KUALITAS BUTIR SOAL PADA BUKU DETIK-DETIK UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA TERBITAN INTAN PARIWARA Inti Fadah Fauziah, Abdussamad, Paternus Hanye Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email:
[email protected] Abstract: Some errors were found on the national examination preparation guidebooks encourage the researcher to conduct an analysis related to the item quality which essentially affects students responses and interest to the books. The research problems focused on the areas of difficulty based on the aspect of item construction and language used. The method used in this research was descriptive qualitative method. The source of the data in this research was the book of Detikdetik ujian nasional Bahasa Indonesia for senior high school students published by Intan pariwara in 2013. The data of this research were five national examination preparation moduls which consisted of 237 items. The technique used in this research is documentary studies. the researcher became the key instrument in this research. The quality of the items from the item construction aspect was scored 5 (good) with the percentage of 80.16%. the quality of the items from the language used was scored 4 (good) with the percentage 64.13%. based on the results obtained, the researcher suggests that the item analysis should be carefully examined so that the multiple choice questions given to students are valid and meet the criteria of a good quality questions. Key words: quality, item analysis, item construction aspect, Language used aspect Abstrak: Beberapa kekeliruan dalam penyusunan butir-butir soal yang ditemukan dalam buku panduan UN memotivasi peneliti untuk melakukan analisis lebih lanjut terkait penyusunan butir soal yang pada dasarnya dapat memengaruhi jawaban siswa dan memengaruhi jumlah peminat buku tersebut. Peneliti memfokuskan masalah penelitian dalam bidang analisis soal berdasarkan aspek konstruksi dan bahasa. Metode dan bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia tingkat SMA/MA yang diterbitkan Intan Pariwara tahun 2013. Data dalam penelitian ini berupa lima paket soal UN yang berjumlah 237 butir soal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tidak langsung melalui studi dokumenter. Alat Pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Kualitas butir soal dari aspek konstruksi mendapat nilai 4 (baik) dengan persentase 80,16%. Kualitas butir soal dari aspek bahasa mendapat nilai 4 (baik) dengan persentase 80,16%. Kualitas butir soal dari aspek konstruksi dan bahasa mendapat nilai 4 (baik) dengan persentase 64,13%.Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti menyarankan bahwa analisis butir soal mesti dilakukan secara teliti agar soal-soal pilihan ganda yang diberikan kepada peserta tes tersusun valid dan memenuhi kriteria soal yang berkualitas. Kata kunci: kualitas, butir soal, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. 1
P
endidikan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan suatu bangsa. Kemajuan teknologi, budaya, adat-istiadat dan karakter bangsa tentunya dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang kuat pula. Ujian Nasional (UN) sebagai suatu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan guna menentukan standar mutu pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Terlepas dari berbagai pro dan kontra terkait permasalahan UN di Indonesia, dalam hal ini UN dijadikan indikator keberhasilan sistem pendidikan atau tolok ukur kemampuan lulusan pendidikan dari berbagai jenjang. Sekolah turut mewadahi penyelenggaraan UN sebagai tes akhir dan penentu kelulusan siswa. Oleh karena itu, wajar pula sekolah turut mempersiapkan peserta didiknya untuk menghadapi UN dengan sungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang maksimal. Persiapan tidak hanya dilakukan dari pihak sekolah, tetapi juga dari siswa. Sekolah menyiapkan siswa dengan memberikan jam belajar tambahan berupa bimbingan belajar (les), memperbanyak latihan mengerjakan soal-soal try out tahun lalu, bahkan mengadakan try out dalam beberapa tahap. Persiapan dari siswa dapat dilakukan dengan mengerjakan soal-soal latihan di rumah, membaca catatan dan buku pelajaran, atau melaksanakan belajar kelompok bersama teman-teman. Selain itu, biasanya siswa menggunakan buku panduan seperti buku UN yang berisi butir-butir soal latihan persiapan UN dilengkapi dengan butir-butir soal UN tahun lalu serta butir soal prediksi UN yang akan berlangsung. Bahasa Indonesia merupakan satu di antara mata pelajaran yang diujikan saat UN. Soal-soal mata pelajaran bahasa Indonesia tidak jarang membingungkan karena beberapa faktor. Satu di antara faktor berdasarkan pengalaman pribadi peneliti ketika masih duduk di bangku sekolah dan pada saat menjadi guru honor, yaitu adanya penemuan butir soal yang tidak memenuhi kriteria konstruksi dan bahasa soal yang baik. Hal tersebut tentu membuat siswa merasa perlu berlatih secara intensif mengerjakan soal-soal tersebut. Soal-soal yang dikerjakan sangat memerlukan pemahaman dan ketelitian. Oleh karena itu, suatu kewajaran bagi siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi UN, satu di antaranya adalah membeli buku panduan yang berisi butir-butir soal persiapan UN. Seiring dengan kebutuhan siswa terhadap soal-soal panduan UN, beberapa penerbit buku pun giat menerbitkan buku-buku panduan soal. Hampir di setiap tahun buku-buku panduan soal beredar di pasaran sangat membantu siswa dalam memenuhi kebutuhan belajarnya. Seperti halnya pada buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk SMA/MA yang diterbitkan oleh Intan Pariwara, peneliti mendapatkan fakta bahwa buku tersebut termasuk buku panduan soal yang banyak diminati sekolah dan sangat laku di pasaran. Meskipun buku DetikDetik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk SMA/MA yang diterbitkan oleh Intan Pariwara menjadi buku panduan soal UN yang banyak diminati, semestinya penyusunan soal dalam buku tersebut harus berkualitas. Dalam hal ini, peneliti menemukan beberapa contoh penyusunan butir soal dalam buku tersebut yang diperkirakan terdapat kesalahan penulisan, yaitu pada butir-butir soal sebagai berikut. Halaman 44: 1. Cermati kutipan surat undangan berikut! ....
