Syahriandi, Kualitas Butir Soal... Kualitas Butir Soal Ujian Ditinjau dari Segi Bahasa (Analisis Kualitatif Butir Soal) Syahriandi1
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ketepatan penggunaan komponen/aturan kebahasaan dalam sebuah butir soal. Data dalam penelitian ini diambil pada soal semester ganjil pada kelas VI di SD Negeri BTN Seuriget. Data juga diambil hanya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi, sumber data penelitian ini adalah butir soal mata pelajaran Bahasa Indonesia semester ganjil di SD Negeri BTN Seuriget. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengumpulan data dengan studi dokumen. Analisis bahasa akan dianalisis dengan menggunakan kartu telaah soal, yaitu bentuk pilihan ganda dan uraian. Setiap soal akan diberi tanda letak ketidaklayakan soal. Setelah soal diberi tanda, soal tersebut akan dijelaskan secara terperinci apa yang menjadi kesalahan soal tersebut, lalu setiap soal akan diperbaiki sehingga menjadi soal yang layak dipakai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas butir soal dari segi bahasa umumnya dapat dikatakan sudah sesuai walaupun ada aspek yang masih belum sempurna, yaitu adanya soal yang menimbulkan penafsiran ganda. Kata Kunci: Kualitas, Butir Soal, Bahasa
1
Syahriandi, Universitas Malikussaleh. Jalan Cot Tengku Nie Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara, Aceh, Indonesia. Telp.: +62.645.41373. E-mail:
[email protected] ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |174
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... Selanjutnya, timbul pertanyaan apakah
PENDAHULUAN Salah satu teknik yang digunakan
bentuk tes yang dipersiapkan dalam menilai
dalam penilaian adalah teknik tes. Tes adalah
hasil pembelajaran sudah memenuhi kriteria
cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur
kelayakan/kualitas
(yang
kenyataanya,
perlu
ditempuh)
dalam
rangka
alat
tes?
mungkin,
guru
Dalam seringkali
pengukuran dan penilaian dalam bidang
menyalahkan testee (murid, siswa, mahasiswa,
pendidikan (Sudijono, 2006:67).
dll.) jika hampir seluruh peserta testee “gagal
Secara garis besar, tes dapat dibedakan
atau jatuh” (nilai hasil belajarnya sangat
atas dua macam jenis tes, yaitu tes subjektif
rendah) dan sebaliknya guru akan merasa
(esai) dan tes objektif. Tes subjektif adalah
bangga
suatu bentuk pertanyaan yang menuntut
memperoleh hasil yang memuaskan, padahal
jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan
keadaaan tersebut merupakan keadaan yang
menggunakan bahasa sendiri, sedangkan tes
dikategorikan tidak normal.
jika
hampir
seluruhnya
testee
objektif adalah tes yang menuntut siswa hanya
Tes yang baik perlu memperhatikan
dengan memberikan jawaban singkat, bahkan
aspek penggunaan bahasa sebab jika bahasa
hanya dengan memilih kode-kode tertentu
yang digunakan tidak komunikatif, dapat
yang mewakili alternatif-alternatif jawaban
menyebabkan kesalahpahaman peserta didik
yang telah disediakan.
dalam memahami soal. Jadi, dalam setiap tes
Jika ditinjau dari penyiapan alat tes
harus
memperhatikan
kebahasaan,
yaitu
yang digunakan, pengukuran tes prestasi
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
belajar dapat dibagi dua tipe, yaitu (1)
benar serta mengikuti aturan EYD.
pengukuran yang menggunakan tes yang
KAJIAN PUSTAKA
dibuat
guru
dan
(2)
pengukuran
yang
1. Analisis Butir Soal
menggunakan tes standar. Bentuk tes yang
Manfaat analisis soal adalah untuk (1)
dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan
membantu dalam mengidentifikasi butir-butir
bentuk tes standar. Bentuk tes yang dibuat
soal yang jelek, (2) memperoleh informasi
guru sangat bervariasi, misalnya tes tertulis,
yang tepat digunakan untuk menyempurnakan
tes lisan, tes kinerja, sikap, dan pengukurannya
soal-soal untuk kepentingan selanjutnya, dan
lebih
mendapatkan
(3) memperoleh gambaran secara selintas
informasi proses pembelajaran siswa dari hari
tentang keadaan soal yang disusun. Jadi,
ke hari, sedangkan bentuk tes standar, soal dan
analisis
penskorannya harus lebih objektif dan mudah
mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang
dilakukan
hanya
baik, dan soal yang jelek. Dengan demikian,
menggunakan satu jenis penilaian saja, yaitu
dapat memperoleh informasi tentang kejelekan
tes tertulis, baik bentuk uraian maupun bentuk
sebuah soal dan ”petunjuk” untuk mengadakan
objektif.
