Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
APLIKASI ANALISIS SOAL DAN PENGOLAHAN NILAI UJIAN DI SD ISLAM AL-AZHAR 33 TASIKMALAYA Sarmidi 1, Nanang Durahman 2 1)
Prodi Sistem Informasi STMIK DCI Kp. Tanjungsari RT/RW 02/01 Kel.Suakanagara Kec. Purbaratu Kota Tasikmalaya E-mail:
[email protected] 2) STMIK DCI Cipasung Kel, Mugarsari Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang boleh dikatakan pondasi atau gerbang pendidikan formal yang lebih tinggi. Di sekolah dasar inilah dibentuknya pengetahuan siswa mengenai suatu ilmu. Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual pengetahuan adalah peran guru di sekolah. Maka guru sebagai pengajar maupun pendidik memiliki peran besar terhadap siswa dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Guru harus menguasai keterampilan dalam mengajar agar dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas siswa yang sesuai dengan harapan para siswa. Guru dapat mengevaluasi kegiatan mengajar dengan salah satu kegiatan analisis soal dari hasil ujian peserta didik. Penelitian ini telah menghasilkan sebuah aplikasi yang membantu kerja dari para guru untuk mengevaluasi kegiatan mengajar dari hasil analisis soal ujian dan pengolahan nilai deangan baik dan akurat. Dalam implementasinya aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi XE5 dan database Microsoft Access Kata Kunci: Analisis, Soal, Nilai I.
PENDAHULUAN Sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang boleh dikatakan pondasi atau gerbang pendidikan formal yang lebih tinggi. Di sekolah dasar inilah dibentuknya pengetahuan siswa mengenai suatu ilmu. Untuk menanamkan hal mendasar pada anak didik usia dini ini, ditentukan SDM yang handal. Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual pengetahuan adalah peran guru di sekolah. Maka guru sebagai pengajar meupun pendidik memiliki peran besar terhadap siswa dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Guru harus menguasai keterampilan dalam mengajar agar dapat mengelola proses pembelajaran
dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas siswa yang sesuai dengan harapan para siswa. Guru dapat mengoptimalkan perannya di kelas dengan menguasai keterampilan mengajar. Penguasaan keterampilan mengajar yang baik akan mempengaruhi tingkat kecerdasan siswa dalam memahami setiap materi pembelajaran yang di sampaikan oleh guru pengajarnya. Sebuah hasil pembelajaran siswa salah satu bentuk acuan para guru melihat seberapa berhasilkah guru mengajarkan sebuah pelajaran kepada peserta didiknya, dari sanahlah guru bisa mengukur bagaimana mengajar peserta didik dengan 41
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
baik dan sesuai harapan para peserta didiknya. Untuk membantu pengajar bisa melihat kemampuan peserta didik dari hasil ujian diperlukanlah alat bantu yang sudah terkomputerisasi yang hasilnya diperlukan secara detail dan akurat. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat membantu pengajar untuk bisa mengetahui kemampuan anak dari hasil ujian dan dari hasil cara mengajar terhadap peserta didik.
jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996). Sejalan dengan pernyataan di atas, maka evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran, umpan balik bagi proses pembelajaran, sebagai dasar untuk menyusun laporan kemajuan belajar siswa, sebagai dasar merumuskan kriteria ketuntasan minimal dan untuk mengetahui sejauh mana kualitas butir soal yang disusun. Butir soal merupakan perangkat utama dalam sistem penilaian terhadap siswa di sekolah. Adapun tujuan dilakukannya analisis butir soal adalah: 1. Mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan. 2. Membantu meningkatkan kualitas tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif. 3. Mengetahui informasi diagnostik pada siswa, sudahkan mereka memahami materi yang telah diajarkan Manfaat dari analisis butir soal adalah : 1. Membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan 2. Sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru di kelas) 3. Mendukung penulisan butir soal yang efektif 4. Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas 5. Meningkatkan validitas dan reliabilitas soal 6. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan
II. 2.1
LANDASAN TEORI Definisi Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instructiom) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output (Menurut Jogiyanto, 1999:12). Aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998: 52). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan software yang melakukan input, proses dan menghasilkan output yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data. 2.2
Analisis Soal Kegiatan menganalisis butir soal merupakan proses pengumpulan, peringkasan dan penggunaan informasi dari
42
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
7. Memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagian dasar untuk bahan diskusi di kelas 8. Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa 9. Memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum 10. Merevisi materi yang dinilai atau diukur 11. Meningkatkan keterampilan penulisan soal
secara empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya. 2.2.1.2. Kesukaran Butir Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha pemecahannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut dengan indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan kalau soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks kesukaran butir yang baik berkisar antara 0,3-0,7 paling baik pada 0,5. Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P singkatan ari proporsi. Dengan demikian maka soal dengan P = 0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan P = 0,20. sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar daripada soal dengan P = 0,80. Rumusan mencari indeks kesukaran menurut Daryanto (2005,180) adalah :
2.2.1. Kriteria Dan Syarat β Syarat Butir Soal Alat evaluasi yang berupa tes tertulis harus memiliki karakteristik atau syaratsyarat sebagai alat evaluasi yang baik, diantaranya harus memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Oleh karena itu menganalisis butir soal harus merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang tidak dapat ditinggalkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan mana soalsoal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya. Pendidik perlu meningkatkan kualitas butir soal melalui analisis terhadap komponen-komponen utama dari tiap-tiap butir soal yang meliputi: 1. Validitas 2. Tingkat kesukaran 3. Daya pembeda 4. Efektifitas pengecoh soal 5. Reliabilitas
πππππππ‘πππ (π) =
π₯(ππ’ππππ ππ π π’ππππ π ππ ) π(π πππππ π ππ§π)
atau
2.2.1.1. Validitas Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data
πΌπππππ πΎππ π’ππππππ (π) =
π΅ π½π
Dimana : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul 43
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
kelompok atas (JA) dan 27 % skor terbawahsebagai kelompok bawah (JB) b. Untuk kelompok kecil Seluruh kelompok tes di bagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes. Misalkan : Jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 orang.dari 40 orang siswa tersebut 12 orang dapat mengerjakan soal no 1 dengan betul. Maka indeks kesukarannya adalah: π΅
πΌπππππ πΎππ π’πππππ(π) = π½π
2.2.1.4. Efektifitas Pengecoh Efektifitas pengecoh, yaitu distribusi siswa dalam hal menentukan pilihan pada soal bentuk pilihan ganda. Fungsi distraktor ini diperoleh dengan menghitung banyaknya siswa yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d dan e yang tidak memiliki pilihan manapun. Dalam istilah evaluasi disebut omit disingkat O. Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh siswa berarti pengecoh itu jelek, dan terlalu menyolok menyesatkan. Sebaliknya sebuah distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Dengan melihat pola jawaban soal, dapat diketahui : a. taraf kesukaran soal b. taraf pembeda soal c. baik tidaknya distraktor.
P=12/40=0,3 Berarti soal ini berada dalam kategori sedang Berdasarkan ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : β soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar β soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang β soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah 2.2.1.3. Daya Pembeda Daya pembeda soal yaitu kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), dan nilainya berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada daya pembeda ini berlaku tanda negatif yang digunakan jika sesuatu soal βterbalikβ menunjukkan kualitas testee yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Cara menentukan daya pembeda (nilai D) yaitu perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang ke atas). a. Untuk kelompok besar Mengingat biaya dan waktu menganalisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil dua kutub saja yaitu 27% skor teratas sebagai
2.2.1.5. Reabilitas Reliabilitas instrumen adalah keadaan instrumen yang menunjukkan hasil pengukuran yang reliable (tidak berubahubah, konsisten). Instrumen yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur subyek atau objek yang sama pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda hasilnya tetap sama. Beberapa
44
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
faktor penting yang mempengaruhi reliabilitas suatu tes yaitu: 1. Kemampuan peserta tes atau subjek uji coba. Makin heterogen atau makin berbeda kemampuan peserta tes makin tinggi reliabilitas tes. 2. Semakin besar jumlah peserta tes semakin besar reliabilitas, karena semakin banyak peserta tes maka semakin beragam kemampuannya. 3. Panjang pendeknya tes. Jumlah item tes yang banyak dengan mengkaji beberapa tujuan akan lebih reliable dibandingkan dengan jumlah item yang sedikit, karena akan lebih representatif. Namun jumlah item tes yang terlalu banyak akan melelahkan dan mengganggu konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak tepat lagi. 4. Evaluasi yang subjektif juga akan menurunkan reliabilitas. 5. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.