2
Menindaklanjuti program MGMP Bahasa Indonesia yang telah kita disusun bersama, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk hadir pada pertemuan MGMP Bahasa Indonesia Kota Bogor pada .... Perbaikan yang tepat kalimat dalam surat undangan tersebut adalah . . . Rumusan pokok soal di atas disajikan dengan kalimat yang tidak tepat karena tidak terdapat kata hubung pada yang seharusnya menjadi penghubung antara kata tepat dan kalimat. Secara umum, soal di atas menunjukkan bahwa terdapat indikasi kekeliruan penyusunan butir-butir soal yang disajikan dalam buku. Kekeliruan dalam penyusunan butir-butir soal yang ditemukan semakin memotivasi peneliti untuk melakukan analisis lebih lanjut terkait penyusunan butir soal yang pada dasarnya dapat memengaruhi jawaban siswa dan memengaruhi jumlah peminat buku tersebut pada tahun-tahun selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis butir-butir soal pada buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk SMA/MA terbitan Intan Pariwara yang berisi butir-butir soal pilihan ganda berdasarkan konsep analisis kualitatif butir soal pada aspek konstruksi dan bahasa. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas butir soal pada buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk SMA/MA terbitan Intan Pariwara dari aspek konstruksi dan bahasa. Menurut Widoyoko (2012: 6), “evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.” Widoyoko (2012: 45) berpendapat bahwa, “tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian.” Pengertian tes ini juga diperkuat oleh Djemari (dalam Widoyoko, 2012: 45) dengan pendapatnya sebagai berikut: Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes dapat juga diartikan sebagai sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan maupun pernyataan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hard skills. Berdasarkan teori-teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tes merupakan wujud konkret dari evaluasi terhadap kemampuan seseorang sehingga bisa diketahui kapasitas kemampuan orang itu berdasarkan pengukuran tertentu yang telah ditetapkan sehingga diperoleh suatu penilaian. Tes objektif tipe pilihan pada prinsipnya bervariasi dari yang sederhana misalnya jawaban dua alternatif betul-salah, item tes menjodohkan, sampai pada
3
item tes pilihan ganda yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar kompleks (Sukardi, 2011: 117). Tes pilihan ganda merupakan tes yang pada umumnya memiliki tiga sampai lima alternatif jawaban untuk setiap soal. Alternatif-alternatif jawaban yang tersedia harus dipilih satu dengan pertimbangan tertentu oleh peserta tes sebagai jawaban yang benar. Secara singkat, bagianbagian dari soal pilihan ganda, yaitu stem, options, key, dan distractors. Stem merupakan bagian pokok soal yang merumuskan isi soal. Options merupakan alternatif-alternatif (pilihan-pilihan) jawaban yang menyertai pokok soal. Key merupakan kunci jawaban. Distractors merupakan alternatif-alternatif selain kunci jawaban yang tujuannya mempersulit proses pencapaian jawaban yang benar (Slameto, 2003: 59). Tes pilihan ganda adalah tes yang menyajikan butir soal dengan jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Pada umumnya jumlah alternatif jawaban berkisar antara dua atau lima. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu: (1) pernyataan (stem) dan (2) alternatif-alternatif jawaban (options). Stem dapat dibuat dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Contoh soal dalam tes pilihan ganda adalah sebagai berikut. Stem atau pokok soal: Cermatilah judul karangan berikut! Judul karangan: integrasi alam dan sains dalam pendidikan agama Penulisan judul karangan yang sesuai dengan EyD adalah .... Pilihan jawaban: a. Integrasi Alam dan Sains dalam Pendidikan agama b. Integrasi Alam Dan Sains Dalam pendidikan agama c. Integrasi Alam dan Sains dalam Pendidikan Agama* d. Integrasi alam Dan sains Dalam pendidikan agama e. Integrasi alam dan Sains dalam pendidikan agama Contoh 1 di atas menunjukkan bahwa stem atau pokok soal dapat terdiri atas pernyataan dan pertanyaan, sedangkan jawaban terdiri atas beberapa pilihan jawaban (options). Satu di antara alternatif-alternatif jawaban adalah jawaban yang benar (kunci jawaban) dan jawaban tersebut ditandai dengan asterisk (*). Alternatif-alternatif jawaban yang bukan kunci disebut pengecoh atau distractors (Djemari dalam Widoyoko, 2012). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tes pilihan ganda, yaitu: a. petunjuk pengerjaan soal harus jelas; b. hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar; c. kalimat pokok soal sebaiknya sesuai dengan pilihan jawaban yang tersedia; d. kalimat pokok soal singkat; e. kalimat pokok soal sebaiknya tidak menggunakan bentuk kalimat negatif; f. kalimat pokok butir soal sebaiknya tidak berkaitan dengan butir soal yang lain; g. jika terdapat pilihan jawaban benar lebih dari satu, gunakan kalimat “manakah jawaban paling baik” atau “pilihlah satu yang pasti lebih baik dari yang lain”; h. tidak mengosongkan bagian pertama dari kalimat dalam pokok soal; i. jangan menggunakan bahasa yang terlalu sukar dalam soal; j. sebaiknya tiap butir soal hanya mengandung satu gagasan; k. mengurutkan pilihan jawaban, baik berupa urutan angka atau alfabet; l. pilihan jawaban memunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat pokoknya;
4
m. pilihan jawaban disajikan seragam dari segi panjangnya, sifat uraiannya maupun taraf teknisnya; n. isi dan bentuk pilihan jawaban homogen; o. membuat empat buah alternatif pilihan ganda; p. menghindari penggunaan kata pada kalimat pokok dengan kata yang sama pada pilihan jawaban; q. menghindari redaksi kalimat yang sama dengan buku pelajaran; r. pilihan jawaban sebaiknya tidak bertolak belakang atau benar-benar sama; s. tidak menggunakan kata-kata indikator seperti “selalu”, “kadang-kadang”, atau “pada umumnya” (Arikunto, 1988: 170—171). Analisis kualitatif yang akan peneliti lakukan tentunya berlandaskan pada teori para ahli. Berikut ini adalah pedoman analisis kualitatif butir soal pada aspek konstruksi dan bahasa setelah peneliti menyarikan teori-teori terkait pedoman penyusunan tes pilihan ganda yang telah dipaparkan sebelumnya. Aspek Konstruksi: 1. gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya (teks) harus jelas dan berfungsi; 2. pokok soal dirumuskan dengan singkat (tidak bertele-tele) dan tegas (fokus pada satu pertanyaan); 3. pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban; 4. pokok soal menggunakan keterangan cetak miring pada kalimat/kata yang bersifat negatif; 5. isi dan bentuk pilihan jawaban homogen; 6. isi pilihan jawaban logis; 7. hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar atau paling benar; 8. pilihan jawaban yang berbentuk angka/kata disusun berdasarkan urutan angka/alfabetnya; 9. butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya; Aspek Bahasa: 1. soal dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 2. pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali satu kesatuan pengertian. METODE PENELITIAN Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data-data dalam metode deskriptif berupa fakta-fakta, gambaran, dan bukan angka-angka sehingga laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2010: 11). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lima paket soal UN yang berjumlah 237 butir soal pilihan ganda meliputi 50 Soal Kompetensi 1 (meliputi keterampilan membaca: memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, laporan, karya ilmiah, teks pidato, berbagai jenis paragraf (naratif, deskriptif, argumentatif, persuatif, dan ekspositif), serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, cerpen, drama, novel, biografi, karya sastra berbagai angkatan dan sastra Melayu Klasik.), 37 Soal
5
Kompetensi 2 (meliputi keterampilan menulis: menulis, menyunting, dan menggunakan berbagai jenis acana tulis untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, teks pidato, artikel/esai, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notula, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, novel, kritik, dan esai dengan mempertimbangkan kesesuaian isi dengan konteks, kepadanan, ketepatan struktur, ejaan, pilihan kata, dan penggunaan bahasa), 50 Soal Latihan Menghadapi UN (meliputi keterampilan membaca dan menulis), 50 Soal Try Out UN (meliputi keterampilan membaca dan menulis), dan 50 Soal Prediksi UN 2013 (meliputi keterampilan membaca dan menulis). Data yang terdiri atas 237 butir soal tersebut dianalisis berdasarkan aspek konstruksi dan bahasa. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu teknik tidak langsung melalui studi dokumenter dengan cara sebagai berikut. a. Membaca tiap-tiap butir soal pada lima paket soal UN secara cermat dalam buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk SMA/MA terbitan Intan Pariwara. b. Mengidentifikasi butir soal berdasarkan masalah, yaitu terkait penyajian butir soal dari aspek konstruksi dan bahasa. c. Mengklasifikasi butir soal ke dalam tabel pengumpul data. d. Menghitung jumlah butir soal berdasarkan klasifikasi data yang dianalisis. Alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dengan alat bantu berupa lembar instrumen rencana penelitian. Peneliti sebagai instrumen kunci bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan penelitian; menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data penelitian. Teknik analisis data gunakan untuk menganalisis data. Sanafiah Faisal dalam Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2010: 166-168) mengatakan bahwa kegiatan menganalisis data kualitatif meliputi tahapan berikut ini. 1. Menyiangi Data (Mereduksi Data) 2. Display Data 3. Menafsirkan Data 4. Menyimpulkan dan Verifikasi 5. Meningkatkan Keabsahan Hasil 6. Narasi Hasil Analisis Berdasarkan konsep di atas, teknik analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yang peneliti lakukan sebagai berikut. a. Menginterpretasikan tiap-tiap butir soal berdasarkan pedoman analisis kualitatif butir soal dari aspek konstruksi dan bahasa. b. Memberi rekomendasi terhadap penyajian butir soal yang tidak sesuai dengan pedoman analisis. c. Membuat simpulan terhadap hasil analisis secara keseluruhan. Kriteria dalam menentukan kualitas butir soal yang telah dianalisis menggunakan kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan. Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan merupakan kriteria yang disusun hanya dengan memerhatikan
6
rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa yang dilakukan dengan membagi rentangan bilangan, yaitu: a. nilai 5 (Baik Sekali), jika mencapai 81—100%; b. nilai 4 (Baik), jika mencapai 61—80%; c. nilai 3 (Cukup), jika mencapai 41—60%; d. nilai 2 (Kurang), jika mencapai 21—40%; e. nilai 1 (Kurang Sekali), jika mencapai < 21% (Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, 2010: 35). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, terdapat butir soal yang sudah memenuhi aspek konstruksi dan bahasa, namun terdapat pula butir soal yang tidak memenuhi aspek tersebut. Hasil analisis secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut: Ketidaksesuaian Kesesuaian Kedua Aspek No Paket Soal Aspek (Konstruksi dan Bahasa) Konstruksi Bahasa 1. Soal Kompetensi 1 50 9 soal 19 soal 25 soal 2. Soal Kompetensi 2 37 5 soal 13 soal 19 soal 3. Soal Latihan UN 50 10 soal 7 soal 34 soal 4. Soal Try Out 50 11 soal 3 soal 40 soal 5. Soal Prediksi UN 50 12 soal 5 soal 34 soal Jumlah Soal 237 47 soal 47 soal 152 soal Tabel. Hasil Analisis Butir Soal Secara keseluruhan, soal yang memenuhi aspek konstruksi berjumlah 190 butir soal, sedangkan yang tidak memenuhi aspek tersebut berjumlah 47 butir soal. Soal yang memenuhi aspek bahasa berjumlah 190 butir soal, sedangkan yang tidak memenuhi aspek tersebut berjumlah 47 butir soal. Secara keseluruhan, butir soal dalam buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia terbitan Intan Pariwara yang memenuhi aspek konstruksi dan bahasa berjumlah 152 dari 237 butir soal penelitian, sedangkan yang tidak memenuhi kedua aspek tersebut berjumlah 85 butir soal. Jumlah tersebut menunjukkan kualitas butir soal dari aspek konstruksi dan bahasa berdasarkan kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan sebagai berikut: a. nilai 5 (Baik Sekali), jika mencapai 81—100%; b. nilai 4 (Baik), jika mencapai 61—80%; c. nilai 3 (Cukup), jika mencapai 41—60%; d. nilai 2 (Kurang), jika mencapai 21—40%; e. nilai 1 (Kurang Sekali), jika mencapai < 21%. Jumlah Soal/Paket
Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal yang memenuhi aspek konstruksi berjumlah 190 butir soal, sedangkan yang tidak memenuhi aspek tersebut berjumlah 47 butir soal. Soal yang memenuhi aspek bahasa berjumlah 190 butir soal, sedangkan yang tidak memenuhi aspek tersebut berjumlah 47 butir soal. Secara keseluruhan, butir soal dalam buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia terbitan Intan Pariwara yang memenuhi aspek konstruksi dan 7
bahasa berjumlah 152 dari 237 butir soal penelitian, sedangkan yang tidak memenuhi kedua aspek tersebut berjumlah 85 butir soal. Kualitas butir soal dari aspek konstruksi mendapat nilai 4 (Baik) dengan persentase 80,16%. Kualitas butir soal dari aspek bahasa mendapat nilai 4 (Baik) dengan persentase 80, 16%. Kualitas butir soal dari aspek konstruksi dan bahasa mendapat nilai 4 (Baik) dengan persentase 64,13%. Pembahasan Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa butir-butir soal dari buku Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMA/MA Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah butir soal sebanyak 237 butir dari tiap-tiap bagian soal, yaitu Soal Kompetensi 1 sebanyak 50 butir, Soal Kompetensi 2 sebanyak 37 butir, Soal Latihan Ujian Nasional sebanyak 50 butir, Soal Try out sebanyak 50 butir, dan Soal Prediksi sebanyak 50 butir. Pembahasan beberapa soal dapat dilihat dari sebagai berikut. Soal Pendalaman (Buku Detik-Detik Ujian Nasional halaman 19) Soal nomor 3 Bacalah dengan saksama kutipan cerpen berikut. 