perbaikan (Arikunto, 2003:207).
menekankan
sehingga,
ISSN 2086 – 1397
untuk
umumnya,
soal
itu
bertujuan
untuk
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |175
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... Salah
satu
tujuan
dilakukannya
Agar soal yang disusun bermutu,
analisis adalah untuk meningkatkan kualitas
penulis soal harus memperhatikan kaidah
soal, yaitu apakah suatu soal (1) dapat diterima
penulisan bahasa. Adapun kaidah penulisan
karena telah didukung oleh data statistik yang
soal uraian adalah sebagai berikut.
memadai, (2) diperbaiki karena terbukti
a. Rumusan
kalimat
soal
sehingga
pernyataannya
terdapat beberapa kelemahan, atau bahkan (3)
komunikatif
tidak digunakan sama sekali karena terbukti
mudah dimengerti oleh testee.
secara empiris tidak berfungsi sama sekali.
harus
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang
Dari manfaat dan tujuan di atas,
baik dan benar (baku).
perlunya dilihat kualitas butir soal ditinjau dari
c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
segi bahasa. Analisis bahasa dimaksudkan
d. Tidak
sebagai
penelaahan
soal
yang
berkaitan
dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta sesuai dengan EYD.
menggunakan
bahasa
yang
berlaku setempat/tabu. e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik.
2. Penulisan Soal Bentuk Uraian
3. Penulisan
Dalam menulis soal bentuk uraian
Soal
Bentuk
Pilihan
Ganda
diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam
Dalam menulis soal bentuk pilihan
merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud
ganda sangat diperlukan keterampilan dan
adalah materi yang ditanyakan tepat diujikan
ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan
dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta
dalam menulis soal bentuk pilihan ganda
didik
gagasan
adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh
atau
yang baik adalah pengecoh yang tingkat
tertulis
kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta
dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci
Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah
jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan
kelengkapan
yang
dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda,
digunakan untuk menetapkan aspek yang
penulisan soal perlu mengikuti langkah-
dinilai dalam pedoman penskorannya.
langkah berikut, langkah pertama adalah
dengan
untuk
mengorganisasikan
cara
mengemukakan
mengekspresikan
gagasan
perilaku
secara
yang
diukur
Hal yang paling sulit dalam penulisan
menuliskan pokok soalnya, langkah kedua
soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman
menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga
penskorannya.
Penulis
menuliskan pengecohnya.
merumuskan
setepat-tepatnya
soal
harus
dapat
pedoman
Selanjutnya, agar soal pilihan ganda
penskorannya karena kelemahan bentuk soal
menjadi
soal
yang
bermutu
dari
segi
uraian terletak pada tingkat subjektivitas
penulisannya, soal tersebut harus mengikuti
penskorannya.
kaidah-kaidah penulisan bahasa pada soal pilihan ganda. Kaidah-kaidah tersebut adalah sebagai berikut.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |176
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
sesuai
Indonesia.
dengan
Kaidah
kaidah
bahasa
bahasa
Indonesia
(pertanyaan) soal itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. e. Sederhana,
maksudnya
bahasa
yang
dalam penulisan soal, di antaranya,
digunakan dalam pernyataan soal sesuai
meliputi: a) pemakaian kalimat: (a) unsur
dengan jenjang pendidikan orang yang
subjek, (b) unsur predikat, dan (c) anak
menjawab soal. Dengan kata lain, soal
kalimat; b) pemakaian kata: (a) pilihan
ujian itu memiliki tingkat keterbacaan
kata, (b) penulisan kata, dan c) pemakaian
yang tinggi.
ejaan: (a) penulisan huruf dan (b) penggunaan tanda baca. b. Bahasa
yang
komunikatif
f. Menarik,
maksudnya
bahasa
yang
digunakan dalam pernyataan soal tidak
digunakan
sehingga
harus
pernyataannya
mudah dimengerti oleh testee.
membosankan atau menakutkan. METODE PENELITIAN 1. Sumber Data
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang
Data dalam penelitian ini diambil pada
kata/frase yang bukan merupakan satu
soal semester ganjil pada kelas VI di SD
kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase
Negeri BTN Seuriget. Sekolah dasar ini
pada pokok soal.
