ika Pada Desain Produk Sebagai Sarana Interaksi Nilai
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1