1) Nini! Engkau sakit; engkau mungkin dapat turut merayakan ˮHari Angkatan Perang” dalam kamarmu. 2) Kutahu, di dinding bilikmu terpancang ˮmerah putih”. 3) Banyak kenangan niscaya melayang dalam pikiranmu kepada waktu yang silam ketika engkau memperjuangkan tanah air. 4) Tetapi aku berjanji akan lebih memasang mata dan telinga bagimu betapa hari ini dirayakan di Sukabumi. 5) Seluruh kota sampai ke pelosok-pelosok desa, di mana orang ramai tidak akan lewat, seluruh kota dan desa itu bermandikan sang Dwiwarna. 6) Orang agak berada berlomba-lomba memasang bendera yang paling bagus dan paling besar: dari sutra ataupun kashmir. 7) Tetapi yang tidak dapat membayar lawon Rp10,00 semeter gembira juga menghiasi halaman rumah dengan kertas bergerisik. Sumber: Aoh K. Hadimadja, ˮHari Angkatan Perang” dalam Manusia dan Tanahnya, Jakarta, Balai Pustaka, 2011 Latar tempat dalam kutipan cerpen ditunjukkan nomor . . . . A. 1) dan 3) B. 2) dan 4) C. 3) dan 6) D. 4) dan 7) E. 5) dan 6) Aspek Konstruksi a) Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Pokok soal nomor 3 dilengkapi teks paragraf yang tidak jelas dan tidak berfungsi karena tidak terdapat kesalahan dalam penyajian teksnya. Pokok soal nomor 3 dilengkapi teks cerpen tidak jelas dan berfungsi karena hanya terdapat satu kalimat dalam paragraf ke-2, sedangkan jumlah kalimat dalam satu paragraf minimal terdiri atas dua kalimat. b) Pokok soal nomor 3 sudah dirumuskan dengan singkat dan tegas.
8
c)
Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kata, frasa, atau kalimat dalam soal yang menunjukkan kata, frasa, atau kalimat pada kunci jawaban. d) Pokok soal tidak menggunakan keterangan cetak miring karena memang tidak terdapat kata/frasa yang bersifat negatif. e) Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen. Hal ini dibuktikan dengan materi yang dibicarakan pada pilihan jawaban adalah masalah yang sama dan sesuai dengan pokok soal. Selain itu, panjang/pendeknya penulisan pilihan jawaban juga setara. f) Isi pilihan jawaban logis. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kalimat dalam pilihan jawaban yang masuk akal dan berfungsi sebagai pilihan jawaban yang dapat dipertimbangkan sebagai kunci jawaban. g) Hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar atau paling benar. Hal ini dibuktikan dengan adanya satu pilihan jawaban berupa latar tempat yang tepat dalam kutipan cerpen tersebut, yaitu B. h) Pilihan jawaban berbentuk angka sudah disusun berdasarkan urutan angkanya. Hal ini dibuktikan dengan urutan angka terkecil hingga terbesar, yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat keterkaitan jawaban soal nomor 3 (tentang latar tempat dalam cerpen) dengan jawaban soal sebelumnya (tentang amanat dalam novel). Aspek Bahasa a) Soal dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. b) Pilihan jawaban tidak mengulangi kata/kelompok kata yang sama dengan yang terdapat pada pokok soal. Soal Pendalaman (Buku Detik-Detik Ujian Nasional halaman 40) Soal nomor 2 Cermati paragraf berikut! Pemerintah sudah saatnya memiliki kemauan politik untuk menekan subsidi energi. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan yang tepat. Pemerintah harus mengalihkan anggaran subsidi energi untuk pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut yaitu gedung sekolah, trotoar, jalan, dan jembatan, atau transportasi publik yang nyaman dan murah. Ekonom, pelaku usaha, dan bankir mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di daerah akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyebaran dana subsidi yang lebih adil. Mereka juga menekankan perlunya pembangunan infrastruktur transportasi publik yang murah dan nyaman di kota besar. Langkah ini akan mendorong masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang pada akhirnya bisa menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Padahal, langkah tersebut dapat menekan subsidi BBM. Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/22/09080682/Alihkan.Subsi di.Bangun.Jalan
9
Kata penghubung yang tercetak miring dapat diperbaiki . . . . A. seperti, dan, mungkin B. di antaranya, yakni, apabila C. misalnya, serta, bahkan D. yakni, dan, sebab E. seperti, mungkin, karena Aspek Konstruksi a) Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Pokok soal nomor 2 dilengkapi teks paragraf yang jelas dan berfungsi karena tidak terdapat kesalahan dalam penyajian teksnya. b) Pokok soal nomor 2 sudah dirumuskan dengan singkat dan tegas. c) Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kata, frasa, atau kalimat dalam soal yang menunjukkan kata, frasa, atau kalimat pada kunci jawaban. d) Pokok soal tidak menggunakan keterangan cetak miring karena memang tidak terdapat kata/frasa yang bersifat negatif. e) Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen. Hal ini dibuktikan dengan materi yang dibicarakan pada pilihan jawaban adalah masalah yang sama dan sesuai dengan pokok soal. Selain itu, panjang/pendeknya penulisan pilihan jawaban juga setara. f) Isi pilihan jawaban logis. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kalimat dalam pilihan jawaban yang masuk akal dan berfungsi sebagai pilihan jawaban yang dapat dipertimbangkan sebagai kunci jawaban. g) Hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar atau paling benar. Hal ini dibuktikan dengan adanya satu pilihan jawaban berupa urutan kata penghubung yang tepat untuk paragraf tersebut, yaitu C. h) Pilihan jawaban tidak disusun berdasarkan urutan alfabet. Hal ini dibuktikan dengan pilihan jawaban berupa kata yang tidak disusun sesuai urutan alfabet, yaitu seperti, dan, mungkin; di antaranya, yakni, apabila; misalnya, serta, bahkan; yakni, dan, sebab; seperti, mungkin, karena. i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat keterkaitan jawaban soal nomor 2 (tentang kata penghubung) dengan jawaban soal sebelumnya (tentang frasa). Aspek Bahasa a) Soal tidak menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Soal tidak menunjukkan kalimat tanya yang tepat, yaitu “Kata penghubung yang tercetak miring dapat diperbaiki . . .”. Pokok soal akan lebih tepat jika ditulis “Kata penghubung yang sesuai untuk mengganti kata dicetak miring dalam paragraf tersebut adalah . . .”. b) Pilihan jawaban tidak mengulangi kata/kelompok kata yang sama dengan yang terdapat pada pokok soal. Soal Pendalaman (Buku Detik-Detik Ujian Nasional halaman 57) Soal nomor 2 Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah nomor . . . . A. 1) B. 2)
10
C. 3) D. 4) E. 5) Aspek Konstruksi a) Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Pokok soal nomor dilengkapi teks paragraf yang jelas dan berfungsi karena tidak terdapat kesalahan dalam penyajian teksnya. b) Pokok soal nomor 3 sudah dirumuskan dengan singkat dan tegas. c) Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kata, frasa, atau kalimat dalam soal yang menunjukkan kata, frasa, atau kalimat pada kunci jawaban. d) Pokok soal tidak menggunakan keterangan cetak miring padahal terdapat kata/frasa yang bersifat negatif, yaitu “tidak baku”. e) Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen. Hal ini dibuktikan dengan materi yang dibicarakan pada pilihan jawaban adalah masalah yang sama dan sesuai dengan pokok soal. Selain itu, pilihan jawaban berupa angka. f) Isi pilihan jawaban logis. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan nomor kalimat dalam pilihan jawaban yang masuk akal dan berfungsi sebagai pilihan jawaban yang dapat dipertimbangkan sebagai kunci jawaban. g) Hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar atau paling benar. Hal ini dibuktikan dengan adanya satu pilihan jawaban berupa pilihan kalimat dengan kata tidak baku yang tepat dalam paragraf tersebut, yaitu D. h) Pilihan jawaban berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan angka atau alfabetnya. Hal ini dibuktikan dengan urutan angka terkecil hingga terbesar, yaitu 1—5. i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat keterkaitan jawaban soal nomor 3 (tentang kata tidak baku) dengan jawaban soal sebelumnya (tentang fakta). Aspek Bahasa a) Soal tidak menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (sama dengan nomor 2). b) Pilihan jawaban tidak mengulangi kata/kelompok kata yang sama dengan yang terdapat pada pokok soal. Soal Pendalaman (Buku Detik-Detik Ujian Nasional halaman 68) Soal nomor 6 Kasus Laka Lantas Polda Metro Jaya
Tahun
800 600 400 200 0
Meninggal dunia Luka ringan Luka berat Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Bulan
Grafik. Kasus Laka Lantas Polda Metro Jaya 11