dianggap representatif karena sekolah ini
4. Bahasa Indonesia dalam Soal Ujian Safari
(dalam
Razali,
termasuk
dalam
sekolah
tingkat/kategori
1996:37)
menengah di Kota Langsa. Data juga diambil
menegaskan bahwa bahasa yang digunakan
hanya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi,
dalam penulisan soal harus bersifat jujur, jelas,
sumber data penelitian ini adalah butir soal
singkat, tepat, sederhana, dan menarik.
mata pelajaran Bahasa Indonesia semester
a. Jujur, maksudnya bahasa yang digunakan dalam
pernyataan
soal
jangan
memalsukan gagasan atau ide soal.
menyebutkan
bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk
membingungkan orang yang menjawab
tulisan gambar, atau karya-karya monumental
pertanyaan soal.
dari seseorang. Jadi, karena
maksudnya
soal
(2005:82)
jangan
c. Singkat,
pertanyaan
2. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono
b. Jelas, maksudnya bahasa yang digunakan dalam
ganjil di SD Negeri BTN Seuriget.
bahasa
yang
dianalisis
merupakan
data
data yang
yang
berupa
digunakan dalam pernyataan soal jangan
dokumen, teknik pengumpulan data dalam
mengakibatkan memborosnya waktu bagi
penelitian
orang yang menjawab soal.
pengumpulan data dengan studi dokumen.
d. Tepat, maksudnya bahasa yang digunakan
ini
adalah
dengan
teknik
3. Teknik Penganalisisan Data
dalam pernyataan soal dapat memberikan
Analisis bahasa akan dianalisis dengan
informasi yang sahih, yaitu sejauh mana
menggunakan kartu telaah soal, yaitu bentuk pilihan ganda dan uraian. Setiap soal akan
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |177
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... diberi tanda letak ketidaklayakan soal. Setelah
sehingga menjadi soal yang layak dipakai.
soal diberi tanda, soal tersebut akan dijelaskan
Adapun kartu telaah soal pilihan ganda adalah
secara terperinci apa yang menjadi kesalahan
sebagai berikut.
soal tersebut, lalu setiap soal akan diperbaiki Kartu Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda Nomor Soal 1 2 3
Aspek Bahasa
4
5
6
...
4
5
6
...
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif sehingga pernyataannya mudah dimengerti oleh testee. c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal. Kartu Telaah Soal Bentuk Uraian Nomor Soal 1 2 3
Aspek Bahasa a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif. b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku). c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda. d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik. (Sumber: Depdiknas)
HASIL PENELITIAN DAN
unsur pada frasa tersebut. Dengan demikian,
PEMBAHASAN
setiap opsi jawaban seharusnya ditulis dengan
1.
Deskripsi Telaah Soal Objektif Bentuk
menggunakan huruf kecil. Huruf kapital
Pilihan Ganda
dipakai jika seandainya opsi-opsi jawaban
Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai
dengan
kaidah bahasa
tersebut merupakan kalimat.
Indonesia,
Soal
nomor
nomor
7
terdapat
kecuali soal nomor 1, 7, 11, 15, 16, 17, 22, dan
kesalahan di bidang ejaan, yaitu penggunaan
25. Soal nomor 1 memiliki empat opsi
tanda titik. Hal ini terlihat pada tidak
jawaban yang berupa frasa. Masing-masing
digunakannya tanda titik di akhir kalimat
opsi jawaban tersebut huruf awalnya ditulis
Listrik di rumahku mati dan Ibu sedang
dengan huruf kapital. Penulisan setiap opsi
menyetrika. Seharusnya, di akhir kalimat
jawaban dengan huruf kapital merupakan
digunakan tanda titik. Kesalahan yang sama
penulisan yang salah karena opsi jawaban
seperti pada soal nomor 7 ini juga terjadi pada
tersebut bukanlah kalimat, melainkan frasa.
kalimat
16,
yaitu
Doni
menulis
surat.
Hal ini ditandai dengan hanya terdapatnya satu ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |178
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... Seharusnya, di akhir kata surat diakhiri oleh tanda titik.
Berbeda dengan soal nomor 1, 7, 11, 15, 16, dan 17, kesalahan kalimat nomor 22
Selanjutnya, kesalahan kalimat 11
terdapat kesalahan penulisan di- sebagai
adalah pada penggunaan tanda koma sesudah
awalan, yaitu di uraikan. Di- pada kata
kata sampaikan. Seharusnya sesudah kata
diuraikan
sampaikan digunakan tanda titik karena
penulisan ejaan disebutkan bahwa di- sebagai
merupakan akhir kalimat. Kesalahan lain
awalan harus ditulis serangkai dengan kata
terdapat pada penggunaan –nya pada kata
yang mengikutinya, sedangkan di sebagai kata
perhatiannya. Penggunaan bentuk –nya pada
depan harus ditulis terpisah dengan kata yang
kata tersebut tidak tepat karena bentuk tersebut
mengikutnya. Jadi, penulisan yang benar
merupakan pronomina persona ketiga, yaitu
adalah diuraikan bukan di uraikan. Kunci
dia. Seharusnya, yang lebih tepat digunakan
jawaban soal nomor 22 ini juga salah.