adalah pemberian angka-angka terhadap prestasi seseorang sesudah melaksanakan suatu tugas tertentu. Setelah selesai pengukuran yang salah satu alatnya biasa disebut tes, barulah dilakukan perbandingan hasil pengukuran yang berbentuk biji/ skor dengan acuan yang dipakai yang dihasilkan nilai tersebut kita kenal dengan pemberian nilai atau granding. Dalam suatu tes dengan banyak soal 150, dan dengan ketentuan satu jawaban benar = 1 dan satu jawaban salah= 0, maka bila si Ani hanya dapat menjawab secara benar sebanyak 75, dia akan memperoleh skor 75. Skor setinggi 75 ini baru memiliki makna bila dibandingkan dengan suatu acuan. III. 3.1.
ANALISIS SISTEM Analisis Sistem Tujuan analisis sistem adalah untuk menganalisis terhadap sistem yang sedang berjalan di SDI Al β Azhar 33 Tasikmalaya serta pengembangan sistem tersebut melalui perbaikan dan penerapan sistem komputerisasi, sehingga pengolahan nilai ujian peserta didik di SDI Al β Azhar 33 Tasikmalaya dapat menghasilkan nilai sekaligus menganalisis bobot soal yang diberikan terhadap peserta didik dengan cepat dan akurat.
2.3.
Pengolahan Nilai Proses penilaian adalah suatu prroses membandingkan skor yang diperoleh tiap siswa dengan acuan yang dipakai penilaian aturan patokan atau penilaian aturan normal (PAN atau PAP), yang hasilnya berbentuk nilai dengan skala 0 β 10 atau A β E. dalam proses tersebut dapat dilihat bahwa penskoran atau scoring
45
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
3.2.
Flow Map Pengolahan Nilai SISWA
GURU
KEPALA SEKOLAH Transkrip Nilai Ujian
Mulai
Siswa mengambil mata pelajaran
Arsip
Pemeriksaan Hasil Ujian
Ujian
Akhir
Sesuai KKM
Tidak
Ya
Hasil Analisis
Input Hasil Test
Nilai Hasil Ujian
Proses Pengolahan Nilai Ujian
Arsip
Rekap Nilai
Akhir Analisis Hasil Ujian/test
Transkrip
Gambar 3.1 Flow Map Pengolahan Nilai IV.
PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisis. Perancangan sistem juga merupakan suatu determinasi dari proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Jika sistem tersebut berbasis komputer maka perancangan dapat memasukkan spesifikasi dari tipe perangkat yang digunakan.
Tujuan dari perancangan sistem ini adalah supaya struktur dan operasi yang dibuat dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya dapat mudah diikuti. Selain itu juga, untuk memenuhi kebutuhan dari pemakai mengenai gambaran yang jelas terhadap sistem yang akan dibuat serta implementasinya.
46
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
4.1 Rancangan Data Flow Diagram (DFD) 4.1.1 Diagram Konteks Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al Azhar 33 Tasikmalaya
Gambar 4.1 Diagram Konteks 4.1.2 DFD Level 1 dari diagram konteks Guru Kelas Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al Azhar 33 Tasikmalaya
47
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
Gambar 4.2 DFD Level 1 dari diagram konteks 4.1.3 DFD Level 1 dari diagram konteks laporan pengolahan data nilai
Gambar 4.3 DFD Level 1 dari diagram konteks laporan pengolahan data nilai 4.2
Rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) #NISN
#Kode_MP
N
Peserta Didik
Mengambil
N
Mengajar
Mendapatkan
Analisis
N
N Menghasilkan
N
Nilai
Mata Pelajaran N
N
N N
Memberi
N
Guru
Gambar 4.4 ERD Pengolahan Data Nilai Ujian dan Analisis Soal V.