Kalimat pernyataan yang sesuai dengan isi grafik tersebut adalah . . . A. Jumlah korban meninggal dunia pada Januari dan Maret 2011 sama. B. Korban luka berat terbanyak terjadi pada April 2011. C. Korban luka ringan paling sedikit terjadi pada Mei 2011. D. Korban meninggal dunia paling banyak terjadi pada April 2011. E. Korban luka berat paling sedikit terjadi pada April 2011. Aspek Konstruksi a) Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Pokok soal nomor 6 dilengkapi grafik yang jelas dan berfungsi karena tidak terdapat kesalahan dalam penyajian grafiknya. b) Pokok soal nomor 6 sudah dirumuskan dengan singkat dan tegas. c) Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kata, frasa, atau kalimat dalam soal yang menunjukkan kata, frasa, atau kalimat pada kunci jawaban. d) Pokok soal tidak menggunakan keterangan cetak miring karena memang tidak terdapat kata/frasa yang bersifat negatif. e) Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen. Hal ini dibuktikan dengan materi yang dibicarakan pada pilihan jawaban adalah masalah yang sama dan sesuai dengan pokok soal. Selain itu, panjang/pendeknya penulisan pilihan jawaban juga setara. f) Isi pilihan jawaban tidak logis. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kalimat dalam pilihan jawaban yang menyatakan bahwa kasus laka lantas terjadi pada tahun 2011, sedangkan tidak terdapat keterangan tahun pada grafik yang disajikan. Akan tetapi, pernyataan selain keterangan tahun pada pilihan jawaban sudah logis karena dapat dipertimbangkan sesuai isi grafik. g) Tidak terdapat pilihan jawaban yang benar atau paling benar karena tidak ada satu pun pernyataan pilihan jawaban yang sesuai dengan grafik. h) Pilihan jawaban yang berbentuk angka/kata disusun berdasarkan urutan angka/alfabetnya. Pilihan jawaban pada soal nomor 6 memang tidak berbentuk angka/kata, tetapi berbentuk kalimat. i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat keterkaitan jawaban soal nomor 6 (tentang pernyataan sesuai grafik) dengan jawaban soal sebelumnya (tentang pernyataan sesuai paragraf). Aspek Bahasa a) Soal dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. b) Pilihan jawaban tidak mengulangi kata/kelompok kata yang sama dengan yang terdapat pada pokok soal. Soal Pendalaman (Buku Detik-Detik Ujian Nasional halaman 94) Soal nomor 21 Ani membenamkan wajahnya di tikar sembahyang berlama-lama malam itu. Seperti biasanya, ia bangun salat Tahajud. Satu kebiasaan yang sudah sejak lama ia lakukan semenjak ia masih duduk di bangku SMP. Namun, akhir-akhir ini ia terlihat lebih tekun. Terutama setelah ayahnya meninggal. Ia mencari tempat bergantung yang jauh lebih kuat. Tanpa
12
pertolongan dan perlindungan dari Sang Pencipta, manusia adalah makhluk yang lemah. Makhluk yang tiada berdaya. Maka, Ani ingin mendapat daya dan kekuatan itu lwat salat di tengah malam. ˮSalat Tahajud adalah salat yang paling utama setelah salat wajib .... Sumber: Utoyo Dimyati, Persahabatan, Yogyakarta, Pustaka Insan Madani, 2008 Pendeskripsian watak tokoh Ani yang menjadi lebih rajin melakukan salat Tahajud disampaikan penulis melalui . . . . A. lingkungan sekitar tokoh B. jalan pikiran tokoh C. tingkah laku tokoh D. percakapan antartokoh E. uraian langsung pengarang Aspek Konstruksi a) Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Pokok soal nomor 21 dilengkapi teks paragraf yang jelas dan berfungsi karena tidak terdapat kesalahan dalam penyajian teksnya. b) Pokok soal nomor 21 sudah dirumuskan dengan tegas namun tidak singkat. Kata “Ani” dalam kalimat soal “Pendeskripsian watak tokoh Ani yang menjadi lebih rajin melakukan salat Tahajud disampaikan penulis melalui . . . .” lebih tepat jika tidak dicetak miring karena kata tersebut sudah ditegaskan dengan kata yang mendahuluinya, yaitu “tokoh”. c) Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kata, frasa, atau kalimat dalam soal yang menunjukkan kata, frasa, atau kalimat pada kunci jawaban. d) Pokok soal tidak menggunakan keterangan cetak miring karena memang tidak terdapat kata/frasa yang bersifat negatif. e) Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen. Hal ini dibuktikan dengan materi yang dibicarakan pada pilihan jawaban adalah masalah yang sama dan sesuai dengan pokok soal. Selain itu, panjang/pendeknya penulisan pilihan jawaban juga setara. f) Isi pilihan jawaban logis. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan frasa dalam pilihan jawaban yang masuk akal dan berfungsi sebagai pilihan jawaban yang dapat dipertimbangkan sebagai kunci jawaban. g) Hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar atau paling benar. Hal ini dibuktikan dengan adanya satu pilihan jawaban berupa pendeskripsian watak tokoh yang tepat untuk novel tersebut, yaitu C. h) Pilihan jawaban yang berbentuk angka/kata disusun berdasarkan urutan angka/alfabetnya. Pilihan jawaban pada soal nomor 21 memang tidak berbentuk angka/kata, tetapi berbentuk frasa. i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat keterkaitan jawaban soal nomor 21 (tentang pendeskripsian watak) dengan jawaban soal sebelumnya (tentang opini). Aspek Bahasa a) Soal dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