adalah Anda, Bapak, atau Ibu karena bentuk
Seharusnya, jawaban soal ini adalah a,bukan b.
ini merupakan kata kekerabatan yang dipakai
Kesalahan soal nomor 25 adalah tidak
untuk menyapa orang secara bersemuka.
merupakan
awalan.
Dalam
tepatnya penggunaan opsi jawaban a, yaitu
Kesalahan berbahasa pada kalimat 15
tukang cukur. Tukang cukur merupakan
ini adalah pada pemilihan jawaban yang tepat.
kelompok
Kata karib seharusnya disertai oleh kata
Seharusnya penggunaan kata tukang pangkas
kerabat bukan oleh kata sahabat. Jadi, yang
lebih tepat jika dibandingkan dengan tukang
benar adalah karib kerabat, bukan karib
cukur karena jika telah digunakan kata tukang
sahabat. Kunci jawaban untuk soal ini adalah
pangkas, berarti dalam kata tukang pangkas
salah.
sudah terdapat makna tukang cukur. Jad, Kesalahan soal nomor 17 terletak pada
tidak digunakan tanda seru pada opsi jawaban c
dan
d.
Seharusnya
opsi-opsi
ini
menggunakan tanda seru karena merupakan kalimat perintah. Hal ini sesuai dengan kaidah yang
ditetapkan
dalam
ejaan
yang
kata
yang
sangat
khusus.
kesalahan soal 25 ini adalah dalam hal diksi. (1) Bahasa yang digunakan dalam soal-soal sangat komunikatif, tidak terdapat kata atau kalimat yang menggunakan istilah yang rumit. (2) Tidak
terdapat
pilihan
jawaban
yang
mengulang kata/frasa yang bukan merupakan
menyebutkan bahwa tanda seru dipakai di
satu kesatuan pengertian.
akhir kalimat perintah.
Berikut ini ditampilkan hasil penelitian yang sudah dirangkumkan ke dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Analisis Butir Soal Pilihan Ganda dari segi Bahasa Pilihan Ganda Butir Soal Ya Tidak Salah soal Setiap soal harus 2 s.d 6, 8, 1, 7, 11, 15, menggunakan bahasa yang 9, 10, 12, 16, 17, 22, 24 sesuai dengan kaidah 13, 14, 18
Aspek yang ditelaah Bahasa
ISSN 2086 – 1397
Ket.
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |179
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... bahasa Indonesia.
s.d 21, 23, 25
Bahasa yang digunakan harus komunikatif sehingga 1 s.d 25 pernyataannya mudah dimengerti oleh testee. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu 1 s.d 25 kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal. Dari
segi
bahasa
-
-
-
-
(menggunakan
2) Bahasa Indonesia yang digunakan
bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
adalah bahasa yang baik dan benar
Indonesia [EYD]), umumnya,
mengalami
(baku).
kesalahan.
mengalami
Soal-soal
yang
3) Tidak terdapat soal yang menimbulkan
kesalahan kaidah bahasa Indonesia adalah soal
penafsiran ganda.
nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19,
4) Tidak digunakannya
20, 21, 23, dan 25. 2.
bahasa
yang
berlaku setempat/tabu. 5) Setiap
soal
tidak
mengandung
Melengkapi (Completion)
kata/ungkapan
yang
menyinggung
1) Rumusan kalimat setiap soal adalah
perasaan peserta didik.
Deskripsi Telaah Soal Objektif Bentuk
komunikatif.
Berikut objektif
ini
bentuk
ditampilkan
melengkapi
soal-soal
yang
telah
dianalisis berdasarkan segi bahasa. Tabel 2. Analisis Butir Soal Completion (Melengkapi) dari Segi Bahasa Completion (Melengkapi) Butir Soal Ya Tidak Salah soal
Aspek yang ditelaah
Bahasa
Rumusan kalimat soal harus komunikatif. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku). Menimbulkan penafsiran ganda. Menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Mengandung kata/ ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik.