IMPLEMENTASI PROGRAM Program yang penulis buat adalah program mengenai Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian DI SD Islam Al Azhar 33 Tasikmalaya, sebelum mengimplementasi program ini penulis menguraikan tentang penggunaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh sistem yang dibuat, bahasa pemograman yang digunakan, sistem operasi (operating system), perangkat alat bantu yang mendukung dalam proses pembuatan sistem ini serta hal-hal yang berhubungan dengan implementasi program. Berikut ini adalah uraian mengenai kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan implememtasi program yang
penulis buat, diantaranya adalah sebagai berikut: 5.1 Implementasi 5.1.1 Perangkat Keras (Hardware) / Perangkat Lunak (Software) yang digunakan Dalam mengimplementasi program yang penulis buat, maka mengunakan perangkat keras dan perangkat lunak antara lain: a. Perangkat keras yang digunakan : 1. Prosesor minimum yang digunakan 1,5 Ghz; 2. RAM minimum yang digunakan 512 Mb; 3. Ruang kosong di hardisk 170 Mb; 4. Monitor; 5. Printer; b. Perangkat lunak yang digunakan: 48
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
1. Proses pembuatan aplikasi (coding) dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi XE5. 2. Pembuatan struktur tabel basisdata dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Access 2007; 3. Menggunakan Microsoft Office Word 2010 sebagai alat bantu pengolahan kata dalam pembuatan laporan Proyek Perangkat Lunak; 4. Menggunakan Microsoft Visio 2003 sebagai alat bantu dalam mendesain rancangan-rancangan DFD, ERD,
rancangan form dan rancangan laporanlaporan. 5.1.2 Tampilan Form yang Dibuat Setelah melakukan proses identifikasi data, analisis sistem serta perancangan aplikasi yang akan dibuat, maka berikut ini adalah beberapa tampilan form yang merupakan interaksi program dari Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian DI SD Islam Al Azhar 33 Tasikmalaya, adalah sebagai berikut
1. Form Menu Utama
2. From Bobot Skor Uraian
3 From Pengolahan Nilai Ujian
4. From Analisa Soal
49
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
5.1.3 Tampilan laporan 1. Daftar Nilai
2. Analisis Soal
VI.
KESIMPULAN Dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap aplikasi analisis soal dan pengolahan nilai ujian di SD Islam Al Azhar 33 Tasikmalaya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengelolaan nilai ujian dan analisis soal dari ujian di SD Islam Al Azhar 33 Tasikmalaya masih menggunakan sistem manual, sehingga terkadang menimbulkan kesalahan. Dengan sistem yang dirancang oleh penulis yang didasarkan pada analisis dan perancangan sistem yang dilakukan, akan membuat kerja menjadi efektif baik dalam segi waktu maupun ketelitian. 2. Mempermudah para staf pengajar atau guru kelas maupun guru bidang dalam pembuatan laporan hasil analisis soal ujian dan mempermudah dalam pengolahan nilai hasil ujian peserta didik laporan sehingga dapat mengurangi resiko kesalahan pengolahan nilai yang diakibatkan tidak atau kurang jelasnya informasi yang didapat.
VII. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara Azwar, S. 2005. Tes prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Djaali dan Pudji Muljono. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Ebel, R. L. 1979. Essentials of Educational Measurement. (2nd ed.). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Eko,S. Putro. 2016. Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jogiyanto,H.M. 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi; Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta: Andy Offeset Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998 Mardapi, D., 2004. Penyusunan tes hasil belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY Nurkancana, W. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Slamet, Drs. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sudijono, A., 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafinfo Persada
50
Aplikasi Analisis Soal dan Pengolahan Nilai Ujian di SD Islam Al-Azhar 33 Tasikmalaya (Sarmidi β Nanang Durahman)
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 1991.
42