13
b) Pilihan jawaban tidak mengulangi kata/kelompok kata yang sama dengan yang terdapat pada pokok soal. Soal Pendalaman (Buku Detik-Detik Ujian Nasional halaman 99) Soal nomor 47 Cermati paragraf berikut! Semakin meningkatnya animo masyarakat melancong ke berbagai tempat di Indonesia tidak hanya . . . industri pariwisata, tetapi juga meniupkan angin segar bagi industri ekonomi kreatif. Pasalnya, setiap kunjungan itu . . . efek positif terhadap industri transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga . . . masyarakat setempat. Kata berimbuhan yang sesuai melengkapi paragraf tersebut adalah . . . . A. menghidupkan, memiliki, kerajinan B. dihidupkan, miliki, pengrajin C. menghidupi, miliki, perajin D. kehidupan, pemilik, perajin E. penghidupan, pemilik, kerajinan Aspek Konstruksi a) Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Pokok soal nomor 47 dilengkapi teks paragraf yang jelas dan berfungsi karena tidak terdapat kesalahan dalam penyajian teksnya. b) Pokok soal nomor 47 sudah dirumuskan dengan singkat dan tegas. c) Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kata, frasa, atau kalimat dalam soal yang menunjukkan kata, frasa, atau kalimat pada kunci jawaban. d) Tidak terdapat kata/frasa bersifat negatif yang harus dicetak miring. e) Isi dan bentuk pilihan jawaban homogen. Hal ini dibuktikan dengan materi yang dibicarakan pada pilihan jawaban adalah masalah yang sama dan sesuai dengan pokok soal. Selain itu, panjang/pendeknya penulisan pilihan jawaban juga setara. f) Isi pilihan jawaban logis. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata dalam pilihan jawaban yang masuk akal dan berfungsi sebagai pilihan jawaban yang dapat dipertimbangkan sebagai kunci jawaban. g) Hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar atau paling benar. Hal ini dibuktikan dengan adanya satu pilihan jawaban berupa kata berimbuhan yang tepat untuk paragraf tersebut, yaitu A. h) Pilihan jawaban tidak disusun berdasarkan urutan alfabet. Hal ini dibuktikan dengan pilihan jawaban berupa kata yang tidak disusun sesuai urutan alfabet, yaitu menghidupkan, memiliki, kerajinan; dihidupkan, miliki, pengrajin; menghidupi, miliki, perajin; kehidupan, pemilik, perajin; penghidupan, pemilik, kerajinan. i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat keterkaitan jawaban soal nomor 47 (tentang kata berimbuhan) dengan jawaban soal sebelumnya (tentang peribahasa). Aspek Bahasa a) Soal tidak menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak tepat tampak pada pertanyaan “Kata berimbuhan yang sesuai
14
melengkapi paragraf tersebut adalah . . . .” akan lebih tepat jika ditulis “Kata berimbuhan yang sesuai untuk melengkapi paragraf tersebut adalah . . . .” b) Pilihan jawaban tidak mengulangi kata/kelompok kata yang sama dengan yang terdapat pada pokok soal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis butir soal dari aspek konstruksi dan bahasa yang telah peneliti lakukan, jumlah soal yang memenuhi aspek konstruksi berjumlah 190 butir soal, sedangkan 47 butir soal tidak memenuhi kriteria tersebut. Selain itu, jumlah soal yang memenuhi aspek bahasa juga berjumlah 190 butir soal dan 47 butir soal tidak memenuhi kriteria tersebut. Secara keseluruhan, butir soal yang memenuhi kedua aspek, yaitu aspek konstruksi dan bahasa berjumlah 152 butir soal, sedangkan 85 butir soal tidak memenuhi kedua kriteria tersebut. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pihak-pihak pembuat soal harus teliti dalam menyajikan soal agar peserta tes dapat mengukur pengetahuannya secara maksimal. Penerbit juga harus membuat soal-soal yang berkualitas, khususnya pada aspek konstruksi dan bahasa pada butir soal yang hendak disajikan. Butir soal yang berkualitas tentunya dapat menunjang kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal bahasa Indonesia dengan pemahaman dan ketelitian. Peneliti juga berharap agar para guru dan siswa cermat dalam memilih buku soal karena tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan soal yang tidak disengaja oleh pembuat soal. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1988. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darmawati, Uti dan Budi Artati. 2013. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013: untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara. Masidjo. 2010. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Moleong, Lexi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Slameto. 2003. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
15