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh soal bentuk completion (melengkapi) ISSN 2086 – 1397
26 s.d 35
-
-
26 s.d 35
-
-
-
26 s.d 35
-
-
26 s.d 35
-
-
26 s.d 35
-
Ket.
sudah sesuai penulisannya, sudah sesuai dengan aturan/kisi-kisi penulisan soal. Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |180
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... kata disamping dan dimana pada 3
Deskripsi Telaah Soal Objektif Bentuk
kedua soal tersebut ditulis terpisah
Bentuk Uraian
karena merupakan preposisi. Dalam
1) Rumusan setiap soal, komunikatif,
ejaan disebutkan bahwa kata dengan di
jelas,
tidak
banyak
menggunakan
harus ditulis terpisah dengan kata yang
istilah yang rumit, tidak ambigu, serta
mengikutinya.
mudah dipahami. 2) Soal
ditulis
3) Tidak ada satu soal pun yang memiliki
menggunakan
bahasa
tafsiran ganda.
Indonesia yang baik dan benar (baku).
4) Setiap soal tidak menggunakan bahasa
Akan tetapi, terdapat beberapa soal yang
tidak
ditulis
yang berlaku setempat/tabu.
dengan
5) Setiap
soal
tidak
mengandung
menggunakan ejaan yang benar, yaitu
kata/ungkapan
yang
menyinggung
pada soal nomor 37 dan 39. Kesalahan
perasaan peserta didik.
penulisan ejaan dapat dengan nyata
Berikut ini dirangkumkan analisis
dilihat pada kata disamping (soal
butir soal dari segi bahasa ke dalam bentuk
nomor 37) dan pada kata dimana (soal
tabel.
nomor 39). Seharusnya bentuk di pada Tabel 3. Analisis Butir Soal Subjektif (Uraian/Esai) dari Segi Bahasa Soal Subjektif Butir Soal Tidak Salah soal
Aspek yang ditelaah Ya Bahasa
Rumusan kalimat soal harus komunikatif. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku). Menimbulkan penafsiran ganda. Menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Mengandung kata/ ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik.
Berdasarkan tabel di atas butir soal subjektif yang dianalisis dari segi bahasa
36 s.d 40
-
-
36 s.d 40
-
-
37
36, 38, 39 ,40
-
36 s.d 40
-
-
36 s.d 40
-
Ket.
PENUTUP 1.
Simpulan
hanya terdapat satu kesalahan butir soal yang
Keberhasilan suatu pendidikan, di
tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa,
antaranya, dapat dilihat dari pola penilaian
yaitu pada soal nomor 37. Soal tersebut dapat
hasil belajar yang telah ditentukan sesuai
menimbulkan salah penafsiran bagi testee.
dengan standar kurikulum yang berlaku. Penilaian merupakan salah satu bagian penting
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |181
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... dalam rangkaian proses pembelajaran dalam
Oleh sebab itu, soal-soal yang tidak sesuai
pendidikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan
dengan
bahwa baik tidaknya kegiatan pendidikan,
sebaiknya jangan lagi digunakan pada ujian
salah satunya, ditentukan oleh penilaian hasil
berikutnya.
belajar.
aturan/kriteria
soal
yang
baik
2. Saran Kualitas butir soal dari segi bahasa
1) Disarankan kepada tim pembuat soal
dapat dikatakan sudah sesuai. Akan tetapi, ada
ujian
beberapa butir soal yang tidak sesuai dengan
analisis soal secara lebih rinci,
indikator. Maksudnya, soal yang ditanyakan
terutama dari aspek kebahasaan, agar
tidak sesuai dengan tujuan dari indikator. Dari
soal-soal tersebut menjadi lebih baik.
hal tersebut kesalahan banyak terjadi pada segi
2) Untuk
agar
soal
ke
depan dilakukan
yang
kurang
baik
bahasa. Penulisan soal tidak mengikuti kaidah-
sebaiknya jangan lagi digunakan
kaidah bahasa sehingga masih banyak soal
pada ujian berikutnya.
yang keluar dari aturan-aturan kebahasaan.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |182
Syahriandi, Kualitas Butir Soal... DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. Tanpa tahun. Pengembangan Bahan ujian dan hasil ujian. (online). Diakses 2 Januari 2010.
Analisis
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Indonesia.
Nurkancana, Wayan dan Suanrtana. 1982. Evaluasi Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang-Depdiknas. Tanpa tahun. Panduan Pilihan Ganda. (online) diakses 2 Januari 2010.
Penulisan Soal
Razali. 1996. ”Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Soal Ebtanas Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.
SLTA”. Tesis
Subino. 1987. Konstruksi dan Analisis Tes; Suatu Pengantar kepada Teori Tes nya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
dan
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Pengukuran-
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara. Sukardi, M. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Thoha, M. Chabib.1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |183